Anda di halaman 1dari 68

GRAFOLOGI

ADVANCED LEVEL:
GANGGUAN KEPRIBADIAN, GRAFOTERAPI & TANDA
TANGAN
Dr. Dono Baswardono, AISEC, MA, Ph.D
KEPRIBADIAN
Kepribadian adalah: sekumpulan karakteristik yang dinamis dan
terorganisasi yang dimiliki oleh seseorang, yang secara khas
mempengaruhi pikiran, motivasi dan perilakunya dalam berbagai
situasi. (Asal kata Latin: persona = topeng).
Psikologi Kepribadian: cabang ilmu psikologi yang mempelajari
kepribadian dan perbedaan individu. Fokusnya mencakup:
Menyusun gambaran seseorang secara koheren dan proses-proses
psikologis utama dari individu tersebut.
Menyelidiki perbedaan individual, yaitu bagaimana satu orang
berbeda dari orang lainnya.
Meneliti kesamaan sifat manusia, yaitu bagaimana perilaku manusia
pada dasarnya sama.

2
Lima Faktor Kepribadian
Arah Hubungan
Kesesuaian dengan Orang Lain
Kesadar-dirian
Stabilitas Emosional
Keterbukaan pada Pengalaman

3
Lima Faktor Kepribadian: Arah Hubungan
Arah Hubungan:
Ekstroversi; arah hubungan pada orang lain – Introversi; arah hubungan pada diri sendiri.
Agresif; cenderung tak mau menunggu; lebih suka bertindak aktif dan proaktif – tidak
agresif; cenderung menunggu dan hanya menanggapi atau responsif dan reaktif.
Suka bicara – pemalu, enggan, pendiam.
Mudah menyampaikan pikiran dalam kata-kata – hemat dalam lisan.
Mudah bergaul – lebih suka menjaga jarak, bahkan menarik diri dari pergaulan sosial;
sebaliknya, ada kecenderung bermusuhan dengan orang lain.
Tajam – lembut.
Tegas; cepat mengambil keputusan; tahu apa yang dimauinya – peragu, sulit mengetahui
isi pikiran sendiri, apalagi mengambil keputusan dengan cepat.
Merasa tidak terkekang, bebas mengemukakan pikiran dan perasaan – cenderung merasa
terkekang, tak bebas, serba menahan diri.
Berani – cenderung penakut; mudah kecut hati.
Yakin; percaya kepada diri sendiri dan yakin terhadap orang lain - merasa tidak aman;
sulit mempercayai orang lain.

4
Lima Faktor Kepribadian: Kesesuian dengan
Orang Lain
 Bersikap simpatetik, mudah memahami pengalaman, pikiran dan perasaan orang lain – kurang
simpatetik terhadap pengalaman, pikiran dan perasaan orang lain.
 Ramah – kurang ramah; kasar, ada yang terbatas pada lisan, tetapi bisa juga tindakan.
 Hangat – dingin; selalu menjaga jarak dari orang lain; kurang mau atau takut menjalin keintiman.
 Penuh pengertian – kurang peduli atau enggan menimbang kebutuhan dan keinginan orang lain.
 Berhati lembut – keras, tajam, cenderung suka menyakiti hati orang lain, baik lewat kata-kata
maupun perbuatan.
 Mudah menolong orang lain; murah hati; suka berbagi – tak terlalu suka menolong orang lain,
bukan hanya secara material tetapi juga bentuk lain, seperti waktu, tenaga, dan pikiran;
cenderung memikirkan kepentingan diri sendiri.
 Penuh pertimbangan pada keadaan orang lain – cenderung kurang peduli pada keadaan orang
lain.
 Mudah memaafkan, mudah mengampuni – cenderung penggerutu, memperpanjang persoalan,
bahkan yang sudah pernah dibicarakan secara terbuka dan telah ditemukan solusinya.
 Mudah bekerjasama – lebih suka bekerja sendiri; mau menang sendiri.
 Mudah dipercaya – tidak tulus, sedikit-banyak memiliki niat berdasar asas manfaat.
 Penuh cinta kasih – tegar tengkuk.
 Mudah menyesuaikan diri terhadap otoritas – suka memberontak.
5
Lima Faktor Kepribadian: Kesadar-dirian
Terorganisasi; ada kesesuaian antara tindakan dan pekerjaan dengan pertimbangan dan
perencanaan - sembarangan; cenderung melakukan segala sesuatu tanpa perencanaan
matang.
Rapi – berantakan; kurang peduli pada keindahan, apalagi kesempurnaan.
Teliti – ceroboh; kurang peduli pada detil dan ketepatan.
Sistematis; memiliki pola dan metoda tertentu – kurang sistematis; cenderung bekerja
berdasarkan suasana hati daripada berdasarkan metoda tertentu.
Efisien – kurang efisien; cenderung boros waktu, pikiran dan energi.
Bertanggung jawab – kurang bertanggung jawab; kurang bisa diandalkan.
Berkemauan kuat untuk bekerja keras – cenderung malas; menunda penyelesaian tugas
dan pekerjaan.
Persis, tepat – ceroboh, teledor.
Tuntas, tandas – bersisa, masih ada yang belum dikerjakan atau belum selesai sepenuhnya.
Praktis – tidak praktis; melakukan beberapa hal yang tidak perlu.
Bisa dipercaya – tidak konsisten, seenaknya sendiri.

