Anda di halaman 1dari 47

BUPATI SUKAMARA

BUPATI SUKAMARA
PROVINSI KALIMANTAN
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TENGAH
PERATURAN DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN
KABUPATEN SUKAMARA
SUKAMARA
NOMOR 55 TAHUN
NOMOR TAHUN 2018
2018
TENTANG
TENTANG
BADAN PERMUSYAWARATAN
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
DESA

DENGAN RAHMAT
DENGAN RAHMAT TUHAN
TUHAN YANG
YANG MAHA
MAHA ESA
BUPATI SUKAMARA,
BUPATI SUKAMARA,

Menimbang
Menimbang :: bahwa
bahwa untuk
untuk melaksanakan
melaksanakan ketentuan
ketentuan Pasal 73 Peraturan
Menteri Dalam
Menteri Dalam Negeri
Negeri Nomor
Nomor 110
110 Tahun
Tahun 2016 tentang Badan
Permusyawatan Desa,
Permusyawatan Desa, perlu
perlu menetapkan
menetapkan Peraturan Daerah
tentang Badan
tentang Badan Permusyawaratan
Permusyawaratan Desa;
Desa;

Mengingat
Mengingat :: 1.
1. Pasal 18
Pasal 18 ayat
ayat (6)
(6) Undang-Undang
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun
Indonesia Tahun 1945;
1945;
2.
2. Undang-Undang Nomor
Undang-Undang Nomor 55 Tahun
Tahun 2002 tentang Pembentukan
Kabupaten Katingan,
Kabupaten Katingan, Kabupaten
Kabupaten Seruyan, Kabupaten
Sukamara, Kabupaten
Sukamara, Kabupaten Lamandau,
Lamandau, Kabupaten Gunung Mas,
Kabupaten Pulang
Kabupaten Pulang Pisau,
Pisau, Kabupaten
Kabupaten Murung Raya dan
Kabupaten Barito
Kabupaten Barito Timur
Timur didi Provinsi
Provinsi Kalimantan Tengah
(Lembaran Negara
(Lembaran Negara Republik
Republik Indonesia
Indonesia Tahun 2002 Nomor 18,
TambahanLembaran Negara
TambahanLembaran Negara Republik
Republik Indonesia Nomor 4180);
3.
3. Undang-Undang Nomor
Undang-Undang Nomor 12
12 Tahun
Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun
Indonesia Tahun 2011
2011 Nomor
Nomor 82,
82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia
Republik Indonesia Nomor
Nomor 5234);
5234);
4.
4. Undang-Undang Nomor
Undang-Undang Nomor 66 Tahun
Tahun 2014
2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik
Negara Republik Indonesia
Indonesia Tahun
Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara
Lembaran Negara Republik
Republik Indonesia
Indonesia Nomor 5495);
5.
5. Undang-Undang Nomor
Undang-Undang Nomor 23
23 Tahun
Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran
Daerah (Lembaran Negara
Negara Republik
Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244,
Nomor 244, Tambahan
Tambahan Lembaran
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587),
Nomor 5587), sebagaimana
sebagaimana telah
telah diubah
diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang
dengan Undang Undang
Undang Nomor
Nomor 9 tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua
Perubahan Kedua Atas
Atas Undang
Undang Undang
Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan
tentang Pemerintahan Daerah
Daerah (Lembaran
(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun
Indonesia Tahun 2015
2015 Nomor
Nomor 5858 Tambahan
Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia
Republik Indonesia Nomor
Nomor 5679);
5679);

6.
6. Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah Nomor
Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan
Peraturan Pelaksanaan Undang
Undang Undang Nomor 6
Tahun 2014
Tahun 2014 tentang
tentang Desa
Desa (Lembaran
(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015
tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 43
Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang
Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
7. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016
tentang Badan Permusyawaratan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 89).

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN SUKAMARA
Dan
BUPATI SUKAMARA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG BADAN
PERMUSYAWARATAN DESA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
otonomi seluas–luasnya dalam sistem dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
2. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
3. Daerah adalah Kabupaten Sukamara.
4. Bupati adalah Bupati Sukamara.
5. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat
daerah Kabupaten Sukamara.
6. Camat adalah kepala perangkat daerah yang mempunyai
wilayah kerja di tingkat Kecamatan dalam Kabupaten
Sukamara.
7. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut
dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu Perangkat
Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa.
9. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
10. Kepala Desa adalah Pejabat Pemerintah Desa yang
mempunyai wewenang, tugas dan kewajiban untuk
menyelenggarakan rumah tangga Desanya dan
melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah
Daerah.
11. Perangkat Desa adalah Perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintah Desa.
12. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat
BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari
penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan
ditetapkan secara demokratis.
13. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain
adalah Musyawarah antara Badan Permusyawaratan
Desa, PemerintahDesa, dan unsur masyarakat yang
diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa
untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.
14. Pengawasan kinerja Kepala Desa adalah proses
monitoring dan evaluasi BPD terhadap pelaksanaan tugas
Kepala Desa.
15. Laporan Keterangan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
yang selanjutnya disingkat LKPPD atau yang disebut
dengan nama lain adalah laporan Kepala Desa kepada
BPD atas capaian pelaksanaan tugas Kepala Desa dalam
satu tahun anggaran.
16. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-undangan
ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan
disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Maksud ditetapkannya Peraturan Daerah ini adalah untuk


memberikan kepastian hukum terhadap BPD sebagai
lembaga di desa yang melaksanakan fungsi Pemerintahan
Desa.
Pasal 3

Tujuan ditetapkannya Peraturan Daerah ini adalah untuk :


a. mepertegas peran BPD dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Desa;
b. mendorong BPD agar mampu menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat desa; dan
c. mendorong BPD dalam mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik di desa.

Pasal 4

Ruang Lingkup Peraturan Daerah ini meliputi :


a. keanggotaan BPD;
b. fungsi dan tugas BPD;
c. hak, kewajiban dan wewenang BPD;
d. peraturan tata tertib BPD; dan
e. pendanaan.

BAB III
KEANGGOTAAN BPD

Bagian Kesatu
Pengisian Anggota BPD

Pasal 5

(1) Anggota BPD merupakan wakil dari penduduk Desa


berdasarkan keterwakilan wilayah dan keterwakilan
perempuan yang pengisiannya dilakukan secara
demokratis melalui proses pemilihan secara langsung
atau musyawarah perwakilan.
(2) Jumlah anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan dengan jumlah gasal, paling sedikit 5 (lima)
orang dan paling banyak 9 (sembilan) orang.
(3) Penetapan Jumlah anggota BPD sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) memperhatikan luas wilayah jumlah
penduduk dan kemampuan Keuangan Desa.
(4) Jumlah anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam ayat
(3) ditetapkan dengan ketentuan :
a. Jumlah penduduk sampai dengan 5.000 (lima ribu)
jiwa, ditetapkan 5 (lima) orang anggota;
b. Jumlah penduduk 5.001 (lima ribu satu) jiwa sampai
dengan 8.000 (delapan ribu) jiwa, paling banyak
ditetapkan 7 (tujuh) orang anggota; dan
c. Jumlah penduduk diatas 8.001 (delapan ribu satu) jiwa
paling banyak ditetapkan 9 (sembilan) orang anggota.
(5) Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
wilayah dalam desa seperti wilayah dusun, RW atau RT.
Pasal 6

Pengisian anggota BPD, dilakukan melalui :


a. Pengisian berdasarkan keterwakilan wilayah; dan
b. Pengisian berdasarkan keterwakilan perempuan.

Pasal 7

(1) Pengisian anggota BPD berdasarkan keterwakilan wilayah


sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 huruf a dilakukan
untuk memilih calon anggota BPD dari unsur wakil
wilayah pemilihan dalam desa.
(2) Unsur wakil wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah masyarakat desa dari wilayah pemilihan dalam
desa.
(3) Wilayah pemilihan dalam desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah lingkup wilayah tertentu dalam
desa yang telah ditetapkan memiliki wakil dengan jumlah
tertentu dalam keanggotaan BPD.
(4) Jumlah anggota BPD dari masing-masing wilayah
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan secara
proporsional dengan memperhatikan jumlah penduduk.

Pasal 8

(1) Pengisian anggota BPD berdasarkan keterwakilan


perempuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 huruf
b dilakukan untuk memilih 1 (satu) orang perempuan
sebagai anggota BPD.
(2) Wakil perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah perempuan warga desa yang memenuhi syarat
calon anggota BPD serta memiliki kemampuan dalam
menyuarakan dan memperjuangan kepentingan
perempuan.
(3) Pemilihan unsur wakil perempuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh perempuan warga
desa yang memiliki hak pilih.

Pasal 9

(1) Pengisian anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam


pasal 6 dilaksanakan oleh panitia yang ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa.
(2) Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
banyak berjumlah 11 (sebelas) orang yang terdiri atas
unsur Perangkat Desa paling banyak 3 (tiga) orang dan
unsur masyarakat paling banyak 8 (delapan) orang.
(3) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan wakil dari wilayah pemilihan.

Pasal 10

(1) Panitia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)


melakukan penjaringan dan penyaringan bakal calon
anggota BPD dalam jangka waktu 6 (enam) bulan
sebelum masa keanggotaan BPD berakhir.
(2) Bakal calon anggota BPD yang memenuhi syarat di
tetapkan sebagai calon anggota BPD.
(3) Pemilihan calon anggota BPD sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum
masa keanggotaan BPD berakhir.

Bagian Kedua
Mekanisme Pemilihan Anggota BPD

Pasal 11

(1) Mekanisme pemilihan anggota BPD dilakukan melalui :


a. pemilihan langsung; dan
b. musyawarah perwakilan.
(2) Mekanisme pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan oleh panitia.

