Anda di halaman 1dari 12

JURNAL HUTAN LESTARI (2023)

Vol. 11 (1): 63 – 74

ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE PADA AREAL BEKAS


TEBANGAN IUPHHK-HA PT. BINA OVIVIPARI SEMESTA
TAHUN 2016, 2017 DAN 2018

(Analysis Of Mangrove Forest Vegetation on Over Log Area of IUPHHK-HA PT. PT. BINA
OVIVIPARI SEMESTA in 2016, 2017 And 2018 Year)

Nur Aini, Abdurrani Muin, Ratna Herawatiningsih


Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Jl. Daya Nasional Pontianak 78124
Email: aini.forester17@gmail.com

Abstract
PT. BIOS Batu Ampar is one of the private companies in Kubu Raya Regency that utilizes
mangrove forests by implementing a seed tree silviculture system so that later the area
can still maintain its sustainability. The purpose of the study was to determine the number
of species and the diversity and dominance of mangrove forest vegetation types in block
logging in 2016, 2017 and 2018. The study used a survey method with a sampling
technique in a line with a tide. On each observation plot, data collection of types of
seedlings, stakes, and trees was carried out. The data obtained are then analyzed by the
Diversity Index, Dominance Index and Evenness Index. The results showed that the
seedling-level type diversity index in the three cutting years was 0.000- 1.250, and the
stake rate was 0.000-1.073. The Dominance Index of the seedling level in all three cutting
years is 0.415-1.000, and the stake rate is 0.316-1.000. Keme Index of the seedling level
in all three cutting years is 0.000-0.773, and the stake rate is 0.000-0.902.
Keywords: diversity, dominance, evenness, Mangrove Forest.

Abstrak
PT. BIOS Batu Ampar adalah salah satu perusahaan swasta di Kabupaten Kubu Raya
yang memanfaatkan hutan mangrove dengan penerapan sistem silvikultur pohon induk
(Seed Tree Method) agar nantinya kawasan tersebut tetap dapat mempertahankan
kelestariannya. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan jumlah spesies dan
keanekaragaman serta dominasi jenis vegetasi hutan mangrove pada penebangan blok
pada tahun 2016, 2017 dan 2018. Penelitian menggunakan metode survei dengan teknik
pengambilan sampel secara garis berpetak. Pada setiap plot pengamatan dilakukan
pengumpulan data jenis semai, pancang, dan pohon. Data yang deperoleh kemudian di
analisis Indeks Keanekaragaman, Indeks Dominasi dan Indeks Kemerataan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman jenis tingkat semai pada ketiga
tahun tebang adalah 0,000- 1,250, dan tingkat pancang adalah 0,000-1,073. Indeks
Dominasi tingkat semai pada ketiga tahun tebang adalah 0,415-1,000, dan tingkat
pancang adalah 0,316-1,000. Indeks Kemerataan tingkat semai pada ketiga tahun tebang
adalah 0,000-0,773, dan tingkat pancang adalah 0,000-0,902.
Kata Kunci: Keanekaragaman, dominasi, kemerataan, Hutan mangrove

