Anda di halaman 1dari 10

JURNAL HUTAN LESTARI (2021)

Vol. 9 (3): 395 – 404

KEANEKARAGAMAN JENIS Nepenthes spp. DI HUTAN KERANGAS DESA


SEJAHTERA KABUPATEN KAYONG UTARA

The Diversity Type Nepenthes spp. In The Kerangas Forest Sejahtera Village
Kayong Utara Regency

Gusti Rantau, Wiwik Ekyastuti, Hanna Artuti Ekamawanti


Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak Kalimantan Barat
Email: gustirantau4@gmail.com

Abstract
Nepenthes spp. are one of Indonesia's biodiversity and have a variety of benefits. Nepenthes spp.
are also carnivorous plant that are classified in the Nepenthaceae family. Nepenthes spp. are now
classified as protected plants. This research was conducted in the Kerangas Forest of Sejahtera
Village in North Kayong Regency. The purpose of this study was to obtain data on species
diversity of Nepenthes. The method used is a survey with a double plot technique measuring 5 m
x 5 m which opens 16 observation plots. The result showed that there were 3 types of Nepenthes
spp. found: N. reinwardtiana, N. rafflesiana and N. hirsuta. The level of diversity is low based on
index value of (0.32), value of dominance index of 0.359 and species abundance of (0.219). The
low level of diversity found is influenced by environmental factors that are disturbed due to human
activities in it which can threaten the sustainability of the Nepenthes spp. habitat such as forests,
logging which aims to open gardening and farming land for the local community.
Keywords: Habitat, Kerangas, Nepenthes, Type Diversity.

Abstrak
Nepenthes spp. merupakan salah satu keanekaragaman hayati Indonesia dan memiliki beragam
manfaat. Nepenthes spp. juga merupakan tumbuhan karnivora yang tergolong dalam famili
Nepenthaceae. Nepenthes spp. sekarang diklasifikasikan sebagai tanaman yang dilindungi.
Penelitian ini dilakukan di Hutan Kerangas Desa Sejahtera Kabupaten Kayong Utara. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data keanekaragaman jenis Nepenthes. Metode
yang digunakan survei dengan teknik petak ganda berukuran 5 m x 5 m berjumlah 16 petak
pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 jenis Nepenthes spp. ditemukan:
N. reinwardtiana, N. rafflesiana dan N. hirsuta. Tingkat keanekaragaman tergolong rendah
berdasarkan nilai indeks (0,32), nilai indeks dominansi 0,359 dan kelimpahan spesies (0,219).
Rendahnya tingkat keanekaragaman jenis yang ditemukan diduga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan yang terganggu akibat adanya aktivitas manusia didalamnya yang dapat mengancam
kelestarian habitat kantong semar seperti pembakaran hutan, penebangan liar yang bertujuan
untuk pembukaan lahan berkebun dan bertani bagi masyarakat setempat.
Kata Kunci: Habitat, Keanekaragaman Jenis, Kerangas, Nepenthes,

PENDAHULUAN hutan kerangas merujuk pada hutan di


Hutan kerangas adalah hutan yang dataran rendah yang beriklim lembap dan
memiliki lahan ekstrem dan rawan, istilah panas, memiliki tanah podsol dan pasir
kerangas awalnya digunakan oleh suku kuarsa yang miskin hara, kaya akan asam
Dayak Iban untuk lahan yang tidak bisa silikat, dan memiliki pH rendah (Bruenig
digunakan untuk menanam padi. Di 2017). Walaupun umumnya minim nutrisi
Indonesia, hutan kerangas paling banyak dan memiliki pH rendah, pada tipe hutan ini
dijumpai di Kalimantan. Secara ekologis, dapat dijumpai beberapa vegetasi yang

