Anda di halaman 1dari 15

SEMESTER 2 ANTONIUS 02 SEMARANG Tema 7 : Kepemimpinan

RANGKUMAN MATERI KELAS VI


TEMA 7

Kompetensi Dasar PPkn:


3.1 Menganalisis penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

A. Pengertian Pancasila

 Pancasila merupakan ideologi dasar bagi negara Indonesia.


 Nama Pancasila diambil dari bahasa sansekerta yaitu panca yang berarti lima dan sila yang berarti dasar.
 Pancasila adalah lima dasar kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Pancasila terdiri dari 5 sila yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

B. Makna Lambang Pancasila


1. Makna Sila Pertama Pancasila
Lambang: Bintang Tunggal.
Makna Sila ke-1, Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan perisai hitam
dengan sebuah bintang emas berkepala lima (bersudut lima), bintang emas sendiri
dapat diartikan sebagai sebuah cahaya seperti layaknya Tuhan yang menjadi cahaya
kerohanian bagi setiap manusia.
2. Makna Sila Kedua Pancasila
Lambang: Rantai Emas.
Makna Sila ke-2, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dilambangkan dengan rantai
yang disusun atas gelang-gelang kecil ini menandakan hubungan manusia satu sama
lain yang saling membantu dan bersatu, gelang yang persegi menggambarkan pria
sedangkan gelang yang lingkaran menggambarkan wanita.

1
SEMESTER 2 ANTONIUS 02 SEMARANG Tema 7 : Kepemimpinan

3. Makna Sila Ketiga Pancasila


Lambang: Pohon Beringin.
Makna Sila ke-3, Persatuan Indonesia dilambangkan dengan pohon beringin di bagian
kiri atas perisai berlatar putih, pohon beringin merupakan sebuah pohon Indonesia
yang berakar tunjang (sebuah akar tunggal panjang yang menunjang pohon yang
besar) tumbuh sangat dalam ke tanah. Hal ini mencerminkan kesatuan dan
persatuan
Indonesia. Pohon beringin juga mempunyai banyak akar yang menggelantung dari ranting-rantingnya,
ini mencerminkan Indonesia sebagai negara kesatuan namun memiliki berbagai latar belakang budaya
yang berbeda-beda.
4. Makna Sila keempat Pancasila
Lambang: Kepala Banteng.
Makna Sila ke-4, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan dilambangkan dengan kepala banteng pada bagian
kanan atas perisai berlatar merah. Lembu liar atau banteng merupakan binatang sosial
yang suka berkumpul, sama halnya dengan manusia di mana dalam pengambilan
keputusan harus dilakukan secara musyawarah dengan cara berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.
5. Makna Sila kelima Pancasila
Lambang: Padi dan Kapas.
Makna Sila ke-5, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dilambangkan dengan
padi dan kapas di bagian kanan bawah perisai yang berlatar putih. Padi dan kapas
(pangan dan sandang) merupakan kebutuhan pokok semua masyarakat Indonesia
tanpa melihat status maupun kedudukannya. Ini mencerminkan persamaan sosial di
mana
tidak adanya kesenjangan sosial antara satu dan yang lainnya, tetapi hal ini (persamaan sosial) bukan
berarti bahwa Indonesia memakai ideologi komunisme.

C. Sila keempat Pancasila (Nilai kerakyatan)


Pancasila sila keempat berbunyi "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan."
Makna sila keempat Pancasila menegaskan kepada kita bahwa segala proses pengambilan keputusan harus
didasarkan pada asas musyawarah sehingga dapat menciptakan kesepakatan bersama. Selain itu nilai
Pancasila sila keempat juga menegaskan bahwa pemerintahan yang dilaksanakan berasal dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat.
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila keempat Pancasila:
 Musyawarah dalam pengambilan keputusan.
 Asas kekeluargaan sebagai dasar pelaksanaan musyawarah untuk mufakat.
 Pengutamaan kepentingan bersama/ bangsa di atas kepentingan pribadi/ golongan.
 Kesamaan hak, kewajiban, dan kedudukan yang sama sebagai warga negara Indonesia.

D. Sila kelima Pancasila (Nilai keadilan)


Pancasila sila kelima berbunyi "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia."
Sila kelima Pancasila ini menegaskan bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara harus tercipta
keseimbangan yang sesuai antara hak dengan kewajiban. Serta sebagai anggota masyarakat sebangsa dan

2
Tema 7 : Kepemimpinan

setanah air kita harus menghormati hak-hak yang dimiliki orang lain, bersikap adil, dan saling menolong.

3
SEMESTER 2 ANTONIUS 02 SEMARANG Tema 7 : Kepemimpinan

Nilai-nilai yang terkandung dalam sila kelima Pancasila:


 Adil dan bijaksana dalam segala tindakan.
 Kesamaan derajat manusia di mata hukum.
 Mencintai segala jenis pembangunan demi kemajuan bangsa.
 Tidak membeda-bedakan manusia berdasarkan derajat dan golongan.

E. Butir-butir Pancasila
Sila keempat
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak,
dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha
Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.

