Anda di halaman 1dari 13

ACEH BERJIHAD

Anggota Kelompok :
1. Ima Noor Nafi’ah
2. Fufut Indriyani
3. Richo Kurniawan
4. Aldi Setiwan
Ilustrasi Perang Aceh
Aceh Berjihad
Aceh merupakan daerah kerjaan yang berdaulat. Rakyat
bebas beraktifitas, beribadah, dan berdagang dengan siapa
saja, dimana saja. Tetapi kedaulatan mulai terganggu karena
keserakahan dan dominasi Belanda. Dominasi dan
kekejaman Belanda melahirkan “Perang Belanda”,
perangnya para pejuang Aceh untuk berjihad melawan
kezaliman kaum penjajah pada tahun1873-1912.
Latar Belakang Perang Aceh
Aceh memiliki kedudukan yang strategis juga menjadi pusat
perdagangan. Daerahnnya luas dengan hasil penting seperti ladang, hasil
tambang, dan hasil hutan. Karena itu dalam rangka mewujudkan pax
neerlandica belanda berambisi menguasai aceh. Tetapi orang aceh dan
para sultan bersikeras mempertahankan aceh dengan didukung di dukung
oleh traktat london hal tersebut menjadi kendala belanda. Perkembangan
politik yang semakin memohok kesultanan aceh adalah
ditandatanganinya traktat sumatera antara belanda dengan inggris 2
november 1871. Isi traktat tersebut antara lain inggris memberi
kebebasan kepada Belanda untuk memperluas daerah kekuasaannya
diseluruh sumatera. Tahun 1873 Aceh mengirim Habib Abdurahman
pergi ke Turki untuk meminta bantuan senjata.
Latar Belakang Perang Aceh
Langkah-langkah tersebut diketahui oleh pihak belanda,
kemudian Belanda mengancam dan mengultimatum
agar Kesultanan Aceh tunduk dibawah pemerintahan Hindia Belanda.
Tanggal 26 maret 1873 Aceh dinilai membangkang. Kemudian pecahlah
pertempuran aceh melawan Belanda. Para pejuang Aceh dibawah
pemerintahan Sultan Mahmud Syah II mengobarkan semangat jihad
angkat senjata untuk melawan kezaliman Belanda.
Persiapan Aceh dalam menghadapi pemerintahan Hindia Belanda
seperti: pendirian pos-pos pertahanan dibangun kuta semacam benteng
untuk memperkuat pertahanan wilayah, penyiapan sejumlah pasukan dan
persenjataan.
Syahid atau Menang
Agresi belanda terjadi pada tanggal 5 April 1873. Tentara belanda dibawah
pimpinan jendral Mayor J.H.R kohler terus melakukan serangan terhadap
pasukan Aceh. Pasukan aceh terdiri dari ulebalang ulama,dan rakyat terus
mendapat gempuran dari Belanda. Tanggal 14 April 1873 terjadi pertempuran
sengit dibawah pimpinan Teuku Imeung lueng bata melawan tentara belanda
dibawah pimpinan kohler untuk memperebutkan Masjid Raya Baiturahman.
Pasukan tersebut bershasil mengalahkan kohler dibawah pohon. Kemudian
pohon tersebut dinamakan Kohler Boom.
Setelah melipatgandakan kekuataanya tanggal 9 Desember 1873 belanda
melakukan serangan atau agresi yang kedua. Dipimpin oleh J.van Swieten.
Tanggal 6 Januari 1874 masjid tersebut dibakar. Tanggal 15 januari
1874 Belanda dapat menduduki istana setelah dikosongkan sultan mahmud
syah. Tanggal 28 januari sultan mahmud syah meninggal dunia karena penyakit
kolera.
Syahid atau Menang
Dengan jatuhnya masjid Baiturahamn Belanda mengakui bahwa Aceh
merupakan daerah kekuasann belanda, namun Aceh tidak peduli. Dan Pada
tahun 1884 mereka mengangkat putra mahkota muhammad daud syah sebagai
sultan Aceh. Semangat juang semakin meningkat seiring
pulangnya Habib Abdulrahman dari turki tahun 1877. Kemudian belanda
menambah kekuatannya dan berhasil mendesak pasukan Habib Abdulrahman.
Perang Sabil
Tahun 1884 Muhammad Daud Syah telah dewasa dan dinobatkan
sebagai sultan. Pada waktu upacra penobatan ini para pemuka Aceh
memproklamirkan “ikrar prang sabil’ ( prang sabil). Dengan perang sabil
perlawanan rakyat Aceh semakin meluas. Di Aceh bagian barat tampil
teuku umar bersama istrinya cut nyak dien. Pertempuran sengit terjadi
dimeulaho. Beberapa por pertahan berhasil direbut umar. Strategi
konsentrasi stelsel belum efektif menghentikan perang Aceh. Tahun 1891
teungku Cik Di Tiro meninggal, tahun 1893 teuku umar menyerah pada
Belanda. Pada 29 maret 1896 teuku umar berbalik melwan belanda.
Peristiwa itu membuat belanda semakin marah dan geram. Snouck
horgronye agar melakukan kajian tentang seluk beluk kehidupan dan
semangat juang rakyat aceh.
Perang Sabil

Beberapa cara yang diusulkan Snouck horgronye


1. Perlu memecah belah persatuan dan kekuatan masyarakat aceh, sebab
di lingkungan aceh terdapat rasa persatuaan antara kaum
bangsawan,ulama dan rakyat.
2. Menghadapi kaum ulama yang fanatik dalam memimpin perlawanan
harus dengan kekerasan,yaitu dengan kekuatan senjata
3. Bersikap lunak terhadap kaum bangsawan dan keluarganya diberi
kesempatan untuk masuk kedalam korps pamong praja dalam
pemerintahan konial Belanda
Perang Sabil
Genderang perang dimulai tahun 1899.perang ini berlangsung selama 10 tahun.
Oleh karena itu selama 10 tahu terakhir 1899-1909 di aceh disebut masa
sepuluh tahun berdarah (Tien bloedige jaren). Karena tekanan yang terus
menerus januari 1903 sultan Muhammad Daud Syah terpaksa menyerah. Cara
licik ini berhasil dan digunakan untuk mematahkan perlawanan panglima pop.
lem dan tuanku raha keumala. Tanggal 6 September panglima polem juga
menyarah. Tahun 1906 Cut Nyak Dien berhasil ditangkap dibuang di
Sumedang, Jawa Barat dan meninggal tanggal 8 November 1908. Pada tahun
1911 tangse Teungku Ma’at Tiro berhasil ditembak mati.
Pada tanggal 26 september 1910 terjadi pertempuran sengit di Paya Cicem.
Pang Nanggru tewas dan Cut Nyak Mutia berhasil meloloskan diri. Perang aceh
berakhir pada tahun 1912 namun sebenarnya perang itu berakhir pada tahun
1942.
Masjid Agung Baiturahman Aceh
Beberapa Tokoh Perang Aceh

Cut Nyak Dien Teuku Umar


Beberapa Tokoh Perang Aceh

Cut Nyak Mutia Sultan M Daud Syah Cik Di Tiro

Anda mungkin juga menyukai