A. Pengertian Pancasila
1
SEMESTER 2 ANTONIUS 02 SEMARANG Tema 7 : Kepemimpinan
2
Tema 7 : Kepemimpinan
setanah air kita harus menghormati hak-hak yang dimiliki orang lain, bersikap adil, dan saling menolong.
3
SEMESTER 2 ANTONIUS 02 SEMARANG Tema 7 : Kepemimpinan
E. Butir-butir Pancasila
Sila keempat
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak,
dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha
Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
Sila kelima
1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan
dan kegotongroyongan.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
9. Suka bekerja keras.
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
A. Pengertian Pidato
Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi dengan susunan yang baik untuk
menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu hal.
Pidato biasanya dibawakan oleh seseorang yang memberikan orasi-orasi dan pernyataan tentang suatu hal/
peristiwa yang penting dan layak untuk diperbincangkan.
3
SEMESTER 2 ANTONIUS 02 SEMARANG Tema 7 : Kepemimpinan
B. Tujuan Pidato
Tujuan pidato antara lain:
1. Memberikan sapaan dalam suatu acara.
2. Memberi suatu pemahaman atau informasi kepada orang lain.
3. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti keinginan kita dengan suka rela.
4. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas
dengan ucapan yang kita sampaikan.
C. Jenis-Jenis Pidato
Jenis-jenis pidato antara lain:
1. Pidato Pembukaan
Pidato Pembukaan merupakan pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau MC (master of
ceremony).
2. Pidato Pengarahan
Pidato pengarahan merupakan pidato untuk mengarahkan jalannya acara pada suatu pertemuan.
3. Pidato Sambutan
Pidato Sambutan merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu
yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian
Pidato Peresmian merupakan pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan
sesuatu.
5. Pidato Laporan
Pidato Laporan merupakan pidato yang isinya melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban
Pidato Pertanggungjawaban merupakan pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban.
D. Metode Pidato
Metode-metode pidato antara lain:
1. Metode menghafal
Metode menghafal yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghafalkannya kata per kata.
2. Metode naskah
Metode naskah yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya, umumnya
dipakai pada pidato-pidato resmi.
3. Metode serta merta
Metode serta merta yaitu membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan pengalaman
dan wawasan, umumnya dipakai pada pidato-pidato dadakan/ darurat.
4. Metode ekstemporan
Metode ekstemporan yaitu berpidato yang terlebih dahulu menyiapkan secara garis besar konsep pidato
yang akan disampaikan pada saat berpidato.
4
SEMESTER 2 ANTONIUS 02 SEMARANG Tema 7 : Kepemimpinan
E. Struktur Pidato
Susunan/ struktur pidato antara lain:
1. Pembukaan/ Pendahuluan
a. salam pembuka
b. sapaan kepada para pendengar yang disampaikan secara runtut
c. ucapan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
d. pengantar ke topik
2. Isi pidato (disusun secara sistematis)
a. maksud
b. tujuan
c. sasaran
d. rencana
e. langkah
3. Penutup
a. kesimpulan
b. harapan
c. pesan
d. ucapan terima kasih
e. salam penutup
F. Ciri-ciri Pidato
Ciri-ciri pidato yang baik antara lain:
1. Memiliki tujuan yang jelas.
2. Isinya mengandung kebenaran.
3. Penyampaiannya jelas dan juga menarik.
4. Menciptakan suasana efektif dengan pendengarnya.
5. Cara penyampaiannya sesuai dengan latar belakang pendengarnya.
6. Menggunakan intonasi, artikulasi, dan volume yang jelas.
Intonasi : Naik turunnya lagu kalimat.
Artikulasi : Bagaimana cara melafalkan bunyi bahasa.
Volume : Kuat lemahnya dalam mengucapkan suatu kata-kata atau kalimat.
G. Persiapan Pidato
Persiapan-persiapan sebelum pidato antara lain:
1. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
2. Wawasan pendengar pidato secara umum.
3. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato.
4. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
5. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan.
H. Teknik-teknik Berpidato
Teknik berpidato yang baik antara lain:
1. Pengambilan nafas yang tepat.
2. Mengambil posisi berdiri yang nyaman.
5
SEMESTER 2 ANTONIUS 02 SEMARANG Tema 7 : Kepemimpinan
I. Cara-cara Berpidato
Cara berpidato yang baik antara lain:
1. Berdiri dengan posisi yang tegap dan melihat ke arah audien atau pendengarnya.
2. Menyampaikan pidato dengan bahasa yang santun, jelas, dan mudah dipahami.
3. Memberikan sapaan/ penghormatan kepada orang-orang penting yang hadir.
4. Menyampaikan pidato dengan tempo yang tepat (tidak terlalu cepat/ lambat).
5. Ketika menyampaikan pidato tidak boleh menyinggung perasaan orang lain.
Pubertas
Masa pubertas terjadi pada fase hidup remaja. Masa remaja adalah fase penyesuaian dari masa anak-anak
akhir ke fase dewasa awal.
Masa remaja adalah masa memasuki pubertas. Fase ini anak akan mengalami perubahan perubahan fisik,
perubahan pola pikir, pematangan fungsi reproduksi.
Perubahan tersebut dipengaruhi oleh hormon dalam tubuh. Masa pubertas yang dialami oleh setiap anak,
berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.
Masa pubertas adalah masa perubahan dari fase anak-anak menuju fase dewasa.
Seorang anak akan mengalami perubahan fisik pada masa pubertas. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh
hormon yang berada di dalam tubuh. Hormon-hormon mempengaruhi pertumbuhan manusia pada fase
pubertas.
Hormon merupakan zat yang dihasilkan oleh tubuh untuk mengendalikan proses-proses tertentu dalam
tubuh.
Ciri-ciri pubertas pada manusia ditandai dengan perkembangan reproduksi baik pada laki-laki maupun
perempuan. Pada laki-laki maupun perempuan terdapat perubahan fisik secara cepat namun tetap bertahap.
Pada masa pubertas manusia juga akan mengalami perubahan pola pikir.
Ciri-ciri utama yang dialami pada masa pubertas dibagi menjadi dua. Pertama perubahan utama (primer)
yaitu terjadi perubahan di dalam tubuh. Sehingga ciri-cirinya tidak nampak pada tubuh. Kedua perubahan
fisik (sekunder) yaitu perubahan yang terjadi diluar tubuh. Hubungan antara ciri pubertas pada laki-laki
dengan ciri pubertas pada perempuan dengan kesehatan reproduksi adalah ketika masa pubertas, terjadi
pematangan organ reproduksi. Baik organ reproduksi laki-laki maupun perempuan. Ketika terjadinya
pematangan, menjaga kesehatan reproduksi sangatlah diperlukan. Karena, jika organ reproduksi tidak
dijaga, akan menyebabkan munculnya gangguan dan kelainan pada organ reproduksi.
Yang harus dilakukan pada masa pubertas adalah dengan mengisi kegiatan positif.
Beberapa cara tersebut diantaranya adalah:
1. Mendekatkan diri kepada tuhan yang maha Esa.
2. Mengikuti pengajian di lingkungan rumah.
3. Selalu berpikir positif dan melakukan kegiatan positif.
4. Terbuka kepada orang tua.
5. Belajar seks edukasi kepada orang tua atau guru.
6. Banyak membaca buku pengetahuan.
7. Bergaul dengan teman yang baik.
8. Mengembangkan hobi dan bakat yang dimiliki.
Di masa pubertas juga perlu menjaga beberapa bagian tubuh. Ada bagian-bagian tubuh yang bersifat privasi
dan hanya kita yang berhak melihat dan menyentuhnya.
Pada masa pubertas perubahan fisik dan psikologi akan terjadi pada tubuh. Maka untuk itu merawat tubuh
agar tetap terlihat indah sangat diperlukan.
Beberapa cara untuk merawat diri pada masa pubertas diantaranya adalah:
1. Rajin membersihkan badan dengan handuk yang bersih, kering, lembut, tidak berbau atau lembab.
Tema 7 : Kepemimpinan
di luar negeri.
2. Indonesia berperan dalam pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA).
3. Mendampingi usaha masyarakat dan menjembatani distribusi pasar.
4. Indonesia turut mendorong peningkatan kerja sama ekonomi ASEAN dengan negara mitra strategis
seperti kanada, Amerika Serikat, Rusia, Australia, China, India, Jepang, Korea Selatan dan Selandia Baru.
5. Indonesia berperan dalam membangun daya saing Indonesia di ASEAN melalui pemberdayaan badan usaha
milik desa
6. Indonesia mengajak ASEAN untuk berperan penting dalam menghadapi revolusi Industri 4.0 World
Economic Forum on ASEAN di Hanoi agar generasi muda bersiap mengambil kesempatan dan menjawab
tantangan menghadapi tantangan perkembangan teknologi.
