Anda di halaman 1dari 66

9.

Elemen – elemen jembatan


9.1 Umum
Jembatan terdiri atas banyak elemen yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Oleh
karena itu, elemen-elemen jembatan dibagi dalam beberapa level hierarki dalam prosedur
pemeriksaan jembatan.

Jembatan memiliki lima level dalam sistem hierarkinya, adalah sebagai berikut :
- Level 1 adalah jembatan secara keseluruhan, dan mempunyai kode elemen 1.000 -
jembatan.
- Level 2 terdiri dari dua struktur utama jembatan dan aliran sungai/tanah timbunan, yaitu :

2.200 Aliran sungai/tanah timbunan,


2.300 Bangunan bawah,
2.400 Bangunan atas.

- Level 3 adalah komponen utama yang merupakan bagian dari struktur utama jembatan,
yaitu sebagai berikut :

3.210 Aliran sungai


3.220 Bangunan pengaman
3.230 Tanah timbunan
3.310 Fondasi
dan seterusnya

- Level 4 adalah elemen yang merupakan bagian dari komponen utama jembatan.
Contohnya bangunan pengaman dengan kode 3.220 ( level 3 ), terbagi dalam beberapa
elemen yaitu:

4.221 Krib/pengarah arus sungai


4.222 Pengendali dasar sungai (Bottom controller)
4.223 Talud
4.224 Turap
dan seterusnya

Elemen pada level 4 adalah semua jenis elemen jembatan secara keseluruhan, jadi
elemen 4.224 adalah semua elemen turap pada lokasi jembatan.

- Level 5 adalah elemen jembatan yang merupakan bagian dari level 4 tetapi mempunyai
lokasi tertentu pada jembatan. Setiap elemen "level 5" mempunyai kode yang sama
dengan kelompok pada level 4 tetapi mempunyai lokasi yang khusus untuk
membedakannya dari elemen lain dalam kelompok yang sama. Sebagai contoh, elemen
Turap (kode 4.224) pada A1 berarti turap yang letaknya di kepala jembatan 1.

Sistem lokasi untuk elemen level 5 dijelaskan pada Pasal 8.4.

Keseluruhan hierarki elemen jembatan dapat dilihat pada Tabel 22.

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 51


Tabel 22- Hierarki elemen
KODE ELEMEN

KODE LEVEL 1 KODE LEVEL 2 KODE LEVEL 3 KODE LEVEL 4

1.000 Jembatan 2.200 Aliran Sungai/ 3.210 Aliran Sungai 4.211 Tebing Sungai
Tanah
4.212 Aliran Air Utama
Timbunan
4.213 Daerah Genangan Banjir
3.220 Bangunan 4.221 Krib/Pengarah Arus Sungai
Pengendali Dasar Sungai (Bottom
Pengaman 4.222
Controller)
4.223 Talud
4.224 Turap
4.225 Fender
4.226 Dinding Penahan Tanah
4.227 Pengamanan dasar sungai
4.228 Tiang Pengaman
4.229 Pagar Pengaman
3.230 Tanah Timbunan 4.231 Timbunan Jalan Pendekat
4.232 Drainase – Timbunan
4.233 Lapisan Perkerasan
4.234 Pelat Injak
4.235 Tanah Bertulang
2.300 Bangunan 3.310 Fondasi 4.311 Tiang Pancang
Bawah 4.312 Fondasi Sumuran
4.313 Fondasi Langsung
4.314 Angkur
4.315 Fondasi Balok Pelengkung
4.316 Tiang Bor
3.320 Kepala Jembatan / 4.321 Balok Pondasi
Pilar 4.322 Pilar Dinding/Kolom
4.323 Dinding Kepala Jembatan
4.324 Tembok Sayap
4.325 Balok Kepala
4.326 Balok Penahan Gempa/Stoper Lateral
4.327 Penunjang/Pengaku
4.328 Penunjang Sementara
4.329 Drainase Dinding
4.330 Tembok Kepala
4.331 Balok Tiang
2.400 Bangunan 3.410 Sistem Gelagar 4.411 Gelagar
Atas 4.412 Gelagar Melintang
4.413 Diafragma
4.414 Sambungan Gelagar
4.415 Perkuatan Ikatan Angin
4.416 Pelat Pengaku (Stiffener)
4.417 Pelat Penguat (Cover Plate)
4.418 Diafragma Baja Horizontal
4.419 Diafragma Baja Diagonal
4.420 Sambungan Diafragma
3.420 Jembatan pelat 4.421 Pelat Beton Bertulang
4.422 Pelat BetonPracetak Prategang
4.423 Kabel Prategang Melintang
3.430 Pelengkung 4.431 Bagian Lengkung
4.432 Dinding Tegak
4.433 Tanah Timbunan Di atas Pelengkung
3.440 Balok Pelengkung 4.441 Gelagar Balok Pelengkung
4.442 Elemen Balok Pelengkung
4.443 Balok Vertikal

Tabel 22 - Hierarki elemen (lanjutan)


4.445 Balok Pengaku Mendatar
4.446 Sambungan Balok Pelengkung
2.400 Bangunan 3.450 Rangka 4.451 Panel Rangka (Bailey)
Atas (Lanjutan) 4.452 Gelagar Penguat (Bailey)
4.453 Rangka Pengaku (Bailey)
4.454 Raker- Penyokong (Bailey)
4.455 Pin Panel/Surclip (Bailey)
4.456 Clamp (Bailey)
4.457 Angkur Prategang External
4.458 Kabel Prategang External
4.459 Sadel Prategang External
4.461 Batang tepi atas
4.462 Batang tepi bawah
4.463 Batang Diagonal
4.464 Batang Vertikal (RBB, RBR)
4.465 lkatan Angin Atas
4.466 Ikatan Angin Bawah
4.467 Diafragma Rangka
4.468 Gelagar Melintang
4.469 Sambungan / Pelat Buhul /
Pelat Pengisi
4.470 Baut
4.471 Batang Tengah (CH)
4.472 Batang Diagonal Kecil (CH)
4.473 Batang Penahan Gempa
4.474 Portal Ujung
4.475 Pelat Kopel Batang Diagonal
4.476 Pelat Kopel Batang Atas
4.477 Pelat Kopel Batang Tengah
4.478 Pelat Kopel Batang Bawah
4.479 Pelat Kopel Batang Vertikal
4.480 Ikatan Angin Melintang
3.480 Jembatan 4.481 Kabel pemikul
Gantung / Beruji Kabel (Cable
4.482 Batang penggantung
Stayed)
4.483 Kabel penahan ayun
4.484 Kolom pilon
4.485 Pengaku pilon
4.486 Sadel pilon
4.487 Balok melintang (gantung)
4.488 Sambungan (gantung)
3.490 Gelagar Boks / Pratekan 4.491 Dinding Tegak Boks
4.492 Dinding Bawah Boks
4.493 Dinding Atas Boks
4.494 Diafragma Boks
4.495 Blok Angkur
3.500 Sistem Lantai 4.501 Gelagar Memanjang Lantai

4.502 Pelat Lantai ( kayu / beton / baja)

4.503 Pelat baja bergelombang

4.504 Balok Tepi

4.505 Jalur Roda Kendaraan (Lantai Kayu)

4.506 Trotoar / Kerb

4.507 Pipa Cucuran

4.508 Drainase Lantai

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 53


Tabel 22 - Hierarki elemen (lanjutan)
4.509 Lapis Permukaan
4.510 Pelat Beton Acuan Lantai

3.600 Sambungan / Siar muai 4.601 aSambungan/siar muai Baja


4.602 Sambungan/siar muai Baja Profil
4.603 Sambungan/siar muai Karet
4.604 Sambungan/siar muai Aspal
4.605 Sambungan/siar muai lain
3.610 Perletakan 4.611 Landasan Baja
4.612 Landasan Karet
4.613 Landasan Pot
4.614 Bantalan Mortar/Pelat Dasar
4.615 Baut Pengikat (Angkur Gempa)
4.616 Karet Penahan Gempa
3.620 Sandaran 4.621 Tiang Sandaran
4.622 Sandaran Horizontal
4.623 Penunjang Sandaran
4.624 Tembok Sandaran
3.700 Perlengkapan 4.701 Batas-batas ukuran
4.711 Rambu-rambu dan tanda tanda
4.712 Marka Jalan
4.713 Papan Nama
4.714 Patung
4.715 Parapet / Tambok Sedada
4.721 Lampu Penerangan
4.722 Tiang Lampu
4.723 Kabel Listrik
4.731 Utilitas
4.741 Median

4.811 Dinding Tegak


3.810 Gorong gorong Persegi 4.812 Pelat Bawah
Gorong-gorong
4.813 Pelat Atas
2.800 Tanah timbunan di atas gorong-
4.814
gorong
Tanah dasar di bawah struktur
4.815
gorong-gorong
3.820 Gorong-gorong Pipa
3.830 Gorong-gorong Pelengkung
2.900 Lintasan Basah 3.910 Lintasan dengan
Perkerasan
3.920 Lintasan Alam
3.930 Ferry / Ponton

9.2 Nama elemen jembatan


Nama-nama elemen jembatan yang ada pada jembatan secara umum terlihat pada Tabel 22
beserta dengan nomor kode elemennya. Nama untuk beberapa elemen jembatan lainnya
dapat dilihat pada Gambar 22, 23, 24, dan 25.

Nama yang dipakai untuk tipe jembatan yang khusus seperti jembatan gantung, jembatan
Bailey, dan jembatan yang terbuat dari pasangan batu bata dapat dilihat pada pasal yang
bersangkutan.
Gambar 22 - Elemen jembatan

23 - Elemen jembatan (lanjutan)

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 55


Gambar 24 - Elemen jembatan (lanjutan)
Gambar 25 - Elemen jembatan (lanjutan)

9.3 Uraian elemen jembatan


9.3.1 Kode 1.000 - Jembatan
Jembatan adalah struktur jembatan secara keseluruhan dan lingkungannya termasuk daerah
aliran sungai, timbunan jalan pendekat, bangunan bawah, dan bangunan atas.

9.3.2 Kode 2.200- Daerah aliran sungai timbunan (Level 2)


Daerah aliran sungai dan tanah timbunan yang termasuk dalam kelompok besar elemen
level 3 adalah :
 Kode 3.210 (Aliran sungai),
 Kode 3.220 (Bangunan pengaman),
 Kode 3.230 (Tanah timbunan),

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 57


9.3.2.1 Kode 3.210 - Aliran sungai (Level 3)

Gambar 26 – 3.210 Aliran sungai

Aliran sungai yang termasuk dalam level 4/5 elemen adalah :

9.3.2.1.1 Kode 4.211 - Tebing sungai (Level 4)


Tebing sungai dapat meliputi dinding penahan tanah, tebing alam, atau buatan.

9.3.2.1.2 Kode 4.212 - Aliran air utama (Level 4)


Pada umumnya aliran air utama mempunyai aliran air yang tertentu. Meskipun demikian,
ada tempat-tempat ketika aliran air utama bergeser ke samping. Fondasi jembatan dapat
berada dalam keadaan berbahaya jika pola aliran air sungai berubah.

Penggerusan, erosi dan pengikisan dasar sungai biasanya disebabkan oleh tidak cukup
besarnya palung sungai, pola aliran yang berubah atau banyaknya kotoran yang tertimbun.
Hal ini menyebabkan bertambah besarnya kecepatan aliran air sungai atau berubahnya
lokasi aliran sungai.

Sisa-sisa bangunan lama (seperti pilar) dapat mengakibatkan pusaran air serta menghambat
aliran dan tertahannya sampah.

9.3.2.1.3 Kode 4.213 - Daerah genangan banjir (Level 4)

Daerah genangan banjir adalah daerah yang akan digenangi oleh air banjir pada waktu
sungai tidak mampu menampung air, atau air meluap melalui tanggul sungai.

Sebuah jembatan atau timbunan jalan pendekat jembatan dapat berpengaruh terhadap
daerah genangan banjir jika hal tersebut menghalangi aliran.
Gambar 27 – Elemen pada Daerah Aliran Sungai

9.3.2.2 Kode 3.220 - Bangunan pengaman (Level 3)


Pengaman gerusan (scouring) merupakan bagian yang penting dalam suatu jembatan.
Kegagalan/keruntuhan bangunan pengaman dapat menyebabkan runtuhnya jembatan.
Bangunan pengaman yang tercakup dalam elemen level 4/5 adalah :

9.3.2.2.1 Kode 4.221 - Krib/pengarah arus sungai (Level 4)


Krib adalah bangunan menyilang / sejajar arah aliran yang ditujukan guna melindungi tebing
sungai, secara tidak langsung untuk membentuk alur sungai dan mengarahkan arus atau
alirannya. Jenis krib ada 2 (dua) jenis yaitu krib rapat air dan krib lolos air. Krib rapat air
terbuat dari bronjong, timbunan batu kali, sedangkan yang lolos air terbuat dari tiang
pancang kayu atau beton bertulang.

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 59


Gambar 28 – Krib (Bangunan Pengarah Aliran Sungai)

9.3.2.2.2 Kode 4.222 - Bottom controller (Level 4)


Bottom controller adalah konstruksi untuk menaikkan dasar sungai yang mengalami
degradasi atau penurunan dasar sungai yang dapat diakibatkan oleh adanya penggalian
material atau galian C dan secara alamiah.

Konstruksi Bottom Controller ini dapat dibuat dengan menggunakan bahan bronjong atau
matras sampai suatu elevasi tertentu sesuai dengan elevasi yang diharapkan.

Bronjong (bangunan semi permanen) yang digunakan dapat ditumpuk-tumpuk satu diatas
yang lainnya untuk membangun dinding. Jika hal tersebut tidak dilaksanakan dengan baik
dan sesuai dengan spesifikasi, akan timbul masalah seperti penggembungan atau terguling.

Gambar 29 - Bottom controller dengan bahan bronjong

9.3.2.2.3 Kode 4.223 - Talud (Level 4)


Talud adalah konstruksi untuk mengamankan tebing sungai dan timbunan, konstruksi talud
sering mengalami penurunan yang menyebabkan retak dan runtuh.

Gambar 30 - Talud

9.3.2.2.4 Kode 4.224 - Turap (Level 4)


Turap adalah jenis konstruksi yang sering digunakan sebagai dinding penahan tanah.

Turap yang digunakan sebagai dinding penahan tanah dapat menggunakan bahan kayu,
beton atau baja.Turap baja adalah suatu konstruksi yang dapat berupa tiang pancang
khusus (sheet pile) yang digunakan sebagai penahan tanah. Jenis turap baja yang banyak
digunakan adalah jenis baja dengan bentuk tiang pancang khusus yang dapat saling
mengikat.

Gambar 31 - Turap baja yang saling mengikat (sheet pile)

9.3.2.2.5 Kode 4.225 - Fender (Level 4)


Fender digunakan pada sekeliling pilar guna melindungi pilar dari tumbukan kapal atau
sampah/kotoran. Fender dapat berupa suatu sistem tiang yang dipasang baik pada bagian
hulu pilar maupun mengelilingi pilar.

Adakalanya di sekeliling fender dipasang papan untuk mengarahkan aliran air seperti pada
gambar 32

.Gambar 32 - Fender

9.3.2.2.6 Kode 4.226 - Dinding penahan tanah (Level 4)


Pada aliran sungai banyak yang menggunakan dinding penahan tanah dari pasangan batu di
sepanjang tebing sungai sebagai pengaman terhadap gerusan (scouring).

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 61


Gambar 33 - Dinding penahan tanah

9.3.2.2.7 Kode 4.227 - Pengamanan dasar sungai (Level 4)


Pengaman dasar sungai ini diperlukan apabila dasar sungai mengalami degradasi atau
terjadinya gerusan pada daerah pilar. Apabila terjadi degradasi dasar sungai,akan dibuat
suatu bangunan pengatur, yang berfungsi menaikkan kembali dasar sungai yaitu dengan
membangun suatu check dam yang disebut controller pada daerah sebelah hilir jembatan.
Bila terjadi gerusan setempat pada daerah pilar, akan dibangun juga suatu bangunan
pengaman yang berupa bronjong yang disusun sedemikian rupa untuk menghindari
terjadinya gerusan setempat yang berkelanjutan.

Gambar 34 – Pengaman Dasar Sungai

9.3.2.2.8 Kode 4.228 – Tiang pengaman (pada jalan pendekat) (Level 4)


Tiang pengaman ini adalah bagian dari sistem pagar pengaman (guard rail) di jalan
pendekat. Tiang pengaman ini pada umumnya terbuat dari baja.

9.3.2.2.9 Kode 4.229 – Pagar pengaman (pada jalan pendekat) (Level 4)


Pagar pengaman (guard rail) umumnya terbuat dari bahan baja, dan sering mengalami
kerusakan.
Gambar 35 – Pagar pengaman

9.3.2.3 Kode 3.230 - Timbunan (Level 3)


Yang termasuk dalam tanah timbunan adalah timbunan jalan pendekat, drainase timbunan,
lapisan perkerasan, pelat injak, dan tanah bertulang.

Yang termasuk dalam tanah timbunan pada elemen level 4/5 :

9.3.2.3.1 Kode 4.231 - Timbunan jalan pendekat (Level 4)


Timbunan jalan pendekat dapat juga mengalami gangguan yang dapat berakibat tidak
nyamannya pemakai jalan atau tertutupnya jembatan. Beberapa masalah dapat ditimbulkan
oleh :

 pusaran air,
 longsor,
 drainase yang buruk pada jalan pendekat jembatan,
 penurunan/settlement.

Pusaran air

Pusaran air dapat terjadi, baik pada daerah hulu maupun hilir yang mengakibatkan erosi
pada tanah timbunan jalan pendekat.

Jika hal ini diketahui cukup awal, dapat dibangun bangunan pengaman guna pengamanan
terhadap kerusakan yang lebih lanjut.

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 63


Aliran

Abutme
Gerusan n
Sungai
Tepi Sungai
Pusaran

Gambar 9.13 - Contoh pengaruh pusaran air

Gambar 36 – Pusaran air karena penyempitan bukaan aliran sungai

Longsoran

Longsor dapat terjadi jika tumit timbunan hilang karena tergerus.Hal ini dapat mengakibatkan
runtuhnya kepala jembatan. Tanda awal terjadinya kelongsoran ini biasanya dengan
ditemukan penurunan pada jalan pendekat. Hal ini dapat terjadi sampai 25 meter di belakang
kepala jembatan.

Penurunan

Tiang Pancang Patah


Daerah yang Rusak

Gambar 37 – Longsor

9.3.2.3.2 Kode 4.232 - Drainase timbunan (Level 4)


Drainase timbunan, yang termasuk dalam drainase ini adalah :

 saluran tepi di sepanjang timbunan bagian atas atau bawah, dan


 saluran air ke samping dari dasar jalan pendekat.

