Bindo 1
Bindo 1
Responden 1
Judul: Analisis Penerapan Akuntansi Biaya Lingkungan Pada PT. Perkebunan Nusantara V
Sei Rokan
Tahun: 2016
Lembar Analisis
No Bagian skripsi Kesalahan Jumlah
. yang ditinjau
1. Struktur laporan 1. Ketidaksesuaian struktur laporan: 8
Struktur laporan yang tidak sesuai dengan
format yang umumnya diterima dalam aalisis
dapat membingungkan pembaca. Sebuah
laporan analisis biasanya harus memiliki
pendahuluan, metodologi, temuan, dan
kesimpulan. Kesalahan dalam struktur ini
dapat menghambat pemahaman yang efektif.
a. Penggunaan 3
konjungsi 1. Penggunaan
berlebihan konjungsi yang tidak
diperlukan:
Penulis mungkin
menggunakan
konjungsi seperti
“dan”, “serta”, atau
“tetapi” secara
berlebihan tanpa
mempertimbangkan
kebutuhan sebenarnya.
Contohnya: “Perusahan
menerapkan metode
ABC, dan kemudian
melakukan evaluasi,
serta memperbaharui
sistem akuntansi secara
teratur”.
2. Penggunaan
konjungsi yang tidak
relevan:
Terkadang, penulis
menggunakan
konjungsi yang tidak
diperlukan dalam
konteks tertentu,
sehingga
membinggungkan
pembaca. Contohnya:
“Analisis dilakukan,
tetapi pada saat yang
sama evaluasi
dilaksanakan”.
3. Penggunaan
konjungsi untuk
menghubungkan frasa
yang tidak
berhubungan:
Penulis mungkin
menggunakan
konjungsi untuk
menggunakan
konjungsi untuk
menghubungkan frasa
atau kalimat yang
sebenarnya tidak
memiliki hubungan
logis. Contohnya: “
Penerapan metode
ABC dalam akuntansi
biaya lingkungan,
serta pemantauan
kinerja karyawan
secara rutin”.
b. Penghilangan 1. Kekurangan 3
konjungsi konjungsi koordinatif:
Penghilangan
konjungsi koordniatif
seperti “dan”, “atau”,
atau “tetapi” dapat
membuat hubungan
antara dua frasa atau
kalimat menjadi tidak
jelas. Contohnya:
“Perusahan
menerapkan metode
ABC evaluasi
dilaksanakan secara
rutin”.
2. Kekurangan
konjungsi
subordinatif:
Penghilangan
konjungsi subordinatif
seperti “yang”,
“sehingga”, atau
“meskipun” dapat
mengurangi
kejelaskan hubungan
antara klausa utama
dan klausa penjelas.
Contohnya: “Analisis
dilakukan evaluasi
dilaksanakkan secara
rutin”.
3. Kekurangan
konjungsi
pembanding:
Penghilang konjungsi
pembanding seperti
“seperti”, “demikia
pula”, atau “sama
halnya” dapat
menghilangkan
perbandingan yang
penting antara dua hal
atau situasi.
Contohnya:
“Perusahan
menerapkan metode
ABC perusahan lain
menggunakan metode
tradisional”.
c. Ambiguitas 1. Frasa tidak jelas: 3
Penggunaan frasa
yang tidak speksifik
atau ambigu dapat
menganggu
pemahaman pembaca.
Contohnya:”Perusahan
melaksanakan
program peningkatan
efisiensi secara rutin”.
2. Kalimat ganda arti:
Kalimat yang dapat
ditafsirkan dengan
lebih dari satu cara
dapat menyebabkan
kebingungan.
Contohnya:
“Penerapan metode
ABC memberikan
hasil yang memuaskan
pada PT. Perkebnan
Nusantara V Sei
Rokan.
3. Referensi yang tidak
pasti:
Penggunaan referensi
yang tidak jelas atau
tidak speksifik dapat
membuat pembaca
kesulitan untuk
mengetahui apa atau
siapa yang dimaksud.