395
JURNAL HUTAN LESTARI (2021)
Vol. 9 (3): 395 – 404

mampu beradaptasi dengan kondisi ekstrim Sumatera yaitu sekitar 29 jenis kantong
tersebut, walaupun umumnya minim semar (Hariyadi 2013).
nutrisi dan memiliki Ph rendah. Salah satu Kawasan hutan kerangas di Desa
di antaranya tumbuhan yang mampu hidup Sejehtera Kabupaten Kayong Utara
pada hutan kerangas adalah kantong semar. terdapat beberapa jenis kantong semar yang
Kantong semar (Nepenthes spp.) juga tumbuh dan biasanya dimanfaatkan oleh
merupakan tumbuhan karnivora yang masyarakat saat adanya acara tertentu
digolongkan dalam famili Nepenthaceae. seperti pameran. Kegiatan manusia serta
Kebutuhan akan nutrisi yang tidak ketergantungan terhadap sumber daya
didapatkan di tanah tempat tumbuhnya hutan semakin hari semakin meningkat,
sebagian besar dipenuhi dari hewan yang sehingga sering kali menimbulkan dampak
terjebak dalam alat perangkapnya. Alat negatif terutama tergadap kelestarian
perangkap yang dimaksud adalah sumber daya hayati beserta ekosistemnya. .
modifikasi dari ujung daun yang Apalagi bila pemanfaatannya berlebihan
membentuk kantong. Kantong semar seperti pembukaan lahan untuk
mengandung cairan untuk menarik perkebunan, pertanian dan pembakaran
serangga datang, menjebak serangga dan lahan secara tidak langsung dapat merusak
binatang kecil lainnya ke dalam kantong habitat kantong semar yang tumbuh di
(Buch dkk. 2013) dan dilengkapi dengan hutan tersebut. Dikondisi seperti ini tingkat
kelenjar multiseluler untuk mendapatkan keanekaragaman kantong semar belum
nutrisi dari hewan yang terjebak di diketahui, sehingga penelitian ini perlu
dalamnya. dilakukan agar dapat memberikan data
Kantong semar merupakan salah satu keanekaragaman kantong semar, manfaat
keanekaragaman hayati yang menjadi dan potensi dari kantong semar itu sendiri.
kekayaan Indonesia. Kantong semar saat Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai
ini tergolong dalam tumbuhan yang tingkat keanekaragaman jenis kantong
dilindungi. Pemerintah memberikan status semar di hutan kerangas Desa Sejahtera
konservasi tanaman kantong semar Kabupaten Kayong Utara. Penelitian ini
termasuk tanaman yang dilindungi diharapkan memberikan manfaat bagi ilmu
berdasarkan Undang-Undang No. 5/1990 pengetahuan Ekologi Hutan dan sebagai
tentang Konservasi Sumber Daya Hayati informasi bagi masyarakat dan pemerintah
dan Ekosistemnya serta Peraturan untuk lebih memperhatikan maupun
Pemerintah No. 7/1999 tentang melestarikan kantong semar yang ada di
Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa hutan kerangas Desa Sejahtera Kabupaten
(CITES 2008). Menurut Mansur (2006) Kayong Utara.
terdapat sekitar 82 jenis kantong semar di METODE PENELITIAN
dunia, 64 jenis diantaranya terdapat di Penelitian ini dilaksanakan di hutan
Indonesia. Kalimantan memiliki sekitar 32 kerangas Desa Sejahtera Kabupaten
jenis kantong semar lebih banyak dari Kayong Utara, dengan waktu penelitian 25
November sampai 20 Desember 2019.