11
SEMESTER 2 ANTONIUS 02 SEMARANG Tema 7 : Kepemimpinan
SBDP
Kompetensi Dasar
3.2 Memahami interval nada
4.2 Memainkan interval nada melalui lagu dan alat musik
Lagu Ibu Kita Kartini diciptakan oleh WR Supratman dinyanyikan dengan nada dasar C = Do birama 4/4 dan tempo
Andante. Lagu Gundul Pacul dari Jawa Tengah ciptaan RC Harjosubroto dinyanyikan dengan nada dasar Do= C,
birama 4/4 dan tempo moderato artinya dinyanyikan dengan tempo sedang
Secara umum, lagu bertangga nada diatonis minor bersifat sedih dan kurang bersemangat. Namun, ada pula lagu
bertangga nada minor yang gembira dan bersemangat, misalnya lagu “Ayam Den Lapeh” dan “Bungong Jeumpa”.
Kompetensi Dasar
3.3 Memahami penampilan tari kreasi daerah
4.3 Menampilkan tari kreasi daerah
Unsur Tari
Dalam tarian terdapat berbagai unsur yang saling mendukung sehingga memunculkan perpaduan yang harmonis.
Keharmonisan itu akan membuat sajian tari menjadi indah dan menarik. Unsur tari terdiri atas gerak, busana, tata rias,
properti, dan iringan.
1. Gerak
Gerak tari adalah serangkaian gerakan indah dari anggota tubuh yang dapat dinikmati oleh orang lain. Gerak
tari diperagakan berdasarkan ruang, waktu, dan tenaga. Ciri khas gerak tari setiap daerah di Indonesia berbeda-
beda. Gerak tari terbagi atas dua macam, yaitu gerak murni dan gerak maknawi. Gerak tari murni yaitu gerak
yang tidak mengandung arti tetapi tetap mementingkan keindahan. Sebaliknya, gerak tari maknawi mempunyai
arti tertentu.
Tema 7 : Kepemimpinan
2. Tata busana
Tata busana tari meliputi semua pakaian yang dikenakan penari saat mempertunjukkan suatu karya tari di atas
pentas sesuai peran yang ditampilkan. Tata busana tari disesuaikan dengan konsep, tema, karakter, dan bentuk
tarian. Tata busana membantu penonton menangkap ciri sebuah peran atau tokoh. Tata busana juga
memperlihatkan kesesuaian hubungan antara peran dengan karakter tarian yang dibawakan.
3. Tata rias
Dalam mempertunjukkan suatu tarian, penari harus merias wajahnya. Alat-alat rias yang digunakan meliputi
bedak, lipstik, pensil alis, dan perona mata serta perona pipi. Tujuan rias wajah untuk mengubah tampilan
wajah penari sesuai dengan jenis karakter tarian yang dibawakan.
4. Iringan tari
Iringan tari merupakan bunyi-bunyian untuk mendukung suasana penampilan tari. Iringan tari dapat berupa
permainan alat-alat musik modern atau tradisional. Iringan tari juga dapat berupa bunyi yang berasal dari
gerakan tubuh, misalnya tepuk tangan, hentakan kaki, siulan, atau nyanyian.
5. Properti tari
Properti tari meliputi semua alat yang digunakan oleh penari dalam melakukan gerakan tari. Properti tari dapat
berupa selendang, kipas, topeng, piring, kuda kepang, keris, tombak, tameng, atau benda-benda lain. Pemilihan
properti tari disesuaikan dengan jenis tari yang akan ditampilkan.
6. Tempat pertunjukan
Seni tari memerlukan tempat untuk mempertunjukkanya. Tempat pertunjukan tari biasa disebut panggung.
Secara umum, jenis pentas tari ada dua: pentas tertutup dan pentas terbuka. Pentas tertutup diadakan di dalam
ruang kelas, gedung, atau aula. Sebaliknya, pentas terbuka dapat diadakan di lapangan, halaman rumah, atau
bahkan di jalan.
Tari Piring
Unsur Tari Keterangan
Gerak Berbagai macam gerak tari Piring tersebut dibagi ke dalam tiga fase, yaitu gerak awal yang
terdiri atas gerak pasambahan dan singanjuo lalai. Bagian tengah terdiri atas gerak
mencangkul sampai gerak menampih padi, dan bagian akhir terdiri atas gerak menginjak
pecahan kaca.
