Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM SEISMIK REFRAKSI

METODE T-X

Oleh :
ZHAFRAN NOORHUDA ABDILLAH
111.210.035
KELOMPOK 3

LABORATORIUM GEOFISIKA EKSPLORASI


JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2024
DAFTAR ISI

BAB I. METODOLOGI PENELITIAN


1.1. Diagram Alir Pengolahan Data
1.2. Pembahasan Diagram Alir Pengolahan Data
BAB II. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1. Tabel Pengolahan Data
2.1.1. Metode Intercept Time
2.1.1.1. Metode Intercept Time Satu Lapis
2.1.1.2. Metode Intercept Time Banyak Lapis
2.1.1.3. Metode Intercept Time Lapisan Miring
2.1.2. Metode Critical Distance
2.1.2.1. Metode Critical Distance Satu Lapis
2.1.2.2. Metode Critical Distance Banyak Lapis
2.1.2.3 Metode Critical Distance Lapisan Miring
2.2. Hasil dan Pembahasan Pengolahan Data
2.2.1. Metode Intercept Time
2.2.1.1. Metode Intercept Time Satu Lapis
2.2.1.1.1. Grafik T-X
2.2.1.1.2. Profil Bawah Permukaan
2.2.1.2. Metode Intercept Time Banyak Lapis
2.2.1.2.1. Grafik T-X
2.2.1.2.2. Profil Bawah Permukaan
2.2.1.3. Metode Intercept Time Lapisan Miring
2.2.1.3.1. Grafik T-X
2.2.1.3.2. Profil Bawah Permukaan
2.2.2. Metode Critical Distance
2.2.2.1. Metode Critical Distance Satu Lapis

2
2.2.2.1.1. Grafik T-X
2.2.2.1.2. Profil Bawah Permukaan
2.2.2.2. Metode Critical Distance Banyak Lapis
2.2.2.2.1. Grafik T-X
2.2.2.2.2. Profil Bawah Permukaan
2.2.2.3 Metode Critical Distance Lapisan Miring
2.2.2.3.1. Grafik T-X
2.2.2.3.1 Profil Bawah Permukaan

BAB III. PENUTUP


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. TABEL KECEPATAN BATUAN
B. TURUNAN RUMUS ITM BANYAK LAPIS
C. TURUNAN RUMUS CDM BANYAK LAPIS
LEMBAR KONSULTASI
LEMBAR PENILAIAN

3
BAB I

METODOLOGI PENELITIAN

1.1. Diagram Alir Pengolahan Data

Gambar 1 Diagram Alir


4
1.2. Pembahasan Diagram Alir Pengolahan Data
Diagram alir di atas merupakan skema alur pengolahan data dan
pengerjaan output berupa laporan. Dalam pengolahan data menggunakan data
sekunder dan software Microsoft Excel sehingga diperoleh grafik data yang
diinginkan. Berikut penjelasan setiap langkah dalam proses pengolahan data.
1. Menyiapkan studi literatur untuk menambah wawasan dalam
melakukan pengolahan data.
2. Mempersiapkan data, pada laporan ini saya menggunakan data
sekunder oleh karena itu persiapkan data sekunder yang diberikan
oleh laboratorium
3. Masukkan data sekunder dalam Microsoft Excel untuk mengolah data
offset dan waktu rambat gelombang pada kasus satu lapisan, banyak
lapisan dan lapisan miring
4. Setelah itu mencari titik refraktor pada setiap lapisan dengan cara
menentukan terbesar lalu tandai dengan menggunakan warna lain.
Jelasin grafik
5. Membuat Grafik T-X agar terlihat perbedaan antara gelombang
langsung dan gelombang refraksi. Lalu diolah menggunakan metode
ITM dan CDM baik pada kasus satu lapis, banyak lapis dan lapis
miring.
6. Mengolah nilai kecepatan menggunakan metode ITM dan CDM pada
grafik T-X yang kemudian mendapatkan nilai dari kedalaman masing
masing lapisan untuk nantinya digunakan dalam pembuatan profil
bawah permukaan.
7. Dari grafik kedalaman bawah permukaan tersebut diolah berdasarkan
nilai kecepatannya lalu dicocokkan dalam klasifikasi untuk
mendapatkan litologi yang tepat
8. Membuat grafik bawah permukaan sesuai litologi yang didapat
menggunakan software Corel Draw
9. Menyimpulkan apa yang didapat setelah melakukan pembahasan
10. Menyelesaikan pengolahan data seismik dan mendapatkan hasil.

