Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KONSEP NUSANTARA SEHAT DAN KESEHATAN


PARIWISATA
Dosen pengampu : Sofi Yulianto S.Kep.,Ns.,M.Kes

DISUSUN OLEH 6A KEPERAWATAN


Kelompok 1

Moh.Aliuddin 21142010019
Moh. Halid 21142010025
Nurjamila 21142010033
Raudhotul Mukallalah 21142010038

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NGUDIA HUSADA MADURA
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah
yang berjudul “ Konsep Nusantara Sehat dan Kesehatan Pariwisata”. Dalam
penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu
dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita. Akhir kata, kami
memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.

Bangkalan, 06 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
1.1 Latar Belakang..........................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................4
1.4 Manfaat......................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
2.1 Konsep Nusantara Sehat...............................................................................5
2.2 Tujuan Nusantara Sehat.................................................................................5
2.3 Landasan Hukum Nusantara Sehat................................................................5
2.4 Target Nusantara Sehat...................................................................................6
2.5 Program Nusantara Sehat...............................................................................6
2.6 Kebijakan Nusantara Sehat............................................................................7
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Nusantara Sehat.................................................8
2.8 Konsep Kesehatan Pariwisata......................................................................10
2.9 Tujuan Kesehatan Pariwisata.......................................................................11
2.10 Perkembangan Kesehatan Pariwisata di Indonesia....................................11
2.11 Ruang Lingkup Kesehatan Pariwisata........................................................11
2.12 Faktor Pendukung Kesehatan Pariwisata...................................................12
2.13 Upaya Perlindungan Kesehatan terhadap Wisatawan................................13
BAB III PENUTUP...............................................................................................14
3.1 Kesimpulan..............................................................................................14
3.2 Saran........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fokus kebijakan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) untuk
periode 2015-2019 adalah penguatan Pelayanan Kesehatan (Yankes)
Primer. Prioritas ini didasari oleh permasalahan kesehatan yang
mendesak seperti angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi,
angka gizi buruk, serta angka harapan hidup yang sangat ditentukan
oleh kualitas pelayanan primer. Penguatan yankes primer mencakup
tiga hal: Fisik (pembenahan infrastruktur), Sarana (pembenahan
fasilitas), dan Sumber Daya Manusia (penguatan tenaga kesehatan
selain dokter). Program Nusantara Sehat merupakan salah satu bentuk
kegiatan yang dicanangkan oleh Kemenkes dalam. upaya mewujudkan
fokus kebijakan tersebut. Program ini dirancang untuk mendukung
pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Kartu
Indonesia Sehat (KIS) yang diutamakan oleh Pemerintah guna
menciptakan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.
Kesehatan merupakan investasi dalam mendukung
pembangunan nasional. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28H menyatakan bahwa setiap
orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan..Kesehatan pariwisata dapat
didefinisikan sebagai cabang ilmu kesehatan masyarakat yang
mengkaji berbagai aspek kesehatan wisatawan dan kesehatan
masyarakat di kawasan pariwisata termasuk semua pihak, institusi dan
sektor yang terkait, serta industri pariwisata.
Kesehatan pariwisata menerapkan prinsip-prinsip ilmu
kesehatan masyarakat untuk meningkatkan status kesehatan daerah
pariwisata dan integrasinya dengan berbagai aspek yang lebih luas.