6
Lima Faktor Kepribadian: Stabilitas
Emosional
Stabilitas Emosional:
Matang – belum matang; memiliki satu-dua sifat kekanak-kanakan.
Tidak suka iri, tidak penyemburu – penyemburu, mudah iri.
Santai, tenang - suasana hati mudah berubah.
Sabar – temperamental, bersumbu pendek, mudah marah, mudah meledak, mudah
tersinggung, emosional.
Tenang, tidak girang – mudah tegang, mudah khawatir, mudah girang.
Tidak serba menuntut – banyak tuntutan terhadap orang lain.
Tidak suka mengritik – mudah merendahkan orang lain, cepat mengritik orang lain.
Ambisius, tidak kecil hati, tidak puas diri, tidak kerdil diri, tidak suka mengasihani
diri sendiri – kemauan kurang kuat, kurang gigih, tidak termotivasi, cenderung
mudah mengasihani diri sendiri.
Riang gembira – cenderung bersedih, bermuka mendung, rentan
depresi.

7
Lima Faktor Kepribadian: Keterbukaan pada
Pengalaman
Keterbukaan pada pengalaman:
Optimistik; berpikiran positif – pesimistik; berfikir negatif; bahkan cenderung bersikap sinistik.
Berpikiran terbuka; suka akan hal-hal baru; rasa ingin tahu besar; suka mencoba hal baru;
toleran – relatif tertutup; lebih suka rutinitas dan hal-hal yang sudah biasa diakrabinya; rasa
ingin tahu kecil; tidak toleran.
Kreatif; tidak mau terpaku pada konvensi dan kebiasaan – kurang kreatif; menganggap
konvensi dan kebiasaan sebagai kebenaran; cenderung tak punya ide-ide baru yang segar .
Intelektual, cerdas – kurang intelektual, kurang cerdas (walau bisa saja, sangat pintar).
Imajinatif – kurang imajinatif
Filosofis, reflektif – tidak reflektif, tidak mengkaji faktor ‘mengapa’ atau ‘di balik’ apa atau
kejadian yang tampak.
Artistik – tidak peka, kaku.
Kompleks – pemikirannya sederhana (walau yang sederhana bisa saja benar, praktis dan sesuai
dengan kondisi nyata dan mungkin bijak.)
Inovatif – kurang memiliki gagasan-gagasan pembaruan.
Pemikiran mendalam, canggih - tidak canggih.

8
GANGGUAN KEPRIBADIAN
Gangguan Kepribadian: “pola pengalaman pribadi
dan perilaku yang bertahan lama yang jelas
menyimpang dari harapan budaya dari individu yang
menunjukkannya.”
Penggolongan berdasarkan DSM IV.