63
JURNAL HUTAN LESTARI (2023)
Vol. 11 (1): 63 – 74

PENDAHULUAN hutan mangrove tersebut. Penebangan


Mangrove merupakan hutan yang tersebut akan berakibat pada perubahan
tumbuh di daerah air payau, dipengaruhi keanekaragaman termasuk jenis vegetasi
oleh pasang surutnya air laut dengan yang dominan pada di lokasi lokasi bekas
keadaan tanah anaerobik. Hutan ini banyak tebangan tersebut. Hasil penelitian yang
terbentuk di daerah-daerah pantai yang dilakukan oleh Selfiany (2018), di areal
dipenuhi lumpur dan akumulasi bahan bekas tebangan hutan mangrove tahun
organik. Mangrove merupakan kumpulan 2012, 2014 dan 2016 terdiri dari blukap (R.
suatu vegetasi hutan tumbuh dan apiculata), tumu (B. gymnorrhiza),
terbentang di setiap garis pantai pada lenggadai (B. parviflora), nyirih batu (X.
pasang surut (Majid et al., 2016). Menurut mullocensis) dan bakau kurap (R.
Rahmawati et al., (2014), tipe hutan ini mucronata).
memiliki peranan yang penting dimana Penebangan lebih banyak dilakukan
letak dan kondisinya yang sangat strategis terhadap pohon bakau (Rhizophora spp)
berada di pinggiran pantai dan langsung dengan meninggalkan jenis pohon induk
menghadap kearah laut, sehingga memiliki yang sama. Berdasarkan penelitian
peran sebagai ekosistem penyanggah Selfiany et al., (2018), ternyata R. apiculata
(buffer zone). merupakan jenis yang mendominasi
PT. Bina Ovivipari Semesta (BIOS), seluruh tingkat pertumbuhan (semai,
merupakan perusahaan swasta di bidang pancang dan pohon) areal bekas tebangan
kehutanan, khususnya dalam pemanfaatan tahun 2012, 2014 dan 2016. Penebangan
hasil hutan kayu bakau. Luasan areal juga dilakukan oleh PT. BIOS pada tahun
perusahaan ini adalah 100,10 ha yang 2017 dan 2018 terhadap jenis Rhizophora
terletak di Kabupaten Kubu Raya Provinsi spp dan meninggalkan pohon dengan jenis
Kalimantan Barat (Wiarta et al., 2017). yang sama. Bagaimanakah kondisi vegetasi
Perusahaan ini melakukan pemanenan hutan setelah dilakukan penebangan
terhadap hutan mangrove yang berada di tersebut, terutama jumlah dan
muara limpasan Kapuas Batu Ampar keanekaragaman serta jenis yang dominan
Kabupaten Kubu Raya sejak tahun 2006. setelah dilakukan penabangan selama 3-5
Hasil penelitian yang dilakukan Wiarta et tahun. Apakah Rhizophora spp tetap
al., (2017), pada hutan primer bahwa hutan merupakan jenis dominan sebagaimana
mangrove yang dikelola oleh PT. BIOS bekas blok tebangan tahun 2012, 2014 dan
didominasi oleh jenis vegetasi blukap 2016. Untuk mengetahui jumlah jenis dan
(Rhizophora apiculata), tumu (Bruguiera keanekaragaman serta dominansi jenis
gymnorrhiza), lenggadai (Bruguiera vegetasi pada blok tebang 2016, 2017 dan
parviflora), nyirih batu (Xylocarpus 2018 tersebut, perlu dilakukan analisis
mullocensis) dan bakau kurap (Rhizophora vegetasi di hutan mangrove di areal
mucronata). Kegiatan penebangan diduga IUPHHK-HA PT. BIOS.
mengakibatkan terjadinya perubahan
komposisi jenis vegetasi pada ekosisten

64
JURNAL HUTAN LESTARI (2023)
Vol. 11 (1): 63 – 74

METODE PENELITIAN Indeks keanekaragaman jenis


Lokasi penelitian adalah areal bekas digunakan untuk mengetahui tingkat
tebangan hutan mangrove IUPHHK PT. keanekaragaman jenis dari tegakan
BIOS Kecamatan Batu Ampar, hutan dengan menggunakan rumus
Kabupaten Kubu Raya tahun 2016, 2017 Shannon-Wiener Shannon, (1948);
dan 2018 yang merupakan zona dalam Karim et al., (2016) sebagai
mangrove tengah. Penelitian ini berikut:
menggunakan metode survei dan Hʼ = - ∑ (ni/N) In (ni/N)
pengumpulan datanya dilakukan dengan Keterangan:
teknik jalur berpetak. Jalur penelitian Hʼ = Indeks Keanekaragaman
dibuat sejajar sungai dengan panjang 100 ni = Jumlah individu/Spesies
m sebanyak 5 jalur pada setiap blok N = Jumlah individu keseluruhan
tebangan (2016, 2017 dan 2018). Pada Indeks Dominasi
setiap jalur dibuat petak pengamatan Indeks Dominansi (C) digunakan
dengan ukuran 2 m x 2m untuk tingkat untuk menentukan jenis yang
semai, 5 m x 5 m untuk tingkat pancang mendominasi dalam suatu komunitas
dan 10 m x 10 m untuk tingkat pohon. dengan menggunakan rumus indeks
Data yang dikumpulkan pada setiap dominansi Simpson sebagai berikut
pengamatan berupa: jenis, jumlah jenis, (Odum, 1996):
jumlah individu, dan ukuran diameter C = ∑ (ni/N)²
untuk tingkat pancang dan pohon. Data Keterangan:
tersebut digunakan untuk menghitung D = Indeks Dominansi Simpson
nilai kerapatan relatif (KR), Frekuensi ni = Jumlah individu tiap spesies
relatif (FR), dan Dominansi relatif (DR) N = Jumlah individu seluruh spesies
yang akan menentukan indeks nilai Hasil besaran C dikategorikan
penting (INP), indeks keanekaragaman sebagai berikut: C = 0 < C ≤ 0,5 =
jenis (H’), indeks dominansi (C) dan dominansi rendah, C= 0,5 < C ≤ 0,75
indeks kemerataan jenis (E). dominansi sedang, C = 0,75 ≤ 1
Indeks Nilai Penting (%) dominansi tinggi.
Indeks Nilai penting digunakan Indeks Kemerataan Jenis
untuk menentukan dominansi suatu jenis Indeks kemerataan (E) menunjukan
terhadap jenis lainnya dalam suatu bahwa penyebaran suatu jenis tumbuhan
tegakan dihitung dengan menggunakan atau organisme dalam suatu komunitas
rumus sebagai berikut: dihitung dengan rumus∶
Tingkat Semai = (INP = KR + FR) 𝐻′
𝐸=
Tingkat pancang dan tingkat pohon = 𝐿𝑛𝑠
(INP = KR + FR + DR) Keterangan:
E = Indeks Kemerataan spesies
Indeks Keanekaragaman H'= Indeks Keanekaragaman spesies
S = Jumlah spesies

