Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KEPERAWATAN PARIWISATA

“PROGRAM INTEGRASI KESEHATAN DALAM BIDANG


PARIWISATA”

OLEH:
KELOMPOK 4, TINGKAT 2.2 :

1. IDA AYU KOMANG LAKSMI DEWI P07120016067


2. NI LUH ANIK CAHYANI P07120016075
3. NI KETUT SRI WIDYASTUTI P07120016079

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2016/2017

1
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas asung kerta wara nugraha-Nyalah penulisan
Makalah Program Integrasi Kesehatan Dalam Bidang Pariwisata ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini berisikan tentang program integrasi kesehatan dalam bidang


pariwisata yang berhubungan dengan tugas yang telah diberikan pada mata kuliah
Keperawatan Pariwisata. Sebagaimana dalam mendukung penyelesaian makalah
ini, penulis mencari informasi melalui media bahan bacaan seperti buku-buku
ajaran yang terkait serta jurnal resmi atau dokumen resmi dari sumber yang
terpercaya.

Makalah ini disusun bukan semata-mata karena petunjuk untuk


mendapatkan nilai, namun dilatarbelakangi pula untuk memperluas wawasan
khususnya tentang program yang diadakan dan tentunya sangat penting untuk
mahasiswa khususnya juga sebagai calon perawat yang akan bekerja di instansi
pelayanan kesehatan maupun melakukan praktek mandiri diluar instansi
pelayanan kesehatan. Untuk itu penulis berusaha menyusun makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, sehingga
sangat diharapkan kritik dan saran yang objektif yang bersifat membangun guna
tercapainya kesempurnaan yang diinginkan.

Penulis sepenuhnya menyadari tanpa bantuan dan kerjasama dari pihak


yang terkait, Makalah Program Integrasi Kesehatan Dalam Bidang Pariwisata
ini tidak akan sesuai dengan harapan.

Om Santhi, Santhi, Santhi Om

Denpasar, September 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keperawatan Pariwisata .................................................... 4


2.2 Ruang Lingkup Keperawatan Pariwisata ............................................ 8
2.3 Program Keperawatan Pariwisata ............................................... 8

2.4 Perkembangan Keperawatan Pariwisata di Indonesia ........ 11


2.5 Program Integritas Mengenai Perlindungan Kesehatan Terhadap
Wisatawan .......................................................................................... 16

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan .............................................................................................. 20


3.2 Saran .................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 21

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sektor pariwisata sebagai salah satu sumber devisa negara dan dalam
upaya meningkatkan penghasilan masyarakat Indonesia dewasa ini dan dimasa
yang akan datang disadari akan semakin menjadi penting. Oleh karena itu,
setiap upaya yang bertujuan untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangan disektor ini perlu didukung dan digalakan.

Salah satu sektor yang erat kaitannya dan cukup menentukan bagi
pertumbuhan dan perkembangan sektor pariwisata adalah sektor kesehatan.
Telah banyak contoh dan pengalaman baik di luar maupun di dalam negeri
tentang dampak positif terhadap pertumbuhan pariwisata bila pengelolaan
sektor kesehatan dilaksanakan dengan baik. Sebaliknya, dampak negatif
terhadap perkembangan pariwisata akan segera terjadi bila muncul suatu
“outbreak” penyakit, atau pengelolaan pelayanan kesehatan dan sanitasi
lingkungan tidak dilakukan dengan memadai.

Sehubungan dengan hal diatas, telah muncul disiplin ilmu yang


mempelajari dan mengaplikasikan aspek kedokteran dan kesehatan dalam
kegiatan pariwisata yang dikenal dengan nama “Travel Medicine”. Ditingkat
internasional telah muncul organisasi yang menghimpun para peminat baik
perorangan maupun perkumpulan di bidang ini dari berbagai negara, yang
bernama “International Society of Travel Mecine (ISTM), sedangkan di
tingkat regional muncul Asia Pasific Society of Travel Health (APTH). Pada
tanggal 1 Agustus 1997 didirikan di Jakarta suatu organisasi yang bernama
Perhimpunan Kesehatan Wisata Indonesia (PKWI) atau dalam bahasa Inggris
disebut Indonesia Travel Health Society (ITHS).

