Anda di halaman 1dari 42

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pompa di dalam kehidupan sehari-hari yang kita kenal pada umumnya
menyebutkan suatu alat yang digunakan untuk memompa baik zat cair maupun
udara dinamakan pompa. Pendapat umum tersebut tidak dapat kita salahkan.
Memang dalam kenyataanya zat cair atau udara itu di pompa atau ditekan
dengan suatu atau perubahan tekanan sehingga zat cair atau udara itu mengalir
keluar. Yaitu dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Didalam pendidikan atau
lingkungan ilmu pengetahuan atau khususnya dalam bidang keteknikan bahwa
hal tersebut dibedakan yaitu untuk memompa zat cair disebut pompa sedangkan
untuk memompa udara atau gas disebut kompresor, walaupun prinsip keduanya
tidak jauh berbeda, hanya fungsinya yang berbeda. Pompa adalah semua alat
yang dapat memindahkan zat cair dari tempat satu ketempat lainya. (Gianto,
2000).
Pompa merupakan pesawat angkut untuk memindahkan cairan dari tempat
lainya. Seperti kita ketahui zat cair atau udara akan dapat mengalir apabila
terdapat perbedaan tekanan antara satu tempat dan tempat lainya. Jadi pompa
inilah pesawat yang harus membangkitkan perbedaan tekanan tersebut. Dalam
bekerjanya suatu pompa untuk menghasilkan tekanan, pompa tidak dapat
bekerja sendiri melainkan membutuhkan tenaga untuk menggerakkannya.
Tenaga penggerak pompa itu antara lain tenaga manusia untuk kecepatan
rendah, motor Listrik untuk kecepatan tinggi dan rendah, mesin uap untuk
kecepatan rendah. Semua pembangkit ini penggunaannya disesuaikan dengan
keperluan hal ini bertujuan agar tidak terjadi pemborosan waktu dan tenaga.
(Adji, 2004).
Seperti yang terjadi pada waktu taruna melaksanakan praktek darat,
terjadi kerusakan pada pompa. Dimana saat itu kapal sedang docking di PT.
Citra Bahari Shipyard pada tanggal 15 agustus 2023. Pada saat pompa sedang
dioperasikan terjadi kebocoran pada pompa pemadam. Setelah melakukan

1
2

pengecekan terjadi kerusakan pada Mechanical Seal yang mengalami


kebocoran Dimana kondisi pompa yang sudah lama dan mengalami
penyumbatan pada bagian dalam pompa yang disebabkan oleh kotoran dari air
laut. Sehingga menyebabkan pompa pemadam kebakaran tidak dapat berfungsi
secara maksimal.
Mengingat begitu pentingnya sistem dan perawatan pompa pemadam
kebakaran untuk keselamatan pelayaran, maka setiap kru mesin harus mampu
merawat dan mengamankan bahaya kebakaran yang sangat gampang terjadi.
Oleh karena itu di kapal perlu adanya sistem dan perawatan yang rutin terhadap
semua yang berhubungan dengan sistem dan perawatan pompa pemadam
kebakaran yang sangat terperinci dan terorganisasi. Perawatannya antara lain
pengecekan secara visual pada pompa dan pergantian suku cadang yang aus
atau rusak, seperti bantalan, Mechanical Seal dan impeller.
Melihat dari latar belakang pentingnya peran kerja pompa pemadam
kebakaran tersebut. Maka penulis mengambil judul Karya Tulis yaitu :
“SISTEM DAN PERAWATAN POMPA PEMADAM KEBAKARAN
PADA KAPAL TB.BLORO DI DOCK PT.CITRA BAHARI SHIPYARD
TEGAL”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah ditemukan, maka masalah dalam
penelitian ini dapat diidentifikasikan menjadi suatu fokus masalah dalam kasus-
kasus satu persatu yang sangat erat hubunganya antara satu dengan yang lain
sehingga dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Sistem Pemadam Kebakaran di Kapal TB.Bloro?
2. Bagaimana cara Perawatan Pompa Pemadam Kebakaran?
3. Bagaimana cara Memasang Mechanical Seal agar tidak terjadi kebocoran?

1.3 Tujuan Dan Kegunaan Penulisan


1. Tujuan Penulisan
Penulisan karya tulis ini, penulis berharap pembaca khususnya dapat
memperdalam pengetahuan tentang sistem dan perawatan pompa pemadam
pada kapal. Tujuan penulisan laporan kerja praktek darat ini untuk
3

mengetahui:
a. Untuk mengetahui kinerja dari sistem pemadam kebakaran dan dapat
menggunakannya dengan baik apabila terjadi kebakaran di kapal.
b. Untuk melakukan perawatan secara rutin agar pompa pemadam
kebakaran bisa digunakan dengan baik dan tidak terjadi hal yang tidak
diinginkan di kapal.
c. Untuk mengetahui cara memasang mechanical seal agar tidak terjadi
kebocoran.
2. Kegunaan Penulisan
Kegunaan penulisan yang dilakukan terhadap sistem dan perawatan
pompa pemadam kebakaran secara tidak langsung akan menimbulkan
masalah-masalah yang berkaitan dengan pompa tersebut. Kegunaan dari
penulisan ini antara lain:
1. Kegunaan penulis secara teoritis
1) Dapat mengembangkan ilmu pengetahuan penulis pada pembaca
khususnya tentang perawatan pompa pemadam kebakaran yang
berhubungan dengan sistem pemadam pada kapal.
2) Dapat memberikan motivasi kepada para masinis dan crew
mesin agar lebih memahami dengan baik perawatan pompa
pemadam kebakaran.
2. Kegunaan penulis secara praktis
1) Sebagai Salah satu syarat untuk menempuh program diploma
tiga di Universitas Maritim AMNI Semarang.
2) Tambahan referensi untuk melakukan perawatan dan
mengetahui masalah yang sering terjadi pada pompa pemadam
kebakaran.

1.4 Sistematika Penulisan


Untuk memudahkan penulisan dalam membahas permasalahan yang taruna
amati, maka sangat diperlukan sistematika penulisannya. Di dalam sistematika
penulisan Karya Tulis ini terdapat beberapa bagian-bagian yang menjadi
4

pelengkap dari suatu Karya Tulis, diantaranya yaitu:


BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam Bab ini taruna menjelaskan mengenai uraian dan penjelasan latar
belakang masalah yang melandasi taruna mengangkat permasalahan pentingnya
perawatan pada pompa pemadam kebakaran kapal. Rumusan masalah yang ada
pada fakta dari pengamatan taruna selama praktek di PT. Citra Bahari Shipyard.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang digunakan untuk
landasan teoritis dan yuridis yang akan digunakan oleh penulis sebagai bahan
pembahasan judul dari penulisan, tinjauan pustaka , definisi operasional serta
kerangka pikir penulisan yang berasal dari jurnal maupun media online yang
dianggap penting.
BAB 3 METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam bab ini menjelaskan tentang metode pengumpulan data dengan cara
pengamatan dan wawancara yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana
cara mengumpulkan data, siapa sumbernya dan alat yang digunakannya.
BAB 4 PEMBAHASAN DAN HASIL
Pada bab ini membahas tentang gambaran umum mengenai Sejarah umum
PT. Citra Bahari Shipyard, Visi dan Misi perusahan PT. Citra Bahari Shipyard,
struktur organisasi Perusahaan, serta pembahasan mengenai pentingnya
perawatan pada pompa pemadam kebakaran kapal, mengetahui faktor penyebab
tidak maksimalnya kinerja pompa pemadam, mengetahui sistem dan perawatan
pompa pemadam kebakaran pada kapal, berikutnya terdapat dua pembahasan
yautu pembahasan dan hasil. Tahap pembahasan dan hasil Karya Tulis ini
merupakan titik puncak dari sebuah laporan akhir Karya Tulis, hal ini
dikarenakan pada bagian ini seluruh rumusan masalah maupun tujuan akan
terjawab.
BAB 5 PENUTUP
Penutup karya tulis berisi beberapa kesimpulan yang dirangkum oleh
penulis Karya Tulis ini serta saran yang akan penulis sertakan yang ditujukan
kepada suatu Perusahaan atau tempat.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pompa


Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu
cairan dari satu tempat lain dengan cara menaikan tekanan cairan tersebut.
Kenaikan tekanan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan
pengaliran. Hambatan-hambatan pengaliran itu dapat berupa perbedaan
tekanan, perbedaan ketinggian atau hambatan gesek. Pada prinsipnya
mengubah energi mekanik motor menjadi energi aliran cairan. Energi yang
diterima oleh fluida akan digunakan untuk menaikan tekanan dan mengatasi
tahanan-tahanan yang terdapat pada saluran yang dilalui. (Mustain, 2020).
Pompa adalah suatu alat atau mesin untuk memindahkan cairan dari
satu tempat ketempat lain melalui suatu media perpipaan dengan cara
menambah energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung secara terus
menerus. Pompa sentrifugal termasuk salah satu jenis pompa pemindah non
positif yang prinsip kerjanya mengubah energi kinetis cairan menjadi energi
potensial melalui suatu impeller yang berputar di dalam casing kedalam
pompa tekanan dinamis. (Iwan, 2014).
2.2 Klasifikasi Pompa
Pompa dibagi menjadi 2 kategori utama yaitu: perpindahan dinamis dan
perpindahan positif, Berikut adalah tabel penjelasanya.

Gambar 1. Klasifikasi Pompa Menurut Prinsip Operasi.


Sumber: https://media.neliti.com/media/publications/177037-ID-analisa-
kebutuhan-jenis-dan-spesifikasi

5
6

1. Pompa pemindah positif ( positive displacement pump)


Menurut Srinivasan, (2008), pompa perpindahan positif adalah jenis
pompa yang fluidanya ditekan oleh elemen-elemen didalam pompa dengan
volume tertentu sehingga akan menghasilkan tekanan untuk mengalirkan
fluida.

Gambar 2. Positive Displacement Pump


Sumber: https://vacuumpump.co.id/blog/positive-displacement-pump
Prinsip dasar dari pompa ini adalah memanfaatkan ruang tertutup yang
bergerak bolak - balik atau berputar untuk menarik cairan ke dalam ruang
tersebut dan mendorongnya keluar dengan tekanan yang tinggi.
Keunikan utama dari positive displacement pump adalah bahwa pompa
ini menggerakan cairan dalam volume yang tetap atau terukur setiap kali
siklus berkurang, tidak seperti pompa sentrifugal yang mengalirkan secara
kontinyu dengan laju yang bervariasi.
Yang termasuk dalam kelompok pompa pemindah positif antara lain:
a. Pompa Reciprocating
1). Pompa torak
b. Pompa rotari
1). Pompa vane
2). Pompa screw
3). Pompa roda gigi
2. Pompa kerja dinamis (non positive displacement pump)
Menurut Srinivasan, (2008) rotodynamic pump adalah jenis pompa yang
bekerja dengan transfer yang diperoleh dari putaran bagian pompa dan
7

dinamika aliran. Impeller atau kipas yang berputar menjadi kunci utama
sebagai bagian yang bersentuhan dengan fluida dan menciptakan tenaga
kinetik untuk mengalirkan secara kontinyu.

Gambar 3. Non Positive Displacement dynamic


Sumber:
https://www.brkjfa.buzz/ProductDetail.aspx?iid=657622388&pr=62.88
Yang termasuk dalam kelompok pompa kerja dinamis antara lain:
a. Pompa aliran khusus
Menurut Srinivasan, (2008) pompa aliran khusus terdiri dari
jet pump dan hydraulic ram. Untuk jet pump, proses kerjanya
berlangsung menyerupai prinsip kerja ejector, yaitu cairan masuk
dengan total head yang tinggi dan debit rendah dan debit yang
tinggi dengan bantuan aliran udara yang dihembuskan. Sedangkan
pompa hydraulic ram melakukan perubahan karakteristik dari
aliran masuk dengan total head rendah dan debit tinggi menjadi
aliran keluar yang memiliki total head tinggi dengan debit rendah.
b. Pompa sentrifugal
Salah satu jenis pompa kerja dinamis adalah pompa sentrifugal
yang prinsip kerjanya mengubah energi kinetik (kecepatan)
cairan menjadi energi potensial melalui satu impeller yang
berputar dalam casing. gaya sentrifugal yang timbul karena
adanya Gerakan sebuah benda atau partikel melalui lintasan
lengkung.
Pompa sentrifugal merupakan pompa kerja dinamis yang
paling banyak digunakan karena mempunyai bentuk yang
8

sederhana dan harga yang relatif murah. Keuntungan pompa


sentrifugal dibandingkan jenis pompa perpindahan positif adalah
Gerakan impeller yang kontinyu menyebabkan aliran tidak
berputar, keandalan operasi tinggi disebabkan Gerakan elemen
yang sederhana dan tidak adanya kutup-kutup, kemampuan untuk
beroperasi pada putaran tinggi, yang dapat dikopel dengan motor
Listrik, motor bakar atau turbin uap ukuran kecil sehingga hanya
membutuhkan ruang yang kecil, lebih ringan dan biaya instalasi
ringan, harga murah dan biaya perawatan murah.

Gambar 4. Pompa Sentrifugal


Sumber: https://vacuumpump.co.id/blog/pompa-sentrifugal
Manfaat dari pompa dengan prinsip gaya sentrifugal ini
memiliki peran yang besar dalam memudahkan kehidupan manusia,
salah satunya di bidang industri. Secara umum, manfaat utama dari
pompa ini adalah memindahkan cairan atau cairan dari satu tempat
menuju ke tempat lainya. Berikut ini, manfaat penggunaan ini dalam
industri perkapalan untuk mempercepat proses kerja di atas.
2.3 Macam-Macam Pompa
1. Pompa Sentrifugal
Sebuah pompa sentrifugal tersusun atas sebuah impeller dan saluran
inlet di Tengah-tengahnya. Dengan desain ini maka pada saat impeller
berputar, fluida mengalir menuju casing disekitar impeller sebagai
akibat dari gaya sentrifugal. Casing ini berfungsi untuk menurunkan
kecepatan aliran fluida dikonversikan menjadi tekanan oleh casing
sehingga fluida dapat menuju titik outletnya. Beberapa keuntungan dari
9

penggunaan pompa sentrifugal yakni aliran yang halus (smooth) di


dalam pompa dan tekanan yang seragam pada dischsrge pompa, biaya
rendah, serta dapat bekerja pada kecepatan yang tinggi sehingga pada
aplikasi selanjutnya dapat dikoneksikan langsung dengan turbin uap
dan motor elektrik.

Gambar 5. Pompa Sentrifugal


Sumber : https://transform-mpi.com/training-tentang-centrifugal
2. Pompa Ulir
Pompa ulir adalah pompa perpindahan positif yang dapat dibangun
dengan beberapa ulir. Ulir ini disambungkan untuk menekan cairan dan
memindahkanya ke dalam sistem. Ulir dalam beberapa pompa
mengambil cairan dan mendorong keluar dari permukaan lain sambil
meningkatkan tekananya.
Konstruksi pompa ulir konsisten dan mudah dibuat. Memiliki tiga
spindle ulir Dimana satu ulir adalah driver dan dua ulir lainnya
digerakan. Ulir ini memiliki jarak bebas yang baik di antara ulir tersebut
dan bertanggung jawab atas pemompaan cairan. Pasokan cairan ke ulir
diberikan ke seluruh motor.

Gambar 6. Pompa Ulir


Sumber : https://www.google.com/amp/s/id.made-in-
china.com/amp/co_jsyljx/product_G-Series-Sing
10

3. Pompa Rotary
Pompa rotary adalah pompa yang menggerakan fluida dengan
menggunakan prinsip rotasi. Vakum terbentuk oleh rotasi dari pompa
dan selanjutnya menghisap fluida masuk. Keuntungan dari tipe ini
adalah efesiensi yang tinggi karena secara natural mengeluarkan udara
dari pipa alirannya, dan mengurangi kebutuhan pengguna untuk
mengeluarkan udara tersebut secara manual. Bukan berarti pompa jenis
ini tanpa kelemahan, karena sifat alminya maka clearence antara sudu
putar dan sudu pengikutnya harus sekecil mungkin, dan mengharuskan
pompa berputar pada kecepatan yang rendah dan stabil. Apabila pompa
bekerja pada kecepatan yang terlalu tinggi, maka fluida kerjanya justru
dapat menyebabkan erosi pada sudu-sudu pompa.

