Anda di halaman 1dari 11

Pandangan Kalam Al- Qadariyah

Mata Kuliah: Ilmu Kalam


Dosen Pembimbing: Muhammad Dhori, M.Pd

Kelompok 4
Rahayu Fatima
Nur Aisyah
Pandangan Kalam Al- Qadariyah

1 : PENDAHULUAN

2 : PEMBAHASAN

3 : PENUTUP
Pendahuluan

1. Apa saja seluk beluk teologi Qadariyah?


2. Apa asal-usul pertumbuhan Qadariyah?
3. Siapa saja pemuka Qadariyah?
4. Apa saya pemikiran dan pokok-pokok ajaran Qadariyah?
5. Bagaimana perkembangan Qadariyah pada masa sekarang?
PEMBAHASAN

1. TEOLOGI QADARIYAH
Secara etimologis Qadariyah berasal dari bahasa arab, yaitu Qadara
yang artinya kemampuan dan kekuatan.

secara terminologi istilah adalah suatu aliran yang percaya bahwa


segala apa yang dilakukan oleh manusia tidak diintervensi oleh Allah
swt.
2. ASAL-USUL QADARIYAH

Aliran qadariyah mula-mula timbul pada tahun 70 H/689 M. Tokoh utama Qadariyah adalah Ma'bad Al
Juhni Al Bisri dan Ja'ad bin Dirham dan Ghailan Al-Dimasyqi, pada masa pemerintahan khalifah Abdul
Malik Bin Marwan (685-705 M). Kedua tokoh qadariyah ini mati terbunuh. Mabad al-juahni mati
terbunuh dalam pertempuran maelawan Hajjaj tahun 80 H. ia terlibat dalam dunia politik dengan
mendukung gubernur Sajistan, Abdurrahman al- Asy'ats, menentang kekuasaan Bani Umayyah.
Sedangkan Ghailan al- Dimasyqi di hukum bunuh pada masa pemerintahan Hisyam bin Abdul Malik
(105-125H/724-743M), khalifah dinasti Umayyah kesepuluh.hukuman bunuh atas Ghailan dilakukan
karena ia terus menyebar luaskan faham qadariyah yang dianggap membahayakan pemerintah.
3. PARA PEMUKA QADARIYAH
1. Ma'bad al-Juhani (meninggal dunia tahun 80 H) Dia meluncurkan pemikiran seputar masalah takdir sekitar tahun 64
H. Ia menggugat ilmu Allah dan takdir-Nya. Ia mempromosikan pemikiran itu secara terang-terangan. Disamping
orang-orang yang mengikutinya juga banyak, Namun bid'ahnya ini mendapat penentangan yang sangat keras dari
kaum Salaf, termasuk para sahabat yang masih hidup ketika itu. Seperti Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhuma.
2. Ghailan Ad-Dimasyqi Dialah yang mengibarkan pengaruh cukup besar seputar masalah-masalah takdir sekitar tahun
98 H. Dan juga dalam masalah ta'wil, ta'thil (mengingkari sebagian sifat-sifat Allah) dan masalah irja. Menurut
Khairuddin al- Zarkali dalam Sirajuddin Zar, Ghailan adalah seorang penulis yang pada masa mudanya pernah menjadi
pengikut Al-Haris Ibnu Sa'id yang dikenal sebagai pendusta. Ia pernah taubat terhadap pengertian faham
qadariyahnya dihadapan Umar Ibnu Abdul Aziz, namun setelah Umar wafat ia kembali lagi dengan mazhabnya.
Sepeninggal Ma'bad, Ghailan Ibnu Muslim al-dimasyqy yang dikenal juga dengan Abu Marwan.
3. Ibnu Sauda' Abdullah bin Saba' Al-Yahudi Dia adalah seorang Yahudi yang mengaku-ngaku beragama Islam 34 H. Dia
memadukan antara faham Khawarij dan Syi'ah.
4. PEMIKIRAN DAN POKOK AJARAN QADARIYAH
Kaum Qodariyah berpendapat bahwa manusia mempunyai kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan
perjalanan hidupnya.