3
4

Melihat definisi tersebut maka upaya kesehatan pariwisata dapat


digolongkan kedalam empat domain utama yaitu kesehatan wisatawan,
kesehatan populasi di daerah destinasi, kesehatan, keselamatan dan
lingkungan industri pariwisata, serta upaya peningkatan elemen
pendukung terkait lainnya, seperti infrastruktur, peran industry
pariwisata, dan kebijakan terkait kesehatan dan pariwisata.
Ruang lingkup upaya kesehatan pariwisata sendiri dapat
dirumuskan pada empat area utama, yaitu kebijakan kesehatan
pariwisata terintegrasi, upaya kesehatan masyarakat, standarisasi
pelayanan kesehatan wisata, dan upaya penilaian dan pengendalian
risiko kesehatan di daerah tujuan wisata.
Oleh karena itu, dengan adanya latar belakang tersebut. Kami
tertarik untuk menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Konsep
Nusantara Sehat dan Kesehatan Pariwisata”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep nusantara sehat?
2. Jelaskan tujuan dari nusantara sehat!
3. Sebutkan dan jelaskan landasan hukum nusantara sehat!
4. Jelaskan target nusantara sehat!
5. Jelaskan program nusantara sehat!
6. Jelaskan kebijakan nusantara sehat!
7. Apa kelebihan dan kekurangan nusantara sehat ?
8. Apa yang dimaksud dengan konsep kesehatan pariwisata?
9. Apa tujuan kesehatan pariwisata?
10. Apa perkembangan kesehatan pariwisata di Indonesia?
11. Jelaskan ruang lingkup kesehatan pariwisata!
12. Sebutkan dan jelaskan faktor pendukung kesehatan pariwisata!
13. Jelaskan upaya perlindungan kesehatan terhadap wisatawan!
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan suatu
gambaran, penjelasan yang lebih mendalam mengenai konsep
5

nusantara sehat dan kesehatan pariwisata bisa menerapkan ilmu


yang sudah disampaikan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui maksud dari konsep nusantara sehat
2. Untuk mengetahui tujuan dari nusantara sehat
3. Untuk mengetahui landasan hukum nusantara sehat
4. Untuk mengetahui target nusantara sehat
5. Untuk mengetahui program nusantara sehat
6. Untuk mengetahui kebijakan nusantara sehat
7. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan nusantara sehat
8. Untuk mengetahui maksud dari konsep kesehatan pariwisata
9. Untuk mengetahui tujuan kesehatan pariwisata
10. Untuk mengetahui perkembangan kesehatan pariwisata di
Indonesia
11. Untuk mengetahui ruang lingkup kesehatan pariwisata
12. Untuk mengetahui faktor pendukung kesehatan pariwisata
13. Untuk mengetahui upaya perlindungan kesehatan terhadap
wisatawan
1.4 Manfaat
1. Bagi penulis
Makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki khususnya
mengenai konsep nusantara sehat dan kesehatan pariwisata
2. Bagi pembaca
Makalah ini dapat di jadikan sarana untuk menambah pengetahuan
dan sebagai pedoman tentang konsep nusantara sehat dan
kesehatan pariwisata
3. Bagi institusi pendidikan
Makalah ini dapat dijadikan referensi dalam pembuatan makalah
selanjutnya.
5

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Nusantara Sehat


Fokus kebijakan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) untuk
periode 2015 - 2019 adalah penguatan Pelayanan Kesehatan (Yankes) Primer.
Prioritas ini didasari oleh permasalahan kesehatan yang mendesak seperti
angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi, angka gizi buruk, serta angka
harapan hidup yang sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan primer.
Penguatan yankes primer mencakup tiga hal: Fisik (pembenahan
infrastruktur), Sarana (pembenahan fasilitas), dan Sumber Daya Manusia
(penguatan tenaga kesehatan).
Program Nusantara Sehat merupakan salah satu bentuk kegiatan yang
dicanangkan oleh Kemenkes dalam upaya mewujudkan fokus kebijakan
tersebut. Program ini dirancang untuk mendukung pelaksanaan program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang
diutamakan oleh Pemerintah guna menciptakan masyarakat sehat yang
mandiri dan berkeadilan. (Ayuningtyas, 2017).
2.2 Tujuan Nusantara Sehat
Program Nusantara Sehat bertujuan untuk menguatkan layanan
kesehatan primer melalui peningkatan jumlah, sebaran, komposisi dan mutu
tenaga kesehatan dengan berbasis pada tim dan melibatkan dokter, bidan,
perawat, dan tenaga kesehatan lainnya. Program ini merupakan program
lintas Kemenkes yang fokus tidak hanya pada kegiatan kuratif tetapi juga
promotif dan preventif untuk mengamankan kesehatan masyarakat (public
health) dari daerah yang paling membutuhkan sesuai dengan Nawa Cita,
"Membangun dari Pinggiran" (Saputra, 2016).
2.3 Landasan Hukum Nusantara Sehat
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063).
6

