Pencegahan Primer Sekunder Tersier Pada Klien HIV
Pencegahan Primer Sekunder Tersier Pada Klien HIV
ANALISA SITUASI
ANALISA SITUASI
HIV/AIDS merupakan penyakit yang mungkin masih menjadi hal
menakutkan bagi banyak orang. Padahal, sejatinya HIV/AIDS
merupakan infeksi yang bisa dicegah asal kita paham fakta-fakta
yang sebenarnya.
Pencegahan HIV/AIDS perlu diterapkan karena infeksi virus ini
belum ada obatnya. Dengan memahami cara pencegahan HIV/AIDS
pula, kita bisa terhindar dari tindakan yang mendiskriminasi
pasiennya.
RIWAYAT ALAMIAH
HIV/AIDS
RIWAYAT ALAMIAH HIV/AIDS
Tahap pertama (Periode jendela) (2 Minggu-6 Bulan)
HIV masuk ke tubuh hingga terbentuk antibody dalam
darah, penderita masih tampak sehat.
Tes HIV Belum bisa mendeteksi keberadaan virus
RIWAYAT ALAMIAH HIV/AIDS
Tahap Kedua (HIV Asimptomatik/masa laten)
HIV mulai berkembang didalam tubuh, tes HIV sudah
bisa mendeteksi keberadaan virus, penderita tampak
sehat 5-10 tahun, bergantung pada daya tahan.
RIWAYAT ALAMIAH HIV/AIDS
Tahap Ketiga (Dengan Gejala Penyakit)
Penderita positif HIV, system kekebalan tubuh semakin
menurun, muncul gejala infeksi oportunis
(pembengkkan kelenjar limfa, diare).
Umumnya tahap diatas berlangsung selama 1 bulan
RIWAYAT ALAMIAH HIV/AIDS
AIDS
Penderita posistif AIDS, system kekebalan tubuh
semakin menurun, berbagai penyakit lain (infeksi
oportunistis) menyebabkan kondisi penderita semakin
parah.
PENULARAN HIV/AIDS
PENULARAN HIV AIDS
salah satu arah kebijakan dan strategi adalah meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan
menuju cakupan kesehatan semesta. Peningkatan pengendalian penyakit, dimana HIV/AIDS
menjadi bagian dari arah kebijakan tersebut. Komitmen negara juga tertuang dalam Rencana
Strategis bidang kesehatan (Renstra Kemenkes RI) dengan meningkatkan jumlah orang dengan HIV
AIDS (ODHA) yang mendapatkan pengobatan sebagai salah satu bentuk upaya pencegahan
penularan HIV dan meningkatkan kualitas hidup ODHA.
Pemerintah bersama masyarakat mendukung upaya pencapaian eliminasi
HIV/ AIDS yang telah disepakati di tingkat global bahwa pada tahun 2030
kita dapat mencapai 95-95-95 untuk pengobatan.
PROMOSI
PROTEKSI SPESIFIK
KESEHATAN
HEALTH PROMOTION
• Uapaya pencerdasan bagi sasaran komunitasuntuk memperbaiki
pengetahuan dan persepso ttg penyakit, factor resiko, penuaran dan
pencegahan HIV
• Dilakukan pada kelompok yg beresiko tinggi terinfeksi HIV yaitu anak-
anak, remaja, kelompok penasun, kelompok pekerja seks, berganti-
ganti pasangan seks, pekerja konstruksi.
• Metode penyuluhan bervariasi
Specifik PROTECTION
• Upaya proteksi yang direkomendasikan (permenkes, 2013)
Hubungan sexsual
• Tidak melakukan hubungan seksual
dengan pasangan beresiko Men & Estimate 2015 :
• Setia dengan pasangan Mempunyai satu pasangan seks yang
• Menggunakan kondom secraa konsistem beresiko rendah
saat berhubungan Pasangan seks sesame ODHA
• Menghindari penyalahgunaan obatatau Tidak melakukan hubungan seksual
zat adiktif narkoba
• Melakukan pencegahan lain seperti
melakukan sirkumsisi
EARLY
DIAGNOSIS DISABILITY
AND PROMPT LIMITATION
TREATMENT
Pencegahan Tersier
• Merupakan upaya pencegahan progresi penyakit ke arah berbagai akibat penyakit
yang lebih buruk, dengan tujuan memperbaiki kualitas hidup pasien.
• Pencegahan tersier biasanya dilakukan oleh para dokter dan sejumlah profesi
kesehatan lainnya.
• Pencegahan tersier, target yang ingin dicapai lebih kepada mengurangi atau
mencegah terjadinya kerusakan jaringna dan organ, disfungsi, dan keparahan
akibat penyakit, mengurangi komplikais penyakit, mencegah serangan ulang
penyakit, memperpanjang hidup.
• Sedangkan target pengobatan adalah menyembuhkan pasien dari gejala dan
klinis yang telah terjadi.
• REHABILITATION
Fase Pre-Patogenesis Fase Patogenesis
Penkes Reproduksi Penggunaan jarum Tes & Konseling sukarela Terapi dan Pengobatan pencegahan
bagi remaja dan ibu suntik steril bagi terpadu pengobatan ARV opportunistic
rumah tangga pengguna narkoba (Volluntary & Counselling (Anti Retroviral
suntik testing) Virus) Psikologi, Motivasi ODHA,
Penkes Sex aman merangkul ODHA, tidak
bagi WTS Penggunaan kondom stigma & deskriminasi
bagi kelompok seks
yg berisiko