PERANG ACEH
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.
19 SEPTEMBER 2023
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perang Aceh ialah perang Kesultanan Aceh melawan Belanda dimulai pada 1873 sampai 1904.
Kesultanan Aceh menyerah pada 1904, tapi perlawanan rakyat Aceh dengan perang gerilya terus
berlanjut. Pada tanggal 26 Maret 1873 Belanda menyatakan perang kepada Aceh, & mulai melepaskan
tembakan meriam ke daratan Aceh dari kapal perang Citadel van Antwerpen.
Pada 8 April 1873, Belanda mendarat di Pantai Ceureumen di bawah pimpinan Johan Harmen Rudolf
Köhler, & langsung bisa menguasai Masjid Raya Baiturrahman. Köhler saat itu membawa 3. 198 tentara.
Sebanyak 168 di antaranya para perwira.
B. Rumusan Masalah
- TERJADINYA PERANG ACEH
- TAHUN BERAPA TERJADINYA PERANG ACEH
- LATAR BELAKANG PERANG ACEH
C. TUJUAN
- AGAR TAU KAPAN TERJADINYA PERANG
- MENGETAHUI KAPAN TERJADINYA PERANG
- MENAMBAH ILMU SEJARAH
BAB II
PEMBAHASAN
A. KAPAN PERANG ACEH TERJADI
Perang Aceh ialah perang Kesultanan Aceh melawan Belanda dimulai pada 1873 sampai 1904.
Kesultanan Aceh menyerah pada 1904, tapi perlawanan rakyat Aceh dengan perang gerilya terus
berlanjut. Pada tanggal 26 Maret 1873 Belanda menyatakan perang kepada Aceh, & mulai melepaskan
tembakan meriam ke daratan Aceh dari kapal perang Citadel van Antwerpen.
Pada 8 April 1873, Belanda mendarat di Pantai Ceureumen di bawah pimpinan Johan Harmen Rudolf
Köhler, & langsung bisa menguasai Masjid Raya Baiturrahman. Köhler saat itu membawa 3. 198 tentara.
Sebanyak 168 di antaranya para perwira.
Teuku Umar lahir di Meulaboh, pada 1854. Ia adalah suami dari Cut Nyak Dhien. Teuku Umar adalah
salah satu pemimpin pasukan di bawah panglima besar Teungku Cik Ditiro. Beliau merupakan pahlawan
yang mencetuskan adanya perang aceh melawan pemerintahan Belanda pada masa itu. Teuku Umar
tertembak dalam pertempuran dinihari 11 Februari 1899.
Cut Nyak Dhien lahir pada tahun 1848 di Aceh. Cut Nyak Dhien
adalah istri Teuku Umar. Sepeninggal Teuku Umar, Cut Nyak melanjutkan perjuangan melawan pasukan
kolonial Belanda di pedalaman Meulaboh, Aceh Barat. Setelah ditangkap Belanda, Cut Nyak Dhien
diasingkan ke Sumedang dan meninggal disana.
4. Cut Nyak Meutia
Cut Nyak Meutia dilahirkan di Keureutoe, Pirak, Aceh Utara, tahun 1870. Cut Meutia wafat di Alue
Kurieng, Aceh, 24 Oktober 1910.
Perang aceh merupakan perang berat dan paling lama yang dihadapi oleh pemerintah Hindia
Belanda maupun pihak Aceh sendiri. Walaupun kekuatan Aceh pada abad ke 19 tidak sehebat Aceh pada
abad sebelum-sebelumnya, tetapi semangat juang rakyat Aceh tidak pernah menyurut dan persatuan antar
seluruh lapisan masyarakat baik dari golongan ulama, ulebalang maupun rakyat biasa terjalin dengan
baik demi kelancaran perlawanan kepada pihak Belanda. Oleh karena itu perang Aceh membawa dampak
bagi Belanda maupun Kerajaan Aceh.
• Dampak perang Aceh bagi Belanda
a. Waktu perang Aceh yang sangat lama yakni sekitar tahun 1873-1904 sangat menguras kas keuangan
Belanda dan juga menimbulkan jatuhnya banyak korban dari pihak Belanda. Bahkan panglima perang
Belanda untuk perang Aceh yang pertama yakni Kohler juga gugur dalam penyerangan.
b. Belanda dapat mengetahui kelemahan dari pertahanan rakyat Aceh. Yakni lewat penyelidikan yang
dilakukan oleh Dr. Snouck Hurgronje. Akhirnya dapat diketahui bahwa peran ulama dan bangsawan
sangat penting bagi persatuan rakyat Aceh.
c.Walaupun Belanda harus berjuang bertahun-tahun dalam melakukan penyerangan guna menakhlukkan
Aceh, namun pada akhirnya Aceh berhasil dikuasai oleh Belanda.
• Dampak perang Aceh bagi kerajaan Aceh
a. Menguatnya rasa persatuan dan kesatuan diseluruh lapisan masyarakat Aceh. Pertempuran yang
berlangsung terus-menerus membuat rasa persatuan laskar Aceh semakin terjalin kuat. Apalagi para
ulama yang mengobarkan semangat perang sabil diantara laskar Aceh membuat rakyat stidak gentar
dalam menghadapi Belanda.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perang Aceh–Belanda atau disingkat Perang Aceh adalah perang Kesultanan Aceh melawan Belanda
dimulai pada 1873 hingga 1904. Kesultanan Aceh menyerah pada Januari 1904, tapi perlawanan rakyat
Aceh dengan perang gerilya terus berlanjut. Berikut sebab umum terjadinya Perang Aceh:
1. Belanda menduduki Siak & membuat perjanjian Siak (1858) dimana Sultan Ismail harus menyerahkan
Deli, Langkat, Asahan & Serdang.
2. Berakhirnya perjanjian London (1824) dimana perjanjian itu merupakan batas antar kekuasaan
dari Belanda & Inggris.
3. Dibukanya Terusan Suez oleh Ferdinand De Lessep yang berakibat menjadi penting perairan di
lautan Aceh.
4. Adanya perjanjian Sumatera (1871) dimana perjanjian itu berisi hak keleluasaan & kedaulatan
Belanda mengambil tindakan di Aceh yang membuat Belanda menjadi semena-mena. Dampak negatif
yang ditimbulkan akibat perang yaitu:
1. Jatuh banyak korban dipihak Aceh
2. Rakyat Indonesia menderita akibat tindakan kekerasan belanda
3. Kerajaan-kerajaan Indonesia jatuh ke tangan belanda
4. Rakyat Indonesia harus tunduk terhadap pemerintahan hindia belanda Dampak negatif yang
ditimbulkan akibat perang yaitu:
1. Indonesia masih dapat mempertahankan wilayah-wilayahnya dari berbagai macam ancaman
2. Menguatnya rasa persatuan dan kesatuan diseluruh lapisan masyarakat Indonesia
3. Indonesia masih tetap bersatu hingga kini