2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607)
3. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 3). 2019
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1508)
2.4 Target Nusantara Sehat
1. Wilayah capaian: 44 Kabupaten di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan
Kepulauan (DTPK)
2. Unit capaian: Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
3. Jumlah capaian: 120 Puskesmas
Target pelaksanaan program Nusantara Sehat adalah Puskesmas yang
berlokasi di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) di 44
Kabupaten di Indonesia dan melibatkan setidaknya 600 tenaga kesehatan.
Kesulitan yang dihadapi selama ini oleh Puskesmas, khususnya yang berada
di DTPK adalah kurangnya tenaga kesehatan sehingga mereka tidak mampu
menjalankan fungsi puskesmas dengan optimal. Melalui program Nusantara
Sehat, Kemenkes berupaya untuk memperkuat puskesmas yang ada di
daerah-daerah tersebut dengan menempatkan setidaknya 600 tenaga
kesehatan tambahan ke 120 Puskesmas yang tersebar di seluruh Indonesia.
2.5 Program Nusantara Sehat
Program Nusantara Sehat bertujuan mewujudkan layanan kesehatan
primer yang dapat dijangkau olen setiap anggota masyarakat, terutama olen
mereka yang berada di wilayah-wilayah terpencil di berbagai pelosok
Nusantara. Untuk itu, penguatan layanan kesehatan berbasis tim tenaga
kesehatan dalam upaya penguataa pelayanan kesehatan primer yang fokus
pada upaya promotif dan preventif Kementerian Kesehatan Ri meluncurkan
Program Nusantara Sehat (NS) Nusantara Sehat merupakan upaya kesehatan
tenntegrasi mencakup aspek preventif promotif dan kuratif melalui penugasan
7

khusus tenaga kesehatan berbasis tim dengan jumtah dan jenis tertentu guna
meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan pada Fasilitas Pelayanan
Kesehatan di Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) serta
daeran Bermasalan Kesehatan (DBK)
2.6 Kebijakan Nusantara Sehat
Program Nusantara sehat lahir disebabkan oleh fokus kebijakan
Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) untuk periode 2015 2019 yaitu
penguatan Pelayanan Kesehatan Primer. Penguatan ini meliputi tiga hal yaitu
fisik dengan pembenahan insfrastruktur, peningkatan sarana dengan
pembenahan fasilitas dan peningkatan sumber daya manusia dengan
penguatan tenaga kesehatan. Dan program nusantara sehat merupakan salah
satu bentuk kegiatan dari point ke tiga yaitu peningkatan sumber daya
manusia.
Program Nusantara ini merupakan sebuah upaya peningkatan pelayanan
kesehatan mencakup preventif, promotif, dan kuratif dengan melibatkan lima
jenis. tenaga kesehatan yaitudokter, perawat, bidan, ditambah dukungan dari
dua tenaga kesehatan lainnyaseperti tenaga kesehatan gizi, tenaga kesehatan
lingkungan, tenaga analis kesehatan/ahli teknologi laboratorium medik,
tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan masyarakat yang akan ditempatkan
k pelosok nusantara.
Program ini diatur didalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 16 Tahun
2017 tentang Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Dalam Mendukung
Nusantara Sehat. Adapun isi dari kebijakan ini adalah:
1. Kebijakan ini dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan Nila Farid
Moeloek pada tanggal 22 Februari 2017.
2. Kebijakan ini diperuntukkan untuk seluruh tenaga kesehatan di
Indonesia yang berkeinginan untuk menjadi bagian dari program
Nusantara Sehat baik secara individu maupun secara tim
3. Kebijakan ini terdiri dari 7 pasal.
4. Didalam kebijakan ini diatur tatacara penyelenggaraan penugasan
khusus tenaga kesehatan dalam mendukung Program Nusantara Sehat.
8

