Anda di halaman 1dari 6

Diskusi Kelas: Berbagi informasi tentang masalah yang ditemukan dalam masyarakat.

Untuk melakukan kegiatan ini seluruh anggota kelas hendaknya:

1. Membaca dan mendiskusikan masalah-masalah yang ada dalam masyarakat yang dapat dilihat
dalam daftar contoh masalah.
2. Buat kelompok yang terdiri atas dua sampai tiga orang. Masing-masing kelompok akan
mendiskusikan satu masalah saja yang berbeda satu sama lain.
3. Diskusikan jawaban dari masing-masing kelompok dengan seluruh anggota kelas.

Berikut ini adalah contoh-contoh masalah yang muncul yang merupakan realitas kehidupan di
masyarakat.

No. Lingkup Masalah Sikap dan Perilaku Tidak Berkarakter


1. Tindakan yang tidak - Membuat keputusan yang buruk, misalnya kebijakan
bijaksana. atasan yang merugikan bawahan.
- Membuat keputusan yang tidak rasional, sehingga
membuat orang-orang sulit memahaminya.
- Mengetahui makna kebajikan namun dalam praktik tidak
melakukannya.
- Tidak mampu menentukan skala prioritas.
- Tidak melakukan sesuatu yang penting dalam hidupnya,
hanya bersenang-senang memenuhi hasrat hewaninya
semata-mata.
2. Tindakan yang tidak adil. - Tidak mengikuti aturan main ( tidak fair).
- Tidak menghargai orang lain, misalnya tatkala
narasumber menyampaikan makalah para audien malah
ngobrol, menelpon atau menerima telepon.
- Tidak menghargai dirinya sendiri, misalnya seorang
yang terpelajar malah tidak suka membaca buku.
- Tidak bertanggung jawab, misalnya melalaikan tugas
pokoknya, dan melempar tanggung jawab pada pihak
lain.
- Tidak jujur, seperti berkata bohong, memanipulasi
fakta/data, dan menyontek waktu ujian.
- Tidak memiliki sopan santun, misalnya berkata kasar,
berpenampilan seronok, dan porno aksi.
3. Tidak ulet dan mudah - Tidak teguh hati, misalnya mudah terpengaruh oleh
menyerah. orang lain, mudah goyah, dan tidak konsisten.
- Kaku, tidak fleksibel.
- Tidak sabaran, seperti mudah mengeluh, cepat marah,
dan berperilaku sembrono.
- Mudah menyerah, misalnya baru sekali gagal sudah
mengalami frustrasi.
- Kurang memiliki daya tahan, misalnya cepat lelah,
mengantuk, menguap, tidak gesit, dan tidak cekatan.
- Kepercayaan diri yang rendah, seperti peragu, tidak
mandiri, dan tidak inovatif.
4. Tidak mampu - Tidak disiplin, misalnya bangun kesiangan, terlambat
mengendalikan diri. masuk kelas, dan terlambat menyerahkan tugas
pekerjaan rumah.
- Tidak mampu mengendalikan emosi dan gerak hati,
misalnya sedih berkepanjangan, menangis histeris, dan
meronta-ronta ibarat kemasukan makhluk halus.
- Tidak mampu menunda kesenangan, misalnya asyik
menonton televisi pada saat pekan ulangan, bermain
sehari penuh pada saat orang tua tergolek sakit.
- Tidak mampu melawan godaan, misalnya mencoba-coba
merokok, minum-minuman keras, menyontek, dan bolos
sekolah.
- Bersikap dan berperilaku berlebihan, misalnya dalam
berpakaian, berbicara, dan berbelanja.
5. Tidak memiliki rasa cinta. - Tidak berempati kepada orang lain, misalnya hidup
bergelimang harta tetapi amat kikir, tidak pernah
menyantuni fakir miskin dan menyayangi anak yatim.
- Tidak memiliki rasa belas kasihan, misalnya suka akan
kekerasan, menyiksa anak kecil, melakukan kekerasan
dalam keluarga, dan menelantarkan anak buah.
- Berhati buruk, misalnya mencelakai orang lain,
memfitnah, dan berniat jahat kepada orang lain.
- Kikir, tidak murah hati.
- Tidak suka memberikan pertolongan kepada orang lain.
- Tidak memiliki loyalitas atau kesetiaan kepada orang
lain, negara, dan bangsa.
- Tidak memiliki jiwa patriotisme, misalnya tidak bangga
sebagai bangsa Indonesia, tidak memiliki hasrat dan
kesiapan untuk membela negara dan bangsa dari
ancaman musuh, tidak menghargai jasa-jasa para
pahlawan, dan tidak serius dalam mengikuti upacara
bendera.
- Pendendam, tidak memiliki jiwa pemaaf.
6. Bersikap negatif terhadap - Tidak memiliki harapan, hidup selalu mengeluh, protes,
sesuatu. pesimis, selalu mencurigai orang lain.
- Tidak antusias dalam bekerja, bekerja seadanya atau
dalam bahasa Inggris disebut slow but sure, lambat asal
selamat.
- Tidak fleksibel dalam sikap maupun tindakan, seperti
misalnya tampak kaku dalam bersikap maupun
bertindak, otoriter, dan biasanya suka main hakim sendiri
dan ingin menang sendiri.
- Tidak memiliki rasa humor, tampak amat serius, tidak
bisa bercanda, dan bersikap amat formal.
7. Tidak suka bekerja keras. - Tidak memiliki inisiatif, selalu menunggu perintah, tidak
ada gairah untuk melakukan inovasi, dan biasanya
tergantung sepenuhnya pada orang lain.
- Malas, lamban, tidak gesit dan cekatan, cepat menyerah
jika tertimpa kesulitan hidup.
- Tidak pandai menetapkan tujuan hidup, biasanya hidup
terombangambing tidak jelas arah melangkah, amat
mudah dipengaruhi orang lain.
8. Tidak memiliki integritas - Tidak mematuhi prinsip-prinsip moral, misalnya hidup
pribadi. urakan, tidak konsisten, tidak memiliki standar baku
dalam bertindak, tidak handal, sering berganti pandangan
dalam waktu yang sangat singkat, sehingga terkesan
sebagai orang yang tidak dapat dipegang janjinya.
- Tidak mampu menggunakan kata hatinya.
- Tidak mampu mengontrol katakatanya, misalnya dalam
bicara selalu ‘nglantur’, kotor, tidak sopan, dan
cenderung menyakiti.
- Tidak beretika, menghalalkan segala cara, rakus, dan
serakah.
- Tidak jujur, penuh tipu daya, tidak dapat dipercaya.
9. Tidak pandai berterima. - Tidak pandai brterima kasih, misalnya tipikal orang yang
sangat sulit mengucapkan terima kasih atas jasa orang
lain, sekalipun mengucapkan terima kasih tidak
dibarengi oleh raut wajah yang sungguh-sungguh,
sepertinya ucapan itu hanya basa-basi belaka. Sebaliknya
orang-orang yang demikian itu sangat sulit menyebutkan
kata maaf atas segala hal yang membuat orang lain
terganggu oleh perbuatannya.
- Sulit mengapresiasi keberhasilan atau prestasi orang lain,
misalnya hanya menyebutkan lumayan, cukup, atau kata-
kata lainnya dan amat sulit menyebut bagus (good).
Padahal dalam bahasa Inggris menyebut bagus saja
(good) itu belum seberapa, karena di atasnya ada very
good, excellence, bahkan di Australia orang memberi
pujian tertinggi dengan menyebut welldone. Bentuk
pujian dengan memberi tepuk tangan pun sangat kikir,
berbeda misalnya orang-orang di negara maju dalam
memberikan apresiasi itu dengan tepuk tangan yang
sangat panjang (big hand).
- Terlampau banyak mengeluh, mengadu, dan menuntut
hak ( bila perlu secara paksa dan kekerasan) tetapi segan
menerima kewajiban bagi kepentingan umum (strong
sense of entitlement).
10. Tinggi hati. - Sombong dan angkuh, tidak terlampau mempedulikan
keberadaan orang lain.
- Sulit mengakui kesalahan, alih-alih
- meminta maaf atas segala kesalahannya itu.
- Tidak memiliki hasrat atau keinginan untuk menjadi
pribadi yang lebih baik.
- Pemanfaatan kepentingan pribadi tidak diimbangi
dengan komitmen pada komunitas

Ketentuan tugas:

1. Tugas wawancara. Setiap mahasiswa memilih satu masalah yang telah mereka pelajari
sebagaimana yang terdapat pada daftar contoh masalah di atas. Mereka juga dapat memilih
masalah lain di luar daftar contoh masalah. Para mahasiswa ditugasi untuk mendiskusikan
masalah yang mereka pilih dengan keluarganya, temannya, tetangganya, atau siapa saja yang
dianggap bisa diajak berdiskusi. Catatlah apa yang telah mereka ketahui tentang masalah itu,
serta bagaimana perasaan mereka dalam menghadapi masalah itu.
2. Tugas Menggunakan Media Cetak. Mahasiswa diberi tugas membaca surat kabar atau media
cetak lainnya yang membahas masalah yang sedang diteliti. Carilah informasi tentang
kebijakan yang dibuat pemerintah dalam menangani masalah itu. Bawalah artikel-artikel yang
mereka temukan ke kampus. Bagikan bahan-bahan itu kepada dosen dan mahasiswa lain.
3. Tugas Menggunakan Radio/TV. Para mahasiswa juga diminta menonton TV dan
mendengarkan radio untuk mendapatkan informasi mengenai masalah yang sedang mereka
teliti, serta kebijakan apa yang dibuat untuk menanganinya. Bawalah informasi yang mereka
dapatkan ke kampus dan bagikanlah kepada dosen dan teman-teman sekelas.

Anda mungkin juga menyukai