65
JURNAL HUTAN LESTARI (2023)
Vol. 11 (1): 63 – 74

Odum (1996), nilai kemerataan ≥ bekas tebangan 2016, 2017 dan 2018 di
0,75 penyebaran jenis merata, nilai areal IUPHHK-HA PT. BIOS tersusun
kemerataan ≥ 0,50 sampai mendekati ≤ atas lima jenis mangrove yang terdiri
0,75 penyebaran jenis cukup merata, dari blukap (R. apiculata), tumu (B.
nilai kemerataan ≤ 0,50 penyebaran jenis gymnorrhiza), bakau kurap (R.
tidak merata. mucronata), Bakau (R. stylosa) dan
HASIL DAN PEMBAHASAN tancang putih (B. cylindrical) yang
Jumlah Jenis termasuk dalam 1 famil.
Hasil pada Tabel 1 menunjukan
bahwa ekosistem mangrove pada areal
Tabel 1. Jumlah spesies di kawasan bekas penebangan pada tahun 2016, 2017 dan
2018 PT. Bina Ovivipari Semesta, Kabupaten Kubu Raya (The number of
species in the former logging area in 2016, 2017 and 2018 PT. Bina
Ovivipari Semesta, Kubu Raya Regency).
Tahun No Nama Jenis Jumlah individu
Pohon Pancang Semai
2016 1 Bruguiera cylindrical - 5 7
2 Bruguiera gymnorrhiza - 7 5
3 Rhizophora stylosa - 15 15
4 Rhizophora mucronata - - 4
5 Rhizophora apiculata - 20 47
Total - 47 78
2017 1 Bruguiera gymnorrhiza - - 7
2 Rhizophora stylosa - - 39
3 Rhizophora mucronata - - 16
4 Rhizophora apiculata - 45 80
Total - 45 142
2018 1 Rhizophora apiculata 10 27 205
Total 10 27 205
Sumber: Hasil Analisa 2021

Hasil analisis yang didapat pada Tabel terdiri dari pohon sebanyak 10, pancang 27
1 menunjukan bahwa, pada blok tebangan dan semai 205 batang. Secara keseluruhan
tahun 2016 tidak tedapat tingkat pohon. pada blok tebangan tahun 2016, 2017 dan
Pada blok ini ditemukan 4 jenis pada 1018 ditemukan 5 jenis mangrove dengan
tingkat pancang (47 batang) serta tingkat jumlah individu sebanyak 554 batang.
semai sebanyak 5 jenis sebanyak (78 Jenis R. apiculata merupakan yang
batang) dengan jumlah. 125 batang. Pada terbanyak pada areal bekas tebangan tahun
blok tebangan 2017 juga tidak ditemukan 2016, 2017 dan 2018. Jenis lain dengan
tingkat pohon dan pancang hanya satu jenis jumlah yang sedikit ditemukan adalah
(45 batang) serta semai sebanyak 4 jenis blukap (R. apiculata), tumu (B.
(142 batang) dengan jumlah individu 187 gymnorrhiza), bakau (R. stylosa), dan bakau
batang. Blok tebangan tahun 2018 hanya kurap (R. mucronata). Hasil penelitian ada
terdapat 1 jenis jenis R. apiculata yang kesamaan dengan Selfiani, (2018) yang

66
JURNAL HUTAN LESTARI (2023)
Vol. 11 (1): 63 – 74

menemukan bahwa jenis yang sama yakni dan daratan yang meupakan daerah transisi.
R. apiculata dan R. mucronata di areal Rahmadhani (2021), mengemukakan
bekas tebangan tahun 2012, 2014 dan 2016. bahwa Jenis R. apiculata hidup pada daerah
Empat jenis yakni blukap (R. apiculata), transisi. Menurut Mughofar et al., (2018),
tumu (B. gymnorrhiza), dan bakau kurap hutan mangrove yang dimulai dari arah laut
(R. mucronata), lenggadai (B. parviflora), kearah daratan yang disebut dengan zonasi
termasuk dalam kelompok mangrove mangrove. Zonasi hutan mangrove terdiri
mayor pada vegetasi hutan mangrove. dari tiga bagian zonasi yakni dekat dengan
Menurut Tomlinson, (1986) dalam Selfiani, laut, zonasi antara laut dan darat, zonasi
(2018), mangrove mayor merupakan dekat dengan darat. Vegetasi Rhizophora
tumbuhan yang sepenuhnya hidup pada sp dan Bruguiera sp merupakan jenis
ekosistem mangrove di pasang surut dan vegetasi berada di tengah zonasi mangrove
tidak tumbuh di ekosistem lain, serta (Putri et al., 2019). Jumlah jenis yang
beradaptasi secara morfologi dan fisiologi sedikit ini menunjukkan bahwa jenis
untuk hidup dalam lingkungan mangrove. tanaman mangrove memiliki habitat
Pada Tabel 1 tersebut dapat diketahui khsusus untuk pertumbuhannya. Hal ini
bahwa pada blok tebangan 2016 sampai sesuai dengan peryataan Matondang,
2018 pada PT. BIOS hanya ditemukan satu (1979), bahwa habitat hutan mangrove
famili yakni rhizophoraceae yang terdiri bersifat khusus terutama tipe tanah,
dari dua genus dan lima spesies. Hal ini di salinitas, dan pengaruh pasang surut air
karenakan posisi lokasi penelitian laut.
dilakukan berada pada bagian antara pantai
Table 2. Nilai Rata-Rata Faktor Lingkungan Abiotik yang diperoleh oleh masing-
masing Blok Penebangan di Hutan Mangrove PT. BIOS Batu Ampar
Kabupaten Kubu Raya (The Average Value of Abiotic Environmental
Factors obtained by each Logging Block in the PT. Mangrove Forest. BIOS
Batu Ampar Kubu Raya Regency).
No Faktor Lingkungan Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
1 Kelembapan Udara (%) 88 84 79
2 Salinitas (‰) 0,89 0, 90 0,93
3 Suhu Udara (°C) 28,2 28,7 30,1
Sumbar: Analisis Data 2021