5
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. Tabel Pengolahan Data


2.1.1. Metode Intercept Time
2.1.1.1. Metode Intercept Time Satu Lapis
Offset (m) Time(ms)
0 0
3 4,6
6 10,8
9 20,3
12 24,1
15 27,8
18 30,6
21 35,4
24 39,8
27 45,2
30 50,4
33 54,1
36 59,5
39 65,4
42 70,7
45 77,8
48 83,6
51 89,5
54 93,5
57 100,9
60 105,7
Tabel 1 Tabel Perhitungan ITM dan satu lapisan

PERHITUNGAN ITM
Ti V1 V2 Ic Cos Ic Z
0,539 443,349 597,189 47,9357 0,66996
6 8 7 1 4 -0,17854

2.1.1.2. Metode Intercept Time Banyak Lapis


Offset Time
(m) (ms)
0 0
3 6.9
6 15.7
9 18.7
12 22.5

6
15 25.5
18 30.1
21 40.8
24 42.4
27 48.6
30 53.6
33 60.1
36 65.7
39 71.9
42 80.5
45 82.7
48 86.2
51 89.4
54 90.8
57 92.2
60 96.9

Tabel 2 Tabel Offset Metode ITM Banyak Lapis

Tabel 3 Tabel Perhitungan ITM Banyak Lapis

2.1.1.3. Metode Intercept Time Lapis Miring


Offset (m) Forward (ms) Reverse (ms)
0 0 97.7
3 8.5 95.5
6 19.1 90.6
9 22.8 87.2
12 25.4 84.6
15 29.2 79.3
18 33.1 76.5
21 38.4 71.4
24 42.2 68.9
27 44.9 63.7
30 48.7 60.3
33 51.7 54.9
36 54.5 50.4
39 57.7 47.2
42 60.6 44.5
45 64.9 39.7
48 66.1 37.8
51 70.8 35.9
54 76.8 24
57 80.4 15.4

7
60 84.9 7.8
63 91.5 0

Tabel 4 Tabel Offset Metode ITM Lapis Miring

Tabel 5 Tabel Perhitungan ITM Lapis Miring

2.1.2. Metode Critical Distance


2.1.2.1. Metode Critical Distance Satu Lapis
Offset Time
(m) (ms)
0 0
3 4.6
6 10.8
9 20.3
12 24.1
15 27.8
18 30.6
21 35.4
24 39.8
27 45.2
30 50.4
33 54.1
36 59.5
39 65.4
42 70.7
45 77.8
48 83.6
51 89.5
54 93.5
57 100.9
60 105.7