9.3.2.3.3 Kode 4.233 - Lapisan perkerasan (Level 4)


Lapisan perkerasan adalah struktur perkerasan jalan yang berada pada jalan pendekat.

9.3.2.3.4 Kode 4.234 - Pelat injak (Level 4)


Pelat injak adalah konstruksi beton bertulang yang berada di bawah permukaan jalan di
belakang kepala jembatan guna menyebarkan beban roda ke tanah timbunan.

9.3.2.3.5 Kode 4.235 - Tanah bertulang (Level 4)


Tanah bertulang adalah suatu struktur dinding penahan tanah yang menggunakan
dinding/panel beton dengan strip baja yang berfungsi sebagai angkur.

Panel beton digunakan sebagai dinding penahan dan membuat penampilan yang menarik.
Gambar 38 – Elemen Tanah Timbunan

9.3.3 Kode 2.300 - Bangunan bawah (Level 2)


Bangunan bawah adalah komponen jembatan yang terdiri dari fondasi, kepala jembatan, dan
pilar.

9.3.3.1 Kode 3.310 - Fondasi (Level 3)


Yang termasuk fondasi pada level 4/5, yaitu :

Gambar 39 – Elemen Fondasi

9.3.3.1.1 Kode 4.311 - Tiang pancang (Level 4)


Tiang pancang dapat berupa tiang pancang baja, beton, pipa baja, atau tiang pancang kayu,
baik berbentuk bundar maupun persegi.

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 65


Gambar 40 - berbagai jenis tiang pancang

9.3.3.1.2 Kode 4.312 - Fondasi sumuran /caisson (Level 4)


Terdapat banyak fondasi sumuran. Pada umumnya penggalian fondasi sumuran ini
dilakukan oleh tenaga manusia. Fondasi sumuran ikut turun sejalan dengan penggalian.
Diameter fondasi sumuran berkisar antara 250 cm sampai 450 cm.

Biasanya terdapat dua fondasi sumuran untuk setiap kepala jembatan atau pilar.

Beton mutu 20 MPa

Beton sikop mutu 15 MPa MPa

Beton kedap air mutu 20 MPa

Gambar 41- Fondasi sumuran

9.3.3.1.3 Kode 4.313 – Fondasi langsung (Level 4)


Fondasi langsung umumnya digunakan apabila lapisan tanah pendukung mempunyai
kualitas yang cukup baik, misalnya lapisan batuan. Fondasi langsung ini meneruskan beban
jembatan ke tanah dasar fondasi secara merata. Oleh sebab itu, seluruh bidang kontak
fondasi dengan permukaan tanah dasar harus terpelihara dan tidak terkena erosi.
Gambar 42 – Fondasi langsung

9.3.3.1.4 Kode 4.314 – Angkur (Level 4)


Angkur biasanya digunakan sebagai penghubung kabel atau bagian yang menghubungkan
struktur dengan tanah. Hal ini selalu berhubungan dengan jembatan gantung dan jembatan
kabel. Juga dapat ditemui pada jembatan-jembatan yang mempunyai goyangan arah
horizontal yang besar. Kabel serta angkur digunakan untuk mengurangi goyangan yang
terjadi.

Gambar 43 – Angkur

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 67


9.3.3.1.5 Kode 4.315 – Fondasi balok pelengkung (Level 4)
Jembatan balok pelengkung pada umumnya mempunyai fondasi yang terpisah dari kepala
jembatan.

Gambar 44 - Fondasi balok pelengkung

9.3.3.1.6 Kode 4.316 – Tiang Bor (Level 4)


Tiang bor dilaksanakan dengan membuat lubang dengan cara mengebor dan mengisinya
dengan beton bertulang. Tiang bor biasanya mempunyai diameter 40 sampai 150 cm.

Tiang bor ini mencakup juga tiang desak (displacement pile) seperti Franki piles.

Gambar 45- Tiang bor


Tiang ulir

Sampai saat ini masih banyak dijumpai jenis tiang ulir.Tiang ulir ini dapat dikenali dengan
adanya tiang pengaku diantara tiang baja masif. Tiang baja masif ini mempunyai diameter
sekitar 130 mm.

9.3.3.2 Kode 3.320 - Kepala jembatan/Pilar (Level 3)


Kepala jembatan dan pilar merupakan kelompok elemen yang besar dari suatu jembatan
yang berfungsi meneruskan beban dari bangunan atas ke fondasi.
Yang termasuk level 4/5 untuk kepala jembatan dan pilar adalah :

Gambar 46 – Elemen Kepala jembatan/pilar

9.3.3.2.1 Kode 4.321 – Balok fondasi (Level 4)


Balok fondasi ini adalah elemen yang mengikat tiang-tiang fondasi pada/sekitar permukaan
air atau permukaan tanah.

9.3.3.2.2 Kode 4.322 - Dinding atau Kolom pilar (Level 4)


Kolom atau dinding pada pilar berfungsi untuk meneruskan beban ke kepala tiang. Tinggi
kolom dan dinding dapat mencapai 40 meter pada jembatan yang tinggi. Kolom atau dinding
dapat berupa konstruksi pasangan batu, beton, kayu, atau baja.

9.3.3.2.3 Kode 4.323 - Dinding kepala jembatan (Level 4)


Dinding kepala jembatan digunakan untuk menahan tanah isian/timbunan. Selain itu, dinding
penahan tanah digunakan juga untuk pencegah penggerusan. Dinding kepala jembatan
dapat dibuat dari pasangan batu dan beton.

9.3.3.2.4 Kode 4.324 - Tembok sayap


Tembok sayap sama dengan dinding kepala jembatan, berfungsi untuk menahan tanah
isian/timbunan pada bagian sisi kepala jembatan

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 69


Gambar 47 - Elemen Kepala Jembatan

9.3.3.2.5 Kode 4.325 - Balok kepala (Level 4)


Balok kepala adalah komponen bagian atas dari bangunan bawah jembatan yang berfungsi
untuk meneruskan beban bangunan atas jembatan ke kolom atau dinding bangunan bawah
jembatan.

Balok kepala dapat dibuat dari beton, baja, atau kayu.

Gambar 48 – Elemen Kepala Jembatan

9.3.3.2.6 Kode 4.326 - Balok penahan gempa (Level 4)


Balok penahan gempa berfungsi untuk menahan gaya gempa arah lateral.

9.3.3.2.7 Kode 4.327- Penunjang / Pengaku (Level 4)


Sistem pengaku umumnya dipakai pada konstruksi kayu atau baja. Akan tetapi ada
beberapa jembatan beton yang menggunakan sistem pengaku dari beton bertulang.

Pengaku kayu atau baja Pengaku beton bertulang


Pengaku beton

Gambar 49 – Pengaku Bangunan Bawah (pilar)

9.3.3.2.8 Kode 4.328 - Penunjang sementara (Level 4)


Penunjang sementara ini kadang-kadang digunakan untuk memperkuat jembatan yang
berada dalam kondisi jelek. Penunjang sementara ini dipertimbangkan sebagai bagian dari
jembatan, yang memerlukan pemeriksaan seperti elemen lainnya.

Gambar 50 – Penunjang Sementara

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 71


Penunjang Sementara

Gambar 51 - Penunjang sementara

9.3.3.2.9 Kode 4.329 - Drainase dinding (suling-suling) (Level 4)


Drainase dinding atau suling-suling digunakan pada kepala jembatan atau dinding penahan
tanah untuk mengurangi tekanan air dalam tanah di belakang dinding.

9.3.3.2.10 Kode 4.330 – Tembok kepala (Level 4)


Tembok kepala adalah bagian elemen pada kepala jembatan atau pilar yang berfungsi
sebagai penahan gaya longitudinal bangunan atas jembatan.

9.3.3.2.11 Kode 4.331 – Balok tiang (Level 4)


Balok Tiang adalah komponen bagian atas dari kumpulan tiang pancang yang berbentuk
balok untuk menyatukan bagian atas tiang pancang dan dapat berupa bagian dari bangunan
bawah jembatan.

Gambar 52 – Balok Tiang pada pilar

9.3.4 Kode 2.400 - Bangunan atas (Level 2)


Bangunan atas adalah komponen utama jembatan yang membentang antara pilar dan
kepala jembatan. Bangunan atas ini meliputi lantai jembatan dan semua komponen diatas
landasan, yang termasuk komponen utama dalam level 3 adalah :

 3.410 Sistem gelagar,


 3.420 Jembatan pelat,
 3.430 Pelengkung,
 3.440 Balok pelengkung,
 3.450 Rangka,
 3.480 Jembatan gantung,
 3.500 Sistem lantai,
 3.600 Siar muai,
 3.610 Landasan/perletakan,
 3.620 Sandaran,
 3.700 Perlengkapan.

9.3.4.1 Kode 3.410 - Sistem gelagar (Level 3)

Elemen ini mencakup gelagar, gelagar melintang, diafragma, sambungan, dan ikatan angin.

9.3.4.1.1 Kode 4.411 – Gelagar (Level 4)

Yang dimaksud dengan gelagar adalah gelagar utama yang membentang antara pilar ke
pilar atau ke kepala jembatan. Gelagar utama jembatan dapat terbuat dari kayu, baja, beton
bertulang, atau beton pratekan. Kerusakan-kerusakan pada gelagar harus diperiksa dengan
teliti karena keruntuhan gelagar sangat berbahaya. Jumlah gelagar pada setiap bentang
bervariasi dari dua sampai delapan atau lebih.

