Alkisah, terdapat seorang pengemis tua yang sedang meminta-minta kepada anak muda.
“Nak, minta sedekahnya, Nak," pinta si pengemis tersebut.
Si anak muda lantas mengambil uang sepuluh ribuan di sakunya. Diberikannya uang
tersebut kepada sang pengemis tua sambil berkata,
"Kembali lima ribu ya, Pak!" pinta pemuda tersebut.
Bapak pengemis tua tersebut kemudian menyodorkan mangkuk yang berisi uang
kembalian,
"Ini, Nak, kembaliannya silahkan diambil."
"Tunggu Pak, kembaliannya kok tujuh ribu, ini kelebihan Pak," ucap pemuda tersebut
keheranan.
"Oh, tidak apa-apa, Nak. Ambil uang itu, anggap saja saya bersedekah."
Fenomena yang terjadi di kehidupan nyata berdasarkan teks anekdot tersebut adalah ...
a. Siapa pun bisa bersedekah.
b. Memberi lebih baik daripada menerima.
c. Anak muda zaman sekarang punya kebiasaan suka memberi.
d. Peminta-minta terkadang lebih kaya daripada pemberi.
e. Banyak orang pura-pura terlihat dermawan agar mendapat pujian.
24. Di bawah ini bagian abstraksi atau gambaran awal cerita dalam teks anekdot yang
berjudul sedekah adalah ...
a. Si anak muda lantas mengambil uang sepuluh ribuan di sakunya.
b. Alkisah, terdapat seorang pengemis tua yang sedang meminta-minta kepada anak
muda.
c. Bapak pengemis tua tersebut kemudian menyodorkan mangkuk yang berisi uang
kembalian.
d. Diberikannya uang tersebut kepada pengemis.
e. "Tunggu Pak, kembaliannya kok tujuh ribu, ini kelebihan Pak," ucap pemuda
tersebut keheranan.
25. Cermati cerita di bawah ini!
(...) pemuda memberikan uang sedekah sepuluh ribu kepada pengemis lalu meminta
kembalian lima ribu, (...) pembeli justru mengembalikan tujuh ribu rupiah. Pemuda
itu pun bingung, (...) mengatakan kepada pengemis bahwa kembaliannya kelebihan,
ternyata kelebihannya dianggap sedekah oleh pengemis.
frasa yang menyatakan peristiwa masa lalu dan konjungsi yang tepat untuk mengisi
rumpang di atas adalah ….
a. Pada zaman dahulu, namun, jika
b. Kemarin, sedangkan, dan
c. Waktu itu, tetapi, kemudian
d. Setelah itu, tapi, lalu
e. Saat itu, kalau, kemudian
26. Bacalah teks di bawah ini dengan saksama!
Kehabisan Otak
Pagi itu di Kabupaten Konoha, seorang crazy rich atau orang kaya raya sedang
sarapan di sebuah rumah makan Padang yang sangat terkenal. Tiba-tiba, seorang
pelayan yang sedang membawa piring lauk tersandung kaki meja di belakang meja
crazy rich tersebut sehingga kuah tunjang yang dibawanya tumpah ke baju crazy
rich tersebut.
Dengan melotot, crazy rich itu memaki pelayan tersebut, “Heh! Kamu enggak
punya otak?! Lihat baju saya jadi kotor begini!
Sambil menundukkan kepalanya, pelayan tersebut menjawab, “Maaf, Pak.
Kebetulan otaknya sudah habis dari tadi sore.”
Kritik dalam teks anekdot tersebut ditujukan kepada ...
a. Orang kaya yang tidak memiliki kepribadian yang baik.
b. Pelayan yang kurang hati-hati dalam melakukan pekerjaan.
c. Kepolosan pelayan waktu menjawab pertanyaan orang kaya.
d. Orang kaya yang rela makan di rumah makan Padang bukan restoran mewah
e. Orang kaya yang menggunakan kebaikan hati nuraninya dalam bersikap.
27. Orang Berdasarkan teks anekdot yang berjudul Kehabisan Otak di atas, unsur humornya
adalah ...
a. kaya memaki pelayan dan mengejek tidak punya otak.
b. Tersandung kaki meja sehingga kuah tunjang tumpah ke baju orang kaya.
c. Pagi itu di Kabupaten Konoha.
d. Pelayan dengan polos menjawab otak habis tadi sore.
e. Orang kaya raya mau makan di sebuah rumah makan padang bukan di restoran
mewah.
