Anda di halaman 1dari 4

A.

Studio Plan

Studio plan menggambarkan area studio berikut fasilitas seperti pintu keluar, fasilitas
tenis, cyclorama, area servis, dan area penyimpanan. Studio plan ini akan memberikan gambaran
di mana sebaiknya set diletakan. Jika set sudah diletakan di dalam studio plan maka akan
menjadi gambar floor plan dalam studio yakni pandangan atas yang digambar pada media 2
dimensi yang memperlihatkan seluruh studio dan tata letak setting dalam studio. Gambar ini
berfungsi untuk blocking peralatan bagi divisi videografi, tata suara, tata cahaya.

Perencanaan set diawali dari memahami kebutuhan naskah dan aspirasi dari sutradara.
Perencanaan set sangat berkaitan dengan fasilitas, waktu dan biaya yang tersedia. Perencanaan
diawali dari diskusi antar sutradara dan set designer dengan menggunakan sketsa, gambar
berskala, tampak depan, perencanaan produksi set yang akan mendetailkan pekerja, biaya dan
material yang diperlukan. Produksi yang lebih besar akan membutuhkan kolaborasi yang luas,
seperti melibatkan spesialis yang akan memberi pertimbangan dari segi shot, pergerakan pemain
penematan cahaya kostum dll sehingga kerjasama antar bagian menjadi sangat penting.
Perencanaan set perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
1. Ketinggian kamera
2. Latar depan
3. Tampilan realitas
4. Adanya kedalaman ruang

B. Komposisi Tata Artistik

Memahami komposisi dalam tata artistik adalah suatu keharusan, karena komposisi
adalah suatu unsur yang sangat penting dalam penciptaan karya seni. Secara sederhana
komposisi diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam objek, elemen-elemen ini
mencakup garis, shape, form, warna, terang dan gelap. Jadi, pengetahuan tentang komposisi akan
berguna untuk mendapatkan keseimbangan pandangan yang harmonis. Sederhananya, komposisi
adalah salah satu istilah untuk mendapatkan keseimbangan bentuk.

1. Golden Section

Istilah golden section biasanya digunakan untuk menentukan proporsi yang tepat antara
panjang serta lebar pada empat persegi panjang. Teori ini sebenarnya merupakan temuan
bangsa Yunani Kuno yang digunakan selama berabad-abad.Contoh golden Section yang
baik misalnya perbandingan ukuran 5 X 3, dimana 5 untuk panjang dan 3 untuk lebar.
Perbandingan lebar dan panjang yang lebih besar atau lebih kecil dari angka ini biasanya
akan membuat bentuk lebih kurus atau memanjang sehingga terlihat kurang kokoh atau
kurang seimbang.

2. Balance

Balance atau keseimbang merupakan kesamaan unsur-unsur yang berlawanan atau


bertentangan. Walaupun kelihatan bertentangan, dalam sebuah karya seni sebetulnya
saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Jadi, unsur-unsur yang bertentangan tidak
perlu menggunakan bentuk yang sama, karena yang tidak sama juga dapat menghadirkan
keseimbangan yang menarik dengan syarat terdapat kesamaan antara nilai masing-
masing.HarmonicHarmoni atau keselarasan juga harus diperhatikan, takni dengan
memadu unsur-unsur: Garis, Bidang, Bentuk, Warna, Nada, Rasa, dan Komposisi.
Dengan demikian, setiap unsur dari suatu karya seni adalah perlu bagi karya seni itu
sendiri. Setiap unsur harus memerlukan, menanggapi dan memunculkan keselarasan
bentuk.