9
Gangguan Kepribadian: Klaster A
Klaster A (Gangguan Eksentrik atau Ganjil)
Gangguan Kepribadian Paranoid (DSM IV kode 301.0).
Ciri: kecurigaan irasional dan tidak percaya kepada orang
lain.
Gangguan Kepribadian Skizoid (DSM IV kode 301.20).
Ciri: kurang tertarik dalam hubungan sosial, menganggap
kebersamaan dengan orang lain sebagai hal yang tak
berguna, tak suka bersenang-senang (anhedonia), dan
introspeksi berlebihan.
Gangguan Kepribadian Skizotipal (DSM IV kode
301.22). Ciri: pemikiran atau perilaku ganjil.
10
Gangguan Kepribadian: Klaster B
Klaster B (Gangguan Dramatik, Emosional atau Eratik)
Gangguan Kepribadian Antisosial (DSM IV kode 301.7). Ciri: luar biasa
tak peduli pada hukum, peraturan dan hak-hak orang lain.
Gangguan Kepribadian Perbatasan (DSM IV kode 301.83). Ciri: cara
berfikir “hitam-putih” yang sangat ekstrim, ketidakstabilan dalam
hubungan, citra diri, identitas, dan perilaku. Gangguan Kepribadian
Perbatasan terjadi tiga kali lebih banyak pada wanita daripada lelaki.
Gangguan Kepribadian Histrionik (DSM IV kode 301.50). Ciri: perilaku
berlebihan dalam mencari perhatian, termasuk suka menggoda orang lain
secara seksual yang tidak layak, dan emosi dangkal atau yang dilebih-
lebihkan.
Gangguan Kepribadian Narkisistik (DSM IV kode 301.81). Ciri: pola
grandiositas yang sangat kentara, membutuhkan pemujaan, dan kurang
empati.

11
Gangguan Kepribadian: Klaster C
Klaster C (Gangguan Kecemasan atau Ketakutan)
Gangguan Kepribadian Penghindaran (DSM IV kode
301.82). Ciri: merasa terhambat secara sosial, merasa tidak
mampu atau tidak berdaya, sangat peka terhadap evaluasi
negatif dan menghindari interaksi sosial.
Gangguan Kepribadian Ketergantungan (DSM IV kode
301.6). Ciri: ketergantungan luar biasa secara psikologis
terhadap orang lain.
Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif (tidak sama
dengan gangguan obsesif kompulsif) (DSM IV kode 301.4). Ciri:
mematuhi secara kaku terhadap segala aturan, nilai-nilai
moral, dan keteraturan yang berlebihan.
12
Gangguan Kepribadian: Tak Spesifik
Apendiks B: Kumpulan Kriteria dan Aksis yang perlu penelitian
lebih lanjut.
Gangguan Kepribadian Depresif. Pola pikiran dan perilaku
depresif yang sangat kentara yang mulai pada masa dewasa muda.
Gangguan Kepribadian Pasif-Agresif (Gangguan Kepribadian
Negativistik). Pola sikap negatif dan penolakan pasif dalam
pelbagai situasi antarpribadi.
Gangguan Kepribadian Sadistik. Pola perilaku kekerasan,
agresif dan melecehkan yang sangat kentara.
Gangguan Kepribadian Mengalahkan Diri (Gangguan
Kepribadian Masokistik). Ciri: perilaku yang berakibat
menghapuskan tujuan dan kenikmatan atau kepuasan diri sendiri.

13
14
15
Gangguan Kepribadian: pada Eksekutif
Dari 10 gangguan kepribadian, ada tiga yang kerap dialami
para eksekutif, yaitu:
Gangguan Kepribadian Histrionik: termasuk pesona
dangkal, ketidaktulusan, egosentrisitas, dan manipulasi.
Gangguan Kepribadian Narkisistik: termasuk
grandiositas, kurang empati kepada orang lain karena fokus
pada diri sendiri, mengeksploitasi dan kemandirian.
Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif: termasuk
perfeksionisme, pengabdian berlebihan pada pekerjaan,
kekakuan, kekeraskepalaan, dan kecenderungan diktatorial.

16
17
18
19
20
Psikoterapi: Grafoterapi
Psikoterapi atau konseling pribadi dengan seorang psikoterapis, adalah hubungan
antarpribadi yang secara sengaja dimanfaatkan oleh psikoterapis yang terlatih untuk
membantu seorang klien atau pasien dalam menghadapi persoalan-persoalan
kehidupan.
Psikoterapi adalah terapi berbicara dan bertujuan untuk meningkatkan rasa
kesejahteraan dirinya sendiri. Psikoterapis memakai berbagai teknik berdasarkan
dialog, komunikasi, pengalaman berhubungan dengan orang lain, dan perubahan
perilaku yang dirancang untuk memperbaiki kesehatan mental klien, atau untuk
meningkatkan hubungan kelompok (seperti keluarga).
Psikoterapi juga dapat dilakukan oleh praktisi dengan kualifikasi berbeda-beda,
seperti psikiater, psikolog klinis, pekerja sosial klinis, psikolog konseling, konselor
kesehatan jiwa, terapis perkawinan dan keluarga, terapi musik, terapi okupasional,
perawat psikiatris, psikoanalis, dll.
Bisa ada aturan hukumnya, kode etik atau tidak diatur, bergantung hukum di
Indonesia. Persyaratan untuk tiap profesi berbeda-beda, namun biasanya
membutuhkan pengalaman klinis yang disupervisi atau sekolah tertentu.

21
Teknik-teknik Psikoterapi
Psikonalisis
Terapi Gestalt
Terapi Ekspresif
Psikoterapi Antarpribadi
Terapi Naratif
Hipnoterapi
Psikoterapi Integratif
Terapi Kelompok
Terapi Medis dan Non-Medis
Terapi Perilaku Kognitif
Terapi Perilaku
Psikoterapi Berorientasi Tubuh

22
Grafologi Sebagai Terapi
Gabungan dari Terapi Berbicara, Terapi Ekspresif,
Terapi Perasaan Rasional, dan Terapi Menulis.
Grafoterapi adalah salah satu alat dalam psikoanalisis;
sebagai bagian dari Asosiasi Bebas.
Grafoterapi juga bisa disebut sebagai “Asosiasi Bebas
dan Analisis Mimpi Secara Tertulis.” (dengan “biaya”
jauh lebih murah)
Grafoterapi ‘jauh lebih baik’ dilakukan oleh
psikoterapis yang memiliki latar belakang
‘kedokteran.’
23
Grafoterapi
Membawa klien untuk bersentuhan dengan perasaan-
perasaannya yang paling dalam [perasaan di level
mimpi] sekaligus mengajarkan untuk tidak meng-
intelektualisasi (membuang censorship).
Setelah mengungkapkan pelbagai hal tentang dirinya
melalui lisan, kemudian diminta untuk menuliskan
lebih terperinci, khususnya perasaannya, mengenai
hal-hal yang dibicarakannya ke dalam tulisan panjang
(cerita) secara berkala (sesuai perkembangan
terapinya).

24
Grafoterapi
Analisis diri sendiri (Mimpi Mephistopheles)
“Eritis sicut Deus, scientes bonum et malorum ,” “Kamu
musti seperti Tuhan, mengetahui yang baik dan yang
buruk.”
Grafoterapis membantu klien untuk menganalisis
sikap-sikap masa lalunya sebagai bahan belajar untuk
masa sekarang.
Grafoterapis kemudian membantu klien untuk
“reaching out others.”

25
Grafoterapi Dasar
Sesi 1: Pendekatan (rapport): membaca tanda tangannya di depan klien
dan menunjukkan sifat/kebiasaan yang PASTI akan di-iya-kannya. Tujuan:
membangun TRUST terhadap grafolog.
Ajukan pertanyaan-pertanyaan dasar tentang pribadinya. PR: menulis
tentang dirinya sendiri, perasaan-perasaannya terhadap diri sendiri,
mimpi-mimpinya. Analisis & interpretasi tulisannya.
Sesi 2: Ajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai hal-hal yang “tersirat”
dari apa yang ditulisnya. PR: menulis tentang
ayahnya/ibunya/pasangannya/saudaranya (bergantung pada
persoalannya). Analisis & interpretasi tulisannya.
Ajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai hal-hal yang “tersirat” dari apa
yang ditulisnya. PR: menulis tentang cara-caranya menghadapi
ayah/ibu/pasangan/saudara/problemnya. Analisis & interpretasi
tulisannya.