28. Bacalah teks dialog sederhana di bawah ini dengan saksama!
Terpidana Mati
Seorang terpidana mati ditanya oleh petugas pelaksana eksekusi, “Apakah keinginan
terakhir Anda?”
Sang terpidana menjawab, “Saya hanya berharap agar hukuman ini bisa menjadi
pelajaran bagi saya dan bisa membuat saya jera melakukan kejahatan lagi di masa yang
akan datang.”
Pihak yang dikritik dalam teks tersebut adalah ....
a. Terpidana mati yang masih bisa bergurau menjelang eksekusi.
b. Eksekutor hukuman yang masih memberi kesempatan kepada seorang terpidana.
c. Aparat penegak keadilan yang sangat tegas dalam memberi hukuman.
d. Hukum yang dibelakukan saat ini.
e. Seorang terpidana mati yang diliputi penyesalan karena tindak kejahatannya.
29. Pesan yang terdapat dalam anekdot berjudul Terpidana Mati adalah ...
a. Manusia harus memiliki belas kasihan kepada orang lain
b. Hukum di Indonesia buatlah seadil-adilnya.
c. Memintalah sesuatu yang logis agar orang lain mau meenuhinya dengan senang hati.
d. Berpikirlah dahulu sebelum bertindak agar tidak menyesal kemudian hari.
e. Hidup hanya satu kali, jangan lupa menghibur diri sendiri.
30. Kami meyakini bahwa kenaikan harga BBM akhir tahun ini pasti akan memengaruhi
harga bahan makanan.
Kalimat yang mempunyai kesamaan makna dengan kalimat di atas adalah….
a. Pihak sekolah percaya peserta didik akan segera terbiasa dengan kurikulum baru ini.
b. Malaysia pesimis atletnya terhindar dari sanksi karena memakai obat terlarang.
c. Karena tidak siap, mereka tidak yakin dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan Vincent dan Desta.
d. Presiden dalam keraguan untuk mengambil kebijakan tentang kenaikan harga BBM.
e. Cak Lontong bingung dengan hasil survei pemilihan presiden tahun ini.
31. Bacalah teks anekdot berikut untuk menjawab soal!
Kutu dan Banteng
Seekor kutu tinggal pada tanduk banteng. Setelah ada di sana sekian lama dan
merasa ingin pindah, dia kemudian bertanya pada banteng kapan sang banteng akan
pindah.
“Aku tak tahu kapan kau datang. Kurasa aku pun tak perlu memberi peringatan saat
pergi”, jawab Si Banteng.
Berdasarkan teks anekdot yang berjudul Kutu dan Banteng, makna yang tersirat adalah ...
a. Persahabatan dua oarang yang akan segera berakhir.
b. Kutu eman yang selalu ada di dalam situasi apa pun.
c. Kutu marah karena merasa ditinggalkan.
d. Banteng yang tidak punya perasaan terhadap kutu.
e. Seseorang kesal dengan orang yang tidak punya etika.
32. Bacalah kutipan teks hikayat berikut!
Tersebutlah perkataan seorang raja yang bernama Indera Bungsu dari Negeri Kobat
Syahrial. Setelah berapa lama di atas kerajaan, tiada juga beroleh putra.
Maka pada suatu hari, ia pun menyuruh orang membaca doa kunut dan sedekah kepada
fakir dan miskin. Hatta beberapa lamanya, Tuan Puteri Sitti Kendi pun hamillah dan
bersalin dua orang putra laki-laki.
Ada pun yang tua keluarnya dengan panah dan yang muda dengan pedang. Maka
baginda pun terlalu amat sukacita dan menamai anaknya yang tua Syah Peri dan anaknya
yang muda Indera Bangsawan.