Perhitungan CDM
Ti V1 V2 Xc Z A B

8
0.5396 443.3498 597.1897 3.215161 -0.61813 2.2367 -1.14
1.7143 0.5396

Tabel 6 Tabel Pengolahan Metode CDM Satu Lapis

2.1.2.2. Metode Critical Distance Banyak Lapis

Offset Time
(m) (ms)
0 0
3 6.9
6 15.7
9 18.7
12 22.5
15 25.5
18 30.1
21 40.8
24 42.4
27 48.6
30 53.6
33 60.1
36 65.7
39 71.9
42 80.5
45 82.7
48 86.2
51 89.4
54 90.8
57 92.2
Offset Forward Reverse
(m) 60 (ms) 96.9 (ms)
0 0 97.7
3 8.5 95.5
6 19.1 90.6
PERHITUNGAN METODE CDM
9 22.8 87.2
V1 V2 V3 XC12 XC23 Z1 Z2
12 25.4 84.6
-
15 29.2 79.3
514.7059 528.9673 1097.561 22.687663 44.3814237 -1.3260447 14.0098
18 33.1 76.5
a b pembagi v3-v2 akar v2-v1 akar v3-v1 akar
21 38.4 71.4
1.7254 1.9083 0.591249 1097.32 122.000864 969.390504
24 42.2 68.9
1.9175 -2.45
27 44.9 63.7
0.8667 44.186
30 48.7 60.3 Lapis
Tabel 78 Tabel Pengolahan Metode CDM Banyak
33 51.7 54.9
36 54.5 50.4
2.1.2.3. Metode 39 57.7 47.2 Critical Distance
Lapis Miring 42 60.6 44.5
45 64.9 39.7
48 66.1 37.8
51 70.8 35.9
54 76.8 24 9
57 80.4 15.4
60 84.9 7.8
63 91.5 0
Tabel 9 Tabel Pengolahan Metode CDM Lapis Miring

4.2. Hasil dan Pembahasan Pengolahan Data


4.2.1. Metode Intercept Time
4.2.1.1. Metode Intercept Time Satu Lapis
4.2.1.1.1. Grafik T-X

f(x) = NaN x + NaN


R² = 0 Grafik T-X
120
10
100 f(x) = 1.71431028551772 x + 0.539628482972134
R² = 0.993787746636493
80 Gelombang Langsung
Linear (Gelombang
itle
Gelombang Seismik
40

A
Linear (Gelombang Seismik)
20

0
0 10 20 30 40 50 60 70
Axis Title

Gambar 1 Grafik T-X ITM Satu Lapisan

Grafik T-X di atas menunjukkan adanya perubahan atau pembelokan kurva.


Kurva sebelum titik pembelokan disebut gelombang asli dan kurva detelah titik
pembelokan disebut gelombang refraksi serta titik pembelokan disebut titik
refraktor. Selanjutnya membedakan masing-masing kurva dengan cara mengubah
warna kurva. Setelah itu, lakukan perhitungan ITM, dimulai dengan memasukkan
nilai Ti, disini bernilai 0,5396 lalu hitung V1= 443,35 Selanjutnya, cari nilai dari
V2, yang dimana hasilnya V2= 597,19 Kemudian cari nilai Ic dan cosnya
berturut-turut 47,9357 dan 0,66996 Terakhir mencari nilai Z, sebesar -0,17854
sebagai kedalamannya.

4.2.1.1.2. Profil Bawah Permukaan

11
Gambar 2 Profil Bawah Permukaan Metode ITM Satu Lapis

Pada gambar di atas merupakan hasil interpretasi litologi dari data seismik
yang didapat berdasarkan kecepatan rambat gelombang. Kecepatan gelombang
dipengaruhi oleh nilai densitas, semakin kompak suatu batuan maka nilai dari
densitas batuan tersebut semakin tinggi. Dapat dilihat pada gambar di atas, setelah
melakukan pengolahan data diapat dua lapisan batuan. Lapisan paling atas (Top)
memiliki litologi soil dengan nilai kecepatan rambat gelombang 443,35 m/s.
Lapisan paling bawah (Bottom) memiliki litologi soil dengan nilai kecepatan
rambat gelombang 597,19 m/s. Penentuan litologi ini menerapkan asumsi dasar
seismic refraksi dimana sebuah gelombang yang menjalar di sebuah bidang
perlapisan maka kecepatan batuannya mengikuti lapisan dibawahnya. Penentuan
litologi berdasarkan klasifikasi Burger 1992.