26
Grafoterapi Dasar
Sesi 3: Ajukan pertanyaan-pertanyaan tentang perasaan-perasaannya
terhadap ayah/ibu/pasangan/saudara/problemnya. Bahas tiap jenis
perasaan tersebut. Bahas bagaimana reaksi umum jika mengalami
perasaan itu. PR: menulis tentang alasan-alasannya atas perasaan yang
dialaminya. Analisis & interpretasi tulisannya.
Sesi 4: Ajak klien membahas alasan-alasan rasional untuk tiap jenis
perasaannya. Arahkan klien ke rasionalitas umum yang diterima oleh
masyarakat umum. PR: menulis imajinatif jika klien menghadapi suatu
persoalan; bagaimana perasaannya dan apa saj alasannya sampai muncul
perasaan tersebut. Analisis dan interpretasi tulisan.
Sesi 5: review bersama klien hasil interpretasi sebelumnya. Tunjukkan
perubahan-perubahan positif yang diraihnya. Semangati klien untuk
menjadikannya kebiasaan baru. (akhir sesi atau masuk ke sesi supervisi)

27
Grafoterapi Sebagai Teknik Rileksasi

28
Grafoterapi Sebagai Teknik Rileksasi
Setiap klien merasa stres, baik di rumah, di kantor, dll,
minta ia melakukan coretan spiral teratur di beberapa
kertas kosong.
Bisa juga dilakukan 10 menit tiap hari: 5 menit di pagi
hari dan 5 menit menjelang tidur.
Jika lingkaran mulai mengecil, itu tanda stres. Minta
klien lakukan pernafasan dalam sambil terus
mencoret.

29
TANDA TANGAN: Ukuran
lebih besar daripada tulisan tangannya (rasio 2x).
memiliki kepercayaan diri yang cukup sehat.
(Bila ukuran 2-3x, tanda lebih suka bicara daripada berbuat; juga tanda
gangguan kepribadian narkisistik, grandiositas.)
(Bila ukuran lebih dari 3x, tanda waham kebesaran, cross check dengan
gejala-gejala skizofrenia).
lebih kecil daripada tulisan tangan. (berapa rasionya)
merasa tidak aman. Rasa percaya diri kurang sehat. (jika terlalu kecil, tanda
gangguan kepribadian, trauma masa kanak-kanak. Cross check dengan
tanda-tanda gangguan lainnya).
sama dengan tulisan tangan
perilaku sama antara yang ditampilkan di depan khalayak dan saat sendiri.
Tidak suka berpura-pura. Tetapi juga tanda rasa percaya diri yang seadanya.
Aspirasi tidak terlalu tinggi.

30
Ukuran Tanda Tangan

31
32
Kemiringan
Tegak (tulisan miring ke kanan)
cenderung menjaga jarak, menyendiri, dan agak sulit
dipahami. Lebih suka bertindak sendiri, kurang suka
kerjasama, apalagi kelompok yang agak besar.
Tegak (tulisan miring ke kiri)
cenderung datar, tak mau menunjukkan perasaannya,
walau sesungguhnya ia sangat ingin mengekspresikannya.
Tegak (tulisan tegak)
Tak suka berbasa-basi, dan cenderung menolak basa-basi,
bahkan menghindar jika ada orang yang ramah atau
mengungkapkan perasaan mereka.
33
Kemiringan
Miring ke kanan (tulisan miring ke kanan)
ramah di depan umum, cenderung logis dan rasional, isi
pembicaraan lebih pada fakta.
Miring ke kanan (tulisan miring ke kiri)
ramah di depan umum, cenderung dapat mengungkapkan
perasaannya sehingga komunikasi tidak dangkal, isi
pembicaran bisa melibatkan persepsi dan perasaan.
Kadang-kadang lebay perasaannya.
Miring ke kanan (tulisan tegak)
ramah di depan umum (lingkaran sosial tersier dan
sekunder), dingin di rumah (lingkaran sosial primer).
34
Kemiringan
Miring ke kiri (tulisan miring ke kanan)
menampilkan diri sebagai orang yang dependen, khususnya
kepada sosok wanita/ibu, namun sesungguhnya ia orang
yang rasional dalam mengambil keputusan dan bersikap .
Miring ke kiri (tulisan miring ke kiri)
tidak menutup-nutupi diri bahwa dirinya adalah orang yang
masih bergantung pada sosok ibu.
Miring ke kiri (tulisan tegak)
berusaha menjaga jarak dalam hubungan dengan orang lain
karena ia tak sanggup menutupi bahwa dirinya orang yang
kurang mandiri secara emosional.

