Anda di halaman 1dari 2

Perang Terakhir

Ketika ada pernyataan yang mengatakan bahwa Indonesia dijajah oleh Belanda
selama 350 tahun, mungkin kita bisa mempertimbangkan pernyataan tersebut,
karena faktanya masih ada wilayah di Indonesia yang belum terjajah, yaitu
wilayah Nanggro Aceh Darrusalam.
Rakyat Aceh mempertahankan kemerdekaan wilayahnya melalui sebuah perang,
dikenal dengan Perang Aceh. Perang Aceh adalah perang terlama bagi Belanda
dalam upayanya menguasai kepulauan Nusantara. Pada 1870, Belanda telah
menguasai hampir seluruh kerajaan besar di Nusantara, kecuali kerajaan Aceh.
Hal itu dikarenakan Belanda terikat Traktat London yang mengharuskan Belanda
membiarkan Aceh tetap merdeka. Ketika mengetahui isi Traktat London, Aceh
mencari dukungan dari perwakilan AS dan Italia yang ada di Singapura. Belanda
yang khawatir akan masuknya kekuatan asing ke wilayahnya, menyatakan perang
terhadap Aceh.
Pada Maret 1873, Belanda menyerang Kutaraja dengan mendaratkan pasukan
berkekuatan 168 perwira dan 3.200 prajurit. Akan tetapi serangan tersebut dapat
dihalau oleh pasukan Aceh. Pada awal Desember 1873, ekspedisi militer kedua
Belanda berhasil mendarat di Aceh. Kali ini Belanda berhasil meduduki istana
Kutaraja, akan tetapi Sultan Mahmudsyah berhasil meloloskan diri. Belanda pun
mengumumkan bahwa kesultanan Aceh berhasil ditaklukan dan dinyatakan
sebagai milik pemerintah Hindia-Belanda.
Pernyataan yang dibuat oleh Belanda tersebut tidak menurunkan semangat rakyat
Aceh untuk melakukan perlawanan. Perlawanan rakyat Aceh dipimpin oleh Teuku
Umar dan istrinya, Cut Nyak Dien, Panglima Polim, dan Pang Nanggroe.
Perlawanan rakyat Aceh diperkuat oleh semangat keagamaan dalam bentuk
Perang Sabil yang dikobarkan oleh para ulama, seperti Tengku Cik di Tiro. Perang
Sabil dianggap sebagai jihad, oleh karena itu rakyat bersedia bertempur sampai
akhir. Perang seperti ini membuat Belanda kesulitan menerapkan perdamaian dan
ketertiban di Aceh, akibatnya jumlah perang dan biaya perang yang harus mereka
tanggung menjadi sangat besar.
Pada 1901, pasukan Belanda yang dipimpin oleh Van Heutz menyerang benteng
pertahanan Batee Ilie. Sultan, Panglima Polin, dan sisa pasukan terpaksa
menyingkir. Akan tetapi istri Sultan tertangkap, akibatnya Sultan Alaudin
Muhammad Daud Syah menyerah pada 1903, dan langkah itu pun diikuti oleh
Panglima Polim. Perang aceh dianggap berakhir pada 1912, sejak saat itu
perlawanan di Aceh mulai berangsung menurun. Meski demikian perlawanan
terhadap orang Belanda di berbagai tempat masing terus berlangsung hingga
keruntuham Hindia Belanda pada 1942.

Lombard, Denys. 1967. Kerajaan Aceh Zaman Sultan Iskandar Muda. Jakarta:
KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).
Reid, Anthony. 1969. Asal Usul Konflik Aceh: Dari Perebutan Pantai Timur
Sumatra hingga Akhir Kerajaan Aceh Abad ke-19. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai