Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERANG ACEH

DISUSUN OLEH KOLOMPOK 4 :


RESTU FEBRIAN
MUH. RISKI KAROR WARAWARIN
LD. RAJAB
MELANY
YULIANTI
NURLISA AZZALIYAH
NURLIAN SAFITRI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang "Dampak Penggunaan Gawai pada
Anak Usia di Bawah Umur".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

19 SEPTEMBER 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................


KATA PENGANTAR ........................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................
A. Latar Belakang ...............................................................................................
B. Rumusan Masallah .........................................................................................
C. Tujuan ............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................
A. KAPAN PERANG ACEH TERJADI.............................................................
B. TOKOH-TOKOH YANG BERPERANG DALAMPERANG ACEH .........
C. LATAR BELAKANG TERJADINYA PERANG ACEH ............................
D. DAMPAK PERANG ACEH BAGI PEMERINTAH HINDIA BELANDA
DAN ACEH ........................................................................................................
BAB III PENUTUP ............................................................................................
A. Kesimpulan ....................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perang Aceh ialah perang Kesultanan Aceh melawan Belanda dimulai pada 1873 sampai 1904.
Kesultanan Aceh menyerah pada 1904, tapi perlawanan rakyat Aceh dengan perang gerilya terus
berlanjut. Pada tanggal 26 Maret 1873 Belanda menyatakan perang kepada Aceh, & mulai melepaskan
tembakan meriam ke daratan Aceh dari kapal perang Citadel van Antwerpen.
Pada 8 April 1873, Belanda mendarat di Pantai Ceureumen di bawah pimpinan Johan Harmen Rudolf
Köhler, & langsung bisa menguasai Masjid Raya Baiturrahman. Köhler saat itu membawa 3. 198 tentara.
Sebanyak 168 di antaranya para perwira.

B. Rumusan Masalah
- TERJADINYA PERANG ACEH
- TAHUN BERAPA TERJADINYA PERANG ACEH
- LATAR BELAKANG PERANG ACEH

C. TUJUAN
- AGAR TAU KAPAN TERJADINYA PERANG
- MENGETAHUI KAPAN TERJADINYA PERANG
- MENAMBAH ILMU SEJARAH

BAB II
PEMBAHASAN
A. KAPAN PERANG ACEH TERJADI

Perang Aceh ialah perang Kesultanan Aceh melawan Belanda dimulai pada 1873 sampai 1904.
Kesultanan Aceh menyerah pada 1904, tapi perlawanan rakyat Aceh dengan perang gerilya terus
berlanjut. Pada tanggal 26 Maret 1873 Belanda menyatakan perang kepada Aceh, & mulai melepaskan
tembakan meriam ke daratan Aceh dari kapal perang Citadel van Antwerpen.
Pada 8 April 1873, Belanda mendarat di Pantai Ceureumen di bawah pimpinan Johan Harmen Rudolf
Köhler, & langsung bisa menguasai Masjid Raya Baiturrahman. Köhler saat itu membawa 3. 198 tentara.
Sebanyak 168 di antaranya para perwira.

B. TOKOH-TOKOH YANG BERPERAN DALAM PERANG


ACEH

1. Tengku Cik Ditiro


Tengku Cik Ditiro dilahirkan pada 1836 dengan nama kecilnya Muhammad Saman. Beliau adalah
seorang pahlawan nasional dari Aceh, Tengku Cik Di Tiro lebih dikenal dengan angkatan perang sabilya.
Karena ketangguhan para pasukannya, maka di tahun 1881 benteng Belanda di Indrapura berhasil
direbut, kemudian jatuh pula benteng Lambaro, Aneuk Galong, dll. Tengku Cik Ditiro meninggal diracun
oleh seorang wanita yang memasukkan racun ke dalam makanannya. Sehingga beliau menderita sakit
dan meninggal dunia di benteng Aneuk Galong pada bulan Januari 1891.
2. Teuku Umar

Teuku Umar lahir di Meulaboh, pada 1854. Ia adalah suami dari Cut Nyak Dhien. Teuku Umar adalah
salah satu pemimpin pasukan di bawah panglima besar Teungku Cik Ditiro. Beliau merupakan pahlawan
yang mencetuskan adanya perang aceh melawan pemerintahan Belanda pada masa itu. Teuku Umar
tertembak dalam pertempuran dinihari 11 Februari 1899.

