Anda di halaman 1dari 18

ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGA PADA PT.


PERKEBUNAN NUSANTARA V SEI ROKAN

Responden 1
Judul: Analisis Penerapan Akuntansi Biaya Lingkungan Pada PT. Perkebunan Nusantara V
Sei Rokan
Tahun: 2016
Lembar Analisis
No Bagian skripsi Kesalahan Jumlah
. yang ditinjau
1. Struktur laporan 1. Ketidaksesuaian struktur laporan: 8
Struktur laporan yang tidak sesuai dengan
format yang umumnya diterima dalam aalisis
dapat membingungkan pembaca. Sebuah
laporan analisis biasanya harus memiliki
pendahuluan, metodologi, temuan, dan
kesimpulan. Kesalahan dalam struktur ini
dapat menghambat pemahaman yang efektif.

2. Kurangnya pendahuluan yang jelas:


Pendahuluan yang tidak memadai dapat
menyebabkan kebingungan tentang tujuan
dan lingkup analisis. Sebuah pendahuluan
yang baik harus merinci latar belakang,
tujuan analisis, dan kerangka kerja yang
digunakan.
3. Metodologi yang tidak terperinci:
Kesalahan dalam menjelaskan metodologi
analisis dapat merugikan kevalidan hasil.
Metodologi harus dijelaskan secara rinci,
mencakup pemilihan sampel, instrument
pengumpulan sampel, instrument
pengumpulan data, dan Langkah-langkah
analisis yang digunakan.
4. Kurangnya pemaparan temuan yang
mendalam:
Jika laporan tidak menyajikan temuan
analisis dengan cukup mendalam, pembaca
mungkin kesulitan memahami dampak dan
implikasi dari penerapan akuntansi biaya
lingkungan di PT. Perkebunan Nusantara V
Sei Rokan.
5. Kesalahan dalam kesimpulan atau
rekomendasi:
Kesimpulan harus mencerminkan temuan
yang telah dijelaskan sebelumnya. Kesalahan
dalam menyimpulkan atau memberikan
rekomendasi dapat mengurangi kredibilitas
laporan.
6. Ketidaksesuaian struktur pembandingan
atau rujukan:
Jika hasil analisis dengan teori atau
penelitian lain, struktur penyajian
pembanding harus sesuai. Kesalahan dalam
hal ini dapat mengurangi kejelasan dalam hal
ini dapat mengurangi kejelasan dan
keberbobotan perbandingan.
7. Kurangnya visualisasi atau grafik
pendukung:
Visualiasi seperti grafik, table, atau diagram
dapat membantu pembaca untuk lebih mudah
memahami informasi. Kesalahan dalam
penggunaan atau absennya visualisasi dapat
membuat laporan kurang menarik dan sulit
dipahami.
8. Ketidaksesuaian format citra atau table:
Jika ada citra atau table, perlu memastikan
bahwa formatnya sesuai dengan standar
penulisan ilmiah. Kesalahan dalam hal ini dapat
menganggu keterbacaan dan interprestasi.
2. Cara mengutip 1. Nama perusahan: PT. Perkebunan 5
Nusantara V Sei Rokan
2. Judul artikel: Analisis Penerapan Akuntansi
Biaya Lingkungan
3. Penulis; ( Jika diketahui)
4. Tahun publikasi: (Tahun Ketika artikel
tersebut diterbitkan)
5. Jurnal atau media publikasi: (Nama jurnal
atau media tempat artikel diterbitkan)
3. Penggunaan 1. Kesalahan tata Bahasa: Kesalahan tata 6
bahasa Indonesia
Bahasa seperti kesalahan ejaan, tata letak
kalimat yang tidak tepat, atau penggunaan
kata yang tidak sesuai konteks dapat
mengganggu pemahaman kredibilitas artikel.
2. Ketidakjelasan penggunaan istilah:
Penggunaan istilah dalam Bahasa Indonesia
yang tidak jelas atau ambigu dapat membuat
pembaca kesulitan untuk memahami konsep
yang dibahas. Istilah teknis atau khusus
dalam bidang akuntansi biaya lingkungan
harus dijelaskan dengan baik agar tidak
menimbulkan kebingungan.
3. Kurangnya rujukan atau pembanding:
Artikel analisis biasanya memerlukan
rujukan atau pembanding dengan penelitian
atau teori lain yang relavan. Kesalahan
dalam merujuk sumber atau kurangnya
pembanding dapat mengurangi keakurata dan
keberbobotan analisis.
4. Kurangnya data atau informasi yang
valid:
Analisis yang kuat membutuhkan data atau
informasi yang valid dan terpercaya.
Kesalahan dalam menyajikan atau
menginterpretasi data dapat mengurangi
keabsahan hasil analisis.
5. Kurangnya konsistensi:
Artikel harus konsisten dalam gaya
penulisan, penggunaan istilah, dan penyajian
informasi. Ketidakkonsistenan dapat
menimbulkan kebingungan dan merusak
kesan profesionalisme.
6. Ketidakcukupan analisis atau kedalaman:
Artikel analisis yang baik memerlukan
analisis mendalam dan komprehensif
terhadap topik yang dibahas. Kurangnya
kedalaman analisis dapat membuat artikel
terasa dangkal dan kurang menyakinkan.

4. Konsistensi 1. Kesalahan dalam penyajian: 6


format laporan
Ini bisa termasuk masalah seperti penulisan
angka, format table, atau grafik yang tidak
konsisten antara bagian-bagian tertentu dari
laporan.
2. Penggunaan gaya penulisan yang tidak
konsisten:
Lapora tersebut mungkin mengalami
kesalahan dalam penggunaan gaya penulisan,
seperti penggunaan yang tidak konsisten
antara gaya Bahasa formal dan informal.
3. Referensi dan kutipan yang tidak
konsisten:
Kutipan atau referensi dalam laporan
mungkin tidak disajikan dengan format yang
konsisten, seperti perbedaan dalam
penggunaan gaya penulisan APA, MLA, atau
Chicago.
4. Format penomoran halaman yang tidak
konsistensi:
Halaman-halaman laporan mungkin tidak
teratur, misalnya, nomor halaman yang tidak
berurutan atau penomoran yang tidak
konsisten antara bagian-bagian tertentu dari
laporan.
5. Kesalahan dalam pengunaan judul dan
subjudul:
Kesalahan ini termasuk penggunaan judul
dan subjudul yang tidak konsisten dalam hal
gaya, format, atau penempatan di dalam
laporan.
6. Kesalahan dalam penggunaan font atau
format teks:
Penggunaan font yang tidak konsisten, ukuran
font yang tidak seragam antara bagian-bagian
laporan juga dapat dianggap sebagai kesalahan
konsistensi format.
5. Isi karya tulis 1. Kurangnya data dan informasi: 5
Analisis yang tidak memadai mungkin
disebabkan oleh kurangnya data atau
informasi yang relevan tentang praktik
akuntansi biaya lingkungan yang diterapkan
oleh perusahan.
2. Ketidakakuratan konsep atau teori:
Kesalahan juga bisa terjadi jika penulis
artikel tidak memahami konsep atau teori
yang mendasari akuntansi biaya lingkungan
dengan baik. Hal ini bisa mengarah pada
kesimpulan yang tidak akurat dan penafsiran
yang salah.
3. Kesalahan metodologi:
Metode analisis yang digunakan mungkin
tidak sesuai dengan tujuan penelitian atau
tidak mencakup semua variable yang
relevan, sehingga menghasilkan hasil yang
bias atau tidak dapat diandalkan.
4. Bias penulis:
Penulis mungkin memiliki kecenderungan
untuk menyajikan data atau hasil analisis
dalam cara tertentu yang menguntungkan
sudut pandang tertentu, yang dapat
mengurangi keobjektifan analisis.
5. Kurangnya peninjauan atau verifikasi:
Artikel mungkin tidak melalui proses
peninjauan atau verifikasi yang memadai
oleh rekan sejawat atau pakar di bidangnya,
sehingga memungkinkan kesalahan untuk
tidak terdeteksi.
6. Kesimpulan 1. Kesimpulan yang tidak didukung oleh 5
data:
Kesalahan dapat terjadi jika kesimpulan yang
ditarik tidak didukung secara kuat oleh data
atau temuan yang disajikan dalam artikel.
