Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Segala puja hanya bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi maha penyanyang. Berkat limpahan
karunia nikmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang bertajuk “ Sejarah dan Perjuangan pahlawan
Nasional Teuku Umar” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata
pelajaran Kepemimpinan Teuku Umar yang diampu oleh Bapak Mahrizal.
Dalam proses penyusunannya, tak terlepas dari bantuan, arahan, dan masukan dari berbagai pihak. Untuk
itu, saya ucapkan banyak terimakasih atas segala partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini.
Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di dalam penulisan
makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi sehingga penulis secara terbuka menerima
segala kritik dan saran positif dari pembaca.
Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk masyarakat.
Umumnya, dan untuk saya sendiri khususnya.

Nagan Raya, 4 Desember 2023

Rislia nengsi
Daftar Isi

Kata pengantar ..............................................................................................................................................2


BAB I ............................................................................................................................................................4
Pendahuluan ..................................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................................................4
1.3 Tujuan ....................................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
Pembahasan...................................................................................................................................................5
A . Asal – usul Teuku Umar .........................................................................................................................5
1.) Tempat kelahiran Teuku umar..........................................................................................................5
2.) Garis keturuan..................................................................................................................................5
3.) Masa muda.......................................................................................................................................5
B. Konsep Kepemimpinan ...........................................................................................................................5
C. Peranan Teuku Umar pada permulaan perlawanan .................................................................................6
D. Teuku Umar memimpin perlawanan dengan berbagai siasat ..................................................................6
E. Sejarah wafatnya Teuku Umar ................................................................................................................
F. Aktivitas keagamaan Teuku umar ...........................................................................................................
G. Pemikiran dan karya nya .........................................................................................................................
H. Peninggalan Teuku Umar ........................................................................................................................
BAB III .........................................................................................................................................................
Kesimpulan ...................................................................................................................................................
Daftar pustaka
......................................................................................................................................................................1
4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aceh merupakan salah satu wilayah yang memiliki peran sangat besar terhadap perjuangan dan
kemerdekaan bangsa Indonesia dari tangan penjajah. Di tanah ini, banyak muncul pahlawan-pahlawan
nasional yang sangat berjasa, tidak hanya untuk rakyat Aceh saja tapi juga untuk rakyat Indonesia pada
umumnya. Salah satu pahlawan tersebut adalah Teuku Umar. Ia dilahirkan pada tahun 1854 di Meulaboh,
Aceh Barat., Indonesia. Ia merupakan salah seorang pahlawan nasional yang pernah memimpin perang
gerilya di Aceh sejak tahun 1873 hingga tahun 1899.
Kakek Teuku Umar adalah keturunan Minangkabau, yaitu Datuk Makdum Sati yang pernah
berjasa terhadap sultan Aceh. Datuk Makdum Sati mempunyai dua orang putra, yaitu Nanta setia dan
Achmad Mahmud. Teuku Achmad Mahmud merupakan bapak Teuku Umar.
Kepribadian Teuku Umar sejak kecil dikenal sebagai anak yang cerdas, pemberani, dan kadang
suka berkelahi dengan teman-teman sebayanya. Ia juga memiliki sifat yang keras dan pantang menyerah
dalam menghadapi segala persoalan. Teuku Umar tidak pernah mendapatkan pendidikan formal. Meski
demikian, ia mampu menjadi seorang pemimpin yang kuat, cerdas, dan pemberani.
Belanda sempat berdamai dengan pasukan Teuku umar pada tahun 1883. Satu tahun kemudian (
tahun 1884 ) pecah kembali perang diantara keduanya. Pada tahun 1893, Teuku Umar kemudian mencari
strategi bagaimana dirinya dapat memperoleh senjata dari pihak musuh ( Belanda ). Akhirnya, Teuku
Umar berpura-pura menjadi antek ( kaki tangan ) Belanda.
Saat bergabung dengan Belanda, Teuku Umar sebenarnya pernah menundukkan pos-pos
pertahanan Aceh. Peperangan tersebut dilakukan Teuku Umar secara pura-pura. Sebab, sebelumnya Teuku
Umar telah memberitahukan terlebih dahulu kepada para pejuang Aceh.
Pada tanggal 30 Maret 1896, Teuku umar kemudian keluar dari dinas militer Belanda dengan
membawa pasukannya beserta 800 pucuk senjata, 25.000 butir peluru, 500 kg amunisi, dan uang 18.000
dolar. Dengan kekuatan yang semakin bertambah, Teuku Umar bersama 15 orang berbalik kembali
membela rakyat Aceh.

1.2 Rumusan Masalah

1. Biografi Teuku umar ?


2. Bagaimana perjuangan Teuku Umar dalam perlawanan melawan Belanda ?
3. Siasat perang yang di pakai Teuku Umar ?
4. Apa saja peninggalan-peninggalan Teuku Umar ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui sejarah perjuangan Teuku Umar dalam melawan Belanda


2. Untuk memberitahukan kepada masyarakat sejarah Aceh
BAB II
PEMBAHASAN

A. Asal Usul Teuku Umar

1. Tempat Kelahiran Teuku Umar

Teuku Umar Johan Pahlawan lahir pada tahun 1854 di Meulaboh. Tepatnya di gampong
masjid, sekarang gampong belakang, kecamatan johan pahlawan. beliau dilahirkan dari
seorang ayah yang bernama Teuku Tjut Mahmud dan Ibu Tjut Mohan dimana pasangan ini
dikaruniai empat anak yaitu Teuku Musam, Tjut Intan, Teuku Umar dan Teuku Mansur.

2. Garis Keturunan

Teuku Umar seorang Aceh dan memiliki silsilah dengan Teuku Laksamana Muda Nanta,
seorang Laksamana Aceh yang ditugaskan oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1635
sebagai panglimana Angkatan Perang Aceh di Andalas Barat dan sekaligus ditunjuk menjadi
Gubernur Militer Aceh di Tanah Minang.

Pada tahun 1800 – anak keturunn Teuku Laksamana Muda Nanta mendapatkan tekanan dari
kaum ulama di tanah Andalas sehingga menyebabkan mereka mendarat di Meulaboh dimana
salah satu pemimpin rombongan tersebut bernama Machmud Sakti yang bergelar Teuku
Nanta Teulenbeh yang kemudian diangkat oleh sultan Aceh sebagai penjaga Taman Sultan di
Kutaraja.

