Anda di halaman 1dari 29

SISTEM DRAINASE DAN

PENGENDALIAN BANJIR

Minggu 13

Sri Sangkawati
Sriyana
Pengendalian banjir metode struktur & non-struktur

Kemampuan akhir
Pokok bahasan
pembelajaran

CPMK 4-1: Mahasiswa 1. Pintu otomatis


mampu merencanakan 2. Bendung karet
bangunan pengendali 3. Waduk Pengendali Banjir
banjir sesuai standar
yang berlaku (C3)

2
Pintu Otomatis

J.J. BeerCsma Wikimedia Project


Pintu Otomatis untuk keperluan pengendalian banjir adalah dalam hal
pengaturan supaya air di sebelah hilir tidak masuk ke sebelah hulu pintu.

Kondisi ini banyak dijumpai pada tempat bermuaranya saluran drainase atau
sungai. Saluran drainase yang membuang langsung ke laut dipengaruhi oleh
pasang surut, sedangkan drainase yang membuang ke banjir kanal (flood way)
dipengaruhi oleh tinggi muka air banjir.

Pada kondisi air di hilir tinggi, maka air dari saluran drainase atau dari anak
sungai tidak dapat mengalir ke laut atau ke banjir kanal. Pada kondisi
demikian, justru sangat dimungkinkan terjadi aliran balik (back water). Oleh
karenanya, pada ujung saluran drainase atau anak sungai perlu dilengkapi
dengan bangunan pengatur (Pintu Otomatis) untuk menghindari terjadinya
aliran balik.
Penggunaan pintu manual
dalam sistem drainase
dan/atau pengendalian
banjir tidak populer, karena
banyak kekurangannya

1. Air pasang atau banjir dapat terjadi


kapan saja dan juga sering terjadi (a) Pintu Klep Sederhana (b) Pintu Klep Apung

tengah malam. Sementara itu,


pengoperasian pintu secara manual
sangat tergantung dari kesiapan dan
kesigapan operator yang cenderung
mempunyai waktu istirahat pada
saat-saat gennting.

(c) Tipe DOEL BEAUCHEZ (d) Tipe Van VEEN


2. Pada pintu dengan ukuran
besar, pembukaan secara
manual akan sangat
memakan waktu dan
tenaga. Sehingga sangat
dimungkinkan pembukaan
pint kalah cepat dengan
datangnya banjir.
Bendung Karet
Bendung gerak adalah bendung yang bisa melayani operasi untuk
meniadakan pembendungan air.

Bendung gerak pintu adalah bendung gerak yang terbuat dari pintu
sebagai sarana operasi pembendungan air.

Bendung karet adalah bendung gerak yang terbuat dari tabung karet
yang mengembang sebagai sarana operasi pembendungan air.

Bendung karet isi udara adalah bendung karet yang menggunakan


udara sebagai media pengisi tabung karet.

Bendung karet isi air adalah bendung karet yang menggunakan


media air sebagai media pengisi tabung karet.
Komponen Bangunan
Bendung Karet

Denah bendung karet

Potongan melintang
bendung karet
Perencanaan hidraulik bendung karet
Elevasi mercu bendung
Mercu bendung diletakkan pada elevasi yang diperlukan untuk pelayanan
muka air pengambilan, atau didasarkan pada perhitungan bagi penyediaan
volume tampungan air di hulu bendung.
Pembendungan
Tinggi pembendungan harus dibatasi untuk menghindari terjadinya:
1) ancaman banjir di daerah hulu,
2) peningkatan energi terjunan yang berlebihan,
3) vibrasi yang akan merusak tabung karet.

