Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SEJARAH PERANGAN ACEH

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
1. CHERLIN SAFITRI
2. DHANI RESTU FAISAL
3. METRI PRANSISKA M.
4. SYAHLA HAIDIANANDA

GURU PEMBIMBING:
LISWATI, S.Pd

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SUKAU


JL. LINTAS LOMBOK, PAGAR DEWA, KEC. SUKAU, KABUPATEN LAMPUNG
BARAT, LAMPUNG 34879
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran ALLAH SWT. serta atas berkat rahmat
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Pada makalah ini kami akan membahas tentang “SEJARAH PERANGAN ACEH”. Tujuan
dari pembuatan makalah ini ialah agar kita semua dapat mengetahui dan belajar mengenai
Sejarah peperangan yang terjadi di Aceh.
Semoga makalah yang kami buat ini bukan hanya bisa bermanfaat nagi kami
namun juga bemanfaat juga bagi siapapun yang membaca makalah ini. Kami sangat sadar
dalam hal penulisan atau isi makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu saran dan
keritik yang membangun sangat kami harapkan.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih.

Sukau, 12 September 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................


DAFTAR ISI ................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ..........................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH .....................................................................................
1.3 TUJUAN ..............................................................................................................
BAB II PEMBAHSAN ................................................................................................................
2.1 LATAR BELAKANG TERJADINYA PERANG ACEH
2.2 PERIODE PERANG ACEH
a. PERIODE PERANG I (1873-1874) .......................................................
b. PERIODE PERANG II (1874-1880) ......................................................
c. PERIODE PERANG III (1881-1896) .....................................................
d. PRIODE PERANG IV (1896-1910) .......................................................
2.3 TRAKAT PENDEK (SURAT PENDEK) ...........................................................
2.4 AKHIR PERANG ACEH ...................................................................................
2.5 TOKOH PAHLAWAN ACEH
a. TEUKU CIK DI TIRO ............................................................................
b. TEUKU UMAR ......................................................................................
c. CUT NYAK DHIEN ...............................................................................
d. CUT NYAK MEUTIA ............................................................................
BAB 111 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perang Aceh–Belanda atau disingkat Perang Aceh adalah perang Kesultanan
Aceh melawan Belanda dimulai pada 1873 hingga 1904. Kesultanan Aceh menyerah
pada januari tahun 1904. Perang ini dimulai dengan pernyataan perang yang
dikeluarkan oleh Belanda kepada Aceh pada 26 Maret 1873. Pertempuran ini
dimaksudkan untuk menegaskan kekuasaan Belanda di Nusantara, mengingat pada
akhir abad ke19 Aceh dan Bali adalah wilayah yang sulit ditaklukkan oleh Belanda.
Kesultanan Aceh merespon dengan melancarkan perang gerilya terus menerus.
Sementara Belanda menduduki wilayahwilayah penting di Aceh, dan melancarkan
infiltrasi melalui dr. Christiaan Snouck Hurgronje. Hasilnya, Aceh dapat ditaklukkan
oleh Belanda, meskipun dengan korban puluhan ribu warga sipil yang dibantai oleh
Belanda.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa latar belakang terjadinya Perang Aceh?
2. Bagaimana periode perang aceh?
3. Apa itu “TRAKAT PENDEK”?
4. Siapa saja toko pahlawan Aceh?
5. Bagaimana akhir dari Perang Aceh?

1.3 TUJUAN

1. Penulis dapat mengetahui latar belakang Perang Aceh.


2. Penulis dapat mengetahui periode peperangan di Aceh.
3. Penulis dapat mengetahui ap aitu TRAKAT PENDEK
4. Penulis dapat mengetahui tokoh pahlawan Aceh.
5. Penulis dapat mengetahui akhir dari Perang Aceh

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 LATAR BELAKANG TERJADINYA PERANG ACEH

Belanda pertama kali tiba di Aceh pada bulan April 1873 di bawah
komando Johan Harmen Rudolf Kohler. Belanda datang ke Aceh karena
memiliki Kerajaan dan aspek diplomasi yang kuat di daerah tersebut. Aceh
juga memiliki letak yang strategis sehingga dapat dijadikan sebagai jalur
perdagangan. Oleh karena itu, Belanda sangat ingin menguasai wilayah
Kesultanan Aceh. Sebelum Perang Aceh, Belanda terlebih dahulu menguasai
wilayah Kesultanan Delhi mulai dari Langkat, Asahan hingga Serdang melalui
Perjanjian Siak pada tahun 1858. Wilayah ini sebenarnya termasuk dalam
wilayah Kesultanan Aceh.

