Anda di halaman 1dari 10

265

3.7 Proses Kerja Artistik

3.7.1 Pra Produksi

Menurut Kusumawati (2014:28) “Planning meeting dalam pertemuan


perencanaan program televisi/poduksi film ini produser menyerahkan draft
skenario. Dalam hal ini produser di damping sutradara atau pengarah acara
televisi.

a. Melakukan bedah skenario. Ini untuk mengetahui semua set yang di


perlukan untuk semua adegan yang termasuk dalam sebuah film. Jadi
setiap adegan, setiap percakapan yang mengaitkan padasebuah keadaan,
maka art director harus membuat list set/breakdown tata artistik apa saja
yang di perlukan.
b. Menentukan tim/divisi yang berada di bawah tanggung jawab Art Director
.
c. Melakukan riset dan hunting lokasi untuk menentukan kesesuain lokasi
yang di inginkan produser, perencanaan lokasi yang berdasar kan script
yang telah di dapat, kemudian dalam proses selanjutnya adalah
menemukan lokasi dan meneliti tempat tersebut, lokasi yang di gunakan
harus praktis dan sekiranya dapat di realisasikan kedalam perencanaan
teknis dan non teknis, kemudian dilakukan penjajakan lokasi lokasi harus
benar benar teliti apakah aman dan terlindung dari hal-hal yang tidak
diinginkan, sebagai Art Director kita harus dapat memperhitungkan set
apakah dapat melindungi kita yang pada saat cuaca buruk.
d. Interior lokasi, bila dengan alasan penghematan anggaran, demi aslian
e. Merinci apa saja yang dibutuhkan, jika sudah tau apa saja set yang
dibutuhkan dalam membuat film, maka ia sudah dapat mulai membuat
checklist benda-benda apa saja yang dibutuhkan, tak hanya properti yang
kecil sebagai pemanis dari sebuah ruangan, namun juga set panggung
misalnya atau apa aja yang dibutuhkan konstruksi, disini jika merupakan
produksi besar, Art Director dapat bekerja sama dengan bagian konstruksi.
f. Art Director memberikan gambar lokasi yang dibutuhkan kepada set
designer kemudian beberapa uraian lokasi ini di dipaparkan dalam bentuk
266

floor plan ,berikutnya, masing-masing departemen mempelajari kembali


apa-apa yang harus disiapkan, kebutuhan set dekorasi, property, serta
grafika adalah hal-hal yang sangan serius diperhitungkan secara detail oleh
penata artistik untuk produksi multi kamera kamera system studio
ditambahkan pembuatan Elevation Plan set desain dan maket/miniature
set.
g. Art Diretor meminta persetujuan sketsa set yang telah dibuat kebata
produser dan sutradara.
h. Merinci budget yang dibutuhkan. Tentusaja setelah merinci apa saja yang
dibutuhkan, ia juga harus merinci budget yang harus dikeluarkan, jika
budget terbatas maka dengan sendirinya ia harus pintar-pintar membagi
budget sesuai kebutuhan. Semakin ia pandai membuat set yang sesuai
dengan aslinya dengan budget standar, maka namanya juga semakin
dikenal.
i. Setelah biaya disetujui oleh production manager maka Art Director
mengecek keseluruhan persiapan artistik sampai pada tahap produksi

Dalam pra produksi drama televisi “Lost” penata artistik sebagai


koordinator teknis bekerja mempersiapkan elemen-elemen material artistik
dengan merancang production designer sebagai persiapan menjelang produksi
diantaranya:

a. Rapat produksi
Dalam rapat produksi drama televisi penata artistik dan crew
berkumpul untuk membahas dan menentukan mana saja yang akan
di perlukan untuk produksi, semua bertujuan untuk menentukan
budget yang diperlukan dalam produksi ini. Rapat ini juga
membicarakan mengenai shooting, casting, pemain, schedule
shooting yang diperlukan untuk produksi ini.
b. Bedah naskah
Dalam tahap bedah naskah drama televisi, penulis harus
mengetahui apa saja yang diperlukan mengenai setlokasi,
267

property, wardrobe dan make up yang diperlukan sesuai dengan


skenario yang ada.

c. Hunting lokasi
Dalam tahap hunting lokasi, penulis dan crew melakukan hunting
lokasi kebeberapa tempat yang sesuai dengan naskah, dalam cerita
ini menggunakan beberapa lokasi seperti rumah dan kuburan.
d. Membuat floor plan
Setelah mendaptkan lokasi yang sesuai dengan skenario, penata
artistik bertugas untuk membuat floor plan. Floor plan juga
berguna untuk departemen lain agar mempermudah penataan
blocking camera dan blocking lighting.
e. Menyusun breakdown artistik
Dalam tahap ini penata artistik membuat daftar wardrobe, make up
dan property yang akan di butuhkan agar mempermudah
menyiapkan segala sesuatu untuk setiap scenenya agar tidak terjadi
kesalahan dan jumping dalam pengambilan gambarnya.
f. Mencari dan mengumpulkan property dan wardrobe
Didalam pengumpulan property penata artistik dibantu oleh crew
untuk mempermudah, dan untuk mengumpulan wardrobe di bawa
oleh talent yang tentunya sesuai dengan naskah.