396
JURNAL HUTAN LESTARI (2021)
Vol. 9 (3): 395 – 404

Objek dalam penelitian adalah semua jenis seluruhnya, yang biasanya dinyatakan
kantong semar yang terdapat di hutan dengan persen.
kerangas Desa Sejahtera Kabupaten Frekuensi
Kayong Utara. Penentuan petak jumlah petak ditemukannya suatu jenis
= jumlah petak seluruhnya
keanekaragaman jenis menggunakan
Frekuensi Relatif
metode survei dengan teknik petak ganda frekuensi suatu jenis
yang berukuran 5 m x 5 m sebanyak 16 = frekuensi seluruh jenis x 100
petak pengamatan, peletakan petak 2. Indeks dominansi (C)
pengamatan dilakukan secara purposive di Untuk menentukan dominasi suatu
tempat yang terdapat kantong semar. Jenis jenis yang terpusat dalam komunitas, dapat
kantong semar yang ditemukan di lapangan digunakan indek dominasi menurut
diidentifikasi menggunakan buku Simpson (1949) dalam Odum (1993)
identifikasi kantong semar, kemudian sebagai berikut:
mencatat jenis, jumlah jenis dan jumlah 𝑛
C = Ʃ ( 𝑁𝑖 )2
individu yang ditemukan dalam petak
di mana:
pengamatan. Data yang diperoleh
C = Indeks Dominansi
kemudian dianalisis secara kuantitatif
ni = Nilai Penting dari Indeks i
sebagai berilut:
N = Total Nilai Penting
1. Indeks nilai penting (INP)
Nilai C indeks dominasi jenis ini berkisar
Indeks nilai penting digunakan untuk
antara 0 - 1, jika nilai C mendekati 0 berarti
mentukan tingkat dominan suatu jenis
tidak ada jenis yang mendominasi dan
dalam lokasi penelitian, dapat dihitung
apabila nilai C mendekati 1 maka terdapat
menurut Odum (1993) dengan rumus
jenis yang mendominasi lainnya.
sebagai berikut:
3. Indeks keanekaragaman jenis (H)
INP = KR + FR
Indeks keanekaragaman jenis
di mana:
merupakan suatu keanekaragaman secara
KR = Kerapatan Relatif
keseluruhan dalam suatu komunitas atau
FR = Frekuensi Relatif
habitat, maka digunakan rumus Shannon
Kerapatan (K)
dan Wiener (1949) dalam Odum (1993)
Kerapatan menunjukan jumlah suatu jenis
dengan rumus sebagai berikut:
tumbuhan pada setiap petak contoh. 𝑛 𝑛
H = - Ʃ ( 𝑁𝑖 ) log ( 𝑁𝑖 )
Kerapatan
jumlah individu suatu jenis di mana:
= luas contoh H = Indeks Keanekaragaman Jenis
Kerapatan keseluruhan
kerapatan dari suatu jenis
= x 100% ni = Jumlah Individu
kerapatan seluruh jenis
Frekuensi (F) N = Jumlah Individu seluruh spesies
Frekuensi merupakan perbandingan Kriteria indeks keanekaragaman dibagi
banyaknya petak yang terisi oleh suatu dalam 3 katagori yaitu:
jumlah tumbuhan terhadap jumlah petak H< 1 : Keanekaragaman rendah
1<H ≤ 3 : Keanekaragaman sedang

397
JURNAL HUTAN LESTARI (2021)
Vol. 9 (3): 395 – 404

H> 3 : Keanekaragaman tinggi memiliki kelimpahan yang sama,


4. Indeks kelimpahan jenis (e) sedangkan jika e < 1 maka seluruh jenis
Indeks kelimpahan jenis dipengaruhi yang ada kelimpahannya tidak sama.
oleh keanekaragaman jenis dan jumlah HASIL DAN PEMBAHASAN
jenis dan digunakan untuk mengetahui 1. Identifikasi Jenis Kantong Semar
kelimpahan suatu jenis pada area. Indeks Berdasarkan hasil penelitian yang
kelimpahan jenis menurut Pielou (1966) telah dilakukan pada hutan kerangas di
dalam Odum (1993) dengan rumus sebagai Desa Sejahtera Kecamatan Kabupaten
berikut: Kayong Utara, ditemukan 3 jenis kantong
𝐻 semar terdiri dari 16 petak pengamatan
e= log 𝑆
yaitu Nepenthes reinwardtiana, N.
di mana:
rafflesiana dan N. hirsuta. Jumlah
e = Indeks kelimpahan Jenis
keseluruhan kantong semar yang
H = Indeks Keanekaragaman Jenis
ditemukan di lokasi penelitian adalah 88
s = Jumlah dari Jenis
individu. Data lebih jelas dapat dilihat pada
Indek kelimpahan jenis berkisar antara 0 -
Tabel 1.
1, jika e > 1 maka seluruh jenis yang ada
Tabel 1. Jenis Dan Jumlah Individu Kantong Semar Yang Terdapat Di Hutan
Kerangas Desa Sejahtera (Types and Numbers of Individual Nepenthes
Found in the Kerangas Forest Sejahtera Village).
No Jenis Kantong Semar Jumlah Individu
1. N. reinwardtiana 45
2. N. rafflesiana 24
3. N. hirsuta 19
Jumlah 88