Gambar 7. Pompa Rotary


Sumber : https://www.anugrahciptaenergy.com/product/pompa-
4. Pompa Roda Gigi
Pompa roda gigi adalah jenis pompa positive yang memindahkan
cairan dengan berulang kali menutup volume tetap menggunakan roda
gigi atau roda gigi yang saling mengunci, mentrasferkanya secara
mekanis menggunakan aksi pemompaan siklik. Ini memberikan aliran
pulsa-halus mulus sebanding dengan kecepatan rotasi gir-nya.
Pompa roda gigi menggunakan aksi memutar roda gigi atau roda gigi
untuk mentransfer cairan. Elemen berputar mengembangkan segel cair
dengan casing pompa dan menciptakan hisap di inlet pompa. Cairan
yang ditarik ke pompa, tertutup di dalam rongga roda gigi yang berputar
dan dipindahkan ke pembuangan. Ada dua roda gigi yaitu : eksternal
dan internal.
11

Gambar 8. Pompa Roda Gigi


Sumber : http://dhevilsmechanic.blogspot.com/2020/11/gear-pump-
5. Pompa Torak
Pompa torak mengeluarkan cairan dalam jumlah yang terbatas
selama pergerakan torak sepanjang langkahnya. Volume cairan yang
dipindahkan selama satu Langkah torak akan sama dengan perkalian
luas torak dengan Panjang Langkah. Menurut cara kerjanya pompa
torak dapat dikelompokan dalam kerja Tunggal dan kerja ganda
sedangkan menurut jumlah silinder yang digunakan, dapat
dikelompokan dalam pompa torak silinder Tunggal dan pompa torak
silinder banyak. Untuk pompa torak kerja Tunggal dan silinder
Tunggal, aliran cairan terjadi sebagai berikut. Bila batang torak dan
torak bergerak keatas, zat cair akan terhisap oleh katup hisap disebelah
bawah dan pada saat yang sama cairan yang ada di sebalah atas torak
akan terkempakan keluar. Jika torak bergerak kebawah katup hisap
akan tertutup dan katup kempa akan terbuka sehingga cairan tertekan
keatas torak melalui katup kempa. Dengan Gerakan ini maka akan
terjadi kerja hisap dan kerja kempa secara bergantian. Aliran cairan
yang dihasilkan terputus-putus. Cara kerja pompa torak kerja ganda
pada prinsipnya sama dengan cara kerja pompa torak kerja Tunggal,
tetapi pada pompa torak kerja ganda terdapat dua katup hisap dan dua
katup kempa masing-masing bekerja secara bergantian. Sehingga pada
saat yang sama terjadi kerja hisap dan kerja kempa.
12

Gambar 9. Pompa Torak


Sumber : https://www.kompasiana.com/wendynovianto.com/54f
2.4 Komponen Utama Pompa Sentrifugal
Secara umum pompa sentrifugal tersusun atas beberapa bagian penting
yaitu:
a. casing
Komponen pompa sentrifugal pertama yang dikenal adala casing dari
pompa ini. Desain yang dimilikinya cukup unik karena memiliki bentuk
seperti diffuser dengan impeller pompa yang mengelilinginya. Untuk
diffuser ini kerap dikenal dengan volute casing. Fungsi dari deffuser ini
sendiri untuk menurunkan kecepatan aliran dari fluida yang akan masuk ke
pompa. Dengan sisi outlet pompa, bentuk dari volute casing ini cukup unik
yaitu corong dengan fungsi mengkonversikan sebuah energi kinetic
menjadi energi tekanan.

Gambar 10. Casing


Sumber: http://id.modopumpcn.com/news/pump-casings-type-
56605967.html
Fungsi dari diffuser ini sendiri adalah untuk menurunkan kecepatan
aliran dari fluida yang akan masuk kedalam pompa. Dengan sisi outlet
13

pompa, bentuk dari volute casing ini cukup unik yaitu corong dengan fungsi
mengkonversikan sebuah energi kinetik menjadi sebuah tekanan.
Tekanan tersebut bisa diturunkan kecepatanya maupun tekananya yang
dinaikan. Dengan begitu akan membantu proses penyeimbangan pada
tekanan hidrolik yang ada di shaft pompa.
b. Impeller
Terdapat juga bagian untuk berputar pada bagian pompa sentrifugal ini
yang dinamakan dengan impeller. Fungsi yang dimiliki dari impeller ini
sendiri adalah proses transfer pada energi putaran motor ke fluida yang
dipompa. Dengan begitu jalan akselerasinya bisa dari Tengah ke sisi luar
impeller.

Gambar 11. Impeller


Sumber https://ilmu.adhi.co.id/course/info.php?id=1654&lang=id
Desain yang dimiliki impeller ini sebenarnya akan disesuaikan dengan
kebutuhan tekanan. kesesuaian sistem, serta kecepatan aliran yang
dibutuhkan. Oleh sebab itu, modifikasi desain impeller yang tepat akan
membuat performa dari pompa menjadi lebih baik.
c. Poros
Terdapat bagian pompa sentrifugal yang digunakan untuk transmisi
putaran dari sumber gerak. Contohnya saja motor Listrik ke pompa. Dan
bagi yang menggunakanya wajib untuk mengetahui pompa sentrifugal ini
bekerja pada titik efisiensi.
14

Gambar 12. poros


Sumber: https://docplayer.info/amp/53325269-Bab-ii-tinjauan-
pustaka.html
Dengan begitu akan terlihat gaya bending porosnya sangat
sempurna. Kemudian akan dilanjutkan dengan pendistribusian ke
seluruh bagian impeller di pompa sentrifugal tersebut.
d. Bearing
Bagian pompa yang berfungsi sebagai penahan pada posisi rotor relatif
pada stator disebut sebagai bearing. Namun untuk posisinya sendiri akan
disesuaikan dengan jenis bearing yang digunakan.

Gambar 13. bearing


Sumber: https://www.pngwing.com/id/free-png-dwfkt
Biasanya untuk bearing yang digunakan pada pompa adalah journal
bearing. Fungsi yang dimilikinya adalah menahan gaya berat maupun gaya
searah. Ada juga thrust bearing yang memiliki fungsi dalam menahan gaya
aksial pada poros pompa.
e. Kopling
Salah satu bagian yang berfungsi untuk bisa menghubungkan dua start
adalah kopling. Pada kopling sendiri memiliki poros penggerak dan yang
lainya yaitu poros yang digerakan. Biasanya desain sistem pompa akan
15

mempengaruhi jenis kopling apa yang akan digunakan.


Struktur kopling ini biasanya sederhana dan mudah dioperasikan, serta
dapat menjaga kecepatan kedua poros tetap sama, kopling juga berfungsi
sebagai pelindung Ketika beban berlebih.

Gambar 14. Kopling


Sumber: https://trademall.id/product/fleksibel-kopling-flexible-coupling-fcl-
355-2/
Untuk macam-macam kopling yang ada di pasaran seperti kopling
fleksibel, kopling rigid, grip kopling, dan gear kopling.
f. Mechanical Seal
Sistem packing yang ada pada pompa adalah berfungsi untuk
membungkus pompa itu sendiri. Dengan begitu pompa akan terhindar
dari kebocoran fluida yang bisa saja terjadi pada sisi perbatasan pada
bagian pompa yang berputar pada porosnya. Mechanical seal di
desain agar dapat dilepas agar mudah dalam penggantian dan
perawatan, sifat mechanical seal selalu bergesekan sehingga cepat
rusak atau aus. Masalah akan muncul Ketika sudah aus maka akan
terjadi kebocoran pada mechanical seal.

Gambar 15. Mechanical Seal


Sumber: : https://mechanicalengineeringsite.com/mechanical-seal-vs-
gland-packing/amp/
16

g. Sistem Lubrikasi
Sistem lubrikasi memiliki fungsi untuk pengurangan koefisien gesek pada
dua permukaan. Dengan begitu akan mengurangi resiko keausan yang bisa
saja terjadi pada pompa ini.

Gambar 16. lubrikasi


Sumber: https://rakhman.net/ilmu-pengetahuan/bagian-pompa-
sentrifugal/
Untuk letaknya sendiri sistem lubrikasi bisa ditemukan pada bearing
selain itu untuk sistem lube oil yang dimiliki atau tipe grease tinggal
disesuaikan dengan desain pompa sentrifugal yang akan digunakan.
2.5 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal bekerja berdasarkan prinsip gaya sentrifugal yaitu
bahwa benda yang bergerak secara melengkung akan mengalami gaya yang
arahnya keluar dari titik pusat lintasan yang melengkung tersebut. Besarnya
gaya sentrifugal yang timbul tergantung dari massa benda, kecepatan gerak
benda, dan jari-jari lengkung lintasanya. Berikut adalah cara kerja pompa
sentrifugal:
1. Impeller Berputar
Dinamo atau motor dihidupkan oleh energi Listrik agar bisa memutar
poros yang terhubung ke impeller, selain motor, impeller juga bisa
digerakan oleh mesin berbahan bakar bensin.
2. Air Masuk Ke Pompa
Ketika impeller berputar, air pada bagian Tengah impeller ( mata
impeller) akan ikut berputar dan terlempar keluar. Setelah itu, air akan
digantikan dengan air baru yang masuk melalui saluran hisap.
17

Kondisi ini membuat tekanan pada bagian Tengah impeller mengecil


(bernilai negatif). Bahkan lebih rendah dari tekanan atmosfer luar yang
kita rasakan setiap hari (p<patm). Tekanan yang sedemikian kecil
membuat air terhisap, dengan kata lain terdorong masuk oleh tekanan
atmosfer. Proses ini terjadi terus menerus selama impeller beroperasi
dengan baik.
Untuk menciptakan kondisi hisap seperti diatas, air harus tersedia
dalam impeller sejak awal, bahkan saat pompa dimatikan atau sebelum
dinyalakan. Fungsinya sebagai pancingan agar tekanan dalam mata
impeller betul-betul kecil. Sekiranya tidak ada air (hanya udara), maka
tekananya tidak akan cukup untuk menghisap air.
3. Perubahan Energi Mekanik Ke Kinetik
Putaran impeller membuat air di sekelilingnya juga ikut berputar dan
memberikan gaya sentrifugal ke partikel air. Akibatnya air bergerak
keluar dengan kecepatan dan tekanan yang lebih besar inilah salah satu
indikasi bahwa energi kinetik pada air berasal dari energi mekanik
impeller.
4. Desain Khusus Casing Pompa Sentrifugal
Air yang telah bertambah kecepatan dan tekanan pada poin 3,
kemudian mengalir dalam saluran yang luas penampangnya semakin
besar (volute/diffuser). Desain khusus ini dibuat dengan tujuan tertentu
yaitu menurunkan kecepatan sementara menambah tekanan pada aliran
air. Inilah salah satu pengaplikasian hukum Bernoulli tekanan berbanding
terbalik dengan kecepatan aliran fluida. Saluran ini juga bisa disebut
sebagai saluran tekan yang bertujuan untuk menaikan tekanan fluida
dengan menurunkan kecepatan alirannya.
5. Fluida Keluar melalui Discharge nozzle
Di dalam Discharge nozzle ini Sebagian head kecepatan alirannya
menjadi head tekanan. untuk kemudian disalurkan. Air yang keluar
diharapkan memiliki tekanan yang cukup untuk bisa mengalir mengatasi
hambatan. Contoh hambatan adalah ketinggian, dan jarak
BAB 3
METODE PENGUMPULAN DATA

3.1 Pengertian Metode Penelitian


Metode penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan
prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin. Metodologi juga
merupakan analisis mengenai suatu cara atau metode (Sugiyono, 2018).
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
pengumpulan data penelitiannya (Arikunto, 2017). Berdasarkan
pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa metode penelitian adalah cara
yang dipergunakan untuk mengumpulkan data yang di perlukan dalam
penelitian.
1. Jenis dan Sumber Data
Sehubungan dengan penelitian ini, maka dibutuhkn sumber data
dalam menunjang pembahasan ini adalah:
a. Data primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung
dari sumber asli atau pihak pertama. Data primer dalam penulisan ini
berupa pengamatan terhadap sistem perawatan pompa pemadam
kebakaran Di PT. Citra Bahari Shipyard yang dilaksanakan pada saat
praktek darat (Prada) saat itu Perusahaan sedang ada kapal TB.BLORO
yang sedang perbaikan. Sehingga penulis dapat mengamati bagaimana
cara perawatan pompa pemadam kebakaran di kapal tersebut.
Sedangkan wawancara dilakukan dengan interview secara langsung
kepada bapak Suparno sebagai KKM dan bapak Daryanto sebagai
Masinis III.
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu data penelitian yang diperoleh secara tidak
langsung atau melalui media perantara. Data sekunder dalam penelitian
ini berupa dokumen yang berhubungan dengan perawatan pompa
pemadam kebakaran. Penulis mengambil data untuk penulisan karya

18
19

tulis ini dari manual book, dan referensi dari jurnal dan internet.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Melakukan penelitian, peneliti membahas dan menjabarkan
permasalahan yang peneliti lihat dan juga peneliti alami selama menjalani
praktek darat (Prada) di PT. CITRA BAHARI SHIPYARD, dengan nama
kapal TB. BLORO milik PT. Perusahaan Pelayaran Rusianto Bersaudara.
Penelitian ini dibuat berdasarkan pengalaman selama melaksanakan prada,
selama 4 bulan di PT. CITRA BAHARI SHIPYARD. Dimulai pada
tanggal 1 Agustus 2023 sampai tanggal 30 november 2023. Dengan itu
penulis menggunakan Teknik pengumpulan data dengan tata cara tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Metode pengamatan (Observasi)
Observasi Merupakan Teknik pengumpulan data yang mempunyai
ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan Teknik yang
lain.(Sugiyono, 2018). Sebelum dilakukan pengamatan, terlebih
dahulu harus mempersiapkan pengetahuan teori-teori, gejala-gejala
atau kerusakan pada sistem dan perawatan pompa pemadam
kebakaran, perawatan dan perbaikannya berdasarkan apa yang di
dapat penulis selama melaksanakan Praktek Darat. Dalam pengamatan
tidak hanya tentang apa kerusakan pada media, akan tetapi juga harus
dilakukan hal-hal apa saja yang mungkin menjadi penyebabnya
kerusakan pada komponen pompa pemadam kebakaran. Tujuan
peneliti mengadakan Observasi adalah agar mengerti akan keadaan
objek yang dijadikan topik yaitu pompa pemadam kebakaran secara
menyeluruh dan langsung, untuk memberi keterangan-keterangan
yang diperoleh dengan keadaan yang sebenarnya terjadi.
2. Metode Wawancara (Interviewing)
Metode ini menghendaki adanya komunikasi langsung antara
penulis dengan bapak Suparno sebagai KKM dan bapak Daryanto
sebagai Masinis ll. Wawancara ini menggunakan metode terstruktur
yang sudah disiapkan oleh penulis. Hal ini dilaksanakan penulis dalam
20

berbagai kesempatan. Dalam penulisan ini wawancara dilaksanakan


setelah melakukan observasi. Wawancara dilakukan dalam hal ini
yang diwawancarai yaitu:
a. Pertanyaan kepada KKM yang berhubungan dengan peran ataupun
tanggung jawab sewaktu bekerja diatas kapal.
b. Pertanyaan kepada Masinis III yang berhubungan dengan cara
perawatan pompa pemadam kebakaran yang baik dan benar.
c. Pertanyaan Kepada Kepala kerja atau crew PT. CITRA BAHARI
SHIPYARD tentang sistem dan perawatan pompa pemadam
kebakaran.
3. Metode Kepustakaan (Library Research)
Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengadakan
pembelajaran terhadap melihat atau membaca catatan yang mengenai
sistem dan perawatan pompa pemadam kebakaran, buku-buku pada
manual book dan beberapa artikel dan jurnal yang berhubungan
dengan karya tulis ini yaitu:
a. Optimalisasi Sistem Perawatan Pompa Sentrifugal. (Iwan 2014).
Berdasarkan hasil penelitian pompa sentrifugal membutuhkan daya
164,34 watt. Sistem perawatan yang dilakukan routin maintenance,
predicitive maintenance, prenventive maintenance dan trouble
shooting pada pompa yaitu: pump fails to start, bearing is
Overloaded dan pump vibrates.
b. Analisa Kerusakan Pompa Sentrifugal (Hariady, 2014). Dari hasil
penelitian vibrasi tinggi dipicu oleh kavitasi dan korosi pada pompa
yang menyebabkan un-balance rotor akibat terklupasnya lapisan
coating pada impeller dan endapan lumpur pada suction pompa.
c. Analisis Kegagalan Impeller Penyebab Kerusakan Pompa. (Sutarjo
2017). Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa kerusakan
impeller pompa karena kehadiran unsur korosif dalam air laut. Yang
tentunya berhubungan dengan masalah yang dibahas untuk
21

memperoleh landasan teori yang akan digunakan dalam pembahasan


nantinya.
3.3 Analisis Data
Analisis data adalah Menyusun data agar dapat ditafsirkan dan
diketahui, Analisa dikerjakan sejak mengumpulkan data dan dilakukan
secara intensif setelah pengumpulan data selesai. Analisa data
merupakan bagian yang penting dalam metode ilmiah, karena dengan
Analisa data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam
memecahkan masalah penelitian. Data mentah yang telah dikumpulkan
perlu dipecah dalam kelompok-kelompok, diadakan kategorisasi,
sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah.
Dalam penulisan ini, penulis menggunakan Analisa data sebagai berikut
yaitu:
1. Reduksi Data
Reduksi dapat didefinisikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian serta penyederhanaan dari data kasar yang muncul dari
catatan tertulis dilapangan.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang telah
tersusun secara terpadu dan mudah dipahami yang memberikan
kemungkinan adanya penarik kesimpulan dan mengambil Tindakan.
3. Menarik Kesimpulan
Menarik kesimpulan merupakan kemampuan seorang penulis dalam
menyimpulkan berbagai temuan data yang diperoleh selama proses
penulisan berlangsung.
Dari data-data yang diperoleh dari pengamatan yang telah dilakukan
sebelumnya. Penulis menganalisa data tersebut sehingga dapat
diperoleh pembahasan mengenai masalah-masalah yang didapat,
kemudian dari pembahasan masalah tersebut dapat diambil
kesimpulanya.
BAB 4
PEMBAHASAN DAN HASIL

4.1 Gambaran Umum Obyek Pengamatan

Obyek pengamattan adalah bahan permasalahan yang terdapat


pada suatu penelitian yang akan dikupas atau dibahas lebih terperinci
pada Analisa penelitian. Untuk memudahkan dalam menganalisa data
penulisan, maka peneliti menyajikan data-data penulisan kedalam
gambaran obyek penelitian. Berikut data-data penulisan mengenai
obyek yang ditulis oleh penulis:
1. Sejarah Umum PT. Citra Bahari Shipyard

PT. Citra Bahari Shipyard didirikan pada tahun 2000 diwilayah


Pantai Utara Jawa Tengah, tepatnya di Kota Tegal. PT. Citra Bahari
Shipyard bergerak dibidang perawatan dan pembangunan kapal.
Seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan kapal dikuasai sepenuhnya
oleh PT. Citra Bahari Shipyard, mulai dari replating, sandblasting,
pengecatan (painting), perawatan propeller dan kemudi, overhaul
mesin dan lainnya. PT. Citra Bahari Shipyard (CBS) memiliki 2
(dua) lokasi galangan/ dock yang memiliki fungsi untuk perawatan
(maintenance) dan perbaikan (repair) serta pembangunan kapal
(ship building).
Lokasi Dok satu, beralamat di Jl. Raya Tegal-Pemalang, km :
10, Ds. Maribaya,, Kabupaten Tegal. Dengan luas area +/- 2,5 HA,
mampu menangani perawatan dua kapal tongkang 300 feet,
pembuatan satu kapal SPOB dan pembuatan dua Tug Boat serta
perbaikan dua kapal cargo. Semuanya dikerjakan dan diselesaikan
tepat pada waktunya dalam menjalankan operasinya.

22
23

Gambar 17. Galangan PT. Citra Bahari Shipyard

Sumber: Penulis
PT. Citra Bahari Shipyard menggunakan Sistem balon udara
(Airbags System). Dengan menggunakan puluhan Airbag ini sebuah
tongkang ataupun kapal cargo akan dinaikan ke daratan. Lokasi
Dock dua, beralamat di Jl. Jawa, No.28, Komplek Wisata Pantai
Alam Indah, Kec. Mintaragen, Kota Tegal Jawa Tengah, dengan luas
area +/- 3000 M. Dock kedua dari PT Citra Bahari Shipyard
menggunakan system dock Tarik (Slipway System) untuk menaik-
turunkan kapal. Jenis kapal yang dikerjakan dalam dock dua ini
antara lain jenis Tug Boat, kapal cargo, LCT.
Dengan dukungan tenaga ahli yang berpengalaman dan handal
PT. Citra Bahari Shipyard siap menerima segala pekerjaan yang
berkaitan dengan kapal dan diselesaikan dengan waktu yang tepat
pula. Dalam operasinya menggunakan peralatan dan perlengkapan
yang handal guna menunjang kualitas docking dan pembuatan kapal
baru. Diantaranya :
a. Mobil crane

b. Mobil forklift

c. Mesin pres

d. Mesin potong CNC

e. Travo las
24

f. Mesin sand blasting

g. Mesin cat

h. Tug boat
2. Visi dan Misi Perusahaan

Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, PT. Citra Bahari


Shipyard perlu memiliki pedoman dalam menjalankan usahanya.
Pedoman usaha yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Visi

Demi wewujudkan galangan kapal terbaik dan tanggung PT.


Citra Bahari Shipyard mempunyai visi sebagai berikut :
1) Menjadi perusahaan galangan kapal yang efektif dan efisien

2) Menjadi perusahaan galangan kapal yang dapat menjadi andalan


bagi pemilik kapal diindonesia
b. Misi

Agar pelaksanaanya tercapai dan sukses maka PT. Citra Bahari


Shipyard membawa misi sebagai berikut :
1) Melaksanakan pengusahaan sektor perkapalan dengan
berwawasan lingkungan, sehat dan mengutamakan keselamatan
serta keunggulan yang memberikan nilai tambah bagi pemangku
kepentingan.
2) Menjadi entitas bisnis yang memiliki reputasi tinggi yang dikelola
secara professional, focus dan memiliki keunggulan kompetitif
dengan menggunakan teknologi dan peralatan yang modern,
sehingga memberi nilai tambah lebih kepada para pelanggan,
pekerja dan masyarakat luas.
25

3. Struktur Organisasi Perusahaan

DIREKTUR
H. ABDULLAH

MANAGER PRODUKSI MANAGER


M.HATIBI KEUANGAN
SYAMSU HIDAYAT

LEADER SUPERVISOR
MACHINING SERVICE ADMINISTRASI
Ir. SUKIYAT SUBAGYO S. KANTOR
EKO SISWANTO

TEKNISI
LAPANGAN
ADMINISTRASI
GUDANG
M. ARIEF
OPERATOR
LAPANGAN

Tabel 1. Struktur organisasi PT.Citra Bahari Shipyard


Sumber : PT. Citra Bahari Shipyard
26

4. Ships Particular TB. BLORO 3

Name of the ship : BLORO 3

IMO 8899457

Vessel type : Tug boat

Operating status : Active

Flag : Indonesia

Gross Tonnage : 186 tons

Length : 26.5 m

Breadth :8m

Year of build 1995

Builder : SAMARINDA, INDONESIA


Sumber : Dokumentasi TB. Bloro 3
5. Crew list TB. BLORO 3

Tabel 2. Crew list TB. Bloro 3

NO NAMA JABATAN IJAZAH LAUT


1 HAFID ASROFI MASTER ANT II
2 ARISOL PUJIONO CHIEF OFFICER ANT III
3 M IMRAN SECOND OFFICER ANT IV
4 SUPARNO CHIEF ENGINEER ATT III
5 DARYANTO SECOND ENGINEER ATT IV
6 JUNAIDI COOK RATING
7 RUDI EKA SUSANTO BOSUN RATING
8 SARWO EDI AB 1 RATING
9 SUDARMANTO OILER RATING
Sumber : Dokumentasi TB. Bloro 3
27

4.2 Pembahasan

1. Sistem Pemadam Kebakaran Di Kapal TB. Bloro

Penggunaan air sebagai media pemadam kebakaran


diperuntukan bagi semua kebakaran kapal, kecuali kebakaran yang
ditimbulkan dari Batubara atau minyak. Sistem pipa pemadam
kebakaran dikapal ini dipusatkan disuatu ruangan kapal dan pipa-
pipa ini menggunakan pipa galvanis yang berdiameter 50 mm
sampai 100 mm. pipa induk kebakaran terbentang disepanjang
lambung kapal dan di perlengkapi dengan hydrant

Tiap jarak tidak kurang dari 20 meter. Saluran selang kanvas


dihubungkan dengan hydrant dan diujung selang kanvas dipasang
nozzle penyemprot air.
Sistem pemadam kebakaran menyuplai air laut pada tekanan
tinggi. Air laut merupakan salah satu alat pemadam kebakaran pada
kapal yang memiliki suplai yang sangat besar, air laut dapat
diaplikasikan secara stream atau spray yang disesuaikan dengan
kondisi kebakaran yang terjadi dan air laut merupakan alat
pendingin Dimana dapat menghalangi material yang mudah
terbakar untuk memperlambat penyebaran api di kapal, serta
memproteksi personil pemadam kebakaran. Minimal dua buah
pompa pemadam kebakaran harus disediakan. Perencanaan
peletakan pompa pemadam kebakaran diletakan bersamaan dengan
lokasi sumber air yaitu seachest ataupun sumber daya untuk
menggerakan pompa.
Untuk head pompa pemadam kebakaran juga harus mampu
mensuplai menuju high fireplugs di tempat tertinggi dari
superstructure. Untuk letak dari fireplugs harus diletakan ditempat
Dimana dapat diakses dengan mudah oleh crew Ketika kapal sedang
28

beroperasi, dengan jarak minimal 50 ft. komponen utama pada


sistem pemadam kebakaran adalah sebuah pompa sentrifugal yang
dioperasikan pada tekanan yang tinggi untuk menghasilkan
penyebaran air yang efektif. Komponen utama lain adalah
rancangan sistem perpipaan pada kapal ke semua komponen yang
terdapat pada sistem pemadam kebakaran di desain berdasarkan
ukuran kapal, tipe kapal, serta fungsi dari kapal itu sendiri. Aplikasi
dari sistem perpipaan pada umumnya didesain secara tidak
langsung untuk perlindungan terhadap kebakaran dan harus
dipastikan bahwa sistem ini dapat beroperasi Ketika keadaan
darurat dengan susunan pompa dan katup yang sederhana. Pompa
pemadam kebakaran juga dapat digunakan untuk melayani sistem
lain seperti bilge, ballast, dan sea water cooling tetapi harus di
perhatikan bahwa pompa pemadam kebakaran harus di sediakan
minimal satu buah pompa agar sewaktu-waktu dapat digunakan.
Pompa pemadam kebakaran tidak boleh disambungkan
dengan segala macam oil piping. Untuk penggabungan sistem
perpipaan dari sistem bilge diijinkan tetapi hanya untuk emergency
dewatering. Minimal 3 buah pompa pemadam kebakaran harus
disediakan, perencanaan peletakan pompa pemadam kebakaran
bersamaan dengan lokasi sumber air yaitu seachast ataupun
sumberdaya untuk menggerakan pompa. Secara umum kebutuhan
kapasitas setiap pompa pemadam kebakaran harus mencakup 2
kriteria yaitu berdasarkan minimum flow rate berdasarkan ukuran
kapal dan kapasitas masing-masing pompa harus mencukupi
kebutuhan dari house stream Ketika pompa mensuplai kebutuhan
selain pemadam kebakaran, Berikut contoh penjelasanya.
29

Gambar 18. Fire Main System

Sumber: https://www.marineengineersknowledge.com/2020/09/purpose-
of-isolating-valves-and

Sistem pemadam kebakaran secara garis besar dapat dibagi


menjadi dua dilihat dari peletakan sistem yang ada yaitu:

1. Sistem penanggulangan kebakaran pasif, sistem ini berupa aturan


kelas mengenai penggunaan bahan pada daerah beresiko tinggi
terjadi kebakaran dan juga pemasangan instalasi fix pada daerah
beresiko kebakaran.

2. Sistem penanggulangan kebakaran aktif, sistem ini berupa


penanggulangan kecelakaan yang bersifat lebih aktif misalnya
penempatan alat pemadam api ringan pada daerah yang beresiko
kebakaran.

Pada dasarnya prinsip pemadam kebakaran adalah memutus


segitiga api yang terdiri dari panas, oksigen, dan bahan bakar.
Sehingga dengan mengetahui hal ini maka dapat dilakukan
pemilihan media pemadaman sesuai dengan resiko dan kelas dari
kebakaran tersebut.
30

4.3 Perawatan Pompa Sentrifugal

Perawatan pompa Sentrifugal adalah salah satu jenis pompa yang


paling banyak digunakan di berbagai industri. Pompa ini berfungsi untuk
memindahkan fluida dari satu tempat ketempat yang lain. Agar pompa
sentrifugal dapat bekerja dengan baik dan awet maka diperlukan
perawatan yang tepat.

Gambar 19. Bagian-bagian pompa sentrifugal

Sumber: https://mu138.icu/?ads=65DF66D9588EE

Perawatan pada pompa sentrifugal pada dasarnya mempunyai


kesamaan, dan di bagi atas beberapa bagian diantaranya adalah:

1) Perawatan Harian

Perawatan harian adalah perawatan yang dilakukan setiap harinya.


Perawatan harian meliputi :

a. Pengecekan tekanan air pada alat ukur tekanan (pressure


gauge).

b. Pengecekan tentang oprasional pompa secara keseluruhan.

c. Pemberian grease (gemuk) pada poros pompa atau pada bagian


pompa yang bergerak.

d. Pengecekan sistem kelistrikan pada pompa.


31

e. Mencatat kegiatan perawatan harian pompa pada buku jurnal


harian mesin.

2) Perawatan Mingguan

Perawatan mingguan adalah perawatan yang dilakukan setiap


minggunya meliputi:

a. Penggantian paking, yang fungsinya untuk menjaga kerapatan


antara rumah pompa dengan poros penggerak impeller.

b. Pengecekan paking karet rumah pompa dari adanya kebocoran

c. Mencatat kegiatan perawatan mingguan pompa pada buku


jurnal harian mesin.

3) Perawatan Berkala

Perawatan berkala adalah perawatan yang dilakukan di setiap satu


tahun, perawatan berkala meliputi:

a. Pengecekan kebocoran rumah pompa yang disebabkan oleh


karet, pada semua jenis pompa.

b. Penggantian seal rumah pompa, pada pompa sentrifugal.

c. Penggantian sudu-sudu impeller pompa, jika yang lama tidak


dapat digunakan lagi pada pompa.

d. Mengganti bearing yang sudah rusak.

e. Pengecekan kelurusan poros penggerak impeller pompa.

Pada pompa pemadam salah satu komponen yang sering mengalami


kerusakan adalah bearing selain sebagai penumpu poros untuk
menggerakan impeller pada pompa sentrifugal. Akibat adanya gaya-gaya
yang timbul dari putaran pada impeller pompa, gaya aksial yang
menyebabkan bearing mudah mengalami kerusakan. Bearing yang
dipasang pada pompa harus benar agar bearing tersebut dapat bertahan
lama dan berfungsi sebagaimana mestinya yaitu untuk menopang poros
32

pada saat berputar. Pada pemilihan dan pemasangan bearing harus


dicermati gaya apa saja yang terjadi pada poros agar dapat dipilih bearing
yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.

Adapun perawatanya sebagai berikut:

1. Pemeriksaan visual.

2. Pemonitoran dari kondisi yang ada seperti berikut:

a) Kondisi getaranya.

b) Aliran, tekanan dan arus yang mungkin timbul.

c) Pemonitoran secara berkelanjutan.

3. sistem perlindungan seperti rumah bearing dan lain-lain.

Pada permasalahan ini berdasarkan pengamatan tentang perawatan


pompa pemadam kebakaran. Pompa pemadam kebakaran berfungsi untuk
memindahkan suatu cairan dari satu tempat ketempat lain melalui suatu
media perpipaan dengan cara menambahkan energi pada cairan yang
dipindahkan dan berlangsung secara terus menerus. Untuk mendapatkan
operasi pompa yang paling maksimal maka ada beberapa faktor yang
penting berikut penjelasanya:

a. Memastikan kapasitas operasi pompa sesuai dengan perencanaanya


dan juga perawatanya.

b. Menjaga kesinambungan operasi dan perawatan.

c. Mengefesiensikan operasi dan perawatan.

Perawatan pada pompa harus tetap dilakukan namun peristiwa


kerusakan tentu akan terjadi namun dengan Langkah proactive kerusakan
dapat diprediksi agar dapat direncanakan perbaikan kapan dan tidak
terjadi kerusakan yang fatal. Ada beberapa kerusakan pada bagian-bagian
pompa Berikut ini adalah contoh kerusakan pada pompa yang sering
terjadi pada pompa yaitu:
33

1. Seal bocor.

2. Poros bengkok atau macet.

3. Bearing rusak.

4. Vibrasi tinggi.

5. Casing bocor.

Langkah-langkah sebelum pembongkaran pompa adalah sebagai berikut:

1. Buka data kondisi terakhir pompa.

2. Diskusikan dengan operator tentang gejala dan hal yang berkaitan


dengan kerusakan pompa tersebut.

3. Investigasi saat pompa beroperasi agar bisa mendiagnosa kerusakan


pompa tersebut dengan cara:

a) Amati jika ada kebocoran dan getaran berlebih pada pompa.

b) Dengarkan jika ada bunyi yang tidak wajar pada pompa.

c) Ukur temperatur .

d) Ukur input Listrik motor penggerak.

e) Ukur arus dan tekanan pada pompa.

Jika telah menemukan kerusakan pada pompa tersebut dapat


dilakukan perbaikan pada pompa

4.4 Mechanical Seal Pada Pompa Sentrifugal

Mechanical seal adalah suatu alat mekanis yang berfungsi untuk


mencegah terjadinya kebocoran fluida dari ruang yang memiliki poros
yang berputar, berbahan karet yang bertekstur keras dan dirapatkan oleh
per untuk menahan guncangan-guncangan yang terjadi didalam pompa.
Mechanical seal memastikan pompa air dapat beroperasi tanpa kebocoran
yang tidak diinginkan, sehingga menjaga kinerja dan meningkatkan
efisiensi penggunaan energi.
34

Gambar: 20. Kebocoran Mechanical seal

Sumber : https://mechanicalsealsandpumps.com/id/mengapa-pompa-

Mengetahui penyebab-penyebab kebocoran pada Mechanical seal


menjadi Langkah awal yang penting mengatasi dan mencegah
dampaknya terhadap produktifitas dan berkelanjutan operasional. Berikut
beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab kebocoran pada
Mechanical seal:

1. Tegangan berlebih yang dapat memicu kebocoran pada Mechanical


seal yang menghasilkan gesekan gesekan yang tidak diinginkan.
Pentingnya untuk melakukan pemeriksaan dengan teliti pada
spesifikasi tegangan yang direkomendasikan, pastikan tekanan pada
pompa air sesuai dengan batas yang telah ditetapkan untuk
mengurangi resiko gesekan berlebih dan mencegah kebocoran.

2. Kurangnya pelumasan pada Mechanical seal yang mengakibatkan


terjadinya gesekan berlebih dan panas yang dapat merusak seal.

3. Suhu yang berlebihan pada pompa menjadi faktor yang menyebabkan


kebocoran. Pemantauan rutin terhadap suhu pompa menjadi Langkah
preventif yang sangat krusial. Pastikan suhu pompa dalam batas yang
aman.

4. Aus atau kerusakan pada bagian-bagian Mechanical seal yang dapat


menjadi kebocoran oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan
berkala pada kondisi Mechanical seal untuk mendeteksi tanda-tanda
aus atau kerusakan.
35

5. O-ring mengalami kemacetan dapat terjadi Ketika o-ring terjepit atau


terhalang oleh kotoran atau partikel yang masuk kedalam sela-sela o-
ring. Penting untuk melakukan pemeriksaan berkala dan
membersihkan o-ring secara teratur untuk mencegah kemacetan.

6. Instalasi yang tidak tepat juga dapat menjadi penyebab kebocoran


pada Mechanical seal. Penting untuk mengikuti dengan cermat
petunjuk instalasi yang disarankan manual book. Pastikan semua
bagian terpasang dengan benar termasuk pengencangan dan
penyesuaian yang sesuai. Tindakan ini menjadi kunci dalam
mencegah potensi kebocoran akibat kesalahan instalasi.

4.5 Bagian-Bagian Dari Mechanical Seal

Mechanical seal adalah suatu jenis dari dinamik seal yang berfungsi
untuk mencegah kebocoran yang terjadi pada stuffing box pompa.
Mechanical seal terdiri dari komponen-komponen rotating dan
stasionary yang dipasang dengan posisi tegak lurus pada shaft sleeve.
Mechanical seal secara umum terdiri dari dua bagian utama yaitu:

1. Stasionary face (Permukaan yang diam)

a) Stationary face

b) Seat gasket

c) Flage seal

2. Rotary face (permukaan yang berputar)

a) Set screw

b) Spring holder

c) Coil spring

d) Retating

e) Rotating face gasket


36

f) Rotating face

Berikut adalah bagian-bagian yang menyususn Mechanical Seal yang


terdiri dari beberapa bagian yaitu:

Gambar: 21. Bagian-bagian Mechanical Seal

Sumber: https://www.kusumateknik.co.id/news/case-study-
perbedaan-shaft-seal-original-alfa-laval-vs-merk-3rd-party/

1. Shaft, adalah bagian poros sebuah alat dan merupakan bagian utama
dari mesin-mesin yang berputar. Buku manual mesin-mesin lebih
sering menggunakan kata shaft dibandingkan as. Shaft sleeve, adalah
sebuah bushing yang berbentuk selongsong yang terpasang pada shaft
dengan tujuan melindungi shaft akibat pengencangan baut/screw.

2. Seal adalah suatu bagian dalam sebuah konstruksi mesin yang


berfungsi untuk sebagai penghalang keluar atau masuknya cairan, baik
itu fluida maupun pelumas. Analogi lainnya, coba anda bayangkan
sebuah aquarium. Apa yang akan terjadi jika kaca-kaca ditempelkan
tanpa diberi lem kaca Lem. Bisa disepakati bahwa Seal lebih merujuk
pada pengertian suatu fungsi. Apapun bentuk dan materialnya, apabila
berfungsi untuk mencegah kebocoran, maka dia disebut sebagai Seal.

3. O-ring, awalnya adalah merujuk pada karet berbentuk bundar yang


berfungsi sebagai Seal. Perkembangan teknologi o-ring sebagai
secondary sealing device menghasilkan berbagai tipe o-ring
37

berdasarkan materialnya. Material o-ring, ada dari karet alam, EPDM,


Buna, Neoprene, Viton, Chemraz, Kalrez, Isolast hingga Encapsulated
O-Ring, dimana o-ring dibalut dengan PTFE. Ada pula yang murni
dibuat dari PTFE dan disebut dengan Wedge.