Contohnya”Perusahan
telah meningkatkan
kinerja secara
signfikan dalam
bebrapa tahun
terakhir”.
d. Kelogisan 1. Ketidakcocokan 3
dalam premis dan
kalimat kesimpulan:
Ketika premis atau
asumsi yang
digunakan dalam
sebuah argument tidak
sesuai dengan
kesimpulan yang
ditarik dari argument
tersebut. Contohnya:
“Perusahan tidak
memiliki rencana
pengelolaan limbah,
sehingga mereka harus
memiliki system
pemrosesan limbah
yang efisien.
2. Argumen yang
bermasalah:
Argumen yang tidak
konsisten atau tidak
lengkap dapat
mengarah pada
kesalahan logika.
Contohnya:
“Perusahan telah
melaporkan
peningkatan
profitabilitas, oleh
karena itu penggunaan
akuntansi biaya
lingkungan tidak
berguna”.
3. Penyimpangan
informasi:
Ketika informasi yang
disajikan tidak relevan
atau tidak mendukung
argument yang dibuat.
Contohnya:
“Meskipun perusahan
mengalami kenaikan
penjualan tahun lalu,
namun mereka belum
mempertimbangkan
penerapan strategi
pengelolaan limbah”.
e. Penggunaan 1. Tidak dijelaskan 3
istilah asing istilah asing:
Penggunaan istilah
asing tanpa penjelasan
yang memadai dapat
membuat pembaca
kesulitan memahami
konteksnya.
Contohnya:
“Perusahan
menerapkan life cycle
costing dalam
mengelola biaya
lingkungan”.
2. Ketidaksesuaian
istilah:
Penggunaan istilah
asing yang tidak
sesuai dengan konteks
atau lebih konsisten
dengan penggunaan
umum dapat
menimbulkan
kebingungan.
Contohnya:
“Perusahan
mengadopsi carbon
foorprint untuk
mengukur dampak
lingkungan”.
3. Penggunaan istilah
asing yang
berlebihan:
Terlalu banyak
menggunakan istilah
asing tanpa kebutuhan
yang jelas dapat
membuat pembaca
merasa terangsingkan.
Contohnya “Perusahan
menggunakan triple
bottom line approach
untuk mengevaluasi
kinerja sosial,
ekonomi, dan
lingkungan”.
f. Penggandaan 1. Ketidakjelasan 3
subjek subjek:
Artikel tidak secara
tegas menyebutkan
subjek atau entitas
yang sedang
dianalisis. Misalnya,
jika artikel berbicara
tentang praktik
akuntansi biaya
lingkungan, tetapi
tidak jelas apakah
analisis tertentu,
industry tertentu, atau
situasi umum.
2. Penggabungan
subjek:
Artikel mungkin
mencampur beberapa
subjek atau perusahan
tanpa memberikan
pemisahan yang jelas
antara mereka. Hal ini
dapat membingungkan
pembaca dan
mengurangi kejelasan
informasi yang
disampaikan.
3. Konsistensi subjek:
Jika artikel di PT,
Perkebunan Nusantara
V Sei Rokan, tetapi
harus beralih antara
menganalisis
perusahan tersebut dan
contoh-contoh umum
dari industry yang
berbeda, hal itu dapat
menciptakan
kebingungan dan
mengaburkan focus
analisis.
g. Urutan yang 1. Ketidaksejajaran 3
tidak paralel dalam presentasi
data:
Jika artikel
menyajikan data atau
informasi dalam
urutan yang tidak
konsisten, misalnya
menyajikan data
keuangan sebelum
membahas praktik
pengelolaan limbah,
hal ini dapat
menyulitkan pembaca
untuk mengikuti alur
pemikiran.
2. Ketidaksejajaran
dalam subtopik:
Jika artikel memiliki
subtopik yang tidak
diurutkan secara logis
atau parallel, pembaca
mungkin kesulitan
mengikuti
perkembangan
argument ata
analisis.Contohnya,
membahas
penggunaan energi
terbarukan sebelum
membahas
penguranganlimbah
bisa membuat
pembaca bingung.
3. Ketidaksejajaran
dalam penyajian
kesimpulan: Jika tidak
sejalan dengan
informasi yang
disajikan sebelumnya,
pembaca mungkin
merasa kebingungan
atau tidak yakin tentang
hasil analisis. Penting
untuk memastikan
bahwa kesimpulan
mencerminkan
ringkasan yang akurat
dari seluruh artikel.
h. Kalimat 1. Ketidakjelasan 4
utama peeryataan tujuan:
Jika kalimat utama
tidak dengan jelas
menyatakan tujuan
atau maksud dari
artikel tersebut,
pembaca mungkin
kesulitan memahami
pesn yang ingin
disampaikan.
