Anda di halaman 1dari 15

Perlawanan

rakyat aceh
Kelompok 7
NAMA ANGGOTA
KELOMPOK

SALSABILA SYAHRIL
JUWITA SYAMES ALANSYAH
PRATIWI

KRISNA AGUS SIVA FITRIA


PRATAMA BELA
WAKTU
PERLAWANAN
RAKYAT ACEH
Perang Aceh adalah salah satu
peristiwa besar yang pernah terjadi
dalam sejarah Indonesia. Perang Aceh
sendiri merupakan salah satu bentuk
perlawanan rakyat Aceh terhadap
pemerintah kolonial Belanda pada
1873-1912.
TOKOH PERLAWANAN
RAKYAT ACEH
5 tokoh perlawanan Aceh
Pahlawan dari tanah Rencong
yang menginspirasi

1.Teuku Umar
2.Cut nyak Dhien
3. Cut nyak Meutia
4. Sultan Iskandar muda
5. Laksamana Malahayati
LATAR
BELAKANG
awalnya Belanda melakukan perjanjian damai dengan Aceh.
Namun, pemerintah kolonial menyadari Aceh menjadi
wilayah penting untuk jalur perdagangan. Akhirnya Aceh
melanggar perjanjian kemudian memulai penyerangan.
Belanda membawa pasukan perang sampai 3.000 orang dan
mendatangan kapal-kapal perang. ad Perang dipimpin oleh
Mayor Jenderal Kohler pemimpin pasukan. Serangan pertama
dimulai di ibu kota Aceh, Masjid Baiturrahman. Perang
melawan pasukan Belanda ini berlangsung selama dua
minggu. Sampai akhirnya Belanda berhasil menduduki istana.
Namun, perjuangan Belanda menaklukkan istana sia-sia
karena Sultan Aceh dan keluarganya berhasil melarikan diri.
Sultan pergi ke daerah Lueng Bata di Aceh.

perang Aceh terus terjadi hingga tahun 1912. Pahlawan wanita


Cut Nyak Dien berjuang dalam perang Aceh, sampai akhirnya
menyerah di tahun 1905. Kemudian perlawanan dilakukan
oleh pejuang wanita lain yaitu Cut Nyak Meutia. Namun, Cut
Nyak Meutia gugur dalam perang di tahun 1910. Perang Aceh
terus terjadi di tahun 1912 meski banyak pemimpin yang
gugur di medan perang.
JALANNYA
PERLAWANAN

Perang Aceh III


Perang Aceh 1 Perang Aceh II
Ibrahim Alfian dalam Perang Kolonial Belanda di Aceh (1977), menyebutkan (1881-1896) Masih dengan semangat jihad fi sabilillah, para pejuang Aceh
bahwa perang diawali pada 26 Maret 1873, ketika geladak kapal komando (1874-1880) Ekspedisi Aceh II oleh Belanda dipimpin oleh seperti Teuku Umar, Cik Ditiro, Panglima Polim, dan Cut Nyak Dien berhasil
Citadel van Antverpen secara resmi memaklumkan perang terhadap Jenderal Jan van Swieten. Pasukan Belanda memang memobilisasi rakyat Aceh untuk melakukan perang gerilya melawan
Kerajaan Aceh Darussalam. Saat itu Belanda tidak langsung melakukan Belanda. Alhasil, Belanda semakin kewalahan dengan taktik dan semangat
berhasil menguasai istana Kesultanan Aceh Darussalam.
penyerangan karena masih menghimpun pasukan. Melihat yang demikian, perang dari rakyat Aceh. Pada 1891, Christiaan Snouck Hurgronje yang
pihak Aceh pun melakukan mobilisasi umum guna menghadapi perang Akan tetapi, itu terjadi karena pasukan Aceh telah
merupakan ahli bahasa Arab dan Islam yang juga penasihat untuk urusan
yang sudah di ambang pintu itu. Akhirnya, pada 6 April 1873 pasukan meninggalkan kraton dan bergerilya. Oleh karena itu, sama adat dari pemerintah kolonial datang ke Aceh. Sebagai orang yang paham
Belanda yang dipimpin oleh Jenderal J.H.R.Kohler berlabuh di Pantai seperti periode sebelumnya, pasukan Belanda tetap tentang Islam, ia mendekati para ulama. Peran Snouck Hurgronje
Ceureumen, Aceh Barat. Seketika itu, pasukan Aceh yang dipimpin oleh
Panglima Polim dan Sultan Mahmud Syah dengan semangat jihad fi
kewalahan dalam menghadapi pasukan Aceh di perang menjadikan pasukan Belanda lebih terbantu, karena ia menggunakan
sabilillah langsung menggempur pasukan Belanda dengan meriam. fase kedua yang dipimpin oleh Tuanku Muhammad siasat menyerang dari dalam yang nantinya membuahkan hasil gemilang.
Bertepatan dengan kedatangan Snouck Hurgronje, rakyat Aceh sedang
Keberhasilan pasukan Aceh dalam mempertahankan wilayahnya Dawood.
mengakibatkan Belanda kewalahan dan memutuskan untuk merasakan duka yang mendalam karena kematian Teuku Cik Ditiro. Salah
menghentikan serangan ini sembari menghimpun kekuatan maupun satu pemimpin Aceh lainnya, Teuku Umar, dikabarkan menyerah kepada
strategi baru. Belanda. Namun, itu ternyata hanya taktik semata untuk memperlemah
kekuatan lawan.
JALANNYA PERLAWANAN

