METODE T-X
Oleh :
ZHAFRAN NOORHUDA ABDILLAH
111.210.035
KELOMPOK 3
2
2.2.2.1.1. Grafik T-X
2.2.2.1.2. Profil Bawah Permukaan
2.2.2.2. Metode Critical Distance Banyak Lapis
2.2.2.2.1. Grafik T-X
2.2.2.2.2. Profil Bawah Permukaan
2.2.2.3 Metode Critical Distance Lapisan Miring
2.2.2.3.1. Grafik T-X
2.2.2.3.1 Profil Bawah Permukaan
3
BAB I
METODOLOGI PENELITIAN
5
BAB II
PERHITUNGAN ITM
Ti V1 V2 Ic Cos Ic Z
0,539 443,349 597,189 47,9357 0,66996
6 8 7 1 4 -0,17854
6
15 25.5
18 30.1
21 40.8
24 42.4
27 48.6
30 53.6
33 60.1
36 65.7
39 71.9
42 80.5
45 82.7
48 86.2
51 89.4
54 90.8
57 92.2
60 96.9
7
60 84.9 7.8
63 91.5 0
Perhitungan CDM
Ti V1 V2 Xc Z A B
8
0.5396 443.3498 597.1897 3.215161 -0.61813 2.2367 -1.14
1.7143 0.5396
Offset Time
(m) (ms)
0 0
3 6.9
6 15.7
9 18.7
12 22.5
15 25.5
18 30.1
21 40.8
24 42.4
27 48.6
30 53.6
33 60.1
36 65.7
39 71.9
42 80.5
45 82.7
48 86.2
51 89.4
54 90.8
57 92.2
Offset Forward Reverse
(m) 60 (ms) 96.9 (ms)
0 0 97.7
3 8.5 95.5
6 19.1 90.6
PERHITUNGAN METODE CDM
9 22.8 87.2
V1 V2 V3 XC12 XC23 Z1 Z2
12 25.4 84.6
-
15 29.2 79.3
514.7059 528.9673 1097.561 22.687663 44.3814237 -1.3260447 14.0098
18 33.1 76.5
a b pembagi v3-v2 akar v2-v1 akar v3-v1 akar
21 38.4 71.4
1.7254 1.9083 0.591249 1097.32 122.000864 969.390504
24 42.2 68.9
1.9175 -2.45
27 44.9 63.7
0.8667 44.186
30 48.7 60.3 Lapis
Tabel 78 Tabel Pengolahan Metode CDM Banyak
33 51.7 54.9
36 54.5 50.4
2.1.2.3. Metode 39 57.7 47.2 Critical Distance
Lapis Miring 42 60.6 44.5
45 64.9 39.7
48 66.1 37.8
51 70.8 35.9
54 76.8 24 9
57 80.4 15.4
60 84.9 7.8
63 91.5 0
Tabel 9 Tabel Pengolahan Metode CDM Lapis Miring
A
Linear (Gelombang Seismik)
20
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Axis Title
11
Gambar 2 Profil Bawah Permukaan Metode ITM Satu Lapis
Pada gambar di atas merupakan hasil interpretasi litologi dari data seismik
yang didapat berdasarkan kecepatan rambat gelombang. Kecepatan gelombang
dipengaruhi oleh nilai densitas, semakin kompak suatu batuan maka nilai dari
densitas batuan tersebut semakin tinggi. Dapat dilihat pada gambar di atas, setelah
melakukan pengolahan data diapat dua lapisan batuan. Lapisan paling atas (Top)
memiliki litologi soil dengan nilai kecepatan rambat gelombang 443,35 m/s.
Lapisan paling bawah (Bottom) memiliki litologi soil dengan nilai kecepatan
rambat gelombang 597,19 m/s. Penentuan litologi ini menerapkan asumsi dasar
seismic refraksi dimana sebuah gelombang yang menjalar di sebuah bidang
perlapisan maka kecepatan batuannya mengikuti lapisan dibawahnya. Penentuan
litologi berdasarkan klasifikasi Burger 1992.