5. Untuk mengawasi penyelenggaraan penugasan khusus tenaga


kesehatan dalam mendukung program Nusantara Sehat ini dilakukan
oleh Menteri/Gubernur, dan/atau Bupati/Walikota sesuai dengan
fungsinya masing-masing.
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Nusantara Sehat
Lahirnya program Nusantara Sehat 2015 dilatarbelakangi oleh
pelayanan kesehatan di Indonesia yang tidak merata, sehingga dianggap perlu
upaya untuk mencapai pembangunan kesehatan secara nasional (Permenkes
RI NO. 23 tahun. 2015 tentang Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan
Berbasis Tim dalam Mendukung Program Nusantara Sehat).
Untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan yang berkualitas
sebagaimana mestinya, program Nusantara Sehat 2015 perlu ditinjau kembali.
Jika merujuk pada tujuan dibentuknya program ini, yaitu menguatkan layanan
kesehatan primer melalui peningkatan jumlah, sebaran, komposisi, dan mutu
tenaga kesehatan lintas profesi (dengan melibatkan dokter, perawat, dan
tenaga kesehatan lainnya) ke puskesmas-puskesmas pada daerah DTPK dan
DBK, maka dapat ditarik benang merahnya, bahwa dalam implementasi
program tersebut, pemerintah menitikberatkan pada 2 (dua) hal, yaitu
ketersediaan tenaga kesehatan dan upaya untuk menjaga kualitas tenaga
sebelum bertugas pada daerah khusus tersebut
(http://nusantarasehat.kemkes.go.id).
UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan pada pasal 15
menyatakan bahwa dalam menyusun perencanaan tenaga kesehatan, salah
satu faktor yang perlu diperhatikan selain jenis, kualifikasi, jumlah,
pengadaan, dan distribusi tenaga kesehatan adalah ketersediaan fasilitas
pelayanan kesehatan. Hasil studi yang dilakukan oleh Bata, dkk. (2013)
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kualitas pelayanan dengan
kepuasan pasien.
Alasan ini semakin diperkuat oleh Permenkes No 75 tahun 2014
tentang puskesmas. Pada pasal 7 (tujuh) dinyatakan bahwa dalam melakukan
upaya pembangunan kesehatan, puskesmas harus menyelenggarakan
pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan, dan
9

bermutu. Untuk mewujudkan hal itu, maka dalam pendirian Puskesmas harus
memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan kesehatan,
ketenagaan, kefarmasian dan laboratorium. Sehingga, dalam memaksimalkan
upaya pemerintah untuk menciptakan sistem pelayanan kesehatan secara
nasional melalui program Nusantara Sehat, dimana target wilayah kerjanya
adalah puskesmas-puskesmas di daerah terpencil, ketersediaan fasilitas
kesehatan sangat perlu dipertimbangkan, selain ketersediaan dan kualitas
tenaga kesehatan.
UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan pada pasal 27 juga
memberikan pertimbangan tersendiri untuk meninjau kembali program
Nusantara Sehat 2015. Pasal 27 tersebut menguraikan bahwa tenaga
kesehatan yang bertugas di daerah tertinggal perbatasan dan kepulauan, serta
daerah bermasalah kesehatan, selain memperoleh perlindungan dalam
pelaksanaan tugas, mereka juga berhak memperoleh hak kenaikan pangkat
istimewa.
Namun, jika merujuk pada Permenkes Republik Indonesia No. 23
tahun 2015 tentang Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Berbasis Tim
(Team Based) dalam Mendukung Program Nusantara Sehat, tenaga kesehatan
yang telah berkontribusi, tidak memperoleh hak kenaikan pangkat istimewa
sebagaimana yang tertuang pada UU No. 36 pasal 27 tersebut.
Ayuningtyas (2014) mengemukakan bahwa dalam melakukan analisis
kebijakan, salah satu tahap yang perlu dilakukan setelah merumuskan
masalah adalah melakukan peramalan (forecasting). Terkait kebijakan
program Nusantara Sehat, maka penulis merumuskan 2 (dua) poin berikut,
sebagai bahan analisis sejauh mana program tersebut dapat menjawab
kesenjangan yang telah diuraikan sebelumnya.Kelebihan dalam nusantara
yaitu:
1. Meningkatkan Akses Kesehatan:
Program ini dapat meningkatkan akses masyarakat ke layanan kesehatan,
terutama di daerah terpencil atau kurang berkembang.
10