35
36
37
Mudah atau Sulit Diuraikan
Mudah diuraikan (tulisan juga mudah diuraikan)
Ia INGIN mengomunikasikan siapa dirinya. Tidak ada hal yang disembunyikan
olehnya.
Mudah diuraikan (tulisan tangan sulit diuraikan)
Ia hanya ingin mengomunikasikan siapa dirinya dari segi penampilan, serta perilaku,
pikiran dan perasaan superficial. Apa yang ada di alam bawah sadar tak INGIN
disampaikannya.
Sulit diuraikan (tulisan mudah diuraikan)
Sesungguhnya ia orang yang aslinya terbuka,
namun ada peristiwa hidup yang
membuat mekanisma pertahanan egonya berusaha menutupi keterbukaan tersebut.
Cross check dengan wawancara tentang masa kanak-kanak, hubungan dengan ibu,
trauma kematian dan/atau perceraian.
Sulit diuraikan (tulisan sulit diuraikan)
Ia bukan menutup-nutupi diri secara sengaja, tetapilebih karena ia sendiri tak tahu
bagaimana menghadapi banyaknya dilema, konflik dan pertentangan sifat-sifatnya
sendiri, serta tak sanggup menghadapi dinamika alam bawah sadarnya.

38
39
Garis bawah
Tidak ada.
Cross check dengan tekanan primer. Bila tekanan primer kuat, maka rasa percaya diri subyek
sehat; dst. Cross check juga apakah ada garis penghubung antar huruf dan antar periode
terputus-putus, bercoret atau ragu-ragu. Bila ada salah satu atau kedua tanda tersebut, berarti
rasa percaya diri subyek kurang sehat.
Ada. Garis bawah sama atau kurang dari "badan" tanda tangan
Rasa percaya diri sehat. Ia tak terlalu menyombongkan kelebihan dan kemampuannya, serta
tak terlalu gelisah dengan kekurangannya.
Ada. Garis bawah lebih panjang dari "badan" tanda tangan. (berapa rasionya?). Lebih 1-3
huruf kecil. Lebih dari 3 huruf kecil.
Periksa lebih dulu tekanan primer garis bawahnya. Jika terlalu dalam, lebih dalam daripada
tekanan primer badan tanda tangan, berarti ia tidak terlalu yakin akan dirinya, masih
membutuhkan penguatan dan pengakuan dari orang lain. Bila tekanan primer garis bawahnya
sama dengan badan tanda tangan dan panjangnya sama dengan badan tanda tangan atau
lebih panjang dari badan tanda tangan namun tidak melebihi 3 huruf kecil, maka rasa percaya
dirinya sehat. Sebaliknya, jika panjangnya lebih dari 3 huruf kecil daripada badan tanda
tangannya, maka rasa percaya diri yang berlebihan itu sesungguhnya adalah overcompensate.

40
41
Garis Tengah, Atas, & Garis Miring
Garis tengah
Garis tengah yang mencoret badan tanda tangan (apalagi kalau garis
tengah ini tebal dan dalam) menunjukkan kecenderungan self-defeating
atau bahkan self demeaning (salah satu tanda gangguan kepribadian).
Garis atas
Orang yang sangat dependen, masih membutuhkan perlindungan,
proteksi dan rasa aman eksternal.
Ada ketiga garis, bawah, tengah dan atas.
Periksa dulu tekanan primer ketiga garis tsb, mana yg lebih dalam, itulah
sifat yang lebih dominan.
Garis miring
kecenderung merusak diri sendiri; terutama dari aspek perilaku dan
kebiasaan.

42
43
44
45
46
Ukuran Huruf
Lebih besar (dibandingkan huruf tulisan tangan)
Ada kecenderungan ia berusaha terkenal secara sosial. Ada upaya-
upaya pribadi dan spesial untuk membuat dirinya dikenal khalayak.
Sedang/Wajar/Rata-rata (dibandingkan dengan populasi)
Tidak ada niatan atau target khusus untuk menjadi terkenal. Tidak
dikenal khalayak luas punia tidak terlalu mempermalahkannya.
Terkenal hanyalah efek dari prestasi atau pekerjaannya.
Kecil (dibandingkan dengan rata-rata tanda tangan populasi)
Berusaha agar khalayak tidak mengenalnya. Ada upaya-upaya
tertentu agar orang tidak memperhatikannya pada situasi di mana
semestinya ia mendapat sorotan umum.