Jenis kantong semar yang paling dengan jenis N.rafflsiana dan N. hirsuta
banyak ditemukan di lokasi penelitian diduga lebih menyukai tempat tumbuh
adalah N. reinwardtiana dengan jumlah yang lembap dan sedikit terkena
45 individu. Jenis ini hampir dua kali pencahayaan sinar matahari. Seperti
lipat jumlah individu jenis N. rafflesiana yang dikatakan oleh Pinantya (2005),
dan N. hirsute. Hal ini dikarenakan tanaman N. rafflesiana menyukai pH
kondisi hutan kerangas di lokasi yang sedikit asam. Berdasarkan hasil
penelitian hampir sebagian besar dari ketiga jenis kantong semar yang
tempatnya terkena langsung dari sinar ditemukan pada lokasi penelitian
matahari dan N. reinwardtiana suka memiliki perbedaan jenis dan jumlah
dengan tempat terbuka. Seperti yang individunya. Hal ini dikarenakan adanya
dikatakan Mansur (2007) N. faktor lingkungan seperti kerusakan
reinwardtiana, N. gracilis dan N. hutan akibat kebakaran, suhu dan
mirabilis tumbuh baik di tempat terbuka kelembapan. Ketiga Jenis kantong semar
dengan sinar matahari penuh. Berbeda yang ditemukan memiliki ciri morfologi

398
JURNAL HUTAN LESTARI (2021)
Vol. 9 (3): 395 – 404

yang berbeda. Data lebih jelas dapat (Kusmana 1995). Sementara itu nilai
dilihat pada Tabel 4. Lampiran. INP secara lengkap di lokasi penelitian.
2. Indeks Nilai penting (INP) Posisi INP kantong semar menduduki
Indeks nilai penting dapat dijadikan peringkat kedua, keempat dan kelima
petunjuk untuk menentukan jenis yang diantara tumbuhan yang lain. Data lebih
mendominasi pada suatu tempat jelas dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Indeks Nilai Penting Kantong Semar Di Hutan Kerangas Desa Sejahtera
(Index of Importance of Nepenthes in the Kerangas Forest Sejahtera Village).
No. Jenis Tumbuhan INP %
1. Nepenthes reinwardtiana 39,142
2. Nepenthes rafflesiana 19,677
3. Nepenthes hirsuta 17,661

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut 3. Jenis Kantong Semar di Hutan