3. Masa Muda Teuku Umar

Teuku Umar memiliki pengaruh yang sangat besar dalam sejarah perang Aceh yang panjang
dan lama tersebut. Beliau sudah memanggul senjata dan bertempur melawan Belanda sejak
usia 19 tahun ketika dimulainya agresi Belanda pertama pada tahun 1873 yang dipimpin
Jenderal Kohler sebagai utusan salah satu gampong dari Meulaboh dan ada info spekulatif
yang mengatakan bahwa peluru Teuku Umariah yang menembus Jenderal Kohler.

Teuku Umar juga yang membangkitkan semangat perlawanan terhadap Belanda. Tercatat
beliaulah yang melakukan kempanye perang melawan Belanda di wilayah barat dari
Meulaboh sampai dengan Uleelheu sampai Pidie, bahkan menekan para ulee balang untuk
ikut perang melawan Belanda.

Pada tahun 1896 beliau juga mengajak seluruh orang Aceh melawan Belanda secara massal.
Bahkan beliau juga yang terus mendorong Sultan, Panglima Polem serta Teungku Di Tiro
untuk melakukan perlawanan dengan memberikan Uang sabi ke Keumala, tempat sultan
mengendalikan perang.

B. Konsep Kepemimpinan

Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu: pemimpin
sebagai subjek dan yang memimpin sebagai objek. Kata pimpinan mengandung pengertian
mengarahkan, membina atau mengatur, menuntut dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi.
Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah
seorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi
pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang
pemimpin adalah seorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan
percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama. Namun ada beberapa
pengertian kepemimpinan, antara lain : kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi
tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (
Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961,24 ).
Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai
tujuan yang diinginkan ( Shared Goal, Hemhiel dan Coons, 1957, 7 ). Kepemimpinan adalah kemampuan
seni atau teknik untuk membuat sebuah kelompok atau mengikuti dan menaati segala keinginannya.
Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan
untuk memimpin dalam mencapai tujuan ( Jacobs dan Jacques, 1990, 281 ).
Pada dasarnya suatu kepemimpinan muncul bersamaan dengan adanya peradaban manusia yaitu
sejak zaman Nabi dan nenek moyang disini terjadi perkumpulan bersama yang kemudian bekerja sama
untuk mempertahankan hidupnya dari kepunahan.

C . Peranan Teuku Umar Pada Permulaan Perang

Pada tahun 1871 Inggris dan Belanda bertemu dalam Traktat Sumatera. Dalam Traktat
tersebutdisebutkan bahwa Belanda bebas bergerak dan mengadakan perluasan wilayah di Aceh.
RakyatAceh marah mengetahui perjanjian tersebut. Kemarahan itu sebenarnya sudah lama terasa
setelahmelihat gelagat dan gerak-gerik Belanda di Sumatera yang merugikan Aceh telah terbaca
sejaktahun 1857. Pada tahun itu Belanda menduduki Siak yang merupakan daerah taklukan Aceh.

Setelah lahir Traktat Sumatra tahun 1871, rakyat Aceh semakin meluap-luap marahnya.Pada
tanggal 5 April 1873, Belanda dengan kekuatan 3000 orang tentara menyerang KerajaanAceh Darussalam
dan berhasil menduduki Mesjid Raya Baiturrahman. Namun dapat direbutkembali oleh pejuang Aceh
setelah Panglima tentara Belanda Mayor Jenderal JHR. Kohlerditembak mati oleh pejuang Aceh pada
tanggal 14 April 1873. Dengan tewasnya JHR. Kohler, penyerbuan tidak diteruskan. Seluruh pasukan
Belanda yang ada di Aceh akhirnya ditarikkembali. (Mawarti Djoened Poesponegoro dan Nugroho
Notosusanto, 1992 : 246).Pada bulan Nopember tahun 1873 dikirimlah ekspedisi kedua yang dipimpin
oleh Van Swietendengan tentara sebanyak 13.000 orang. Serbuan kali ini berhasil menduduki Mesjid
RayaBaiturrahman. Sebelum Istana Raja oleh pasukan diserbu Belanda, Sultan dan seluruh penghuninya
telah diungsikan. Dalam pengungsiannya, Sultan terserang penyakit kolera danakhirnya meninggal. Para
pengikutnya memindahkan tempat pengungsiannya sampai jauh ke pedalaman Aceh Besar. Dalam
perangnya melawan gerilyawan Aceh, Belanda menggunakanstrategi menunggu dan menjalankan sistem
pasifikasi. Hal ini terjadi juga dengan adanya raja-raja daerah pantai yang menyatakan tunduk pada
Pemerintah Kolonial Belanda. (SartonoKartodirdjo, 1993 : 387).Waktu Jenderal Van Der Heiden
menggantikan Jenderal Pel, mulailah diadakan ofensif denganmengirim ekspedisi ke Mukim XXII.
Panglima Polem terpaksa mengundurkan diri ke daerahlain. Melihat tentara Aceh terus terdesak oleh
ofensif pasukan Belanda, Teuku Umar mulai bekerja keras. la menghubungi para pemuda Aceh untuk
diajak bersama-sama berjuang melawan Belanda. Umar juga menjelaskan pada para pemuda Aceh bahwa
mempertahankan tanah air dantanah tumpah darah dari serangan musuh adalah kewajiban setiap orang
Aceh terhadapTuhannya. Artinya, barang siapa yang tidak mau mengusir atau melawan penjajah, maka
orangitu akan mendapat hukuman dari Tuhan, sebab tanah tumpah darah itu sebagai karunia Tuhankepada
manusia yang harus dipelihara dengan sebaik-baiknya dan dilarang orang menyerahkan kepada bangsa
Asing. Milik Aceh adalah untuk rakyat Aceh. Demikian cara Teuku Umarmenggugah semangat
perjuangan para pemuda Aceh untuk mempertahankan kemerdekaan.Dengan cara demikian Teuku Umar
berhasil merekrut sejumlah besar tentara pejuang yang berani mati. Nama Teuku Umar mulai menjadi
buah bibir dan terkenal di seluruh lapisan masyarakat. Disamping itu juga memberikan latihan-latihan
perang gerilya kepada calon-calon prajurit. la jugasibuk menghubungi para pemimpin rakyat lainnya
untuk diajak berunding mengatur siasat perjuangan. Ia menentukan satu orang saja yang akan dijadikan
pemimpin mereka dan kemudianmenentukan pula waktu peperangan akan dilancarkan. Perundingan
antara semua pemimpin perjuangan kemerdekaan itu sepakat untuk mengangkat Nanta Setia sebagai
pemimpin tertinggi perjuangan kemerdekaan. (Achmad Effendi, 1975 : 28).Perang akan dikobarkan di
daerah 6 Mukim dalam tahun 1873. Teuku Umar yang waktu itu baru berumur 19 tahun, sebelum
berangkat ke medan perang terlebih dahulu berpamitan pada keduaorang tuanya. Kedua orang tuanya
meneteskan air mata haru bercampur bangga bahwa TeukuUmar telah berikrar bersama rakyat mengusir
penjajah Belanda di Aceh dan berjuang sampaititik darah penghabisan. (H.M. Zainuddin, 1972 : 5).Pada
waktu perang berkobar, prajurit-prajurit Aceh sangat bersemangat, walaupun persenjataanya sangat
sederhana dibandingkan dengan prajurit Belanda, namun mereka dapatmendatangkan korban yang besar
di pihak lawan. Kesemua itu dapat terjadi karena antara laindisebabkan tentara Aceh mahir bertempur
secara gerilya dan hidup di hutan belantara yang sudahmereka kuasai medannya. Berdasarkan
pengalaman selama pertempuran itu Belanda kemudian menyadari bahwa untuk dapat mengalahkan
tentara Aceh, maka harus memiliki kemahiran bertempur dihutan belantara dan mendatangkan bala
bantuan dari Batavia lengkap dengan persenjataan serta perlengkapan perang lainnya. (Mawarti Djoenet
Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1992 : 427).Setelah pasukannya diperkuat dan bala bantuan
dari Batavia didatangkan, Belanda dapatmenimbulkan korban yang lebih besar di pihak Aceh. (Achmad
Effendi, 1975 : 34). Mulai saatitulah Aceh mengalami kekalahan besar, terlebih ketika Teuku Ibrahim
Lamnga gugur terbunuholeh tentara Belanda pada tanggal 29 Juni 1878 di daerah Gunung Param.
(Ahmad Effendi, 1975: 35). Jenasahnya dimakamkan di Montasik Aceh Besar. Seluruh tentara Aceh
berkabung akibatkematian Teuku Ibrahim Lamnga itu.Tetapi yang paling sedih adalah Nanta Setia dan
Cut Nyak Dhien. Kekalahan tentara Aceh padawaktu itu menjadi perhatian Teuku Umar. la berfikir keras
untuk mendapatkan pelajaran darikekalahan itu bagi perjuangan tentara Aceh selanjutnya. Akhirnya Umar
dapat mengetahui bahwa sumber utama kekalahan adalah di bidang persenjataan. Belanda dapat
mengalahkantentara Aceh karena Belanda memiliki senjata yang lebih baik dan lebih banyak
jumlahnyadibandingkan dengan yang dimiliki tentara Aceh. Sehubungan dengan itu Teuku Umar
kemudianmenetapkan bahwa dalam peperangan mempertahakan kemerdekaan, maka rakyat dan
tentaraAceh harus dapat merebut senjata dan perbekalan yang banyak dan tangan musuh, walaupunharus
menghalalkan segala cara. Tetapi bagaimanakah hal itu dapat terjadi? Itulah yang selalumenjadi bahan
peikiran Teuku Umar setiap hari. Pada waktu diadakan perundingan dengan pemimpin-pemimpin pejuang
lainnya, Teuku Umar mengajukan suatu cara untuk mencapaitujuan tersebut. Cara itu kemudian mendapat
persetujuan dari para pemimpin yang hadir la telahmenentukan suatu siasat, tetapi siasat itu sifatnya
sangat rahasia dan hanya pemimpin-pemimpin pejuang tertentu saja yang boleh tahu.