47
48
Rasio Kapital - Huruf Kecil
Lebih besar lebih dari 2-3x
Memiliki tujuan hidup. Rasa berguna cukup besar. Cita-cita tinggi dan aspirasi (peran yang
ingin ia mainkan lewat status yang ia dapatkan) cenderung luas, lebih dari yang seharusnya
dilakukan oleh status tersebut.
Lebih besar: lebih dari 3x
Rasa berguna terlalu besar yang tidak sesuai dengan kecakapannya; cenderung memamerkan
kebisaannya yang biasa saja. Cita-cita tinggi, namun aspirasinya cenderung sempit. Ia hanya
menjalankan peran yang kurang dari semestinya. Cross check dengan ciri-ciri grandiositas
lainnya; jika ada, maka ini pertanda gangguan kepribadian narkisistik.
Nyaris sama
Sangat sadar diri. Cenderung tidak ingin, bahkan sedikit takut atau malas untuk memasang
target yang lebih tinggi daripada kemampuannya. Seringkali, apa yang ia ukur ini memang
benar.
lebih kecil
Orang yang sangat menikmati dependensinya. Ia sengaja menetapkan target-target hidup
yang jauh lebih kecil daripada kemampuannya agar tidak merasa bersalah akan
ketergantungannya tersebut.

49
50
Periodisasi
Masa kanak-kanak dan remaja:
Cross check dengan tanda tangan sewaktu anak-anak dan
remaja. Apakah di periode kanak-kanaknya terdapa konsistensi?
Masa menikah
Cross check dengan periode lainnya. Apakah periode ini terlalu
sempit? Adakah garis yang terputus di periode ini? Adakah garis
yang saling menimpa di periode ini?
Masa tua
Cross check: apakah garisnya menurun atau menaik? Berapa
derajad? Adakah garis aspirasi? Apakah ada garis yang saling
menimpa? Apakah periode ini lebih mudah diuraikan
dibandingkan 2 periode sebelumnya?

51
52
53
Spasi
Rapat
takut, cemas, terutama dalam hubungan sosial. Cross check
dengan gejala-gejala gangguan kepribadian anti-sosial lainnya.
Terutama, periksa apakah kerapatan antar huruf itu sampai
membuat garis saling silang atau mencoret/menimpa garis lain,
terutama garis vertikal.
Wajar
mampu menjalin hubungan-hubungan baru, dengan adaptasi
sosial yang relatif cepat.
Renggang
terbuka; mempersilahkan orang lain untuk menengok isi hati
dan pikirannya. Mengundang dan siap memberikan keintiman.

54
Spasi: Renggang

55
Spasi: Rapat

56
Posisi di Kertas Tes: Kertas Vertikal
kertas vertikal: ujung kanan
citra diri kurang sehat, menganggap dirinya berbeda dari orang kebanyakan, 'outsider' atau di
luar sistem. Ia kurang dpat menyesuaikan diri dengan sistem, peraturan dan norma-norma yang
ada. Mudah curiga terhadap orang lain. Cross check: gangguan kepribadian paranoid. Cross
check: apakah kidal seluruhnya? Apakah pernah lama tinggal di Timur Tengah atau dididik di
pesantren? Cross check: apakah memiliki gejala-gejala gangguan kepribadian skizoid lainnya?
kertas vertikal: tengah atas
menganggap dirinya sangat tinggi dibandingkan orang lain. Kecenderungan pola kepemimpinan
diktatorial. Grandiositas. Tanda utama gangguan kepribadian narkisistik.
kertas vertikal: ujung kiri
citra diri sehat, menganggap dirinya sebagai orang kebanyakan, yang walaupun punya status
cukup dan sumber-sumber pengaruh tertentu, namun masih ada orang-orang di atasnya dan
masih banyak lagi yang ada di bawahnya.
kertas vertikal: tengah kertas.
Ia merasa sebagai pusat dunia; segala sesuatu dipandang dari kebutuhan dan keinginan dirinya.
Egosentrisme sangat tinggi. Cross check: adakah waham kebesaran? Cross check: apa aliran yang
dianutnya dalam beragama? Cross check: apa saja pemikiran irasionalitasnya? Cross check: pola
pendidikan masa anak-anak dan apakah anak tunggal?