diketahui INP yang tertinggi di kawasan Kerangas Desa Sejahtera
hutan kerangas pada lokasi penelitian Hasil perhitungan indeks
adalah jenis N. reinwardtiana dengan nilai keanekaragaman jenis (H’) sebesar 0,32
INP = 39,142%, diikuti jenis N. rafflesiana (Tabel 3), hal ini termasuk pada tingkar
merupakan jenis terbesar empat dengan rendah. Rendahnya keanekaragaman jenis
nilai INP = 19,677% dan untuk N. hirsuta diduga dipengaruhi oleh faktor lingkungan
merupakan jenis terbesar kelima dengan seperti penebangan pohon hingga
nilai INP = 17,661%. Hal ini menunjukkan pembakaran lahan yang dilakukan
bahwa N. reinwardtiana lebih dapat masyarakat sekitar lokasi penelitian. Hal ini
menyesuaikan diri, beradaptasi dan dilakukan masyarakat untuk pembukaan
bertahan hidup di kawaan hutan kerangas lahan yang bertujuan untuk kepentingan
dibandingkan dengan kedua kantong semar bertani dan berkebun, sedangkan untuk
lainnya. Menurut Seorianegara dan pemanfaatan kantong semar itu sendiri
Indrawan (1980), jenis yang mempunyai tidak dilakukan oleh masyarakat setempat
peran dalam suatu kawasan hutan dicirikan secara berlebihan dan hanya dimanfaatkan
dengan indeks nilai penting yang tinggi. saat adanya acara-acara tertentu saja.
Jenis yang memiliki indeks nilai penting Secara tidak langsung kegiatan tersebut
yang tinggi menunjukkan bahwa jenis dapat merusak habitat, menghambat
tersebut dapat hidup dan berkembang pertumbuhan populasi dan jenis-jenis untuk
dengan baik dalam suatu kawasan hutan. berkembang dengan baik. Sesuai dengan
Sementara Odum (1993) menjelaskan pendapat Sutisna (1981) yang menyatakan
bahwa suatu jenis dapat dikatakan dominan bahwa faktor lingkungan dan perilaku
apabila jenis yang bersangkutan terdapat terutama kemampuan beradaptasi suatu
dalam jumlah besar dan tersebar merata jenis tumbuhan akan mempengaruhi
pada suatu daerah. jumlah suatu jenis yang ditemukan pada
suatu kawasan.

399
JURNAL HUTAN LESTARI (2021)
Vol. 9 (3): 395 – 404

Tabel 3. Keanekaragaman Kantong Semar Di Hutan Kerangas Desa Sejahtera


(Diversity of Nepenthes in the Kerangas Forest Sejahtera Village).
No Parameter Jumlah Katagori
1. Indeks Keanekaragaman Jenis (H) 0,32 Rendah
2. Indeks Dominansi (C) 0,359 Rendah
3. Indeks Kelimpahan Jenis (e) 0,219 Rendah

4. Indeks Keanekaragaman (H) berkebun dan bertani bagi masyarakat


Indeks keanekaragaman jenis setempat. Pada lokasi penelitian memiliki
merupakan suatu keanekaragaman secara suhu udara rata - rata 29,81°C dan
keseluruhan dalam suatu komunitas atau kelembapan rata - rata 63,93%. Kondisi ini
habitat. Semakin tinggi nilai H, maka mendukung atau sesuai dengan persyaratan
tingkat keanekaragaman jenis semakin tumbuh kantong semar. Menurut Mansur
besar atau jenis-jenis yang dijumpai (2007) suhu udara yang optimal untuk
semakin banyak. Keanekaragaman jenis pertumbuhan kantong semar berkisar
merupakan karakteristik tingkat komunitas antara 23 - 31°C, sedangkan kelembapan
berdasarkan organisasi biologinya, yang udara berkisar antara 50 - 70%. Menurut
dapat dugunakan untuk menyatakan Indriyanto (2006), keanekaragaman jenis
struktur komunitas. Suatu komunitas suatu komunitas tinggi jika komunitas
dikatakan mempunyai keanekaragaman tersebut disusun oleh banyak jenis,
jenis tinggi jika komunitas tersebut disusun sebaliknya suatu komunitas memiliki
oleh banyak spesies. Sebaliknya, suatu keanekaragaman jenis yang rendah jika
komunitas dikatakan memiliki tingkat komunitas itu disusun oleh sedikit jenis dan
keanekaragaman jenis rendah jika hanya sedikit jenis yang dominan. Adapun
komunitas itu disusun oleh sedikit spesies pengaruh lain diduga adanya kerusakan
(Indriyanto 2006). hutan akibat kebakaran yang disengaja
Berdasarkan hasil dari perhitungan maupun tidak, adanya kerusakan tersebut
indeks keanekaragaman jenis adalah H = diduga dapat mempengaruhi banyak jenis
0,32. Hal ini berarti tingkat untuk berkembang dengan baik dan
keanekaragaman kantong semar di lokasi menghambat pertumbuhan populasinya.
penelitian relatif rendah karena memiliki Kondisi ini sesuai dengan pendapat
nilai kurang dari 1 (H<1), di mana jenis Soegianto (1994) yang menyatakan bahwa
kantong semar yang ditemukan di lokasi keanekaragaman jenis suatu komunitas
penelitian hanya 3 jenis. Tidak beragam tumbuhan tidak hanya ditentukan oleh jenis
jenis yang ditemukan diduga dipengaruhi tetapi juga oleh kemerataan masing-masing
oleh faktor lingkungan yang terganggu jenis. Selanjutnya meskipun jumlah jenis
akibat adanya aktivitas manusia sedikit, tetapi kemerataan kelimpahan pada
didalamnya yang dapat mengancam masing-masing jenis tersebut tinggi, maka
kelestarian habitat kantong semar seperti akan menyebapkan tingginya
pembakaran hutan, penebangan liar yang keanekaragaman jenis pada komunitas
bertujuan untuk pembukaan lahan tersebut. Seperti yang dikatakan Krebs

