Anda di halaman 1dari 3

INIKAH PENDIDIKAN

Sekolah pun kini hanya namanya saja


Mengatasnamakan pendidikan di dalamnya
Kertas berisi angka dan nilainya
Menyibukkan remaja dengan mengisi waktunya, dengan keterbatasan
Inikah pendidikan???
“Kamu begini aja gak bisa? Mau jadi apa nanti? Dasar bodoh!!”
“Dasar gapunya bakat, nendang bola aja gabisa”
“Nilai rapot kamu kenapa merah? Kamu ngapain aja disekolah? Kamu bolos??”

Ada murid, yang dibilang bodoh karena tidak bisa matematika, padahal ia sangat pandai di
pelajaran olahraga
Ada juga murid, yang dibilang tidak berbakat, karena tidak bisa bermain bola, padahal dia
sangat pandai di pelajaran fisika
Ada juga yang dimarahi habis-habisan karena nilai raportnya merah, bukan karena sering
bolos sekolah, tapi dikelas dia sering dibully hingga hilang semangat belajarnya
..
Tugas demi tugas diberikan..
Deadline demi deadline terus mengejar
Bukan mengasah kemampuan berpikir siswa
Tapi jari ini semakin handal untuk mencari cara instan, untuk menyelesaikan tugas
“Bro kalau boleh tau, nomor 1 gimana caranya?”
“Ohh gatau bro, gua semalem nyari di google”

Demi sebuah angka, demi sebuah nilai


Jujur pun tidak ada artinya untuk sebuah nilai,
Mau bagaimanapun, apa yang akan orang nilai tentang kita, bukan tentang usaha kita,
melainkan hasil berupa angka, juga nilainya..
Begitu pula dalam proses pendidikan
Inikah pendidikan???
SINOPSIS
“INIKAH PENDIDIKAN”

Monolog ini berisi sedikit curahan seorang pelajar. seseorang yang sedang
menempuh pendidikan di masa SMA. Tak terasa hampir 12 tahun ia duduk sebagai seorang
pelajar, menyadari bahwa sistem pendidikan yang ia jalani selama ini tidak sepenuhnya
sesuai dengan tujuan dari pendidikan itu sendiri.

Ia pun mencurahkan seluruh pendapat dan opininya saat ia sedang berada di kursi
sekolah. Saat itu sedang jam istirahat, namun ia tetap berada di kursi tersebut hingga waktu
istirahat habis.

Ini tentang pendidikan, dimana setiap orang setidaknya harus mempunyai pendidikan
untuk menjalani hidupnya. Pendidikan bukanlah semata-mata masalah nilai akademik, yang
hanya mementingkan kemampuan menghafal pelajaran dan menjawab soal. Pendidikan yang
tak kalah penting justru membangun karakter siswa. Karakter atau adab dan akhlak berguna
untuk diterapkan dalam kehidupan nyata.
SINOPSIS
“BERSYUKUR”

Setiap orang pasti memiliki perjalanan hidup yang berbeda beda. Dalam melewati
proses hidup pun, ada yang cepat mencapai target dan ada juga yang harus melewati
prosesnya lebih lama. Mereka yang hidup dengan kondisi perekonomian yang berkecukupan,
tidak akan mengerti mereka yang hidup dengan perekonomian yang pas-pasan, begitupun
sebaliknya. Mereka yang saling tidak merasakan, tidak akan bisa mengerti satu sama lain…

Ingin sekali rasanya aku bertukar diri dengan mereka yang tidak pernah merasakan
sulitnya kehidupan karena perekonomian yang kurang mumpuni. Namun, aku disadarkan
dengan kalimat “bahwa hidup adalah hidup itu sendiri”. Sehingga aku sadar, bahwa hidup
yang kita jalani sekarang adalah hidup yang memang sudah disiapkan untuk kita.

Mengeluh adalah hal wajar karena dengan hal tersebut lah kamu bisa mengeluarkan
energi- energi negatif yang ada di dalam diri dan menyadarkan diri sendiri tentang apa yang
kamu lakukan. Ketika perasaanmu sudah merasa lebih baik, jangan lupa untuk selalu
bersyukur dan jangan pernah menyerah.

Anda mungkin juga menyukai