ciri-ciri paham Qadariyah :


Manusia berkuasa penuh untuk menentukan nasib dan perbuatannya, maka perbuatan dan nasib manusia itu
dilakukan dan terjadi atas kehendak dirinya sendiri, tanpa ada campur tangan Allah SWT.
Iman adalah pengetahuan dan pemahaman, sedang amal perbuatan tidak mempengaruhi iman. Artinya, orang
berbuat dosa besar tidak mempengaruhi keimanannya.
rang yang sudah beriman tidak perlu tergesa-gesa menjalankan ibadah dan amal-amal kebajikan.
4. PEMIKIRAN DAN POKOK AJARAN QADARIYAH
Qadariyah memiliki beberapa pokok-pokok ajaran:
1. Orang yang berdosa besar itu bukanlah kafir, dan bukan mukmin, tapi fasik dan orang fasik itu masuk neraka secara
kekal.
2. Allah Swt. tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainkan manusia yang menciptakannya dan karena itulah
maka manusia akan menerima pembalasan baik atas segala amal baiknya, dan menerima balasan buruk atas segala
amal perbuatannya yang salah dan dosa karena itu pula, maka Allah Swt berhak disebut adil.
3. Kaum Qadariyah mengatakan bahwa Allah Swt itu Maha Esa atau satu dalam arti bahwa Allah Swt tidak memiliki sifat-
sifat azali, seperti al-ilm, al-hayat, mendengar dan melihat yang bukan dengan dzat-Nya sendiri. Menurut mereka Allah
Swt., itu mengetahui, berkuasa, hidup, mendengar, dan melihat dengan dzat-Nya sendiri.
4. Kaum Qadariyah berpendapat bahwa akal manusia mampu mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk,
walaupun Allah Swt tidak menurunkan agama. Sebab, katanya segala sesuatu ada yang memiliki sifat yang
menyebabkan baik atau buruk.
5. PERKEMBANGAN QADARIYAH MASA SEKARANG

Paham Qadariyah sendiri pada saat ini di dunia banyak yang meninggalkan aliran atau paham tentang Qadariyah. Baik
negara barat maupun di Indonesia sendiri telah banyak atau mayoritas warga meninggalkan aliran ini, meskipun masih
ada yang berpegang teguh pendiriannya tetap memegang dan mempertahankan aliran Qadariyah. Banyaknya yang
meninggalkan paham ini karena, semakin majunya dunia diberbagai bidang teutama dalam pemikiran. Kini dunia telah
memasuki masa milenial, dimana manusianya telah bisa berpikir lebih teoritis dengan secara cermat dan teliti. Telah
dapat mencerna dengan baik, dapat membedakan yang baik dan buruk baginya. Selain itu alasan kenapa paham
Qadariyah telah menghilang sedikit demi sedikit di muka bumi ini karena, paham Qadariyah itu mendapat tantangan
keras dari umat Islam yang dianggap bertentangan dengan dokterin Islam.
PENUTUP

Sebagai agama rahmatan lil ’alamin dan agama yang menjunjung tinggi adanya toleransi dalam beragama, Islam sendiri
mempunyai problematika internal yang membuat Islam itu sendiri pecah menjadi banyak kelompok atau aliran.
Qadariyah adalah salah satu aliran teologi dalam Islam yang muncul pada zaman dinasti Umayyah. Qadariyah secara
etimologi berasal dari bahasa arab yaitu qodaro yang artinya kemampuan dan kekuatan. Sedangkan secara istilah
Qadariyah adalah aliran yang melakukan pengingkaran terhadap dalil ‘aql dan naql (Qur’an dan Hadis) serta
menekankan kebebasan kepada manusia dalam mewujudkan perbuatannya. Pendiri aliran ini adalah Ma’had al-
jauhany. Ia adalah seorang alim Al-Qur’an dan Hadis tetapi kemudian ia menjadi sesat dan mengeluarkan pendapat-
pendapat salah dan batal.

Anda mungkin juga menyukai