Gambar 53 – Sistem Gelagar

9.3.4.1.2 Kode 4.412 - Gelagar melintang (Level 4)


Gelagar melintang adalah gelagar yang menyatukan gelagar utama memanjang dan
berfungsi meneruskan beban dari lantai ke gelagar utama.

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 73


9.3.4.1.3 Kode 4.413 – Diafragma (Level 4)
Diafragma berfungsi sebagai bagian yang memberikan kestabilan dan kekakuan pada
gelagar. Diafragma juga berfungsi untuk mendistribusikan beban dari lantai ke gelagar
utama.

Gambar 54 – Diafragma pada Sistem Gelagar


Gambar 55 - Diafragma

9.3.4.1.4 Kode 4.414 – Sambungan gelagar (Level 4)


Sambungan gelagar adalah sambungan yang berada pada gelagar utama, gelagar
melintang atau diafragma.

Sambungan gelagar ini dapat berupa sambungan las atau sambungan baut.

Gambar 56 – Gelagar Baja dan Sambungan gelagar

9.3.4.1.5 Kode 4.415 – Perkuatan ikatan angin (Level 4)

Perkuatan ikatan angin ini berfungsi untuk mengurangi goyangan ke samping pada
jembatan, dengan cara mengikat gelagar menjadi satu dan kaku.

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 75


Ikatan angin
Tampak Samping

Tampak Atas

Gambar 57 – Perkuatan pada gelagar

Gambar 58 – Diafragma gelagar baja dan sambungan

9.3.4.2 Kode 3.420 - Jembatan pelat (Level 3)


Jembatan pelat adalah jembatan yang berupa pelat beton, beton pratekan pasca
penegangan atau pra penegangan.

Gambar 59 – Jembatan pelat


9.3.4.2.1 Kode 4.421 – Pelat beton bertulang (Level 4)
Jembatan pelat beton bertulang pada umumnya hanya sampai bentang 6 meter. Pelat lantai
merupakan struktur yang tidak mempunyai gelagar dan mempunyai kekuatan sendiri dan
dapat untuk memikul beban berat sendiri dan beban lalulintas. Pelat lantai ini dapat berupa
pelat lantai yang dicor setempat atau pracetak, seperti tampak pada Gambar 48.

9.3.4.2.2 Kode 4.422 – Pelat beton pracetak prategang (Level 4)


Pelat beton pracetak prategang adalah struktur jembatan pelat yang menggunakan sistem
beton prategang. Beton prategang yang digunakan dapat berupa pasca penegangan atau
pra penegangan. Sistem jembatan pelat ini dapat berupa jembatan flat slab atau pelat
berongga (voided slab)

Gambar 60 – Jembatan Pelat Beton Pracetak Pratekan

Gambar 61 – Jembatan Pelat Beton Berrongga (Voided slab)

9.3.4.2.3 Kode 4.423 – Kabel prategang melintang (Level 4)


Kabel prategang melintang adalah kabel atau strand yang berfungsi untuk menyatukan
bagian-bagian pelat pada jenis jembatan flat slab dan jembatan pelat berongga (voided
slab). Kabel prategang ini merupakan bagian yang penting dalam sistem jembatan pelat
beton pracetak, karena menjadikan bagian-bagian pelat menjadi satu dan berfungsi sebagai
kesatuan.

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 77


JEMBATAN PELAT YANG DICOR DITEMPAT

JEMBATAN PELAT PRACETAK

JEMBATAN PELAT BERONGGA

Gambar 62 – Jenis-jenis Jembatan pelat

9.3.4.3 Kode 3.430 - Pelengkung (Level 3)


Pelengkung adalah tipe konstruksi khusus yang merupakan gabungan antara bangunan atas
dan bangunan bawah. Sampai saat ini masih banyak didapati jembatan tipe pelengkung
yang sebagian besar dibangun sebelum tahun 1940.

Kekuatan konstruksi ini tergantung pada gaya pelengkung dari dindingnya. Di bagian atas
pelengkung biasanya diisi tanah atau kerikil dan kemudian diberi perkerasan untuk jalur lalu
lintas. Agar tidak terjadi tekanan air, perlu dibuatkan lubang-lubang pembuangan pada
dinding samping dan pada pelengkungnya. Ini berguna untuk menjaga supaya tekanan
tanah timbunan pada dinding tidak menjadi besar.

Bagian-bagian yang perlu diperiksa pada jembatan pelengkung adalah :


 penggerusan dan stabilitas fondasi,
 bentuk pelengkung secara umum,
 tempat-tempat tertentu yang terdapat retakan atau penggembungan baik pada
pelengkung maupun pada dinding spandrel,
 berfungsinya saluran drainase dan lubang pembuangan,
 tanaman yang tumbuh pada siar muai maupun pada retakan-retakan yang akan
memperlemah bangunan pelengkung.
Tanah timbunan

Gambar 63 - Elemen-elemen pada pelengkung pasangan bata.

Gambar 64 – Elemen pada jembatan pelengkung

9.3.4.3.1 Kode 4.431 - Bagian lengkung (Barrel) (Level 4)


Bagian lengkung (barrel) dapat dibuat dari bahan pasangan batu, beton, atau baja.
Pelengkung beton mempunyai prinsip yang sama dengan pelengkung pasangan bata,
kecuali satu hal, yaitu adanya batu kunci pada pelengkung pasangan bata.

Pelengkung baja dan gorong-gorong baja yang berbentuk lengkung memerlukan


pemeriksaan khusus sebagai berikut :
 karat pada baja, dan `
 kencangnya baut dan tertekuknya pelat.

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 79


Jika karat cukup parah, perlu diambil contoh air untuk diperiksa, apabila perlu adanya
tindakan selanjutnya (sebagai contoh, memberi lapisan beton pada bagian lubang masuk).
Ini biasanya merupakan pemeriksaan khusus.

9.3.4.3.2 Kode 4.432 - Dinding tegak pelengkung (spandrel wall) (Level 4)


Tepi-tepi timbunan biasanya ditahan oleh dinding yang sejajar dengan as jalan. Dinding
tersebut disebut dinding spandrel.

Konstruksi pelengkung, fondasi, dan dinding spandrel merupakan hal yang penting terhadap
stabilitas jembatan.

Gambar 65 - Dinding tegak pelengkung (spandrel wall)

9.3.4.4 Kode 3.440 - Balok pelengkung (Level 3)


Kekuatan struktur balok pelengkung tergantung pada lengkungannya dan pada baloknya.
Jembatan balok pelengkung ini dapat mempunyai balok di bawah lantainya seperti pada
Gambar 51 atau seperti Gambar 52.

Dinding Tegak Pelengkung


(Spandrel wall)
Gambar 66 - Balok pelengkung di bawah sistem lantai

Gambar 67 - Balok pelengkung di atas sistem lantai

Elemen-elemen level 4/5 pada balok pelengkung adalah :

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 81


Gambar 68 – Elemen pada Jembatan Balok Pelengkung

9.3.4.4.1 Kode 4.441 – Gelagar balok pelengkung (Level 4)


Gelagar balok pelengkung adalah gelagar memanjang utama pada jembatan balok
pelengkung yang menerima beban dari gelagar melintang pada sistem lantai.

9.3.4.4.2 Kode 4.442 – Elemen balok pelengkung (Level 4)


Elemen balok pelengkung adalah struktur utama dari jembatan balok pelengkung yang
menyalurkan beban ke sistem perletakan.

9.3.4.4.3 Kode 4.443 - Balok vertical (Level 4)


Balok vertikal meneruskan beban dari gelagar memanjang balok pelengkung ke balok
pelengkung.

9.3.4.4.4 Kode 4.444 - Balok melintang (Level 4)


Balok melintang meneruskan semua beban dari sistem lantai ke gelagar memanjang balok
pelengkung

9.3.4.4.5 Kode 4.445 - Balok pengaku mendatar (Level 4)


Balok pengaku mendatar adalah bagian dari balok yang melintang yang berada di bagian
atas balok pelengkung untuk memperkaku balok pelengkung sisi kiri dan kanan. Pada
umumnya balok pengaku mendatar ini terdapat pada jenis balok pelengkung dengan lantai
kendaraan di bawah.

9.3.4.4.6 Kode 4.446 - Sambungan balok pelengkung (Level 4)


Sambungan balok pelengkung ini adalah sambungan jenis jembatan balok pelengkung yang
menggunakan bahan baja. Sambungan tersebut dapat berupa sambungan las atau baut.

9.3.4.5 Kode 3.450 - Jembatan rangka (Level 3)


Terdapat bermacam-macam jembatan rangka, yang berasal dari sumber-sumber yang
berlainan seperti dari Inggris, Belanda, Australia, dan Austria. Jembatan rangka mempunyai
beberapa macam tipe.

Pada gambar 53 terlihat beberapa tipe jembatan, yaitu sebagai berikut :


(a) tipe lantai di bawah dengan ikatan angin atas (Through Type),
(b) tipe lantai di bawah tanpa ikatan angin atas (pony Truss type ),
(c) tipe lantai di atas (Deck Type), dan
(d) tipe lantai di tengah (Half Through Type).
Gambar 69 - Tipe jembatan rangka

Ada bermacam-macam bagian jembatan rangka, termasuk diantaranya batang memanjang


atas dan bawah, batang pengaku, dan batang rangka.Gambar 54 menunjukkan berbagai
bagian jembatan rangka secara umum pada level 4/5. Walaupun demikian, seorang
pemeriksa akan menemukan kesulitan untuk mengklasifikasikan atau menerangkannya. Jika
hal ini terjadi, pemeriksa harus membuat sketsa dari rangka tersebut dan menggaris bawahi
persoalannya dalam laporan.

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 83


Gambar 70 - Bagian-bagian jembatan rangka

Jembatan rangka Acrow/Bailey adalah salah satu tipe khusus dari jembatan rangka yang
sifatnya darurat. Jembatan ini biasanya dipakai sebagai jembatan sementara. Ada panduan
khusus yang menjelaskan bagian-bagian dari jembatan ini. Gambar 55 memperlihatkan
bagian-bagian utamanya.

Gambar 71 - Bagian-bagian jembatan bailey

9.3.4.5.1 Kode 4.451 - Panel rangka (Level 4)


Pada umumnya panel rangka adalah salah satu dari jembatan Acrow/Bailey atau transpanel
Australia.

Gambar 72 – Panel Rangka Jembatan Bailey

Gambar 73 – Elemen-elemen Jembatan Bailey

9.3.4.5.2 Kode 4.452 - Gelagar penguat (Level 4)


Gelagar penguat digunakan pada jembatan jenis Acrow/Bailey untuk meningkatkan
kemampuan daya dukung jembatan.

9.3.4.5.3 Kode 4.453 - Rangka pengaku (Level 4)


Rangka pengaku digunakan jika lebih dari satu Acrow/Bailey digunakan pada setiap sisi dari
jalur kendaraan.Pengaku mengikat panel-panel menjadi satu.

9.3.4.5.4 Kode 4.454 - Raker penyokong (Level 4)


Raker atau penyokong ini adalah bagian dari jembatan Bailey yang digunakan untuk
menyokong atau memperkuat/memperkaku panel rangka jembatan Bailey.

9.3.4.5.5 Kode 4.555 - Pin paried/surclip (Level 4)


Pin dan surclip didapatkan pada semua jembatan rangka Acrow/Bailey dan transpanel
Australia.

Gambar 74 - Jenis pen panel dan surclip

9.3.4.5.6 Kode 4.456 – Clamp (Level 4)


Clamp adalah alat pengencang pada jembatan bailey.

9.3.4.5.7 Kode 4.457 – Angkur prategang eksternal (Level 4)


Angkur prategang eksternal adalah bagian pengikat ujung kabel prategang yang berfungsi
sebagai perkuatan pada jembatan yang diperkuat. Perkuatan dengan system prategang
eksternal ini dapat dilaksanakan pada jembatan rangka, gelagar beton pratekan, gelagar
beton bertulang atau beton komposit.

9.3.4.5.8 Kode 4.458 – Kabel prategang eksternal (Level 4)


Kabel prategang eksternal adalah kabel yang digunakan untuk perkuatan eksternal
jembatan.

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 85


Gambar 75 – Kabel Prategang Eksternal

9.3.4.5.9 Kode 4.459 – Sadel prategang eksternal (Level 4)


Sadel prategang eksternal adalah dudukan yang menjadi satu dengan deviator untuk
mengarahkan kabel prategang eksternal dalam sistem perkuatan jembatan.

Gambar 76 – Sadel Prategang Eksternal

Gambar 77 – Elemen-elemen Jembatan Rangka

9.3.4.5.10 Kode 4.461 - Batang tepi atas (Level 4)


Batang tepi atas adalah struktur utama pada sistem rangka yang berada pada bagian atas
dan merupakan kesatuan dengan batang-batang lainnya.

9.3.4.5.11 Kode 4.462 - Batang tepi bawah (Level 4)


Batang tepi bawah adalah struktur utama pada sistem rangka yang berada pada bagian
bawah dan merupakan kesatuan dengan batang-batang lainnya.

9.3.4.5.12 Kode 4.463 - Batang diagonal (Level 4)


Batang diagonal adalah struktur utama pada sistem rangka yang posisinya diagonal dan
merupakan kesatuan dengan batang-batang lainnya.

9.3.4.5.13 Kode 4.464 - Batang vertikal (Level 4)


Batang vertikal adalah struktur utama pada sistem rangka yang posisinya tegak dan
merupakan kesatuan dengan batang-batang lainnya.

9.3.4.5.14 Kode 4.465 - Ikatan angin atas (Level 4)


Ikatan angin atas merupakan suatu pengaku atau penguat pada sistem rangka yang berada
pada bagian atas. Pada umumnya mengikatkan antar batang tepi atas yang menyilang
letaknya.

9.3.4.5.15 Kode 4.466 - Ikatan angin bawah (Level 4)


Ikatan angin bawah merupakan suatu pengaku atau penguat pada sistem rangka yang
berada pada bagian bawah. Pada umumnya mengikatkan antar batang tepi bawah yang
menyilang letaknya.

9.3.4.5.16 Kode 4.467- Diafragma Rangka (Level 4)


Diafragma pada sistem rangka ini terletak pada bagian sambungan titik buhul, dan
merupakan pengikat atau pengaku sistem buhul.

Gambar 78 – Elemen Ujung Rangka Baja

9.3.4.5.17 Kode 4.468 - Gelagar melintang (Level 4)


Gelagar melintang terdapat pada setiap jembatan rangka dan pada beberapa jembatan kayu
yang mempunyai lantai kendaraan dengan balok arah rnemanjang. Gelagar melintang ini
berfungsi meneruskan beban pada gelagar utama atau rangka. Gelagar melintang pada
jembatan Bailey sering disebut dengan istilah transom.

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 87


Di las

Pelat Buhul

Baut atau Paku Keling

Gambar 79 – Bagian Jembatan Rangka

9.3.4.5.18 Kode 4.469 – Sambungan/pelat buhul/pelat pengisi (Level 4)


Sambungan meliputi paku keling, pelat buhul dan pelat pengisi

Gambar 80 - Pelat buhul dan sambungan lainnya

Gambar 81 – Sambungan Baut pada Pelat Buhul

9.3.4.5.19 Kode 4.470 – Baut (Level 4)


Baut adalah sambungan yang mengikatkan bagian-bagian sambungan. Masalah yang terjadi
pada baut adalah hilang atau longgar.

9.3.4.5.20 Kode 4.471 - Batang tengah (Level 4)


Batang tengah pada umumnya terdapat pada sistem rangka callender hamilton yang terletak
pada bagian tengah batang diagonal.

9.3.4.5.21 Kode 4.472 - Batang diagonal kecil (Level 4)


Batang diagonal kecil pada umumnya terdapat pada Jembatan Callender Hamilton.

Gambar 82 - Batang tengah dan batang diagonal kecil Jembatan CH


Gambar 83 – Elemen pada Jembatan Callender Hamilton

Gambar 84 – Elemen pada Jembatan Rangka Baja Belanda

9.3.4.5.22 Kode 4.473 – Batang penahan gempa (Level 4)


Batang penahan gempa adalah bagian elemen baja yang menahan gempa dan berupa
batang yang berada di antara 2 balok penahan gempa.

9.3.4.5.23 Kode 4.474 – Portal ujung (Level 4)


Portal ujung merupakan bagian elemen yang berada pada bagian ujung ikatan angin atas
pada jembatan rangka dan berfungsi sebagai pengaku ujung rangka.

9.3.4.5.24 Kode 4.475 – Pelat kopel batang diagonal (Level 4)


Pelat kopel batang diagonal berfungsi sebagai elemen yang menyatukan dua bagian elemen
batang diagonal pada jembatan rangka.

9.3.4.5.25 Kode 4.476 – Pelat kopel batang atas (Level 4)


Pelat kopel batang atas berfungsi sebagai elemen yang menyatukan dua bagian elemen
batang atas pada jembatan rangka.

9.3.4.5.26 Kode 4.477 – Pelat kopel batang tengah (Level 4)

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 89


Pelat kopel batang tengah berfungsi sebagai elemen yang menyatukan dua bagian elemen
batang tengah pada jembatan rangka.

9.3.4.5.27 Kode 4.478 – Pelat kopel batang bawah (Level 4)


Pelat kopel batang bawah berfungsi sebagai elemen yang menyatukan dua bagian elemen
batang bawah pada jembatan rangka.

9.3.4.5.28 Kode 4.479 – Pelat kopel batang vertical (Level 4)


Pelat kopel batang vertikal berfungsi sebagai elemen yang menyatukan dua bagian elemen
batang vertikal pada jembatan rangka.

9.3.4.5.29 Kode 4.480 – Ikatan angin melintang (Level 4)


Ikatan angin melintang terdapat pada ikatan angin dan letaknya melintang antara batang tepi
atas.

9.3.4.6 Kode 3.480 - Jembatan gantung (Level 3)


Jembatan gantung adalah jembatan yang mempunyai struktur utama berupa kabel untuk
memikul sistem lantai melalui batang penggantung dan balok melintang. Elemen level 4/5
dapat dilihat pada gambar 62.

CATATAN : Jika jembatan gantung mempunyai pengaku berupa rangka panel dan merupakan
penahan beban, maka panel rangka ini dilaporkan dengan nomor elemen 3.450 beserta level 4 nya.

Gambar 85 – elemen-elemen jembatan Gantung


Gambar 86 – Elemen-elemen jembatan gantung

9.3.4.6.1 Kode 4.481 - Kabel pemikul (Level 4)


Kabel pemikul adalah struktur utama jembatan gantung yang terbuat dari kabel yang berupa
gabungan dari beberapa tendon yang dibuat dari beberapa strand baja sehingga rawan
terhadap serangan karat. Kabel pemikul tersebut dapat berupa satu buah kabel saja atau
beberapa kabel yang membentuk kabel pemikul utama.