2. Pencegahan Penyakit: Fokus pada pencegahan penyakit dapat


mengurangi beban penyakit dan mempromosikan pola hidup sehat di
masyarakat.
3. Pemberdayaan Masyarakat:
Memotivasi partisipasi aktif masyarakat dalam upaya kesehatan,
meningkatkan kesadaran, dan memberdayakan individu untuk mengelola
kesehatan mereka sendiri.
4. Penguatan Infrastruktur: Program ini dapat mendorong pengembangan
Infrastruktur kesehatan yang diperlukan, seperti rumah sakit, puskesmas,
dan sarana kesehatan lainnya.
5. Penanggulangan Penyakit Tertentu: Menetapkan program-target untuk
mengatasi masalah kesehatan khusus dapat memberikan fokus yang
diperlukan.
Kekurangan dalam nusantara sehat yaitu sebagai berikut:
1. Pembiayaan Terbatas: Kurangnya sumber daya keuangan mungkin menjadi
hambatan dalam mengimplementasikan program ini secara luas dan
efektif.
2.Tantangan Infrastruktur: Di beberapa daerah, infrastruktur
kesehatanmungkin belum memadai, dan pembangunan infrastruktur baru
dapat menghadapi kendala.
3. Keterlibatan Komunitas: Tergantung pada tingkat keterlibatan masyarakat,
program ini mungkin kurang berhasil jika partisipasi masyarakat rendah.
4. Ketidaksetaraan Akses: Meskipun bertujuan untuk meningkatkan akses,
ada risiko ketidaksetaraan akses, terutama jika ada ketidaksetaraan
ekonomi atau geografis.
5. Pengelolaan dan Monitoring: Pengelolaan dan pemantauan program secara
efektif memerlukan sistem yang baik, dan kekurangan dalam hal ini dapat
menghambat pencapaian tujuan.
Dalam mengevaluasi kelebihan dan kekurangan, penting untuk
memperhatikan konteks, implementasi, dan dampak nyata program Nusantara
Sehat di lapangan.
11

2.8 Konsep Kesehatan Pariwisata


Pariwisata secara etimologis pariwisata berasal dari dua kata yaitu
"pari" yang berarti banyak atau berkeliling, sedangkan pengertian wisata
berarti "pergi". Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pariwisata adalah
suatu kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan rekreasi. Sedangkan
pengertian secara umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang
dilakukan seseorang sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat
ketempat lain dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu
perencanaan atau bukan maksud mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya,
tetapi semata mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan atau rekreasi untuk
memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
Jadi dari definisi diatas dapat disimpulkan, kesehatan pariwisata adalah
pelayanan kesehatan yang diberikan pada individu, keluarga, kelompok dan
yang mana individu, keluarga dan kelompok tersebut sedang melakukan
perjalanan ke suatu tempat yang berbeda dari tempat atau daerah asalnya dalam
sementara waktu untuk menikmati kegiatan rekreasi baik itu dalam kondisi
sehat maupun sakit. Selain itu pelayanan kesehatan tersebut diberikan
bertujuan untuk menambah rasa nyaman dan aman sehingga individu, keluarga
dan kelompok tersebut dapat menikmati rekreasi yang telah direncanakan
hingga kembali lagi ke tempat atau daerah asalnya. (PPSDM Kesehatan, 2012).
2.9 Tujuan Kesehatan Pariwisata
Tujuan kesehatan pariwisata adalah agar setiap wisatawan dapat
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik, psikologis,
sosial serta spiritual. Perawat dapat membantu wisatawan sehat/sakit untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal pada saat berwisata yang
berorientasi pada tindakan promotif dan preventif yang berfokus pada
pendekatan wisatawan dan lingkungannya. (Irawan, 2022).
2.10 Perkembangan Kesehatan Pariwisata di Indonesia
Perkembangan pariwisata kesehatan di Indonesia sekarang ini juga
sangat cepat sejalan dengan terjadinya perubahan sosial dan ekonomi
masyarakat Indonesia. Beberapa tahun lalu pemeliharaan kecantikan dan
kebugaran tubuh hanya milik kaum hawa, bersifat amatir dan belum dikelola
12

secara professional. Kalaupun ada salon kecantikan biasanya merupakan


usaha jasa home industry, dikelola ibu rumah tangga dengan peralatan yang
relatif sederhana. Pengobatan phisik dan kulit seperti pemandian air panas,
umumnya masih merupakan bagian dari suatu objek wisata yang lebih dahulu
ada di lokasi dan belum mendapat perhatian yang serius baik dari pemerintah
maupun pengelola pariwisata kesehatan.
2.11 Ruang Lingkup Kesehatan Pariwisata
Kesehatan pariwisata sendiri sebenarnya dapat dibagi dua yaitu
kesehatan pariwisata fisik dan psikis. Kesehatan pariwisata fisik meliputi
sarana untuk penyembuhan penyakit kulit, relaxation, dan kecantikan
sementara kesehatan psikis terdiri dari penyembuhan akibat obat-obat
terlarang, depresi, dan gangguan mental.
Kesehatan pariwisata psikis biasanya dilakukan di rumah
peristirahatan, rumah sakit dan pesantren serta hanya terbatas pada
pengunjung yang memang menderita penyakit dan tidak dapat dinikmati oleh
rekan, keluarga, dan sanak keluarga walaupun pada masa sekarang sudah
mulai dikembangkan untuk bisa pula dinikmati oleh keluarga terdekat.
Jenis kesehatan pariwisata fisik yang berkaitan dengan kecantikan
biasanya berupa spa, salon kecantikan dan pemandian air panas. Jenis
kesehatan pariwisata ini lebih bisa dinikmati oleh segala lapisan masyarakat
karena relatif lebih murah, banyak pilihan, dapat dilakukan kapan saja dan di
mana saja sesuai dengan kemampuan finansial masing- masing.
(Wirawan,2016)
13

2.12 Faktor Pendukung Kesehatan Pariwisata


Pariwisata dapat mempengaruhi tidak hanya kesehatan pengunjung tetapi
juga kesehatan masyarakat penjamu. Hal-hal yang berpengaruh terhadap
kesehatan pariwisata diantaranya:
a. Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan tempat wisata memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kesehatan wisatawan. Wisatawan umumnya rentan tehadap
mikroorganisme, dan juga kondisi lingkungan fisik yang berbeda dari
daerah asal mereka. Lingkungan yang bersih dijadikan indikator
kualitas oleh wisatawan karena menunjukkan perhatian. otoritas
setempat terhadap masalah kesehatan lingkungan.
b. Makanan dan Minuman
Kejadian yang muncul umumnya berhubungan dengan konsumsi
makanan atau minuman yang tidak higienis yang mengakibatkan
gangguan saluran pencernaan. Namun masalah tersebut bisa dikontrol
melalui penerapan prosedur standar untuk pengelolaan makanan dan
sanitasi lingkungan.
c. Upaya Pencegahan, Pendidikan dan Promosi Kesehatan Masyarakat
Hal ini termasuk kesehatan lingkungan adalah fundamental dan dapat
membawa perubahan sikap dan perilaku yang dapat mengurangi risiko-
risiko terjadinya pemerosotan kesehatan pariwisata.
14