Akibat Perjanjian Siak tahun 1858, Sultan Ismail menyerahkan


wilayah Delhi, Langkat, Asahan, dan Serdang kepada Belanda. Yang mana
sebelumnya wilayah ini sudah berada di bawah kekuasaan Aceh sejak masa
Sultan Iskandar Muda. Belanda melanggar Perjanjian Siak dan Perjanjian
London berakhir pada tahun 1824. Perjanjian London mengatur bahwa
Belanda dan Inggris akan menetapkan batas dua kekuatan regional di Asia
Tenggara, yaitu garis lintang Singapura. Keduanya mengakui kedaulatan
Aceh. Aceh menuduh Belanda tidak menepati janjinya sehingga menyebabkan
kapal-kapal Belanda yang melewati perairan Aceh ditenggelamkan oleh
pasukan Aceh. Tindakan Aceh mendapat dukungan Inggris. Dengan
dibukanya Terusan Suez oleh Ferdinand Lesseps menyebabkan Perairan Aceh
menjadi sangat penting untuk perdagangan. Dengan ditandatanganinya
Perjanjian London tahun 1871 antara Inggris dan Belanda, Inggris
memberikan kebebasan kepada Belanda untuk beroperasi di Aceh. Belanda
harus menjamin keselamatan lalu lintas di Selat Malaka. Belanda mengizinkan
Inggris berdagang secara bebas di Siak dan menyerahkan wilayah di Guyana
barat kepada Inggris.

Akibat Perjanjian Sumatera tahun 1871, Aceh menjalin hubungan


diplomatik dengan Konsul Amerika, Kerajaan Italia, dan Kesultanan
Utsmaniyah di Singapura. Aceh juga mengirimkan duta besarnya ke Turki
Ottoman pada tahun 1871. Akibat upaya diplomasi Aceh, Belanda menjadikan
hal tersebut sebagai alasan untuk menyerang Aceh. Wakil Presiden Parlemen
India Frederic Nicolaas Nieuwenhuysen tiba di Aceh dengan dua kapal perang
dan meminta keterangan Sultan Mahmud Syah tentang apa yang dibicarakan
di Singapura, namun Sultan Mahmud menolak memberikan keterangan
apapun. Saya menolak.

2.2 PERIODE PERANG ACEH

a. Perang Aceh I (1873-1874)

Perang Aceh Pertama (1873-1874) dipimpin oleh Panglima


Polim dan Sultan Mahmud Syah melawan Belanda yang
dipimpin Köhler. Köhler dengan 3000 serdadunya dapat dipatahkan, di
mana Köhler sendiri tewas pada tanggal 14 April 1873. Sepuluh hari
kemudian, perang berkecamuk di mana-mana. Yang paling besar saat
merebut kembali Masjid Raya Baiturrahman, yang dibantu oleh beberapa
kelompok pasukan. Ada di Peukan Aceh, Lambhuk, Lampu'uk, Peukan
Bada, sampai Lambada, Krueng Raya. Beberapa ribu orang juga
berdatangan dari Teunom, Pidie, Peusangan, dan beberapa wilayah lain
b. Perang Aceh II (1874-1880)
Pada perang kedua pasukan Belanda dipimpin oleh Jenderal Jan van
Swieten. Belanda berhasil menduduki Keraton Sultan, 26 Januari 1874,
dan dijadikan sebagai pusat pertahanan Belanda. Pada 31 Januari 1874
Jenderal Van Swieten mengumumkan bahwa seluruh Aceh jadi bagian
dari Kerajaan Belanda. Ketika Sultan Machmud Syah wafat 26
Januari 1874, digantikan oleh Tuanku Muhammad Dawood yang
dinobatkan sebagai Sultan di masjid Indrapuri. Perang pertama dan kedua
ini adalah perang total dan frontal, di mana pemerintah masih berjalan
mapan, meskipun ibu kota negara berpindah-pindah ke Keumala
Dalam, Indrapuri, dan tempat-tempat lain.
c. Perang Aceh III (1881-1896)
Pada perang ketiga perang dilanjutkan secara gerilya dan dikobarkan
perang fi sabilillah. Di mana sistem perang gerilya ini dilangsungkan
sampai tahun 1903. Dalam perang gerilya ini pasukan Aceh di
bawah Teuku Umar bersama Panglima Polim dan Sultan. Pada
tahun 1899 ketika terjadi serangan mendadak dari pihak Van der Dussen
di Meulaboh, Teuku Umar gugur. Tetapi Cut Nyak Dhien istri Teuku
Umar kemudian tampil menjadi komandan perang gerilya.
d. Perang Aceh IV (1896-1910)
Perang ini adalah perang gerilya kelompok dan perorangan dengan
perlawanan, penyerbuan, pengadangan, dan pembunuhan tanpa komando
dari pusat pemerintahan kesultanan. Tahun 1910–1915 menjadi akhir dari
perang besar, tetapi perlawanan sporadis rakyat Aceh masih berlanjut
hingga 1942 di beberapa tempat yang dilakukan oleh sekelompok pejuang.