Pasal 12

(1) Dalam hal mekanisme pengisian keanggotaan BPD


ditetapkan melalui proses pemilihan langsung
sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (1) huruf a,
panitia pengisian menyelenggarakan pemilihan langsung
calon anggota BPD oleh unsur masyarakat yang
mempunyai hak pilih.
(2) Calon anggota BPD terpilih adalah calon anggota BPD
dengan suara terbanyak.

Pasal 13

(1) Dalam hal mekanisme pengisian keanggotaan BPD


ditetapkan melalui proses musyawarah perwakilan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (1) huruf b,
calon anggota BPD dipilih dalam proses musyawarah
perwakilan oleh unsur wakil masyarakat yang
mempunyai hak pilih.
(2) Peserta musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri dari unsur :
a. Kepala Desa dan Perangkat Desa;
b. para pimpinan/ketua lembaga kemasyarakatan;
c. tokoh pemuda maksimal 5 (lima) orang;
d. tokoh perempuan maksimal 5 (lima) orang; dan
e. golongan profesi seperti guru, tenaga medis, pegawai
swasta dan lain-lain masing-masing 1 (satu) orang.
(3) Rapat pemilihan anggota BPD melalui musyawarah
perwakilan dapat dilaksanakan apabila jumlah peserta
rapat mencapai 2/3 (dua per tiga) dari peserta
musyawarah yang telah ditetapkan panitia.
(4) Rapat pemilihan anggota BPD melalui musyawarah
perwakilan dipimpin oleh Ketua Panitia.
(5) Susunan acara rapat panitia pengisian keanggotaan BPD
sebagaimana dimaksud ayat (4) sekurang-kurangnya
meliputi :
a. pembukaan oleh pimpinan rapat;
b. laporan panitia;
c. pembahasan tata tertib rapat dan tata cara pemilihan
melalui musyawarah perwakilan;
d. pelaksanaan pemilihan melalui musyawarah
perwakilan penetapan anggota BPD sesuai tata cara
yang telah disepakati;
e. pembacaan berita acara hasil rapat pemilihan melalui
musyawarah perwakilan; dan
f. penutupan rapat oleh pimpinan rapat.

Pasal 14

(1) Calon anggota BPD terpilih disampaikan oleh panitia


kepada Kepala Desa paling lama 7 (tujuh) hari sejak calon
anggota BPD terpilih ditetapkan panitia.
(2) Calon anggota BPD terpilih sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati
melalui Camat paling lama 7 (tujuh) hari sejak
diterimanya hasil pemilihan dari panitia pengisian untuk
diresmikan oleh Bupati.

Pasal 15

Persyaratan calon anggota BPD adalah :


a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila,
melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan
memelihara keutuhan Negara Republik Indonesia dan
Bhinneka Tunggal Ika;
c. berusia paling rendah 20 (dua puluh) tahun atau
sudah/pernah menikah;
d. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah
pertama atau sederajat;
e. bukan sebagai Perangkat Desa;
f. bersedia dicalonkan menjadi anggota BPD;
g. wakil penduduk Desa yang dipilih secara demokratis; dan
h. bertempat tinggal di wilayah pemilihan berdasarkan Kartu
Tanda Penduduk (KTP) atau surat keterangan tanda
penduduk dari pejabat yang berwenang.

Bagian Ketiga
Penentuan Pembagian Wilayah Pemilihan

Pasal 16

(1) Jumlah wilayah pemilihan ditentukan dengan


memperhatikan jumlah penduduk masing-masing
wilayah.
(2) Jumlah daerah pemilihan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Desa sebelum panitia
pemilihan terbentuk.
Bagian keempat
Peresmian Anggota BPD

Pasal 17

(1) Peresmian anggota BPD ditetapkan dengan Keputusan


Bupati paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya
laporan hasil pemilihan anggota BPD dari Kepala Desa.
(2) Keputusan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mulai berlaku sejak tanggal pengucapan sumpah dan
janji anggota BPD.
(3) Pengucapan sumpah janji anggota BPD dipandu oleh
Bupati atau pejabat yang ditunjuk paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak diterbitkannya Keputusan Bupati
mengenai peresmian anggota BPD.

Pasal 18

(1) Masa keanggotaan BPD selama 6 (enam) tahun terhitung


sejak tanggal pengucapan sumpah/janji.
(2) Anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dipilih untuk masa keanggotaan paling banyak 3 (tiga)
kali secara berturut-turut atau tidak secara berturut-
turut.

Pasal 19
(1) Anggota BPD sebelum memangku jabatannya
bersumpah/berjanji secara bersama-sama dihadapan
masyarakat dan dipandu oleh Bupati atau pejabat yang
ditunjuk.
(2) Susunan kata sumpah/janji anggota BPD sebagai berikut
:
”Demi Allah/Tuhan, saya bersumpah/berjanji bahwa
saya akan memenuhi kewajiban saya selaku anggota
Badan Permusyawaratan Desa dengan sebaik-baiknya,
sejujur-jujurnya, dan seadil-adilnya; bahwa saya akan
selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan
Pancasila sebagai dasar negara, dan bahwa saya akan
menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta
melaksanakan segala peraturan perundang-undangan
dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi Desa, Daerah,
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Pasal 20
(1) Pengucapan sumpah/janji jabatan anggota BPD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2),
didampingi oleh rohaniwan sesuai dengan agamanya
masing-masing.
(2) Dalam pengucapan sumpah/janji sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), anggota BPD yang beragama:
a. Islam, diawali dengan frasa “Demi Allah saya
bersumpah”;
b. Kristen dan Katolik, diawali dengan frasa “Demi Tuhan
saya berjanji” dan diakhiri dengan frasa “Semoga
Tuhan menolong saya”;
c. Budha, diawali dengan frasa “Demi Hyang Adi Budha”;
dan
d. Hindu, diawali dengan frasa “Om Atah Paramawisesa”.
(3) Setelah pengucapan sumpah/janji sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilanjutkan penandatanganan
berita acara pengucapan sumpah/janji.

Pasal 21

Anggota BPD yang telah melaksanakan sumpah dan janji


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3), mengikuti
pelatihan awal masa tugas yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Kabupaten.

Bagian Kelima
Pemberhentian Anggota BPD

Pasal 22

(1) Anggota BPD berhenti karena:


a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri; atau
c. diberhentikan.
(2) Anggota BPD diberhentikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c, apabila:
a. berakhir masa keanggotaan;
b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan
atau berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6
(enam) bulan tanpa keterangan apapun;
c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota BPD;
d. tidak melaksanakan kewajiban;
e. melanggar larangan sebagai anggota BPD;
f. melanggar sumpah/janji jabatan dan kode etik BPD;
g. dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana dengan ancaman pidana
penjara 5 (lima) tahun atau lebih;
h. tidak menghadiri rapat paripurna dan/atau rapat BPD
lainnya yang menjadi tugas dan kewajibannya
sebanyak 6 (enam) kali berturut-turut tanpa alasan
yang sah;
i. Adanya perubahan status Desa menjadi kelurahan,
penggabungan 2 (dua) Desa atau lebih menjadi 1 (satu)
Desa baru, pemekaran atau penghapusan Desa;
j. bertempat tinggal diluar wilayah asal pemilihan;
dan/atau
k. ditetapkan sebagai calon Kepala Desa.

Pasal 23

(1) Pemberhentian anggota BPD diusulkan oleh pimpinan


BPD berdasarkan hasil musyawarah BPD kepada Bupati
melalui Kepala Desa.
(2) Kepala Desa menindaklanjuti usulan pemberhentian
anggota BPD kepada Bupati melalui Camat paling lama 7
(tujuh) hari sejak diterimanya usul pemberhentian.
(3) Camat menindaklanjuti usulan pemberhentian anggota
BPD kepada Bupati paling lama 7 (tujuh) hari sejak
diterimanya usul pemberhentian.
(4) Bupati meresmikan pemberhentian anggota BPD paling
lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya usul
pemberhentian anggota BPD.
(5) Peresmian pemberhentian anggota BPD sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan keputusan
Bupati.

Bagian Keenam
Pemberhentian Sementara

Pasal 24

(1) Anggota BPD diberhentikan sementara oleh Bupati


setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam tindak pidana
korupsi, terorisme, makar, dan/atau tindak pidana
terhadap keamanan negara.
(2) Dalam hal anggota BPD yang diberhentikan sementara
berkedudukan sebagai pimpinan BPD, diikuti dengan
pemberhentian sebagai pimpinan BPD.
(3) Dalam hal pimpinan BPD diberhentikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), pimpinan BPD lainnya
memimpin rapat pemilihan pimpinan BPD pengganti
antarwaktu.

Bagian Ketujuh
Pengisian Anggota BPD Antarwaktu

Pasal 25

(1) Anggota BPD yang berhenti antarwaktu digantikan oleh


calon anggota BPD nomor urut berikutnya berdasarkan
hasil pemilihan anggota BPD.
(2) Dalam hal calon anggota BPD nomor urut berikutnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meninggal dunia,
mengundurkan diri atau tidak lagi memenuhi syarat
sebagai calon anggota BPD, digantikan oleh calon anggota
BPD nomor urut berikutnya
(3) Dalam hal tidak terdapat calon anggota BPD nomor urut
berikutnya yang akan mengganti anggota BPD yang
berhenti, maka pengisian anggota BPD antar waktu
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. apabila anggota BPD yang diganti berasal dari
perwakilan unsur wilayah, maka pemilihan dilakukan
oleh warga desa pada wilayah yang diwakilinya; dan
b. apabila anggota BPD yang diganti berasal dari
perwakilan unsur perempuan, maka pemilihan
dilakukan oleh warga desa perempuan.