1
JURNAL HUTAN LESTARI (2021)
Vol. 9 (3): 395 – 404

(1985), apabila suatu komunitas hanya dominasi masih kurang dari 1 (C < 1). Dari
terdiri dari sedikit jenis dan jumlah individu hasil tersebut menunjukkan kantong semar
tidak merata maka komunitas tersebut di lokasi penelitian tidak tumbuh secara
memiliki nilai indeks keanekaragaman mengelompok pada tempat-tempat tertentu
jenis yang rendah. dan masih dalam keadaan stabil atau tidak
Banyaknya N. reinwardtiana di lokasi terganggu. Hal ini sesuai dengan pendapat
penelitian menunjukan bahwa jenis ini Indriyanto (2006) yang menyatakan bahwa
dapat tumbuh dengan baik di tempat agak jika nilai indeks dominasi rendah
terbuka dan terkena langsung sinar mengindikasikan tidak terdapat spesies
matahari. Seperti yang dikatakan Mansur tumbuhan yang mendominasi pada daerah
(2007) bahwa N. gracilis, N. mirabilis dan tersebut. Pendapat lain yang serupa juga
N. reinwardtiana tumbuh baik di tempat- disampaikan oleh Mawazin dan Subiakto
tempat terbuka dengan sinar matahari (2013) jika nilai C tinggi maka dominasi
penuh. Kedua kantong semar lainnya yaitu dilakukan oleh jenis-jenis tertentu dan jika
N. rafflesiana dan N. hirsuta harus dominasi antar jenis relatif seimbang maka
memiliki adaptasi tinggi agar dapat tumbuh nilai C akan semakin rendah.
dengan baik dan diduga lebih menyukai 6. Indeks Kelimpahan Jenis (e)
tempat yang ternaungi tajuk. Indeks kelimpahan jenis digunakan
5. Indeks Dominansi (c) untuk melihat perbandingan nilai
Indeks dominansi digunakan untuk kelimpahan sebaran suatu jenis di suatu
menentukan dominasi suatu jenis yang kawasan, artinya semakin tinggi nilai
terpusat dalam komunitas. Menurut Odum kemerataan dan nilai kelimpahan jenis
(1993) indeks dominansi merupakan suatu maka penyebaran suatu jenis akan semakin
nilai yang menunjukan pola pemusatan merata dalam komunitas tersebut.
dominasi suatu jenis vegetasi pada suati Berdasarkan hasil perhitungan indeks
komunitas hutan, di mana semakin tinggi kelimpahan jenis nilai e = 0,219. Hasil
dominasi suatu jenis pada suatu kawasan tersebut menyatakan bahwa kelimpahan
menunjukan bahwa jenis tersebut jenis kantong semar di hutan kerangas pada
merupakan jenis yang paling banyak dalam lokasi penelitian tidak merata dikarenakan
suatu kawasan hutan. nilai kelimpahan jenisnya kurang dari 1.
Berdasarkan hasil perhitungan indeks Tidak meratanya kelimpahan jenis kantong
dominansi N. reinwardtiana menempati semar di lokasi penelitian nilai indeks
urutan tertinggi kedua dengan nilai C = kelimpahan jenis berbanding sama dengan
0,184, diikuti jenis N. rafflesiana keempat nilai indeks keanekaragaman jenis. Hal ini
dengan nilai C = 0,098 dan untuk N. hirsuta sesuai dengan pendapat Fachrul (2006)
diurutan keenam dengan nilai C = 0,077. yang menyatakan bahwa nilai indeks
Hasil tersebut menjelaskan bahwa hutan kemerataan 0 menunjukkan kemerataan
kerangas di lokasi penelitian tidak ada jenis antar spesies rendah dan jika nilai
kantong semar yang mendominasi. Hal ini kemerataan 1 maka kemerataan spesies
dikarenakan hasil dari perhitungan indeks tinggi. Mawazin dan Subiakto (2013)