2.3 TRAKAT PENDEK (SURAT PENDEK)

Selama perang Aceh, Van Heutz telah menciptakan surat pendek (korte
verklaring, Traktat Pendek) tentang penyerahan yang harus ditandatangani oleh para
pemimpin Aceh yang telah tertangkap dan menyerah. Di mana isi dari surat pendek
penyerahan diri itu berisikan:
1. Raja (Sultan) mengakui daerahnya sebagai bagian dari daerah Hindia
Belanda,
2. Raja berjanji tidak akan mengadakan hubungan dengan kekuasaan di luar
negeri,
3. Berjanji akan mematuhi seluruh perintah-perintah yang ditetapkan
Belanda.
Perjanjian pendek ini menggantikan perjanjian-perjanjian terdahulu yang rumit
dan panjang dengan para pemimpin setempat.
Walau demikian, wilayah Aceh tetap tidak bisa dikuasai Belanda seluruhnya,
dikarenakan pada saat itu tetap saja terjadi perlawanan terhadap Belanda meskipun
dilakukan oleh sekelompok orang (masyarakat). Hal ini berlanjut sampai Belanda
enyah dari Aceh.
2.4 AKHIR PERANG ACEH

Untuk memenangkan Perang Aceh, Belanda menggunakan strategi


menyamarkan Snuka Hurgronje di dalam Aceh. Tujuan penyamaran ini adalah
untuk mencari kelemahan perjuangan masyarakat Aceh. Setelah dua tahun
bekerja secara sembunyi-sembunyi, Snook Hougronje akhirnya mampu
mengajukan serangkaian usulan kepada Kerajaan Belanda untuk mengalahkan
Aceh. Salah satu usulannya adalah merebut hati masyarakat Aceh. Menurut
Hurgronje, Belanda hendaknya menunjukkan niat baik mereka kepada
masyarakat Aceh dengan membangun infrastruktur seperti masjid, surau,
jalan, dll. Strategi Snook Hurgronje diadopsi dan diterapkan oleh Belanda.
Akibatnya, tentara Belanda lambat laun dapat melemahkan kekuatan
perlawanan Aceh. Perang Aceh diakhiri dengan perjanjian menyerah atau
perjanjian berumur pendek. Pada tahun 1903, Sultan Alauddin Muhammad
Daud Syah dan Panglima Polem menyerah karena tekanan yang besar. Sesuai
perjanjian penyerahan, seluruh wilayah Aceh berada di bawah kekuasaan
Hindia Belanda dan Kesultanan Aceh dibubarkan. Namun Belanda sebenarnya
tidak sepenuhnya menguasai Aceh. Apalagi warga Aceh terus melakukan
perlawanan. Hal ini berlanjut hingga Belanda pergi dari Aceh.