Pasal 26
(1) Paling lama 7 (tujuh) hari sejak anggota BPD yang
diberhentikan antarwaktu ditetapkan, Kepala Desa
menyampaikan usulan nama calon pengganti anggota
BPD yang diberhentikan kepada Bupati melalui Camat.
(2) Paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya usulan
anggota BPD yang diberhentikan antarwaktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Camat
menyampaikan usulan nama calon pengganti anggota
BPD yang diberhentikan kepada Bupati.
(3) Bupati meresmikan calon pengganti anggota BPD menjadi
anggota BPD dengan keputusan Bupati paling lama
30 (tiga puluh) hari sejak disampaikannya usul
penggantian anggota BPD dari Kepala Desa.
(4) Peresmian anggota BPD sebagaimana dimaksud ayat (2)
mulai berlaku sejak pengambilan sumpah/janji dan
dipandu oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk.
(5) Setelah pengucapan sumpah/janji sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dilanjutkan penandatanganan
berita acara pengucapan sumpah/janji.

Pasal 27

(1) Masa jabatan anggota BPD antarwaktu melanjutkan sisa


masa jabatan anggota BPD yang digantikannya.
(2) Masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dihitung 1 (satu) periode.

Pasal 28

(1) Penggantian antarwaktu anggota BPD tidak dilaksanakan


apabila sisa masa jabatan anggota BPD yang digantikan
kurang dari 6 (enam) bulan.
(2) Keanggotaan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kosong sampai berakhirnya masa jabatan anggota BPD.

Bagian Kedelapan
Larangan Anggota BPD

Pasal 29

Anggota BPD dilarang:


a. merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok
masyarakat Desa, dan mendiskriminasikan warga atau
golongan masyarakat Desa;
b. melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme, menerima
uang, barang, dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat
memengaruhi keputusan atau tindakan yang akan
dilakukannya;
c. menyalahgunakan wewenang;
d. melanggar sumpah/janji jabatan;
e. merangkap jabatan sebagai Kepala Desa dan perangkat
Desa;
f. merangkap sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi atau
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten, dan jabatan
lain yang ditentukan dalam peraturan perundangan-
undangan;
g. sebagai pelaksana proyek Desa;
h. menjadi pengurus partai politik; dan/atau
i. menjadi anggota dan/atau pengurus organisasi terlarang.
BAB IV
KELEMBAGAAN BPD

Pasal 30

(1) Kelembagaan BPD terdiri atas :


a. pimpinan; dan
b. bidang.
(2) Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a terdiri atas:
a. 1 (satu) orang ketua;
b. 1 (satu) orang wakil ketua; dan
c. 1 (satu) orang sekretaris.
(3) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
terdiri atas :
a. bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan
pembinaan kemasyarakatan; dan
b. bidang pembangunan Desa dan pemberdayaan
masyarakat Desa.
(4) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dipimpin
oleh Ketua Bidang.
(5) Pimpinan BPD dan ketua bidang merangkap sebagai
anggota BPD.

Pasal 31

(1) Untuk mendukung pelaksanaan tugas kelembagaan BPD


diangkat 1 (satu) orang tenaga staf administrasi BPD.
(2) Staf administrasi BPD diangkat dan diberhentikan oleh
Kepala Desa atas saran dan pertimbangan Ketua dan
anggota BPD.
(3) Syarat untuk menjadi staf administrasi BPD yaitu :
a. sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan
surat kesehatan dari Puskesmas/Rumah Sakit;
b. bukan sebagai anggota BPD;
c. bukan sebagai Perangkat Desa; dan
d. tidak bekerja pada instansi/perusahaan lain.
(4) Staf administarasi BPD mendapatkan honorium dan
tunjangan yang diatur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 32

(1) Pimpinan BPD dan Ketua Bidang sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 30 ayat (1) dan ayat (4) dipilih dari dan oleh
anggota BPD secara langsung dalam rapat BPD yang
diadakan secara khusus.
(2) Rapat pemilihan pimpinan BPD dan Ketua Bidang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk pertama kali
dipimpin oleh anggota tertua dan dibantu oleh anggota
termuda.
(3) Rapat pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) hari terhitung sejak
tanggal pengucapan sumpah/janji.
(4) Rapat pemilihan Pimpinan dan/atau Ketua Bidang
berikutnya karena Pimpinan dan/atau Ketua Bidang
berhenti, dipimpin oleh ketua atau Pimpinan BPD lainnya
berdasarkan kesepakatan pimpinan BPD.
Pasal 33

(1) Pimpinan dan Ketua Bidang sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 30 ayat (1) yang terpilih, ditetapkan dengan
keputusan BPD.
(2) Keputusan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mulai berlaku setelah mendapatkan pengesahan Camat
atas nama Bupati.

BAB V
FUNGSI DAN TUGAS BPD

Bagian Kesatu
Fungsi BPD

Pasal 34

BPD mempunyai fungsi:


a. membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa
bersama Kepala Desa;
b. menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa;
dan
c. melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa.

Bagian Kedua
Tugas BPD

Pasal 35

BPD mempunyai tugas :


a. menggali aspirasi masyarakat;
b. menampung aspirasi masyarakat;
c. mengelola aspirasi masyarakat;
d. menyalurkan aspirasi masyarakat;
e. menyelenggarakan musyawarah BPD;
f. menyelenggarakan musyawarah Desa;
g. membentuk panitia pemilihan Kepala Desa;
h. menyelenggarakan musyawarah Desa khusus untuk
pemilihan Kepala Desa antarwaktu;
i. membahas dan menyepakati rancangan Peraturan Desa
bersama Kepala Desa;
j. melaksanakan pengawasan terhadap kinerja Kepala Desa;
k. melakukan evaluasi laporan keterangan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa;
l. menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan
Pemerintah Desa dan lembaga Desa lainnya; dan
m. melaksanakan tugas lain yang diatur dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Paragraf 1
Penggalian Aspirasi Masyarakat

Pasal 36

(1) BPD melakukan penggalian aspirasi masyarakat.


(2) Penggalian aspirasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilakukan langsung kepada kelembagaan dan
masyarakat Desa termasuk kelompok masyarakat miskin,
masyarakat berkebutuhan khusus, perempuan, kelompok
marjinal.
(3) Penggalian aspirasi dilaksanakan berdasarkan keputusan
musyawarah BPD yang dituangkan dalam agenda kerja
BPD.
(4) Pelaksanaan penggalian aspirasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) menggunakan panduan kegiatan yang
sekurang-kurangnya memuat maksud, tujuan, sasaran,
waktu dan uraian kegiatan.
(5) Hasil penggalian aspirasi masyarakat Desa disampaikan
dalam musyawarah BPD.
Paragraf 2
Menampung Aspirasi Masyarakat

Pasal 37
(1) Pelaksanaan kegiatan menampung aspirasi masyarakat
dilakukan di sekretariat BPD.
(2) Aspirasi masyarakat sebagaimana dimaksud ayat (1)
diadministrasikan dan disampaikan dalam musyawarah
BPD.

Paragraf 3
Pengelolaan Aspirasi Masyarakat

Pasal 38
(1) BPD mengelola aspirasi masyarakat Desa melalui
pengadministrasian dan perumusan aspirasi.
(2) Pengadministrasian aspirasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berdasarkan pembidangan yang meliputi bidang
pemerintahan, pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat Desa.
(3) Perumusan aspirasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan cara menganalisa dan merumuskan
aspirasi masyarakat Desa untuk disampaikan kepada
Kepala Desa dalam rangka mewujudkan tata kelola
penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan
kesejahteraan masyarakat Desa.

Paragraf 4
Penyaluran Aspirasi Masyarakat

Pasal 39
(1) BPD menyalurkan aspirasi masyarakat dalam bentuk
lisan dan atau tulisan.
(2) Penyaluran aspirasi masyarakat dalam bentuk lisan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seperti
penyampaian aspirasi masyarakat oleh BPD dalam
musyawarah BPD yang dihadiri Kepala Desa.
(3) Penyaluran aspirasi masyarakat dalam bentuk tulisan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seperti
penyampaian aspirasi melalui surat dalam rangka
penyampaian masukan bagi penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, permintaan keterangan kepada
Kepala Desa, atau penyampaian rancangan Peraturan
Desa yang berasal dari usulan BPD.
Paragraf 5
Penyelenggaraan Musyawarah BPD

Pasal 40
(1) Musyawarah BPD dilaksanakan dalam rangka
menghasilkan keputusan BPD terhadap hal-hal yang
bersifat strategis.
(2) Hal yang bersifat strategis sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) seperti musyawarah pembahasan dan
penyepakatan rancangan Peraturan Desa, evaluasi
laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
menetapkan peraturan tata tertib BPD, dan usulan
pemberhentian anggota BPD.
(3) BPD menyelenggarakan musyawarah BPD dengan
mekanisme, sebagai berikut:
a. musyawarah BPD dipimpin oleh pimpinan BPD;
b. musyawarah BPD dinyatakan sah apabila dihadiri oleh
paling sedikit 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota
BPD;
c. pengambilan keputusan dilakukan dengan cara
musyawarah guna mencapai mufakat;
d. apabila musyawarah mufakat tidak tercapai,
pengambilan keputusan dilakukan dengan cara
pemungutan suara;
e. pemungutan suara sebagaimana dimaksud dalam
huruf d dinyatakan sah apabila disetujui oleh paling
sedikit ½ (satu perdua) ditambah 1 (satu) dari jumlah
anggota BPD yang hadir; dan
f. hasil musyawarah BPD ditetapkan dengan keputusan
BPD dan dilampiri notulen musyawarah yang dibuat
oleh sekretaris BPD.

