Anda di halaman 1dari 3

UJIAN AKHIR SEMESTER

FILSAFAT KEILMUAN

ILMU DAN TEKNOLOGI DARI SUDUT PANDANG DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


(Penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam aspek pemeliharaan retak jalan dan jembatan)

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Eng. Ir. Deendarlianto, S.T., M.Eng.

Oleh:
Rini Setianingsih
(23/513365/PTK/15081)

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2023
INOVASI PENGGUNAAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI) DALAM ASPEK PEMELIHARAAN
RETAK JALAN DAN JEMBATAN.
Retak jalan merupakan masalah umum yang sering terjadi dalam pemeliharaan infrastruktur. Diantaranya:
retak memanjang, retak melintang, dan retak kulit buaya. Beberapa inovasi yang diterapkan dalam pemeliharaan
retak diantaranya deteksi dini retak jalan dengan memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI).
1. Failure 1 : Inability to ask (Ketidakmampuan bertanya)
Mengapa terjadi retak jalan? retak jalan terjadi karena beban lalu lintas berlebihan, kurangnya drainase, pengaruh
akar pohon, kualitas material konstruksi yang buruk, umur infrastruktur, dan kurangnya pemeliharaan yang rutin.
Kerusakan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu kerusakan struktural, mencakup kegagalan perkerasan
atau kerusakan dari satu atau lebih komponen perkerasan yang mengakibatkan perkerasan tidak dapat lagi
menanggung beban lalu lintas; dan kerusakan fungsional yang mengakibatkan keamanan dan kenyamanan
pengguna jalan menjadi terganggu sehingga biaya operasi kendaraan semakin meningkat (Sulaksono, 2001).1
Deteksi dini retak jalan menjadi faktor penting dalam strategi pemantauan dan perbaikan pemeliharaan
infrastruktur. Dengan memanfaatkan Ilmu dan Teknologi, saat ini digencarkan Inovasi teknologi AI salah satunya
oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR bekerja sama dengan UGM, membantu meningkatkan
efisiensi dan akurasi dalam analisis deteksi dini penyebab retak di jalan Tol Indonesia. Artificial Intelligence (AI)
merupakan sistem yang memiliki kemampuan kecerdasan untuk menganalisa lingkungan dan mengambil
tindakan untuk mencapai tujuan spesifik.2 Keuntungan deteksi dini dibantu teknologi AI: lebih cepat, dapat
mengidentifikasi faktor-faktor penyebab retak jalan, analisis penyebab prediksi kerusakan lebih mendalam, hal
ini dapat memudahkan perancangan tindakan pemeliharaan, dan dapat menangani penyebab secara spesifik.
2. Failure 2 : Inability to label (Ketidakmampuan memberi label)
Bagaimana Crack Detection dengan AI bekerja? Classification → Detection → Segmentation.

▪ Deep learning to detect cracks on dashboard


▪ Model has been trained on the multiple images
▪ With different type of cracks
▪ All the information are put in a system of record

Dari deteksi, didapatkan beberapa hasil deteksi dini retak


jalan, diantaranya : Retak Memanjang, Retak Melintang,
dan Retak Kulit Buaya.

Gambar 1. Deteksi Retak Jalan oleh AI (Sumber: Esra, 2021)


Retak Memanjang Retak Melintang Retak Kulit Buaya

Gambar 2. Tipe-Tipe Kerusakan Perkerasan yang Terdeteksi oleh AI, (Sumber: Esra, 2021)

1
Sulaksono, (2001)
2
H. Sheikh et al., Mission AI, Research for Policy, (2023)
3. Failure 3 : Inability to model (Ketidakmampuan menjadikan model)
Detail Flowchart:

It includes three steps:


▪ Building crack database,
▪ Training the CNN, and
▪ Testing the trained CNN classifier.

Gambar 3. Elemen Dasar Sistem dan Penjelasan Cara Kerja AI pada Crack Detection (Sumber: Lei and Zhao, 2019)
4. Failure 4 : Inability to decompose (Ketidakmampuan untuk menguraikan)
▪ Menunjukan lokasi dan seperti apa
crack/retak di lokasi tersebut
▪ Menunjukan jumlah crack/retak vs
STA dalam bentuk chart
▪ Dapat diambil hasil bahwa, masing-
masing retak disebabkan oleh faktor-
faktor yang berbeda
▪ Masing-masing tipe kerusakan jalan
membutuhkan tipe perbaikan yang
berbeda.

Gambar 4. Data Strip Map


5. Failure 5 : Inability to visualize and ideate (Ketidakmampuan untuk memvisualisasikan dan membuat ide)
Visualisasi pemantauan kondisi retak di
Jembatan :
▪ Struktur Jembatan dipantau dengan
menempatakan sensor di titik kuning
▪ Lalu data diteruskan untuk diproses.
▪ Setelah data diproses, maka algoritma
akan mendeteksi kerusakan
▪ Outputnya adalah: Lokasi kerusakan,
pembebanan lalu lintas, penyebab
kerusakan, dan tingkat kerusakan.

Gambar 5. Visualisasi Pemantauan Kerusakan pada Jembatan (Sumber: Niyirora. et al., 2022)
6. Failure 6 : Inability to measure (Ketidakmampuan untuk mengukur)
▪ Tantangan → Data yang dibutuhkan banyak
▪ Perlu effort besar dalam pengumpulan data (sensor, IoT, AI)
▪ Data berupa time-series (continuous)
▪ Ada banyak performa perkerasan yang dapat diprediksi: (rut depth, IRI, PCR, PCI, crack)

Anda mungkin juga menyukai