4
Kesehatan adalah salah satu faktor yang penting dalam menunjang
usaha peningkatan arus wisata. Jika kesehatan makanan dalam perjalanan
kurang terjamin dan kesehatan lingkungan di tempa tujuan tidak memenuhi
standar, maka wisatawan tidak akan memperpanjang lama tinggalnya. Bila ada
wisatawan yang terkena penyakit dapat timbul masalah seperti terjadinya issue
wabah diarre di Bali pada tahun 1992, maka jumlah kunjungan akan menurun
sekali. Hal ini perlu dicegah dan ditanggulangi dengan cepat dan tepat.

Wisatawan nusantara dengan tujuan ke luar negeri juga mengalami


peningkata, yang perlu mendapat informasi mengenai aspek kesehatan di
negara / daerah tujuan. Bila krisis moneter di Indonesia berakhir, diperkirakan
industri wisata akan segera bangkit secara signifikan dan menjadi sumber
devisa negara yang amat besar, dengan demikian “kesehatan wisata” telah
menjadi amat penting sebagai salah satu faktor penunjang.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa Pengertian Keperawatan pariwisata ?
2. Apa Saja Ruang Lingkup Keperawatan Pariwisata/Jenis Keperawatan
Pariwisata ?
3. Apa Saja Program Kesehatan Pariwisata ?
4. Bagaimana Perkembangan Keperawatan Pariwisata di Indonesia ?
5. Apa Saja Program Integritas Mengenai Perlindungan Kesehatan
Terhadap Wisatawan ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk memahami pengertian keperawatan pariwisata.
2. Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup dalam keperawatan
pariwisata.
3. Untuk mengetahui apa saja program kesehatan pariwisata.
4. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan keperawatan
pariwisata di Indonesia.
5. Untuk mengetahui apa saja program integritas mengenai
perlindungan kesehatan terhadap wisatawan.

5
1.4 MANFAAT PENULISAN
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat guna menambah
pengetahuan mengenai konsep Keperawatan Pariwisata sehingga dapat
diaplikasikan dalam dunia kerja.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KEPERAWATAN PARIWISATA


Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional
yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu dan kiat
keperawatan, yang berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang
ditunjukkan bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat
maupun sakit, yang mencakup keseluruhan proses kehidupan manusia
(Lokakarya keperawatan nasional, 1983).
Pariwisata secara etimologis pariwisata berasal dari dua kata yaitu
“pari” yang berarti banyak/ berkeliling, sedangkan pengertian wisata berarti
“pergi”. Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pariwisata adalah suatu
kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan rekreasi. Sedangkan pengertian
secara umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan
seseorang sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat
lain dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau
bukan maksud mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata
mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan atau rekreasi untuk memenuhi
keinginan yang beraneka ragam.
Jadi dari definisi diatas dapat disimpulkan, keperawatan pariwisata
adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada individu, keluarga, kelompok
dan yang mana individu, keluarga dan kelompok tersebut sedang melakukan
perjalanan ke suatu tempat yang berbeda dari tempat/ daerah asalnya dalam
sementara waktu untuk menikmati kegiatan rekreasi baik itu dalam kondisi
sehat maupun sakit. Selain itu pelayanan kesehatan tersebut diberikan
bertujuan untuk menambah rasa nyaman dan aman sehingga individu,
keluarga dan kelompok tersebut dapat menikmati rekreasi yang telah
direncanakan hingga kembali lagi ke tempat/ daerah asalnya.
Perkembangan pariwisata global yang demikian pesat saat ini tidak
saja berdampak terhadap peningkatan perekonomian nasional tetapi juga

7
sekaligus berdampak negatif karena begitu terbukanya peluang masuk
keluarnya wabah penyakit yang dibawa oleh wisatawan dari suatu negara ke
negara yang lain yang meliputi penyakit-penyakit yang sedang berjangkit saat
ini, penyakit menular baru (New Emerging Diseases) seperti:

– Hand Foot and Mouth Diseases (HFMD) di Singapura

– Rit Valley Fever di Saudi Arabia dan Yaman

Maupun penyakit-penyakit menular lama yang timbul kembali


(Reemerging Diseases) seperti TBC Paru, Malaria, Ebola. Untuk
mengantisipasi ancaman tersebut secara internasional telah diatir oleh Badan
Kesehatan Dunia (WHO) di dalam International Health Regulation (IHR).

Daerah Propinsi Bali merupakan daerah tujuan wisata, untuk menarik


para wisatawan maka daerah harus mampu menyediakan fasilitas yang
nyaman, aman dan menyenangkan bagi para wisatawan sehingga mereka akan
senang tinggal di daerah ini sehingga merupakan promosi bagi wisatawan
lainnya. Kenyamanan dalam perjalanan tentu berhubungan dengan jaminan
pada wisatawan untuk selalu sehat selama perjalanan. Untuk itu perlu upaya
perlindungan kesehatan pada wisatawan

Berbagai definisi tentang pariwisata kesehatan diberikan oleh para


pakar sebagai berikut: Recuperation tourism is a moving or tourist activity
which tourists are excited because this place has facilities needed to be health
(Pusat Pendidikan dan Latihan Pariwisata, 1983).

Sementara Eliya (2000) menambahkan bahwa Recuperation tourism is


a moving or tourist activity which tourists are excited because this place has
facilities needed to be health or to feel fresh air in a beautiful place.

Hal senada diungkap oleh Pendit (1996:37) yang menyatakan bahwa


recuperation tourism represents a journey of a tourist as a mean to convert

8
place, environtment and situation where he remains everyday for the benefit of
rest for him in spiritual and corporeal meaning by visiting resorts at the same
time medititation like at the source of contained hot wellspring of mineral able
to heal to to make healthy or at places providing other medication facilities.(
lihat pula Tabacchi, Benbhi, Wahab, Webster Distionary, Kamus Travel dan
Wisata dan Idmarta)

Lebih lanjut Oka menjelaskan bahwa this recuperation has been doing
by tourists who want to go to a place and another place because they have
listened their doctor or they have attitude after bored or tired for their job.
Sementara Finn (2002) melihat pariwisata kesehatan sebagai a long term
sustainable and profitable industry. Ahli ini kemudian menambahkan bahwa
health tourism is not very different than beach, eco or traditional tourism. It is
a bit different from the other forms of tourism due to the fact that it is a form
of telemedicine and like conventional medicine, there are in inherent ethical
rules, codes of conduct and practise guidelines and patterns.

Berdasarkan definisi yang diberikan berbagai pakar di atas dapat


diasumsikan bahwa pariwisata kesehatan kegiatan wisata yang dilakukan oleh
orang-orang ke berbagai tempat dengan tujuan memperoleh fasilitas yang
dibutuhkan untuk memperbaiki, menyembuhkan berbagai penyakit atau
sekedar menghilangkan kebosanan dari tekanan pekerjaan sehari-hari.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyadari akan pentingnya


pariwisata kesehatan dengan mulai membuat projek jangka panjang tentang
pencatatan secara resmi tanaman dan obat-obatan yang ada dalam budaya
traditional yang sudah terbukti memiliki keampuhan menyembuhkan berbagai
penyakit. Hal ini didukung oleh para pengusaha terkait yang melakukan
kampanye secara maraton ke berbagai negara seperti Eropa Barat, Amerika
Tengah, Jepang, Saudi Arabia dan negara-negara lainnya. Kampanyenya
sendiri terutama ditujukan kepada para pasien kaya yang mencari tempat
untuk istirahat, relaksasi dan pengobatan alternatif untuk mengobati penyakit

9
kanker, atau penyakit lain yang tidak dapat disembuhkan oleh pengobatan
modern lainnya.

Lain halnya dengan kesehatan wisata, kesehatan wisata dimulai sejak


berangkat dari rumah untuk melakukan wisata, selama perjalanan sampai di
tempat tujuan dan kembali dengan aman dan nyaman ke tempat asalnya
sehingga wisatawan tersebut `tidak jera untuk kembali mengunjungi daerah
wisata yang telah dikunjunginya.

Dalam siklus perjalanan wisata itu, kesehatan wisata termasuk upaya


pencegahan penyakit, tindakan pengobatan jika diperlukan dan kesiapan
repatriasi ke tempat yang memadai/ke negara asalnya.

Upaya pencegahan dimulai sebelum melakukan perjalanan. Wisatawan


diberi informasi dan petunjuk oleh biro wisata/klinik wisata melalui brosur
yang disediakan di biro perjalanan mengenai kesehatan dalam perjalanan dan
di daerah tujuan. Misalnya pemberian vaksinasi seperlunya, dan memakan pil
untuk pencegahan malaria, jika di tujuan masih ada malaria. Untuk
mempertahankan keadaan yang baik serta meningkatkan kesehatan
lingkungan, diperlukan kerjasama instansi yang terkait dalam pariwisata, baik
Pemerintsah (Departemen Kesehatan, Pariwisata, Kimpraswil) maupun pihak
swasta dalam bidang perhotelan serta jasa makanan, dll.