Hasil dari pengukuran kelembapan ditemukan pada blok tebangan tahun 2018
udara yang dilakukan pada setiap blok kerna pada blok tebangan ini tegakan yang
penebangan tahun 2016, 2017 dan 2018 terbentuk masih berupa semai yang
memiliki kisaran antara 88%-79%. mendominasi pada areal ini.
Kelembapan tertinggi ditemukan pada blok Pengukuran salinitas dilakukan
tebangan ahun 2016 karena pada blok disetiap blok tebangan tahun 2016, 2017
tebangan ini tegakan mangrove yang dan 2018 memiliki kisaran antara 0,89%-
terbentuk suda membentuk rimbunan yang 0,93%, salinitas tertinggi ditemukan pada
lebat. Sedangkan kelembapan yang rendah blok tebangan tahun 2018 dan salinitas

67
JURNAL HUTAN LESTARI (2023)
Vol. 11 (1): 63 – 74

terendah terdapat pada blok tebangan tahun tebangan tahun 2016. Kisaran nilai rata-rata
2016, pada ketiga blok tebangan ini suhu masih tergolong baik bagi
menunjukan tidak adanya perbedaan yang pertumbuhan vegetasi mangrove, hal ini
siknifikan antara blok tebangan tahun 2018, berkaitan dengan yang di katakan Odum,
2017 dan 2016 karena pada zona ini terletak (1993). Tipe substrat yang ada di hutan
pada zona tengah. ini sesuai dengan mangrove PT. BIOS Desa Batu Ampar
pendapat Hastuti & Budihastuti, (2016), Kabupaten Kubu Raya adalah berlumpur.
yang mengatakan bahwa kondisi salinitas Pada ketiga jalaur tersebut memiliki
secara siknifikan mempengaruhi kehidupan substrat berlumpur yang sangat baik karena
mangrove, dimana tanaman mangrove selalu tergenang pada saat air pasang.
dapat hidup dan tumbuh pada kondisi Indekas Nilai Penting (INP)
lingkungan air payau dengan kondisi Indeks Nilai Penting (INP) adalah
salinitas yang beragam. parameter kuantitatif yang dapat dipakai
Pengukuran suhu udara dilakukan untuk menyatakan tingkat dominansi
pada semua blok tebangan penelitian tahun spesies-spesies dalam suatu komunitas
2016, 2017 dan 2018, berkisaran antara tumbuhan. Hasil perhitungan INP tingkat
30,1%- 28,2%. Suhu udara tinggi semai, pancang dan pohon pada areal
ditemukan pada blok tebangan tahun 2018 bekas tebangan tahun 2016, 2017 dan
dan suhu terendah terdapat pada blok 2018 disajikan pada Tabel 3.
Table 3. Indeks Nilai Penting (INP) Tingkat Bibit, Pasak dan Pohon di Daerah
Bekas Penebangan pada tahun 2016, 2017 dan 2018 PT. BIOS (Important
Value Index (INP) of Seedling, Stake and Tree Levels in Former Logging
Areas in 2016, 2017 and 2018 PT. BIOS).
Tahun Tingkat Nama local Nama ilmiah KR FR DR INP
tebang pertumbuhan (%) (%) (%) (%)
2016 Semai Blukap Rhizophora apiculata 60.3 49.0 - 109.3
Tancang Bruguiera cylindrical 9.0 9.8 - 18.8
Tumuk Bruguiera gymnorrhiza 6.4 5.9 - 12.3
Bakau Rhizophora stylosa 19.2 29.4 - 48.6
Bakau kurap Rhizophora mucronata 5.1 5.9 - 11.0
Pancang Blukap Rhizophora apiculata 42.6 45.5 100 88.0
Tancang putih Bruguiera cylindrical 10.6 13.6 100 24.3
Tumuk Bruguiera gymnorrhiza 14.9 18.2 100 33.1
Bakau kurap Rhizophora mucronata 31.9 22.7 100 54.6
Pohon - - - - -
2017 Semai Blukap Rhizophora apiculata 56.3 44.4 - 100.7
Bakau Rhizophora stylosa 27.5 22.2 - 49.7
Bakau kurap Rhizophora mucronata 11.3 22.2 - 33.5
Tumuk Bruguiera gymnorrhiza 4.9 11.1 - 16.0
Pancang Blukap Rhizophora apiculata 100 100 100 300
Pohon - - - - -
2018 Semai Blukap Rhizophora apiculata 95.3 100 - 195.3
Pancang Blukap Rhizophora apiculata 100 100 100 300
Pohon Blukap Rhizophora apiculata 100 100 100 300
Sumber: Hasil Analisa 2021