3. Cut Nyak Dhien

Cut Nyak Dhien lahir pada tahun 1848 di Aceh. Cut Nyak Dhien
adalah istri Teuku Umar. Sepeninggal Teuku Umar, Cut Nyak melanjutkan perjuangan melawan pasukan
kolonial Belanda di pedalaman Meulaboh, Aceh Barat. Setelah ditangkap Belanda, Cut Nyak Dhien
diasingkan ke Sumedang dan meninggal disana.
4. Cut Nyak Meutia
Cut Nyak Meutia dilahirkan di Keureutoe, Pirak, Aceh Utara, tahun 1870. Cut Meutia wafat di Alue
Kurieng, Aceh, 24 Oktober 1910.

C. LATAR BELAKANG TERJADINYA PERANG ACEH


Perang Aceh dilatar belakangi oleh beberapa sebab, diantaranya yaitu :
a) Belanda meduduki daerah Siak
Sultan Ismail dari Siak (1827-1867) merupakan penguasa yang tidak pernah berhasil menjadi
penguasa di negerinya yang penuh gejolak. Setelah lepas dari kendali ayahnya pada tahun 1840, ia
berhadapan berhadapan dengan pemberontakan yang dilancarkan oleh iparnya sendiri. Kemudian
pemberontakan tersebut berhasil dipadamkan oleh Tengku Putra, yang sejak itu juga memerintah Siak
sebagai Raja muda. Sultan Ismail berselisih dengan saudaranya sendiri yakni Tengku Putra untuk
memperoleh kekuasaan di Siak. Sultan Ismail meminta bantuan dari pihak Belnda untuk mengalahkan
saudaranya. Tetapi sebelum memberi bantuan kepada Sultan Ismail, Belanda lebih dahulu mengikat
Ismail dengan sebuah perjanjian. Nieuwenhuyzen, Residen Riau dikirim ke Siak untuk mengatasi
masalah Sultan Ismail dan Tengku Putra. Nieuwenhuyzen membuat perjanjian persahabatan dengan
Sultan Ismail jika nantinya bantuan yang diberika Belanda berhasil mengalahkan musuh Sultan Ismail
maka Siak harus tunduk dibawah kekuasaan pemerintah Hindia Belanda. Sultan Ismail menyetujui isi
perjanjian yang diajukan oleh Residen Riau teresbut. Belanda pun mulai melancarkan serangannya
terhadap Tengku Putra, akhirnya Tengku Putra pun melarikan diri dari Siak karena tidak mampu
melawan serangan dari pihak Belanda (Reid,2005:26-29).
Sesudah Tengku Putra melarikan diri dari Siak, Sultan Ismail naik tahta menjadi pemimpin di Siak.
Tetapi berdasarkan perjanjian yang sudah disepakati antara Sultan Ismail dan Pemerintah Hindia Belanda
maka Siak harus tunduk kepada Pemerintah kolonial, padahal daerah Siak sejak pemerintahan Sultan
Iskandar Muda berada dibawah kekuasaan Aceh. terjadinya perang Aceh. Karena hal tersebut
bertentangan dengan hegemoni Aceh maka untuk mencegah penetrasi lebih lanjut banyak kapal perang
Aceh yang dikerahkan di pantai timur Sumatera, tetapi akhirnya wilayah Deli, Serdang, dan Asahan
tetap jatuh ke tangan Belanda (Kartodirjo,1987:386). Hal tersebut juga menjadi salah satu faktor
tejadinya perang Aceh.
b) Dibukanya Terusa Suez oleh Ferdinand de Lesseps, menyebabkan perairan Aceh menjadi sangat
penting untuk lalu lintas perdagangan.
Dibukanya Terusan Suez pada awal abad 19 membuat Aceh mempunyai kedudukan strategis
karena terletak dalam urat nadi perkapalan internasional. Belanda memandang situasi tersebut sangat
gawat karena memasuki masa dimana imperialisme dan kapitalisme mulai memuncak dan negara-negara
barat mulai berlomba mencari daerah jajahan baru (Kartodirjo,1987:386). Lalu lintas Selat Malaka juga
