Perang kesultanan Aceh dengan Belanda. Tahun 1873 hingga 1910. Perang ini terdiri dari 4 fase. Perang Aceh terjadi karena ambisi Belanda yang ingin menguasai seluruh wilayah Nusantara abad ke-19 Masehi.
Perang Aceh 1 ( 1873-184), di awali 26 Maret 183 ketika geledak kapal
komando Citadel Van Antverpen memakumkan perang kepada Aceh. Pada 6 April 183 Pasukan Belanda tiba di pantai Ceuremen Aceh Barat. Pasukan Aceh yang dipimpin panglima polim dan sultán Mahmud syah langsung menggempur belanda dengan Meriam. Dan belanda kewalahan dengan pasukan Aceh. Perang Aceh 2 ( 184-1880). Paskan Belanda berhasil kuasai istana kesultanan Aceh darussalan karena pasukan Aceh telah meninggalkan kraton dan berrilya. Seperti perang 1 Belanda kewalahan dalam hadapi pasukan aceh di perang 2 ini Aceh dipimpin oleh Tuanku Muhammad Dawood. Perang Aceh 3 ( 1881-1896) Pejuang Aceh seperti Teuku umar, Cik Ditiro, panglima Polim, dan Cut nyak dien berhasil memobilitasi rakyat Aceh untuk melakukan perang gerilya. Dan belanda makin kewalahan dengan Aceh. Pada 1891 Christian Snouck Hurgronje seorang ahli Bahasa arab dan islam juga penasihat urusan adaat dari Belanda datang ke Aceh, sebagai seorang yang paham tentang Islam ia mendekati para ulama. Snouck H sangat membant Belanda karena ia menyerang dengan siasat dari dalam. Lalu saat Snouck H dating aceh sedang berduka karena kematian Teku Cik Ditiro lalu, Teuku Umar dikabarkan menyerah kepada Belanda. Perang Aceh 4 ( 1896-1910), Cut nyak dien memimpin perang ini dibantu pejuang Wanita lain. Sampai Teuku mar bergabung Kembali tapi pada 11 Februari 1899 teku Umar gggr di medan perang, akhirnya dilanjut dengan Cut nyak die Bersama Pocut Baren. Tahun 1905 Cut nyak dien berhasil ditangkap dan wafat pada 1910 kematian Cut Nyak Dien jadi penanda berakhirnya perang Aceh.