12
4.2.1.2. Metode Intercept Time Banyak Lapis
4.2.1.2.1. Grafik T-X
f(x) = NaN x + NaN
R² = 0 Grafik T-X
120
100
Gelombang Langsung
f(x) = 0.866666666666667 x + 44.1857142857143
80 R² = 0.979768102224326 Linear (Gelombang
Langsung)
f(x) = 1.80622710622711 x + 0.965934065934064
Gelombang Seismik 1
Axis Title
60 R² = 0.988828587533033
Linear (Gelombang Seismik
1)
40 Gelombang Seismik 2
Linear (Gelombang Seismik
20 2)
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Axis Title
Pada kasus banyak lapis, terdapat 21 data offset dan Time. Offset menggunakan
rentang dari 0 hingga 60 dan setiap offset nya bertambah 3 Dari 60 offset tersebut,
ditemukan dua titik refraktor, yaitu pada data offset 6 m dengan waktu tempuh
15,7 m/s serta offset 42 m dan waktu tempuh 80,5 m/s.
Selanjutnya mulai mengolah data ITM dengan memasukan Ti1 dan Ti2
yang dapat dilihat dari grafik gelombang refraksi 1 dan gelombang refraksi 2. Ti1
yang didapatkan adalah 0,9659 dan Ti2 adalah 44,186 Lalu menghitung V1 dan
didapat V1 = 514,7059 Selanjutnya V2 = 528,96725 dan V3 = 1097,56098 Nilai
Ic1 = 76,6652618 dengan Cos Ic1 = 0,23064 Nilai Ic 2= 28,8127 dengan Cos Ic2
= 0,8762 Dan Z1 = -1,08 dan Z2 = -23372,947 untuk mengukur kedalaman.
13
Gambar 4 Profil Bawah Permukaan Metode ITM Banyak Lapis
Pada gambar di atas merupakan hasil interpretasi litologi dari data seismik
yang didapat berdasarkan kecepatan rambat gelombang. Kecepatan gelombang
dipengaruhi oleh nilai densitas, semakin kompak suatu batuan maka nilai dari
densitas batuan tersebut semakin tinggi.
Dapat dilihat pada gambar di atas, setelah melakukan pengolahan data
diapat tiga lapisan batuan. Lapisan paling atas (Top) memiliki litologi Tanah
dengan nilai kecepatan rambat gelombang 514,706 Lapisan kedua (Middle)
berupa Tanah dengan nilai kecepatan rambat gelombang 528,9673 Lalu lapisan
paling bawah (Bottom) memiliki litologi Pasir Tersaturasi dengan nilai kecepatan
rambat gelombang 1097,561 Penentuan litologi ini menerapkan asumsi dasar
seismic refraksi dimana sebuah gelombang yang menjalar di sebuah bidang
perlapisan maka kecepatan batuannya mengikuti lapisan dibawahnya. Penentuan
litologi berdasarkan klasifikasi Burger, 1992.
14
4.2.1.3. Metode Intercept Time Lapis Miring
4.2.1.3.1. Grafik T-X
60 Reverse)
Gel. Refraksi Forward
40
Linear (Gel. Refraksi
Forward)
20
Gel Refraksi Reverse
0 Linear (Gel Refraksi Reverse)
0 10 20 30 40 50 60 70
Axis Title
Pada kasus lapis miring, terdapat 22 data offset dan Time. Rentang
offset dari 0 hingga 63 meter dan setiap offset berjarak 3 meter. Dari 24 offset
tersebut, titik refraktor berada pada data offset 6 m dan waktu tempuh 19,1 m/s
pada forward dan untuk reverse- nya adalah 90,6 m/s yang ditentukan dari grafik
T-X.
Selanjutnya perhitungan ITM bisa dimulai dengan memasukan Ti,
yang didapatkan bernilai 11,627 . Setelah itu menghitung V1 dan didapat nilai
V1= 314,1361 sedangkan V2 diperoleh 787,2928. Selanjutnya menghitung nilai
Xc, Z, V1 Rat, V2 Rat, Ic, Cos Ic, Teta, Cos Teta hingga didapatkan nilai Z
forward dan reverse sebagai kedalaman lapisannya. Dan kedalamnnya adalah -
1,67325 untuk forward dan -15,1046 untuk reverse-nya.
15
4.2.1.3.2. Profil Bawah Permukaan
Pada gambar di atas merupakan hasil interpretasi litologi dari data seismik
yang didapat berdasarkan kecepatan rambat gelombang. Kecepatan gelombang
dipengaruhi oleh nilai densitas, semakin kompak suatu batuan maka nilai dari
densitas batuan tersebut semakin tinggi.
