Abstract
Bangunan gedung bertingkat memiliki beberapa komponen yang dianggap sebagai komponen struktur, salah
satu komponen tersebut adalah pelat lantai. Seiring perkembangan zaman, pelat lantai juga mengalami
perkembangan dimana yang pada awalnya hanya pelat konvensional. Sekarang ini ada berbagai macam pelat
lantai, diantranya yang lazim digunakan adalah plat dengan balok. Masing-masing sistem pelat ini memiliki
kelebihan dan kekurangan tersendiri. Pemilihan pelat ini dapat disesuaikan dengan tujuan dan fungsi dari
struktur yang diinginkan.
Secara umum, penggunaan plat lantai beton di Indonesia adalah dengan menggunakan plat lantai dengan balok
melintang. Akan tetapi terdapat beberpapa masalah dalam lapangan mengenai besaran balok dengan bentang
panjang mengurangi tinggi lantai terpasang.
Tujuan penelitian ini adaah untuk mengetahui perbandingan volume antara flat plate dan flat slab dengan drop
panel yang mumpunyai rasiopunching shear setara antara setiap bentang antar kolom. Dapat merencanakan
dan membandingkan permodelan struktur flat plate dan flat slab dengan drop panel yang mampu memikul
beban yang ada sesuai persyaratan yang berlaku di Indonesia (SNI 1727:2020, SNI 2847:2019).
1
Jurnal Teknik Sipil
PENDAHULUAN
Bangunan gedung bertingkat memiliki
beberapa komponen yang dianggap sebagai
komponen struktur, salah satu komponen
tersebut adalah pelat lantai. Seiring Mulai
perkembangan zaman, pelat lantai juga
mengalami perkembangan dimana yang pada
awalnya hanya pelat konvensional. Sekarang
ini ada berbagai macam pelat lantai, Perumusan masalah
diantranya yang lazim digunakan adalah plat
dengan balok. Masing-masing sistem pelat
ini memiliki kelebihan dan kekurangan
tersendiri. Pemilihan pelat ini dapat Tinjauan pustaka
disesuaikan dengan tujuan dan fungsi dari
struktur yang diinginkan.
Setiap plat lantai mempunyai keunggulan
masing – masing, diantaranya mempuinyai
Permodelan flat Permodelan flat plat
kekakuan yang lebih tinggi, dan kesulitan plate dengan drop panel
pengerjaan yang berbeda. Hal ini dapat
menentukan jenis plat seperti apa yang akan
digunakan dalam sebuah bangunan gedung.
Untuk mengatasi hal tersebut maka
diperlukannya perbadingan masing – masing Running etabs
permodelan plat lantai. Tidak Tidak
ok ok
Secara umum, penggunaan plat lantai beton
di Indonesia adalah dengan menggunakan
plat lantai dengan balok melintang. Akan
tetapi terdapat beberpapa masalah dalam
Cek
lapangan mengenai besaran balok dengan
kesesuaian
bentang panjang mengurangi tinggi lantai desain
terpasang.
Pada Tugas Akhir ini akan membandingkan o
volume dan kapasitas momen rasio pada k
penggunaan flat plate dan flat slab dengan
drop panel dengan variasi bentang 4x4 meter, Analisis
METODE PENELITIAN
Metode penelitian melalui tahap
pembebanan yang disesuaikan dengan
Variasi denah pelat lantai. Selanjutnya hasil Data Teknis
dari perhitungan digunakan sebagai Sumber informasi tentang gambar denah flat plate
pembebanan pada permodelan ETABS. dan flat slab dengan drop panel beton bertulang
Langkah – langkah yang ditempuh peneliti menggunakan :
dalam permodelan flat plate dan flat slab Dimensi Pelat : 4m x 4m, 6m x 6m, 8m
dengan drop panel tergambar pada bagan alir x 8m, 10m x 10m
(Flow Chart) sebagai berikut : Kantilever : ¼ bentang antar kolom
Tinggi lantai : 4 meter
Mutu beton fc’ : 30 Mpa
Mutu tulangan Fy : BjTS 420A Mpa
Gambar Layout
2
Jurnal Teknik Sipil
Denah menggunakan ukuran 4m x 4m, 6m x Setelah run analisis langsung concrete slab design,
6m, 8m x 8m, dan 10m x10m dengan maka didapat hasil analisis sebagai berikut :
kantilever ¼ bentang :
Perhitungan Pembebanan
Pembebanan ruang pertemuan berdasarkan
SNI-1727-Tahun 2020.
