Anda di halaman 1dari 3

LO 7 : Mahasiswa Mampu Menjelaskan Mekanisme Miksi Dan Defekasi

MEKANISME MIKSI

Refleks Berkemih :

 Miksi dimulai ketika reseptor regang di dalam dinding kandung kemih terangsang.
 Semakin besar rangsangan pada dinding kemih,semakin besar tingkat aktivitas reseptor.
 Serat-serat aferen dari reseptor regang membawa impuls ke korda spinalis dan akhirnya,melalui
antarneuron,merangsang saraf parasimpatis untuk kandung kemih dan menghambat neuron motorik
ke sfingter eksternum.
 Stimulasi saraf parasimpatis akan menyebabkan kandung kemih berkontraksi dan menarik sfingter
urethra interna terbuka.
 Secara bersamaan,sfingter eksternum melemas karena neuron-neuron motoriknya dihambat.
 Kini kedua sfingter terbuka dan urine terdorong melalui uretra oleh gaya yang ditimbulkan oleh
kontraksi kandung kemih.

Kontrol Volunter :

- Persepsi penuhnya kandung kemih muncul sebelum sfingter eksternum secara refleks melemas,
memberi peringatan bahwa miksi akan segera terjadi.
- Akibatnya, kontrol volunter berkemih dapat mengalahkan refleks berkemih sehingga pengosongan
kandung kemih dapat berlangsung sesuai keinginan yang bersangkutan.
- Jika waktu refleks miksi yang dimulai tersebut kurang sesuai untuk berkemih, yang bersangkutan
dapat dengan sengaja mencegah pengosongan kandung kemih dengan mengencangkan sfingter
eksternum dan diafragma pelvis.
- Impuls eksitatorik volunter dari korteks serebrum mengalahkan sinyal inhibitorik refleks dari
reseptor regang ke neuron-neuron motorik yang terlibat sehingga otot-otot ini tetap berkontraksi dan
tidak ada urine yang keluar.

MEKANISME DEFEKASI

Proses defekasi terjadi baik secara disadari (volunter), maupun tidak disadari (involunter) atau refleks.
Gerakan yang mendorong feses ke arah anus terhambat oleh adanya kontraksi tonik dari sfingter ani interna
yang terdiri dari otot polos dan sfingter ani eksterna yang terdiri dari otot rangka. Sfingter ani eksterna diatur
oleh N. Pudendus yang merupakan bagian dari saraf somatik,sehingga ani eksterna berada di bawah
pengaruh kesadaran kita (volunter).

Proses defekasi diawali oleh terjadi refleks defekasi akibat ujung – ujung serabut saraf rektum terangsang
ketika dinding rektum teregang oleh massa feses. Sensasi rektum ini berperan penting pada mekanisme
continence dan juga sensasi pengisian rektum merupakan bagian integral penting pada defekasi normal. Hal
ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Pada saat volume kolon sigmoid menjadi besar,serabut saraf memicu kontraksi dengan mengosongkan
isinya ke dalam rektum. Fisiologi rektum ini mendeskripsikan 3 tipe dari kontraksi rektum yaitu:

1. Simple contraction yang terjadi sebanyak 5 – 10 siklus/menit

2.Slower contraction sebanyak 3 silus/menit dengan amplitudo diatas 100 cm H2O

3.Slow propagated contractions dengan frekuensi amplitudo tinggi

- Distensi dari rektum menstimulasi reseptor regang pada dinding rektum,lantai pelvis dan kanalis analis.
Bila feses memasuki rektum,distensi dinding rektum mengirim signal aferent yang menyebar melalui
pleksus mienterikus yang merangsang terjadinya gelombang peristaltik pada kolon desenden,kolon sigmoid
dan rektum sehingga feses terdorong ke anus. Setelah sinyal yang menghambat dari pleksus mienterikus dan
sfingter ani eksterna pada saat tersebut mengalami relaksasi secara volunter dan terjadilah defekasi.

- Pada permukaan defekasi,terjadi penigkatan tekanan intraabdominal oleh kontraksi otot-otot kuadratus
lumborum,musculus rectus abdominis,musculus obliqus interna dan eksterna, musculus transversus
abdominis dan diafraghma. Musculus puborectalis yang mengelilingi anorectal junction kemudian akan
relaksasi sehingga sudut anorektal akan menjadi lurus. Area anorektal membuat sudut 90ᵒ antara ampulla
rekti dan kanalis analis sehingga akan tertutup. Jadi pada saat lurus, sudut ini akan meningkat sekitar 130 –
140ᵒ sehingga kanalis analis akan menjadi lurus dan feses akan dievakuasi. Musculus sfingter ani eksterna
kemudian akan berkontrisi dan memanjang ke kanalis analis.

- Defekasi dapat dihambat oleh kontraksi sfingter ani eksterna yang berada dibawah pengaruh kesadaran
(volunter). Bila defekasi ditahan, sfingter ani interna akan tertutup, rektum akan mengadakan relaksasi untuk
mengakomodasi feses yang terdapat didalamnya. Mekanisme volunter dari proses defekasi ini nampaknya
diatur oleh susunan saraf pusat. Setelah proses evakuasi feses selesai, terjadi closing reflexes. Musculus
sfingter ani interna dan musculus puborektalis akan berkontraksi dan sudut anorektal akan kembali ke posisi
sebelumnya. Ini memungkinkan musculus sfingter ani interna untuk memulihkan tonus ototnya dan menutup
kanalis analis.Hal ini menyebabkan m.spincter ani externus dan m.levator ani berkontraksi untuk menahan
defekasi

Anda mungkin juga menyukai