Sebelum masuk ke tahap produksi seorang penata artistik juga ikut dalam
pelaksanaan casting pemain yang dilakukan oleh produser, sutradara, penulis
naskah, dan kameramen untuk menentukan make up yang cocok di wajah pemain
dan menentukan ukuran baju yang akan disiapkan oleh crew wardrobe sebelum
pelaksanaan shooting dimulai. Dalam praproduksi seorang penata artistik juga
harus membuat floor plan yang berfungsi sebagai panduan letak set pada saat
produksi. Penata artistik dan seluruh crew ikut membantu dalam mempersiapkan
keperluan property, wardrobe, make up, setting dan lain-lain.
268

3.7.2. Produksi

Menurut Kusumawati (2014:33) “yang dimaksud dengan produksi ialah


maka setiap scene pun art director perlu ada dan dekat sutradara untu memastikan
gambar yang di ambil sesuai dengan yang diharapkan, sesuai dengan skenario dan
dalam tampakkan gambarnya pun terlihat nyata, bisa saja ia ikut terlibat langung,
misalnya saja membetulkan letak set atau properti yang dirasa tidak pas di adegan
yang dimaksud, kegiatan ini terus di ikuti art director mulai dari bongkar pasang
set, sampai ke penataan set sepanjang pengambilan gambar masih berlangsung.

3.7.3. Pasca produksi

Menurut Nina Kusumawati (2014:34) Pasca produksi adalah dilakukan


evaluasi dari semua divisi yang terdapat di dalam art departemen, dilihat
kekurangan-kekurangan pada saat pengembalian gambar, kemudian
mengembalikan dan merapikan semua properti dan peralatan Art yang lain. Pada
tahap dilihat juga balancing pembiayaan nya.

3.7.4. Peran dan Tanggung Jawab Penata Artistik

Penata artistik juga mempunyai peran dalam menjadi seorang penanggung


jawab. Sebagai art director, penata artistik dapat mewakili penonton atau
audience apakah setelah menonton drama televisi “lost“ memiliki dampak positif
untuk masyarakat. Berikut ini peran dan tanggung jawab seorang penata artistik.
Menurut Menurut Nina Kusumawati (2014:14) “Penata artistik atau Art Director
bertanggung jawab dalam menciptakan penataan yang baiktermaksud urusan
properti,kostum,make up, set desain dan sebagainya. Oleh karena itu sangant lah
penting bagi penata artistik untuk menciptakan pandangan yang luas, terus
berfikir untuk sesuatu yang baru dan secara konstan berusaha menciptakan
kreatifitas yang lebih tinggi.
269

Lebih jauh lagi penata artistik harus mengetahui secara keseluruhan


kebutuhan art dari program yang akan dibuat, oleh karena itu secara umum
seorang penata artistik dituntut untuk mempunyai jiwa seni dan kreatifitas yang
tinggi sehingga dapat menghasilkan konsep penataan artistik yang disukai oleh
audience, sebagai seorang penata artistik yang professional tentu juga harus
mempunyai pengetahuan yang luas serta cita rasa seni yang tinggi karena dalam
hal ini seni sebagai dasar penata artistik TV dan film.

3.7.5. Penata kostum / wardrobe

Menurut Nina Kusumawati (2014:22) penata kostum merupakan orang yang


bekerja mengatur segala bentuk pakaian atau yang dikenakan oleh pemain dalam
melakukan adegan sesuai dengan tuntutan cerita atau skenario.tanggung jawab
utama mereka adalah menjalan kan kontinuitas departemen wardrobe sehari-hari.
Hal ini memerlukan pengaturan dan ketelitian termasuk pengaturan tempat
penempatan lemari sesuai dengan kontinuitas scene yang diperlukan.

Persiapan produksi yang dilakukan oleh penata kostum di antara nya


adalah scipt breakdown dan schedule, budgeting, continuity, penghubung dengan
antar departemen, berbicara dengan artist, persiapan kostum dan fitting baju serta
berbelanja perlengkapannya dan mengkoordinasikan dengan anggota staff
wardrobe yang lain.

Penata Make up kerap diartikan melukis dengan bahan dan alat kosmetik
(Paningkiran: 10). Make up juga dikatakan sebagai segala sesuatu yang
berhubungan dengan tata rias untuk pemain dalam melakukan adegan sesuai
tuntutan naskah dan peran dalam cerita. Menurut (Paningkiran 10-11) jenis make
up yang biasa digunakan untuk televisi dan film dapat digolongkan ke dalam :

a. Corrective make up yaitu tata rias yang diterapkan untuk menutupi


kekurangan dan menonjolkan kelebihan demi mendapatkan
kesempurnaan wajah.
270

b. Character make up yaitu tata rias yang diterapkan untuk mengubah


penampilan seseorang dalam hal umur, sifat, wajah, suku, dan bangsa
sehingga sesuai dengan tokoh yang diperankannya.
c. Style make up yaitu tata rias yang dibuat dengan daya khayal atau
imajinasi seseorang untuk menciptakan suatu tokoh sehingga
menghasilkan suatu karya dalam bentuk rias wajah.