Paragraf 6
Penyelenggaraan Musyawarah Desa

Pasal 41

(1) Musyawarah Desa diselenggarakan oleh BPD yang


difasilitasi oleh Pemerintah Desa.
(2) Musyawarah Desa merupakan forum permusyawaratan
yang diikuti oleh BPD, Pemerintah Desa, dan unsur
masyarakat Desa untuk memusyawarahkan hal yang
bersifat strategis dalam penyelenggaraan Pemerintahan
Desa.
(3) Hal yang bersifat strategis sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) meliputi:
a. penataan Desa;
b. perencanaan Desa;
c. kerja sama Desa;
d. rencana investasi yang masuk ke Desa;
e. pembentukan BUM Desa;
f. penambahan dan pelepasan Aset Desa; dan
g. kejadian luar biasa.
(4) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
terdiri atas :
a. tokoh adat;
b. tokoh agama;
c. tokoh masyarakat;
d. tokoh pendidikan;
e. perwakilan kelompok tani;
f. perwakilan kelompok nelayan;
g. perwakilan kelompok perajin;
h. perwakilan kelompok perempuan;
i. perwakilan kelompok pemerhati dan pelindungan anak;
dan
j. perwakilan kelompok masyarakat tidak mapan.
(5) Selain unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada
ayat (4), musyawarah Desa dapat melibatkan unsur
masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial budaya
masyarakat.
(6) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;

Paragraf 7
Pelaksanaan Pengawasan Kinerja Kepala Desa

Pasal 42

(1) BPD melakukan pengawasan terhadap kinerja Kepala


Desa.
(2) Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan melalui :
a. perencanaan kegiatan Pemerintah Desa;
b. pelaksanaan kegiatan; dan
c. pelaporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
(3) Bentuk pengawasan BPD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berupa monitoring dan evaluasi.

Pasal 43
Hasil pelaksanaan pengawasan kinerja Kepala Desa
sebagaimana dimaksud dalam pasal 42 ayat (1) menjadi
bagian dari laporan kinerja BPD.

Paragraf 8
Evaluasi Laporan Keterangan Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa

Pasal 44
(1) BPD melakukan evaluasi laporan keterangan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
(2) Evaluasi laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan evaluasi atas kinerja Kepala Desa selama 1
(satu) tahun anggaran.
(3) Pelaksanaan evaluasi sebagaimana dimaksud ayat (1)
dilakukan berdasarkan prinsip demokratis, responsif,
transparansi, akuntabilitas dan objektif.
(4) Evaluasi pelaksanaan tugas Kepala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Capaian pelaksanaan RPJM Desa, RKP Desa dan
APBDesa;
b. Capaian pelaksanaan penugasan dari Pemerintah,
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten;
c. Capaian ketaatan terhadap pelaksanaan tugas sesuai
peraturan perundang-undangan; dan
d. Prestasi Kepala Desa.
(5) Pelaksanaan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan bagian dari laporan kinerja BPD.

Pasal 45

(1) BPD melakukan evaluasi LKPPD paling lambat 10


(sepuluh) hari kerja sejak LKPPD diterima.
(2) Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) BPD dapat :
a. membuat catatan tentang kinerja Kepala Desa;
b. meminta keterangan atau informasi;
c. menyatakan pendapat; dan
d. memberi masukan untuk penyiapan bahan
musyawarah Desa.
(3) Dalam hal Kepala Desa tidak memenuhi permintaan BPD
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, BPD tetap
melanjutkan proses penyelesaian evaluasi LKPPD dengan
memberikan catatan kinerja Kepala Desa.
(4) Evaluasi LKPPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menjadi bagian dari laporan kinerja BPD.

Paragaraf 9
Menciptakan Hubungan Kerja Yang Harmonis Dengan
Pemerintah Desa dan Lembaga Desa Lainnya

Pasal 46

(1) Dalam rangka menciptakan hubungan kerja yang


harmonis dengan Pemerintah Desa dan lembaga Desa
lainnya, BPD dapat mengusulkan kepada Kepala Desa
untuk membentuk Forum Komunikasi Antar
Kelembagaan Desa atau FKAKD.
(2) Forum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari
unsur Ketua/Kepala kelembagaan Desa yang telah
terbentuk.
(3) Forum sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan
dengan keputusan Kepala Desa.
(4) Tugas forum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menyepakati dan menyelesaikan berbagai permasalahan
aktual di desa.
BAB VI
HAK, KEWAJIBAN DAN WEWENANG BPD

Bagian Kesatu
Hak BPD

Pasal 47

BPD berhak :
a. mengawasi dan meminta keterangan tentang
penyelenggaraan Pemerintahan Desa kepada Pemerintah
Desa;
b. menyatakan pendapat atas penyelenggaraan Pemerintahan
Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat
Desa; dan
c. mendapatkan biaya operasional pelaksanaan tugas dan
fungsinya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
Paragraf 1
Pengawasan

Pasal 48

(1) BPD melakukan pengawasan melalui monitoring dan


evaluasi pelaksanaan tugas Kepala Desa.
(2) Monitoring dan evaluasi sebagiamana dimaksud pada
ayat (1) terhadap perencanaan, pelaksanaan dan
pelaporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

Paragraf 2
Pernyataan Pendapat

Pasal 49

(1) BPD menggunakan hak menyatakan pendapat


berdasarkan keputusan BPD.
(2) Pernyataan pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan kesimpulan dari pelaksanaan penilaian
secara cermat dan objektif atas penyelenggaraan
Pemerintahan Desa.
(3) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
melalui pembahasan dan pendalaman suatu objek
penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang dilakukan
dalam musyawarah BPD.
(4) Keputusan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berdasarkan hasil musyawarah BPD.
Paragraf 3
Biaya Operasional
Pasal 50
(1) BPD mendapatkan biaya operasional yang bersumber dari
APBDesa.
(2) Biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digunakan untuk dukungan pelaksanaan fungsi dan
tugas BPD.
(3) Alokasi biaya operasional sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dengan memperhatikan komponen kebutuhan
operasional dan kemampuan Keuangan Desa.

Bagian Kedua
Hak Anggota BPD
Pasal 51
(1) Anggota BPD berhak:
a. mengajukan usul rancangan Peraturan Desa;
b. mengajukan pertanyaan;
c. menyampaikan usul dan/atau pendapat;
d. memilih dan dipilih; dan
e. mendapat tunjangan dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa.
(2) Hak anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a sampai dengan huruf d digunakan dalam
musyawarah BPD.

(3) Selain hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) BPD


berhak :
a. memperoleh pengembangan kapasitas melalui pendidikan
dan pelatihan, sosialisasi, pembimbingan teknis, dan
kunjungan lapangan seperti studi banding yang dilakukan
di dalam negeri.
b. memperoleh penghargaan dari Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten
bagi pimpinan dan anggota BPD yang berprestasi.

Pasal 52
(1) Pimpinan dan anggota BPD mempunyai hak untuk
memperoleh tunjangan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 51 ayat (1) huruf e.
(2) Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
tunjangan pelaksanaan tugas dan fungsi dan tunjangan
lainnya.
(3) Tunjangan pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) merupakan tunjangan
kedudukan.
(4) Tunjangan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan tunjangan kinerja.

Pasal 53
(1) Tunjangan kedudukan anggota BPD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 52 ayat (3) diberikan berdasarkan
kedudukan anggota dalam kelembagaan BPD.
(2) Tunjangan kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal
52 ayat (4), dapat diberikan dalam hal terdapat
penambahan beban kerja.
(3) Tunjangan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
bersumber dari Pendapatan Asli Desa.
(4) Besaran tunjangan BPD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Bupati.

Pasal 54
Pembiayaan pengembangan kapasitas sebagaimana
dimaksud dalam pasal 51 ayat (3) huruf a, bersumber dari
APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten dan APBDesa.

Pasal 55
Penghargaan kepada pimpinan dan anggota BPD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (3) huruf b
diberikan pada tingkat Nasional, Provinsi dan Kabupaten
dalam 2 (dua) kategori :
a. kategori pimpinan; dan
b. kategori anggota.

Bagian Ketiga
Kewajiban Anggota BPD

Pasal 56

Anggota BPD wajib :


a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila,
melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan Bhinneka Tunggal Ika;
b. melaksanakan kehidupan demokrasi yang berkeadilan
gender dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
c. mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan
pribadi, kelompok, dan/atau golongan;
d. menghormati nilai sosial budaya dan adat istiadat
masyarakat Desa;
e. menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan
lembaga Pemerintah Desa dan lembaga desa lainnya; dan
f. mengawal aspirasi masyarakat, menjaga kewibawaan dan
kestabilan penyelenggaraan Pemerintahan Desa serta
mempelopori penyelenggaraan Pemerintahan Desa
berdasarkan tata kelola pemerintahan yang baik.

Bagian Keempat
Laporan Kinerja BPD

Pasal 57

(1) Laporan kinerja BPD merupakan laporan atas


pelaksanaan tugas BPD dalam 1 (satu) tahun anggaran.
(2) Laporan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibuat dengan sistematika :
a. dasar hukum;
b. pelaksanaan tugas; dan
c. penutup.
(3) Laporan kinerja BPD sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaporkan secara tertulis kepada Bupati melalui
Camat serta disampaikan kepada Kepala Desa dan dalam
forum musyawarah Desa secara tertulis dan/atau lisan.
(4) Laporan kinerja BPD sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disampaikan paling lama 4 (empat) bulan setelah
selesai tahun anggaran.
Pasal 58

(1) Laporan Kinerja BPD yang disampaikan kepada Bupati


sebagaimana dimaksud dalam pasal 57 ayat (3)
digunakan Bupati untuk evaluasi kinerja BPD serta
pelaksanaan pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
(2) Laporan Kinerja BPD yang disampaikan pada forum
musyawarah Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal
57 ayat (3) merupakan wujud pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas BPD kepada masyarakat Desa.

Bagian Kelima
Kewenangan BPD

Pasal 59

BPD berwenang:
a. mengadakan pertemuan dengan mayarakat untuk
mendapatkan aspirasi;
b. menyampaikan aspirasi masyarakat kepada Pemerintah
Desa secara lisan dan tertulis;
c. mengajukan rancangan Peraturan Desa yang menjadi
kewenangannya;
d. melaksanakan monitoring dan evaluasi kinerja Kepala
Desa;
e. meminta keterangan tentang penyelenggaraan
Pemerintahan Desa kepada Pemerintah Desa;
f. menyatakan pendapat atas penyelenggaraan Pemerintahan
Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat
Desa;
g. mengawal aspirasi masyarakat, menjaga kewibawaan dan
kestabilan penyelenggaraan Pemerintahan Desa serta
mempelopori penyelenggaraan Pemerintahan Desa
berdasarkan tata kelola pemerintahan yang baik;
h. menyusun peraturan tata tertib BPD;
i. menyampaikan laporan hasil pengawasan yang bersifat
insidentil kepada Bupati melalui Camat;
j. menyusun dan menyampaikan usulan rencana biaya
operasional BPD secara tertulis kepada Kepala Desa untuk
dialokasikan dalam RAPB Desa;
k. mengelola biaya operasional BPD;
l. mengusulkan pembentukan Forum Komunikasi Antar
Kelembagaan Desa kepada Kepala Desa; dan
m. melakukan kunjungan kepada masyarakat dalam rangka
monitoring dan evaluasi penyelenggaraan Pemerintahan
Desa.

BAB VII
PERATURAN TATA TERTIB BPD

Pasal 60

(1) BPD menyusun peraturan tata tertib BPD.


(2) Peraturan tata tertib BPD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibahas dan disepakati dalam musyawarah BPD.
(3) Peraturan tata tertib BPD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) paling sedikit memuat :
a. keanggotaan dan kelembagaan BPD;
b. fungsi, tugas, hak, kewajiban dan kewenangan BPD;
c. waktu musyawarah BPD;
d. pengaturan mengenai pimpinan musyawarah BPD;
e. tata cara musyawarah BPD;
f. tata laksana dan hak menyatakan pendapat BPD dan
anggota BPD; dan
g. pembuatan berita acara musyawarah BPD.
(4) Pengaturan mengenai waktu musyawarah sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf c meliputi :
a. pelaksanaan jam musyawarah;
b. tempat musyawarah;
c. jenis musyawarah; dan
d. daftar hadir anggota BPD.
(5) Pengaturan mengenai pimpinan musyawarah BPD
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf d meliputi:
a. penetapan pimpinan musyawarah apabila pimpinan dan
anggota hadir lengkap;
b. penetapan pimpinan musyawarah, apabila ketua BPD
berhalangan hadir;
c. penetapan pimpinan musyawarah apabila ketua dan
wakil ketua berhalangan hadir; dan
d. penetapan secara fungsional pimpinan musyawarah
sesuai dengan bidang yang ditentukan dan penetapan
penggantian anggota BPD antarwaktu.
(6) Pengaturan mengenai tata cara musyawarah BPD
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf e meliputi:
a. tata cara pembahasan rancangan Peraturan Desa;
b. konsultasi mengenai rencana dan program Pemerintah
Desa;
c. tata cara mengenai pengawasan kinerja Kepala Desa;
dan
d. tata cara penampungan atau penyaluran aspirasi
masyarakat.
(7) Pengaturan mengenai tata laksana dan hak menyatakan
pendapat BPD sebagaimana dimaksud ayat (3) huruf f
meliputi:
a. pemberian pandangan terhadap pelaksanaan
Pemerintahan Desa;
b. penyampaian jawaban atau pendapat Kepala Desa atas
pandangan BPD;
c. pemberian pandangan akhir atas jawaban atau
pendapat Kepala Desa; dan
d. tindak lanjut dan penyampaian pandangan akhir BPD
kepada Bupati/Wali kota.
(8) Pengaturan mengenai penyusunan berita acara
musyawarah BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf g meliputi:
a. penyusunan notulen rapat;
b. penyusunan berita acara;
c. format berita acara;
d. penandatanganan berita acara; dan
e. penyampaian berita acara.

BAB VIII
PENDANAAN

Pasal 61

Pendanan pelaksanaan kegiatan BPD dibebankan pada :


a. APBN;
b. APBD Provinsi;
c. APBD Kabupaten;
d. APBDesa; dan
e. sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

BAB IX
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 62

Format jenis buku administrasi BPD dan laporan kinerja BPD


tercantum dalam lampiran merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB X
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 63

(1) Anggota BPD dari Desa yang mengalami perubahan


status Desa menjadi Kelurahan, penggabungan 2 (dua)
Desa atau lebih menjadi 1 (satu) Desa, pemekaran atau
penghapusan Desa, diberhentikan dengan hormat dari
jabatannya.
(2) Anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberi
penghargaan dan/atau pesangon sesuai dengan
kemampuan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten.

Pasal 64

(1) BPD yang belum menetapkan peraturan tata tertib BPD


berdasarkan peraturan daerah ini tetap melaksanakan
fungsi dan tugas sebagai BPD.
(2) BPD wajib menyusun atau melakukan penyesuian tata
tertib BPD berdasarkan peraturan daerah ini paling lama
6 (enam) bulan sejak peraturan daerah ini diundangkan.

Pasal 65

(1) Anggota BPD yang sudah ada sebelum diundangkannya


Peraturan Daerah ini tetap melaksanakan tugas sampai
selesai masa jabatannya dan menyesuaikan dengan
ketentuan dalam peraturan daerah ini paling lama 2 (dua)
tahun sejak peraturan daerah ini diundangkan.
(2) Pergantian antar waktu anggota BPD tetap dilaksanakan
dengan mengacu jumlah anggota BPD yang ada tetapi
mekanisme pelaksanaan menyesuaikan dengan peratuan
daerah ini.
(3) Pembentukan anggota BPD dapat dilakukan apabila telah
habis masa keanggotaan.

BAB XI
PENUTUP

Pasal 66

Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, Peraturan Daerah


Kabupaten Sukamara Nomor 5 Tahun 2011 tentang Badan
Permusyawaratan Desa dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.

Pasal 67

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal


diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sukamara.

Ditetapkan di Sukamara
pada tanggal 17 September 2018

Pj. BUPATI SUKAMARA,

ttd.

NURUL EDY

Diundangkan di Sukamara
pada tanggal 17 September 2018

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN SUKAMARA,

ttd.

SUTRISNO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA TAHUN 2018


NOMOR 5

NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA,


PROVINSI KALIMANTAN TENGAH : 05,70/2018
PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA


NOMOR 5 TAHUN 2018

TENTANG

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

I. UMUM

Desa sebagaimana didefinisikan oleh Undang-Undang Nomor 6


Tahun 2014 tentang Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Desa merupakan unit terkecil dalam sistem
kepemerintahan di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Desa menyelenggarakan urusan pemerintahan dan kepentingan


masyarakat setempat dan penyelenggara pemerintahan desa adalah
Kepala Desa dibantu Perangkat Desa. Urusan pemerintahan di sini dapat
dimaknai sebagai kekuasaan pemerintahan desa yang digunakan untuk
melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan
masyarakat yang berada di wilayah Desa. Kinerja Kepala Desa di dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan di Desa diawasi oleh Badan
Permusyawaratan Desa atau disingkat BPD. BPD ini merupakan lembaga
yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan
wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan
ditetapkan secara demokratis. Pengawasan kinerja Kepala Desa
merupakan fungsi tambahan baru dari lembaga BPD sesuai dengan
amanat Pasal 55 UU -Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, fungsi
lainnya adalah membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa
bersama Kepala Desa, serta menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat Desa.

Diharapkan dengan ketiga fungsi utama dari BPD ini,


penyelenggaraan pemerintahan di Desa dalam melaksanakan
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat untuk menyejahterakan
masyarakat Desa dapat dicapai dengan baik dan benar sesuai cita-cita
dan harapan semua pihak. Hal-hal yang bersifat strategis dalam
penyelenggaraan pemerintah di Desa dibahas bersama antara Kepala
Desa, BPD dan unsur masyarakat. Hal ini mencerminkan sinergitas
semua unsur-unsur yang terdapat di Desa. Hal strategis ini mencakup
penataan Desa perencanaan Desa, kerja sama Desa, rencana investasi
yang masuk ke Desa, pembentukan BUM Desa, penambahan dan
pelepasan aset Desa, dan kejadian luar biasa. Hal strategis ini dibahas
dan disepakati bersama dalam kegiatan yang disebut sebagai
Musyawarah Desa.
Dengan semakin pentingnya posisi dan peran BPD dalam
kedudukanya sebagai mitra Pemerintah Desa, dimana BPD memiliki
posisi yang setara dengan Kepala Desa sebagai salah satu unsur
penyelenggara Pemerintah Desa. Atas dasar ini perlu dibuat aturan
dalam bentuk Peraturan Daerah.
II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36
Cukup jelas.
Pasal 37
Cukup jelas.
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 45
Cukup jelas.
Pasal 46
Cukup jelas.
Pasal 47
Cukup jelas.
Pasal 48
Cukup jelas.
Pasal 49
Cukup jelas.
Pasal 50
Cukup jelas.
Pasal 51
Cukup jelas.
Pasal 52
Cukup jelas.
Pasal 53
Cukup jelas.
Pasal 54
Cukup jelas.
Pasal 55
Cukup jelas.
Pasal 56
Cukup jelas.
Pasal 57
Cukup jelas.
Pasal 58
Cukup jelas.
Pasal 59
Cukup jelas.
Pasal 60
Cukup jelas.
Pasal 61
Cukup jelas.
Pasal 62
Cukup jelas.
Pasal 63
Cukup jelas.
Pasal 64
Cukup jelas.
Pasal 65
Cukup jelas.
Pasal 66
Cukup jelas.
Pasal 67
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 58


LAMPIRAN II
LAMPIRAN
PERATURAN DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN
SUKAMARA
SUKAMARA
NOMOR 5
NOMOR 5 TAHUN
TAHUN 2018
2018
TENTANG
TENTANG
BADAN PERMUSYAWARATAN
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

I.I. CONTOH
CONTOH KEPUTUSAN
KEPUTUSAN KEPALA
KEPALA DESA
DESA TENTANG
TENTANG PEMBENTUKAN
PEMBENTUKAN PANITIA
PENGISIAN BPD
PENGISIAN BPD

KEPUTUSAN KEPALA
KEPUTUSAN KEPALA DESA
DESA .....................
.....................
KECAMATAN ………………...
KECAMATAN ………………... KABUPATEN
KABUPATEN SUKAMARA SUKAMARA
NOMOR ……..
NOMOR …….. TAHUN
TAHUN 2018 2018
TENTANG
TENTANG
PANITIA PENGISIAN
PANITIA PENGISIAN BADAN
BADAN PERMUSYAWARATAN
PERMUSYAWARATAN DESA
KEPALA DESA
KEPALA DESA ........................
........................

Menimbang
Menimbang :: bahwa
bahwa untuk
untuk melaksanakan
melaksanakan ketentuan
ketentuan Pasal 6 ayat (1)
Peraturan Daerah
Peraturan Daerah Kabupaten
Kabupaten Sukamara
Sukamara Nomor ...... Tahun
2018 tentang
2018 tentang Badan
Badan Permusyawaratan
Permusyawaratan Desa, perlu
menetapkan Keputusan
menetapkan Keputusan Kepala
Kepala Desa
Desa tentang
tentang Pembentukan
Panitia Pengisian
Panitia Pengisian Badan
Badan Permusyawaratan
Permusyawaratan Desa;
Mengingat
Mengingat :: 1.
1.Undang-Undang
Undang-Undang Nomor
Nomor 66 Tahun
Tahun 2014
2014 tentang Desa
(Lembaran Negara
(Lembaran Negara Republik
Republik Indonesia
Indonesia Tahun
Tahun 2014 Nomor 7,
Tambahan Lembaran
Tambahan Lembaran Negara
Negara Republik
Republik Indonesia Nomor
5495);
5495);
2. Peraturan
2. Peraturan Pemerintah
Pemerintah Nomor
Nomor 43 43 Tahun
Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang
2014 tentang Desa
Desa (Lembaran
(Lembaran Negara
Negara Republik Indonesia
Tahun 2014
Tahun 2014 Nomor
Nomor 123,
123, Tambahan
Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia
Republik Indonesia Nomor
Nomor 5539)
5539) sebagaimana
sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan
dengan Peraturan Pemerintah
Pemerintah Nomor
Nomor 47 Tahun 2015
tentang Perubahan
tentang Perubahan Atas
Atas Peraturan
Peraturan Pemerintah
Pemerintah Nomor 43
Tahun 2014
Tahun 2014 tentang
tentang Peraturan
Peraturan Pelaksanaan
Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor
Undang Nomor 66 Tahun
Tahun 2014
2014 tentang
tentang Desa (Lembaran
Negara Republik
Negara Republik Indonesia
Indonesia Tahun
Tahun 2015 Nomor 157,
Tambahan Lembaran
Tambahan Lembaran Negara
Negara Republik
Republik Indonesia Nomor
5717);
5717);
3. Peraturan
3. Peraturan Menteri
Menteri Dalam
Dalam Negeri
Negeri Nomor
Nomor 110 Tahun 2016
tentang Badan
tentang Badan Permusyawaratan
Permusyawaratan Desa
Desa (Berita Negara
Republik Indonesia
Republik Indonesia Tahun
Tahun 2016
2016 Nomor
Nomor 89);
4. Peraturan
4. Peraturan Daerah
Daerah Kabupaten
Kabupaten Sukamara
Sukamara Nomor ..... Tahun
2018 tentang
2018 tentang Badan
Badan Permusyawaratan
Permusyawaratan Desa (Lembaran
Daerah Kabupaten
Daerah Kabupaten Sukamara
Sukamara Tahun
Tahun 2018 Nomor .....,
Tambahan Lembaran
Tambahan Lembaran Daerah
Daerah Kabupaten
Kabupaten Sukamara Nomor
.....).
.....).
MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

KESATU : Panitia Pengisian Badan Permusyawaratan Desa, sebagaimana


tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Tugas Panitia sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU
adalah:
a. menyusun rencana dan biaya kegiatan pengisian BPD;
b. mengumumkan secara terbuka rencana pengisian BPD;
c. membuat dan menetapkan tata tertib pengisian BPD;
d. menetapkan jadwal proses pengisian BPD;
e. mengadakan sosialisasi dan mekanisme pengisian BPD;
f. melakukan penjaringan dan penyaringan persyaratan
administrasi;
g. mengumumkan di papan pengumuman yang terbuka,
nama-nama BPD yang telah memenuhi persyaratan
administrasi;
h. memfasilitasi proses musyawarah perwakilan pengisian
BPD; dan
i. membuat laporan pelaksanaan pengisian BPD kepada
Kepala Desa.
KETIGA : Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
diktum KEDUA, Panitia Pengisian Badan Permusyawaratan
Desa bertanggung jawab kepada Kepala Desa.
KEEMPAT : Segala biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya
Keputusan ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa.
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di………….……
pada tanggal……………..…

KEPALA DESA …………………

cap dan tanda tangan


(nama lengkap tanpa gelar)

TEMBUSAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth. :


1. Bupati Sukamara;
2. Camat ………. ;
3. Panitia Pengisian Badan Permusyawaratan Desa Desa ……………….
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA DESA
…… KECAMATAN….......
KABUPATEN SUKAMARA
NOMOR ….. TAHUN 2018
TENTANG
PEMBENTUKAN PANITIA
PENGISIAN BADAN
PERMUSYAWARATAN DESA

SUSUNAN DAN ANGGOTA

JABATAN DALAM
NO NAMA KET
KEPANITIAAN
1 2 3 4

KEPALA DESA …..............…,

cap dan tanda tangan


(nama lengkap tanpa gelar)
II. CONTOH FORMULIR PENDAFTARAN CALON ANGGOTA BADAN
PERMUSYAWARATAN DESA

(Nama Desa), tanggal, bulan, tahun

Kepada
Yth. Panitia Pengisian BPD Desa ………
di –
Desa ...................

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini saya :
Nama :
Tempat/Tgl. Lahir :
Pekerjaan :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Alamat : Jalan ........................ RT. .... RW. .... Desa ......
Kecamatan .................. Kabupaten ......................

Dengan ini mengajukan permohonan untuk dapat dipilih menjadi anggota


Badan Permusyawaratan Desa Desa ……….. periode tahun ......-.......

Sebagai bahan pertimbangan bersama ini saya lampirkan:


a. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP);
b. Fotocopy ijazah terakhir;
c. Surat pernyataan yang menyatakan:
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara
Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika;
3. Bukan sebagai perangkat Pemerintah Desa;
4. Bersedia dicalonkan menjadi anggota BPD;
5. Bertempat tinggal di wilayah pemilihan berdasarkan Kartu Tanda
Penduduk (KTP) atau surat keterangan tanda penduduk dari
pejabat yang berwenang.

Demikian permohonan ini saya sampaikan untuk dapat dipertimbangkan.

Hormat saya,

MATERAI
6.000

Nama Jelas
III. CONTOH SURAT PERNYATAAN

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Tempat/Tgl. Lahir :
Pekerjaan :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Alamat : Jalan ........................ RT. .... RW. .... Desa ......
Kecamatan .................. Kabupaten ......................
Dengan ini menyatakan bahwa saya:
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Republik
Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika;
3. Bukan sebagai perangkat Pemerintah Desa;
4. Bersedia dicalonkan menjadi anggota BPD;
5. Bertempat tinggal di wilayah pemilihan berdasarkan Kartu Tanda
Penduduk (KTP) atau surat keterangan tanda penduduk dari pejabat
yang berwenang.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar - sebenarnya


dan apabila ternyata pernyataan ini tidak benar , saya bersedia dikenakan
samksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Desa ................., tanggal bulan tahun


Yang menyatakan,

MATERAI
6.000

Nama Jelas
IV. CONTOH REKAPITULASI PENDAFTARAN CALON ANGGOTA BPD

REKAPITULASI PENDAFTARAN CALON ANGGOTA


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ………….

KETERWAKILAN
JENIS TGL.LAHIR/ WIL.
NO NAMA ALAMAT
KELAMIN UMUR PEMILIHAN/
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6
1
2
3
Dst.

………….., .......................

Ketua Panitia,

(Nama Jelas)
V. CONTOH BERITA ACARA PENELITIAN BERKAS ADMINISTRASI
PENJARINGAN DAN PENYARINGAN BAKAL CALON ANGGOTA BADAN
PERMUSYAWARATAN DESA

PANITIA PENGISIAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA


DESA…...............
KECAMATAN ...........… KABUPATEN SUKAMARA

BERITA ACARA
PENELITIAN BERKAS ADMINISTRASI PENJARINGAN DAN PENYARINGAN
CALON ANGGOTA BPD
NOMOR : ……………………………….

Pada hari ini, … tanggal … (ditulis dengan huruf) ... bulan … (ditulis
dengan huruf) … tahun … (ditulis dengan huruf) bertempat di …..., Panitia
Pengisian BPD Desa ... Kecamatan ... Kabupaten Sukamara telah mengadakan
penelitian berkas administrasi penjaringan dan penyaringan calon Anggota
Badan Permusyawaratan Desa yang dihadiri oleh Ketua, Sekretaris dan
Anggota Panitia Pengisian BPD.
Berdasarkan hasil penelitian berkas administrasi calon anggota BPD yang
terdaftar dan telah memenuhi persyaratan administrasi sebagai berikut:

A. Keterwakilan perempuan
1. Nama :
Tempat, tgl lahir :
Alamat :

2. Dst.

B. Keterwakilan wilayah
a. Wilayah ……………....... :
1. Nama :
Tempat, tgl lahir :
Alamat :

2. Dst.

b. Wilayah ………………….:
1. Nama :
Tempat, tgl lahir :
Alamat :

2. Dst.

c. Dst.

Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya untuk dipergunakan


sebagaimana mestinya.

Yang Membuat Berita Acara


Panitia

1. Ketua ........(nama)......... ......(tanda tangan)......


2. Sekretaris ........(nama)......... ......(tanda tangan)......
3. Anggota ........(nama)......... ......(tanda tangan)......
4. Dst. ........(nama)......... ......(tanda tangan)......
VI. CONTOH BERITA ACARA PENETAPAN PENGISIAN BADAN
PERMUSYAWARATAN DESA

PANITIA PENGISIAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA


DESA …
KECAMATAN ... KABUPATEN SUKAMARA

BERITA ACARA
PENETAPAN CALON ANGGOTA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
NOMOR : …………………………

Pada hari ini, … tanggal ……………..(ditulis dengan huruf) bulan


……………(ditulis dengan huruf) tahun ……………(ditulis dengan huruf)
bertempat di ..................., Panitia Pengisian Badan Permusyawaratan Desa
Desa………………. Kecamatan ……………… Kabupaten Sukamara setelah
memperhatikan hasil penelitian persyaratan administrasi calon Anggota Badan
Permusyawaratan Desa sebagaimana ditetapkan dalam Berita Acara Hasil
Penelitian Persyaratan Administrasi Nomor …..., tanggal, menetapkan calon
Anggota Badan Permusyawaratan Desa sebagai berikut:

Keterwakilan wilayah
1. .....(nama)..... Alamat ...........
...............
Keterwakilan
2. .....(nama)..... Alamat ...........
...............
Keterwakilan
3. .....(nama)..... Alamat ...........
...............

Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sesungguhnya untuk


dipergunakan sebagaimana mestinya.

Yang Membuat Berita Acara


Panitia,

1. Ketua ........(nama)......... ......(tanda tangan)......


2. Sekretaris ........(nama)......... ......(tanda tangan)......
3. Anggota ........(nama)......... ......(tanda tangan)......
4. Dst. ........(nama)......... ......(tanda tangan)......
VII. CONTOH SURAT LAPORAN PANITIA KEPADA KEPALA DESA HASIL
PEMILIHAN ANGGOTA BPD.

PANITIA PENGISIAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA


DESA …
KECAMATAN ... KABUPATEN SUKAMARA

..............., tanggal
No. : Kepada
Lampiran : Yth. Kepala Desa .............
Perihal : Laporan Hasil Pemilihan di –
Anggota BPD ....................

Dengan ini kami laporkan hasil pemilihan Anggota BPD


Desa…..Periode Tahun 2018-2024 sebagaimana Berita Acara
terlampir.

Selanjutnya mohon dapat diteruskan kepada Bupati


melalui Camat untuk diresmikan.

Demikian mohon menjadikan periksa.

Ketua Panitia,

(Nama Jelas)
LAMPIRAN II
PERATURAN DAERAH KABUPATEN
SUKAMARA
NOMOR 5 TAHUN 2018
TENTANG
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

FORMAT ADMINISTRASI DAN PEMBUKUAN


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

I. FORMAT BUKU ADMINISTRASI BPD

1. BUKU AGENDA SURAT KELUAR


SURAT KELUAR
NO TANGGAL HAL & KET
NOMOR TANGGAL ISI TUJUAN
SINGKAT
1 2 3 4 5 6 7

Mengetahui ......, Tgl Bulan Tahun


Ketua BPD ...... Sekretaris BPD ......

.............................. ..............................

Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi dengan nomor secara berurut sesuai dengan urutan surat masuk
yang diterima
Kolom 2 diisi dengan tanggal surat keluar
Kolom 3 diisi dengan nomor surat keluar
Kolom 4 diisi dengan tanggal, bulan, tahun surat keluar
Kolom 5 diisi dengan hal dan isi singkat surat keluar
Kolom 6 diisi dengan nama instansi yang dituju
Kolom 7 diisi dengan keterangan lain jika diperlukan
2. BUKU AGENDA SURAT MASUK
SURAT KELUAR
NO TANGGAL NAMA HAL & KET
NOMOR TANGGAL INSTANSI ISI
PENGIRIM SINGKAT
1 2 3 4 5 6 7

Mengetahui ......, Tgl Bulan Tahun


Ketua BPD ...... Sekretaris BPD ......

.............................. ..............................

Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi dengan nomor secara berurut sesuai dengan urutan surat masuk
yang diterima
Kolom 2 diisi dengan tanggal surat masuk
Kolom 3 diisi dengan nomor surat masuk
Kolom 4 diisi dengan tanggal, bulan, tahun surat masuk
Kolom 5 diisi dengan nama instansi yang mengirikan surat
Kolom 6 diisi dengan hal dan isi singkat surat masuk
Kolom 7 diisi dengan keterangan lain jika diperlukan

3. BUKU EKSPEDISI
TANGGAL
HAL & ISI
NO. TANGGAL DAN
SINGKAT TUJUAN KET
URUT PENGIRMAN NOMOR
SURAT
SURAT
1 2 3 4 5 6

Mengetahui ......, Tgl Bulan Tahun


Ketua BPD ...... Sekretaris BPD ......

.............................. ..............................

Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi dengan nomor secara berurut sesuai dengan surat yang dikirim
Kolom 2 diisi dengan tanggal pengiriman surat
Kolom 3 diisi dengan tanggal dan nomor surat yang dikirim
Kolom 4 diisi dengan hal dan isi singkat surat yang dikirim
Kolom 5 diisi dengan instansi yang dituju
Kolom 6 diisi dengan penjelasan atau catatan lain jika ad
4. BUKU DATA INVENTARIS BPD
KEADAAN
KEADAAN BARANG/
ASAL BARANG/BANGUNAN TANGGAL PENGHAPUSAN BARANG/BANGUN
BANGUNAN AWAL TAHUN
AN
JENIS
NO BARANG/BA BANTUAN KET
NGUNAN
APBDesa SUMBANGAN BAIK RUSAK RUSAK DIJUAL DISUMBANGKAN TGL PENGHAPUSAN BAIK RUSAK
Pemerintah Prov Kab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Mengetahui ......, Tgl Bulan Tahun


Ketua BPD ...... Sekretaris BPD ......

.............................. ..............................

Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi dengan nomor secara berurut
Kolom 2 diisi dengan jenis barang/bangunan inventaris
Kolom 3 s.d. 7 diisi dengan pilihan asal barang/bangunan
Kolom 8 s.d.9 diisi dengan pilihan keadaan barang/bangunan pada awal tahun
Kolom 10 s.d.13 diisi dengan pilihan dan tanggal penghapusan
Kolom 14 s.d.15 diisi dengan pilihan keadaan barang/bangunan pada akhir tahun
Kolom 16 diisi dengan penjelasan atau catatan lain jika ada
5. BUKU LAPORAN KEUANGAN BPD
PENERIMAAN PENGELUARAN
NO TANGGAL URAIAN
(Rp.) (Rp.)
1 2 3 4 5

JUMLAH

Mengetahui ......, Tgl Bulan Tahun


Ketua BPD ...... Sekretaris BPD ......

.............................. ..............................

Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi dengan nomor secara berurut
Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan atau pengeluaran uang
Kolom 3 diisi dengan uraian penerimaan atau pengeluaran uang
Kolom 4 diisi dengan angka rupiah dari jumlah penerimaan
Kolom 5 diisi dengan angka rupiah dari jumlah pengeluaran

6. BUKU TAMU BPD


NO TGL NAMA JABATAN ALAMAT KEPERLUAN TTD
1 2 3 4 5 6 7

Mengetahui ......, Tgl Bulan Tahun


Ketua BPD ...... Sekretaris BPD ......

.............................. ..............................

Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi dengan nomor urutan sesuai kedatangan tamu
Kolom 2 diisi dengan tanggal kedatangan tamu
Kolom 3 diisi dengan nama tamu
Kolom 4 diisi dengan jabatan tamu
Kolom 5 diisi dengan alamat tamu/alamat instansi tamu
Kolom 6 diisi dengan keperluan/tujuan tamu
Kolom 7 diisi dengan tanda tangan tamu
7. BUKU DATA ANGGOTA BPD
NOMOR DAN NOMOR DAN
TEMPAT
NAMA JENIS PENDIDIKAN TANGGAL TANGGAL
NO NIP TANGGAL AGAMA JABATAN KET
LENGKAP KELAMIN TERAKHIR KEPUTUSAN KEPUTUSAN
LAHIR
PENGANGKATAN PEMBERHENTIAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Mengetahui ......, Tgl Bulan Tahun


Ketua BPD ...... Sekretaris BPD ......

.............................. ..............................

Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi dengan nomor secara berurut sesuai dengan jabatan pada Badan Permusyawaratan Desa
Kolom 2 diisi dengan nama lengkap anggota
Kolom 3 diisi dengan nomor induk anggota
Kolom 4 diisi dengan jenis kelamin anggota
Kolom 5 diisi dengan tempat/kota kelahiran dan tanggal, bulan serta tahun kelahiran anggota
Kolom 6 diisi dengan agama yang dianut
Kolom 7 diisi dengan jabatan
Kolom 8 diisi dengan pendidikan formal terakhir
Kolom 9 diisi dengan nomor serta tanggal, bulan dan tahun keputusan pengangkatan
Kolom 10 diisi dengan nomor serta tanggal, bulan dan tahun keputusan pemberhentian
Kolom 11 diisi dengan penjelasan atau catatan lain jika diperlukan
8. BUKU DATA KEGIATAN BPD
AGENDA DAN
JENIS
NO HARI/TANGGAL PELAKSANA HASIL KET
KEGIATAN
KEGIATAN
1 2 3 4 5 6

Mengetahui ......, Tgl Bulan Tahun


Ketua BPD ...... Sekretaris BPD ......

.............................. ..............................

Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi berurutan sesuai dengan kegiatan BPD yang dilaksanakan
Kolom 2 diisi hari dan tanggal, bulan, tahun kegiatan
Kolom 3 diisi dengan jenis kegiatan
Kolom 4 diisi dengan personil/anggota BPD yang melaksanakan kegiatan dimaksud
Kolom 5 diisi dengan agenda yang dilaksanakan dan apa yang dihasilkan dari
pelaksanaan kegiatan
Kolom 6 diisi dengan keterangan/informasi lain jika diperlukan.

9. BUKU DATA ASPIRASI MASYARAKAT


NAMA/LEMBAGA ASPIRASI
TINDAK
NO HARI/TANGGAL PIHAK PENYAMPAI YANG
LANJUT
ASPIRASI DISAMPAIKAN
1 2 3 4 5

Mengetahui ......, Tgl Bulan Tahun


Ketua BPD ...... Sekretaris BPD ......

.............................. ..............................

Cara Pengisian :
Kolom 1 disi nomor urut sesuai waktu penyampaian aspirasi
Kolom 2 diisi dengan hari/tanggal aspirasi disampaikan
Kolom 3 diisi dengan nama individu/lembaga yang menyampaikan aspirasi
Kolom 4 diisi dengan aspirasi yang disampaikan
Kolom 5 diisi dengan langkah tindak lanjut serta pihak yang diminta menindaklanjuti
aspirasi

43
10.BUKU DAFTAR HADIR RAPAT BPD
TANDA
NO NAMA JABATAN KET
TANGAN
1 2 3 4 5

Mengetahui ......, Tgl Bulan Tahun


Ketua BPD ...... Sekretaris BPD ......

.............................. ..............................

Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi dengan nomor urut sesuai urutan
Kolom 2 diisi dengan nama peserta rapat
Kolom 3 diisi dengan jabatan peserta rapat
Kolom 4 diisi dengan tanda tangan
Kolom 5 diisi dengan keterangan/informasi lain jika diperlukan.

11.BUKU NOTULEN RAPAT BPD


RINGKASAN
NO HARI/TANGGAL MATERI RAPAT PESERTA
PEMBAHASAN
1 2 3 4 5

Mengetahui ......, Tgl Bulan Tahun


Ketua BPD ...... Sekretaris BPD ......

.............................. ..............................

Cara Pengisian :
Kolom 1 dIisi dengan nomor sesuai urutan
Kolom 2 diisi dengan hari, tanggal, bulan dan tahun rapat dilaksanakan
Kolom 3 diisi dengan materi rapat
Kolom 4 diisi dengan unsur dan jumlah peserta rapat
Kolom 5 diisi dengan ringkasan pembahasan materi rapat.

44
12.BUKU DATA PERATURAN/KEPUTUSAN BPD
NOMOR, TANGGAL
NO PERATURAN TENTANG URAIAN SINGKAT KET
/KEPUTUSAN BPD
1 2 3 4 5

Mengetahui ......, Tgl Bulan Tahun


Ketua BPD ...... Sekretaris BPD ......

.............................. ..............................

Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi secara berurutan sesuai dengan nomor Peraturan/Keputusan BPD yang
ditetapkan
Kolom 2 diisi dengan nomor, tanggal, bulan dan tahun Peraturan/ Keputusan BPD
Kolom 3 diisi dengan judul/penamaan Peraturan/Keputusan BPD
Kolom 4 diisi secara singkat dengan materi pokok yang telah ditetapkan dengan
Peraturan/Keputusan BPD
Kolom 5 diisi dengan catatan atau penjelasan lain jika diperlukan

13.BUKU DATA PERATURAN DESA


NOMOR DAN TGL URAIAN NOMOR TGL
NO TENTANG KET
PERATURAN DESA SINGKAT KESEPAKATAN
1 2 3 4 5 6

Mengetahui ......, Tgl Bulan Tahun


Ketua BPD ...... Sekretaris BPD ......

.............................. ..............................

Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi secara berurutan sesuai dengan nomor urut.
Kolom 2 diisi diisi dengan nomor ,tanggal, bulan dan tahun peraturan desa ditetapkan.
Kolom 3 diisi dengan judul/penamaan peraturan desa.
Kolom 4 diisi secara singkat dengan materi pokok yang telah ditetapkan dengan
Keputusan BPD.
Kolom 5 diisi dengan nomor dan tanggal keputusan BPD tentang kesepakatan atas
rancangan peraturan desa.
Kolom 6 diisi dengan catatan atau penjelasan lain jika diperlukan.

45
14.BUKU KEPUTUSAN MUSYAWARAH DESA
TENTANG/HAL POKOK-POKOK
NO HARI/TANGGAL KET
STRATEGIS KEPUTUSAN
1 2 3 4 5

Mengetahui ......, Tgl Bulan Tahun


Ketua BPD ...... Sekretaris BPD ......

.............................. ..............................

Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi secara berurutan sesuai pelaksanaan musyawarah desa
Kolom 2 diisi dengan hari, tanggal, bulan dan tahun pelaksanaan musyawarah desa
Kolom 3 diisi dengan judul/penamaan/hal strategis yang dimusyawarahkan
Kolom 4 diisi secara singkat dengan pokok-pokok keputusan musyawarah desa
Kolom 5 diisi dengan catatan atau penjelasan lain jika diperlukan.

15.BUKU KEPUTUSAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA


NO HARI/TANGGAL POKOK-POKOK USULAN/KEGIATAN KET
1 2 3 4

Mengetahui ......, Tgl Bulan Tahun


Ketua BPD ...... Sekretaris BPD ......

.............................. ..............................

Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi secara berurutan sesuai dengan pelaksanaan musyawarah perencanaan
pembangunan desa
Kolom 2 diisi dengan hari, tanggal, bulan dan tahun pelaksanaan musyawarah
perencanaan pembangunan desa
Kolom 3 diisi dengan pokok-pokok usulan dan atau kegiatan keputusan musyawarah
perencanaan pembangunan desa
Kolom 4 diisi secara singkat dengan materi pokok yang telah ditetapkan dengan
keputusan musyawarah perencanaan pembangunan desa
Kolom 5 diisi dengan catatan atau penjelasan lain jika diperlukan

46
II. FORMAT LAPORAN KINERJA BPD

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …….


KECAMATAN ……………………………
KABUPATEN …………........
Alamat: ……………………………..……………………………………….
LAPORAN KINERJA BPD
Tahun anggaran …….

I. Dasar Hukum
1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor …tahun … tentang Badan
Permusyawaratan Desa.
2. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota Nomor …Tahun …. tentang Desa / Badan
Permusyawaratan Desa
3. Surat keputusan Bupati/Walikota tentang peresmian anggota BPD periode …..
sampai ……
4. Keputusan BPD Nomor …….tahun …. tentang Penetapan kinerja BPD tahun
anggaran ……..

II. Pelaksanaan tugas BPD


1. Pengelolaan aspirasi masyarakat desa;
2. Penyusunan dan atau pembahasan peraturan desa;
3. Penciptaan keadaan kondusif dalam penyelenggaraan pemerintahan desa;
4. Pelaksanaan tugas lain;
a. pemilihan kepala desa
b. pelaksanaan musyawarah desa
c. pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan desa
d. pelaksanaan kerjasama antar desa
e. ……………. dll.
5. Pelaksanaan pengawasan kinerja kepala desa.
6. Pelaksanaan Evaluasi laporan keterangan penyelenggaraan pemerintahan desa;

III. Penutup
Demikian laporan kinerja ini dibuat sebagai pertanggungjawaban BPD dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa.

............., ..... .............. ................


Badan Permusyawaratan Desa .....
Ketua,

(............................................)

Pj. BUPATI SUKAMARA,

ttd.

NURUL EDY

47

Anda mungkin juga menyukai