2. Generalisasi yang tidak akurat:
Jika penulis membuat generalisasi yang tidak
akurat berdasarkan temuan spesifik, hal ini
dapat dianggap sebagai kesalahan dalam
kesimpulan.
3. Kurangnya keterbukaan terhadap
keterbatasan penelitian:
Kesalahan bisa terjadi jika penulis tidak
secara jujur mengakui keterbatasan
penelitian atau metode yang digunakan,
sehingga mengarah pada kesimpulan yang
terlalu berlebihan atau tidak tepat.
4. Ketidaksesuaian dengan tujuan
penelitian:
Jika kesimpulan tidak sesuai dengan tujuan
awal dari penelitian tau analisis, hal ini dapat
dianggap sebagai kesalahan dalam
kesimpulan.
5. Kesalahan dalam interpretasi temuan:
Jika penulis salah menginterpretasikan
temuan atau data yang disajikan dalam
artikel, kesimpulan yang diambil juga akan
menjadi salah.
7. Penulisan daftar 1. Kutipan yang tidak sesuai: 5
pustaka Daftar Pustaka mungkin mencantumkan
sumber-sumber yang tidak relevan dengan
konten artikel, atau kutipan yang tidak
digunakan dalam teks.
2. Kutipan yang kurang lengkap atau
tidak konsisten:
Informasi yang kurang lengkap atau tidak
konsisten dalam kutipan seperti nama
penulis, judul artikel, tahun publikasi, atau
informasi lainnya dapat menjadi kesalahan
dalam daftar Pustaka.
3. Penulisan ganda atau tidak diperlukan:
Kadang-kadang, sebuah sumber dapat
tercantum beberapa kali dalam daftar
Pustaka dengan entri yang sama, atau sumber
yang tidak relevan secara keseluruhan.
4. Kesalahan Format yang salah:
dalam format yang digunakan untuk daftar
Pustaka, seperti gaya penulisan yang tidak
sesuai dengan pedoman yang diikuti
( misalnya APA, MLA, Chicago), juga dapat
menjadi masalah.
5. Kurangnya sumber primer:
Daftar Pustaka mungkin tidak
mencantumkan sumber-sumber primer yang
relevan untuk mendukung klaim atau temuan
yang disajikan dalam artikel.
8. Kalimat efektif 1. Keterbacaan: 5
dalam artikel Kalimat harus mudah dipahami oleh
pembaca target. Hindari penggunaan kalimat
yang terlalu rumit atau berbelit-belit.
2. Kesesuaian dengan konteks:
Kalimat harus sesuai dengan konteks artikel
dan menyampaikan informasi atau gagasan
yang relevan dengan jelas.
3. Kohesi dan koherensi:
Kalimat harus berhubungan erat dengan
kalimat sebelumnya dan sesudahnya, serta
membentuk alur berpikir yang logis.
4. Kekompkan:
Hindari pengulangan kata atau konsep yang
tidak perlu dalam sebuah kalimat, sehingga
membuat kalimat menjadi tidak efisien.
5. Kekuatan argument:
Kalimat harus mampu menyampaikan
argument atau temuan secara tegas dan
menyakinkan, dengan menggunakan bukti
yang memadai.