9.3.4.6.2 Kode 4.482 – Batang penggantung (Level 4)


Batang penggantung terbuat dari batang. Batang penggantung meneruskan beban dari
lantai jembatan dan balok melintang ke kabel pemikul.

9.3.4.6.3 Kode 4.483 - Kabel penahan ayun (Level 4)


Kabel ini digunakan untuk jembatan gantung yang kurang kaku, biasanya dipasang pada
jembatan gantung pejalan kaki.

Kabel ini dibuat dari baja dan diikatkan pada jembatan dekat dengan lantai pada kira-kira 1/3
dari bentang utama.

9.3.4.6.3 Kode 4.484 - Kolom pilon (Level 4)


PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 91
Kolom pilon merupakan struktur penopang utama yang menahan kabel dan meneruskan
beban ke fondasi.

9.3.4.6.4 Kode 4.485 - Pengaku pilon (Level 4)


Pengaku pilon yang berada di pilon dan terletak pada bagian atas pilon, tetapi sering juga
terletak pada pilon di bagian bawah sistem lantai.

Biasanya tiang kolom pilon diperkuat disebelah atas.

Gambar 87 - Pengaku pilonPengaku pilon

Gambar 88 – elemen Jembatan Cable Stayed (jembatan Beruji kabel)

9.3.4.6.5 Kode 4.486 - Sadel pilon (Level 4)


Sadel terletak pada bagian atas pilon, merupakan dudukan kabel penggantung. Sadel ini
juga merupakan pengarah kabel penggantung.

Pada elemen ini juga bertujuan untuk memperkecil geseran pada kabel dan secara perlahan
mengubah arah kabel di atas pilon.
Gambar 89 - Sadel pilon

9.3.4.6.7 Kode 4.487 - Balok melintang (gantung) (Level 4)


Balok melintang pada jembatan gantung digunakan untuk meneruskan beban dari lantai ke
tepi jembatan yang bebannya diterima oleh kabel penggantung.

9.3.4.6.8 Kode 4.488 - Ikatan angin bawah (Level 4)


Hampir semua jembatan gantung mempunyai ikatan angin bawah (pandangan dari atas) di
bawah sistem lantai untuk memberikan kestabilan.

9.3.4.6.9 Kode 4.489 – Sambungan (gantung) (Level 4)


Sambungan pada jembatan gantung ini adalah sambungan yang terletak pada bagian
sambungan antara batang penggantung dengan kabel penggantung atau sistem lantai.

9.3.4.7 Kode 3.490 – Gelagar boks/pratekan (Level 4)


Gelagar boks pada umumnya merupakan jenis jembatan gelagar yang berupa boks dan
pada umumnya merupakan beton pratekan.

Gelagar boks tersebut dapat dibagi menjadi beberapa elemen yaitu :


Kode 4.491 – dinding tegak boks
Kode 4.492 – Dinding bawah boks
Kode 4.493 – dinding atas boks
Kode 4.494 – diafragma boks
Kode 4.495 – blok angkur

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 93


Gambar 90- Gelagar boks

9.3.4.7.1 Kode 4.491 - Dinding tegak boks (Level 4)


Dinding tegak boks merupakan bagian tegak pada gelagar boks dan dapat berada pada sisi
kiri dan kanan atau bagian tengah boks.

9.3.4.7.2 Kode 4.492 – Dinding bawah boks (Level 4)


Dinding bawah boks berada pada bagian bawah gelagar boks.

9.3.4.7.3 Kode 4.493 – Dinding atas boks (Level 4)


Bagian atas boks adalah bagian yang menjadi satu dengan sistem lantai.

9.3.4.7.4 Kode 4.494 – Diafragma boks (Level 4)


Bagian yang menjadi perkuatan atau pengaku gelagar boks.

9.3.4.7.5 Kode 4.495 – Blok angkur (Level 4)


Blok angkur terdapat pada gelagar boks beton pratekan yang merupakan bagian ujung
pengikat kabel pratekan dan digunakan juga pada jembatan cable stayed.

9.3.4.8 Kode 3.500 - Sistem lantai (Level 3)


Sistem lantai adalah komponen utama yang menahan beban lalu lintas secara langsung.
Ada beberapa elemen level 4/5 yang membentuk sistem lantai.
Gambar 91 – Sistem Lantai

9.3.4.8.1 Kode 4.501 - Gelagar memanjang lantai (Level 4)


Balok memanjang di bawah lantai umumnya dijumpai pada jembatan rangka baja. Balok-
balok ini digunakan untuk memperkecil bentangan pelat lantai apabila jarak antar gelagar
melintang terlalu besar.

Gambar 92 - Gelagar memanjang di bawah lantai


9.3.4.8.2 Kode 4.502 – Pelat lantai (Level 4)
Pelat lantai adalah struktur utama jembatan yang menahan beban lalu lintas secara
langsung.

Pelat lantai terdiri atas :


 pelat beton yang terbentang antara gelagar atau balok melintang,
 lantai kayu,
 pelat baja.

Lantai yang ditopang gelagar

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 95

Baja Tulangan
Gambar 9.46 - Pelat Lantai Beton

Gambar 93 - Lantai

9.3.4.8.3 Kode 4.503 - Pelat baja gelombang (Level 4)


Pelat baja gelombang menjadi makin populer dan digunakan pada jembatan-jembatan. Pelat
baja gelombang ini bermanfaat untuk memberi kekuatan tambahan pada lantai dan/atau
sebagai acuan yang kuat bagi lantai beton.

Gambar 94 – Elemen Sistem Lantai

Gambar 96 - Bagian lantai dengan pelat baja gelombang

9.3.4.8.4 Kode 4.504 - Balok tepi (Level 4)


Balok tepi adalah struktur balok yang terletak pada tepi lantai memanjang jembatan, dan
dapat berfungsi untuk menambah kekakuan sistem lantai.

Beberapa jembatan dengan lantai beton mengurangi jumlah gelagar dengan menambah
besar ukuran kerb menjadi balok tepi. Hal ini terdapat juga pada jembatan rangka Callendar
Hamilton tipe lantai bawah atau jenis jembatan rangka baja lainnya.

Gambar 96 - Balok tepi

Balok tepi
9.3.4.8.5 Kode 4.505 - Jalur roda kendaraan 4.505
(Level 4)
Jalur roda kendaraan adalah suatu bagian lantai jembatan dengan lantai kayu yang
berfungsi sebagai pengarah lajur kendaraan di atas jembatan.

Jalur roda kendaraan berupa :


 lapisan aspal diatas lantai jembatan, dan
 lantai kayu untuk jalur roda

Gambar 97 - Lantai jembatan kayu

9.3.4.8.6 Kode 4.506 - Trotoar/ Kerb (Level 4)


Trotoar adalah lokasi pada sistem lantai yang merupakan tempat pejalan kaki. Sedangkan
kerb adalah bagian sistem lantai yang berada pada sisi kiri/kanan jembatan yang berfungsi
sebagai batas lantai kendaraan.
PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 97
Pemeriksa harus memeriksa elemen-elemen ini untuk meyakinkan bahwa para pejalan kaki
tidak berada dalam keadaan bahaya yang disebabkan oleh papan lantai yang hilang,
permukaan yang kasar dll. Juga harus diperiksa bahwa tidak ada halangan diatas trotoar
sehingga para pejalan kaki tidak perlu berjalan di dalam jalur lalu lintas.

9.3.4.8.7 Kode 4.507 - Pipa cucuran (Level 4)


Pipa cucuran adalah bagian dari sistem drainase yang berupa pipa di sepanjang lantai untuk
mengalirkan air dari lantai jembatan sehingga air buangan tidak mengenai elemen yang
lainnya.

9.3.4.8.8 Kode 4.508 – Drainase lantai (Level 4)


Drainase lantai adalah bagian dari sistem lantai untuk mengalirkan air ke pipa cucuran.
Drainase yang baik pada lantai sangat penting artinya bagi jembatan, karena akan
menjamin :
 tidak akan ada genangan air diatas lantai jembatan yang dapat mengakibatkan
kecelakaan, dan
 tidak secara langsung air mengenai bagian dari struktur, seperti jalan pendekat yang

dapat rusak akibat air atau gelagar yang berada di bawahnya.

Gambar 98 – Trotoar, Belok Tepi dan Pipa Cucuran

Gambar 99 – Drainase Lantai, Lapis Permukaan

9.3.4.8.9 Kode 4.509 – Lapis permukaan (Level 4)


Lapis permukaan adalah bagian sistem lantai yang merupakan lapisan aspal atau lapisan
aus pada lantai kendaraan. Lapis permukaan ini berfungsi untuk memberi kenyamanan bagi
pengguna jalan.

9.3.4.8.10 Kode 4.510 – Pelat beton acuan lantai (Level 4)


Pelat beton yang digunakan sebagai acuan sering kali mengalami kerusakan. Elemen acuan
pelat beton ini tidak merupakan struktur utama, kecuali acuan ini telah diperhitungkan dalam
desain.

Gambar 100 – Pelat Acuan Lantai

9.3.4.9 Kode 3.600 - Siar muai (Level 3)


Siar muai dibuat untuk mengakomodasi gerakan bangunan atas, rotasi, arah memanjang
maupun arah melintang sebagai akibat beban hidup serta gerakan muai dan susut akibat
perubahan temperatur.

