Bab I Pendahuluan Skripsi Silpiani
Bab I Pendahuluan Skripsi Silpiani
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
World Health Organization (WHO) mendefinisikan kehamilan adalah
sebuah proses dimana seorang perempuan mengandung embrio dan janin yang
Selama proses kehamilan diharapkan ibu hamil dapat memenuhi asupan gizi
dikarenakan jika faktor gizi kurang maka hal itu dapat menyebabkan anemia.
umum disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya anemia pada ibu hamil
Berdasarkan data WHO tahun 2017, 40% ibu hamil di seluruh dunia
anemia pada ibu hamil di Indonesia terus mengalami peningkatan sejak tahun
pada ibu hamil dikategorikan menurut usia, jumlah ibu hamil anemia usia 15-
24 tahun adalah sebesar 84,6%, usia 25-34 tahun 33,7%, usia 35-44 tahun
33,6% dan usia 45-54 tahun sebesar 24% (Badan Pusat Statistik, 2020).
1
2
ibu hamil selama masih kehamilan sudah dilakukan pemerintah, tetapi angka
kejadian anemia pada ibu hamil masih tinggi yaitu 44,2% (WHO, 2021).
Dampak jika anemia pada ibu hamil tidak diatasi maka dampak yang akan
terjadi pada ibu hamil ialah, anemia zat besi (Fe) pada masa kehamilan risiko
terjadi pre eklamsia dan risiko melahirkan dengan metode section caesarea
(SC) (hidayanti & Rahfildun, 2020). Pada ibu hamil juga dapat meningkatkan
meningkatkan risiko kematian pada ibu (Pritasari et al, 2017). Menurut Al-
Mamouri dan Al- Hakeem (2018), terdapat beberapa perubahan pada plasenta
ibu hamil anemia saat melahirkan diantarannya rata-rata berat plasenta pada
saat melahirkan lebih ringan, ketebalan plasenta lebih tipis, dan memiliki
diameter yang lebih kecil di bandingkan ibu hamil yang tidak anemia.
Dampak anemia yang akan terjadi pada bayi yang akan dilahirkan antara lain
peningkatakan risiko kejadian BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) dan SGA
kematian bayi baru lahir, dan penurunan skor APGAR (Appearance, Pulse,
motoric anak (Hidayanti & Rahfiludin, 2020). Menurut Aditianti dan Djaiman
perubahan kadar Hb dalam darah ibu pada masa kehamilan dengan berat
semakin rendah kadar Hb dalam darah ibu maka akan semakin besar risiko ibu
Anemia pada ibu hamil paling sering ditemukan karena defisiensi zat besi,
darah dan asam folat. Akan tetapi akan lebih efektif bila terapi zat besi ini bisa
Sayur bayam merupakan tumbuhan hijau yang kaya akan berbagai nutrisi
khususnya zat besi (Fe) yang cukup tinggi yaitu sebanyak 6,43 mg per 180
gram, serta tidak ada satu pun zat yang dapat membahayakan tubuh
di dalam jus bayam hijau menurut WHO, (2020) mengandung energi 36 kkal,
protein 3,5g, lemak 0,5g, karbohidrat 6,5g, kalsium 267mg, fosfor 67mg, zat
besi 3,9mg, Vitamin A 6,090 mg. Vitamin B1 0,080 mg, Vitamin C 80 mg,
Air 86,9mg. Dalam 100gr bayam mengandung Vitamin C 52gr, Daun bayam
hijau (Amaranthus Hybridus L) memiliki kandungan zat besi (Fe) yang sangat
tinggi. Fungsi zat besi adalah membentuk sel darah merah, sehingga apabila
produksi sel darah merah dalam tubuh cukup, maka kadar hemoglobin akan
normal (Merida et al., 2021). Salah satu buah yang memiliki vitamin C dan
180gram adalah 24,66 mg vitamin C, 0,49 mg zat besi, dan 27 mcg asam folat.
Asam folat sangat dibutuhkan oleh ibu hamil karena kebutuhan asam folat
pada saat hamil akan meningkat dari biasanya (Merida et al., 2014).
4
MINGKIK ”