12
4.2.1.2. Metode Intercept Time Banyak Lapis
4.2.1.2.1. Grafik T-X
f(x) = NaN x + NaN
R² = 0 Grafik T-X
120

100
Gelombang Langsung
f(x) = 0.866666666666667 x + 44.1857142857143
80 R² = 0.979768102224326 Linear (Gelombang
Langsung)
f(x) = 1.80622710622711 x + 0.965934065934064
Gelombang Seismik 1
Axis Title

60 R² = 0.988828587533033
Linear (Gelombang Seismik
1)
40 Gelombang Seismik 2
Linear (Gelombang Seismik
20 2)

0
0 10 20 30 40 50 60 70
Axis Title

Gambar 3 Grafik T-X ITM Banyak Lapis

Pada kasus banyak lapis, terdapat 21 data offset dan Time. Offset menggunakan
rentang dari 0 hingga 60 dan setiap offset nya bertambah 3 Dari 60 offset tersebut,
ditemukan dua titik refraktor, yaitu pada data offset 6 m dengan waktu tempuh
15,7 m/s serta offset 42 m dan waktu tempuh 80,5 m/s.
Selanjutnya mulai mengolah data ITM dengan memasukan Ti1 dan Ti2
yang dapat dilihat dari grafik gelombang refraksi 1 dan gelombang refraksi 2. Ti1
yang didapatkan adalah 0,9659 dan Ti2 adalah 44,186 Lalu menghitung V1 dan
didapat V1 = 514,7059 Selanjutnya V2 = 528,96725 dan V3 = 1097,56098 Nilai
Ic1 = 76,6652618 dengan Cos Ic1 = 0,23064 Nilai Ic 2= 28,8127 dengan Cos Ic2
= 0,8762 Dan Z1 = -1,08 dan Z2 = -23372,947 untuk mengukur kedalaman.

4.2.1.2.2. Profil Bawah Permukaan

13
Gambar 4 Profil Bawah Permukaan Metode ITM Banyak Lapis

Pada gambar di atas merupakan hasil interpretasi litologi dari data seismik
yang didapat berdasarkan kecepatan rambat gelombang. Kecepatan gelombang
dipengaruhi oleh nilai densitas, semakin kompak suatu batuan maka nilai dari
densitas batuan tersebut semakin tinggi.
Dapat dilihat pada gambar di atas, setelah melakukan pengolahan data
diapat tiga lapisan batuan. Lapisan paling atas (Top) memiliki litologi Tanah
dengan nilai kecepatan rambat gelombang 514,706 Lapisan kedua (Middle)
berupa Tanah dengan nilai kecepatan rambat gelombang 528,9673 Lalu lapisan
paling bawah (Bottom) memiliki litologi Pasir Tersaturasi dengan nilai kecepatan
rambat gelombang 1097,561 Penentuan litologi ini menerapkan asumsi dasar
seismic refraksi dimana sebuah gelombang yang menjalar di sebuah bidang
perlapisan maka kecepatan batuannya mengikuti lapisan dibawahnya. Penentuan
litologi berdasarkan klasifikasi Burger, 1992.

14
4.2.1.3. Metode Intercept Time Lapis Miring
4.2.1.3.1. Grafik T-X

f(x) = NaN x + NaN


R² = 0 Grafik T-X
120
Gel. Langsung Forward
100 Linear (Gel. Langsung
f(x) = − 1.28410732714138 x + 98.6391812865497Forward)
80 R² =f(x)
0.996808196652443
= 1.20458646616541 x + 11.6267669172932
Gel. Langsung Reverse
R² = 0.994824542184304
Linear (Gel. Langsung
Axis Title

60 Reverse)
Gel. Refraksi Forward
40
Linear (Gel. Refraksi
Forward)
20
Gel Refraksi Reverse
0 Linear (Gel Refraksi Reverse)
0 10 20 30 40 50 60 70
Axis Title