Gambar 101 – Sambungan Siar Muai

Fungsi siar muai adalah :


 mengakomodasi gerakan jembatan akibat dari perubahan temperatur, rangkak,
penyusutan elastis, susut, perubahan bentuk perletakan, penurunan, dan beban
lalulintas, tanpa menimbulkan tegangan-tegangan sambungan tersebut atau pada
bagian lain dari jembatan;
 dapat menahan gerakan akibat beban lalu lintas;
 mencegah masuknya benda keras kedalam celah sambungan;
 harus dibuat dari material yang awet/bahan tahan lama;
 mudah diperiksa dan dipelihara, bagian-bagian yang dapat aus harus mudah diganti;
 memberikan kenyamanan pada setiap pengguna jalan;
 tidak menimbulkan bunyi yang keras atau getaran pada saat dilewati kendaraan;
 harus diberi sarana anti gelincir/slip pada permukaannya, jika lebar sambungan
dalam arah memanjang cukup besar;
 harus kedap air, untuk menghindarkan tertampungnya air, tanah, pasir dan kotoran
(hanya untuk siar muai tertutup).

Pemeriksa jembatan harus memeriksa siar muai jembatan untuk meyakinkan bahwa
sambungan tersebut masih berfungsi. Beberapa masalah hanya akan ditemukan dengan

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 99


penahan air dari karet

Lantai Baja siku Lantai

Abutment Abutment

Siar muai terbuka Siar muai tertutup

memeriksa bagian kolong lantai jembatan, sedangkan sambungan yang longgar dapat
diketahui dari bunyi yang berderak.

Jenis-jenis Siar muai :

Siar muai terbuka - Siar muai terbuka dibuat untuk menampung gerakan bangunan atas
dalam arah memanjang dan juga untuk menyambung sebagian celah agar lalu lintas dapat
lewat dengan lancar.

Siar muai tertutup - Siar muai tertutup terdiri atas pengaturan beberapa material untuk
menyambung celah sambungan dengan sempurna dan menampung gerakan bangunan atas
dalam arah memanjang. Desain siar muai jenis ini dapat dilengkapi dengan atau tanpa
bahan kedap air.

Gambar 102 – Sambungan siar muai terbuka dan tertutup

Terdapat 4 elemen level 4/5 yang termasuk dalam siar muai

9.3.4.9.1 Kode4.601 – Sambungan/Siar muai baja (Level 4)


Siar muai baja adalah siar muai yang terbuat dari bahan baja dengan desain dan fungsi
sesuai dengan jenis bangunan atas. Siar muai dapat bergerak memanjang, siar muai baja
dengan desain khusus biasanya digunakan untuk besar celah yang cukup lebar. Siar muai
tersebut harus dapat mengakomodasi pergerakan dalam arah memanjang, melintang dan
rotasi tanpa menyebabkan berkurangnya kenyamanan pengguna jalan.

Gambar 103 – Sambungan Siar Muai Baja

9.3.4.9.2 Kode 4.602 – Sambungan/Siar muai baja profil/ Modular (Level 4)


Siar muai baja profil pada umumnya merupakan jenis siar muai terbuka dan terbuat dari
bahan baja siku yang melekat pada bagian ujung lantai kendaraan.
Gambar 104 - Sambungan Siar Muai Modular

9.3.4.9.3 Kode 4.603 – Sambungan/Siar muai karet (Level 4)


Siar muai karet adalah jenis siar muai tertutup, dimana celah antara lantai kendaraan ditutup
dengan jenis karet dengan desain tertentu dan dapat menahan pergerakan jembatan sesuai
dengan jenisnya.

Gambar 105 – Sambungan Siar Muai Karet

9.3.4.9.4 Kode 4.604 – Sambungan/Siar muai aspal (Level 4)


Siar muai jenis aspal atau dikenal dengan nama asphaltic plug merupakan jenis siar muai
yang tertutup, karena celah antar lantai kendaraan tertutup dengan jenis aspal khusus yang
dapat menahan pergerakan beban lalu lintas. Jenis siar muai ini merupakan salah satu jenis
siar muai yang mempunyai kenyamanan yang baik untuk pengguna jalan.

Gambar 106 – Sambungan Siar Muai Aspal

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 101


9.3.4.9.5 Kode 4.605 – Sambungan/siar muai lain (Level 4)
Sambungan/siar muai lain adalah jenis-jenis siar muai yang tidak tercakup dalam jenis jenis
siar muai yang dijelaskan di atas.

Contoh siar muai dapat dilihat pada Gambar 107

Gambar 107 - Contoh-contoh tipikal sambungan siar muai

9.3.4.10 Kode 3.610 - Perletakan (Level 3)


Landasan adalah elemen jembatan yang meneruskan beban dari bangunan atas ke
bangunan bawah jembatan.
Landasan harus mampu menahan :
 tekanan yang tinggi,
 susut dan muai akibat perubahan temperatur,
 pengaruh akibat rotasi gelagar/rangka jembatan, dan
 pengaruh getaran akibat beban hidup.

Umumnya salah satu ujung gelagar adalah landasan tetap (sendi) dan ujung lainnya adalah
landasan yang bebas bergerak dalam arah memanjang (rol). Akan tetapi, pada landasan
karet kedua ujungnya dapat bergerak ke segala arah dalam batas tertentu.

Landasan yang paling sederhana adalah landasan dengan balok atau gelagar yang
langsung bertumpu pada balok kepala bangunan bawah. Landasan tetap dapat terbuat dari
kayu, baja, atau beton.

Landasan bergerak biasanya terbuat dari baja atau karet neoprene.

Ada landasan yang lebih handal, yaitu landasan pot yang berlapiskan teflon.

kerusakan pada landasan menyebabkan landasan tidak berfungsi seperti rencana.

Oleh karena itu, landasan harus :


 bersih dan drainasenya baik;
 berpelumas yang cukup;
 tersedia tempat yang cukup untuk bergerak;
 terletak pada posisinya dengan baik dan tidak bergeser;
 tidak berubah bentuk secara berlebihan yang dapat mengakibatkan pecah/rusak
(landasan elastomer);
 bidang geser tidak rusak atau berlubang akibat korosi;
 duduk dengan baik, dengan baut pengikat yang cukup bebas agar dapat bergerak;
 tempat kedudukannya tidak rusak; dan
 bagian logamnya tidak retak atau melengkung.

Gambar 108 - Contoh landasan yang tetap dan bergerak


9.3.4.10.1 Kode 4.611 - Landasan baja (Level 4)
Landasan yang sederhana adalah seringkali berupa pelat geser. Landasan baja dapat
merupakan landasan rol atau sendi.Selain itu landasan baja dapat juga berupa landasan
rokers (bergoyang).

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 103


Gambar 109 - Tipe landasan baja

9.3.4.10.2 Kode 4.612 - Landasan karet (Level 4)


Landasan karet adalah jenis landasan karet dengan bahan karet alam atau karet sintetis.
Tebal landasan ini lebih dari 30 mm dan di dalamnya terdapat pelat-pelat baja tipis sebagai
perkuatannya.

Tipe landasan ini mempunyai kelebihan dibandingkan landasan baja karena dapat
menampung gerakan, baik melintang, memanjang, maupun rotasi.

Gambar 110 – Landasan Karet


Plat baja

Penahan landasan

Penahan landasan

Gambar 111 - Landasan karet laminasi

Getaran atau goyangan bangunan atas yang terus menerus dapat mengakibatkan landasan
bergeser dari tempatnya atau mengakibatkan deformasi. Untuk mencegah hal ini, digunakan
penahan landasan.

Gambar 112 - Perletakan/Landasan dengan penahan

9.3.4.10.3. Kode 4.613 - Landasan Pot (Level 4)

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 105


Gambar 113 – Landasan pot

Gambar 114 - Landasan pot spherical

9.3.4.10.4 Kode 4.614 - Bantalan mortar / pelat dasar (Level 4)


Beberapa landasan harus diletakkan pada bantalan mortar khusus. Mortar khusus ini
berfungsi untuk meratakan atau membuat elevasi menjadi rata sehingga beban dapat
terdistribusi dengan merata.

Gambar 115 – Posisi landasan dan Angkur Gempa

9.3.4.10.5 Kode 4.615 - Baut pengikat/angkur gempa (Level 4)


Baut yang mengikat struktur bangunan atas (gelagar baja atau rangka) dengan bangunan
bawah (pilar atau kepala jembatan) untuk menahan gaya angkat akibat gaya gempa pada
bangunan atas jembatan.
Gambar 116 - Baut Pengikat/Angkur Gempa

Baut Pengikat

Gambar 117 - Landasan dengan baut pengikat

9.3.4.10.6 Kode 4.616 – Karet penahan gempa (Level 4)


Karet penahan gempa pada umumnya terdapat pada jembatan rangka atau jembatan
gelagar baja. Penahan gempa ini merupakan elemen yang wajib dipasang dan mempunyai
fungsi untuk menahan gerakan akibat gaya gempa.

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 107


Gambar 118 – Penahan Gempa

Gambar 119 – Balok Penahan Gempa dan Karet Penahan Gempa

9.3.4.11 Kode 3.620 - Sandaran (Level 3)


Yang termasuk dalam elemen level 4/5 ini adalah semua bentuk pembatas dan sandaran.

Gambar 120 - Sandaran

9.3.4.11.1 Kode 4.621 - Tiang sandaran (Level 4)


Tiang sandaran adalah bagian dari sandaran yang tegak dan dapat terbuat dari bahan baja
atau beton.

Gambar 121 - Sandaran


9.3.4.11.2 Kode 4.622 – Sandaran horizontal (Level 4)
Adalah elemen sandaran yang letaknya horizontal dan terletak di antara tiang sandaran.
Bahan sandaran horizontal ini pada umumnya terbuat dari baja.

