Wiwikartiwi Ujian Farmakoterapi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER TA 2020/2021

PROGRAM STUDI S2 FARMASI


FAKULTAS FARMASI

DOSEN PENGAMPU : Dr apt Gunawan PW MSi

MATA KULIAH : FARMAKOTERAPI

MAHASISWI : WIWI KARTIWI

NIM : 242010529U

PROGRAM STUDI S2 MANAJEMEN FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2020/2021
Kasus 7
Infeksi TB

Seorang bapak mengalami infeksi TB. Pasien tinggal dengan 2 anaknya yang masih balita
Pasien sudah menjalani terapi dengan OAT kombinasi tetap. Dalam perjalanan terapi pada fase
intensif, hasil pemeriksaan liver (SGOT/SGPT) pasien mengalami kenaikan melebihi 3x nilai
SGOT/SGPT normal. Untuk sementara waktu terapi OAT dihentikan, namun gejala penyakit
muncul Kembali :

1. Bagaimana saran anda terkait masalah di atas?


2. Terapi apa yang anda sarankan untuk pasien? Apa pertimbangannya?
3. Jelaskan beberapa kombinasi OAT yg masih bs diberikan utk pasien.

JAWABAN :
1.Saran saya terkait masalah diatas ialah :
OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan
dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Jangan gunakan OAT tunggal (monoterapi).
Pemakaian OAT Kombinasi Dosis Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat
dianjurkan Pada tahap intensif pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara
langsung oleh seorang pengawas menelan obat untuk mencegah terjadinya resistensi. Bila
pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien menular menjadi
tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi
BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan. Namun jika penghentian obat dianggap memperparah
penyakit dan dianggap tidak aman dalam hal ini gejala Tb muncul kembali maka pemberian
regimen obat non hepatotoksik dapat diberikan yang terdiri dari Streptomicin, Ethambutol, dan
Fluoroquinolon.

2.Terapi yang disarankan untuk pasien ialah


Secara umum pasien TB dengan DIH dianjurkan untuk menghentikan semua OAT.
Apabila hasil pemeriksaan fungsi hati melebihi 3 kali nilai SGOT/SGPT normal sebelum
memulai pengobatan, panduan OAT berikut ini dapat dipertimbangkan:
- 2 Obat yang hepatotoksik : 1 HRSE/6HR atau 9 HRE
- 1 Obat yang hepatotoksik : 2 HES/10 HE
- Tanpa obat yang hepatotoksik : 18-24 SE + salah satu golongan Fluoroquinolone
(Ciprofloksasin tidak direkomendasikan karena potensinya sangat lemah).

3.Jelaskan beberapa kombinasi OAT yg masih bs diberikan utk pasien.

Pengobatan intensif TB dengan INH, Rifampicin, Pirazinamid dan Ethambutol maka


penyakit livernya harus diatasi dulu, setelah dapat diatasi maka dapat dimulai dengan
obat yang sama, kecuali mengganti pirazinamid dengan streptomycin untuk
menyelesaikan terapi awal selama 2 bulan, diikuti dengan Rifampicin dan INH pada
fase lanjutan 6 bulan. Namun jika pasien tidak bisa menerima sama sekali obat TB yang
hepatotoksik maka regimen Streptomicin, Ethambutol dan Fruoroquinolon dapat
diberikan selama 18 – 24 bulan namun harus dipantau jangan sampai terjadi putus obat
karena pengobatan berlangsung cukup lama.
Kasus 1
Epilepsi :
Seorang pasien perempuan sejak usia 10 tahun sudah mengalami seizure, didiagnosis jenis
epilepsy tonik klonik. Pasien saat ini dalam usia 27 tahun (BB 55 kg) masih menggunakan
OAE Karbamazepin dengan dosis perawatan 800 mg/hari, selama terapi berjalan (maintenance
terapi) sudah tidak terjadi serangan lagi. Pasien sudah menikah, namun masih membatasi
kehamilan dengan kontrasepsi oral Pil KB Andalan yang mengandung etinilestradiol 0,03 mg
dan levonorgestrel 0,15 mg.
Pertanyaan :
1. Apa resiko DRP (permasalahan terkait obat/drug related problem) pada kasus tsb
2. Apa yang anda sarankan bila pasien tsb berencana hamil?

Jawaban :

1.Menurut Drug Interaction Checker : Terdapat interaksi obat yaitu kategori mayor dan
moderat. Dimana, Etinilestradiol akan meningkatkan kadar atau efek karbamazepin dengan
memengaruhi metabolisme CYP3A4 enzim hati / usus. Hindari atau Gunakan Obat Alternatif.
Khasiat kontrasepsi hormonal bisa berkurang. Dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi
nonhormonal. Selain itu karbamazepin dapat menurunkan kadar levonorgestrel oral dengan
mempengaruhi metabolisme CYP3A4 enzim hati / usus. Gunakan Caution/Monitor.
No Kategori Definisi Alat Ukur Skala Ket
Operasional
1. Ketepatan Dosis obat Pedoman  Sesuai Ordinal
pemberian yang diberikan tatalaksana  Tidak sesuai
dosis pada pasien epilepsi
berada dalam Perdossi
range terapi. tahun 2014;
Kekuatan dosis e-book BNF
dan frekuensi 2019
obat sangat
berpengaruh
terhadap efek
terapi obat
yang sesuai
dengan
pedoman.
2. Interaksi Efek dari suatu Website  Minor Ordinal
Obat obat berubah Drugs.com  Moderate
karena  Major
penggunaan  unknown
secara
bersamaan
dengan obat
lainnya dilihat
berdasarkan
level
signifikasi
interaksi obat
sesuai
pedoman.

4. Monoterapi Terapi epilepsi Ordinal


OAE menggunaan
satu macam
obat

antiepilepsi

5. Kombi Terapi Ordinal


nas epileps
i i
OA mengg
E unaan
dua
macam
atau
lebih
obat
antiepil
epsi
2. Apa yang anda sarankan bila pasien tsb berencana hamil?

1. Pil KB sebaiknya tidak diberikan


2. Berdasarkan National Guidelines for the Management of Epilepsy, 2016 pada
pasien yang berencana hamil sebaiknya diberikan obat Lamotrigine yang aman
digunakan selama kehamilan. Lamotrigine bisa diberikan monoterapi pada kejang
parsial dan kejang umum termasuk serangan tonik klonik. Diberikan dengan dosis 50-
100 mg/hari diberikan dalam 1-2 dosis terbagi, dosis rumatan : 50-200 mg/hari.
Sebaiknya pada pasien epilepsi yang berencana hamil diberikan lamotrigine saja
karena jika dikombinasikan dengan karbamazepim, kadar lamotrigine menurun.
Selain itu obat karbamazepim dapat mengakibatkan rasa ngantuk yang
berkepanjangan sehingga resiko jatuh dan cedera > resiko fraktur sedangkan pada
pasien tersebut didiagnosis jenis epilepsy tonik klonik.

Anda mungkin juga menyukai