Biasanya penata kostum dan penata rias/make up dijadikan dalam satu tim,
bekerja dibawah pengawasan dari Art Director. Tim ini menyesuaikan penataan
artistik yang terangkum dalam kostum dan make up, menciptakan gaya rambut
dan gaya busana yang tepat sesuai dengan karakter cerita, tempat dan periode
waktu untuk mengikuti alur cerita sesuai dengan skenario.

Divisi penghijauan yang bertugas membuat suasana set luar tampak hijau
sesuai dengan kebutuhan yang ada didalam naskah.

3.7.6. Proses Penciptaan Karya

Pada saat penciptaan karya drama televisi, semua crew berusaha untuk
menciptakan dan mengumpulkan semua ide-ide kreatif sehingga menghasilkan
sebuah cerita yang menarik dengan gambar yang baik, natural dan halus dan
semua berkonsep dengan baik dan team juga sangat detail mengenai property
yang akan di gunakan agar lebih mudah dalam pembuatan sebuah karya.

a. Konsep Kratif
Setelah membaca naskah dari scriptwriter, penulis sebagai penata artistik
harus membuat konsep yang akan di realisasikan dalam membuat drama
televisi yang sesuai dengan konsep cerita.

1) Property
Dalam property penata artistik menggunakan hand property
contohnya gelang, dan lain-lain. Penata artistik tidak terlalu
menggunakan main property (property yang sulit untuk di
pindahkan).
271

2) Wardrobe
Wardrobe yang digunakan talent tidak hanya satu pasang baju saja,
dan wardrobe yang digunakan di sesuikan dengan yang diperlukan.
Agar semua terlihat berkesinabungan.
3) Make up
Make up yang digunakan talent adalah make up peachy, dengan
menggunakan foundation, bedak, Gatsby, eyeliner
4) Set design
Di sini penata artistik, dalam beberapa lokasi menggunakan set
dsign contohnya kamar kosong menjadi kamar wanita dan
menambah kan foto-foto, meja, bangku dan masih banyak lagi.
5) Property master
Property master adalah sineas professional yang
membantuproduction designer dalam bidang property.
6) Property bayer
Property bayer adalah sineas professional yang membantu
production designer dalam bidang pengadaan seluruh material
artistik, dengan cara membuat, menyea atau membeli.
7) Costum designer
Costum designer dalah sineas professional yang membantu
production designer dalam bidang perancangan busana sesuai
dengan tuntutan skenario film dengan mempertimbangkan hal-hal
seperti kurun waktu (periode) tingkat usia, style (mode), ukuran
atau skala, warna dan kualitas bahan kain.
8) Production illustrator
Production illustrator adalah sineas professional yang membantu
production designer merancang desain untuk materi grafis film
seperti jenis dan karakter huruf untuk credit tittle, rolling tittle dan
desain media publikasi serta pemasarannya (merchandiser).
9) location manager
location manager aalah sineas professional yang membantu
production designer dalam bidang lokasi produksi.
272

b. Konsep Produksi

Penata artistik dalam proses produksi menyiapkan property, wardrobe,


make up dan set design. Semua property yang digunakan harus sangat teliti
dalam mempesiapkan hal sekecil apapun, penata artistik harus memperhatikan
wardrobe yang digunakan per scene agar sesuai dengan cerita agar tidak
jumping. Konsep yang diinginkan oleh suradara dalam mengembangkan
cerita, meminta penata artistik untuk mendapatkan set lokasi yang seperti
kamar dan kuburan, meminta penata artistik mendapatkan sebagian property
yang berkaitan dengan photoshoot. Untuk set design sutrdara hanya memberi
arahan dan meminta penulis untuk lebih mengembangkan lagi set designnya.

c. Konsep Teknis
Untuk set ruang indoor penulis menggunakan kamar tidur untuk menjadi
kamar tidur wanita. Setelah mengetahui apa yang di inginkan sutradara
penata artistik mulai mengembangkan set design yang diinginkan oleh
sutradara.
273

3.7.7. Kendala produksi dan solusinya

Kendala : Sulitnya mendapatkan set lokasi rumah yang sesuai


dengan ide cerita.

Solusi : Penulis dibantu oleh sutradara akhirnya mendapatkan set


lokasi rumah tersebut.

Kendala : Masalah waktu karena terlalu mepet, membuat persiapan


artistik terkesan terburu-buru.

Solusi : Penulis mendapatkan bantuan dari semua crew dan semua


itu dapat teratasi.

Kendala : Adanya kesalahpahaman anatar Dissolve Creative crew


dengan pemilik rumah.

Solusi : Dengan bantuan sutradara berbicara dengan pemilik


rumah semua bisa teratasi.
274

3.7.8. Lembar kerja tata artistic


1. Konsep Penata Artistik
2. Breakdown Tata Artistik
3. Floor Plan Tata Artistik
4. Set Design
5. Foto Lokasi
6. Lembar Kerja Wardrobe
7. Budgeting Art

Anda mungkin juga menyukai