Merujuk pada kondisi dimana pandemii Corona19 yang meyebabkan banyaknya kendala dalam
proses pembelajaran di satuan Pendidikan yang memberikan dapak yang cukup signifikan.
Kurikulum 2013 yang di digunakan pada masa sebelum pandemic menjadi satu satuanya
kurikulum yang digunakan satuan Pendidikan dalam pembelajaran. Masa pandemic 2020 s.d.
2021 Kemendikburistek mengeluarkan kebijakan penggunaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum
Darurat (Kur-2013 yang disederhanakan) menjadui rujukan kurikulum bagi satuan Pendidikan.
Masa pandemic 2021 s.d. 2022 Kemendikburistek mengeluarkan kebijakan penggunaan
Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat, dan Kurikulum Merdeka di Sekolah Penggerak (SP) dan
SMK Pusat Keunggulan (PK).
Tahun 2024 menjadi penentuan kebijakan kurikulum nasional berdasarkan evaluasi terhadap
kurikulum pada masa pemulihan pembelajaran. Evaluasi ini menjadi acuan Kemendikburistek
dalam mengambil kebijakan lanjutan paska pemulihan pembelajaran.
Hasil pendataan yang dilakukan oleh Kemendikburistek memperoleh data kesiapan satuan
Pendidikan dalam mengimpelentasikan KM jalur mandiri, satuan Pendidikan akan memperoleh
dukungan yang baik dari kemendikbudristek dalam menjalankan implementasi KM Jalur
Mandiri. Praktik-praktik baik dan konten pembelajaran dari implementasi KM Jalur mandirii
teridentifikasi dengan jelas sehiangga menjadi fokus pada pendampingan oleh
kememdikbudristek. Satuan Pendidikan yang mengimpelentasikan KM jalur mandiri akan
memperoleh pengalaman dalam implementasi KM Jalur Mandiri.
SP/SMK-PK yang telah mengimplementasikan KM dapat saling memberikan praktik baik dan
pembelajaran, saling berbagi praktik baik sehingga terbentuk jejaring dukungan antar guru dan
tenaga kependidikan untuk berbagi konten pembelajaran dan praktik baik implementasi KM
secara luas, komunitas yang berkembang mendukung Ekosistem Siap Menerapkan Kurikulum
Merdeka Secara Nasional pada 2024 yang secara massif.
Strategi kedua, Menyediakan Asesmen & Perangkat Ajar (High Tech), pendekatan strategi yang
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang berfungsi dalam menyediakan beragam
pilihan asesmen dan perangkat ajar (buku teks, modul ajar, contoh projek, contoh kurikulum)
dalam bentuk digital yang dapat digunakan satuan pendidikan dalam melakukan pembelajaran
berdasarkan kurikulum merdeka.
Strategi ketiga, Menyediakan Pelatihan Mandiri & Sumber Belajar Guru (High Tech),
pendekatan strategi yang juga menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang berfungsi
dalam melakukan pelatihan mandiri kurikulum merdeka yang dapat diakses secara daring oleh
guru dan tenaga kependidikan untuk memudahkan adopsi kurikulum merdeka disertai sumber
belajar dalam bentuk video, podcast, atau ebook yang bisa diakses daring dan didistribusikan
melalui media penyimpanan (flashdisk).
Strategi yang terkahir adalah strategi kelima, Memfasilitasi Pengembangan Komunitas Belajar
(High Touch), Komunitas belajar dibentuk oleh lulusan Guru Penggerak maupun diinisiasi
Pengawas Sekolah sebagai wadah saling berbagi praktik baik adopsi kurikulum merdeka di
internal satuan pendidikan maupun lintas satuan pendidikan.
Strategi Implementasi Kurikulum Merdeka Jalur Mandiri yang diawali dengan pendataan yang
dilakukan oleh Kemendikburistek dimaksudkan untuk melihat kesiapan satuan Pendidikan dalam
mengimpelentasikan kurikulum merdeka. Harapan dari pendataan ini adalah Kemendikburistek
dapat melihat sejauh mana kesiapan satuan Pendidikan yang nantinya akan mengimpelemtasikan
kurikulum merdeka kedepannya dan tuidak memaksakan implementasi secara massif.