3. Ritme

Dalam karya seni, irama terbentuk karena pengulangan atau repetition dan gerakan atau
movement. Paling tidak, ada tiga hal yang menjadikan terjadinya ritme atau
irama:Pengulangan bidang dan bentuk atau garis dengan jarak dan bentuk yang
samaPerbedaan ukuran/bentuk yang teratur dan berkelanjutanPerbedaan jarak dan ruang
yang terus menerus antara bentuk dan bidang yang selaras dalam gerak.KontrasKontras
adalah perbedaan keadaan yang satu dengan yang lainnya secara mencolok atau
berlebihan. Misalnya perbedaan tinggi rendah suatu obyek, vertical horizontal garis.
Susunan warna yang bertentangan juga bisa menimbulkan suatu kontras. Intinya, kontras
dibutuhkan untuk memberikan variasi pada penonton (kalau dalam hal ini film & televisi)
agar tidak menimbulkan kebosanan.
Proses Kerja Tata Artistik
Televisi adalah bagian dari kru televisi, di beberapa stasiun televisi, Tata Artistik masuk
ke dalam Departemen Artistik atau Art Departement. Di dalam departemen ini terbagi atas: Unit
Dekorasi, Unit Properti, Unit Grafika, serta Unit Tata Rias dan Busana. Namun di beberapa
stasiun televisi di Indonesia tidak selamanya seperti ini, misalnya unit grafika (grafis) di
bebarapa stasiun televisi justru bertanggung jawab pada post production manager.
Sebenarnya apa yang menjadi tanggung jawab seorang penata artistik adalah semua
benda yang dilihat penonton saat menyaksikan sebuah film atau tayangan sebuah acara.
Pembuatan set, atau setting dari sebuah adegan menjadi tanggung jawab penata artistikSedikit
berbeda dengan penata artistik televisi, seorang art director dalam struktur perfilman, bekerja di
bawah pruction designer secara langsung, dan di atas set designer dan berada dalam level yang
sama dengan set decorator.
Kewajiban mereka yang terbesar adalah berbagai aspek administratif dalam art
department, seperti pembagian tugas pada tiap personel, penyiapan budget dan scheduling dan
juga mengatur dan menjaga quality control. Biasanya juga mereka bekerjasama dengan bagian
yang lain, terutama bagian konstruksi, tak heran karena tugasnya dalam membuat set dari sebuah
adegan. Tugasnya bisa dibagi dua yaitu, pre produksi dan saat produksi.
1. Planning Meeting
Dalam pertemuan perencanaan program televisi atau planning meeting, produser
memaparkan konsep acara yang akan dibuat. Dalam hal ini produser didampingi oleh
sutradara atau pengarah acara televisi. Atas penjelasan ini, penata artistik menguraikan
rencana tata artistik untuk mendukung acara tersebut, uraian ini dipaparkan dalam bentuk
floor plan. Berikutnya, masing- masing departemen mempelajari kembali apa-apa yang
harus disiapkan. Kebutuhan set dekorasi, property,serta grafika adalah hal-hal yang
sangat serius diperhitungkan secara detail oleh penata artistik.

2. Production Meeting
Dalam pertemuan ini, pengarah acara bertindak memimpin acara meeting
produksi. Masing-masing penangung jawab tim memaparkan tugas yang akan dilakukan
secara lengkap, ini penting agar departemen lainnya juga memahami konsep acara secara
keseluruhan. Dalam meeting produksi, penata artistik sudah harus mengajukan anggaran
yang diperlukan dalam tata artistik. Technical MeetingIni merupakan pertemuan terakhir,
dimana masalah teknis dibahas. Segala kebutuhan produksi harus selesai dilakukan alias
segala sesuatunya ready to use.

3. Pre production
Melakukan bedah skenario. Ini untuk mengetahui semua set yang diperlukan
untuk semua adegan yang termasuk dalam sebuah film, Jadi setiap adegan, setiap
percakapan yang mengaitkan pada sebuah keadaan (misal berbicara di sebuah bandara
udara), maka art director harus mulai membuat list set apa saja yang diperlukan.yang
sesuai dengan aslinya dengan bujet yang standar, maka namanya pun akan semakin
dikenal.

4. Merinci apa saja yang dibutuhkan


Jika sudah tahu set apa saja yang dibutuhkan dalam membuat sebuah film, maka
ia sudah dapat memulai membuat checklist benda-benda apa saja yang dibutuhkan. Tak
hanya properti yagn kecil sebagai pemanis dari sebuah ruangan, namun juga set
panggung misalnya atau apa saja yang membutuhkan konstruksi, di sini jika merupakan
produksi besar, art director bisa bekerja sama dengan bagain konstruksi. Misalnya saja,
setting dari sebuah adegan adalah di tahun 1942 saat perang dunia kedua masih
berkecamuk, ia harus dapat mencari properti benda-benda yang mewakili tahun tersebut
sampai ke pakaian yang akan dikenakan oleh tokoh-tokohnya.

5. Merinci budget yang dibutuhkan

Merinci budget yang dibutuhkan. Tentu saja setelah merinci apa saja yang
dibutuhkan, ia juga perlu merinci bujet yang harus dikeluarkan, jika memang bujet
terbatas, maka denagn sendirinya ia harus pintar-pintar membagi bujet sesuai kebutuhan.
Semakin ia pandai membuat set.

6. Production

Film telah dimulai pembuatannya, maka tiap scene pun art director perlu ada dan
berada di dekat sutradara untuk memastikan gambar yang diambil sesuai dengan yang
diharapkan, sesuai dengan skenaro dan dalam tampakkan gambarnya pun terlihat nyata.
Bisa saja ia ikut terlibat langsung, misalnya saja membetulkan letak set atau properti yang
dirasa tak pas di adegan yang dimaksud. Kegiatan ini terus diikuti oleh art director, mulai
dari bongkar pasang set, sampai ke penataan set sepanjang pengambilan gambar masih
berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai