Laporan Tahunan TKPSDA WS Lombok 2023
Laporan Tahunan TKPSDA WS Lombok 2023
Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dengan Rahmat
dan karunianya Laporan Tahunan Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air
(TKPSDA) Wilayah Sungai (WS) Lombok, Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I
Tahun Anggaran 2023 yang merangkum kegiatan sampai dengan bulan Desember
2023, dapat disusun dan diselesaikan dengan baik.
Penyusunan Laporan ini dibuat sebagai bahan Evaluasi dan Wujud Pertanggung
jawaban TKPSDA WS Lombok BWS Nusa Tenggara I, sesuai dengan Pedoman
Pembentukan Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air pada tingkat Wilayah
Sungai Nomor : 15/PRT/M/2017 tanggal 15 September 2017, Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 685/KPTS/M/2018 tanggal, 12
September 2018 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya
Air (TKPSDA) Wilayah Sungai (WS) Lombok dan Surat Keputusan Ketua Harian
TKPSDA WS Lombok Nomor : 25/KPTS/TKPSDA WS Lombok/2023 tanggal, 11 Juli
2023 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat TKPSDA WS Lombok.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada Tim Penyusunan Laporan
TKPSDA WS Lombok - BWS Nusa Tenggara I dan semua pihak yang telah
membantu tersusunnya laporan ini, sehingga dapat meningkatkan kinerja dimasa
yang akan datang.
Demikian laporan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai mana mestinya, atas
perhatiannya disampaikan terima kasih.
Kepala Sekretariat
TKPSDA WS Lombok,
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber Daya Air (SDA) merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan makhluk
dimuka bumi ini. Pemanfaatan Sumber Daya Air untuk kerperluan semakin
meningkat sementara ketersediaan Sumber Daya Air semakin terbatas,
disamping itu juga timbulnya permasalahan persaingan dalam Pemanfaatan
Pengelolaan SDA serta permasalahan lain berupa kerusakan lingkungan di
dalam Daerah Aliran Sungai (DAS).
C. Lingkup Kegiatan
1. Pembahasan rancangan Pola dan Rancangan Rencana Pengelolaan
Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai Lombok guna perumusan bahan
pertimbangan untuk penetapan Pola dan Rencana Pengelolaan Sumber
Daya Air.
2. Pembahasan Rancangan Program dan Rancangan Rencana Kegiatan
Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai Lombok guna
perumusan bahan pertimbangan untuk penetapan Program dan Rencana
Kegiatan Sumber Daya Air.
3. Pembahasan usulan Rancangan Rencana Alokasi Air Tahunan (RAAT) dari
setiap sumber air pada Wilayah Sungai Lombok guna perumusan bahan
pertimbangan untuk penetapan Rancangan Rencana Alokasi Air Tahunan
(RAAT).
4. Pembahasan rencana Pengelolaan Sistem Informasi Hidrologi,
Hidrometeorologi dan Hidrogeologi ( PSIH3 ) pada Wilayah Sungai Lombok
untuk mencapai keterpaduan Pengelolaan Sistem Informasi Hidrologi,
Hidrometeorologi dan Hidrogeologi (PSIH3).
5. Pembahasan rancangan pendayagunaan Sumber Daya Manusia,
keuangan, peralatan dan kelembagaan untuk mengoptimalkan kinerja
Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Lombok.
6. Pemberian pertimbangan kepada Menteri mengenai pelaksanaan
Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Lombok.
PERMASALAHAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
1. Masih terjadi pergeseran waktu dari jam yang direncanakan, dikarenakan
kesibukan pada masing – masing Kepala Dinas.
2. Penyerahan materi/bahan rapat/sidang dari Narasumber ke Sekretariat
TKPSDA WS Lombok kurang sesuai dengan SOP (H-20), sehingga
terlambat pendistribusian materi rapat/sidang kepada anggota.
SOLUSI
4. Mengatasi Konflik
Tim koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air juga dapat berfungsi sebagai
wadah untuk menyelesaikan konflik terkait Sumber Daya Air. Dengan
memfasilitasi dialog antara pemangku kepentingan yang berbeda, TKPSDA
dapat membantu mencapai kesepakatan yang adil dan berkelanjutan.
1. Pembahasan
Rancangan Program TKPSDA WS Lombok.
Tata Tertib Persidangan TKPSDA WS Lombok Periode ke- IV
Tahun 2024 – 2028.
Pendayagunaan Kelembagaan.
Penetapan Kelompok Kerja/Komisi, Tim Monitoring dan Evaluasi serta
Pemantauan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Sidang Pleno.
Menyusun Program Kerja 5 (lima) Tahunan / Pertahun.
2. Pembahasan Pola dan Rencana PSDA WS Lombok (Review).
3. Pembahasan Sinkronisasi Program dan Kegiatan Pengelolaan Sumber
Daya Air Wilayah Sungai Lombok.
4. Pembahasan Isu – isu Strategis Wilayah Sungai Lombok.
5. Pembahasan Rancangan Rencana Alokasi Air (RAAT) Wilayah Sungai
Lombok Tahun 2024/2025.
6. Pembahasan Pengelolaan Sistem Informasi Hidrologi, Hidrometeorologi
dan Hidrogeologi ( SIH3 ) Wilayah Sungai Lombok.
PENUTUP
Dengan tersusunnya laporan tahunan ini, semoga dapat menjadi acuan dan
sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan kegiatan selanjutnya.
Terima kasih atas partisipasi berbagai pihak sehingga laporan ini dapat tersusun
tepat waktu dan sesuai dengan rencana. Namun tidak menutup kemungkinan
dalam laporan ini terdapat kekurangan dan kekeliruan, untuk itu saran dan
masukan sangat kami perlukan guna menyempurnakannya.
TENTANG
SELAKU
MEMUTUSKAN :
Pasal 1
(1) Untuk membantu tugas Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air yang
selanjutnya disebut TKPSDA Wilayah Sungai Lombok, dibentuk Sekretariat Tim
Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air, yang selanjutnya disebut Sekretariat
TKPSDA Wilayah Sungai Lombok.
(2) Sekretariat TKPSDA Wilayah Sungai Lombok sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua Harian
TKPSDA Wilayah Sungai Lombok.
(3) Sekretariat TKPSDA Wilayah Sungai Lombok dipimpin oleh seorang Kepala
Sekretariat/ Sekretaris Harian.
Pasal 2
Pasal 3
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 10
TATA KERJA
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 15
Surat keputusan ini berlaku mulai tanggal 11 Juli 2023 dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan, maka akan diadakan perbaikan dan perubahan
sebagaimana mestinya.
DITETAPKAN : MATARAM
PADA TANGAL : 11 JULI 2023
KEPALA SEKRETARIAT
SEKRETARIS HARIAN
Rosdiana, SE
Kepada Yth :
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
di-
Jakarta
Bersama ini kami sampaikan dengan hormat laporan pelaksanaan pemilihan calon anggota
TKPSDA WS Lombok sebagai berikut :
1. Sekretariat TKPSDA WS Lombok telah bekerja melaksanakan pemilihan sejak
tanggal 30 Januari 2023 sampai dengan tanggal 10 Mei 2023 secara demokratis.
5. Setelah kami fasilitasi pemilihan diantara kelompok unsur, disepakati perwakilan tiap
kelompok unsur sbb :
a. Organisasi Masyaratakt Adat =-
b. Organisasi/Asosiasi Pengguna Air Untuk Pertanian = 12
c. Organisasi/Asosiasi Pengusaha Air Minum =1
d. Organisasi/Asosiasi Industri Pengguna Air =-
e. Organisasi/Asosiasi Pengguna Air Untuk Perikanan =1
f. Organisasi/Asosiasi Konservasi Sumber Daya Air =4
g. Organisasi/Asosiasi Pengguna Sda Untuk Energi Listrik =-
h. Organisasi/Asosiasi Pengguna Sda Untuk Transportasi =-
i. Organisasi/Asosiasi Pengguna Sda Untuk Pariwisata/Olah Raga = -
j. Organisasi/Asosiasi Pengguna Sda Untuk Pertambangan =-
k. Organisasi/Asosiasi Pengusaha Bidang Kehutanan =-
l. Organisasi/Asosiasi Pengendali Daya Rusak Air =5
Jumlah keseluruhan ornop = 23 organisasi/asosiasi.