Gambar 5 Grafik T-X ITM Lapis Miring

Pada kasus lapis miring, terdapat 22 data offset dan Time. Rentang
offset dari 0 hingga 63 meter dan setiap offset berjarak 3 meter. Dari 24 offset
tersebut, titik refraktor berada pada data offset 6 m dan waktu tempuh 19,1 m/s
pada forward dan untuk reverse- nya adalah 90,6 m/s yang ditentukan dari grafik
T-X.
Selanjutnya perhitungan ITM bisa dimulai dengan memasukan Ti,
yang didapatkan bernilai 11,627 . Setelah itu menghitung V1 dan didapat nilai
V1= 314,1361 sedangkan V2 diperoleh 787,2928. Selanjutnya menghitung nilai
Xc, Z, V1 Rat, V2 Rat, Ic, Cos Ic, Teta, Cos Teta hingga didapatkan nilai Z
forward dan reverse sebagai kedalaman lapisannya. Dan kedalamnnya adalah -
1,67325 untuk forward dan -15,1046 untuk reverse-nya.

15
4.2.1.3.2. Profil Bawah Permukaan

Gambar 6 Profil Bawah Permukaan Metode ITM Lapis Miring

Pada gambar di atas merupakan hasil interpretasi litologi dari data seismik
yang didapat berdasarkan kecepatan rambat gelombang. Kecepatan gelombang
dipengaruhi oleh nilai densitas, semakin kompak suatu batuan maka nilai dari
densitas batuan tersebut semakin tinggi.
Dapat dilihat pada gambar di atas, setelah melakukan pengolahan data
diapat dua lapisan batuan. Lapisan paling atas (Top) memiliki litologi Tanah
dengan nilai kecepatan rambat gelombang 314,1361 m/s Lapisan paling bawah
(Bottom) memiliki litologi Batupasir dengan nilai kecepatan rambat gelombang
787,2928 m/s Penentuan litologi ini menerapkan asumsi dasar seismic refraksi
dimana sebuah gelombang yang menjalar di sebuah bidang perlapisan maka
kecepatan batuannya mengikuti lapisan dibawahnya. Penentuan litologi
berdasarkan klasifikasi Burger, 1992.

16
4.2.2. Metode Critical Distance
4.2.2.1. Metode Critical Distance Satu Lapis
4.2.2.1.1. Grafik T-X
f(x) = NaN x + NaN
R² = 0 Grafik T-X
120

100 f(x) = 1.71431028551772 x + 0.539628482972134


R² = 0.993787746636493
80 Gelombang Langsung
Linear (Gelombang
Axis Title

60 Langsung)
Gelombang Seismik
40
Linear (Gelombang Seismik)
20

0
0 10 20 30 40 50 60 70
Axis Title

Grafik T-X di atas menunjukkan adanya perubahan atau pembelokan


kurva. Kurva sebelum titik pembelokan disebut gelombang asli dan kurva detelah
titik pembelokan disebut gelombang refraksi serta titik pembelokan disebut titik
refraktor. Selanjutnya membedakan masing-masing kurva dengan cara mengubah
warna kurva. Setelah itu, lakukan perhitungan CDM, dimulai dengan
memasukkan nilai Ti, disini bernilai 0,5396 lalu hitung V1= 443,35 Selanjutnya,
cari nilai dari V2, yang dimana hasilnya V2= 597,19 Kemudian cari nilai Xc yang
bernilai 3,21516 Terakhir mencari nilai Z, sebesar -0,61813 sebagai
kedalamannya.

17
4.2.2.1.2. Profil Bawah Permukaan

Gambar 7 Profil Bawah Permukaan Metode CDM Satu Lapis

Pada gambar di atas merupakan hasil interpretasi litologi dari data seismik
yang didapat berdasarkan kecepatan rambat gelombang. Kecepatan gelombang
dipengaruhi oleh nilai densitas, semakin kompak suatu batuan maka nilai dari
densitas batuan tersebut semakin tinggi.
Dapat dilihat pada gambar di atas, setelah melakukan pengolahan data
diapat dua lapisan batuan. Lapisan paling atas (Top) memiliki litologi Tanah
dengan nilai kecepatan rambat gelombang 514,706 m/s. Lapisan paling bawah
(Bottom) memiliki litologi Tanah dengan nilai kecepatan rambat gelombang
528,9673 m/s. Penentuan litologi ini menerapkan asumsi dasar seismic refraksi
dimana sebuah gelombang yang menjalar di sebuah bidang perlapisan maka
kecepatan batuannya mengikuti lapisan dibawahnya. Penentuan litologi
berdasarkan klasifikasi Burger, 1992.

