Dari sini jelas bahwa kemakmuran hanya satu saja dari empat hal yang dicita-
citakan pendiri bangsa. Selain kemakmuran (yang justru disebut terakhir), ada
kemerdekaan, kebersatuan, kedaulatan, dan keadilan. Peristiwa politik belakangan
ini mengganggu kelima cita-cita para pendiri bangsa tersebut. Terfokusnya
kekuasaan secara elitis membuat kemakmuran belum dirasakan kebanyakan rakyat
Indonesia.
Sementara itu hukum sebagai pengatur, pembatas dan rel yang seharusnya
menjadi bintang pemandu justru digunakan untuk menjustifikasi dan melegitimasi
proses-proses kebijakan politik, ekonomi, sosial dan kebijakan lainnya yang
bermasalah. Hal tersebut tidak lain karena adanya krisis kepemimpinan yang tidak
beretika dan bermartabat. Adalah kenyataan hari ini, hukum hanya ditempatkan
sebagai slogan normatif tanpa jiwa dan moralitas.
1. Pelaksanaan demokrasi harus menjunjung tinggi etika dan norma hukum yang
bersandar pada Pancasila dan UUD 1945. Hukum tidak hanya teks semata,
melainkan juga nilai dan prinsip yang ada di dalamnya serta dijalankan secara
konsisten.
2. Presiden dan elite politik harus menjadi contoh keteladanan kepatuhan terhadap
hukum dan etika. Bukan justru menjadi contoh melanggar etika, apa yang diucap
tidak sesuai dengan kenyataan.
3. Negara dan pemerintah beserta aparaturnya harus hadir sebagai pengayom,
penjaga, dan fasilitator pelaksanaan demokrasi yang berintegritas dan
bermartabat dengan menjaga jarak yang sama dengan para kontestan pemilu.
4. Mengajak kepada seluruh komponen masyarakat untuk turut serta berpartisipasi
aktif dalam kontestasi Pemilu 2024 dengan memilih para calon berdasarkan
kesadaran dan keyakinan yang sungguh, bukan atas dasar politik uang atau
intimidasi.
5. Bersama-sama dengan seluruh masyarakat menjaga penyelenggaraan Pemilu
2024 agar kondusif, aman, dan bermartabat serta mengawal hasil
penyelenggaraan Pemilu 2024 sampai terbentuknya pemerintahan baru sebagai
perwujudan kedaulatan rakyat.
6. Pemilu 2024 sebagai institusi demokrasi tidak boleh diolok-olok atau direduksi
maknanya sekadar prosedur memilih pemimpin. Demokrasi harus dikembalikan
pada jatidirinya sebagai perwujudan kedaulatan rakyat dengan menegakan
aturan main yang adil dan transparan, membuka ruang partisipasi yang substantif
bagi publik untuk memperoleh informasi yang dapat diandalkan dalam
memberikan suara.
7. Mendesak penegakan hukum untuk kasus-kasus pelanggaran yang terjadi
selama penyelenggaraan Pemilu 2024 untuk segera ditindaklanjuti demi
terciptanya pemilu yang berintegritas dan pulihnya kepercayaan publik kepada
pemerintah.