401
JURNAL HUTAN LESTARI (2021)
Vol. 9 (3): 395 – 404

menyatakan bahwa nilai keanekaragaman Seventeenth Meeting Of The Plan


jenisnya tinggi di suatu areal akan membuat Committee Geneva (Switzerland).
nilai kelimpahan jenisnya lebih merata. hhtp://www.cites.org/. Diakses pada
29 Mei 2015.
KESIMPULAN
Ditemukannya 3 (tiga) jenis kantong Cheek M, Jebb M. (2001). Flora Malasiana:
semar yaitu Nepenthes reinwardtiana, Nepenthaceae, Series I - Seed plants:
9(15):21-22.
Nepenthes rafflesiana dan Nepenthes
hirsuta dengan jumlah keseluruhan 88 Clarke C. (1997). Nepenthes of Borneo.
individu. Selanjutnya pada lokasi penelitian Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia:
Natural Publication (Borneo).
jenis N. reinwardtiana merupakan jenis
yang paling dominan dengan jumlah 45 Ewuise JY. (1990). Ekologi tropika.
individu. Tingkat keanekaragaman jenis Bandung: Penerbit ITB
(H) kantong semar di hutan kerangas Desa Fachrul FM. (2006). Metode Sampling
Sejahtera adalah 0,32 dan termasuk pada Bioteknologi. Jakarta: PT. Bumi
tingkat rendah (H < 1). Rendahnya Aksara.
keanekaragaman jenis dikarenakan Hariyadi. (2013). Inventarisasi Tumbuhan
sedikitnya jumlah jenis yang ditemukan. Kantong Semar (Nepenthes spp.) di
Nilai indeks dominansi adalah 0, 359 dan Lahan Gambut Bukit Rawi.
Kalimantan Tengah. Biospesies.
dapat dikatakan rendah (C < 1) sedangkan
6(1):24-27.
nilai kelimpahan jenis dapat dikatakan
penyebarannya tidak merata (e < 1). Indriyanto. (2006). Ekologi Hutan. Jakarta:
Bumi Aksara.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar F, Kunarso A, Rahman TS. (2006). Krebs CJ. (1985). Ecology Experimental
Kantong Semar (Nepenthes spp.) di Analysis of Distribution and
Hutan Sumatera, Tanaman yang Abundance. Philadelphia. Herper
Unik Semakin Langka. and Row Publisher.
www.dephut.go.id. (Akses 29 April Kusmana C. (1995). Teknik Pengukuran
2014). Keanekaragaman Tumbuhan.
Bruening EF. (2017). Conservation and Jurusan Konservasi Sumberdaya
Management of Tropical Rain Hutan Fakultas Kehutanan Institut
Forest: An Integrated Pertanian Bogor.
Approached to Sustainability. Mansur M. (2007). Nepenthes Kantong
Hamburgh (DE): CABI. Semar yang Unik. Jakarta:Penebar
Buch F, Rott M, Rottloff S, Paetz C, Hilke Swadaya.
I, Raessler M, Mithofer A. (2013). Mansur M. (2007). Keanekaragaman jenis
Secreted pitpall-trap fluid of Nepenthes spp. (Kantong Semar)
carnovorous Nepenthes plants is dataran rendah di Kalimantan
unsuitable for microbial growth. Tengah. Berita Biologi. 8:335-341.
Annals of Botany. 111:375-383.
Mawazin, Subiakto A. (2013).
CITES. (2008). Convention on Keanekaragaman Dan Jenis
International Trade in Endangered Pemudaan Alam Hutan Rawa
Species of Wild Fauna and Flora.