4. Sealface, adalah bagian paling penting, paling utama dan paling kritis
dari sebuah Mechanical Seal dan merupakan titik primary sealing.
Terbuat dari bahan Carbon dengan serangkaian teknik pencampuran,
atau keramik atau Ni-resist, atau Silicone Carbide atau Tungsten
Carbide. Permukaan material yang saling bertemu (contact) dibuat
sedemikian halusnya hingga ketidakrataan permukaan mencapai 1
hingga 2 lightband. Seringkali Sealface disebut juga dengan contact
face. Seal faces berarti ada 2 sealface. Yang satu diam dan melekat
pada dinding pompa, dan yang lainnya berputar, melekat pada shaft.
Yang berputar biasanya terbuat dari bahan yang lebih lunak.
Kombinasinya bisa berupa carbon dan silicone carbide, carbon dan
ceramic.

4.6 Cara Penggantian Mechanical Seal

Segel mekanis digunakan dalam pompa sentrifugal untuk mencegah


cairan bersentuhan dengan bagian-bagian halus. Mereka terletak di poros
motor, perawatan berkala terhadap segel ini diperlukan untuk
memastikan tidak ada kebocoran berikut Langkah-langkah penggantian
Mechanical Seal :

1. Matikan Listrik

Langkah pertama matikan motor penggerak pompa sentrifugal agar


tidak bergerak, matikan daya utama dan periksa Kembali apakah tidak
ada kemungkinan mesin dapat dihidupkan Kembali.

2. Tutup Katup Pompa

Tutup saluran masuk dan saluran keluar lalu kuras selubung pompa
dengan melepas sumbat pembuangan.
38

3. Putuskan Sambungan Pompa Sentrifugal

Lepaskan kopling pada pompa kemudian lepaskan baut casing dan


geser sisa pompa keluar dari casing. Jika pompa tidak berdesain Tarik
keluar anda harus melepaskan seluruh pompa setelah melepaskan
sambungan antara pompa dan poros motor.

4. Lepas Impeller

Segel mekanis terletak di belakang impeller pada poros pompa.


Impeller disekrup keporos atau ditahan melalui baut. Untuk
melepaskan impeller yang terpasang di poros, gunakan kunci inggris
kemudian buka skrup impeller untuk menahan poros pada tempatnya
dan putar impeller searah jarum jam hingga terlepas.

5. Lepaskan Segelnya

Sekarang dapat langsung mengakses segel putar dan stasioner. Bagian


putar biasanya ditahan di sepanjang poros menggunakan sekrup set.
Lepaskan skrup penyetel dan geser bagian segel putar. Lepaskan
bagian yang tidak bergerak dari casing atau lubang ruang segel.

6. Ganti Mechanical Seal yang Baru

Pemasangan Mechanical Seal Yang baru pada poros, geser dengan


hati-hati bagian segel pengganti di sepanjang poros. Dengan
menggunakan O-ring atau gasket baru, tekan bagian bagian stasioner
kedalam casing atau lubang ruang segel. Ikuti petunjuk untuk
menyetel Kembali bagian putar ke poros dengan benar.

7. Pasang Impeller

Gunakan kunci pas untuk menahan poros di tempatnya saat anda


memasang impeller ke poros pompa menggunakan Mechanical Seal
yang baru untuk memasang impeller ke ujung poros.
39

8. Sambungkan Kembali Casing

Untuk desain Tarik keluar belakang, geser rakitan Tarik belakang


casing yang terpasang dan kencangkan pada tempatnya. Pemeriksaan
kesejajaran pompa perlu dilakukan setelah langkan di bawah ini

9. Hubungkan Kembali Pompa

Untuk desain Tarik keluar belakang, satu-satunya Langkah yang


tersisa adalah memasang Kembali kopling yang ada di pompa dan
poros motor. Pastikan kaki pemasangan rakitan Tarik belakang dibaut
Kembali ketempatnya pada pompa, plat dasar sejajarkan Kembali
pompa dengan motor.

10. Nyalakan Kembali Mesin

Pastikan telah mengisi ulang casing pompa dengan membuka katup


inlet dan outlet. Sebelum menghidupkan pompa sebaiknya untuk
selalu memverifikasi ulang putaran motor.

4.7 Hasil

Dari Karya Tulis ini penulis mendapatkan hasil tentang sistem dan
perawatan pompa pemadam kebakaran untuk mencegah kerusakan yang
lebih fatal pada pompa pemadam kebakaran. Beberapa hasil sebagai
berikut:

1. Beberapa sistem pemadam kebakaran yang mengalami kegagalan pada


kapal di karenakan tidak sesuaikan dengan spesifikasi kapal tersebut.
Sehingga terjadi kegagalan pada pompa pemadam. Dan Pentingnya
melakukan perawatan pada bagian bagian pompa dan perpipaan pada
kapal agar terhindar dari kegagalan pengoprasian pompa pemadam.

2. Perawatan yang di lakukan pada pompa pemadam kebakaran secara


berkala dan terstruktur dapat mencegah terjadinya kerusakan pada
pompa pemadam kebakaran yang Dapat menyebabkan pompa
mengalami kegagalan pada saat pengoprasian.
40

3. Cara pemasangan mechanical seal yang sesuai dengan prosedur pada


manual book agar tidak terjadi kesalahan pada proses pemasangan .
Dan dapat mengidentifikasi penyebab kerusakan yang sering terjadi
pada Mechanical Seal pompa agar kedepanya bisa melakukan
pemasangan dan pencegahan kebocoran pada mechanical seal agar
dapat terhindar dari kerusakan yang lebih fatal pada Mechanical seal
pompa tersebut.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Dari uraian yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diambil


beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan pembahasan didalam
karya tulis ini antara lain :

1. Kegagalan pada Sistem pemadam kebakaran pada kapal di sebabkan


oleh kerusakan pada pompa yang mengakibatkan pompa tidak dapat
bekerja secara maksimal dan pompa harus di sesuaikan dengan
spesifikasi kapal dan kegunaan dari kapal tersebut sehingga pompa
dapat menjangkau seluruh bagian pada kapal.
2. Masalah pada kurang optimalnya fungsi pompa pemadam kebakaran
disebabkan kurangnya perawatan dan perbaikan terhadap pompa
pemadam kebakaran tersebut dan menjadi faktor rusaknya pompa
yang mengakibatkan kurang optimal. Maka dilakukan perawatan
secara teratur agar dapat terhindar dari kerusakan pompa yang
mengakibatkan pompa tidak dapat beroperasi secara maksimal saat
di butuhkan.
3. Masalah yang sering terjadi pada saat pemasangan mechanical seal
yang tidak sesuai dengan prosedur dan kurangnya perawatan pada
pompa yang menyebabkan Mechanical seal mengalami kerusakan
atau kebocoran dan menyebabkan menurunya kinerja pada pompa
pemadam kebakaran.
5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dibahas


sebelumnya, penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya Sistem pemadam kebakaran disesuaikan dengan


spesifikasi dan kegunaan kapal agar dapat bekerja maksimal. Dan
lakukan pengecekan dan perawatan secara berkala untuk mencegah

41
42

terjadinya kegagalan pada sistem pompa pemadam kebakaran yang


menyebabkan kerugian yang cukup besar jika terjadi kebakaran pada
kapal.

2. Sebaiknya dilakukan pengecekan secara rutin dan perawatan secara


berkala pada pompa pemadam agar dapat mencegah kerusakan
pompa yang dapat mengakibatkan pompa pemadam tidak dapat
dioperasikan pada saat terjadi kebakaran yang mungkin terjadi pada
kapal.

3. Sebaiknya penggantian dan pemasangan Mechanical Seal dilakukan


sesuai dengan prosedur yang ada di manual book sehingga tidak
terjadi kesalahan pada saat pemasangan Mechanical seal yang dapat
menyebabkan kebocoran pada pompa. Dan pemasangan sesuai
dengan prosedur akan membuat umur pompa bertahan lebih lama
karena pemasangan sesuai dengan prosedur pada manual book.

Anda mungkin juga menyukai