Tinggi pembendungan maksimum ditetapkan tidak melebihi 0,3 H, dengan H adalah


tinggi bendung. Pembendungan maksimum ini menentukan elevasi muka air
pengempisan yang merupakan batas muka air tertinggi karena bendung karet harus
sudah dikempiskan.
Perencanaan tubuh bendung karet
Kekuatan lembaran karet harus mampu menahan gaya tekanan air dikombinasikan dengan gaya
tekanan udara dari dalam tubuh bendung. Gaya tersebut dapat dihitung dengan pendekatan
sebagai berikut

𝑇 = 0,5 𝐻𝑝𝑏
2 2
𝑉
𝐹𝑤 = 0,5𝛾𝑤 𝑌 2 − ℎ1 +
2𝑔
𝑇𝑖 = 𝑇 + 0,5 𝐹𝑤 𝑇𝑢 = 𝑇 − 0,5 𝐹𝑤

T = gaya tarik pada selubung tabung karet (N/m)


H = tinggi bendung (m)
Pb = tekanan udara dalam tabung karet (Pa)
Fw = gaya tekanan air dari hulu pada tubuh bendung (N/m) g = gravitasi, diambil 9,81 m/s2
γw = berat jenis air, diambil 9810 N/m3 Ti = gaya pada angker hilir (N/m)
Y = kedalaman air hulu bendung (m) Tu = gaya pada angker hulu (N/m)
H1 = tinggi pembendungan maksimum (m)
V = kecepatan rata-rata aliran air di hulu bendung (m/s)
Perencanaan tubuh bendung karet

Kekuatan tarik lembaran karet pada arah aliran


air ditetapkan dengan rumus
𝐾𝑇 = 𝑛 𝑇𝑖
KT = kekuatan tarik karet searah aliran air (N/m)
n = angka keamanan, diambil 8

Kekuatan tarik searah as bendung ditentukan


sebesar 60% KT.

Tebal lembaran karet ditentukan oleh tebal susunan benang nilon ditambah lapisan penutup
di kedua sisinya untuk menjamin kedap udara.
Lapisan penutup sisi luar dibuat lebih tebal untuk pengamanan terhadap goresan ataupun
abrasi oleh benda keras.
Biasanya tebal lapisan penutup diambil sekitar 3 mm di permukaan dalam dan 7 mm di
permukaan luar
Pola pengoperasian bendung karet
Pada dasarnya bendung karet berada dalam keadaan mengembang untuk
memenuhi fungsinya sebagai pelayanan bangunan pengambilan maupun
menahan intrusi air laut.

Tekanan udara dalam tubuh bendung harus dipertahankan diatas batas


minimum agar bendung cukup kaku dan tidak boleh melampaui tekanan
maksimum agar bendung terhindar.dari kerusakan.

Apabila terjadi banjir, untuk menghindari peningkatan ancaman banjir,


bendung di kempiskan secara otomatis melalui sensor muka air hulu
mencapai muka air pengempisan.

Bendung karet bisa di kempiskan secara manual untuk melayani suatu


keperluan tertentu.
Pertimbangan elevasi muka air
Pengempisan bendung bekerja secara otomatis. Namun bendung karet juga bisa di
kempiskan secara manual untuk suatu keperluan tertentu.

Pengempisan otomatis terjadi apabila muka air sungai mencapai muka air
pengempisan. Elevasi muka air pengempisan ditentukan dengan pertimbangan-
pertimbangan :

1) Besarnya getaran yang membahayakan bendung akibat limpasan air yang


terlalu tinggi.
2) Frekuensi dan besarnya biaya operasi pengembangan kembali.
3) Hilangnya tampungan air di hulu bendung ketika terjadi pengempisan dan
pengisiannya untuk dimanfaatkan kembali ketika bendung dikembangkan.

Tinggi pembendungan secara umum ditetapkan 0,25 D (dimana D adalah diameter


bendung) di atas mercu bendung. Akan tetapi dalam praktek, muka air pengempisan
tidak lebih dari 60 cm di atas mercu.
Bendungan / Waduk
Pengendali Banjir
Hubungan Streamflow biasanya direpresentasikan dalam bentuk
penyimpanan dengan hidrograf, yang memetakan laju aliran (debit) dalam
kapasitas spillway kaitannya dengan waktu

I(t) : inflow
O(t) : outflow
S(t) : volume penyimpanan air di
reservoir
Ada hubungan yang
sangat penting antara T adalah durasi total gelombang banjir,
kapasitas penyimpanan t lag perbedaan waktu peak inflow dan
peak outflow
reservoir dan kapasitas
struktur hidrolik, a, redaman, atau perbedaan aliran
khususnya spillway antara keduanya

Cristina Sorana I., C., et al., 2018

16
Klasifikasi
reservoir Waduk untuk pengendalian banjir Penampung serbaguna
berdasarkan (flood control reservoir) (Multipurpose Reservoir)
penggunaan /
fungsi
inflow
hidrograph

aliran 9m3/det0
masuk
air masuk ke
waduk

(m /det)
aliran

debit
controlled
3 outflow

waktu (hari)

Terdapat dua tipe dasar :


• Storage reservoir (Detention
basins)
• Retarding basins (retarding
reservoir)
The anatomy
of a reservoir
Waduk

Contoh
elevasi :

19
• Kapasitas tampungan, adalah kemampuan suatu waduk
Waduk menampung sejumlah air sampai pada tinggi normal.
• Tampungan efektif, adalah suatu wadah yang muka airnya terletak
antara TMA normal dengan TMA minimum.
• Tampungan mati, adalah suatu wadah atau tempat yang terletak
dibawah TMA minimum. Wadah tersebut direncanakan sebagai
kantong Lumpur.
• Tinggi Muka Air (TMA), adalah tinggi muka air waduk yang dapat
diketahui dengan cara melihat pada alat ukur ketinggian yang
terpasang pada tepi waduk. TMA waduk biasanya berkaitan/
dihubungkan dengan volume atau luas permukaan waduk atau
danau.
• Tinggi minimum, adalah elevasi muka air terendah dari suatu
waduk. Pada elevasi ini waduk sudah tidak dapat dioperasikan lagi.
Satuan yang umum dipakai adalah meter (m).
• Tinggi normal, adalah elevasi muka air sampai elevasi mercu (m).
Definisi • Volume waduk, adalah sejumlah volume air yang tertampung
dalam suatu waduk pada TMA tertentu. Satuan yang dipergunakan
biasanya dalam juta meter kubik (106 𝑚3 )
Waduk • Kurva TMA-luas permukaan waduk, adalah garis lengkung yang
menggambarkan hubungan antara TMA waduk dengan luas
permukaan waduk.
• Kurva TMA-volume tampungan, adalah garis lengkung yang
menggambarkan hubungan antara TMA waduk dengan volume
waduk.
• Luas genangan, adalah luas permukaan air yang tergenang dalam
suatu waduk.
• Tahun normal, adalah debit air masuk merupakan debit rata-rata
dari data pengamatan yang terjadi, yang deviasinya berkisar
antara nilai rata-rata+ y σ sampai - y σ suatu ambang dimana nilai
σ adalah standar deviasinya dan y adalah suatu besaran yang
tergantung dari resiko dan tingkat akurasi yang diinginkan.
• Tahun basah, adalah debit air masuk pada tahun basah
dinyatakan dengan besarnya debit diatas nilai rata-rata ditambah
dengan τ y.
Definisi • Tahun kering, adalah debit air masuk pada tahun kering
dinyatakan dengan besarnya debit dibawah nilai rata
Contoh kurva luas permukaan – elevasi dan kurva volume
tampungan – elevasi (Waduk Jatibarang)

Kapasitas
tampungan di
lokasi waduk
Pemilihan Inflow
Design Flood
Untuk membuat desain bangunan pelimpah,
diperlukan debit banjir rencana yang realistis.

Untuk hal ini, angka-angka hasil perhitungan hidrologi


perlu diuji dengan menggunakan data banjir-banjir
besar dari pencatatan atau pengamatan setempat.

Banjir rencana dibedakan menjadi dua


1. Banjir rencana dengan periode ulang tertentu
misal banjir yang umum dikenal sebagai Q25,
Q100, Q1000
2. Banjir Maksimum Boleh jadi (BMB) atau dikenal
sebagai “Probable Mximum Flood” (PMF).