Tata Busana yang dikenakan para pria terdiri dari atasan lengan lebar berhias renda benang emas
Busana (busana rang mudo), celana dengan bagian tengah berukuran besar (saran galembong), kain
songket (sisamping), ikat pinggang dari kain songket (cawek songket), serta penutup kepala
berbentuk segitiga (destar).
Busana yang dikenakan para penari wanita terdiri atas baju kurung dari kain satin atau
beludru, bawahan kain songket, selendang, penutup kepala berbentuk tanduk khas Minang
(Tikuluak tanduak balapak), serta aksesoris berupa kalung gadang, anting, dan kalung rambai.
Pakaian yang digunakan para penaripun tersebut harus berwarna cerah dan sarat dengan
nuansa warna merah dan kuning keemasan.
Tata Rias Tari piring ini banyak menggambarkan kegembiraan, kebersamaan, kesejahteraan, dan
kemakmuran rakyat Minangkabau. Rias aksen akan memberikan tekanan pada pemain yang
sudah mendekati peranan yang akan dimainkannya.
Iringan Tari Alat musik yang digunakan untuk mengiringi tari Piring adalah talempong, gandang, seruling,
dan jentikan jari penari terhadap piring yang dipegang.
Properti Tarian ini dimainkan dengan menggunakan piring sebagai properti utama. Piring-piring
Tari tersebut kemudian diayun dengan gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa terlepas dari
genggaman tangan.
Tempat Tari piring dipentaskan pada upacara adat, upacara pernikahan, upacara setelah panen padi
Pertunjuka maupun hasil bumi lainnya, khitanan dan pengangkatan penghulu. Biasanya tari piring
n dipertunjukan di tempat terbuka.
Tema 7 : Kepemimpinan
Kompetensi Dasar
3.4 Memahami patung
4.4 Memainkan patung
Seni Patung
Seni patung adalah sebuah karya tiga dimensi yang menyuguhkan sebuah keindahan atau nilai estetika.
Aspek Keterangan
Ciri-ciri 1. Memiliki volume (panjang, lebar dan tinggi).
Patung 2. Memiliki tekstur. Tekstur adalah sifat permukaan yang memiliki karakter halus, licin, polos,
kasap, mengkilap, berkerut, dan sebagainya
3. Memiliki warna. Unsur warna yang ada pada patung dapat dimanfaatkan sebagai salah satu
nilai estetis pada karya seni patung.
4. Memiliki bentuk. Bentuk (form) adalah wujud fisik yang dapat dilihat
5. Berbentuk manusia, hewan, maupun tumbuhan
Jenis-jenis A. Berdasarkan bentuk :
patung Berdasarkan bentuknya, karya seni patung dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu Figuratif dan
Nonfiguratif.
1. Figuratif merupakan bentuk patung yang dibuat dengan meniru bentuk secara alamiah,
Misalnya : manusia, hewan atau tumbuhan. Bentuk karya ini dibuat secara utuh sesuia dengan
keasliannya.
2. Nonfiguratif merupakan karya seni rupa patung yang dibuat tidak seperti bentuk figuratif, yaitu
dibuat diluar bentuk aslinya. Bentuk ini biasanya menampilkan garis-garis melintang atau
memanjang, lubang, lekukan, benda dll.
B. Berdasarkan jenis :
Berdasarkan jenisnya, karya seni patung dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu Zonde Bosse
dan Relief
1. Zonde Bosse (bentuk patung yang berdiri sendiri dan terlepas di kanan kirinya)
2. Relief adalah bentuk patung yang menempel pada permukaan dinding. Relief dibagi menjadi 3
yaitu : Baserelief (menampilkan bentuk-bentuk yang timbul kurang dari setengahnya,
Demirelief (menampilkan bentuk persis setengah dari bentuknya), Hautrelief (menampilkan
bentuk yang sama dengan bentuknya).
C. Berdasarkan Fungsi :
Berdasarkan fungsinya patung dikelompokkan menjadi 6 kelompok sebagai berikut :
1. Patung Religi Patung religi adalah jenis-jenis patung yang dibuat untuk tujuan patung untuk
sarana beribadah Patung-patung pada zaman dahulu seringkali di buat untuk kepentingan
keagamaan. Misalnya, pada era kejayaan Hindu dan Budha, patung di buat untuk menghormati
dewa atau untuk mengenang orang-orang yang yang diagungkan. Misalnya raja atau pimpinan
keagamaan atau komunitas mereka.