Sila kelima
1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan
dan kegotongroyongan.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
9. Suka bekerja keras.
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia:


3.3 Menggali isi teks pidato yang didengar dan dibaca.

A. Pengertian Pidato
Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi dengan susunan yang baik untuk
menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu hal.
Pidato biasanya dibawakan oleh seseorang yang memberikan orasi-orasi dan pernyataan tentang suatu hal/
peristiwa yang penting dan layak untuk diperbincangkan.

3
SEMESTER 2 ANTONIUS 02 SEMARANG Tema 7 : Kepemimpinan

B. Tujuan Pidato
Tujuan pidato antara lain:
1. Memberikan sapaan dalam suatu acara.
2. Memberi suatu pemahaman atau informasi kepada orang lain.
3. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti keinginan kita dengan suka rela.
4. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas
dengan ucapan yang kita sampaikan.

C. Jenis-Jenis Pidato
Jenis-jenis pidato antara lain:
1. Pidato Pembukaan
Pidato Pembukaan merupakan pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau MC (master of
ceremony).
2. Pidato Pengarahan
Pidato pengarahan merupakan pidato untuk mengarahkan jalannya acara pada suatu pertemuan.
3. Pidato Sambutan
Pidato Sambutan merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu
yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian
Pidato Peresmian merupakan pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan
sesuatu.
5. Pidato Laporan
Pidato Laporan merupakan pidato yang isinya melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban
Pidato Pertanggungjawaban merupakan pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban.

D. Metode Pidato
Metode-metode pidato antara lain:
1. Metode menghafal
Metode menghafal yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghafalkannya kata per kata.
2. Metode naskah
Metode naskah yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya, umumnya
dipakai pada pidato-pidato resmi.
3. Metode serta merta
Metode serta merta yaitu membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan pengalaman
dan wawasan, umumnya dipakai pada pidato-pidato dadakan/ darurat.
4. Metode ekstemporan
Metode ekstemporan yaitu berpidato yang terlebih dahulu menyiapkan secara garis besar konsep pidato
yang akan disampaikan pada saat berpidato.

4
SEMESTER 2 ANTONIUS 02 SEMARANG Tema 7 : Kepemimpinan

E. Struktur Pidato
Susunan/ struktur pidato antara lain:
1. Pembukaan/ Pendahuluan
a. salam pembuka
b. sapaan kepada para pendengar yang disampaikan secara runtut
c. ucapan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
d. pengantar ke topik
2. Isi pidato (disusun secara sistematis)
a. maksud
b. tujuan
c. sasaran
d. rencana
e. langkah
3. Penutup
a. kesimpulan
b. harapan
c. pesan
d. ucapan terima kasih
e. salam penutup

F. Ciri-ciri Pidato
Ciri-ciri pidato yang baik antara lain:
1. Memiliki tujuan yang jelas.
2. Isinya mengandung kebenaran.
3. Penyampaiannya jelas dan juga menarik.
4. Menciptakan suasana efektif dengan pendengarnya.
5. Cara penyampaiannya sesuai dengan latar belakang pendengarnya.
6. Menggunakan intonasi, artikulasi, dan volume yang jelas.
 Intonasi : Naik turunnya lagu kalimat.
 Artikulasi : Bagaimana cara melafalkan bunyi bahasa.
 Volume : Kuat lemahnya dalam mengucapkan suatu kata-kata atau kalimat.

G. Persiapan Pidato
Persiapan-persiapan sebelum pidato antara lain:
1. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
2. Wawasan pendengar pidato secara umum.
3. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato.
4. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
5. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan.

H. Teknik-teknik Berpidato
Teknik berpidato yang baik antara lain:
1. Pengambilan nafas yang tepat.
2. Mengambil posisi berdiri yang nyaman.

5
SEMESTER 2 ANTONIUS 02 SEMARANG Tema 7 : Kepemimpinan

3. Penggunaan intonasi, volume, dan artikulasi yang jelas.


4. Menyiapkan dengan baik materi pidato yang akan disampaikan.
5. Menyiapkan catatan kecil sebagai pengingat materi yang akan disampaikan.

I. Cara-cara Berpidato
Cara berpidato yang baik antara lain:
1. Berdiri dengan posisi yang tegap dan melihat ke arah audien atau pendengarnya.
2. Menyampaikan pidato dengan bahasa yang santun, jelas, dan mudah dipahami.
3. Memberikan sapaan/ penghormatan kepada orang-orang penting yang hadir.
4. Menyampaikan pidato dengan tempo yang tepat (tidak terlalu cepat/ lambat).
5. Ketika menyampaikan pidato tidak boleh menyinggung perasaan orang lain.