Pilihan yang ditawarkan kepada satuan Pendidikan dalam IKM jalur mandiri
Pilihan kesatu Mandiri Belajar, pilihan yang memberikan kebebasan kepada satuan Pendidikan
saat menerapkan kurikulum Merdeka beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa
mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan pada satuan pendidikan PAUD,
kelas 1, 4, 7 dan 10. Pilihan kedua Mandiri Berubah, pilihan yang memberikan keleluasaan
kepada satuan Pendidikan saat menerapkan kurikulum merdeka dengan menggunakan perangkat
ajar yang sudah disediakan pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10. Pilihan ketiga
Mandiri Berbagi, pilihan yang memberikan keleluasaan kepada satuan Pendidikan dalam
menerapkan kurikulum merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar pada
satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
Platform Merdeka Mengajar menyediakan referensi bagi guru untuk mengembangkan praktik
mengajar sesuai dengan Kurikulum Merdeka, dalam fitur Mengajar, ada fitur Perangkat Ajar
yang dapat digunakan oleh Guru dan Tenaga Kependidikan dalam mengembangkan diri, saat ini
tersedia lebih dari 2000 referensi perangkat ajar berbasis Kurikulum Merdeka. Fitur asesmen
murid yang dikembangkan untuk membantu guru dan tenaga kependidikan melakukan analisis
diagnostik terkait kemampuan peserta didik dalam literasi dan numerasi dengan cepat sehingga
dapat menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan peserta
didik.
Platform Merdeka Mengajar memberikan kesempatan yang setara bagi guru untuk terus belajar
dan mengembangkan kompetensinya kapan pun dan di mana pun guru berada. Fitur Belajar pada
Platform Merdeka Mengajar memberikan fasilitas Pelatihan Mandiri yang memberikan
kesempatan kepada gurud an tenaga kependidikan untuk dapat memperoleh materi pelatihan
berkualitas dengan mengaksesnya secara mandiri. Fitur lain dari Belajar adalah Video Inspirasi,
fitur ini memberikan kesempatan kepada Guru dan tenaga kependidikan bisa mendapatkan
beragam video inspiratif untuk mengembangkan diri dengan akses tidak terbatas yang pada
akhirnya adalah mengembangakn kualitas dari komptensinya dalam impelementasi kurikulum
merdeka.
Platform Merdeka Mengajar mendorong guru untuk terus berkarya dan menyediakan wadah
berbagi praktik baik. Fitur lainnya adalah Berkarya, dimana fitur ini adalah memberikan “Bukti
Karya Saya” yang merupakan best praktis dari hasil impelemnatsi pembelajaran terutama terkait
best praktis pembelajaran pada kurikulum merdeka, Guru dan tenaga kependidikan dapat
membangun portofolio hasil karyanya agar dapat saling berbagi inspirasi dan berkolaborasi
sehingga guru dapat maju Bersama.
PMM yang dikembangkan diharapkan mampu menjadi partner guru dalam implementasi
kurikulum merdeka dengan semangat kolaborasi dan saling berbagi. Konten konten yang
dikembangkan oleh kemendikbudristek memberikan pemahaman lebih saat implementasi dan
pembelajaran di satuan Pendidikan yang telah ikut serta dalam implementasi kurikulum merdeka.
201510929406@guruku.id
SAOQO
Pemetaan kebutuhan belajar merupakan kunci pokok kita untuk dapat menentukan
langkah selanjutnya. Jika hasil pemetaan kita tidak akurat maka rencana pembelajaran
dan tindakan yang kita buat dan lakukan akan menjadi kurang tepat. Untuk memetakan
kebutuhan belajar murid kita juga memerlukan data yang akurat baik dari murid, orang
tua/wali, maupub dari lingkungannya. Apalagi dimasa pandemi seperti ini, dimana murid
melaksanakan PJJ sehingga interaksi secara langsung antara guru dengan murid
sangat jarang. Akibatnya data yang kita kumpulkan untuk memetakan kebutuhan
belajar murid sulit kita tentukan valid atau tidaknya. Dukungan dari orang tua dan murid
untuk memberikan data yang lengkap dan benar sesuai kenyataan yang ada. Tidak
ditambahi dan juga tidak dikurangi. Orang tua dan murid harus jujur ketika guru
melakukan pemetaan kebutuhan belajar, baik elalui wawancara, angket, survey, dll.
1. Direfensiasi konten
Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada murid. Konten dapat dibedakan sebagai
tanggapan terhadapa kesiapan, minat, dan profil belajar murid maupun kombinasi dari
ketiganya.
Guru perlu menyediakan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan belajar murid.
2. Diferensiasi proses
Proses mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau memaknai apa yang
dipelajari.