68
JURNAL HUTAN LESTARI (2023)
Vol. 11 (1): 63 – 74

Hasil analisis pada Tabel 3 tengah, jenis yang paling banyak hidup
menunjukan bahwa jenis vetetasi merupakan famili Rhizophoraceae. Pada
mangrove yang dominan pada tingkat zone tengah selain R. apiculata, juga
semai dan pancang di blok tebangan dijumpai Bruguiera spp. Dan
2016 dan 2017 adalah blukap (R. Xylocarpus spp. Umumnya pada tapak
apiculata). Pada blok tebangan 2018 hutan mengrove zone tengah didominasi
hanya ditemukan satu spesies yakni jenis oleh R. apiculata, dan Brugueira sp
R. apiculata mulai dari tingkat semai (Noor & Suryadiputra, 1999 dalam
sampai pohon dengan nilai INP yang Bengen, 2001). Mangrove tengah
sama yang berarti tidak ada yang menurut Dinas Lingungan Hidup
dominan pada areal bekas tebangan Surabaya (2019), zona ini terletak
tersebut. Nilai INP penelitian ini dibelakang zona terbuka, umumnya
menunjukkan bahwa R. apiculata didominasi oleh Rhizophora namun
merupakan jenis yang medominasi Bruguiera juga sering tumbuh pada zona
hampir diseluruh tingkat pertumbuhan ini. Mangrove yang berada pada zone
pada areal bekas tebangan tahun 2016, tengah kondisi habitatnya berlupur dan
2017 dan 2018. Hasil penelitian Seftiani dipengaruhi ombak yang tenang.
(2018), yang dilakukan pada tahun 2016 Menurut Kasang et al., (2016), kondisi
di lokasi yang sama menunjukkan bahwa habitat jenis mangrove R. mucronata dan
R. apiculata juga medominasi pada R. apiculata ini tumbuh pada areal yang
tahun tebang 2012, 2014, namun pada berlumpur dalam dan ombak tenang
tahun tebang 2016 tanaman yang memiliki pertumbuhan paling bagus.
mendominasi selain R. apiculata juga Indeks Keanekaragaman, dominansi
terdapat B. gymnorrhiza. Dominannya dan kemerataan jenis mangrove
jenis Rhizophora sp, dikarenakan areal Hasil perhitungan Indeks
bekas tebangan tahun 2016, 2017 dan keanekaragaman (H), dominansi (C) dan
2018 PT. BIOS berada pada zona tengah kemerataan (E) pada areal bekas
atau peralihan antara pantai dan darat. tebangan hutan mangrove tahun 2016,
Menurut Noor et al., (2006), pada zone 2017 dan 2018 disajikan pada Tabel 4
Table 4. Indeks Keanekaragaman, Dominasi dan Pemerataan Spesies Mangrove
Tahun 2016, 2017 Dan 2018 (Diversity Index, Dominance and Evenness
Of Mangrove Species In 2016, 2017 And 2018).
Tahun Tingkatan hidup Keanekaragaman Dominansi Kemerataan
2016 Semai 1.167 0.415 0.724
Pancang 1.250 0.316 0.902
Pohon - - -
2017 Semai 1.073 0.408 0.773
Pancang 0.000 1.000 0.000
Pohon - - -
2018 Semai 0.000 1.000 0.000
Pancang 0.000 1.000 0.000
Pohon 0.000 1.000 0.000
Sumber: Hasil Analisa 2021

69
JURNAL HUTAN LESTARI (2023)
Vol. 11 (1): 63 – 74

Indekas Keanekaragaman (H’) sedikit yang dominan. Keanekaragaman


Hasil analisis indeks keanekaragam yang rendah pada kawasan PT. BIOS
jenis tingkat pertumbuhan semai, dimana Rhizophora sp yang dominan,
pancang dan pohon yang bervariasi karena ketiga blok tebangan berada pada
sesuai dengan sebaran jenis mangrove zone mangrove tengah. Menurut Noor et
pada blok contoh pengamatan. Nilai al., (2006), di zona mangrove tengah ini
indeks keanekaragaman jenis tingkatan biasanya didominasi oleh jenis
semai dan pancang pada blok tebangan Rhizophora.
tahun 2016 dengan nilai antara ˂1,17 Indeks Dominansi (C)
sampai ˃1,25. Nilai indeks Menurut Indriyanto (2015), indeks
keanekaragaman sebesar ini pada tingkat dominansi (C) merupakan gambaran
semai dan pancang pada blok tebang pola pemusatan dan penyebaran
tahun 2016 menurut Shannon-Wiener dominansi jenis dalam tegakan.
sebagaimana dikutip oleh Fachrul Selanjutnya Prastomo et al., (2017),
(2007), menunjukkan spesies pada suatu mengemukakan bahwa indeks
transek sedang melimpah. Menurut dominansi jenis merupakan suatu
Sipahelut et al., (2019), nilai indeks parameter yang dapat digunakan dalam
keanekaragaman 1,0 < H < 3,322 suatu komunitas untuk menyatakan
merupakan nilai produktivitas cukup, tingkat terpusatnya dominansi suatu
kondisi ekosistem cukup seimbang, spesies. Berdasarkan analisis data indeks
tekanan ekologis sedang. Pada blok dominansi jenis vegetasi tingkat semai,
tebang tahun 2017 tingkat semai, pancang dan pohon pada areal bekas
pancang dan pohon kisaran antara ˂0,00 tebangan hutan mangrove tahun 2016
sampai ˃1,07 dan 0,00 pada blok tebang pada tingkat semai dan pancang
2018 termasuk kategori indeks memiliki kisaran antara >0,32 sampai
keanekaragaman kecil. Ini menunjukkan >0,41 yang berarti tidak ada jenis yang
bahwa produktivitas sangat rendah, dominan pada tingkat pertumbuhan ini.
indikasi adanya tekanan yang berat di Perkembangan permudaan alam pada
ekosistem tidak stabil (Sipahelut et al., blok tebangan ini sudah cukup baik,
2019), atau menurut Shannon-Wiener dimana sampai pada waktu peneitian
(Fachrul 2007), keanekaragaman spesies terdapat lima jenis mangrove. Nilai yang
pada suatu transek sedikit atau rendah. rendah dan mendekati 0 tersebut
Ketiga blok tebangan tersebut hanya menunjukkan bahwa menunjukkan
tersusun oleh lima jenis mangrove kelima jenis tersebut cenderung
merupakan komunitas yang hanya mendominasi secara bersama-sama yang
didominan Rhizophora sp. Menurut menurut Indriyanto (2015), karena nilai
Indriyanto (2015), jika suatu komunitas indeks yang rendah pada tiap tingkat
dikatakan memiliki keanekaragaman pertumbuhan mendekati nilai 0 (nol).
jenis yang rendah jika komunitas Hasil penelitian pada blok tebang 2016
tersusun atas sedikit spesies dan hanya ada persamaanya dengan penelitian yang

70
JURNAL HUTAN LESTARI (2023)
Vol. 11 (1): 63 – 74

dilakukan oleh Nasir et al., (2019), pada komunitas semakin merata


hutan mangrove di Desa Medan Mas penyebarannya, sedangkan jika nilai
Kecamatan Batu Ampar pada seluruh mendekati nol maka jenis dalam suatu
tingkatan tidak dikuasai oleh satu jenis, komunitas tidak merata. Indeks
melainkan cenderung mendominasi kemerataan jenis (evenness)
secara bersama-sama. Hasil peneliti ini menunjukkan keerataan sebaran
juga tidak berbeda dengan yang mangrove.
dilakukan Prastomo et.al (2017), nilai C Berdasarkan hasil analisis
< 0,5 dimana pada komunitas hutan kemerataan pada Tabel 4 bahwa pada
mangrove di Desa Nusapati Kabupaten areal bekas tebangan hutan mangrove
Mempawah tidak hanya dikuasai oleh tahun 2016 pada tingkat semai yaitu 0.72
satu jenis tetapi mendominasi secara dan pancang 0,90 serta tingkat semai
bersama-sama atau tidak terpusat pada 0,73 pada blok tebang tahun 2017 yang
satu jenis. menunjukkan komunitasnya semakian
Pada blok tebang 2017 sudah terjadi merata. Nilai indeks kemerataan tinggi
perkembangan pertumbuhan permudaan menunjukkan keberadaan setiap jenis
alam, dimana di lokasi ini sudah terdapat mangrove dalam kondisi merata (Farista
empat jenis vegetasi mangrove. Nilai & Virgota 2021). Hasil ini ada
indeks dominansi antara 0,408-1 persamaan dengan penelitian yang
menunjukkan ada jenis yang dominan dilakukan oleh Selfiani (2018), di Desa
pada tingkat pertumbuhan. Hasil analisis Nipah Panjang Kabupaten Kubu Raya
indeks dominansi pada tingkat pancang dikuasai oleh satu jenis, melainkan
sebasar 1, karena hanya ada satu jenis cenderung mendominasi secara
yakni R. apiculata. Pada blok tebang bersama-sama. Sementara tingkat
2018 nilai indeks dominansi sebesar 1 pohon pada blok tebang tahun 2016 dan
untuk tingkat semai, pancang dan pohon tingkat pancang serta pohon pada blok
termasuk dalam kategori tinggi, karena tebang 2017 tingkat kemerataannya
blok tebangan ini juga hanya terdapat tergolong rendah yang berarti
satu jenis yakni Rhizophora spp. Blok komintasnya tidak merata. Perbedaan
tebangan ini tergolong baru nilai kemerataan pada tiap tahun
dieskploitasi, sehingga perkembangan penebangan menunjukan jenis yang
permudaan alamnya, terutama jenis non mendominasi atau nilai individu yang
Rhizophora belum terjadi. tinggi. Blok tebangan tahun 2016
Indeks Kemerataan (E) sebagai areal bekas tebangan yang sudah
Indeks kemerataan jenis (E) lama, sehingga permudaan alamnya
menunjukkan sebaran masing-masing sudah berkembang relatif merata.
spesies dalam sebuah komunitas. Semenetara itu pada areal bekas
Selanjutnya Magurran (1998), tebangan tahun 2017 dan 2018 pada
mengemukakan nilai kemerataan yang tingkat semai, pancang dan pohon
mendekati satu dapat menunjukan suatu memiliki nilai kemerataa yang sangat