Upaya pengobatan dimulai dalam perjalanan dan di daerah tujuan


diusahakan memadai, sesuai dengan standar yang diperlukan, dan mudah serta
cepat didapat. Jika wisatawan jatuh sakit atau mendapat kecelakaan di suatu
tempat dimana pengobatan kurang memadai, disediakan sarana untuk
melakukan repratiasi secepat mungkin ke rumah sakit terdekat atau tempat
rujukan lainnya.

10
2.2 RUANG LINGKUP KESEHATAN PARIWISATA/ JENIS
PARIWISATA KESEHATAN

Kesehatan pariwisata sendiri sebenarnya dapat dibagi dua yaitu


kesehatan pariwisata fisik dan psikis. Kesehatan parwisata fisik meliputi
sarana untuk penyembuhan penyakit kulit, relaxation, dan kecantikan
sementara kesehatan psikis terdiri dari penyembuhan akibat obat-obat
terlarang, depresi, dan gangguan mental.
Kesehatan pariwisata psikis biasanya dilakukan di rumah
peristirahatan, rumah sakit dan pesantren serta hanya terbatas pada
pengunjung yang memang menderita penyakit dan tidak dapat dinikmati oleh
rekan, keluarga, dan sanak keluarga walaupun pada masa sekarang sudah
mulai dikembangkan untuk bisa pula dinikmati oleh keluarga terdekat.
Jenis kesehatan pariwisata fisik yang berkaitan dengan kecantikan
biasanya berupa spa, salon kecantikan dan pemandian air panas. Jenis
kesehatan pariwisata ini lebih bisa dinikmati oleh segala lapisan masyarakat
karena relatif lebih murah, banyak pilihan, dapat dilakukan kapan saja dan di
mana saja sesuai dengan kemampuan finansial masing-masing.

2.3 PROGRAM KESEHATAN PARIWISATA


Program visit Indonesia year 2008 tentunya bukan sebatas hanya
wacana, melainkan perlu langkah strategis untuk mewujudkannya. Jika
ditinjau dari kondisi kesehatan lingkungan dan makanan kita masih perlu
melakukan perbaikan disana-sini. Namun demikian dukungan semua pihak
diperlukan untuk mewujudkannya
Indonesia merupakan salah satu daerah pariwisata, slah satunya di
Bali. Hal ini mengindikasikan bahwa banyak wisatawan yang berkunjung
ke Bali setiap tahunnya dan memberi keuntungan devisa bagi pemerintah dan
para pelaku pariwisata. Kita ketahui pula banyak masyarakat yang
menggantungkan hidupnya pada bidang pariwisata. Pariwisata menjadi bidang
utama dalam pembangunan Bali kedepan.

11
Pemerintah telah membuat program Visit Indonesia Year 2008.
Program ini bertujuan memperkenalkan pariwisata Indonesia ke dunia
internasional sehingga bisa menarik wisatawan untuk berkunjung ke objek-
objek pariwisata yang ada di Indonesia. Bagaimana kesiapan kita dalam
menjalankan program tersebut ?.
Indonesia memang banyak memiliki objek pariwisata yang dapat
dikembangkan dan beberapa daerah telah menjadi daerah basis pariwisata.
Untuk itu tidaklah sulit untuk menarik wisatawan untuk berkunjung
ke Indonesia. Kalau dipandang dari fasilitas pariwisata yang kita miliki seperti
restaurant, hotel, tempat hiburan, akomodasi, mungkin terkesan telah
memenuhi syarat namun kalau kita melihat kondisi kesehatan lingkungan,
kebersihan makanan dan penjamahnya di beberapa tempat masih belum
memenuhi syarat kesehatan.
Kasus wabah diare yang baru-baru ini terjadi di daerah karangasem
juga perlu mendapat perhatian serius. Sebagai suatu objek pariwisata,
kesehatan sangat berperan penting. Kasus diare yang apabila sampai menimpa
pada wisatawan dapat berdampak luas dan menimbulkan citra negatif bagi
daerah tersebut. Kalau sudah terjadi masalah seperti itu apakah kita masih bisa
mengatakan siap menerima kunjungan wisatawan?. Sebelum terjadi kejadian
yang buruk sebaiknya kita mempersiapkan diri lebih baik lagi sehingga
promosi yang dilakukan dapat lebih bermanfaat.
Kebiasaan masyarakat kita membuang sampah sembarangan jelas tidak
mencerminkan perilaku sehat. Pengelolaan sampah juga perlu mendapat
perhatian serius, sebab yang namanya objek pariwisata semestinya
mencerminkan suatu tempat yang bersih dan nyaman sehingga wisatawan
dapat menikmati liburannya. Wisatawan yang berkunjung ke daerah
pariwisata di Indonesia bisa saja terkena penyakit seperti Demam Berdarah,
Malaria, Tuberculosis, Diare, Hepatitis, Infeksi Nematoda dan lainnya karena
disebabkan lingkungan yang tidak sehat.
Mengenai kondisi kesehatan makanan yang kita miliki memang perlu
dibenahi dari beberapa sisi. Sebab kesehatan makanan tersebut mencerminkan
kualitas suatu daerah. Tentunya kita tidak ingin wisatawan yang berkunjung