9.3.4.11.3 Kode 4.623 - Penunjang sandaran (Level 4)


Penunjang sandaran pada umumnya terdapat pada jembatan kayu dan Bailey.

Gambar 122 – Penunjang sandaran

9.3.4.11.4 Kode 4.624 – Tembok sandaran (Level 4)


Tembok sandaran merupakan bagian dari sandaran dan seringkali terdapat pada sandaran
pada jalan dalam kota atau jalan tol.

Gambar 123 - Tipikal elemen sandaran


9.3.4.12 Kode 3.700 – Perlengkapan (Level 3)
Perlengkapan jembatan bukan merupakan bagian struktur jembatan. Meskipun demikian,
perlengkapan jembatan memberikan petunjuk dan rasa aman terhadap pengguna jalan yang
melewati jembatan tersebut.

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 109


P e mba ta s Le ba r

6 Ton

Gambar 124 - Perlengkapan

9.3.4.12.1 Kode 4.701 – Batas-batas ukuran (Level 4)


Banyak jembatan yang mempunyai tanda-tanda batas ukuran tinggi atau lebar. Hal ini
berguna untuk pengaturan kendaraan.

Gambar 125 – Batas beban dan lebar

9.3.4.12.2 Kode 4.711 – Rambu(Level 4)


Rambu ini memberikan informasi mengenai kecepatan kendaraan, berat kendaraan atau
batasan dimensi.

9.3.4.12.3 Kode 4.712 - Marka jalan (Level 4)


Marka jalan merupakan petunjuk bagi para pemakai jalan mengenai jalur dan lajur
kendaraan, larangan menyalip, dan tempat penyeberangan.

9.3.4.12.4 Kode 4.713 - Papan nama (Level 4)


Setiap jembatan harus mempunyai papan nama yang menunjukkan atau menyatakan nama
dan nomor jembatan serta informasi lain.

9.3.4.12.5 Kode 4.714 – Patung (Level 4)


Patung pada umumya hanya diletakkan pada provinsi tertentu yang mensyaratkan hal
tersebut.

9.3.4.12.6 Kode 4.715 - Parapet/tembok sedada (Level 4)


Parapet merupakan bagian jembatan yang berfungsi untuk mengarahkan kendaraan
sebelum masuk ke jembatan. Pada elemen ini pada umumnya diletakkan papan nama
jembatan.

9.3.4.12.7 Kode 4.721 - Lampu penerangan (Level 4)


Penerangan seringkali diperlukan pada daerah jembatan yang berada dalam daerah
perkotaan.
Gambar 126 – Tiang Lampu, Median

9.3.4.12.8 Kode 4.722 - Tiang lampu (Level 4)


Tiang lampu yang merupakan bagian dari sistem penerangan. Elemen ini seringkali juga
mengalami kerusakan dan dapat membahayakan pengguna jalan.

9.3.4.12.9 Kode 4.723 - Kabel listrik (Level 4)


Kabel listrik yang merupakan bagian dari system penerangan atau tidak, tetap merupakan
bagian yang seringkali terdapat di atas jembatan yang dapat mengganggu pengguna jalan.

9.3.4.12.10 Kode 4.731 – Utilitas (Level 4)


Banyak struktur jembatan yang melayani utilitas. Yang termasuk dalam utilitas adalah pipa
gas, air, listrik, minyak bumi, telepon, pembuangan air limbah, dan lain-lain.

Kerusakan pada utilitas dapat mempengaruhi jembatan oleh karena itu, laporan kerusakan
utilitas diperlukan.

9.3.4.12.11 Kode 4.741 – Median (Level 4)


Median yang merupakan bagian dari jembatan yang memisahkan jalur lalu lintas kendaraan.
Median ini tidak selalu ada pada jembatan, kecuali sudah direncanakan sejak awal.

9.3.5 Kode 2.800 - Gorong-gorong (Level 2)


Gorong-gorong digunakan pada lokasi ketika :
 aliran air kecil,
 tinggi konstruksi terbatas,
 tanah fondasi cukup keras,
 konstruksi tidak direncanakan untuk menampung seluruh air yang mengalir tetapi
membiarkannya kadang-kadang melimpah di atas jalan.

Gorong-gorong diklasifikasikan menurut jenis konstruksinya, yaitu sebagai berikut :


 Gorong-gorong persegi
 Gorong-gorong pipa
 Gorong-gorong pelengkung

9.3.5.1 Kode 3.810 - Gorong-gorong persegi (Level 3)

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 111


Gorong-gorong persegi adalah gorong-gorong berbentuk persegi dengan tipe tunggal, ganda
dan tiga yang menyatakan jumlah lubang pada gorong-gorong tersebut. Bahan gorong-
gorong persegi pada umumnya terbuat dari beton bertulang.

4.814 TANAH TIMBUNAN DI ATAS GORONG-GORONG

Gambar 127 – Elemen Gorong-gorong Persegi

Gambar 128 - Lokasi Retak yang Umum Pada Gorong-gorong

9.3.5.2 Kode 3.820 - Gorong-gorong pipa (Level 3)


Gorong-gorong pipa dapat berupa beton bertulang, beton tanpa tulangan atau pipa baja.

Gorong-gorong pipa beton umumnya dibuat dari beton bertulang dengan sistem pracetak.
Pemeriksa harus memeriksanya sesuai dengan persyaratan beton.

Ada beberapa kategori gorong-gorong pipa, tergantung pada tinggi tanah timbunan yang
diletakkan di atasnya.

Jika gorong-gorong pipa dibebani berlebihan, akan terjadi retak-retak seperti terlihat pada
Gambar 140.
Gambar 129 – Elemen Gorong-gorong pipa

Gambar 130 - Pola retak pada gorong-gorong pipa

Pada gorong-gorong pipa baja harus diperiksa karat, sambungan longgar dan aus.

9.3.5.3 Kode 3.830 - Gorong-gorong pelengkung (Level 3)


Gorong-gorong pelengkung seringkali terbuat dari bahan baja gelombang.

Gorong-gorong pelengkung dibuat dari baja gelombang dan biasanya digalvanis. Gorong-
gorong ini tahan terhadap karat, kelonggaran sambungan, keausan permukaan, dan distorsi
(menggeliat).

Gambar 131 – Gorong-gorong pelengkung

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 113


Gambar 132 – Gorong-gorong Pelengkung

Semua gorong-gorong harus diperiksa terlebih dahulu terhadap kerusakan yang umumnya
terjadi pada material yang dipakai, misalnya retak pada beton atau karat pada baja.

Ada juga hal lain dari gorong-gorong yang perlu diperiksa dengan teliti. Ini berhubungan
dengan arah/alinyemen gorong-gorong dan pencegahan terhadap penggerusan.

Bila gorong-gorong dihubungkan satu dengan yang lainnya, alinyemen perlu diperhatikan.
Gorong-gorong tersebut harus diletakkan dengan baik pada saat pemasangannya dan
fondasinya harus cukup baik agar dapat menahan gorong-gorong tetap berada pada
tempatnya.

Gambar 133 – Alinyemen gorong-gorong yang tidak baik

Sambungan gorong-gorong dengan alinyemen yang tidak baik akan menahan kotoran dan
dapat menyebabkan tersumbatnya gorong-gorong. Jika alinyemennya begitu buruk, dapat
menimbulkan penggerusan yang berbentuk kantong. Jika hal ini dibiarkan terus, seluruh
bagian bawah gorong-gorong akan tergerus. Ini akan menyebabkan gorong-gorong tersebut
turun dan jalan diatasnya rusak.
Gambar 134 – Erosi pada gorong-gorong dengan alinyemen jelek

Gerusan ke arah belakang

Gambar 135 - Erosi pada gorong-gorong dengan alinyemen jelek

Pemeriksa jembatan harus memeriksa kondisi aliran. Bila terjadi gerusan ke arah belakang,
harus dicatat supaya dapat diperbaiki. Apabila tidak segera ditangani, dapat menyebabkan
terjadinya lubang besar akibat gerusan yang akhirnya menyebabkan gorong-gorong paling
ujung runtuh. Selanjutnya, dapat berakibat tersumbatnya gorong-gorong atau runtuhnya
badan jalan.

9.3.6 Kode 2.900 - Lintasan basah (Level 2)


Lintasan basah adalah suatu pelintasan tanpa struktur dan biasanya dilalui kendaraan lewat
air.

9.3.6.1 Kode 3.910 - Lintasan dengan perkerasan (Level 3)


Lintasan basah jenis ini mempunyai suatu struktur pada bagian yang dilewati kendaraan,
pada umumnya dari beton atau batu kali yang dilapisi beton dan juga ada jenis lintasan
basah ini yang berupa gabungan antara gorong-gorong dan beton/pasangan batu kali.

PEDOMAN PEMERIKSAAN JEMBATAN Halaman 115


Muka air banjir M.A.B

Muka air Normal M.A.N

Gambar 136 – Lintasan basah dengan perkerasan

9.3.6.2 Kode 3.920 – Lintasan alam (Level 3)


Lintasan basah tanpa perkerasan atau penyeberangan sungai secara alamiah.

Gambar 137 – Lintasan alam

9.3.6.3 Kode 3.930 – Ferry atau ponton (Level 3)


Ferry atau ponton adalah alat bantu penyeberangan, yang perlu dicatat untuk dijadikan data
belum adanya jembatan.

Anda mungkin juga menyukai