Kompetensi Dasar IPA:


3.2 Menghubungkan ciri pubertas pada laki-laki dan perempuan dengan kesehatan reproduksi

Pubertas
 Masa pubertas terjadi pada fase hidup remaja. Masa remaja adalah fase penyesuaian dari masa anak-anak
akhir ke fase dewasa awal.
 Masa remaja adalah masa memasuki pubertas. Fase ini anak akan mengalami perubahan perubahan fisik,
perubahan pola pikir, pematangan fungsi reproduksi.
 Perubahan tersebut dipengaruhi oleh hormon dalam tubuh. Masa pubertas yang dialami oleh setiap anak,
berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.
 Masa pubertas adalah masa perubahan dari fase anak-anak menuju fase dewasa.
 Seorang anak akan mengalami perubahan fisik pada masa pubertas. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh
hormon yang berada di dalam tubuh. Hormon-hormon mempengaruhi pertumbuhan manusia pada fase
pubertas.
 Hormon merupakan zat yang dihasilkan oleh tubuh untuk mengendalikan proses-proses tertentu dalam
tubuh.
 Ciri-ciri pubertas pada manusia ditandai dengan perkembangan reproduksi baik pada laki-laki maupun
perempuan. Pada laki-laki maupun perempuan terdapat perubahan fisik secara cepat namun tetap bertahap.
 Pada masa pubertas manusia juga akan mengalami perubahan pola pikir.
 Ciri-ciri utama yang dialami pada masa pubertas dibagi menjadi dua. Pertama perubahan utama (primer)
yaitu terjadi perubahan di dalam tubuh. Sehingga ciri-cirinya tidak nampak pada tubuh. Kedua perubahan
fisik (sekunder) yaitu perubahan yang terjadi diluar tubuh. Hubungan antara ciri pubertas pada laki-laki
dengan ciri pubertas pada perempuan dengan kesehatan reproduksi adalah ketika masa pubertas, terjadi
pematangan organ reproduksi. Baik organ reproduksi laki-laki maupun perempuan. Ketika terjadinya
pematangan, menjaga kesehatan reproduksi sangatlah diperlukan. Karena, jika organ reproduksi tidak
dijaga, akan menyebabkan munculnya gangguan dan kelainan pada organ reproduksi.

 Yang harus dilakukan pada masa pubertas adalah dengan mengisi kegiatan positif.
 Beberapa cara tersebut diantaranya adalah:
1. Mendekatkan diri kepada tuhan yang maha Esa.
2. Mengikuti pengajian di lingkungan rumah.
3. Selalu berpikir positif dan melakukan kegiatan positif.
4. Terbuka kepada orang tua.
5. Belajar seks edukasi kepada orang tua atau guru.
6. Banyak membaca buku pengetahuan.
7. Bergaul dengan teman yang baik.
8. Mengembangkan hobi dan bakat yang dimiliki.

 Di masa pubertas juga perlu menjaga beberapa bagian tubuh. Ada bagian-bagian tubuh yang bersifat privasi
dan hanya kita yang berhak melihat dan menyentuhnya.
 Pada masa pubertas perubahan fisik dan psikologi akan terjadi pada tubuh. Maka untuk itu merawat tubuh
agar tetap terlihat indah sangat diperlukan.
 Beberapa cara untuk merawat diri pada masa pubertas diantaranya adalah:
1. Rajin membersihkan badan dengan handuk yang bersih, kering, lembut, tidak berbau atau lembab.
Tema 7 : Kepemimpinan

2. Menggunakan pakaian dalam dengan bahan yang mudah menyerap keringat.


Bahan katun adalah bahan yang mudah menyerap keringat. Sunat bagi laki-laki.
3. Mandi bersih
Selain pada bagian muka, kelenjar keringat juga mengalami perubahan. Maka orang pada masa
pubertas mudah sekali bau badan. Untuk mengantisipasinya kita bisa mandi bersih dan menggunakan
deodorant.
4. Makan makanan yang bergizi
Pada masa pubertas tubuh kita mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang lebih cepat dari
biasanya. Oleh karena itu untuk menunjang pertumbuhan dan perkembang kita membutuhkan
makanan yang bergizi.
5. Mengganti pakaian dalam paling sedikit 2x dalam sehari
6. Berolahraga
Pada masa pubertas tenaga kita menjadi berlipat-lipat. Untuk menyalurkan tenaga tersebut kita bisa
berolahraga. Olahraga adalah salah satu kegiatan positif yang juga berfungsi untuk menjaga
kesehatan.
7. Istirahat cukup
Selain berolahraga kita pada masa pubertas kita juga membutuhkan istirahat cukup. Tidak kurang dan
tidak lebih. Hal ini bertujuan untuk membantu pertubuhan dan proses regenerasi sel apabila ada sel
dalam tubuh yang rusak.

Kompetensi Dasar IPS:


3.3 Menganalisis posisi dan peran Indonesia dalam kerja sama di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya,
teknologi, dan pendidikan dalam lingkup ASEAN.

A. Peran ASEAN di Bidang Ekonomi


1. Pusat promosi ASEAN
Dengan adanya pusat promosi, ASEAN dapat membantu para negara anggota untuk memasarkan produk
mereka sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat.
2. Penyediaan cadangan pangan
Untuk menghindari risiko bahaya ekonomi akibat masalah pangan, ASEAN menetapkan beberapa negara
anggotanya sebagai lumbung cadangan pangan. Adapun negara yang berkontribusi dalam langkah ini
adalah Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Singapura.
3. Penyelenggaraan proyek industri
Salah satu upaya ASEAN untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah mendirikan berbagai proyek
industri, di antaranya:
- ASEAN Aceh Fertilizer Project -> pabrik pupuk di Aceh
- ASEAN Urea Project -> pabrik pupuk di Malaysia
- ASEAN Copper Fabrication project -> pabrik tembaga di Filipina
- ASEAN Vaccine Project -> produksi vaksin di Singapura
- Rock Salt Soda Ash Project -> produksi abu soda di Thailand
4. Kawasan Perdagangan Bebas
Untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kawasan, ASEAN menetapkan kawasan
perdagangan bebas ASEAN (AFTA). Dengan cara ini, setiap negara anggota ASEAN dapat berdagang
dengan negara anggota lain tanpa harus mengkhawatirkan bea impor.
5. Koperasi ASEAN
Koperasi ASEAN merupakan bentuk kerjasama yang bergerak di bidang koperasi dan bertujuan
meningkatkan kesejahteraan para negara anggota ASEAN.