2.5 TOKOH PAHLAWAN ACEH

a. Tengku Cik di Tiro

Tengku Cik Ditiro dilahirkan pada 1836 dengan nama kecilnya


Muhammad Saman. Beliau adalahseorang pahlawan nasional dari Aceh,
Tengku Cik Di Tiro lebih dikenal dengan angkatan perangsabilya. Tengku
Cik Ditiromeninggal karena diracuni oleh seorang wanita yang
memasukkan racun ke dalam makanannya. Sehinggabeliau menderita sakit
dan meninggal dunia di benteng Aneuk Galong pada bulan Januari 1891.

b. Teuku Umar

Teuku Umar lahir di Meulaboh, pada 1854. Ia adalah suami dari Cut
Nyak Dhien. Teuku Umar adalahsalah satu pemimpin pasukan di bawah
panglima besar Teungku Cik Ditiro. Beliau merupakan pahlawan yang
mencetuskan adanya perang aceh melawan pemerintahan Belanda pada
masa itu.Teuku Umar tertembak dalam pertempuran dinihari 11 Februari
1899.

c. Cut Nyak Dhien

Cut Nyak Dhien lahir pada tahun 1848 di Aceh. Cut Nyak Dhien adalah
istri Teuku Umar. SepeninggalTeuku Umar, Cut Nyak melanjutkan
perjuangan melawan pasukan kolonial Belanda di pedalamanMeulaboh,
Aceh Barat. Setelah ditangkap Belanda, Cut Nyak Dhien diasingkan ke
Sumedang danmeninggal disana.

d. Cut Nyak Meutia

Cut Nyak Meutia dilahirkan di Keureutoe, Pirak, Aceh Utara, tahun


1870. Cut Meutia wafat di AlueKurieng, Aceh, 24 Oktober 1910. Beliau
adalah pemimpin gerilyawan Aceh yang berperang melawan pasukan kolonial
Belanda. Cut Meutia gugur pada pertempuran di Alue Kurieng pada usia 40
tahun pada 24 Oktober 1910 dan dimakamkan di Pirak Timur, Aceh Utara.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Belanda pertama kali datang ke Aceh pada 5 April 1873, di bawah


pimpinan Johan Harmen Rudolf Kohler. Tujuan Belanda datang ke Aceh
adalah karena daerah ini memiliki kerjaan yang kuat dan diplomatis yang
tinggi. Selain itu, Aceh juga memiliki lokasi yang strategis untuk dijadikan
sebagai jalur perdagangan. Oleh sebab itu, Belanda ingin menguasai Aceh
dan hal itu pula yang memicu terjadinya Perang Aceh

Periode perang aceh terbagi menjadi empat yakni, Perang Aceh I (1873-
1874), Perang Aceh II (1874-1880), Perang Aceh III (1881-1896), dan Perang
Aceh IV (1896-1910)

Selama perang Aceh, Van Heutz telah menciptakan surat pendek (korte
verklaring, Traktat Pendek) tentang penyerahan yang harus ditandatangani
oleh para pemimpin Aceh yang telah tertangkap dan menyerah. Raja (Sultan)
mengakui daerahnya sebagai bagian dari daerah Hindia Belanda. Dan
perjanjian pendek ini juga menggantikan perjanjian-perjanjian terdahulu yang
rumit dan panjang dengan para pemimpin setempat.

Perang Aceh diakhiri dengan surat perjanjian tanda menyerah atau


Traktat Pendek. Pada tahun 1903, Sultan Alauddin Muhammad Daud Syah
dan Panglima Polem menyerah setelah mengalami tekanan luar biasa. Dalam
perjanjian penyerahan diri itu, seluruh wilayah Aceh dikuasai Hindia Belanda
dan Kesultanan Aceh dibubarkan.

Terdapat beberapa tokoh pahlawan yang terkenal dalam Perang Aceh


diantaranya, Teuku Cik di Tiro, Teuku Umar, Cut Nyak Dhien, Cut Nyak
Meutian.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Aceh

https://regional.kompas.com/read/2022/02/08/111500378/perang-aceh--
latar-belakang-periodisasi-strategi-dan-akhir-perlawanan?page=all

https://www.academia.edu/38699731/Perang_aceh

https://www.studiobelajar.com/perang-aceh/

https://www.asaldansejarah45.com/2021/01/lengkap-sejarah-perlawanan-
rakyat-aceh.html

Anda mungkin juga menyukai