D. Teuku Umar Memimpin Perlawanan Dengan Berbagai Siasat

Pada tahun 1883 di Aceh terjadi suatu peristiwa yang sangat menggemparkan, yaitu
beritamengenai Teuku Umar menyerahan diri dan memihak kepada Belanda. (Rusdi Sufi, 1994:
88).Rakyat Aceh marah dan banyak yang mengutuk sebagai pengkhianat diantara mereka ada pulayang
menghendaki agar Teuku Umar dibunuh oleh rakyat sendiri. Sementara itu, Belanda sangatgembira
menerima penyerahan diri Teuku Umar. Dengan menyerahnya Teuku Umar, Belanda berharap dapat
dengan mudah menaklukkan seluruh rakyat Aceh. Setelah menyerahkan diri,maka Umar mendapat
kepercayaan dari Belanda. Ia diserahi tugas yang penting-penting untukmelaksanakan keinginan Belanda
menumpas perlawanan rakyat Aceh. Pada mulanya tugas yangdiberikan kepada Teuku Umar adalah
melatih tentara Belanda bertempur di hutan belantara danmengajarkan teknik perang gerilya.Teuku Umar
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, tetapi di dalam hatinya ia memegangteguh siasat perang
yang telah ditetapkan bersama dengan para pemimpin pejuang Aceh beberapa waktu sebelumnya. Selesai
melatih perang gerilya di hutan belantara, Teuku Umarditugaskan memimpin penumpasan perlawanan
rakyat Aceh. Dalam pertempuran itu memang banyak korban jatuh di kedua belah pihak, tetapi tentara
Belanda banyak yang mati dansenjatanya banyak yang berhasil dirampas tentara Aceh. Tentara Aceh
hanya sebentar sajamampu melawan serangan tentara Belanda dan kemudian mereka mundur
meninggalkan benteng pertahanannya. Apalagi tentara Aceh hanya berpura-pura saja berperang melawan
tentara Umar.Demikian juga sebaliknya Umar juga berpura-pura menyerang Aceh. Karena tidak tahu
siasatUmar, Belanda gembira menyaksikan mundurnya tentara Aceh itu. Belanda menganggap
dengan bantuan Umar, mereka dapat mematahkan seluruh perlawanan Aceh. Untuk itu, Umar
mendapat hadiah besar berupa uang dan materi lainnya yang berguna untuk menambah modal perang
tentara Aceh yang dikirim secara rahasia. Ketika sebuah kapal Inggris yang bernama “Nicero” terdampar
dan dirampas oleh raja Teunom, kapten dan awak kapalnya disandera. Raja Teunommenuntut kepada
pemilik kapal, bahwa sandera akan dibebaskan jika pemilik kapal sanggupmenebusnya dengan uang tunai
sebesar 10.000 dolar. Oleh Pemerintah Kolonial Belanda TeukuUmar ditugaskan untuk membebaskan
kapal tersebut. Pembebasan kapal milik Inggris ini harusdilakukan pihak Belanda karena perampasan
kapal tersebut telah mengakibatkan keteganganhubungan antara Inggris dengan Belanda.
Pada waktu menerima tugas tersebut Teuku Umar menyatakan bahwa merebut Kapal “Nicero”
dari raja Teunom merupakan pekerjaan yang berat sebab tentara Raja Teunom sangat kuat,wajarlah kalau
Inggris sendiri tidak dapat merebut kembali kapal tersebut. Namun ia sendiridengan pasukan Belanda
yang dipimpinnya sanggup merebut kembali kapal itu asal ia diberi perbekalan dan persenjataan yang
banyak sehingga dapat bertahan dalam jangka waktu yanglama. Setelah memperoleh perbekalan perang
yang cukup banyak, berangkatlah Teuku Umar dengan kapal “Bengkulen” ke Aceh Barat membawa 32
orang tentara Belanda dan beberapa orang panglimanya. Beberapa waktu setelah upacara pemberangkatan
tersebut, kalangan Belanda dikejutkan oleh sebuah berita yang menyatakan bahwa semua tentara Belanda
yang ditugaskan untuk merebut kembali kapal “Nicero” telah dibunuh di tengah laut oleh Teuku Umar
bersama anak buahnya. Seluruh senjata dan amunisi beserta perlengkapan perang lainnya dirampas.(H.M.
Zainuddin, 1972 : 5).Sejak saat itu Teuku Umar kembali memihak pejuang Aceh untuk melawan Belanda.
Selain itu,Teuku Umar menyarankan Raja Teunom supaya jangan sekali-kali mau mengurangi
tuntutannya.Kalangan Belanda menjadi goncang akibat siasat Teuku Umar itu. Belanda sangat
marahterhadapnya. Sejak saat itu Pemerintah Kolonial Belanda mengumumkan bahwa Belanda
akanmembayar upah senilai 25.000 dolar kepada siapa saja yang sanggup menculik Umar
danmembawanya ke Banda Aceh hidup atau mati. Efek pengumuman ini di kalangan rakyat tidakada
sama sekali, karena memang tidak ada yang berani berbuat demikian sebab telahdiperhitungkan tidak
akan berhasil.(Moehammad Said, 1985 : 228). Mengenai kapal “Nicero”, Belanda terpaksa menerima
tuntutan Raja Teunom untuk membayar pembebasan sandera sebesar 10.000 dolar. Setelah menerima
uang sebesar tuntutannya, maka pada tanggal 10 September 1884 Raja Teunom menyerahkan 18 orang
awak kapal “Nicero” yang masih hidup. la berbesar hati karena dapatmenggegerkan negara-negara besar
dengan peristiwa tersebut. (Moehammad Said, 1985: 229).Sementara itu Teuku Umar yang telah kembali
ke pihak Aceh menerima sambutan hangat dariseluruh rakyat. Semua senjata hasil rampasan segera
dibagi-bagikan kepada tentara Aceh. Sejaksaat itu, Teuku Umar memimpin perlawanan rakyat menentang
Belanda. Serangan pasukan Acehyang dipimpin oleh Teuku Umar berhasil dengan gemilang merebut
daerah 6 Mukim dari tanganBelanda. Sejak saat itu Nanta Setia, Cut Nyak Dhien dan Teuku Umar
kembali ke daerah 6Mukim dan tinggal di Lampisang. (Achmad Effendi, 1975 : 43-44). Kemudian rumah
TeukuUmar di Lampisang tersebut dijadikan markas besar bagi para pejuang kemerdekaan Aceh. Pada
suatu pertemuan antara para pemipin pejuang di bawah pimpinan Teuku Umar dapat dicapaikeputusan
penting untuk memperkuat persenjataan. Untuk keperluan tersebut, tentara Aceh harusdapat merebut
senjata Belanda dengan cara apa saja. Kendatipun juga harus diusahakan denganmendatangkan senjata
gelap dari para penyelundup yang sanggup menembus blokade di seputar perairan Aceh.Mengingat
penjagaan pantai seputar Aceh dan Selat Malaka yang dilakukan oleh kapal-kapal perang Belanda tidak
cukup banyak, maka perdagangan senjata gelap masih dapat lolos dari pengawasan. Dua tahun setelah
peristiwa terjadinya kapal “Nicero” yang merupakan pukulan berat bagi Belanda, tentara Teuku Umar
kembali membuat kegoncangan di kalangan Belanda.Pada saat-saat perang yang tidak menentu, ada
petualang yang ingin menangguk di air keruh.Petualangan ini dilakukan oleh Kapten Hansen seorang
warga negara Denmark yang membawa kapal “Hok Kanton”. Kapal ini dengan izin Belanda boleh
mondar -mandir di perairan Acehterutama antara Rigaih, Uleulheu dan Penang. (Moehammad Said, 1985:
184).Walaupun pengawasan Belanda ketat, tetapi Hansen pandai menyelundupkan senjata yang
dipesan Aceh. Pada tanggal 12 Juni 1886, kapal “Hok Canton” berangkat ke Ruegaih. Turut pulasebagai
penumpang Kapten Roura, katanya untuk mengambil kapal “The Eagle” yang kebetulan berlabuh di
Ruegaih. Hansen sebenarnya hendak menjebak Umar untuk naik ke kapalnya diPelabuhan Ruegaih,
menculiknya untuk selanjutnya tanpa membayar lada yang bakal dimuat,mengangkutnya ke Uleulheu
menyerahkannya kepada Belanda dan lalu menerima hadiah uangsebesar $ 25.000,-.Setibanya di Reugaih
tanggal 15 Juni 1886 Roura turun dan berjumpa dengan Umar melapor apayang dipesankan kepadanya.
Teuku Umar tidak percaya karena dia kenal betul siapa Roura dansiapa Hansen, keduanya saling
konkurensi keras. Keduanya di mata Teuku Umar setali tigawang, ringgit dan rupiah, bandit dan buaya.
Dalam perundingan transaksi pembelian lada,Hansen mengemukakan bahwa pembayaran lada akan
dilangsungkan di kapal setelah ladadimuat. Muncul rasa was-was dalam hati Teuku Umar. Setelah selesai
pemuatan, Teaku Umarmengutus orangnya untuk menerima pembayaran, tetapi datang kabar dari kapal
mengatakan bahwa Hansen ingin Teuku Umar datang sendiri. Sampai tiga kali utusan Teuku Umar
itumondarmandir di kapal, tetapi Hansen tetap teguh pada pendiriannya. Akhirnya Teuku
Umar berkesimpulan bahwa Hansen memang beramaksud ingin menipunya. Malam itu juga TeukuUmar
mengatur siasat untuk bertindak. Pagi dini hari seorang Panglima Teuku Umar bersama 40orang
prajuritnya telah menyusup ke kapal dan mengepung Hansen yang berada dalam kamar bersama istrinya.
Hansen tidak tahu kalau sebenarnya dirinya sudah dikepung. Teuku Umarsegera menemui Kapten Hansen
menuntut pelunasan harga lada sebanyak $5.000,- sambilmenandaskan bahwa setiap keingkaran akan
ditindak. Namun Hansen ingkar janji sehinggaterjadi perlawanan. Hansen memerintahkan anak buahnya
untuk menangkap Teuku Umar, tetapiTeuku Umar tahu apa yang akan dilaksanakan Hansen, sehingga
Teuku Umar terlebih dahulumemberi isyarat pada anak buahnya untuk bertindak, sehingga terjadilah
perlawanan atau perkelahian antara anak buah dengan anak buah Teuku Umar. Anak buah Hansen
berhasildilumpuhkan oleh 40 orang Prajurit Umar. Hansen sendiri berusaha melarikan diri dan
akhirnyaditembak mati. Nyonya Hansen dan John Fay ditahan sebagai sandera, sedangkan 6 awak
kapalHok Canton dilepas. (Moehammad Said, 1985 : 185-196).Berita penyanderaan ini rnenggegerkan
Belanda dan merupakan pukulan keras bagi PemerintahKolonialnya. Tidak heran jika Belanda segera
mengambil tindakan keras. Beberapa kapal perangBelanda dikirim ke Reugaih dan dipimpin sendiri oleh
Gubernur Militer Jenderal Van Teijnuntuk menghancurkan Ruegaih. Tetapi Teuku Umar mengirim
peringatan bahwa perbuatandemikian akan sia-sia dan akan dibalas dengan hukuman mati bagi para
tawanan Nyonya Hansendan John Fay. Takut akan ancaman itu, Belanda tidak jadi membom Kampung
Ruegaih, tetapimemerintahkan kapal-kapalnya pulang ke Uleulheu.Teuku Umar memerintahkan kepada
Panglimanya untuk membawa tawanannya ke pedalamanagar mereka tidak lari atau diculik. Nyonya
Hansen diberi kesempatan menulis surat kepadaBelanda bahwa ia dapat dilepas jika ditebus sebanyak $
40.000, dengan ketentuan bahwa persoalan tidak berekor lagi. Setelah persoalannya berlarutlarut sampai 2
bulan, akhirnya tidakada jalan lain kecuali menerima tuntutan Umar. Pada akhir bulan September 1886
perundingan selesai. Uang tebusan disepakati sebanyak $ 25.000,- diserahkan kepada Teuku Umar.
Tanggal 6 Oktober 1886 Nyonya Hansen dan John Fay sudah berada di Banda Aceh.Peristiwa kapal Hok
Canton memang sudah selesai, tetapi menyebabkan Pemerintah Kolonial Belanda menjadi bertindak
sangat hati-hati dan selalu waspada dalam menghadapi perlawananAceh. Kekuatan Teuku Umar harus
diperhitungkan oleh Belanda sebab kekuatannya sudahsangat besar dan menimbulkan banyak kerugian
bagi Belanda. Pengaruh pribadi Teuku Umarterhadap seluruh rakyatnya sangat besar, kunci kekalahan
dan kemenangan rakyat Aceh menurutBelanda sepenuhnya berada ditangan Teuku Umar. Belanda mulai