B. Peran Indonesia di ASEAN dalam Bidang Ekonomi


1. Indonesia berperan dalam peningkatan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dalam penyerapan
tenaga kerja, pengembangan SDM, jiwa kewirausahaan, dan pengembangan perusahaan dan produk yang
SEMESTER 2 ANTONIUS 02 SEMARANG Tema 7 : Kepemimpinan

di luar negeri.
2. Indonesia berperan dalam pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA).
3. Mendampingi usaha masyarakat dan menjembatani distribusi pasar.
4. Indonesia turut mendorong peningkatan kerja sama ekonomi ASEAN dengan negara mitra strategis
seperti kanada, Amerika Serikat, Rusia, Australia, China, India, Jepang, Korea Selatan dan Selandia Baru.

5. Indonesia berperan dalam membangun daya saing Indonesia di ASEAN melalui pemberdayaan badan usaha
milik desa
6. Indonesia mengajak ASEAN untuk berperan penting dalam menghadapi revolusi Industri 4.0 World
Economic Forum on ASEAN di Hanoi agar generasi muda bersiap mengambil kesempatan dan menjawab
tantangan menghadapi tantangan perkembangan teknologi.

C. Peran Indonesia di ASEAN dalam Bidang Sosial Budaya


1. Menjaga hak anak dalam mekanisme di ASEAN dalam child protection system.
2. Indonesia berperan dalam Committee for the ASEAN Socio-Cultural Community (SOCA) ke-25 di Singapura
dalam membahas budaya perdamaian dan tolerasi, penjaminan hak-hak penyandang disabilitas.
3. Indonesia berperan dalam ASEAN untuk membuka akses yang seluas-luasnya bagi seluruh penduduk di
negara-negara anggotanya dengan memperhatikan kesetaraan gender.
4. Indonesia berperan dalam ASEAN di sektor kebudayaan berkembang sejak dibentuknya ASEAN
Committee on Culture and Information (ASEAN-COCI) yang bertujuan mempromosikan kerjasama yang
efektif di bidang kebudayaan dan penerangan dalam rangka meningkatkan saling pengertian dan
kesetiakawanan di antara masyarakat ASEAN.
5. Menyelenggarakan workshop dan symposium di bidang seni dan budaya, ASEAN Culture Week, ASEAN Youth
Camp, ASEAN Quiz, serta pertukaran kunjungan antarseniman ASEAN.
6. Indonesia aktif berperan dalam ASEAN untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan yang
menyebabkan polusi udara.

D. Peran Indonesia di ASEAN dalam Bidang Pendidikan


1. Indonesia merupakan anggota SEAMEO yang memiliki institusi spesialis terbanyak di antara negara
anggota lainnya. Mereka bergerak dalam berbagai program pelatihan dan penelitian di bidang
pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya.
2. Membentuk ASEAN Committee on Science and Technology (ASEAN COST) yang bertujuan memberikan
dukungan bagi kegiatan Riset serta Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional ASEAN.
3. Mengajak mahasiswa untuk berkontribusi terhadap pembangunan Pilar Masyarakat Politik Keamanan
ASEAN, serta bagaimana rakyat Indonesia mendapatkan manfaat dari kemajuan pembangunan demi
mewujudkan visi ASEAN people centered and people oriented.
4. Meningkatan kualitas pendidikan di perguruan tinggi melalui kemampuan dan fasilitas untuk mencapai
Internasionalisasi perguruan tinggi.

11
SEMESTER 2 ANTONIUS 02 SEMARANG Tema 7 : Kepemimpinan

E. Sumber Daya Alam Negara-Negara ASEAN

Sumber gambar: blog.ruangguru.com


Tema 7 : Kepemimpinan

SBDP
Kompetensi Dasar
3.2 Memahami interval nada
4.2 Memainkan interval nada melalui lagu dan alat musik

Tangga Nada Diatonis Mayor


Tangga nada merupakan susunan berjenjang, misalnya do, re, mi, fa, sol, la, si, do. Dalam seni musik ada jenis tangga
nada diatonis. Tangga nada diatonis terdiri atas delapan nada. Tangga nada diatonis dibagi lagi dalam dua jenis tangga
nada, yaitu tangga nada mayor dan tangga nada minor.
Tangga nada diatonis mayor memiliki interval (jarak nada) 1 1 ½ 1 1 1 ½ .
Ciri-ciri tangga nada diatonis mayor biasanya sebagai berikut.
1. Bersifat riang gembira.
2. Bersemangat.
3. Biasanya diawali dan diakhiri nada do. Namun, tidak menutup kemungkinan diawali dengan nada 5 (sol) atau 3
(mi) dan diakhiri nada 1 (do).

Lagu Ibu Kita Kartini diciptakan oleh WR Supratman dinyanyikan dengan nada dasar C = Do birama 4/4 dan tempo
Andante. Lagu Gundul Pacul dari Jawa Tengah ciptaan RC Harjosubroto dinyanyikan dengan nada dasar Do= C,
birama 4/4 dan tempo moderato artinya dinyanyikan dengan tempo sedang

Tangga Nada Diatonis Minor


Tangga nada diatonis minor memiliki interval (jarak nada) 1 ½ 1 1 1 ½ 1 1. Tangga nada diatonis minor ada bermacam-
macam salah satunya tangga nada diatonis minor harmonis. Tangga nada diatonis minor harmonis adalah tangga nada
diatonis minor dengan nada ketujuh dinaikkan setengah. Perhatikan contoh urutan tangga nada diatonis minor
harmonis berikut.

Ciri-ciri tangga nada diatonis minor biasanya sebagai berikut.


 Lagu bersifat sedih.
 Lagu kurang bersemangat.
 Melodi lagu biasanya diawali dan diakhiri nada 6 (la). Namun, tidak menutup kemungkinan diawali nada 3 (mi)
dan diakhiri nada 6 (la).

Secara umum, lagu bertangga nada diatonis minor bersifat sedih dan kurang bersemangat. Namun, ada pula lagu
bertangga nada minor yang gembira dan bersemangat, misalnya lagu “Ayam Den Lapeh” dan “Bungong Jeumpa”.

Kompetensi Dasar
3.3 Memahami penampilan tari kreasi daerah
4.3 Menampilkan tari kreasi daerah

Tari Daerah Berpasangan


Terdapat berbagai jenis tari di Indonesia. Ada tari daerah dan ada pula tari kreasi modern. Berdasarkan banyaknya
penari yang menarikan, ada tari tunggal, tari berpasangan, dan tari kelompok. Berikut beberapa contoh tari daerah
berpasangan.
1. Tari Piring berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat
2. Tari serampang dua belas terkenal di daerah melayu (Melayu Deli), Sumatera Utara, (Ranah Minang) Sumatera
barat, Pekanbaru (RIAU)
3. Tari Payung berasal dari Sumatera Barat
4. Tari Legong dari Bali
5. Tari Janger Dari Bali
6. Tari Ketuk tilu dari Jawa Barat
7. Tari Bamabangan Cakil Dari Jawa Tengah
8. Tari Zapin dari Riau
9. Tari Gandrung dari Banyuwangi, Jawa timur
10. Tari Golek Menak dari Yogyakarta

Unsur Tari
Dalam tarian terdapat berbagai unsur yang saling mendukung sehingga memunculkan perpaduan yang harmonis.
Keharmonisan itu akan membuat sajian tari menjadi indah dan menarik. Unsur tari terdiri atas gerak, busana, tata rias,
properti, dan iringan.
1. Gerak
Gerak tari adalah serangkaian gerakan indah dari anggota tubuh yang dapat dinikmati oleh orang lain. Gerak
tari diperagakan berdasarkan ruang, waktu, dan tenaga. Ciri khas gerak tari setiap daerah di Indonesia berbeda-
beda. Gerak tari terbagi atas dua macam, yaitu gerak murni dan gerak maknawi. Gerak tari murni yaitu gerak
yang tidak mengandung arti tetapi tetap mementingkan keindahan. Sebaliknya, gerak tari maknawi mempunyai
arti tertentu.
Tema 7 : Kepemimpinan

2. Tata busana
Tata busana tari meliputi semua pakaian yang dikenakan penari saat mempertunjukkan suatu karya tari di atas
pentas sesuai peran yang ditampilkan. Tata busana tari disesuaikan dengan konsep, tema, karakter, dan bentuk
tarian. Tata busana membantu penonton menangkap ciri sebuah peran atau tokoh. Tata busana juga
memperlihatkan kesesuaian hubungan antara peran dengan karakter tarian yang dibawakan.
3. Tata rias
Dalam mempertunjukkan suatu tarian, penari harus merias wajahnya. Alat-alat rias yang digunakan meliputi
bedak, lipstik, pensil alis, dan perona mata serta perona pipi. Tujuan rias wajah untuk mengubah tampilan
wajah penari sesuai dengan jenis karakter tarian yang dibawakan.
4. Iringan tari
Iringan tari merupakan bunyi-bunyian untuk mendukung suasana penampilan tari. Iringan tari dapat berupa
permainan alat-alat musik modern atau tradisional. Iringan tari juga dapat berupa bunyi yang berasal dari
gerakan tubuh, misalnya tepuk tangan, hentakan kaki, siulan, atau nyanyian.
5. Properti tari
Properti tari meliputi semua alat yang digunakan oleh penari dalam melakukan gerakan tari. Properti tari dapat
berupa selendang, kipas, topeng, piring, kuda kepang, keris, tombak, tameng, atau benda-benda lain. Pemilihan
properti tari disesuaikan dengan jenis tari yang akan ditampilkan.
6. Tempat pertunjukan
Seni tari memerlukan tempat untuk mempertunjukkanya. Tempat pertunjukan tari biasa disebut panggung.
Secara umum, jenis pentas tari ada dua: pentas tertutup dan pentas terbuka. Pentas tertutup diadakan di dalam
ruang kelas, gedung, atau aula. Sebaliknya, pentas terbuka dapat diadakan di lapangan, halaman rumah, atau
bahkan di jalan.

Tari Piring
Unsur Tari Keterangan
Gerak Berbagai macam gerak tari Piring tersebut dibagi ke dalam tiga fase, yaitu gerak awal yang
terdiri atas gerak pasambahan dan singanjuo lalai. Bagian tengah terdiri atas gerak
mencangkul sampai gerak menampih padi, dan bagian akhir terdiri atas gerak menginjak
pecahan kaca.
Tata Busana yang dikenakan para pria terdiri dari atasan lengan lebar berhias renda benang emas
Busana (busana rang mudo), celana dengan bagian tengah berukuran besar (saran galembong), kain
songket (sisamping), ikat pinggang dari kain songket (cawek songket), serta penutup kepala
berbentuk segitiga (destar).

Busana yang dikenakan para penari wanita terdiri atas baju kurung dari kain satin atau
beludru, bawahan kain songket, selendang, penutup kepala berbentuk tanduk khas Minang
(Tikuluak tanduak balapak), serta aksesoris berupa kalung gadang, anting, dan kalung rambai.
Pakaian yang digunakan para penaripun tersebut harus berwarna cerah dan sarat dengan
nuansa warna merah dan kuning keemasan.
Tata Rias Tari piring ini banyak menggambarkan kegembiraan, kebersamaan, kesejahteraan, dan
kemakmuran rakyat Minangkabau. Rias aksen akan memberikan tekanan pada pemain yang
sudah mendekati peranan yang akan dimainkannya.
Iringan Tari Alat musik yang digunakan untuk mengiringi tari Piring adalah talempong, gandang, seruling,
dan jentikan jari penari terhadap piring yang dipegang.
Properti Tarian ini dimainkan dengan menggunakan piring sebagai properti utama. Piring-piring
Tari tersebut kemudian diayun dengan gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa terlepas dari
genggaman tangan.
Tempat Tari piring dipentaskan pada upacara adat, upacara pernikahan, upacara setelah panen padi
Pertunjuka maupun hasil bumi lainnya, khitanan dan pengangkatan penghulu. Biasanya tari piring
n dipertunjukan di tempat terbuka.
Tema 7 : Kepemimpinan

Tokoh tari daerah


Nama
Hasil Karya
Tokoh
Retno Retno Maruti merupakan salah satu pencipta dan penata tari sekaligus penari. Ia
Maruti mengembangkan tari Jawa terutama untuk gaya Surakarta. Karya-karya Retno Maruti
banyak mengambil cerita epos Ramayana seperti “Alap-Alap Sukesi”, “Dewabrata”,
“Abimanyu Gugur”. Ide cerita diambil dari babad tanah Jawa seperti “Ki Ageng
Mangir” dan juga cerita tentang kepahlawanan “Untung Suropati.” Retno Maruti
membuat inovasi baru terhadap seni tradisional disesuaikan dengan kondisi terkini
sehingga tetap relevan untuk ditonton sebagai seni pertunjukan
Huriah Huriah Adam merupakan salah satu tokoh seni tradisional tari Minang. Dia menggali
Adam semua potensi ragam gerak Randai ke dalam bentuk tarian baik dilakukan secara
berkelompok maupun perseorangan atau pasangan. Ragam gerak pencak silat
merupakan materi pada tari tradisional Minang. Hurian Adam juga menciptakan tari
Payung yang melihat bahwa budaya Minang juga memiliki persinggungan dengan
budaya Melayu.
Rasinah Rasinah merupakan salah satu maestro tari Topeng Cirebonan. Sepanjanghidupnya
didedikasikan pada perkembangan dan pertumbuhan seni tradisional Topeng Cirebon
terutama untuk gaya Indramayuan. Iravati Durban juga salah satu tokoh yang
senantiasa mengembangkan tari tradisional Sunda.
Trisna Trisna Bulan Jelantik merupakan salah satu tokoh dari sekian banyak tokoh penari dan
Bulan penata tari tradisional Bali. Bulan Jelantik mengembangkan seni tradisi tari Bali.
Jelantik Bersama dengan Retno Maruti membuat dramatari “Calonarang” yang memadukan
konsep dua budaya berbeda Bali dan Jawa dalam bentuk Bedayan dan Langendriyan.
Trisna Bulan Jelantik adalah penari yang menyanyi dan menari dalam dua budaya
Jawa dan Bali dalam iringan musik yang sama.
Raden Raden Tjetje Somantri adalah saeorang pelopor tari kreasi Jawa Barat. R. Tjetje
Tjetje Somantri menciptakan Tari Dewi, Anjasmara I dan II, Puragabaya, Kendit Birayung,
Somantri Dewi Serang dan Sulintang, Komala Gilang Kusumah, Ratu Graeni, Topeng
Koncaran, Srigati, Golek Purwokertoan, Rineka Sari, Kukupu, Sekar Putri, Tari
Merak, Golek Rineka, Nusantara, Anjasmara III dan Renggarini.
S. Maridi S. Maridi terkenal sebagai seniman tari yang karya-karyanya banyak menggunakan
gerak tradisional. Beliau berasal dari Surakarta. Hasil-hasil karyanya, yaitu: Tari
Gombyang Pareanom, Tari Merak Subai, Tari Bondan Tani
R.I. Beliau berasal dari Yogyakarta. Seni tari yang beliau ciptakan merupakan hasil dari
Sasmita pengembangan tari-tari klasik gaya Yogyakarta. R.I. Sasmito Mardono adalah seniman
Mardono yang mengembangkan Tari Meraj Yogyakarta. Karya-karya beliau adalah: Tari Golek
Ayun-Ayun, Tari Golek Kenya Tinembe, Beksan Menak Umaryono-Umardi
Sesuai dengan namanya. I Wayan Dibia berasal dari Bali. Beliau adalah seniman yang
I Wayan
banyak mengembangkan tari gaya Bali, karya beliau yang terkenal adalah Tari Jaran
Dibia
Teji.
Wiwik Wiwik Widiastutik Seorang pinata tari dari jakarta yang aslinya dari yogyakarta ini
Widiastutik tidak diragukan lagi . Sebagai pinata tari beliau selalu menggali dan mengembangkan
budaya betawi . Karyanya antara lain sebagai berikut : Tari Ronggeng blantek, Tari
Ngarojeng, Tari Topeng, Tari Kembang Lambangsari
Gugun Gugun Gumbira Seorang pinata tari yang juga berasal dari jawa barat ini
Gumbira mengembangkan tari rakyat ketuk tilu menjadi sebuah tontonan yang menarik yaitu
tari Jaipongan . Bahkan tari ini sampai di kenal hingga ke mancanegara . Beliau juga
mempunyai sanggar tari yaitu Sanggar tari jugala yang di khususkan untuk membuat
tari-tarian jaipongan . Karyanya antara lain : Tari Daunpulus, Tari Serat Salira, Tari
Kameutmeut
Bagong Bagong Kusudiarjo Beliau merupakan seorang pelukis dan juga pinata tari dari
Kusudiarjo yogyakarta yang sudah terkenal . Bahkan karyanya telah menyebar keseluruh pelosok
nusantara . Tari ini di sukai karena beragam dan berlatar belakang tradisi dari budaya-
budaya diseluruh indonesia . Ini adalah karya tarinya : Tari Tani, Tari Batik, Tari Wira
Pertiwi, Tari Reog, Tari Keris, Tari Bhayangkari
Tema 7 : Kepemimpinan

Kompetensi Dasar
3.4 Memahami patung
4.4 Memainkan patung

Seni Patung
Seni patung adalah sebuah karya tiga dimensi yang menyuguhkan sebuah keindahan atau nilai estetika.
Aspek Keterangan
Ciri-ciri 1. Memiliki volume (panjang, lebar dan tinggi).
Patung 2. Memiliki tekstur. Tekstur adalah sifat permukaan yang memiliki karakter halus, licin, polos,
kasap, mengkilap, berkerut, dan sebagainya
3. Memiliki warna. Unsur warna yang ada pada patung dapat dimanfaatkan sebagai salah satu
nilai estetis pada karya seni patung.
4. Memiliki bentuk. Bentuk (form) adalah wujud fisik yang dapat dilihat
5. Berbentuk manusia, hewan, maupun tumbuhan
Jenis-jenis A. Berdasarkan bentuk :
patung Berdasarkan bentuknya, karya seni patung dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu Figuratif dan
Nonfiguratif.
1. Figuratif merupakan bentuk patung yang dibuat dengan meniru bentuk secara alamiah,
Misalnya : manusia, hewan atau tumbuhan. Bentuk karya ini dibuat secara utuh sesuia dengan
keasliannya.
2. Nonfiguratif merupakan karya seni rupa patung yang dibuat tidak seperti bentuk figuratif, yaitu
dibuat diluar bentuk aslinya. Bentuk ini biasanya menampilkan garis-garis melintang atau
memanjang, lubang, lekukan, benda dll.

B. Berdasarkan jenis :
Berdasarkan jenisnya, karya seni patung dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu Zonde Bosse
dan Relief
1. Zonde Bosse (bentuk patung yang berdiri sendiri dan terlepas di kanan kirinya)
2. Relief adalah bentuk patung yang menempel pada permukaan dinding. Relief dibagi menjadi 3
yaitu : Baserelief (menampilkan bentuk-bentuk yang timbul kurang dari setengahnya,
Demirelief (menampilkan bentuk persis setengah dari bentuknya), Hautrelief (menampilkan
bentuk yang sama dengan bentuknya).