57
Vertikal: Kanan Atas

58
Vertikal: Tengah Kertas

59
Posisi di Kertas Tes: Kertas Horizontal
kertas horizontal: ujung kanan
ia merasa eksklusif, hanya sesuai berhubungan dengan orang-orang yang sesuai dengan standar
dan parameter yang ditetapkan oleh persepsinya sendiri. Jika tidak melakukan hal ini, ia merasa
stranded, terasing, tersasar, terdampar.
kertas horizontal: ujung kiri
merasa bahwa hubungan baik dengan semua orang adalah hal yang penting. Ia lebih
memprioritaskan pekerjaan, pertemanan, dan keluarga (urutan bergantung pada tahap
perkembangan dan gender) dibandingkan hal-hal lainnya. Cakap dalam bertata krama.
kertas horizontal: tengah atas
dalam relasi sosial cenderung aktif, ekstroversi, tak suka menunggu, bahkan cenderung agresif. Ia
lebih banyak memberi, terutama dari komponen tindakan, pikiran maupun perasaan. Dengan
memberi, ia akan merasa puas, tenang, dan merasa mampu mengontrol tau berkuasa atas dirinya
sendiri.
kertas horizontal: tengah kertas
merasa sebagai ratu/raja pesta. Penampilan dan segala hal yang bersifat superficial dianggapnya
superpenting. Tak terlalu suka relasi sosial yang bersifat privat; lebih suka berkelompok, lebih
besar lebih baik baginya. Suka mencuri dan mencari perhatian dalam relasi sosial. Cross check:
gangguan kepribadian histerik atau histrionik.

60
Posisi di Ruang Tanda Tangan
tepat di atas
pintar menempatkan diri di antara kelompok sosialnya; pragmatis
jauh di atasnya
sangat tidak suka akan apa yang diterimanya saat ini; merasa seharusnya ia mendapatkan
keuntungan lebih banyak. Namun ia juga tak berdaya untuk menempatkan dirinya di
posisi yang lebih layak menurut persepsinya.
agak ke bawah sehingga baseline ruang tanda tangan persis berada di tengah badan
tanda tangan
Ia merasa apa yang dialaminya saat ini adalah paksaan dari pihak lain; ia terperangkap
untuk menjalaninya terus, karena ia juga tidak berani untuk mundur. Selain itu juga bisa
berarti tidak menikmati formalitas, sangat tidak nyaman di dalam kelompok sosial,
cenderung soliter. Cross check dengan tanda-tanda gangguan kepribadian lain: masokistik.
cenderung ke kiri
defensif, menunggu.
cenderung ke kanan
proaktif, cenderung agresif.

61
Posisi Di Ruang
Tanda Tangan

62
Posisi di
Ruang Tanda
Tangan

63
Tanda Baca & Simbol
tanda di periode kanak-kanak
lingkaran, segitiga atau bentuk-bentuk "penjara" lainnya:
tanda di periode menikah
garis hubungan ekstramarital:
tanda di periode tua
garis aspirasi:
simbol cinta
sifat kekanak-kanakan, sifat periang, terlalu menonjolkan komponen perasaan dari perilaku.
simbol angka (seperti angka)
membutuhkan pedoman hidup, penanda peristiwa penting (jadwal hidup yang tetap), rutinitas, tidak
suka bertualang, dan cenderung kurang inovatif.
simbol garis infinity
Walau ingin menampakkan sudah tak mempermasalahkan suatu hal, sesungguhnya di alam bawah
sadar masih dipersoalkan. Bila klien menunjukkan fisik yang lemah atau sakit kronis, ini tanda bahwa ia
takut akan kematian atau pengharapan akan kesembuhannya.
tanggal lahir
Ikatan dengan ibu sangat kuat. Jika makna secara keseluruhan cenderung negatif, ini pertanda remorse,
penyesalan, bahkan kemarahan atas kelahirannya ke dunia.

64
Pedang Memulai
dan Mengakhiri
Pertempuran

65
Cangkang Kerang

66
Kupu-kupu

67
Portfolio
 Dr. Dono Baswardono, AISEC, MA, Ph.D
◦ Associate In Sex Education Certificate, IASHS, Utrecht,
The Netherlands, 1995.
◦ Psychoanalysis Counseling Certificate, Dutch
Psychoanalytical Association (Nederlands
Psychoanalytisch Genootschap), 1994.
◦ Blogs:
◦ Donobaswardonoparenting.blogspot.com
◦ FB: donobaswardono.parenting
◦ E-mails:
 dono.baswardono@gmail.com
 donobaswardono@rocketmail.com
68

Anda mungkin juga menyukai