Anda di halaman 1dari 15

Muhammad Akbar Feriansyah

210410170029
Cinemora Pictures
Cinemora Pictures merupakan rumah produksi yang didirikan pada
tahun 2017 yang diprakarsai oleh 3 orang, yang terdiri dari Dzikri Maulana
sebagi produser, Roufy Nasution sabagai penulis/sutradara, dan Idan Firdaus
sebagai penulis, editor dan sutradara. Fokus bergerak dalam bidang audio
visual, seperti film pendek, musik video, iklan komersil, dan konten audio visual
lainnya.

Sejauh ini Cinemora Pictures sudah mengerjakan berbagai macam


karya audio visual seperti documentary web, music video, apps web series,
apps short film, short film, web series, fashion film, snapgram film, commercial
ads, live session music video, showcase 360o video, documentary video dan
feature film. Beberapa klien yang pernah bekerja sama dengan Cinemora
Pictures seperti Mandiri Tjanting Run, Samsara, Tado TV, El Karmoya, novelis
Abay Aditya, The Boxquitos, Breh and the Bangsat, Amigdala, Ash Shur, Art Director
Kumparan+, Novel Toon TV, Primandisa, Teguk, dll.
Struktur Organisasi

Dzikri Maulana
• Producer

Roufy Nasution
• Writer/Director

Idan Firdaus
• Writer, Editor, Director

Zaki Makarim
• Producer
Art Director
Muhammad Aditya
• Business Development
Lonely Together
• Lonely Together adalah film pendek yang

diproduksi oleh Cinemora Pictures yang sudah

didistribusikan ke beberapa festival film seperti

Indonesia Raja, Festival Film Bahari dan Ganesha

Film Festival

• Lonely Together merupakan film arthouse

bergenre drama komedi romantis.

• Lonely Together mencoba menyatukan elemen

koboi kedalam set yang tidak biasa yaitu hutan.


Selama masa Job Training, penulis bekerja di bidang tata artistik dan pada film Lonely Together
berkesempatan menjadi pengarah tata artistik. Selama menjalankan Jobdesc yang diberikan,
tahapan pekerjaan dapat diurutkan sebagai berikut:

ART

Pra Produksi Produksi Pasca Produksi


Komponen Teknis Tata Artistik
• Mise en Scene

• Look Mise Look


en
Scene
• Mood

Mood

Ruang Lingkup kerja


Tata Artistik

Look Mood
Tahapan pelaksanaan pra produksi:
1. Koordinasi:

• Mengetahui keinginan visual (artistik) film

• Budget artistik

2. Membaca Skenario ART

3. Menganalisa

• Skenario dan deck

4. Riset

• arthouse, set outdoor, western film


Pra Produksi
5. Mencari Referensi

• Art House: Sweetness Satan, Moonrise Kingdom dan The Lobster

• Outdoor: The Witch dan The Blair Witch Project

• Western Film: Django Unchained, Unforgiven dan The Proposition


ART

Pra Produksi

Referensi Set Sweetness Satan

Referensi Wardobe Django Unchained Referensi make up - hair do


ART

6. Konsep dan desain

• Konsep: Perpaduan unsur koboi ke dalam hutan


Pra Produksi
7. Breakdown

• Menyocokkan dengan konsep dan desain yang sudah dibuat

• Properti dan wardobe

• Properti: Setting, Property & Make up, Buy/Bid/Rent/BorrowDay/Meter

Quantity, Colour, Price, Total

• Wardobe: sama seperti breakdown properti dengan beberapa

tambahan yaitu, bahan, accessorries, dan main

8. Membuat anggaran & work Flow

Budgeting kebutuhuan tata artistik

Menentukan flow kerja saat produksi

9. Hunting
ART

Pra Produksi

Hasil set berdasarkan referensi Sweetness Satan

Hasil wardobe berdasarkan referensi Django Unchained Hasil make up - hair do berdasarkan referensi
Suzanna: Bernafas dalam Kubur
Hasil breakdown dan budgeting art Properti dan Make up - hair do

Hasil breakdown dan budgeting art: Wardobe

ART

Hasil breakdown dan budgeting equipment Pra Produksi


Tahapan pelaksanaan produksi:
1. Koordinasi:
• Briefing bersama tim tata artistik: Work flow,
• Berkoordinasi: Sutradara dan penata kamera
• Memastikan: Tim wardobe dan make up - hair do
2. Melaksanakan
3. Memperhatikan continuity
• Foto set dan talent
• Touch up wardobe dan make up - hair do
4. Menjaga work flow
Produksi
• mempersiapkan set berikutnya,moving, dan prepare props
5. Eksekutor kebutuhan visual
• Memperhatikan set melalui blockingan
• Selalu melakukan koodinasi
Produksi
Tahapan pelaksanaan pasca produksi:

1. Membuat dan memberikan laporan pengeluaran anggaran artistik

• Mengetahui keinginan visual (artistik) film


Pasca Produksi

• Budget artistik

2. Memastikan semua unsur visual telah terekam untuk kebutuhan pasca produksi/editing

3. Mengembalikan semua elemen visual seperti sedia kala

baik di lokasi kerja maupun melaporkan elemen visual kepada

produksi/pemiliki jika ada pembelian atau pengembalian

4. Memberikan bahan atau membuat rancangan untuk pembuatan poster

film (opening dan dan credit title) dan dikoordinasikan dengan pihak produser dan sutradara
Kesimpulan
Peran pengarah tata artistik tidak hanya mengkonsep dan mendesain tata
artistik saja, melainkan juga melakukan riset terlebih dahulu terhadap cerita, jenis serta
pesan yang terdapat di dalam film. Riset disesuaikan terlebih dengan jenis film ini dimana
berjenis arthouse yang dimana menggabungkan unsur hutan dengan koboi yang dimana
bukan hal yang biasa kita identikkan koboi dengan gurun dan tidak dengan hutan. Namun
meskipun begitu penulis berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga kelogisan cerita
antara 2 elemen tidak sama. Tata artistik tidak terbentuk begitu saja, namun harus melalui
beberapa tahapan terlebih dahulu agar visual sejalan dengan penceritaan serta memenuhi
ekpektasi dari sutradara dan penulis naskah yang diwujudkan oleh seorang pengarah tata
artistik sebagai eksekutor kebutuhan visual.

Peran kerja dari seorang pengarah tata artistik melibatkan kerjasama kelompok
melalui berbagai divisi artistik yakni tim properti, make up – hair do dan wardobe yang
saling terhubung untuk mewujudkan ide dan pesan dari sutradara dan penulis naskah
dalam membuat elemen visual yang tidak hanya enak dilihat namun juga dapat
tersampaikan pesan dari film.

Anda mungkin juga menyukai