Dapat dilihat pada gambar di atas, setelah melakukan pengolahan data
diapat dua lapisan batuan. Lapisan paling atas (Top) memiliki litologi Tanah
dengan nilai kecepatan rambat gelombang 314,1361 m/s Lapisan paling bawah
(Bottom) memiliki litologi Batupasir dengan nilai kecepatan rambat gelombang
787,2928 m/s Penentuan litologi ini menerapkan asumsi dasar seismic refraksi
dimana sebuah gelombang yang menjalar di sebuah bidang perlapisan maka
kecepatan batuannya mengikuti lapisan dibawahnya. Penentuan litologi
berdasarkan klasifikasi Burger, 1992.
16
4.2.2. Metode Critical Distance
4.2.2.1. Metode Critical Distance Satu Lapis
4.2.2.1.1. Grafik T-X
f(x) = NaN x + NaN
R² = 0 Grafik T-X
120
60 Langsung)
Gelombang Seismik
40
Linear (Gelombang Seismik)
20
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Axis Title
17
4.2.2.1.2. Profil Bawah Permukaan
Pada gambar di atas merupakan hasil interpretasi litologi dari data seismik
yang didapat berdasarkan kecepatan rambat gelombang. Kecepatan gelombang
dipengaruhi oleh nilai densitas, semakin kompak suatu batuan maka nilai dari
densitas batuan tersebut semakin tinggi.
Dapat dilihat pada gambar di atas, setelah melakukan pengolahan data
diapat dua lapisan batuan. Lapisan paling atas (Top) memiliki litologi Tanah
dengan nilai kecepatan rambat gelombang 514,706 m/s. Lapisan paling bawah
(Bottom) memiliki litologi Tanah dengan nilai kecepatan rambat gelombang
528,9673 m/s. Penentuan litologi ini menerapkan asumsi dasar seismic refraksi
dimana sebuah gelombang yang menjalar di sebuah bidang perlapisan maka
kecepatan batuannya mengikuti lapisan dibawahnya. Penentuan litologi
berdasarkan klasifikasi Burger, 1992.
18
4.2.2.2. Metode Critical Distance Banyak Lapis
4.2.2.2.1. Grafik T-X
f(x) = NaN x + NaN
R² = 0 Grafik T-X
120
100
Gelombang Langsung
f(x) = 0.866666666666667 x + 44.1857142857143
R² = 0.979768102224326 Linear (Gelombang
80 Langsung)
f(x) = 1.80622710622711 x + 0.965934065934064
Gelombang Seismik 1
Axis Title
60 R² = 0.988828587533033
Linear (Gelombang Seismik
1)
40 Gelombang Seismik 2
Linear (Gelombang Seismik
20 2)
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Axis Title
Pada kasus banyak lapis, terdapat 21 data offset dan Time. Offset
menggunakan rentang dari 0 hingga 60 dan setiap offset nya bertambah 3. Dari 2
offset tersebut, ditemukan dua titik refraktor, yaitu pada data offset 6 m dengan
waktu tempuh 15,7 m/s serta offset 42 m dan waktu tempuh 80,5 m/s.
Selanjutnya mulai mengolah data CDM dengan memasukan V1, V2 dan
V3 yang sudah didapat melalui perhitungan ITM. Selanjutnya diperoleh XC12
yang bernilai 22,687663 lalu XC23 dengan nilai 44,3814237, selanjutnya mencari
pembagi dan diperoleh nilai 0,591249 kemudian menghitung Z1 yang diperoleh
nilai -1,3260447 dan Z2 yang bernilai -14,0098.
19
4.2.2.2.2. Profil Bawah Permukaan
Pada gambar di atas merupakan hasil interpretasi litologi dari data seismik
yang didapat berdasarkan kecepatan rambat gelombang. Kecepatan gelombang
dipengaruhi oleh nilai densitas, semakin kompak suatu batuan maka nilai dari
densitas batuan tersebut semakin tinggi.
Dapat dilihat pada gambar di atas, setelah melakukan pengolahan data
diapat tiga lapisan batuan. Lapisan paling atas (Top) memiliki litologi Tanah
dengan nilai kecepatan rambat gelombang 514,706 m/s. Lapisan kedua (Middle)
berupa Tanah dengan nilai kecepatan rambat gelombang 528,9673 m/s. Lalu
lapisan paling bawah (Bottom) memiliki litologi Batupasir dengan nilai kecepatan
rambat gelombang 1097,561 m/s. Penentuan litologi ini menerapkan asumsi dasar
seismic refraksi dimana sebuah gelombang yang menjalar di sebuah bidang
perlapisan maka kecepatan batuannya mengikuti lapisan dibawahnya. Penentuan
litologi berdasarkan klasifikasi Burger, 1992.
20
4.2.2.3. Metode Critical Distance Lapis Miring
4.2.2.3.1. Grafik T-X
f(x) = NaN x + NaN
R² = 0 Grafik T-X
120
Gel. Langsung Forward
100 Linear (Gel. Langsung
f(x) = − 1.28410732714138 x + 98.6391812865497Forward)
80 R² =f(x)
0.996808196652443
= 1.20458646616541 x + 11.6267669172932
Gel. Langsung Reverse
R² = 0.994824542184304
Linear (Gel. Langsung
Axis Title
60 Reverse)
Gel. Refraksi Forward
40
Linear (Gel. Refraksi
Forward)
20
Gel Refraksi Reverse
0 Linear (Gel Refraksi Reverse)
0 10 20 30 40 50 60 70
Axis Title
Pada kasus lapis miring, terdapat 22 data offset dan Time. Rentang offset dari 0
hingga 63 meter dan setiap offset berjarak 3 meter. Dari 24 offset tersebut, titik
refraktor berada pada data offset 6 m dan waktu tempuh 19,1 m/s pada forward
dan untuk reverse- nya adalah 90,6 m/s yang ditentukan dari grafik T-X.
Selanjutnya perhitungan CDM bisa dimulai dengan memasukan Ti,
yang didapatkan bernilai 11,627 . Setelah itu menghitung V1 dan didapat nilai
V1= 314,1361 sedangkan V2 diperoleh 787,2928. Selanjutnya menghitung nilai
Xc, Z, V1 Rat, V2 Rat, Ic, Cos Ic, Teta, Cos Teta hingga didapatkan nilai Z
forward dan reverse sebagai kedalaman lapisannya. Dan kedalamnnya adalah -
1,67325 untuk forward dan -15,1046 untuk reverse-nya.
21
4.2.2.3.2. Profil Bawah Permukaan
Pada gambar di atas merupakan hasil interpretasi litologi dari data seismik
yang didapat berdasarkan kecepatan rambat gelombang. Kecepatan gelombang
dipengaruhi oleh nilai densitas, semakin kompak suatu batuan maka nilai dari
densitas batuan tersebut semakin tinggi.
Dapat dilihat pada gambar di atas, setelah melakukan pengolahan data
diapat dua lapisan batuan. Lapisan paling atas (Top) memiliki litologi Tanah
dengan nilai kecepatan rambat gelombang 314,1361 m/s. Lapisan paling bawah
(Bottom) memiliki litologi Batupasir dengan nilai kecepatan rambat gelombang
787,2928 m/s. Penentuan litologi ini menerapkan asumsi dasar seismic refraksi
dimana sebuah gelombang yang menjalar di sebuah bidang perlapisan maka
kecepatan batuannya mengikuti lapisan dibawahnya. Penentuan litologi
berdasarkan klasifikasi Burger, 1992.
22
BAB V KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian menggunakan metode T-X, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pada metode Intercept Time Methode (ITM) & Critical Distance
Method (CDM) dalam kasus satu lapis diperoleh data offset
sebanyak 21 data dan diperoleh data T1 0,5396 ms dengan
kecepatan (V1) sebesar 443,35 m/s dan V2 sebesar 597,19 m/s.
Berdasarkan kecepatan tersebut diperoleh litologi lapisan satu
berupa tanah dan lapisan di bawahnya berupa tanah (Burger,
1992).
2. Pada metode Intercept Time Methode (ITM) & Critical Distance Method
(CDM) dalam kasus banyak lapis didapat data offset sebanyak 21 data.
Nilai kecepatan gelombang seismik pada lapisan tersebut sebesar V1 =
514,7059, V2 = 528,96725 dan V3 = 1097,56098. Berdasar data
kecepatan tersebut lapisan tersebut berturut-turut dari atas ke bawah
yaitu tanah, tanah dan batupasir ( Burger, 1992 ).
3. Pada Pada metode Intercept Time Methode (ITM) & Critical Distance
Method (CDM) dalam kasus lapisan miring diperoleh offset sebayak 22
data. Nilai kecepatan rambat gelombang seismik pada lapisan tersebut
sebesar V1= 314,1361 dan V2 = 787,2928 . Berdasar data kecepatan
tersebut diperoleh litologi dari atas ke bawah berturut-turut yaitu tanah
dan batupasir. ( Burger, 1992 )
5.2. Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
24