2.13 Upaya Perlindungan Kesehatan terhadap Wisatawan


Kesehatan tidak hanya berarti sehat secara fisik tetapi juga sehat secara
mental, sosial dan spiritual. Dengan demikian upaya perlindungan kesehatan
terhadap wisatawan antara lain:
1. Makanan dan minuman yang sehat sehingga tidak menimbulkan
gangguan pencernaan (diare).
2. Tempat wisata yang aman sehingga tidak menimbulkan kecelakaan.
3. Wisatawan merasa aman dan tidak di teror dalam istirahatnya atau
suasana yang nyaman (tidak bisa tidur, ditakut-takuti, ditonton, dsb).
4. Wisatawan perlu keamanan sosial, tidak dirampok/dicuri barang-
barangnya.
5. Wisatawan dapat melakukan ibadahnya sesuai dengan kepercayaan
atau agama masing-masing.
6. Mendapatkan pelayanan kesehatan yang memenuhi standar
pelayanan bila mereka jatuh sakit.
7. Bila diperlukan dapat melakukan evakuasi secara cepat ke negara
tempat asalnya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Program Nusantara Sehat merupakan salah satu bentuk
kegiatan yang dicanangkan oleh Kemenkes dalam upaya mewujudkan
fokus kebijakan tersebut. Program ini dirancang untuk mendukung
pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Kartu
Indonesia Sehat (KIS) yang diutamakan oleh Pemerintah guna
menciptakan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.
(Ayuningtyas, 2017).Program Nusantara Sehat bertujuan untuk
menguatkan layanan kesehatan primer melalui peningkatan jumlah,
sebaran, komposisi dan mutu tenaga kesehatan dengan berbasis pada
tim dan melibatkan dokter, bidan, perawat, dan tenaga kesehatan
lainnya. Target pelaksanaan program Nusantara Sehat adalah
Puskesmas yang berlokasi di Daerah Tertinggal,
pariwisata adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada
individu, keluarga, kelompok dan yang mana individu, keluarga dan
kelompok tersebut sedang melakukan perjalanan ke suatu tempat yang
berbeda dari tempat atau daerah asalnya dalam sementara waktu untuk
menikmati kegiatan rekreasi baik itu dalam kondisi sehat maupun
sakit. Tujuan kesehatan pariwisata adalah agar setiap wisatawan dapat
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik,
psikologis, sosial serta spiritual.Perkembangan pariwisata kesehatan di
Indonesia sekarang ini juga sangat cepat sejalan dengan terjadinya
perubahan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Beberapa tahun
lalu pemeliharaan kecantikan dan kebugaran tubuh hanya milik kaum
hawa, bersifat amatir dan belum dikelola secara professional.

14
3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat
bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan,
silahkan sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan
mohon dapat memaafkan dan memakluminya, karena kami adalah
hamba Allah SWT. yang tak luput dari salah, khilaf, Alfa, dan lupa.

15
DAFTAR PUSTAKA
Ari, Saddu Al-Z, A. (2019). Pengantar Promosi Kesehatan. 21, 22-52.
Ariana, R. (2016). Promosi Kesehatan dan Perkembangannya. 2004, 1-23.
Ayuningtyas, D. (2017). Kebijakan Kesehatan (Prinsip dan Praktik). PT Raja
Grafindo Persada.
Gayatri Setyabudi, R., & Dewi, M. (2017). Analisis Strategi Promosi Kesehatan
dalam Rangka Meningkatkan Kesadaran Hidup Sehat oleh Rumah Sakit
Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah. Jurnal
Komunikasi, 12(1), 81-100.
https://doi.org/10.20885/komunikasi.vol12.iss1.art6
Irawan. (2022). Orasi Ilmiah Kesehatan Pariwisata.
Martiana, et al. (2021). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan (1st ed.).
Yayasan Kita Menulis.
Nies A Mary & McEwen Melanie. (2019). Keperawatan Kesehatan Komunitas
dan Keluarga (6th ed.). Elsevier.
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 16 Tahun 2017 tentang
Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan dalam Mendukung Program
Nusantara Sehat.
Program Nusantara Sehat untuk Perkuat Pelayanan Kesehatan. Diakses pada
http://www.depkes.go.id/article/view/15040100004/program-nusantara-
schat- untuk-perkuat-pelayanan-kesehatan.hmtl-Menimbang
KebijakanNusantara Sehat. Diakses pada
http://persakmi.or.id/infokesmas/menimbang-kebijakan-nusantara-
schat.hmtl
PPSDM Kesehatan. (2012). Buletin SDM Kesehatan.
Salam, Ilham, dkk.2020.Kesehatan Pariwisata. CV. Media Sains Indonesia
Melong Asih Regency B40: Jawa Barat
Saputra, W. (2016). APBN Bidang Kesehatan dan Jaminan Sosial Keshatan.
Prakarsa.

16
Suswati, I., Setiwan, F. E. B., Prasetyo, Y. B., & Tilaqsa, A. (2018).
Interprofessional Education (IPE): Panduan Tutorial dan Homevisit
Kesehatan Keluarga. UMM Press, 141.
Wirawan, I. M. A. (2016). Peran Profesi Kesehatan dalam Upaya Kesehatan
Definisi. Peran Profesi Kesehatan Dalam Upaya Kesehatan Pariwisata, 1-
21.

17

Anda mungkin juga menyukai