C. Berdasarkan Fungsi :
Berdasarkan fungsinya patung dikelompokkan menjadi 6 kelompok sebagai berikut :
1. Patung Religi Patung religi adalah jenis-jenis patung yang dibuat untuk tujuan patung untuk
sarana beribadah Patung-patung pada zaman dahulu seringkali di buat untuk kepentingan
keagamaan. Misalnya, pada era kejayaan Hindu dan Budha, patung di buat untuk menghormati
dewa atau untuk mengenang orang-orang yang yang diagungkan. Misalnya raja atau pimpinan
keagamaan atau komunitas mereka.
2. Patung Monumen Patung monumen adalah jenis-jenis patung yang kedua. Patung monumen
biasa dibuat untuk peringatan sebuah peristiwa atau kejadian yang bersejarah. Patung
monumen juga dibuat untuk mengenang jasa seorang pahlawan besar dalam sebuah bangsa
atau kelompok kenegaraan.
3. Patung Arsitektur Patung arsitektur adalah patung yang memiliki nilai estetika, dan berfungsi
untuk menopang suatu konstruksi bangunan. Patung arsitektur mengutamakan kekokohan dan
detil-detil keindahan guna memanjakan mata bagi yang memandangnya.
4. Patung Dekorasi Patung dekorasi adalah patung yang biasanya berfungsi untuk menghias suatu
bangunan atau suatu tempat. Patung dekorasi juga bisa Anda temukan terletak di sebuah taman
baik taman pribadi maupun taman umum. Tujuannya untuk mempercantik atau memperindah
pemandangan di sekitarnya.
5. Patung Seni. Patung seni adalah patung yang dibuat dengan tujuan murni untuk estetika.
Artinya, fungsi patung seni murni untuk dinikmati keindahannya dari segi bentuk dan makna
bagi yang memahaminya. Patung seni bisa Anda temukan dalam pameran-pameran kesenian,
di museum, atau di sebuah gedung dan tempat penting.
6. Patung Kerajinan Patung kerajinan adalah jenis patung yang murni diproduksi untuk tujuan
konsumerisme. Artinya, patung kerajinan adalah patung yang diperjual-belikan secara bebas,
dengan berbagai tujuan. Baik untuk hiasan rumah, taman dan lain sebagainya.
Tema 7 : Kepemimpinan

D. Berdasarkan corak
Berdasarkan coraknya, jika dilihat dari perwujudannya ragam seni patung modern dapat
dibedakan menjadi 3 corak :
1. Corak Imitatif/realis/representatif adalah patung berdasarkan tiruan dari bentuk alam,
berdasarkan bentuk fisik, baik anatomi, proporsi maupun gerak
2. Corak Deformatif adalah patung yang telah mengalami perubahan dari tiruan alam, diubah
menjadi bentuk baru berdasarkan imajinasi pematung
3. Corak Nonfiguratif/abstrak adalah patung yang secara umum sudah meninggalkan bentuk-
bentuk alam untuk perwujudannya. Corak abstrak dipengaruhi oleh aliran konstruksi. Patung
dipandang sebagai bentuk konstruksi, yaitu besi, kayu, plat, plastik, kawat, dan lain-lain.
Bahan 1. Bahan lunak yaitu bahan yang digunakan lunak dan mudah dibentuk. Seperti tanah liat,
pembuat plastisin, sabun dan lainnya.
patung 2. Bahan sedang yaitu bahan yang digunakan tidak lunak dan tidak keras. Misal kayu sengon,
kayu waru, kayu mahoni, kayu randu dan lainnya
3. Bahan keras yaitu bahan yang dapat berupa kayu atau batu-batuan. Misal kayu jati, kayu ulin,
batu andesit, batu granit, batu marmer dan lainnya
4. Bahan campuran yaitu bahan yang bukan berasal dari 3 jenis bahan di atas. Misal dari semen,
pasir, perunggu, kuningan, emas dan lainnya.
Teknik 1. Teknik pahat adalah pembuatan patung dengan mengurangi bagian-bagian tertentu pada bahan
pembuatan dasar keras.
patung 2. Teknik cor adalah pembuatan patung dengan memanaskan logam hingga mencair kemudian
dituangkan dalam cetakan patung yang telah dibentuk rupa patungnya.
3. Teknik butsir adalah pembuatan patung dengan mengurangi bahan lunak seperti tanah liat, gips
dan bahan yang berstruktur lunak lainnya.
4. Teknik modeling adalah pembuatan patung dengan membuat model terlebih dahulu dan
setelah itu dibentuk patung sebenarnya.
5. Teknik merakit adalah pembuatan patung dengan cara merakit bahan dasar patung kemudian
merangkainya.
6. Teknik membentuk adalah pembuatan patung dengan cara membentuk patung secara bertahap
sehingga tercipta patung yang diinginkan.

Membuat Patung Berbahan Kertas


1. Siapkan kertas bekas.
2. Rendam kertas kira-kira selama 24 jam sampai lunak.
3. Buatlah kerangka menggunakan kawat. Besar kecilnya kawat menyesuaikan besar kecilnya patung yang akan
dibuat.
4. Kertas yang sudah lunak dapat ditumbuk lagi, lalu diperas dan dicampur dengan lem kanji (sampai berbentuk
seperti tanah liat).
5. Tempelkan bubur kertas pada kerangka kawat sesuai dengan bentuk yang dinginkan.
6. Untuk mendapatkan lapisan luar yang halus, lapislah dengan kertas yang berwarna putih dengan lem.
7. Jemur patung di bawah sinar matahari.
8. Setelah kering, warnai patung dengan cat kayu atau cat tembok, sesuai warna yang kamu sukai.

Anda mungkin juga menyukai