402
JURNAL HUTAN LESTARI (2021)
Vol. 9 (3): 395 – 404

Gambut Bekas Tebangan di Riau. Shannon CE, Wiener W. (1949). The


Fores Rehabilitation. 1(1):59-73. Mathematical Theory of
Comunication. Urbana US:
Odum EP. (1993). Dasar-Dasar Ekologi.
University Illinois Press IL.
Edisi Ketiga. Jogjakarta: University
Gadjah Mada Press. Soerianegara I, Indrawan A. (1982).
Pinantya, I nyoman. (2005). Pengaruh Ekologi Hutan Indonesia. Bogor.
Kombinasi Hormon dan pH yang Paling Departemen Manajemen Hutan
Baik untuk Pertumbuhan Kalus Kantong Fakultas Kehutanan Institut
Semar secara In Vitro. Fakultas Biologi Pertanian Bogor.
Universitas Kristen Duta Wacana. 2005-
2008.xls – lecturer.ukdw.ac.id.

403
JURNAL HUTAN LESTARI (2021)
Vol. 9 (3): 395 – 404

Lampiran
Tabel 4. Hasil Identifikasi Jenis Kantong Semar (Result of Identification of
Nepenthes).
No Dokumentasi Identifikasi Jenis Deskripsi
1 Kingdom: Plantae N. reinwardtiana adalah
a Divisi : Magnoliophyta tumbuhan menjalar atau
b Kelas : Choripetaleae memanjat, kantong atas
Ordo : Nepenthales berbentuk corong atau
Famili : Nepenthaceae terompet dan kantong tidak
c Genus : Nepenthes memiliki dua sayap, untuk
Spesies : Nepenthes bentuk kantong bawah tidak
Reinwardtiana jauh berbeda dengan kantong
Sumber: Mansur (2007) atas tetapi kantong bawah
memiliki dua sayap di badan
Keterangan: kantong, batangnya
d a. Penutup kantong berbrntuk segitiga, panjang
b. Bibir batang dapat mencapai lebih
e c. Sayap dari 16 meter. (Azwar dkk.
d. Kantung 2006).
e. Sulur
Kingdom: Plantae N. hirsuta memiliki batang
Divisi : Magnoliophyta berbentuk bulat, berwarna
Kelas : Choripetaleae coklat, merah atau hijau,
a Ordo : Nepenthales batang tumbuh memanjat
Famili : Nepenthaceae untuk kantong atas,
Genus : Nepenthes permukaan batang agak
Spesies : Nepenthes hirsuta kasar, batang memiliki
b Sumber: Mansur (2007) kisaran panjang mencapai 8 -
9 m dengan lebar 0,4 - 0,5
Keterangan: cm. Daun berbentuk lancet,
c a. Taji panjang daun memiliki
b. Sayap kisaran antara 13 - 14,4 cm
d c. Penutup kantong dengan lebar 3 - 3,6 cm.
d. Bibir Batang dan daunnya
e e. Sulur memiliki keunikan yang
f. Kantung tidak dimiliki kantong semar
lainnya yang berupa rambut -
rambut halus (Cheek dan
Jebb 2001).

404

Anda mungkin juga menyukai