2. Ketidaksesuaian
dengan isi:
Jika kalimat utama
tidak mencerminkan
dengan akurat isi dari
artikel atau tidak
memberikan gambaran
yang tepat tentang
focus analisis, hal ini
dapat menimbulkan
kebinggungan.
3. Ketidakspesikan dan
abstraksi berlebihan:
Kalimat utama yang
terlalu umum atau
abstrak tanpa
memberikan petunjuk
konkret tentang apa
yang akan dibahas
dalam artikel dapat
membuat pembaca
kehilangan minat atau
merasa kebingungan.
4. Ketidaksesuaian
dengan judul:
Judul artikel seringkali
mencerminkan kalimat
utama. Jika ada
ketidaksesuaian antara
judul dan kalimat
utama, pembaca
mungkin merasa
kecewa atau bingung.
i. Kalimat 1. Ketidakrelevan 5
pendukung dengan kalimat
utama:
Kalimat pendukung
yang tidak mendukung
atau tidak relevan
dengan kalimat utama
dapat mengaburkan
focus artike; dan
membuat pembaca
kebingungan.
2. Kurangnya
keterkaitan antara
kalimat:
Jika kalimat-kalimat
pendukung tidak
terhubung secara
kohesif, pembaca
mungkin kesulitan
mengikuti alur pikiran
atau argument yang
sedang disampaikan.
3. Kurangnya bukti atau
data pendukung:
Kalimat pendukung
yang tidak didukung
oleh bukti atau data
yang relevan dapat
mengurangi
kepercayaan pembaca
terhadap argument
atau analisis yang
disajikan.
4. Ketidakjelasan atau
ambiguitas:
Kalimat-kalimat yang
ambigu atau tidak
jelas dapat menggangu
pemahaman pembaca
dan menyebabkan
interpretasi yang
salah.
5. Ketidakseimbangn
informasi:
Jika informasi dalam
kalimat pendukung
tidak seimbang atau
tidak proprorsional,
hal ini dapat
menyebabkan
ketidakseimbangan
dalam analisis atau
kesimpulan yang
dihasilkan.
j. Kata 1. Kesalahan dalam 4
penghubung pemilihan kata
di awal penghubung:
kalimat Penggunaan kata
penghubung yang
tidak tepat atau kurang
sesuai dengan
hbungan antara
kalimat dapat
mengganggu
kelancaran alur baca
dan pemahaman
pembaca. Contohnya:
Penggunaan “namun”
untuk
menyambungkan
kalimat yang
seharusnya memiliki
hubunga sebab-akibat
bisa menimbulkan
kebingungan.
2. Ketidaksejajaran
dalam tipe hubungan:
Jika kalimat-kalimat
yang dihubungkan
mamilki tipe
hubungan yang
berbeda, misalnya
antara perbandingan
dan kontrast,
penggunaan kata
penghubung yang
sama untuk semua
kalimat dapat
menimbulkan
kekacauan dalam
interpretasi.
3. Ketidaklengkapan
pemahaman fungsi
kata penghubung:
Terkadang, penulis
mungkin salah
memahami fungsi atau
kegunaan suatu kata
penghubung dalam
konteks kalimat. Hal
ini dapat
mengakibatkan
ketidaksesuaian dalam
pengunaan, sehingga
mengurangi kejelasan
pesan yang ingin
disampaikan.
4. Kesalahan dalam
struktur kalimat:
Penggunaan kata
penghubung di awal
kalimat juga bisa
terkait dengan
kesalahan dalam
struktur kalimat,
seperti kalimat yang
terlalu Panjang atau
kompleks sehingga
penggunaan kata
penghubung menjadi
tidak jelas.
TUGAS
BAHASA INDONESIA
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
GIOVRIEL SAHUREKA
ERIKA RISAKOTTA
JOICE FRANS
FELINITH LILIGOLY
RIANTY AUGUSTYN
ALSYAH ROTASOUW
RIAN KAYA
FRIDA UMPENAWANY
KAMINATA TILKUAY
EXEL BERHITU