18
4.2.2.2. Metode Critical Distance Banyak Lapis
4.2.2.2.1. Grafik T-X
f(x) = NaN x + NaN
R² = 0 Grafik T-X
120

100
Gelombang Langsung
f(x) = 0.866666666666667 x + 44.1857142857143
R² = 0.979768102224326 Linear (Gelombang
80 Langsung)
f(x) = 1.80622710622711 x + 0.965934065934064
Gelombang Seismik 1
Axis Title

60 R² = 0.988828587533033
Linear (Gelombang Seismik
1)
40 Gelombang Seismik 2
Linear (Gelombang Seismik
20 2)

0
0 10 20 30 40 50 60 70
Axis Title

Gambar 8 Grafik T-X Metode CDM Banyak Lapis

Pada kasus banyak lapis, terdapat 21 data offset dan Time. Offset
menggunakan rentang dari 0 hingga 60 dan setiap offset nya bertambah 3. Dari 2
offset tersebut, ditemukan dua titik refraktor, yaitu pada data offset 6 m dengan
waktu tempuh 15,7 m/s serta offset 42 m dan waktu tempuh 80,5 m/s.
Selanjutnya mulai mengolah data CDM dengan memasukan V1, V2 dan
V3 yang sudah didapat melalui perhitungan ITM. Selanjutnya diperoleh XC12
yang bernilai 22,687663 lalu XC23 dengan nilai 44,3814237, selanjutnya mencari
pembagi dan diperoleh nilai 0,591249 kemudian menghitung Z1 yang diperoleh
nilai -1,3260447 dan Z2 yang bernilai -14,0098.

19
4.2.2.2.2. Profil Bawah Permukaan

Gambar 9 Profil Bawah Permukaan Metode CDM Banyak Lapis

Pada gambar di atas merupakan hasil interpretasi litologi dari data seismik
yang didapat berdasarkan kecepatan rambat gelombang. Kecepatan gelombang
dipengaruhi oleh nilai densitas, semakin kompak suatu batuan maka nilai dari
densitas batuan tersebut semakin tinggi.
Dapat dilihat pada gambar di atas, setelah melakukan pengolahan data
diapat tiga lapisan batuan. Lapisan paling atas (Top) memiliki litologi Tanah
dengan nilai kecepatan rambat gelombang 514,706 m/s. Lapisan kedua (Middle)
berupa Tanah dengan nilai kecepatan rambat gelombang 528,9673 m/s. Lalu
lapisan paling bawah (Bottom) memiliki litologi Batupasir dengan nilai kecepatan
rambat gelombang 1097,561 m/s. Penentuan litologi ini menerapkan asumsi dasar
seismic refraksi dimana sebuah gelombang yang menjalar di sebuah bidang
perlapisan maka kecepatan batuannya mengikuti lapisan dibawahnya. Penentuan
litologi berdasarkan klasifikasi Burger, 1992.

20
4.2.2.3. Metode Critical Distance Lapis Miring
4.2.2.3.1. Grafik T-X
f(x) = NaN x + NaN
R² = 0 Grafik T-X
120
Gel. Langsung Forward
100 Linear (Gel. Langsung
f(x) = − 1.28410732714138 x + 98.6391812865497Forward)
80 R² =f(x)
0.996808196652443
= 1.20458646616541 x + 11.6267669172932
Gel. Langsung Reverse
R² = 0.994824542184304
Linear (Gel. Langsung
Axis Title