Isi pokok dari kutipan teks hikayat di atas adalah ...
a. Seorang raja bernama Indera bungsu dari Negeri Kobat tiada juga beroleh putra
setelah berpuluh tahun menikah.
b. Membaca doa kunut dan sedekah kepada kaum fakir dan miskin mendatangkan
rezeki anak kembar yang kuat.
c. Seorang raja bernama Indera bungsu mempunyai seorang istri bernama Tuan Puteri
Sitti Kendi dan seorang putra bernama Indera Bangsawan.
d. Raja Indera bungsu dikaruniai putra kembar bernama Syah Peri yang terlahir dengan
panah dan Indera Bangsawan dengan pedang.
e. Seorang raja bernama Indera bungsu mempunyai seorang istri bernama Tuan Puteri
Sitti Kendi dan seorang putra bernama Syah Peri.
41. Jelaskan struktur teks laporan hasil observasi “Jeruk” di atas dengan cara menuliskan
nomor paragrafnya saja!
42. Analisislah kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi “Jeruk”:
a) Kalimat definisi
b) Verba material
c) Kalimat kompleks
(Cara menjawab dengan cara menuliskan contoh bukti kutipan)
Bacalah teks hikayat di bawah ini untuk menjawab soal nomor 44 dan 45!
Pada suatu hari, Raja Harun Al-Rasyid memanggil Abu Nawas menghadap ke Istana.
Kali ini, Raja ingin menguji kecerdikan Abu Nawas.
Sesampainya di hadapan Raja, Abu Nawas pun menyembah. Dan Raja bertitah, “Hai
Abu Nawas, aku menginginkan enam ekor lembu berjenggot yang pandai bicara, bisakah
engkau mendatangkan mereka dalam waktu seminggu? Kalau gagal, akan aku penggal
lehermu.”
“Baiklah, tuanku Syah Alam, hamba junjung tinggi titah tuanku,” jawab Abu Nawas.
Semua punggawa istana yang hadir pada saat itu, berkata dalam hati, “Mampuslah kau
Abu Nawas!”
Abu Nawas bermohon diri dan pulang ke rumah. Begitu sampai di rumah, ia duduk
berdiam diri merenungkan keinginan Raja. Seharian ia tidak keluar rumah, sehingga
membuat tetangga heran.
Ia baru keluar rumah persis setelah seminggu kemudian, yaitu batas waktu yang
diberikan Raja kepadanya. Ia segera menuju kerumunan orang banyak, lalu ujarnya, “Hai
orang-orang muda, hari ini hari apa?”
Orang-orang yang menjawab benar, akan dia lepaskan, tetapi orang-orang yang
menjawab salah akan ia tahan. Dan ternyata, tidak ada seorangpun yang menjawab
dengan benar.
Tak ayal, Abu Nawas pun marah-marah kepada mereka, “Begitu saja kok nggak bisa
menjawab. Kalau begitu, mari kita menghadap Raja Harun Al-Rasyid, untuk mencari
tahu kebenaran yang sesungguhnya.”
Keesokan harinya, balairung Istana Baghdad dipenuhi warga yang ingin tahu
kesanggupan Abu Nawas mambawa enam ekor lembu berjenggot. Sampai di depan Raja
Harun Al-Rasyid, ia pun menghaturkan sembah dan duduk dengan khidmat.
Lalu, Raja berkata, “Hai Abu Nawas, mana lembu berjenggot yang pandai bicara itu?”.
Tanpa banyak bicara, Abu Nawas pun menunjuk keenam orang yang dibawanya itu,
“Inilah mereka, tuanku Syah Alam.”
“Hai, Abu Nawas, apa yang kau tunjukkan kepadaku itu?”
“Ya, tuanku Syah Alam, tanyalah pada mereka hari apa sekarang,” jawab Abu Nawas.
Ketika Raja bertanya, ternyata orang-orang itu memberikan jawaban berbeda-beda.
Maka berujarlah Abu Nawas, “Jika mereka manusia, tentunya tahu hari ini hari apa.
Apalagi jika tuanku menanyakan hari yang lain, akan tambah pusinglah mereka. Manusia
atau hewan kah mereka ini? Inilah lembu berjenggot yang pandai bicara itu, Tuanku.”
Raja heran melihat Abu Nawas pandai melepaskan diri dari ancaman hukuman. Maka
Raja pun memberikan hadiah 5.000 dinar kepada Abu Nawas.
45. Jelaskan nilai yang terkandung dalam hikayat “Abu Nawas dan Enam Ekor Lembu” dan
tuliskan pula bukti kutipan pendukungnya!