12
ke Indonesia terkena penyakit. Pengawasan tidak saja dilakukan pada rumah
makan yang mewah dan swalayan tetapi juga pada pedagang makanan kecil,
pedagang kaki lima dan dipasar tradisional.
Banyak kasus keracunan makanan yang menimpa wisatawan baik yang
terekspos maupun tidak. Hal ini dapat menjadi kabar buruk bagi dunia
kepariwisataan kita sebab wisatawan tersebut tentunya akan menceritakan hal
negatif di negaranya. Sehingga kita perlu kaji kembali tentang program
kesehatan makanan kita. Semestinya semua itu dapat dikendalikan dengan
melakukan kebersihan pada alat, penjamah makanan, bahan baku makanan
dan proses pembuatan yang baik.
Satu contoh seorang penjamah makanan (food handler) mereka
menggunakan tangan dalam mengambil makan dan parahnya lagi tangan tidak
dalam keadaan bersih. Betapa banyak kuman yang menepel disana. Begitu
juga sarana produksi makanan yang jarang dibersihkan, bahan baku yang tidah
higienis ditambah lagi lingkungan yang kotor dan makanan tidak tertutup akan
dapat memicu perkembangbiakan penyakit salah satunya diare.
Selama ini program pengawasan dan edukasi masih belum
berkelanjutan sehingga macet ditengah jalan. Diperlukan program yang
holistik dalam perbaikan kualitas makanan kita. Program memberikan
pendidikan kesehatan, peraturan tentang penjamah makanan dan kesehatan,
sertifikasi pedagang adalah suatu program yang saling terkait satu dengan
yang lainnya. Ini juga harus dilakukan secara berkelanjutan.
Kita bisa saja mempromosikan panganan khas Indonesia dimana kita
memiliki berbagai macam makanan yang khas di masing-masing daerah,
sehingga itu bisa menjadi daya tarik pariwisata. Namun memang diperlukan
pengawasan dan sertifikasi pedagang sehingga mereka menjual makanan yang
sehat dan berkualitas.
Di beberapa Negara untuk menarik wisatawan mereka menawarkan
paket kesehatan dan berlibur. Hal ini menarik sebab bagi wisatawan yang
ingin mendapatkan perawatan kesehatan dapat berlibur ke suatu negara
sehingga dapat memanfaatkan waktu cuti sakitnya dengan berlibur. Beberapa
rumah sakit yang sudah siap untuk menjadi rumah sakit internasional dapat

13
melakukan promosi secara terpadu dengan instansi terkait. Seperti dinas
pariwisata, kantor kedutaan di Negara sahabat, hotel-hotel dan organisasi
internasional lainnya. Dengan demikian maka akan lebih dikenal fasilitas
kesehatan dan pariwisata yang kita miliki. Tentunya hal ini juga harus
ditunjang oleh kesiapan SDM, fasilitas yang memadai dan sarana promosi
yang baik.
Program Visit Indonesia year 2008 bukanlah suatu program yang
hanya diwacanakan. Melainkan ada kesungguhan dari semua pihak untuk siap
menjalankan program tersebut. Indonesia telah lama menjadi objek pariwisata,
khususnya Bali yang bidang pariwisatanya telah begitu berkembang bahkan
lebih dikenal Pulau Bali dibandingkan nama Indonesia. Kita patut berbangga
dengan apa yang kita miliki kebudayaan beragam, kekayaan alam dengan
keindahannya, sehingga ini perlu dilestarikan.
Potensi yang besar tersebut seharusnya dapat dipergunakan dengan
baik. Pemerintah harus memberikan fasilitas yang dapat menunjang bidang
pariwisata di masing-masing daerah. Pariwisata dan kesehatan adalah dua hal
yang saling berkaitan untuk itu semua program pariwisata akan terkait dengan
kesehatan. Diperlukan keseriusan semua pihak untuk menunjang program
tersebut dan lintas sektoral.