2. Patung Monumen Patung monumen adalah jenis-jenis patung yang kedua. Patung monumen
biasa dibuat untuk peringatan sebuah peristiwa atau kejadian yang bersejarah. Patung
monumen juga dibuat untuk mengenang jasa seorang pahlawan besar dalam sebuah bangsa
atau kelompok kenegaraan.
3. Patung Arsitektur Patung arsitektur adalah patung yang memiliki nilai estetika, dan berfungsi
untuk menopang suatu konstruksi bangunan. Patung arsitektur mengutamakan kekokohan dan
detil-detil keindahan guna memanjakan mata bagi yang memandangnya.
4. Patung Dekorasi Patung dekorasi adalah patung yang biasanya berfungsi untuk menghias suatu
bangunan atau suatu tempat. Patung dekorasi juga bisa Anda temukan terletak di sebuah taman
baik taman pribadi maupun taman umum. Tujuannya untuk mempercantik atau memperindah
pemandangan di sekitarnya.
5. Patung Seni. Patung seni adalah patung yang dibuat dengan tujuan murni untuk estetika.
Artinya, fungsi patung seni murni untuk dinikmati keindahannya dari segi bentuk dan makna
bagi yang memahaminya. Patung seni bisa Anda temukan dalam pameran-pameran kesenian,
di museum, atau di sebuah gedung dan tempat penting.
6. Patung Kerajinan Patung kerajinan adalah jenis patung yang murni diproduksi untuk tujuan
konsumerisme. Artinya, patung kerajinan adalah patung yang diperjual-belikan secara bebas,
dengan berbagai tujuan. Baik untuk hiasan rumah, taman dan lain sebagainya.
Tema 7 : Kepemimpinan
D. Berdasarkan corak
Berdasarkan coraknya, jika dilihat dari perwujudannya ragam seni patung modern dapat
dibedakan menjadi 3 corak :
1. Corak Imitatif/realis/representatif adalah patung berdasarkan tiruan dari bentuk alam,
berdasarkan bentuk fisik, baik anatomi, proporsi maupun gerak
2. Corak Deformatif adalah patung yang telah mengalami perubahan dari tiruan alam, diubah
menjadi bentuk baru berdasarkan imajinasi pematung
3. Corak Nonfiguratif/abstrak adalah patung yang secara umum sudah meninggalkan bentuk-
bentuk alam untuk perwujudannya. Corak abstrak dipengaruhi oleh aliran konstruksi. Patung
dipandang sebagai bentuk konstruksi, yaitu besi, kayu, plat, plastik, kawat, dan lain-lain.
Bahan 1. Bahan lunak yaitu bahan yang digunakan lunak dan mudah dibentuk. Seperti tanah liat,
pembuat plastisin, sabun dan lainnya.
patung 2. Bahan sedang yaitu bahan yang digunakan tidak lunak dan tidak keras. Misal kayu sengon,
kayu waru, kayu mahoni, kayu randu dan lainnya
3. Bahan keras yaitu bahan yang dapat berupa kayu atau batu-batuan. Misal kayu jati, kayu ulin,
batu andesit, batu granit, batu marmer dan lainnya
4. Bahan campuran yaitu bahan yang bukan berasal dari 3 jenis bahan di atas. Misal dari semen,
pasir, perunggu, kuningan, emas dan lainnya.
Teknik 1. Teknik pahat adalah pembuatan patung dengan mengurangi bagian-bagian tertentu pada bahan
pembuatan dasar keras.
patung 2. Teknik cor adalah pembuatan patung dengan memanaskan logam hingga mencair kemudian
dituangkan dalam cetakan patung yang telah dibentuk rupa patungnya.
3. Teknik butsir adalah pembuatan patung dengan mengurangi bahan lunak seperti tanah liat, gips
dan bahan yang berstruktur lunak lainnya.
4. Teknik modeling adalah pembuatan patung dengan membuat model terlebih dahulu dan
setelah itu dibentuk patung sebenarnya.
5. Teknik merakit adalah pembuatan patung dengan cara merakit bahan dasar patung kemudian
merangkainya.
6. Teknik membentuk adalah pembuatan patung dengan cara membentuk patung secara bertahap
sehingga tercipta patung yang diinginkan.