71
JURNAL HUTAN LESTARI (2023)
Vol. 11 (1): 63 – 74

rendah dikarenakan bekas blok tebangan jenis sehingga di lokasi tersebut tidak
lebih muda yang menyebabkan hanya ditumbuhi hanya jenis vegetasi
penyebaran jenis belum merata. mangrove.
KESIMPULAN UCAPAN TERIMA KASIH
Kesimpulan penelitian adalah, pada Penulis juga mengucapkan
areal bekas tebangan hutan mangrove terimakasih kepada PT. Bina Ovivipari
PT. BIOS pada tahun 2016 dan 2017 Semesta yang telah membantu selama
terdapat jumlah jenis vegetasi mangrove kegiatan penelitian selama di lapangan.
yang sama hanya ada tingkat semai dan
pancang, sedangkan pada blok tebangan DAFTAR PUSTAKA
2018 hanya ditemukan satu jenis Diba F, Sofwan MA, Harawatiningsih R.
vegetasi mangrove mulai tingkat semai (2020). Flora dan Fauna Hutan
sampai pohon. Secara keseluruhan pada Mangrove Kalimantan Barat.
areal bekas tebangan 2016, 2017 dan Untan press.
Fachrul MF. 2007. Metode Sampling
2018 hanya ditemukan sebanyak 5 jenis
Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara.
vegetasi mangrove yaitu blukap Farista B, dan Virgota A. (2021). The
(Rhizophora apiculata), tumu Assessment of Mangrove
(Bruguiera gymnorrhiza), bakau kurap Community Based on Vegetation
(Rhizophora mucronata), bakau Structure at Cendi Manik,
(Rhizophora stylosa) dan tancang putih Sekotong District, West Lombok,
(Bruguiera cylindrical). Ketiga blok West Nusa Tenggara. Jurnal
Biologi Tropis. 21 (3): 1022-1029.
tersebut didominasi oleh Rhizphora
Doi:http://dx.doi.org/10.14710/jbt
apiculata mulai dari tingkat semai .3.2.47-56.
sampai pada pohon. Hasil analisis Hastuti ED, Budihastuti E. 2016.
keanekaragaman jenis menunjukkan Potential of mangrove seedlings
pada blok tebangan 2016 tingkat semai for utilization in the maintenance
dan pancang memiliki keanekaragaman of environmrntel quality within
jenis tinggi, Pada blok tebangan 2017 silvofishery ponds. Biotropia.
2(1): 58–63.
keanekaragaman tingkat semai tinggi,
Doi:https://doi.org/10.11598/btb.2
namun pancang sangat rendah. 016.23.1.606.
Keanekaragaman jenis pada Pada blok Indriyanto. (2015). Ekologi Hutan.
tebangan 2018 tingkat semai, pancang Jakarta: Bumi Aksara.
dan pohon sangat rendah, karena hanya Ismi N, Fahrizal, H Prayogo. (2018).
terdapat satu jenis yakni Rhizophora Analisa Komposisi Dan
Keanekaragaman Jenis Tegakan
apiculata.
Penyusun Hutan Tembawang
Saran dari hasil analisis vegetasi Jelomuk Di Desa Meta Bersatu
hutan mangrove pada tiga blok tebangan, Kecamatan Sayan Kabupaten
untuk melakukan pembinaan areal bekas Melawi. Jurnal Hutan Lestari. 6
tebangan, terutama blok tebang tahun (1): 137 - 146. Doi:
2018 dengan melakukan pengkayaan http://dx.doi.org/10.26418/jhl.v9i
3.

72
JURNAL HUTAN LESTARI (2023)
Vol. 11 (1): 63 – 74

Karim HA, Nirsyawita, Hamzah AS. Noor YR, Khazali M, Suprayadiputra


(2016). Keanekaragaman dan INN. (2006). Panduan
Status Konservasi Spesies Pengenalan Mangrove di
Avifauna pada Suaka Margasatwa Indonesia. Bogor: Ditjen PHKA.
Mampie, Kabupaten Polewali Odum, E.P. (1996). Dasar-dasar
Mandar, Sulawesi Barat. Jurnal Ekologi. Edisi ketiga. Gajah Mada
Bioscientiae 13(1): 1-10. Doi: Universitas Press. Yogyakarta.
http://dx.doi.org/10.2411/jbio.v7i Putri L, Yulianda F, Wardiatno Y.
3.28524. (2015). Pola zonasi mangrove dan
Magurran AE. (1988). Ecological asosiasi makrozoobentos di
Diversity and Its Measurement. wilayah Pantai Indah Kapuk,
Princeton University Press.
Jakarta. Bonorowo Wetlands. 5
Majid I, Mimien H, Fachrur R, Istamar (1): 29-43. Doi:
S. (2016). Konservasi Hutan http://dx.doi.org/10.13057/bonoro
Mangrove Di Pesisir Pantai Kota
wo/w040101.
Ternate Terintegrasi dengan
Kurikulum Sekolah. Jurnal Prastomo RH, Herawatiningsih R,
Bioedukasi. 4 (2): 488-496. Doi: Latifah S. (2017).
http://dx.doi.10.2411/jbio.v7i3.28 Keanekaragaman Vegetasi di
524. Kawasan Hutan Mangrove Desa
Matondang, S. 1979. Soil Classification Nusapati Kabupaten Mempawah.
Units and Soil Potentials Of The Jurnal Hutan Lestari. 5 (2): 556-
Tidal Falts Of Jambi And South 562. Doi:
Sumatera. Proceending: http://dx.doi.org/10.26418/jhl.v9i
Simposium Nasional III 3.
Pengembangan Daerah Pasang Rahmawati D, Setyobudiandi I, Hilmi E.
Surut di Indonesia. Bogor: (2014). Potensi Estimasi Karbon
Direktorat Jenderal Pengairan Tersimpan Pada Vegetasi
Departemen Pekerjaan Umum, Mangrove di Wilayah Pesisir
Institut Pertanian Bogor. Muara Gembong Kabupaten
Mughofara A, Masykurib M, Setyonoc Bekasi. Jurnal ilmiah PLATAX. 13
P. (2018). Zonasi Dan Komposisi (19): 85-91.
Vegetasi Hutan Mangrove Pantai http://ejournal.unsrat.ac.id/index.p
Cengkrong Desa Karanggandu hp/platax.
Kabupaten Trenggalek Provinsi Rahmadhani T, Rahmawati YF, Qalbi R,
Jawa Timur. Jurnal Pengelolaan Fithriyyah NHP, Husna SN.
Sumberdaya Alam dan (2021). Zonasi Dan Formasi
Lingkungan. 8(1) : 77-85. jpsl- Vegetasi Hutan Mangrove: Studi
ipb@apps.ipb.ac.id. Kasus Di Pantai Baros,
Nasir M. (2019). Keanekaragaman Jenis Yogyakarta. J. Sains Dasar. 10 (2)
Vegetasi Penyusun Hutan : 69 – 73. Doi:
Mangrove Di Desa Medan Mas http://10.21831/j.sainsdasar.v10i2.
Kabupaten Kubu Raya. Jurnal 43912.
Hutan Lestari. 7 (2): 973 – 982. Selfiany WO, Muin A, Burhanuddin.
Doi:http://dx.doi.org/10.26418/jhl (2018). Komposisi Jenis Dan
.v9i3. Struktur Hutan Mangrove Di Areal
Bekas Tebangan Iuphhk Pt. Bina

73
JURNAL HUTAN LESTARI (2023)
Vol. 11 (1): 63 – 74

Ovivipari Semesta Kabupaten


Kubu Raya. Jurnal Hutan Lestar.
6 (3): 583 – 593. Doi:
http://dx.doi.org/10.26418/jhl.v9i
3.
Sipahelut P, D Wakano, DE Sahertian.
(2019). Keanekaragaman Jenis
Dominansi Mangrove Di Pesisir
Pantai Desa Sehati Kecamatan
Amahai Kabupaten Maluku
Tengan. Jurnal Biologi. 8 2): 160-
170. Doi:
https://doi.org/1024843?JBIOUN
UD.2021.v25.i02.
Wiarta R, Astiani D, Indrayani Y, Mulia
F. (2017). Pendugaan Jumlah
Karbon Tersimpan Pada Tegakan
Jenis Bakau (Rhizophora
apiculata BL) di IUPHHK PT.
Bina Ovivipari Semesta
Kabupaten Kubu Raya. Jurnal
Hutan Lestari. 5 (2): 356-364. Doi:
http://dx.doi.org/10.26418/jhl.v9i
3.

74

Anda mungkin juga menyukai