a. Penggunaan 3
konjungsi 1. Penggunaan
berlebihan konjungsi yang tidak
diperlukan:
Penulis mungkin
menggunakan
konjungsi seperti
“dan”, “serta”, atau
“tetapi” secara
berlebihan tanpa
mempertimbangkan
kebutuhan sebenarnya.
Contohnya: “Perusahan
menerapkan metode
ABC, dan kemudian
melakukan evaluasi,
serta memperbaharui
sistem akuntansi secara
teratur”.
2. Penggunaan
konjungsi yang tidak
relevan:
Terkadang, penulis
menggunakan
konjungsi yang tidak
diperlukan dalam
konteks tertentu,
sehingga
membinggungkan
pembaca. Contohnya:
“Analisis dilakukan,
tetapi pada saat yang
sama evaluasi
dilaksanakan”.
3. Penggunaan
konjungsi untuk
menghubungkan frasa
yang tidak
berhubungan:
Penulis mungkin
menggunakan
konjungsi untuk
menggunakan
konjungsi untuk
menghubungkan frasa
atau kalimat yang
sebenarnya tidak
memiliki hubungan
logis. Contohnya: “
Penerapan metode
ABC dalam akuntansi
biaya lingkungan,
serta pemantauan
kinerja karyawan
secara rutin”.
b. Penghilangan 1. Kekurangan 3
konjungsi konjungsi koordinatif:
Penghilangan
konjungsi koordniatif
seperti “dan”, “atau”,
atau “tetapi” dapat
membuat hubungan
antara dua frasa atau
kalimat menjadi tidak
jelas. Contohnya:
“Perusahan
menerapkan metode
ABC evaluasi
dilaksanakan secara
rutin”.
2. Kekurangan
konjungsi
subordinatif:
Penghilangan
konjungsi subordinatif
seperti “yang”,
“sehingga”, atau
“meskipun” dapat
mengurangi
kejelaskan hubungan
antara klausa utama
dan klausa penjelas.
Contohnya: “Analisis
dilakukan evaluasi
dilaksanakkan secara
rutin”.
3. Kekurangan
konjungsi
pembanding:
Penghilang konjungsi
pembanding seperti
“seperti”, “demikia
pula”, atau “sama
halnya” dapat
menghilangkan
perbandingan yang
penting antara dua hal
atau situasi.
Contohnya:
“Perusahan
menerapkan metode
ABC perusahan lain
menggunakan metode
tradisional”.
c. Ambiguitas 1. Frasa tidak jelas: 3
Penggunaan frasa
yang tidak speksifik
atau ambigu dapat
menganggu
pemahaman pembaca.
Contohnya:”Perusahan
melaksanakan
program peningkatan
efisiensi secara rutin”.
2. Kalimat ganda arti:
Kalimat yang dapat
ditafsirkan dengan
lebih dari satu cara
dapat menyebabkan
kebingungan.
Contohnya:
“Penerapan metode
ABC memberikan
hasil yang memuaskan
pada PT. Perkebnan
Nusantara V Sei
Rokan.
3. Referensi yang tidak
pasti:
Penggunaan referensi
yang tidak jelas atau
tidak speksifik dapat
membuat pembaca
kesulitan untuk
mengetahui apa atau
siapa yang dimaksud.
Contohnya”Perusahan
telah meningkatkan
kinerja secara
signfikan dalam
bebrapa tahun
terakhir”.
d. Kelogisan 1. Ketidakcocokan 3
dalam premis dan
kalimat kesimpulan:
Ketika premis atau
asumsi yang
digunakan dalam
sebuah argument tidak
sesuai dengan
kesimpulan yang
ditarik dari argument
tersebut. Contohnya:
“Perusahan tidak
memiliki rencana
pengelolaan limbah,
sehingga mereka harus
memiliki system
pemrosesan limbah
yang efisien.
2. Argumen yang
bermasalah:
Argumen yang tidak
konsisten atau tidak
lengkap dapat
mengarah pada
kesalahan logika.
Contohnya:
“Perusahan telah
melaporkan
peningkatan
profitabilitas, oleh
karena itu penggunaan
akuntansi biaya
lingkungan tidak
berguna”.
3. Penyimpangan
informasi:
Ketika informasi yang
disajikan tidak relevan
atau tidak mendukung
argument yang dibuat.
Contohnya:
“Meskipun perusahan
mengalami kenaikan
penjualan tahun lalu,
namun mereka belum
mempertimbangkan
penerapan strategi