60 Reverse)
Gel. Refraksi Forward
40
Linear (Gel. Refraksi
Forward)
20
Gel Refraksi Reverse
0 Linear (Gel Refraksi Reverse)
0 10 20 30 40 50 60 70
Axis Title

Gambar 10 Grafik T-X Metode CDM Lapis Miring

Pada kasus lapis miring, terdapat 22 data offset dan Time. Rentang offset dari 0
hingga 63 meter dan setiap offset berjarak 3 meter. Dari 24 offset tersebut, titik
refraktor berada pada data offset 6 m dan waktu tempuh 19,1 m/s pada forward
dan untuk reverse- nya adalah 90,6 m/s yang ditentukan dari grafik T-X.
Selanjutnya perhitungan CDM bisa dimulai dengan memasukan Ti,
yang didapatkan bernilai 11,627 . Setelah itu menghitung V1 dan didapat nilai
V1= 314,1361 sedangkan V2 diperoleh 787,2928. Selanjutnya menghitung nilai
Xc, Z, V1 Rat, V2 Rat, Ic, Cos Ic, Teta, Cos Teta hingga didapatkan nilai Z
forward dan reverse sebagai kedalaman lapisannya. Dan kedalamnnya adalah -
1,67325 untuk forward dan -15,1046 untuk reverse-nya.

21
4.2.2.3.2. Profil Bawah Permukaan

Gambar 11 Profil Bawah Permukaan Metode CDM Lapis Miring

Pada gambar di atas merupakan hasil interpretasi litologi dari data seismik
yang didapat berdasarkan kecepatan rambat gelombang. Kecepatan gelombang
dipengaruhi oleh nilai densitas, semakin kompak suatu batuan maka nilai dari
densitas batuan tersebut semakin tinggi.
Dapat dilihat pada gambar di atas, setelah melakukan pengolahan data
diapat dua lapisan batuan. Lapisan paling atas (Top) memiliki litologi Tanah
dengan nilai kecepatan rambat gelombang 314,1361 m/s. Lapisan paling bawah
(Bottom) memiliki litologi Batupasir dengan nilai kecepatan rambat gelombang
787,2928 m/s. Penentuan litologi ini menerapkan asumsi dasar seismic refraksi
dimana sebuah gelombang yang menjalar di sebuah bidang perlapisan maka
kecepatan batuannya mengikuti lapisan dibawahnya. Penentuan litologi
berdasarkan klasifikasi Burger, 1992.

22
BAB V KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian menggunakan metode T-X, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pada metode Intercept Time Methode (ITM) & Critical Distance
Method (CDM) dalam kasus satu lapis diperoleh data offset
sebanyak 21 data dan diperoleh data T1 0,5396 ms dengan
kecepatan (V1) sebesar 443,35 m/s dan V2 sebesar 597,19 m/s.
Berdasarkan kecepatan tersebut diperoleh litologi lapisan satu
berupa tanah dan lapisan di bawahnya berupa tanah (Burger,
1992).
2. Pada metode Intercept Time Methode (ITM) & Critical Distance Method
(CDM) dalam kasus banyak lapis didapat data offset sebanyak 21 data.
Nilai kecepatan gelombang seismik pada lapisan tersebut sebesar V1 =
514,7059, V2 = 528,96725 dan V3 = 1097,56098. Berdasar data
kecepatan tersebut lapisan tersebut berturut-turut dari atas ke bawah
yaitu tanah, tanah dan batupasir ( Burger, 1992 ).
3. Pada Pada metode Intercept Time Methode (ITM) & Critical Distance
Method (CDM) dalam kasus lapisan miring diperoleh offset sebayak 22
data. Nilai kecepatan rambat gelombang seismik pada lapisan tersebut
sebesar V1= 314,1361 dan V2 = 787,2928 . Berdasar data kecepatan
tersebut diperoleh litologi dari atas ke bawah berturut-turut yaitu tanah
dan batupasir. ( Burger, 1992 )

5.2. Saran

23
DAFTAR PUSTAKA

24

Anda mungkin juga menyukai