Diferensiasi proses dapat dilakukan dengan cara:
c. membuat agenda individual untuk murid (daftar tugas, memvariasikan lama waktu
yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas,
3. Diferensiasi produk
Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan murid kepada
kita (karangan, pidato, rekaman, doagram) atau sesuatu yang ada wujudnya.
1. Terus belajar dan berbagi pengalaman dengan teman sejawat lainnya yang
mempunyai masalah yang sama dengan kita (membentuk Learning
Community)
2. Saling mendukung dan memberi semangat dengan sesama teman sejawat.
3. Menerapkan apa yang sudah kita peroleh dan bisa kita terapkan meskipun
belum maksimal.
Diferensiasi Konten
Diferensiasi Proses
Dalam kegiatan ini guru perlu memahami apakah murid akan belajar secara
berkelompok atau mandiri. Guru menetapkan jumlah bantuan yang akan diberikan pada
murid-murid. Siapa sajakah murid yang membutuhkan bantuan dan siapa sajakah
murid yang membutuhkan pertanyaan pemandu yang selanjutnya dapat belajar secara
mandiri. Semua hal tersebut harus dipertimbangkan dalam skenario pembelajaran yang
akan dirancang. Cara diferensiasi proses di antaranya:
Membuat agenda individual untuk murid, misalnya guru membuat daftar tugas
berisi pekerjaan umum untuk semua kelas serta daftar pekerjaan yang terkait
dengan kebutuhan individual murid. Jika murid telah selesai mengerjakan
pekerjaan umum maka mereka dapat selesai melihat agenda individual dan
pekerjaan yang dibuat khusus untuk mereka
Memfasilitasi lama waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas.
Dalam hal ini untuk memberikan dukungan bagi murid yang mengalami kesulitan
atau sebaliknya mendorong murid yang cepat untuk mengejar topik secara lebih
mendalam.
Diferensiasi Produk
Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukan pada guru.
Produk adalah sesuatu yang ada wujudnya bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil tes,
pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, dan sebagainya. Yang paling
penting produk ini harus mencerminkan pemahaman murid yang berhubungan dengan
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Diferensiasi produk meliputi dua hal yaitu memberikan tantangan atau keragaman dan
memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran
yang diinginkan. Sangat penting bagi guru untuk menentukan ekspetasi pada murid, di
antaranya menentukan: 1) kualitas pekerjaan apa yang diinginkan; 2) konten apa yang
harus ada pada produk; 3) Bagaimana cara mengerjakannya; 4) Sifat dari produk akhir
apa yang diharapkan
Apa yang kita lakukan sebagai guru untuk menciptakan lingkungan yang mendukung
pembelajaran berdiferensiasi? Pembelajaran berdiferensiasi harus dibangun dengan
“learning community” atau komunitas belajar yaitu komunitas yang semua anggotanya
adalah pembelajar. Guru akan mengembangkan murid-muridnya untuk
mengembangkan sikap-sikap dan praktik-praktik yang selalu mendukung lingkungan
belajar. Komunitas belajar yang efektif mendukung pembelajaran berdiferensiasi
adalah:
1. Setiap orang dalam kelas akan menyambut dan merasa disambut dengan
baik. Iklim ini bukan hanya dilihat dari sikap dan tindakan guru yang ramah dan
menyabut murid tetapi juga sikap yang ditunjukkan antarmurid. Ruang kelas
akan dipenuhi dengan hasil belajar murid atau berbagai hal di mama murid
berperan di dalamnya.
2. Setiap orang dalam kelas akan saling menghargai. Baik guru murid orang tua
maupun kepala sekolah akan berbagi kebutuhan, perasaan diterima, dihormati,
aman sukses dan sebagainya. Apapun perbedaan yang dimiliki mereka semua
tentu memiliki perasaan dan emosi manusia yang sama oleh karena itu dalam
kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi guru akan
membelajarkan murid muridnya untuk membedakan perasaan yang mereka
miliki terhadap apa yang dilakukan oleh seseorang dan nilai dari orang tersebut.
Guru membantu murid memecahkan secara konsruktif dan tidak akan pernah
membuat perasaan siapapun menjadi kecil.
3. Murid akan merasa aman. Aman tidak hanya secara fisik tetapi juga secara
psikis. Murid-murid yang berada dalam kelas tahu persis mereka boleh bertanya
jika membutuhkan bertanya, mengatakan tidak tahu jika tidak tahu. Mereka tahu
bahwa dalam belajar mereka dapat mengambil risiko untuk mencoba berbagai
ide-ide kreatif.