pengelolaan limbah”.
e. Penggunaan 1. Tidak dijelaskan 3
istilah asing istilah asing:
Penggunaan istilah
asing tanpa penjelasan
yang memadai dapat
membuat pembaca
kesulitan memahami
konteksnya.
Contohnya:
“Perusahan
menerapkan life cycle
costing dalam
mengelola biaya
lingkungan”.
2. Ketidaksesuaian
istilah:
Penggunaan istilah
asing yang tidak
sesuai dengan konteks
atau lebih konsisten
dengan penggunaan
umum dapat
menimbulkan
kebingungan.
Contohnya:
“Perusahan
mengadopsi carbon
foorprint untuk
mengukur dampak
lingkungan”.
3. Penggunaan istilah
asing yang
berlebihan:
Terlalu banyak
menggunakan istilah
asing tanpa kebutuhan
yang jelas dapat
membuat pembaca
merasa terangsingkan.
Contohnya “Perusahan
menggunakan triple
bottom line approach
untuk mengevaluasi
kinerja sosial,
ekonomi, dan
lingkungan”.
f. Penggandaan 1. Ketidakjelasan 3
subjek subjek:
Artikel tidak secara
tegas menyebutkan
subjek atau entitas
yang sedang
dianalisis. Misalnya,
jika artikel berbicara
tentang praktik
akuntansi biaya
lingkungan, tetapi
tidak jelas apakah
analisis tertentu,
industry tertentu, atau
situasi umum.
2. Penggabungan
subjek:
Artikel mungkin
mencampur beberapa
subjek atau perusahan
tanpa memberikan
pemisahan yang jelas
antara mereka. Hal ini
dapat membingungkan
pembaca dan
mengurangi kejelasan
informasi yang
disampaikan.
3. Konsistensi subjek:
Jika artikel di PT,
Perkebunan Nusantara
V Sei Rokan, tetapi
harus beralih antara
menganalisis
perusahan tersebut dan
contoh-contoh umum
dari industry yang
berbeda, hal itu dapat
menciptakan
kebingungan dan
mengaburkan focus
analisis.
g. Urutan yang 1. Ketidaksejajaran 3
tidak paralel dalam presentasi
data:
Jika artikel
menyajikan data atau
informasi dalam
urutan yang tidak
konsisten, misalnya
menyajikan data
keuangan sebelum
membahas praktik
pengelolaan limbah,
hal ini dapat
menyulitkan pembaca
untuk mengikuti alur
pemikiran.
2. Ketidaksejajaran
dalam subtopik:
Jika artikel memiliki
subtopik yang tidak
diurutkan secara logis
atau parallel, pembaca
mungkin kesulitan
mengikuti
perkembangan
argument ata
analisis.Contohnya,
membahas
penggunaan energi
terbarukan sebelum
membahas
penguranganlimbah
bisa membuat
pembaca bingung.
3. Ketidaksejajaran
dalam penyajian
kesimpulan: Jika tidak
sejalan dengan
informasi yang
disajikan sebelumnya,
pembaca mungkin
merasa kebingungan
atau tidak yakin tentang
hasil analisis. Penting
untuk memastikan
bahwa kesimpulan
mencerminkan
ringkasan yang akurat
dari seluruh artikel.
h. Kalimat 1. Ketidakjelasan 4
utama peeryataan tujuan:
Jika kalimat utama
tidak dengan jelas
menyatakan tujuan
atau maksud dari
artikel tersebut,
pembaca mungkin
kesulitan memahami
pesn yang ingin
disampaikan.
2. Ketidaksesuaian
dengan isi:
Jika kalimat utama
tidak mencerminkan
dengan akurat isi dari
artikel atau tidak
memberikan gambaran
yang tepat tentang
focus analisis, hal ini
dapat menimbulkan
kebinggungan.
3. Ketidakspesikan dan
abstraksi berlebihan:
Kalimat utama yang
terlalu umum atau
abstrak tanpa
memberikan petunjuk
konkret tentang apa
yang akan dibahas
dalam artikel dapat
membuat pembaca
kehilangan minat atau
merasa kebingungan.
4. Ketidaksesuaian
dengan judul:
Judul artikel seringkali
mencerminkan kalimat
utama. Jika ada
ketidaksesuaian antara
judul dan kalimat
utama, pembaca
mungkin merasa
kecewa atau bingung.

i. Kalimat 1. Ketidakrelevan 5
pendukung dengan kalimat
utama:
Kalimat pendukung
yang tidak mendukung
atau tidak relevan
dengan kalimat utama
dapat mengaburkan
focus artike; dan
membuat pembaca
kebingungan.
2. Kurangnya
keterkaitan antara
kalimat:
Jika kalimat-kalimat
pendukung tidak
terhubung secara
kohesif, pembaca
mungkin kesulitan
mengikuti alur pikiran
atau argument yang
sedang disampaikan.
3. Kurangnya bukti atau
data pendukung:
Kalimat pendukung
yang tidak didukung
oleh bukti atau data
yang relevan dapat
mengurangi
kepercayaan pembaca
terhadap argument
atau analisis yang
disajikan.
4. Ketidakjelasan atau
ambiguitas:
Kalimat-kalimat yang
ambigu atau tidak
jelas dapat menggangu
pemahaman pembaca
dan menyebabkan
interpretasi yang
salah.
5. Ketidakseimbangn
informasi:
Jika informasi dalam
kalimat pendukung
tidak seimbang atau
tidak proprorsional,
hal ini dapat
menyebabkan
ketidakseimbangan
dalam analisis atau
kesimpulan yang
dihasilkan.
j. Kata 1. Kesalahan dalam 4
penghubung pemilihan kata
di awal penghubung:
kalimat Penggunaan kata
penghubung yang
tidak tepat atau kurang
sesuai dengan
hbungan antara
kalimat dapat
mengganggu
kelancaran alur baca
dan pemahaman
pembaca. Contohnya:
Penggunaan “namun”
untuk
menyambungkan
kalimat yang
seharusnya memiliki
hubunga sebab-akibat
bisa menimbulkan
kebingungan.
2. Ketidaksejajaran
dalam tipe hubungan:
Jika kalimat-kalimat
yang dihubungkan
mamilki tipe
hubungan yang
berbeda, misalnya
antara perbandingan
dan kontrast,
penggunaan kata
penghubung yang
sama untuk semua
kalimat dapat
menimbulkan
kekacauan dalam
interpretasi.
3. Ketidaklengkapan
pemahaman fungsi
kata penghubung:
Terkadang, penulis
mungkin salah
memahami fungsi atau
kegunaan suatu kata
penghubung dalam
konteks kalimat. Hal
ini dapat
mengakibatkan
ketidaksesuaian dalam
pengunaan, sehingga
mengurangi kejelasan
pesan yang ingin
disampaikan.
4. Kesalahan dalam
struktur kalimat:
Penggunaan kata
penghubung di awal
kalimat juga bisa
terkait dengan
kesalahan dalam
struktur kalimat,
seperti kalimat yang
terlalu Panjang atau
kompleks sehingga
penggunaan kata
penghubung menjadi
tidak jelas.

TUGAS
BAHASA INDONESIA
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
GIOVRIEL SAHUREKA
ERIKA RISAKOTTA
JOICE FRANS
FELINITH LILIGOLY
RIANTY AUGUSTYN
ALSYAH ROTASOUW
RIAN KAYA
FRIDA UMPENAWANY
KAMINATA TILKUAY
EXEL BERHITU

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU
2024

Anda mungkin juga menyukai