Perang Aceh IV dan Akhir (1896-1910)

Ketiadaan Teuku Umar tidak membuat semangat rakyat Aceh padam menghadapi Belanda. Dipimpin Cut Nyak Dien,
istri Teuku Umar, dengan dibantu oleh pejuang wanita bernama Pocut Baren, rakyat Aceh terus melakukan
perlawanan. Hingga akhirnya, Teuku Umar yang kembali bergabung dengan pasukan Aceh. Sayangnya, pada 11
Februari 1899, Teuku Umar gugur di Meulaboh. Perjuangan pun kembali dilanjutkan oleh Cut Nyak Dien bersama Pocut
Baren. Ibrahim Alfian dalam Perang di Jalan Allah: Perang Aceh 1873-1912 (1987) mengungkapkan, kondisi rakyat Aceh
mulai melemah karena kematian dari beberapa pemimpinnya. Terlebih, strategi merusak dari dalam yang dijalankan
Snouck Hurgronje juga berjalan dengan mulus dan semakin memperlemah pasukan dan rakyat Aceh. Tahun 1905, Cut
Nyak Dien berhasil ditangkap dan kemudian wafat pada 1910. Kematian Cut Nyak Dien pun menjadi penanda
berakhirnya Perang Aceh.
dampak dampak yang muncul akibat perang Aceh:
1. Dalam akhir peperangannya Aceh harus mengakui kedaulatan Belanda, dan
menyerahkan seluruh wilayah kekuasaannya.
2. Perang Aceh yang terjadi cukup lama, membuat pemerintah Belanda dilanda krisis

DAMPAK moneter.
3. Hal itu terjadi akibat kekosongan kas negara akibat membiayai perang Aceh.
Baik Belanda maupun Aceh harus kehilangan orang orang terpenting dalam

PERLAWANAN pasukannya.
Perjuangan perlawanan rakyat Maluku melawan bangsa barat terjadi jauh sebelum
negara Indonesia tercinta ini merdeka. Perlawanan rakyat Maluku dilakukan terhadap

RAKYAT ACEH
bangsa-bangsa asing yang berusaha memonopoli dan menguasai perdagangan
rempah-rempah. Perjuangan perlawanan rakyat Maluku dibagi menjadi 2 kategori, yakni
melawan bangsa Portugis dan penjajah Belanda melalui kongsi dagangnya bernama
VOC. Dampak dari perang Maluku diantaranya adalah berhasil direbutnya Benteng
Duurstede di Saparua oleh rakyat Maluku di bawah pimpinan Pattimura. Lalu Pattimura
dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung. Terjadi kerugian secara materi dan
jatuhnya banyak korban dari kedua belah pihak.
Perlawanan
Sisingamangaraja
XII
WAKTU PERLAWANAN
SISINGAMANGARAJA
XII
Perang tersebut dimulai di tahun 1878
sampai 1907. Sisingamangaraja XII
merupakan raja terakhir dari Tanah
Batak yang memimpin Perang Batak.
TOKOH PERLAWANAN
SISINGAMANGARAJA
XII
Sisingamangaraja XII dengan nama
lengkap Patuan Bosar Sinambela
ginoar Ompu Pulo Batu (18 Februari
1845 – 17 Juni 1907) adalah seorang
raja di Negeri Toba dan pejuang yang
berperang melawan Belanda
LATAR
BELAKANG
awalnya Belanda melakukan perjanjian damai dengan Aceh.
Namun, pemerintahwilayah penting untuk jalur
perdagangan. Akhirnya Aceh melanggar perjanjian kemudian
memulai orang dan mendatangan kapal-kapal perang. ad
Perang dipimpin oleh Mayor Jenderal Kohler pemimpin
pasukan. Serangan pertama dimulai di ibu kota Aceh, Masjid
Baiturrahman. Perang melawan pasukan Belanda ini
berlangsung selama dua minggu. Sampai akhirnya Belanda
berhasil menduduki istana. Namun, perjuangan Belanda
menaklukkan istana sia-sia karena Sultan Aceh dan
keluarganya berhasil melarikan diri. Sultan
JALANNYA
PERLAWANAN

Jalannya perang
Akhir perang

Menanggapi tindakan pengusiran oleh Sisingamangaraja, para misionaris meminta Batak Perlawanan Sisingamagaraja dalam Perang Batak mulai meredup semenjak wilayah
perlindungan dari pemerintah Kolonial Belanda. Pada 6 Februari 1878 pasukan Belanda tiba di Huta Paong diduduki oleh Belanda pada September 1889. Pasca pendudukan Huta Paong,
Pearaja (pedalaman Sumatra Utara) dan bergabung dengan kaum misionaris Belanda. Belanda terus memburu Sisingamangaraja dan pasukannya hingga terjadi pertempuran di
Kedatangan tentara Belanda di wilayah Batak telah memprovokasi Sisingamangara sehingga ia daerah Tamba.Dalam pertempuran tersebut pasukan Batak mengalami kekalahan dan
mengumumkan perang pada 16 Februari 1878 dengan melakukan penyerangan ke pos-pos melarikan diri menuju daerah Horion.Belanda terus melacak arah pelarian Sisingamangaraja
Belanda di Bahal Batu.Aliansi Sisingamangaraja dan Aceh mampu menduduki wilayah dan pasukannya. Bahkan, pihak Belanda menggunakan orang-orang dari Senegal, Afrika
pedalaman Sumatera Utara, namun saat masuk wilayah kota pasukan ini dapat dipukul mundur untuk membantu pelacakan. Tahun 1907, Belanda mampu mengepung Sisingamangaraja XII
oleh Belanda. Perang Batak antara pasukan Sisingamangaraja dan Belanda berjalan seimbang di daerah Dairi, namun ia tak mau menyerahkan diri. Sisingamangaraja beserta pasukannya
selama tahun-tahun 1880-an. Serangan Sisingamaraja pada Agustus 1889 mampu meduduki bertarung hingga titik darah penghabisan dan meninggal pada pengepungan tersebut.
daerah Lobu Talu dan membunuh beberapa tentara Belanda. Namun pendudukan Lobu Talu
tidak berlangsung lama karena Belanda kembali mendatangkan bantuan dari Padang untuk
merebut kembali Lobu Talu dari tangan Sisingamangaraja.
DAMPAK PERANG BATAK
BATAK TIDAK HANYA MENIMBULKAN KORBAN JIWA DAN KERUSAKAN
DAMPAK RUMAH SAJA, NAMUN JUGA BERDAMPAK PADA BERBAGAI BIDANG YAITU
SEBAGAI BERIKUT.

PERLAWANAN BIDANG POLITIK: SELURUH DAERAH DI TAPANULI DIKUASAI SEPENUHNYA


OLEH PEMERINTAH KOLONIAL HINDIA BELANDA.

SISINGAMANGARAJA BIDANG EKONOMI: BELANDA MEMONOPOLI ATAU MENGUASAI


PERDAGANGAN DI TAPANULI, TERUTAMA HASIL PERKEBUNAN.
BIDANG SOSIAL: TERSEBARNYA AGAMA KRISTEN DI TAPANULI SECARA
XII MELUAS, SEHINGGA MENYEBABKAN BERUBAHNYA KEYAKINAN
MASYARAKAT SEBELUMNYA
Kami ucapkan
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai