rakyat aceh
Kelompok 7
NAMA ANGGOTA
KELOMPOK
SALSABILA SYAHRIL
JUWITA SYAMES ALANSYAH
PRATIWI
1.Teuku Umar
2.Cut nyak Dhien
3. Cut nyak Meutia
4. Sultan Iskandar muda
5. Laksamana Malahayati
LATAR
BELAKANG
awalnya Belanda melakukan perjanjian damai dengan Aceh.
Namun, pemerintah kolonial menyadari Aceh menjadi
wilayah penting untuk jalur perdagangan. Akhirnya Aceh
melanggar perjanjian kemudian memulai penyerangan.
Belanda membawa pasukan perang sampai 3.000 orang dan
mendatangan kapal-kapal perang. ad Perang dipimpin oleh
Mayor Jenderal Kohler pemimpin pasukan. Serangan pertama
dimulai di ibu kota Aceh, Masjid Baiturrahman. Perang
melawan pasukan Belanda ini berlangsung selama dua
minggu. Sampai akhirnya Belanda berhasil menduduki istana.
Namun, perjuangan Belanda menaklukkan istana sia-sia
karena Sultan Aceh dan keluarganya berhasil melarikan diri.
Sultan pergi ke daerah Lueng Bata di Aceh.
Ketiadaan Teuku Umar tidak membuat semangat rakyat Aceh padam menghadapi Belanda. Dipimpin Cut Nyak Dien,
istri Teuku Umar, dengan dibantu oleh pejuang wanita bernama Pocut Baren, rakyat Aceh terus melakukan
perlawanan. Hingga akhirnya, Teuku Umar yang kembali bergabung dengan pasukan Aceh. Sayangnya, pada 11
Februari 1899, Teuku Umar gugur di Meulaboh. Perjuangan pun kembali dilanjutkan oleh Cut Nyak Dien bersama Pocut
Baren. Ibrahim Alfian dalam Perang di Jalan Allah: Perang Aceh 1873-1912 (1987) mengungkapkan, kondisi rakyat Aceh
mulai melemah karena kematian dari beberapa pemimpinnya. Terlebih, strategi merusak dari dalam yang dijalankan
Snouck Hurgronje juga berjalan dengan mulus dan semakin memperlemah pasukan dan rakyat Aceh. Tahun 1905, Cut
Nyak Dien berhasil ditangkap dan kemudian wafat pada 1910. Kematian Cut Nyak Dien pun menjadi penanda
berakhirnya Perang Aceh.
dampak dampak yang muncul akibat perang Aceh:
1. Dalam akhir peperangannya Aceh harus mengakui kedaulatan Belanda, dan
menyerahkan seluruh wilayah kekuasaannya.
2. Perang Aceh yang terjadi cukup lama, membuat pemerintah Belanda dilanda krisis
DAMPAK moneter.
3. Hal itu terjadi akibat kekosongan kas negara akibat membiayai perang Aceh.
Baik Belanda maupun Aceh harus kehilangan orang orang terpenting dalam
PERLAWANAN pasukannya.
Perjuangan perlawanan rakyat Maluku melawan bangsa barat terjadi jauh sebelum
negara Indonesia tercinta ini merdeka. Perlawanan rakyat Maluku dilakukan terhadap
RAKYAT ACEH
bangsa-bangsa asing yang berusaha memonopoli dan menguasai perdagangan
rempah-rempah. Perjuangan perlawanan rakyat Maluku dibagi menjadi 2 kategori, yakni
melawan bangsa Portugis dan penjajah Belanda melalui kongsi dagangnya bernama
VOC. Dampak dari perang Maluku diantaranya adalah berhasil direbutnya Benteng
Duurstede di Saparua oleh rakyat Maluku di bawah pimpinan Pattimura. Lalu Pattimura
dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung. Terjadi kerugian secara materi dan
jatuhnya banyak korban dari kedua belah pihak.
Perlawanan
Sisingamangaraja
XII
WAKTU PERLAWANAN
SISINGAMANGARAJA
XII
Perang tersebut dimulai di tahun 1878
sampai 1907. Sisingamangaraja XII
merupakan raja terakhir dari Tanah
Batak yang memimpin Perang Batak.
TOKOH PERLAWANAN
SISINGAMANGARAJA
XII
Sisingamangaraja XII dengan nama
lengkap Patuan Bosar Sinambela
ginoar Ompu Pulo Batu (18 Februari
1845 – 17 Juni 1907) adalah seorang
raja di Negeri Toba dan pejuang yang
berperang melawan Belanda
LATAR
BELAKANG
awalnya Belanda melakukan perjanjian damai dengan Aceh.
Namun, pemerintahwilayah penting untuk jalur
perdagangan. Akhirnya Aceh melanggar perjanjian kemudian
memulai orang dan mendatangan kapal-kapal perang. ad
Perang dipimpin oleh Mayor Jenderal Kohler pemimpin
pasukan. Serangan pertama dimulai di ibu kota Aceh, Masjid
Baiturrahman. Perang melawan pasukan Belanda ini
berlangsung selama dua minggu. Sampai akhirnya Belanda
berhasil menduduki istana. Namun, perjuangan Belanda
menaklukkan istana sia-sia karena Sultan Aceh dan
keluarganya berhasil melarikan diri. Sultan
JALANNYA
PERLAWANAN
Jalannya perang
Akhir perang
Menanggapi tindakan pengusiran oleh Sisingamangaraja, para misionaris meminta Batak Perlawanan Sisingamagaraja dalam Perang Batak mulai meredup semenjak wilayah
perlindungan dari pemerintah Kolonial Belanda. Pada 6 Februari 1878 pasukan Belanda tiba di Huta Paong diduduki oleh Belanda pada September 1889. Pasca pendudukan Huta Paong,
Pearaja (pedalaman Sumatra Utara) dan bergabung dengan kaum misionaris Belanda. Belanda terus memburu Sisingamangaraja dan pasukannya hingga terjadi pertempuran di
Kedatangan tentara Belanda di wilayah Batak telah memprovokasi Sisingamangara sehingga ia daerah Tamba.Dalam pertempuran tersebut pasukan Batak mengalami kekalahan dan
mengumumkan perang pada 16 Februari 1878 dengan melakukan penyerangan ke pos-pos melarikan diri menuju daerah Horion.Belanda terus melacak arah pelarian Sisingamangaraja
Belanda di Bahal Batu.Aliansi Sisingamangaraja dan Aceh mampu menduduki wilayah dan pasukannya. Bahkan, pihak Belanda menggunakan orang-orang dari Senegal, Afrika
pedalaman Sumatera Utara, namun saat masuk wilayah kota pasukan ini dapat dipukul mundur untuk membantu pelacakan. Tahun 1907, Belanda mampu mengepung Sisingamangaraja XII
oleh Belanda. Perang Batak antara pasukan Sisingamangaraja dan Belanda berjalan seimbang di daerah Dairi, namun ia tak mau menyerahkan diri. Sisingamangaraja beserta pasukannya
selama tahun-tahun 1880-an. Serangan Sisingamaraja pada Agustus 1889 mampu meduduki bertarung hingga titik darah penghabisan dan meninggal pada pengepungan tersebut.
daerah Lobu Talu dan membunuh beberapa tentara Belanda. Namun pendudukan Lobu Talu
tidak berlangsung lama karena Belanda kembali mendatangkan bantuan dari Padang untuk
merebut kembali Lobu Talu dari tangan Sisingamangaraja.
DAMPAK PERANG BATAK
BATAK TIDAK HANYA MENIMBULKAN KORBAN JIWA DAN KERUSAKAN
DAMPAK RUMAH SAJA, NAMUN JUGA BERDAMPAK PADA BERBAGAI BIDANG YAITU
SEBAGAI BERIKUT.