2.4 PERKEMBANGAN KEPERAWATAN PARIWISATA DI INDONESIA

Perkembangan keperawatan pariwisata di Indonesia sekarang ini juga


sangat cepat sejalan dengan terjadinya perubahan sosial dan ekonomi
masyarakat Indonesia. Beberapa tahun lalu pemeliharaan kecantikan dan
kebugaran tubuh hanya milik kaum hawa, bersifat amatir dan belum dikelola
secara professional. Kalaupun ada salon kecantikan biasanya merupakan usaha
jasa home industry, dikelola ibu rumah tangga dengan peralatan yang relatif
sederhana. Pengobatan phisik dan kulit seperti pemandian air panas, umumnya
masih merupakan bagian dari suatu objek wisata yang lebih dahulu ada di
lokasi dan belum mendapat perhatian yang serius baik dari pemerintah

14
maupun pengelola pariwisata kesehatan. Beberapa pariwisata kesehatan yang
sudah dikembangkan di wilayah Indonesia dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 2

PROGRAM PARIWISATA KESEHATAN YANG SUDAH


DIKEMBANGKAN

No. Nama Lokasi Jenis Penyakit yang Fasilitas yang tersedia


Disembuhkan
1 Hot Spring Lau Sumatera 1.Penyakit kulit 1. Kolam renang
Debuk-debuk
Utara 2.Relaxation 2. Restaurant

3. Street vendour

4. Parking area

5. Steambath therapy

6. Hot waterfall
2 Simpang Balek Aceh 1.Penyakit kulit 1.Hot spinning pools

2. Relaxation 2.Restaurants

3.Play grounds
3 Danau Laut Tawar Aceh 1.Penyakit kulit 1.Hot spinning pools

2.Relaxation 2.Restaurants

3.Play grounds
4 Pemali Hot Spring Bangka 1.Penyakit kulit 1.Kolam renang

2.Relaxation 2.Restaurant

15
3.Street vendour

4.Parking area

5.Steambath therapy

6.Hot waterfall
5 Suban Hot Spring Bengkulu 1.Penyakit kulit 1.Kolam renang

2.Relaxation 2.Restaurant

3.Street vendour

4.Parking area

5.Steambath therapy

6.Hot waterfall
6 Air Terjun Kepala Bengkulu 1.Penyakit kulit 1.Hot waterfall

Carup 2.Relaxation
7 Taman Sari Jakarta Natural spa 1.Executive rooms
products
2.Treatment rooms

3.salon and beauty


care

4.fitness cebtre

5.meditation room

6.concultation room

7.steam and sauna


rooms

16
8.whirlpool

9.swimming pools

10.multipurpose ball
room
8 Guci Hot Spring Tegal 1.Penyakit kulit 1.Kolam renang

2. Relaxation 2.Restaurant

3.Street vendour

4.Parking area

5.Steambath therapy

6.Hot waterfall
9 Hot Spring Malang 1.Penyakit kulit 1.Beautiful view
Songgoriti
2.Relaxation 2.High sulphur

3.Restaurants

4.Hot-cold bathrooms
10 Way Belerang Lampung 1.Penyakit kulit 1.Beautiful view

2.Relaxation 2.High sulphur

3.Restaurants

4.Hot-cold bathrooms
11 Tirta Tapta Hot Bangka 1.Penyakit kulit 1.Kolam renang
Spring
2.Relaxation 2.Restaurant

3.Cancer 3.Street vendour

17
4.Rematics 4.Parking area

5.Steambath therapy

6.Hot waterfall

7.Flora dan fauna

8.Danau pemancingan
12 Semurup Hot Spring Jambi Berbagai penyakit Warm water
13 Kali Bancin Jambi 1.Penyakit kulit Mineral water

2.Rematics

3.Fatigue
14 Karumenga Hot Menado Berbagai penyakit Mineral water
Spring
15 Air Panas Kalimanta Berbagai penyakit Warm water
Tengah
16 Otak Kokok Gading Nusa Berbagai penyakit Spa gulp
Tenggara
Milk bath
DI INDONESIA

Sumber: Berbagai sumber di Perpustakaan STBA Yapari ABA


Bandung: 2006

Tabel 2 menunjukkan bahwa hampir di setiap wilayah Indonesia dapat


ditemukan pariwisata kesehatan yang sudah dikembangkan; hal tersebut dapat
dipahami mengingat Indonesia merupakan kepulauan yang kaya akan alam
dan pegunungan yang tersebar baik di lima pulau terbesar di Indonesia
maupun di beribu pulau kecil lainnya. Namun sayang sekali data tentang
keberadaan pariwisata kesehatan yang belum dikembangkan dan masih sangat
alami belum dapat diketahui dengan pasti.

18
Sekarang malah bermunculan salon-salon mulai dari yang sangat
sederhana sampai yang sangat eksklusif lengkap dengan dokter-dokter ahli
kecantikan dan kulit. Penyebarannya juga sangat menyeluruh, sehingga
kemanapun kita pergi bahkan ke daerah-daerah, kita dapat menemukan salon
dengan berbagai kelebihannya mulai dari yang sangat tradisional sampai yang
super canggih dengan berbagai alat dan obat buatan luar negeri.

Yang menarik untuk disimak adalah munculnya trend baru. Salon


kecantikan tidak saja dikunjungi oleh kaum hawa namun juga kaum pria. Di
kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, Surabaya, dan Bandung bahkan
muncul sejumlah salon yang khusus melayani para pria dari mulai
membersihkan wajah, memakai master, menutupi pori-pori dengan ice globe,
pengelupasan dengan enzim (enzim peeling), luluran, mengoleskan obat
jerawat, pelembab dan tabir surya sampai manicure, pedicure dan lain-lain.
Mustika Ratu sebagai penghasil produk kecantikan terkenal di Indonesia juga
mulai meluncurkan produk kosmetik untuk pria bahkan menyediakan tempat
perawatan khusus untuk pria.

2.5 PROGRAM INTEGRITAS MENGENAI PERLINDUNGAN


KESEHATAN TERHADAP WISATAWAN

Kesehatan tidak hanya berarti sehat secara fisik tetapi juga sehat secara
mental, sosial dan spiritual. Dengan demikian upaya perlindungan keseharan
terhadap wisatawan meliputi empat faktor tersebut, antara lain :

 Makanan dan minuman yang sehat sehingga tidak menimbulkan gangguan


pencernaan (diare).
 Tempat wisata yang aman sehingga tidak menimbulkan kecelakaan
(masuk di lumpur panas di Lahendong, tenggelam di taman laut bunaken).

19
 Wisatawan merasa aman dan tidak di teror dalam istorahatnya / suasana
yang nyaman (tidak bisa tidur, ditakut-takuti, ditonton, dsb).
 Wisatawan perlu keamanan sosial, tidak dirampok/dicuri barang-
barangnya.
 Wisatawan dapat melakukan ibadahnya sesuai dengan kepercayaan/agama
masing-masing.
 Dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang memenuhi standar
pelayanan bila mereka jatuh sakit.
 Bila diperlukan dapat melakukan evakuasi secara cepat ke negara tempat
asalnya.

Pedoman bagi usaha pariwisata dalam mengupayakan kesehatan wisata di


tempat usaha:

a. Obyek Wisata
 Mengupayakan lingkungan yang bersih setiap waktu, demikian juga
fasilitas restoran dan WC umum.
 Menyediakan tempat-tempat pembuangan sampah dalam jumlah
memadai di tempat-tempat strategis.
 Menyediakan fasilitas pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan.
 Pemberian papan-papan peringatan pada tempat-tempat yang rawan
kecelakaan yang dapat membahayakan pengunjung.

b. Akomodasi, Hotel dan Restoran


 Menjaga kebersihan kamar hotel, ruangan restoran, seluruh fasilitas
dan perlengkapan.
 Mengupayakan lingkungan yang bebas lalat, nyamuk, tikus dan
binatang pengganggu lainnya.
 Mengupayakan semua fasilitas yang ada seperti : salon, kolam renang
dalam keadaan bersih dan bebas hama.
 Menyediakan pakaian seragam yang bersih, sopan dan menarik untuk
petugas pelayanan.

20
 Menciptakan lingkungan yang bersih dan suasana asri sehingga tamu
dapat menikmati hidangan penuh selera.
 Menciptakan standar kebersihan untuk badan dan pengolahan makanan
dan minuman termasuk peralatan.
 Selalu menggunakan sarung tangan plastik bila mencuci peralatan
dapur dan juga pakaian tamu.
 Bertindaklah yang bijaksana bila menjumpai tamu yang kurang sehat,
berikan informasi yang benar mengenai apa yang harus dilakukan.

c. Biro Perjalanan Wisata


 Menjaga agar armada angkutan yang dimiliki beserta perlengkapannya
dalam kondisi bersih dan berfungsi dengan baik.
 Bis wisata harus tersedia perlengkapan: tong sampah dan kotak P3K
(Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).
 Meletakkan pesan-pesan untuk tidak merokok dalam bis pada tempat-
tempat yang mudah terlihat.
 Mewaspadai mereka yang kelihatan kurang sehat dalam perjalanan.
Berikan saran simpatik untuk mengatasi kondisi kurang sehat tersebut.
 Mengupayakan penampilan yang bersih, baik fisik maupun pakaian
para petugas dan pramuwisata.

d. Imunisasi Untuk Wisatawan


Bila bermaksud mengadakan perjalanan ke luar negeri, selain
rencanakan terlebih dahulu, misalnya 2 bulan sebelumnya, khususnya
untuk kebutuhan vaksinasi, karena ada negara-negara tertentu yang
merekomendasikan untuk divaksinasikan dahulu, seperti vaksinasi
menginitis bagi yang akan pergi ke Saudi Arabia (Jemaah Haji), vaksinasi
yellow fever untuk yang akan pergi ke Afrika.

Ada 3 jenis imunisasi:

1. Routinel Immunization: DPT, POLIO, CAMPAK, INFLUENZA.

21
2. Required Immunization: Yellow Fever, Cholera, Meningococcal
Meningitis.
3. Recommended Immunization: Hepatitis A & B, Typhoid Fever,
Japanese Encephalitis, Cholera, Rabies.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Keperawatan pariwisata adalah pelayanan kesehatan yang
diberikan pada individu, keluarga, kelompok dan yang mana individu,
keluarga dan kelompok tersebut sedang melakukan perjalanan ke suatu
tempat yang berbeda dari tempat/ daerah asalnya dalam sementara waktu
untuk menikmati kegiatan rekreasi baik itu dalam kondisi sehat maupun
sakit. Selain itu pelayanan kesehatan tersebut diberikan bertujuan untuk
menambah rasa nyaman dan aman sehingga individu, keluarga dan
kelompok tersebut dapat menikmati rekreasi yang telah direncanakan
hingga kembali lagi ke tempat/ daerah asalnya.

3.2 SARAN
Masih banyak wisatawan yang merasa kurang nyaman bila
berkunjung ke Indonesia baik itu karena faktor lingkungan, makanan, dan
karena kurangnya upaya promosi kesehatan yang seharusnya di berikan
pada wisatawan yang akan berkunjung ke Indonesia. Sehingga perlu
ditekankan layanan keperawatan pariwisata baik itu sebelum wisatawan
datang ke Indonesia, saat di Indonesia hingga kembali ke negara asalnya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Department of Information Republic of Indonesia.1998. Indonesia 1998, An


Official Handbook. Jakarta: Perum Percetakan Negara

Finn, Emanuel, 2002, Health Tourism, Volume No 1 Issue No 23, Friday, June
28, 2002

Hadinoto, Kusudianto.1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata.


Jakarta; Penerbit Universitas Idonesia.

Mc Intoch, Robert. W.1972. Tourism Principles, Practices and Philosophies.


Ohio: Grid Inc.

Mill, Robert Cristie.2000. Tourism, The International Business. Jakarta: PT Raya


Grafindo Persada.

Mlesnita, Radu Adrian, 2002, Health Tourism, Volume No 1 Issue No 23, Friday,
June 28, 2002

Ningsih, Wirda, 1996, Buku Pintar Wisata Indonesia,

Pendit, Nyoman S., 2002, Ilmu Pariwisata, Jakarta: Pt. Pradnya Paramita.

Pusat Pendidikan dan Latihan Pariwisata, 1983, Peristilahan Kepariwisataan,


Bandung: Pusat Pendidikan dan Latihan Pariwisata.

Spillane, James J. 1987.Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya.


Yogyakarta: Penerbit Kanisius

24

Anda mungkin juga menyukai