memikirkan cara baru untukmenundukkan rakyat Aceh. Penumpasan perlawanan rakyat dengan jalan
kekerasan dianggaptidak efisien. Jalan yang ditempuhnya itu sering kali berbeda pendapat antara
penguasa setempatdengan Batavia. Pada umumnya ada kecenderungan menunggu dan defensif, tidak lain
karena perang telah makan banyak biaya.Sejak tahun 1890, Snouck Hoergronje mempelajari masyarakat
Aceh. Berdasarkan studi itu,Snouck Hoergronje memberikan saran-saran kepada Pemerintah Belanda
agar menggempursemua pemimpin Aceh yang mengadakan perlawanan terhadap Belanda. Untuk
menjagakeamanan Aceh Besar di setiap segi ditempatkan pasukan mobil. (Sartono Kartodirdjo,
1993 :389). Strategi ini didasarkan pada kesimpulan bahwa rakyat Aceh semuanya beragama Islamsecara
murni dan dipengaruhi oleh fanatisme ajaran agama yang menyatakan bahwa perang sabilmelawan kaum
kafir itu mutlak perlu. Saran dari Snouck Hoergronje ini berhasil menekan perjuangan rakyat setelah
strategi itu benar-benar dilaksanakan oleh Pemerintah KolonialBelanda. Bahkan pada tahun 1891
Teungku Chik Di Tiro dan Panglima Polem gugur dalam pertempuran. Namun perlawanan tak Pernah
berakhir, Pemerintah Kolonial Belanda menjadi pusing. Biaya perang membengkak menjadi $
135.000.000,-. Untuk mengatasi ini Pemerintah diIstana Buitenzorg mengangkat Deykerhooff menjadi
Gubernur Militer di Aceh untukmengamankan daerah yang sulit ditundukkan itu. Setelah menjadi
Gubernur di AcehDeykerhooff berusaha untuk mendekati kaum bangsawan dan Uleebalang karena
merekadipandang sebagai pemberi dana perang kepada tentara Aceh. Siasat ini berhasil mendorongTeuku
Umar berubah pendapat untuk berpihak kepada Belanda. Justru setelah adanya maklumatPemerintah di
Batavia yang akan mengampuni dan memberi hadiah besar kepada Teuku Umar jika ia mau menyerahkan
diri dan membantu Belanda.Di lain pihak Teuku Umar sendiri merasa bahwa pertempuran ini dianggap
sangatmenyengsarakan rakyat. Oleh karena itu, Teuku Umar berpendapat bahwa untuk memperbaikinasib
rakyat yang sangat menderita agar dapat bekerja sebagaimana biasanya dan para petanidapat ke sawah
lagi mengerjakan sawah ladangnya, maka Teuku Umar perlu merubah taktikdengan cara menyerahkan
diri kepada Belanda. Pada bulan September 1893, Teuku Umarmenyerahkan diri kepada Gubernur
Deykerhooff di Banda Aceh bersama dengan 13 orangPanglima bawahannya, setelah mendapat jaminan
keselamatan dan pengampunan dari GubernurAceh tersebut. Setelah bersumpah setia Teuku Umar
dihadiahi gelar Teuku Johan PahlawanPanglima Besar Nederland. Rumahnya di Lampisang juga
diperindah oleh Belanda sesuaidengan fungsinya sebagai tempat tinggal seorang Panglima Besar serta
dilengkapi dengan 2 buahmeriam kecil di halaman depan rumah. Sejak saat itu, pakaian yang
dikenakannya adalah pakaian seorang Jenderal dengan beberapa buah bintang emas di dadanya. (Hazil,
1955 : 97).Tugas-tugas yang harus dikerjakan yaitu menumpas perlawanan rakyat dan
mengamankanseluruh daerah Aceh. Cut Nyak Dhien sangat marah terhadap Teuku Umar sebab ia tidak
setuju dengan sikap suaminya yang nampak hanya mementingkan diri sendiri, yang hanya mengejar
kemewahan dan kedudukan saja dengan mengorbankan kepentingan bangsanya. Sering
terjadi percekcokan antara Umar dan istrinya Cut Nyak Dhien. Untuk menghindari percekcokan ituTeuku
Umar selalu menghindarkan diri dari gugatan istrinya sehingga membuat Cut Nyak Dhienmenjadi heran
dan tidak mengerti sikap suaminya yang demikian itu. Teuku Umar menunjukkankesetiaannya kepada
Belanda dengan sangat meyakinkan. Setiap pejabat yang datang kerumahnya selalu disambut dengan
sangat menyenangkan. Setiap ada panggilan dari GubemurBelanda di Banda Aceh ia selalu menemui
dengan segera dan memberikan laporan yangmemuaskan kepada Belanda, sehingga ia mendapat
kepercayaan yang besar dari GubernurBelanda. Kepercayaan dan penghargaan Belanda itu dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya olehTeuku Umar untuk mencapai maksudnya sendiri demi kepentingan
perjuangan rakyat Acehselanjutnya. Sebagai contoh, dalam peperangan Teuku Umar hanya melakukan
perang pura-puradan hanya memerangi Uleebalang yang memeras rakyat yang dipimpin Teuku Mat
Amin.Anggota pasukannya disebarkan bukan untuk mengejar musuh, melainkan untuk
menghubungi para Pemimpin pejuang Aceh dan menyampaikan pesan rahasia.Setelah mendapat
kepercayaan, Teuku Urnar diberi tugas oleh Belanda untuk mengamankan seluruh Aceh Besar. Untuk
langkah pertama harus diamankan daerah 26 Mukim. Teuku Umardapat mengamankan daerah tersebut
dengan baik sehingga kepercayaan gubernur menjadi semakin besar. Hal ini menimbulkan rasa iri hati
dari tokoh-tokoh yang lebih dulu bekerjasama dengan Belanda, seperti misalnya Teuku Nek Meuraxa dan
Panglima Tibang. Di samping itu,tokoh-tokoh perwira Belanda sendiri banyak yang tidak senang melihat
Teuku Umar mendapatkepercayaan dari atasannya. (H.M. Zainuddin, 1972: 6).Sebenarnya Teuku Umar
adalah seorang tokoh yang sulit dimengerti baik oleh lawan maupun oleh kawannya. Dalam
perjuangannya ia mempunyai cara tersendiri yang sering kali sulitdipahami. Oleh karena itu, ia dianggap
oleh teman-teman seperjuangannya sebagai tokoh yangkontroversial. (Anonim, 1995 : 74).
E. Sejarah wafatnya Teuku Umar

Pada suatu hari di Lampisang Teuku Umar mengadakanPertemuan rahasia yang dihadari
pemimpin-pemimpin pejuang Aceh yang akan membicarakan rencana Teuku Umar untuk kembali
memihak Aceh dengan membawa lari semua senjata dan perlengkapan perang milik Belanda yang
dikuasainya. Pada huri itu Cut Nyak Dhien barumengetahui dengan pasti bahwa selama ini suaminya
telah bersandiwara dihadapan Belandauntuk mendapatkan keuntungan demi perjuangan Aceh. Bahkan
gaji yang diberikan Belanda pada waktu memihak Belanda secara diam-diam oleh Teuku Umar dikirim
kepada para pemimpin pejuang untuk membiayai perjuangannya dalam perang melawan Belanda.Pada
tanggal 30 September 1896, Teuku Umar dengan seluruh pasukannya meninggalkan Belanda untuk
selama-lamanya dengan membawa lari 800 pucuk senjata, 25.000 butir peluru,500 kg mesiu, 5 ton timah,
$ 18.000,- uang tunai dan lain-lain alat militer yang berharga. Beritalarinya Teuku Umar menggemparkan
Pemerintah Kolonial Beianda. Dan hal ini sudah didugaoleh Snouck Hoergronje. la berpendapat Teuku
Umar tidak pernah melepaskan sikapnya memusuhi Belanda. Apabila Gubernur menaruh kepercayaan
besar kepada Umar, itu menandakan kebodohan Deyker Hooff dan kelicikan Teuku Umar. (H.C.
Zentgraaff, 1982 :257). Teuku Umar tidak memihak kepada Belanda, tetapi ia menjalankan taktiknya
yang ternyata berhasil baik. Setelah mengalami kegagalan total politik damai mulai ditinggalkan oleh
Pemerintah Hindia Belanda. Gubernur Deykerhooff yang bertanggungjawab atas larinya Teuku Umar
dipecat dan digantikan oleh Jenderal Vetter. (Hazil, 1955: 115-119). Jenderal Vettermendapat tugas untuk
memerangi Teuku Umar. Tentara baru segera didatangkan dari Pulau Jawa dengan 3 buah kapal perang
yang kemudian dihimpun di Uleulheu. Menurut Jenderal Vetter, Teuku Umar harus diberi hukuman yang
berat karena sangat merugikan Pemerintah KolonialBelanda dengan cara yang sulit dipahami. (T.
Syahbuddin Razi, 1976. 163).Sementara Belanda sibuk mempersiapkan diri, Teuku Umar tidak tinggal
diam. Ia menyusunkembali tentara Aceh yang cerai berai. Seluruh komando dari perang Aceh mulai tahun
1896 berada di bawah pimginan Teuku Umar. la dibantu oleh istrinya Cut Nyak Dhien dan PanglimaPang
Laot. Teuku Umar mengajak uleebalang-uleebalang yang lain untuk memerangi Belanda.Barulah pertama
kali dalam sejarah perang Aceh, tentara Aceh dipegang oleh satu komando,yaitu di bawah komando
Teuku Umar. Teuku Umar mengerti bahwa ia harus berjuang mati-matian melawan Van Heutsz,
musuh lamanya. Dalam maklumatnya Jenderal Vetter mengatakan bahwa Belanda hanya memerangi
Teuku Umar dan bukan rakyat 4 Mukim dan 6 Mukim. Semua benteng yang didirikan dulu untuk
Gubernemen, seperti Aneuk Galong, Seunelop, Lamkunyit,Bilul, Cot Rang dan Krueng Gelumpang
diledakkan dan ditinggalkan oleh Belanda.Sejak memulai perang, Vetter mengajukan tuntutannya kepada
Umar. Ultimatumnya memintasegala senjata harus diserahkan kembali kepada Belanda. Umar tidak mau
memenuhi tuntutanitu, maka pada tangga 26 April 1896 Teuku Johan Pahlawan dipecat sebagai Panglima
PerangBesar dan Gubernemen Hindia Belanda dan sebagai Hulubalang Leupong. Ultimatum
JenderalVetter dan ancaman Van Heutsz dibalas Teuku Umar dengan serbuan gencar sehingga
perang berkobar lagi. Mengingat kekuatan Belanda lebih besar dan lebih lengkap persenjataannya,
maka barisan Aceh semakin menipis karena banyak yang gugur dalam pertempuran. Dalam pada
itu,Belanda terus menciptakan perangkap untuk menangkap Teuku Umar. Namun usaha Belandatersebut
selalu gagal karena Teuku Umar juga ahli dalam siasat perang. Melihat kelicinan dankehebatan Teuku
Umar, maka Gubernur Belanda di Aceh Van Vliet melaporkan kepadaPemerintahnya sebagai berikut:
Meskipun Belanda bertindak terus menerus pihak Aceh tetapmemberikan perlawanan, Belanda belum
dapat menguasai pemberontakan ini, malah api pemberontakan tetap berkobar. Teuku Umar terus
memberikan perlawanan yang sengit danLeupong, dan usaha untuk menangkap Teuku Umar hidup atau
mati gagal sama sekali. (Hazil,1955 : 129).Laporan Van Vliet ini memang sesuai dengan kenyataan
karena biaya yang dikeluarkan oleh Pemerintah Hindia Belanda tidak sesuai dengan hasil yang dicapai.
Berdasarkan hasil penyelidikan intelijen pada awal tahun 1897, Belanda mengetahui keberadaan Teuku
Umar dan pasukannya di Loong. Dan segera dikirim pasukan Belanda ke sana untuk menangkapnya.
Ketika sampai di tempat yang dituju, pasukan Umar telah menghindarkan diri ke lereng bukitdan
menembaki pasukan Belanda dari tempat itu. Tentara Belanda berusaha untuk merebutlereng bukit itu,
tetapi tidak berhasil. Sewaktu akan mundur, tentara Belanda kembali dihadangoleh pasukan Aceh. Di
beberapa tempat dipasangi ranjau sehingga banyak meriam Belanda yang jatuh ke dalam lubang
perangkap sehingga tentara Belanda banyak yang tewas dan senjatanyadapat dirampas.Walaupun
akhirnya Loong ditinggalkan juga oleh pasukan Teuku Umar, tetapi korban di pihakBelanda cukup besar.
Pada tahun 1898 Teuku Umar sebagai pimpinan perang Aceh membuatrencana peperangan di Pedir.
Secara garis besar rencana itu sebagai berikut :
1. Perang besar sedapat mungkin dihindarkan dengan tentara Belanda.
2. Laskar akan bergerak di seluruh barat dan barat daya Aceh.
3. Tempat yang ditinggalkan Belanda harus diduduki dan dikuasai untuk mengganggu danmelawan
Belanda.
4. Perlawanan dilakukan secara gerilya dan memukul musuh dalam keadaan mereka lengah.

Gerakan Teuku Umar dalam memimpin pasukan sangat cepat dan ia tak dapat ditakuti meriam-meriam
Belanda yang dibawanya karena Umar dengan mudah dapat mundur ke daerah pegunungan yang
berhutan lebat. Dengan demikian, Teuku Umar dengan pasukan Belanda main sembunyi-sembunyian
dalam permainan dengan maut. Pada saat yang genting Umar selalumendapatkan bantuan dari istrinya
Cut Nyak Dhien dan pengikut-pengikutnya yang setia.Mereka merintis jalan di hutan yang jarang
dilalui manusia. Demi keselamatan prajuritnya,Teuku Umar melarang anak buahnya mempergunakan api
dan senapan agar tidak kelihatan olehmusuh. (Hazil, 1955: 135).Pada bulan Februari 1899 Jenderal Van
Heutsz berada di Meulaboh dengan tanpa pengawalanyang ketat sebagaimana biasanya. Keadaan ini
diketahui oleh Teuku Umar dari mata-matanyayang bertugas di sana. Untuk menangkap dan mencegat
Jenderal Belanda tersebut, Teuku Umar bersama sejumlah pasukannya datang ke Meulaboh. Tetapi
malang bagi Umar karena sebelumrencananya berhasil dilaksanakan, gerak-gerik Umar justru telah
diketahui oleh Belanda Setelahmendengar laporan dari mata-matanya mengenai kedatangan Teuku Umar
di Meulaboh, JenderalVan Heutsz segera menempatkan sejumlah pasukan yang cukup kuat diperbatasan
kotaMeulaboh untuk mencegat Teuku Umar. Pada malam menjelang tanggal 11 Februari 1899
TeukuUmar bersama pasukannya telah berada di pinggiran kota Meulaboh. Pasukan Aceh terkejut ketika
mengetahui pasukan Van Heutsz telah mencegatnya. Posisi pasukannya sudah tidak menguntungkan dan
tidak mungkin lagi untuk mundur. Satu-satunya jalan untuk menyelamatkan pasukannya adalah
bertempur.Dalam pertempuran itu Teuku Umar gugur terkena peluru musuh yang menembus
dadanya.(Muhammad Ibrahim et.al., 1991 : 121). Seorang tangan kanannya yang sangat setia
bernamaPang Laot begitu melihat Teuku Umar rebah terkena tembakan peluru Belanda segera
melarikan jenazah Teuku Umar agar tidak jatuh ke tangan musuh. Kemudian jenazahnya dimakamkan
diMesjid Kampung Mugo di Hulu Sungai Meulaboh. Mendengar berita kematian suaminya ini,Cut Nyak
Dhien sangat bersedih, namun bukan berarti perjuangan telah berakhir. Justru dengangugurnya suaminya
tersebut Cut Nyak Dhien bertekad untuk meneruskan perjuangan rakyatAceh melawan Belanda. Untuk itu
ia kemudian mengambil alih pimpinan perlawanan yangtadinya dipegang oleh suaminya.

F. Aktifitas Keagamaan Teuku Umar


Menurut yang saya pelajari tentang seorang Teuku Umar ini, beliau tidak mempunyai aktifitas
agama seperti ulama-ulama terkemuka pada umunya. Akan tetapi semangat beliau dalam melawan
Belanda merupakan semangat perjuangan Islam yang dilakukan beserta para ulama-ulama di wilayah
Aceh pada waktu itu untuk mengusir penjajahan Belanda (kafir) dari bumi Aceh. Hal ini menurut saya
adalah aktifitas sosial yang sangat kental dengan nilai-nilai agama karena dilakukan semata-mata untuk
mempertahankan Indonesia, khusunya wilayah Aceh dari kaum Belanda (kafir).
Semangat Teuku Umar dalam melawan Belanda ditandai dengan perang mempertahankan
wilayahnya dari Belanda (kafir), merupakan semangat mempertahankan agama Islam karena perang Aceh
pada waktu itu tidak lain adalah semangat perang sabil (perang fii sabilillah) dengan para ulama-ulama
Aceh lainnya pada masa itu.

G. Pemikiran dan Karyanya


Sejak kecil, Teuku Umar sebenarnya memiliki pemikiran yang kerap sulit dipahami oleh teman-
temannya. Ketika beranjak dewasa pun pemikirannya juga masih sulit dipahami. Sebagaimana telah
diulas di atas bahwa taktik Teuku Umar yang berpura-pura menjadi antek Belanda adalah sebagai bentuk
“kerumitan” pemikiran dalam dirinya. Beragam tafsir muncul dalam memahami pemikiran Teuku Umar
tentang taktik kepura-puraan tersebut. Meski demikian, yang pasti bahwa taktik dan strategi tersebut
dinilai sangat jitu dalam menghadapi gempuran kolonial Belanda yang memiliki pasukan serta senjata
sangat lengkap. Teuku Umar memandang bahwa “cara yang negatif” boleh-boleh saja dilakukan asalkan
untuk mencapai “tujuan yang positif”. Jika dirunut pada konteks pemikiran kontemporer, pemikiran
seperti itu kedengarannya lebih dekat dengan komunisme yang juga menghalalkan segala cara. Semangat
perjuangan Teuku Umar dalam menghadapi kolonialisme Belanda yang pada akhirnya mendorong
pemikiran semacam itu.
Karya Teuku Umar dapat berupa keberhasilan dirinya dalam menghadapi musuh. Sebagai contoh,
pada tanggal 14 Juni 1886, Teuku Umar pernah menyerang kapal Hok Centon, milik Belanda. Kapal
tersebut berhasil dikuasai pasukan Teuku Umar. Nahkoda kapalnya, Hans (asal Denmark) tewas dan kapal
diserahkan kepada Belanda dengan meminta tebusan sebesar 25.000 ringgit. Keberanian tersebut sangat
dikagumi oleh rakyat Aceh. Karya yang lain adalah berupa keberhasilan Teuku Umar ketika mendapatkan
banyak senjata sebagai hasil dari pengkhianatan dirinya terhadap Belanda.

H. Peninggalan dari Teuku Umar


Atas pengabdian dan perjuangan serta semangat juang rela berkorban melawan penjajah Belanda
dan berdasarkan SK Presiden No. 087/TK/1973 tanggal 6 November 1973, Teuku Umar dianugerahi gelar
Pahlawan Nasional. Selain itu, nama Teuku Umar juga diabadikan sebagai nama jalan di sejumlah daerah
di tanah air, salah satunya yang terkenal adalah terletak di Menteng, Jakarta Pusat. Tidak hanya itu,
namanya pun juga diabadikan sebagai nama sebuah Universitas yaitu Universitas Teuku Umar serta
diabadikan sebagai nama sebuah lapangan di Meulaboh, Aceh Barat. Ada pula salah satu kapal perang
TNI AL yang dinamakan KRI Teuku Umar.
Semangat melawan Belanda yang ditunjukkan oleh Teuku Umar pada masa itu merupakan salah
saatu peninggalan sejarah yang perlu kita teladani. Peran ulama dan sikap fanatic pada agama, ikatan
spiritual guru-santri, dan kehancuran kehidupan karena perang yang berkepanjangan dan tidak jelas pihak
yang akan keluar sebagai pemenang, menyebabkan orang nekad memilih jalan jalan syahid bagi
penyelesaian penderitaan di dunia dan memilih imbalan surge di alam sana, dan hal ituah yang juga
dilakukan oleh seorang Teuku Umar.
BAB III
KESIMPULAN

Teuku Umar merupakan salah seorang pahlawan nasional yang berasal dari Aceh, tepatnya daerah
Meulaboh. Ia merupakan putra dari Achmad Mahmud, beliau ini merupakan keturunan dari Datuk
Nachudum Sati dari Minangkabau. Sejak kecil Teuku Umar memiliki kepribadian yang sangat kuat,
berani dan nakal. Akan tetapi beliau merupakan bocah yang cerdas. Saat kecil ia sering berkelahi dengan
teman-teman sebayanya. Dia tidak pernah takut dengan siapapun, meskipun dia sering dikeroyok oleh
kelompok-kelompok lain. Keberanian dan kekuatan yang dimilikinya saat itu membuatnya diangkat
sebagai kepala kelompok anak-anak dikampungnya.
Saat masih kecil Teuku Umar tidak pernah mengenyam pendidikan formal seperti para
pemimpin-pemimpin lainnya. Dia sering berkelana atau merantau keluar dari kampung halamannya untuk
berguru kepada siapapun yang dia anggap cakap. Di samping memiliki bakat memimpin, dan mempunyai
otak yang cerdas, pengetahuan yang dimiliki ia peroleh dari pertualangannya tersebut.
Daftar pustaka

https: // id. Scribd. Com


https://www.academia.edu
MAKALAH
SEJARAH DAN PERJUANGAN PAHLAWAN NASIONAL TEUKU UMAR

Dosen Pengampu : Mahrizal

D
I
S
U
S
U
N

Oleh :
Rislia Nengsi

Program Studi Manajemen


Fakultas Ekonomi
Universitas Teuku Umar
Tahun Ajaran 2023/2024

Anda mungkin juga menyukai