semakin ramai sesudah dibukanya Terusan Suez dan Aceh merupakan pintu gerbang utama untuk menuju
Selat Malaka (Poesponegoro dan Notosusanto,1993:242). Hal tersebut juga melatarbelakangi ekspansi
Belanda terhadap Aceh.
c) Ditandatanganinya perjanjian Sumatera antara Inggris dan Belanda pada 1871 yang melanggar isi
Traktat London 1824.
Kebijakan Inggris terhadap Aceh mengalami perubahan pada tahun 1860-an dan tidak lagi
memberi kedaulatan penuh bagi Aceh. Ketika persaingan diantara keluatan-kekuatan Eropa untuk
mendapatkan daerah jajahan meningkat, maka London memutuskan lebih baik Belanda yang menguasai
Aceh dari pada negara yang lebih kuat seperti Perancis dan Amerika yang akan menguasainya. Hasilnya
adalah ditandatanganinya perjanjian Sumatera pada 1871 yang memberikan kebebasan bagi Belanda
untuk melakukan ekspansi diseluruh wilayah Sumatera termasuk Aceh atas persetujuan Inggris dan
sebagai gantinya Belanda menyerahkan pantai emas Afrika kepada Inggris. Perjanjian tersebut juga
mengumumkan bahwa Belanda ingin menguasai Aceh (Ricklefs,1991:219). Hal tersebut juga memicu
terjadinya perlawanan dari Aceh pada pihak Belanda.
d) Akibat perjanjian Sumatera, Aceh mengadakan hubungan diplomatik dengan Konsul Amerika,
kerajaan Italia, kesultanan Usmaniah Singapura dan Turki Ustmani.
Melihat negaranya yang terancam oleh penetrasi Belanda, Aceh mulai mengadakan hubungan
dengan negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Italia, Singapura, dan Dinasti Turki Ustmani untuk
meminta bantuan. Pada bulan januari 1873 Sultan Aceh mengirimkan seorang utusan ke Turki untuk
meminta bantuan apabila Belanda menyerang Aceh dengan kekerasan. Kemudian sebuah utusan yang
dipimpin oleh Teuku Panglima Muhammad Tibang dikirim kepada Residen Hindia Belanda di Riau
untuk menyampaikan pesan Sultan bahwa Belanda sebaiknya menangguhkan kunjungan untuk
menghadap Sultan Aceh sampai Sultan mengadakan hubungan dengan Turki.
Utusan Aceh tersebut dalam perjalanan pulang diantar oleh kapal perang Murnix milik Hindia Belanda
dan singgah di Singapura. Kesmpatan tersebut digunakan oleh utusan-utusan Aceh untuk menemui
Konsul Italia, dan konsul Amerika Serikat yang pada saat itu berada di Singapura. Melalui konsulnya
yang ada di Singapura, pemerintah Hindia Belanda mengetahui bahwa konsul-konsul Amerika dan Italia
akan berusaha supaya pemerintahannya masing-masing bersedia membantu Aceh. Hal tersebut mbuat
khawatir pihak Belanda, apalagi muncul desas-desus bahwa bantuan Amerika Serikat pada Aceh akan
datang pada awal maret 1873 (Poesponegoro dan Notosusanto,1993:242-243). Walaupun kenyataanya
pihak Amerika dan Italia tidak memberi bantuan apapun bagi Aceh, tetapi Belanda sudah bersiap diri
untuk menyerang Aceh. Hubungan diplomatik yang terjalin antara Aceh dengan beberapa negara yang
tersebut diatas juga dijadikan alasan oleh Belanda untukmenyerang Aceh, sebab menurut pihak Belanda
Aceh mempunyai maksud untuk meminta bantuan dari Amerika Serikat, Turki, Italia maupun Singapura
sehubungan dengan serangan yang akan dilancarkan oleh pemerintah Hindia Belanda kepada Aceh.

D. DAMPAK PERANG ACEH BAGI PEMERINTAH HINDIA


BELANDA DAN ACEH

Perang aceh merupakan perang berat dan paling lama yang dihadapi oleh pemerintah Hindia
Belanda maupun pihak Aceh sendiri. Walaupun kekuatan Aceh pada abad ke 19 tidak sehebat Aceh pada
abad sebelum-sebelumnya, tetapi semangat juang rakyat Aceh tidak pernah menyurut dan persatuan antar
seluruh lapisan masyarakat baik dari golongan ulama, ulebalang maupun rakyat biasa terjalin dengan
baik demi kelancaran perlawanan kepada pihak Belanda. Oleh karena itu perang Aceh membawa dampak
bagi Belanda maupun Kerajaan Aceh.
• Dampak perang Aceh bagi Belanda
a. Waktu perang Aceh yang sangat lama yakni sekitar tahun 1873-1904 sangat menguras kas keuangan
Belanda dan juga menimbulkan jatuhnya banyak korban dari pihak Belanda. Bahkan panglima perang
Belanda untuk perang Aceh yang pertama yakni Kohler juga gugur dalam penyerangan.
b. Belanda dapat mengetahui kelemahan dari pertahanan rakyat Aceh. Yakni lewat penyelidikan yang
dilakukan oleh Dr. Snouck Hurgronje. Akhirnya dapat diketahui bahwa peran ulama dan bangsawan
sangat penting bagi persatuan rakyat Aceh.
c.Walaupun Belanda harus berjuang bertahun-tahun dalam melakukan penyerangan guna menakhlukkan
Aceh, namun pada akhirnya Aceh berhasil dikuasai oleh Belanda.
• Dampak perang Aceh bagi kerajaan Aceh
a. Menguatnya rasa persatuan dan kesatuan diseluruh lapisan masyarakat Aceh. Pertempuran yang
berlangsung terus-menerus membuat rasa persatuan laskar Aceh semakin terjalin kuat. Apalagi para
ulama yang mengobarkan semangat perang sabil diantara laskar Aceh membuat rakyat stidak gentar
dalam menghadapi Belanda.

b. Jatuh banyak korban dipihak Aceh


Perang yang berlangsung selama kurang lebih 33 tahun, membuat jatuhnya banyak korban dari pihak
Aceh juga gugurnya beberapa panglima Perang Aceh. Hal tersebut juga didorong oleh semangat perang
sabil yang berkobar di hati para pejuang Aceh. Pada tanggal 14 juni 1904 terjadi pembunuhan masal di
Kuta Reh yang merupakan siasat dari Van daalen. Korban dari rakyat Aceh sekitar 2922 orang yang
terdiri dari 1773 laki-laki dan 1149 perempuan. Peristiwa tersebut semakin menabah besarnya jumlah
korban perang Aceh
c. Jatuhnya seluruh Aceh ke tangan Pemerintah Hindia Belanda
Perang Aceh diakhiri dengan kemenangan dipihak Belanda. Setelah berhasil menguasai seluruh Aceh,
jenderal Hindia Belanda untuk Aceh, yakni Van Heutz memaksa Sultan Aceh untuk menandatangani
perjanjian yang berisi tentang pengakuan kedaulatan Hindia Belanda oleh Aceh dan sultan aceh harus
tunduk dengan perintah Belanda. hal tersebut sudah menghilangkan hak Aceh untuk merdeka.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perang Aceh–Belanda atau disingkat Perang Aceh adalah perang Kesultanan Aceh melawan Belanda
dimulai pada 1873 hingga 1904. Kesultanan Aceh menyerah pada Januari 1904, tapi perlawanan rakyat
Aceh dengan perang gerilya terus berlanjut. Berikut sebab umum terjadinya Perang Aceh:
1. Belanda menduduki Siak & membuat perjanjian Siak (1858) dimana Sultan Ismail harus menyerahkan
Deli, Langkat, Asahan & Serdang.
2. Berakhirnya perjanjian London (1824) dimana perjanjian itu merupakan batas antar kekuasaan
dari Belanda & Inggris.
3. Dibukanya Terusan Suez oleh Ferdinand De Lessep yang berakibat menjadi penting perairan di
lautan Aceh.
4. Adanya perjanjian Sumatera (1871) dimana perjanjian itu berisi hak keleluasaan & kedaulatan
Belanda mengambil tindakan di Aceh yang membuat Belanda menjadi semena-mena. Dampak negatif
yang ditimbulkan akibat perang yaitu:
1. Jatuh banyak korban dipihak Aceh
2. Rakyat Indonesia menderita akibat tindakan kekerasan belanda
3. Kerajaan-kerajaan Indonesia jatuh ke tangan belanda
4. Rakyat Indonesia harus tunduk terhadap pemerintahan hindia belanda Dampak negatif yang
ditimbulkan akibat perang yaitu:
1. Indonesia masih dapat mempertahankan wilayah-wilayahnya dari berbagai macam ancaman
2. Menguatnya rasa persatuan dan kesatuan diseluruh lapisan masyarakat Indonesia
3. Indonesia masih tetap bersatu hingga kini

Anda mungkin juga menyukai