Lobi 4,79
Total 4,79
Kombinasi pembebanan :
1,2 DL + 1,6 LL
Gambar 4.12 Slab design strips bottom rebar arah B flat plat 10 x 10
meter
Jurnal Teknik Sipil
Flat Slab
Flat dengan
N Plate Drop Selisi
Berdasarkan hasil analis etabs v.18, didapat Panel
o h (%)
data output seperti table dibawah :
8x8 8x8
Tabel 3. Output data flat plat 10 x 10 meter meter meter
berdasar concrete slab design etabs v.18
Volume 21,88
Flat Plate 1 46,08 36
N beton %
Hasil Data Output Etabs (m³)
o 10 x 10
meter Volume 2775,01 3351,186 20,76
2
1 Dimensi h pelat etabs (cm) 45 tulanga 92 14 %
n (kg)
2 Volume Beton (m³) 101,25
0,00
3 Volume Tulangan D16 (kg) 5755,76 3 Punchin 0,984 0,984
%
g shear
4 Rasio punching shear ≤ 1 0,905
boleh melebihi angka rasio lebih dari 1. memiliki volume 101,25 m³ lebih banyak
Dalam hal ini ketebalan pelat dan 33,33% dibandingkan dengan flat slab dengan
ketebalan drop panel berpengaruh drop panel dengan volume 67,5 m³. Volume
terhadap rasio punching shear. Dari tulangan pada flat slab dengan drop panel
penelitian-penelitian sebelumnya memiliki volume 6008,7 kg lebih banyak 4,39%
didapatkan bahwa tahanan dari punching dengan volume 5755 kg.
shear cenderung didasarkan dari kuat b) Volume beton pelat bentang bentang 8 x 8 meter
tarik beton, dimana kuat tarik pada beton berdasarkan perhitungan flat plat memiliki
memiliki hubungan dengan kuat tekan volume 46 m³ lebih banyak 21,88%
beton. Sedangkan untuk tulangan dibandingkan dengan flat slab dengan drop
cenderung didasarkan pada perhitungan panel dengan volume 36 m³. Volume tulangan
momen ultimate dimana disetiap pada flat slab dengan drop panel memiliki
permodelan berbeda dengan bentang yang volume 3351 kg lebih banyak 20,75% dengan
sama untuk bagian tulanga lapangan dan volume 2775 kg.
ada perbedaan pada tulangan tumpuan c) Volume beton pelat bentang bentang 6 x 6 meter
disebabkan oleh gaya geser Vu agar berdasarkan perhitungan flat plat memiliki
memenuhi syarat ijin Vc > Vu. Hasil volume 18,63 m³ lebih banyak 13,04%
perhitungan gaya geser dapat dilihat, dibandingkan dengan flat slab dengan drop
sebagai berikut : panel dengan volume 16,2 m³. Volume tulangan
a) Berdasarkan analisa denah 10 x 10 meter pada flat slab dengan drop panel memiliki
flat plat design didapat gaya Vc = 1364,4 volume 1310 kg lebih banyak 21,3% dengan
kN/m² > Vu = 1235,2 kN/m². Apabila volume 1080 kg.
dalam rasio adalah 0,905. Flat slab d) Volume beton pelat bentang bentang 4 x 4 meter
dengan drop panel design didapat gaya berdasarkan perhitungan flat plat memiliki
Vc = 1364,4 kN/m² > Vu = 1242,17 volume 5,04 m³ lebih banyak 7,14%
kN/m². Apabila dalam rasio adalah 0,91. dibandingkan dengan flat slab dengan drop
b) Berdasarkan analisa denah 8 x 8 meter flat panel dengan volume 4,68 m³. Volume tulangan
plat design didapat gaya Vc = 1364,4 pada flat slab dengan drop panel memiliki
kN/m² > Vu = 1343 kN/m². Apabila volume 469 kg lebih banyak 19,23% dengan
dalam rasio adalah 0,984. Flat slab dengan volume 393 kg.
drop panel design didapat gaya Vc =
1364,4 kN/m² > Vu = 1343 kN/m². Saran
Apabila dalam rasio adalah 0,984. 1. Untuk pelat lantai bentang panjang disarankan
c) Berdasarkan analisa denah 6 x 6 meter flat menggunakan flat slab dengan drop panel untuk
plat design didapat gaya Vc = 1364,4 mengurangi ketebalan pelat. Karena lebih efisien
kN/m² > Vu = 1215 kN/m². Apabila dalam penggunaan material.
dalam rasio adalah 0,891. Flat slab dengan 2. Untuk pelat lantai bentang pendek disarankan
drop panel design didapat gaya Vc = menggunakan flat plat. Karena minim lebih
1364,4 kN/m² > Vu = 1212 kN/m². biaya sederhana dalam pengerjaanya.
Apabila dalam rasio adalah 0,89.
d) Berdasarkan analisa denah 4 x 4 meter flat DAFTAR PUSTAKA
plat design didapat gaya Vc = 1364,4
kN/m² > Vu = 1030, 81 kN/m². Apabila
Fransiska Nikita Constantine Marthin D.J.
dalam rasio adalah 0,756. Flat slab dengan
Sumarjow, Ronny Pandaleka. 2019. Studi
drop panel design didapat gaya Vc =
Perbandingan Analisis Flat Slab dan Flat Plate.
1364,4 kN/m² > Vu = 990 kN/m². Apabila
Manado : Universitas Sam Ratulangi.
dalam rasio adalah 0,756.
Daniel Rumbi Teruna, Stanley Prawira. 2018. Studi
2. Berdasar analisis desain etabs v.18,
Perbandingan Penggunaan Flat Plat dan Flat
dalam desain flat slab memiliki kebutuhan
Slab dengan Drop Panel Pada Struktur
volume beton lebih tinggi . Sedangkan
Bangunan Ditinjau Dari Segi Volume. Medan :
untuk flat slab dengan drop panel
Universitas Sumatra Utara.
memiliki kebutuhan besi tulangan lebih
tinggi. Hasil perhitungan volume beton
Samsul A Rahman Sidik Hasibuan, Dwi Kurniati,
dan tulangan, sebagai berikut :
Mega Puspita Sari. 2020. Desain dan Analisis
a) Volume beton pelat bentang bentang 10 x
Flat Slab dengan Sowtware Matlab.
10 meter berdasarkan perhitungan flat plat
Yogyakarta : Universitas Teknologi Yogyakarta.
6
Jurnal Teknik Sipil
Agus Setiawan. 2016. Perancangan Struktur Untuk Bangunan Gedung. Badan Standardisasi
Beton Bertulang. Jakarta : Erlangga. Nasional.
Mohammad Fichriz Abdillah. 2029. Studi Badan Standarisasi Nasional. 2020. SNI 1727-2020
Perumusan Punching Shear Pada Sistem Beban Desain Minimum dan Kriteria Terkait
Struktur Flat Plate Tanpa Perkuatan Untuk Beban Bangunan Gedung. Badan
Geser. Surabaya : Institut Teknologi Standardisasi Nasional.
Sepuluh Nopember. Badan Standarisasi Nasional. 2017. SNI 2052-2017
Baja Tulangan Beton. Badan Standardisasi
Badan Standarisasi Nasional. 2019. SNI Nasional.
2847-2019 Persyaratan Beton Struktural
7
Jurnal Teknik Sipil
8
Jurnal Teknik Sipil