23
Debit melalui pelimpah
tanpa pintu Q  CBe H 1, 5
e

Q = debit (𝑚3 /sec)


Be = panjang efektif (m)
He = tinggi enersi total pada mercu
C = koefisien debit.
Besarnya koefisien debit tergantung pada
faktor:

1. Faktor kecepatan awal/ kecepatan masuk.


2. Bentuk penampang mercu pelimpah
3. Kemiringan permukaan
24
1. Faktor Besarnya koefisien debit tergantung dari ketinggian bendung /
kecepatan awal pelimpah (h) dan tinggi rencana (design head) di atas mercu
bendung (Hd).
Bila ketinggian bendung lebih kecil
Bila ketinggian bendung dari 1,33 kali tinggi rencana, maka
adalah lebih besar dari 1,33 efek kecepatan masuk tidak dapat
kali tinggi rencana, maka efek diabaikan. Kondisi ini biasanya
kecepatan masuk dapat terjadi pada pelimpah yang
diabaikan. rendah
h
h He 1,33
1,33  1,0 Hd
Hd Hd

Dalam kondisi ini koefisien debit Grafik tidak berdimensi, dibuat oleh
C sebesar Cd, yang mempunyai Waterway Experiment Station
nilai 2,2 dalam satuan MKS dan dapat dipakai untuk mengetahui
4,03 dalam satuan FPS. besarnya efek kecepatan masuk.
25
2. Faktor kemiringan hulu

• Untuk permukaan hulu yang miring,


nilai C harus dikoreksi dengan efek
kemiringan hulu tersebut, yaitu
dengan mengalikan nila C dengan
suatu faktor koreksi yang diambil
dari grafik dibawah.

• Koefisien debit juga dipengaruhi


oleh kemiringan permukaan hulu
dari bendung ogee.

Grafik faktor koreksi debit pelimpah WES


26
3. Aliran tenggelam di landasan
hilir
• Pelimpah disebut tenggelam (submerged) bila air di hilir
lebih tinggi dari mercu.
• Terbenamnya pelimpah akan memperkecil koefisien debit
• Hasil percobaan USBR terhadap pengurangan ini
dinyatakan dalam prosentase koefisien debit untuk aliran
tidak tenggelam dan ditunjukkan dalam grafik.
• hd menyatakan jarak dari muka air hulu ke muka air hilir
dan d adalah tinggi air hilir.
• Bila perbandingan (hd+d)/He kecil, aliran termasuk
superkritis, dan pengurangan koefisien tidak tergantung
pada hd/He.
• Sebaliknya bila perbandingan (hd+d)/He lebih tinggi,
pengurangan koefisien sangat terpengeruh oleh
perbandinhan hd/He.

27
Contoh
• Pelimpah cukup tinggi dengan bentuk WES, efek
kecepatan masuk dapat diabaikan dan Cd = 4,03
• Panjang mercu 250 feet
• Bentuk mercu dapat dinyatakan dengan
𝑌 = 𝑋 1,85 /23
• Titik singgung X = 35,9’ dan Y=32,7’
• Kemiringan hilir 0,6H:1V

He1,5 =Q/CL = 75.000/(4,03 x 250 = 74,4 feet


He = 17,8 feet
Va = 75.000/(250x120) = 2,5 f/s

2,52
𝐻𝑎 = = 0,1 𝑓𝑒𝑒𝑡
2𝑔

28
Soal Latihan
Rencanakan penampang pelimpah overflow dari suatu
bendungan pengendali banjir, dengan data sbb:
 Debit banjir rencana 8000 m3/detik
 Kemiringan permukaan hulu vertical
 Kemiringan permukaan hilir 0,75H : 1V
 Elevasi mercu spillway +203,5 m
 Elevasi dasar dasar di lokasi spillway +100 m
 Bentang (lebar pelimpah) 70 m

Anda mungkin juga menyukai