6. Tiap kelompok unsur organisasi/asosiasi non pemerintah telah menyampaikan usulan
kepada kami tentang nama dan jabatan yang ditunjuk (Surat Mandat) untuk menjadi
calon anggota dari tiap organisasi/asosiasi (terlampir lamp 8 s/d 30).
7. Selanjutnya kami mohon agar segera dapat diterbitkan Keputusan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat tentang Pembentukan TKPSDA WS Lombok dengan
susunan sbb :
Ketua Merangkap Anggota : Kepala BAPPEDA Provinsi NTB
Ketua harian Merangkap Anggota : Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Provinsi NTB
Demikian laporan kami, atas perhatian Bapak kami ucapkan terima kasih.
Kepala Sekretariat
TKPSDA WS Lombok,
PEMBUKAAN
1. Mardiyatun/BWS NT I
Agenda kegiatan pada kesempatan hari ini : Pengisian agenda, Rekap
sinkronisasi sampai dengan 2023, Pengisian sinkronisasi Tahun 2024.
2. Surana/HATHI
TKPSDA WS Lombok sudah mengawali untuk berkegiatan di Bulan Maret
Fokus untuk mengisi 4 agenda pokok kegiatan TKPSDA WS Lombok.
Penyusunan program kerja untuk Tahun 2023 meliputi penyusunan rencana
kerja 5 tahunan, tugas utama dan tugas lain-lain. Pola dan rencana yang
belum selesai dikerjakan.
Program kerja masuk di Tahun terakhir, sebaiknya akan dibahas satu-
persatu.
3. Ni Putu Arianti/BWS NT I
Apakah tidak dilakukan update dari OPD terkait matriks.
Perlu dilakukan sinkronisasi Tahun 2023?
Apakah sudah mengacu pada RPSDA pada saat menyusun program dan
kegiatan pada Tahun 2023. Bagaimana update sinkronisasi dari program dan
kegiatan di masing-masing OPD
7. Agustono Setiawan/Unram
Perlu ada rekomendasi Tahun lalu seperti apa terkait sinkronisasi dan
kemudian dilakukan update program dan kegiatan dari masing-masing
instansi.
Apakah dari tim secretariat akan mengumpulkan data dan informasi dari
masing-masing perangkat daerah.
9. Surana/HATHI
Jika kita akan membahas sinkronisasi maka perlu disiapkan data terkait
rekomendasi. Akan banyak PR dan menimbulkan permasalahan terkait tindak
lanjut sinkronisasi. Kondisi ini perlu disikapi agar dapat memberikan gambaran
terkait sinkronisasi.
15. Surana/HATHI
Pembahasan akan didetilkan pada rapat komisi, dimana saat ini kita
melakukan inventaris potensi permasalahan yang akan muncul dan program
yang belumada.
Perlu diinfokan mengenai regulasi dari Permendagri mengenai program dan
kegiatan terkait Pengelolaan SDA.
21. Agustono/UNRAM
Perlu terus dilakukan updating karena deviasi yang besar termasuk di
pendayagunaan daya rusak. Kemungkinan sudah dilaksanakan tapi belum
dilaporkan.
28. Surana/HATHI
Perlu konsolidasi internal dan eksternal terhadap pelaksanaan program dan
kegiatan dari sekretariat TKPSDA dan perencanaan.
29. Ni Putu Arianti/BWS NT I
Sebaiknya kegiatan TKPSDA tidak hanya sidang dan rapat saja tetapi juga
keinstansi untuk melakukan koordinasi.
36. Surana/HATHI
Mba Ari mohon bisa dibantu untuk Surat edaran dirjen.
Kemudian detil akan dibahas di komisi ketika sudah lengkap.
37. Agustono Setiawan/Unram
Apakah akan ada tim yang turun sebelum rapat komisi untuk update data Tahun
2023.
43. Surana/HATHI
Sebaiknya isu strategis dulu, sehingga kita bisa menjaring dan mengumpulkan
data dan informasi yang juga bisa menjadi bahan untuk sinkronisasi kegiatan.
51. Surana/HATHI
Mungkin sudah ada di point a perencanaan program kerja 5 tahunan. Jadi disitu
kuncinya. Tapi mungkin belum runtut untuk dibahas.
57. Surana/HATHI
Perlu disiapkan hasil rekomendasi dan tindaklanjutnya. Misalnya SIH3 ramai
karena sudah lama tapi tidak jalan-jalan.
61. Surana/HATHI
Isu strategis dapat digali dari hasil-hasil sidang yang terkait Pengelolaan SDA
misalnya kemudahan dan kesulitan dalam pengumpulan data meterorologi dan
klimatologi
66. Surana/HATHI
Rencana pemenuhan kebutuhan air baku di WS Lombok agar menjadi topik
pembahasan.
68. Surana/HATHI
Saya menyarankan air baku agar eksposesi apa ahlinya, baru kita memutuskan
rencana pengelolaan kedepannya sebagai proteksi kepada TKPSDA.
70. Surana/HATHI
Hal ini merupakan isu penting yang perlu diangkat dan penting agar tidak
mengambil semena-mena air.
72. Surana/HATHI
Harapannya dapat disampaikan oleh Ibu Ika, agar dapat menjadi proteksi
untuk pengelolaan SDA. Mungkin lewat pengaturan tarif yang dibuat tinggi.
Jadi nanti biarkan ahli yang bicara karena jika dibiarkan juga akan menjadi
bara.
Kami sudah sampaikan ke Kepala BWS NT I sebagai proteksi agar tidak
semena-mena mengambil air Ranget.
74. Surana/HATHI
Kita arahkan agar air baku yang dimanfaatkan harus dipajakin.
Isu lain adalah dampak perubahan iklim termasuk banjir, kekeringan,
sedimentasi dampak perubahan iklim merupakan isu yang sudah diangkat
Presiden.
87. Surana/HATHI
Komisi untuk Isu strategis:
a. Rencana Penyediaan Air Baku di WS Lombok (Ibu Ika Sri Rezeki/BPPW)
b. Pengelolaan DAS di KEK Mandalika (Bidang TR PU Loteng)
c. Pengelolaan DAS Terpadu di DAS Kelep (BPDASHL Dodokan Moyosari)
d. Dampak dan penanganan banjir (BWS NT I)
Sidang Pleno untuk mengerucutkan hasil terkait isu strategis.
Sinkronisasi Program :
a. Evaluasi Program tahun 2022
b. Sinkronisasi Rencana Program Tahun 2023 – 2024
c. Rencana Review RPSDA WS Lombok
Melengkapi form sinkronisasi program untuk monev Tahun 2023, diinventaris
kemudian dilakukan Analisa untuk melakukan pendetilan program dan
kegiatan yang sudah dilaksanakan serta persentase capaian kegiatan sesuai
dengan matriks RPSDA.
Pembahasan SIH3 terkait Rencana Tindak Lanjut hasil rekomendasi terkait
PSIH3.
89. Surana/HATHI
Ada pergeseran agenda untuk merangkum isu-isu strategis yang ada
sehingga dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di WS
Lombok.
Rencana rapat komisi akan dilaksanakan dalam 2 minggu dan mohon dapat
dibuatkan kisi-kisi dari paparan narasumber. KEK Mandalika bagaimana isu
strategis terkait perubahan lahan dan sedimentasi, Air baku: rencana
penyebaran, dikelola oleh siapa. Yang penting bagaimana pelaksanaan
program di WS Lombok. Untuk DAS Kelep ditekankan bagaimana
sedimentasi, banjir, longsor, dan apa yang sudah dilakukan.
Sinkronisasi rencana akan digeser setelah lebaran melihat perkembangan
Untuk melengkapi matriks ada petugas khusus apakah ada perencanaan
dikoordinasikan dengan sekretariat TKPSDA.
Pengelolaan SIH3 tindaklanjut kegiatan dan sharing data dari 3 komponen.
PEMBUKAAN
1. Fitria Ulfah/BWS NT I
Rapat Komisi pada hari ini membahas Isu – isu Strategis Wilayah Sungai
Lombok tentang “Rencana Penyediaan dan Pemanfaatan Air Baku di
Kawasan KEK Mandalika serta Pengelolaan DAS di KEK Mandalika dan
DAS Kelep”.
Kegiatan ini telah melalui tahapan Rapat POKJA TKPSDA WS Lombok
pada tanggal 14 Maret 2023 yang dilaksanakan di Ruang Rapat POKJA
TKPSDA WS Lombok.
Narasumber pada kesempatan kali ini adalah :
a. BWS NT I tentang Penyediaan Air Baku di KEK Mandalika
b. BPPW NTB tentang Pemanfaatan Air Baku di KEK Mandalika
c. BPDAS Dodokan Moyosari tentang Pengelolaan DAS di KEK Mandalika
dan DAS Kelep
d. Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Kab. Lombok Tengah tentang penataan
ruang di KEK Mandalika
Peserta hadir sebanyak 46 orang dan kegiatan rapat Komisi akan dipimpin
oleh Ketua TKPSDA WS Lombok yang di wakili oleh Bapak Wahyu
Hidayat, ST.
2. Ni Putu Aryanti/BWS NT I
Puji Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas limpahan Rahmatnya
sehingga kita dapat berkumpul pada kesempatan hari ini.
Air baku merupakan air yang berasal dari sumber air permukaan, cekungan
air tanah dan air hujan yang memenuhi kebutuhan baku mutu tertentu
sebagai air baku untuk air minum
Setiap sumber air dapat digunakan untuk air baku pada dasarnya untuk air
minum, tapi keterbatasan akses teknologi dan biaya maka umumnya hanya
dengan air tertentu saja yang dipakai untuk air baku.
Penyediaan air baku adalah usaha menyalurkan/menyuplai air baku untuk
kebutuhan masyarakat dalam jumlah yang cukup.
Penyediaan air baku dibutuhkan masyarakat terutama untuk pemenuhan
kebutuhan air bersih. Penyediaan air baku di KEK Mandalika diambil dari
Bendungan Pengga Lombok Tengah. Begitu pentingnya penyediaan air
baku di atas sehingga Pemerintah Lombok Tengah NTB telah
melaksanakan pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sistem Penyediaan
Air Minum (SPAM) Bendungan Pengga menuju reservoir induk di Desa
Pengegat dimana bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di KEK
Mandalika dan lima desa penyangga Kawasan.
Semoga hasil hari ini berupa rumusan Berita Acara yang disepakati di DAS
KEK mandalika dan DAS Kelep agar terpadu dapat menjadi masukan
kedepannya.
4. Tampang /BWS NT I
Alhamdulillah dapat bisa berkumpul untuk merumuskan pengelolaan SDA
yang lebih baik di NTB.
Pada kesempatan ini merupakan pertama kali saya mengikuti kegiatan
TKPSDA WS Lombok karena baru mulai bertugas di BWS Nusa Tenggara I
pada bulan Desember 2022. Kedepannya koordinasi di setiap instansi dan
stakeholder yang berperan dalam TKPSDA dapat berjalan dengan baik.
Selamat menjalankan ibadah Puasa, semoga mendapat Rahmat di sisi
Allah SWT.
PAPARAN
1. Azmi/BWS NT I
Pemenuhan Kebutuhan Air Baku di KEK Mandalika
Outline : Gambaran umum air baku WS Lombok, kebutuhan air KEK
Mandalika, Sumber Pemenuhan Air Baku KEK Mandalika dan Tantangan ke
depan.
Gambaran umum air baku di WS Lombok
a. Ada potensi mata air sebanyak 198 buah yang berada dibagian utara
pulau Lombok dengan keadaaan bervariasi karena kondisi hidrogeologi
dan penyebaran tidak merata, debit kecil hingga tidak ada.
b. Potensi cekungan air tanahs ebesar 3.490 km2 atau 36,83 % dari seluruh
CAT di NTB yaitu ada CAT Mataram – selong dan Tanjung – Sambelia.
c. Potensi air permukaan sebesar 91,56 m2/detik dengan debit andalah
sebesar 80 % dimanfatkan untuk irigasi, rumah tangga dan perkotaan,
perikanan.
d. Proyeksi kebutuhan penduduk akan meningkat karena jumlah penduduk
sehingga perlu upaya pendayagunaan SDA melalui pembangunan
sarpras, peningkatan dan rehabilitasi dengan memperhatikan prinsip
pengelolaan SDA yaitu konservasi dan daya rusak air.
Proyeksi kebutuhan air Kawasan Mandalika berdasarkan The Mandalika
Infrastruktur Summary (ITDC) tahun 2018 dengan kebutuhan maksimal
tahun 2021 adalah 30,07 l/d, perhitungan ini sejalan dengan rencana atau
progress pembangunan Kawasan ITDC berdasarkan sarana atau fasilitas
yang akan selesai dibangun tahun 2021 maka kebutuhan air Kawasan ITDC
tahun 2021 adalah 41,14 l/d. Berdasarkan perhitungan kebutuhan air ITDC
tahun 2021 maka dapat diproyeksi kebutuhan air ITDC hingga tahun 2040
dengan pola pertumbuhan berdasarkan perhitungan Portabel Water
Demand Max ITDC adalah320,06 liter/detik.
Kondisi eksisting untuk pemenuhan melalui bendungan pengga sebesar 150
liter/detik dengan pengaturan batujai dan pengga.
Bendungan pengga kapasitas tampungan efektif 21.000.000. Wilayah
layanan akan dibedakan menjadi ground water tank timur dan barat, juga
memenuhi kawasan penunjang kek yaitu sukadana, kuta, gerupuk dan mertak.
Sudah dilaksanakan pembangan system penyediaan air baku bendungan
pengga untuk kek mandalika sejak Tahun 2021 hingga 2022 dengan lingkup
pekerjaaan : intake pengambilan, pekerjaan di Booster pump, pekerjaan pipa
transmisi intake – booster Pump dan Booster pump – Prased/WTP. Panjang
jaringan transmisi sebesar 24 km
Tantangan air baku :
a. Hujan/ sumber air permukaan tidak merata sehingga defisit air global di 27
das utilitas
b. Interkoneksi 12 das dan tingginya kepadatan BPA
c. Tidak meratanya porsi alokasi air
d. Tidak meratanya porsi alokasi air antar DI/complain/konflik
e. Peningkatan kebutuhan air (termasuk KEK Mandalika 200 liter/detik)
2. BPPW NTB
Pemanfaatan Air Baku Untuk Air Minum di Kawasan KEK Mandalika
Kabupaten Lombok Tengah :
Pengelolaan awal oleh LTDC awalnya dari Timur, Tengah dengan
pembangunan Novotel yaitu Kuta Lama dan Gerupuk sebagai destinasi
wisata. Pemenuhan air untuk kek mandalika harus dibedakan menjadi 2 yaitu
kawasan penunjang, penyangga dan kawasan yang dikelalo oleh ITDC.
Sumber air awal dari SPAM Tibu Lempanas dengan pembagian dari
Pengadang – Sengkol – menyusuri jalan lama – jalan yang ditempuh menuju
ITDC – Awang sudah ada sistem. Yang belum ada di Semut sampai Teluk
Awang. Sudah ada system penujak dari batujai lewat sengkol dan jalan lama
yang mengairi kebutuhan kuta lama dan hotel Novotel. Kemudian dilanjutkan
system melalui APBD Provinsi dan Kabupaten hingga Teluk Awang.
Peta SPAM KSPN Mandalika kecamatan sengkol dapat layanan dari kuta
lama - mertak – awang – gerupuk merupakan daerah inti yang akan dilayani.
Garis merah masih dilayani tapi kondisi ketersediaan air debitnya sudah tidak
ada. Tahun 2018 terjadi perkembangan dengan permintaan suplay air untuk
Kawasan wilayah pelayanan ITDC sebanyak 200 liter/detik. Rencana
pemenuhan kebutuhan dilaksanakan BWS dari Pengga.
Kondisi reservoir semut hidup mati. Sistem penujak masuk keresevoar lengser
yang melayani kuta lama mulai pasar sengkol – awang sudah ada sistem.
Tapi terakhir air hanya sampai di Hotel Novotel pada Tahun 2018.
BPPW melanjutkan pengembangan resevoar dengan menggunakan skema
pendanaan bank dunia, tapi karena proses lama maka dilakukan pemenuhan
kebutuhan 50 liter/detik di awal.
Tahun 2021 sudah masuk reservoir diwilayah barat untuk memenuhi kawasan
penyangga ITDC air baku. Tahun 2022 dilaksanakan optimalisasi Tahap I
sekitar bulan Juni – Juli sudah sampai dibagian barat.
6. BPBW
Sudah pernah dilakukan pengujian bersama dengan BWS, dimana kita harus
menyediakan 200 liter/detik. Tapi dalam operasional di jaringan atau intake
tidak sampai 200 liter/detik. Sudah pernah dilakukan simulasi dengan menutup
pintu irigasi maksimal 150, kalo dibuka air yang masuk menjadi 90. PDAM
tidak ada ijin mengambil di saluran utama.
Kebutuhan kedepan, pengga desain 200, tapi yang dibangun baru 150. Jika
kebutuhan belum terpenuhi maka memaksimalkan potensi yang ada di Batujai
dengan optimalisasi penujak, dari tibu lempanas beberapa kali terkena
bencana. Ketika akan dioptimalkan tidak ada duit. Secara merupakan milik
pemerintah provinsi dan kabupaten agar dapat mengoptimalkan penggunaan.
Perlu ada diskusi bersama dengan PDAM untuk merapikan operasional
distribusi air.
Ada SID di hulu dari mandalika, ada kendala dari pola aliran, kejadian
bencana dan pembabatan hutan. Harapannya dalam jangka waktu dekat ada
perbaikan dari hulu – hilir. Agar kedepan tujuan kek mandalika dapat terwujud.
DESK KOMISI :
1. Komisi A – Konservasi SDA
Rumusan Rekomendasi
a. Keterlibatan multi pihak dalam upaya pelaksanaan konservasi di DTA dan
sempadan sungai.
b. Potensi mata air yang mempunyai debit yang besar untuk dimanfaatkan
sebagai air baku terus menurun seiring dengan degradasi lahan Kawasan
hutan dan lahan. Perlu upaya bersama terhadap perlindungan dan
pemanfaatan mata air dan cekungan air tanah.
c. Prediksi 10 tahun mendatang terjadi defisit air baku terutama Kawasan KEK
Mandalika dan Kawasan penyangga.
PEMBUKAAN
1. Putu Arianti/BWS NT I
Adapun Isu – Isu Strategis Sumber Daya Air di Pulau Lombok sebagai berikut :
a. Over topping saluran drainase jalan sebagai potensi kerusakan permukiman
jalan dan longsoran talud jalan, hal ini karena penurunan kapasitas saluran
drainase (sedimentasi, sampah, penyempitan, gulma dan kehandalan
kontruksi lemah).
b. Oper topping saluran irigasi (Desa, Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Pusat)
karena air irigasi tidak dapat diatur karena kerusakan / tidak ada pintu irigasi,
penyempitan, sampah, gulma, dan saluran irigasi sebagai salluran drainase.
c. Terjadi perubahan koefisien aliran permukaan (koefisien run off) pada
beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS), akibat penurunan vegetasi lahan,
pembanguanan Kota / Permukiman dan penerapan tata ruang.
d. Dampak perubahan Koefisien Run Off perlu ada penyesuain kriteria
perencanaan teknis prasarana Sumber Daya Air, prasarana jalan / jembatan,
prasarana permukiman (lebar minimal saluran, kemiringan, kecepatan,
waking, dimensi kontruksi, kualitas material kontruksi dan rencana bendungan
/dead storage).
KESIMPULAN
1. Erosi dan sedimentasi yang cukup tinggi dapat menyebabkan pendangkalan
bangunan air.
PEMBUKAAN
1. Ni Putu Ariyati, S.T., M.T./Kepala Sekretariat TKPSDA WS Lombok
Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa untuk limpahan Rahmat sehingga
kita dapat berkumpul pada kesempatan hari ini.
Rapat Komisi pada hari ini membahas Isu – isu Strategis Wilayah Sungai
Lombok telah melalui Rapat POKJA pada tanggal 14 Maret 2023 di
Ruang Rapat Pokja TKPSDA WS Lombok dan Rapat Komisi pada
tanggal 4 April 2023.
Narasumber pada kesempatan kali ini adalah :
a. BPPW NTB tentang Pemanfaatan air baku untuk air minum di
Kawasan KEK Mandalika Kabupaten Lombok Tengah.
b. BPDAS Dodokan Moyosari tentang Pengelolaan DAS di KEK
Mandalika.
c. Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Kabupaten Lombok Tengah tentang
pengendalian dan pemanfaatan ruang sekitar KEK Mandalika.
Peserta yang hadir sebanyak 46 orang dan kegiatan sidang akan dipimpin
oleh Ketua TKPSDA WS Lombok.
PAPARAN
1. Indra /BPPW
Pemanfaatan Air Baku Untuk Air Minum di Kawasan KEK Mandalika
Kabupaten Lombok Tengah
Pengelolaan awal oleh LTDC awalnya dari Timur Tengah dengan
pembangunan Novotel yaitu Kuta Lama dan Gerupuk sebagai destinasi
wisata. Pemenuhan air untuk KEK mandalika harus dibedakan menjadi 2
yaitu kawasan penunjang, penyangga dan kawasan yang dikelola oleh
ITDC.
Perlu disampaikan juga bahwa terminology dari BPPW sekarang bukan
lagi dengan sebutan air bersih, melainkan air minum.
Untuk mendukung ketersediaan air minum di KEK Mandalika, untuk
keterangan garis berwarna merah itu sumbernya dari mata air SPAM Tibu
Lempanas dengan pembagian dari Pengadang – Sengkol – menyusuri
jalan lama – jalan yang ditempuh menuju ITDC – Awang sudah ada
sistem. Yang belum ada di Semut sampai Teluk Awang. Sudah ada
sistem penujak dari batujai lewat sengkol dan jalan lama yang mengairi
kebutuhan kuta lama dan hotel Novotel. Kemudian dilanjutkan sistem
melalui APBD Provinsi dan Kabupaten hingga Teluk Awang.
Yang kedua pada garis berwarna biru merupakan SPAM Penujak yang
memanfaatkan waduk atau bendungan batu jae sebanyak 200 liter/detik.
Namun yang bisa dimanfaatkan hanya 140-150 liter/detik.
Dan yang terakhir berwarna coklat termasuk baru atau dalam proses
pelaksanaan yaitu pengembangan bendungan pengga dengan jumlah air
baku 200 liter/detik tapi masih membangun secara bertahap dari sumber
100 liter/detik sesuai rencana. Peta SPAM KSPN Mandalika kecamatan
sengkol dapat layanan dari kuta lama - mertak – awang – gerupuk
merupakan daerah inti yang akan dilayani.
Kebutuhan di zona inti yang dikelola oleh ITDC daerah sirkuit menurut
prediksi sampai tahun 2030 sebesar 300 liter/detik untuk inti saja tidak
termasuk zona penyangga yang beririsan langsung dengan hotel
disekitar, pemukiman, gerupuk, awang. Jika dipikirkan 5 – 10 tahun
kedepan akan kesulitan untuk pemenuhan air.
Pada skema tersebut terlihat bahwa kalau yang dari bendungan pengga
sedang konstruksi, air baku sudah selesai, tinggal unit dipengolahan dan
fasilitas yang ada di bawah jaringan JDU yang dibangun oleh Cipta Karya.
Dimana nanti pada jaringan distribusi bagi dan geser menjadi tanggung
jawab Pemda Kabupaten Lombok Tengah, sehingga harus bersinergis
secara aktif ketika air sudah aktif mengalir karena banyaknya daftar
tunggu yang harus dialirkan juga kelokasi lainnya.
Berdasarkan kebutuhan tersebut, kondisi existing saat ini:
a. untuk air ke KEK Mandalika sudah tidak berfungsi (tidak mengalir) atau
hanya sampai ditengah jalan saja, sehingga air yang diperuntukkan ke
Mandalika dialihkan ke yang lain;
b. Air yang bersumber dari Batujai tidak full dialirkan karena
permasalahan kebutuhan air di bendungan dan faktor lain seperti
pendangkalan akibat sedimentasi. Namun hal yang paling
mengkhawatirkan yaitu air yang bersumber dari mata air yang
mengalami banjir dan longsor, sehingga mata air tersebut tertutup,
serta kapasitas yang dialirkan bukan lagi 40 liter/detik melainkan 10
liter/detik. Dengan demikian, perlu upaya-upaya konservasi untuk
melestarikan mata air kita yang semakin terbatas;
c. Semua asset (Mata air) di UU dikuasai oleh negara, namun
kenyataannya tidak melainkan perorangan, sehingga kedepannya pasti
akan menjadi masalah karena dianggap telah menjadi milik pribadi.
Air untuk menyuplai KEK mandalik dan ITDC karena tidak ada aktivitas
dipindahkan oleh PDAM untuk melayani ke Praya untuk rumah sakit dan
perumahan sehingga perlu dicarikan pengganti. Nanti sambil berjalan
dilakukan pemipaan dan dilakukan evaluasi terhadap ketersedian dan
kebutuhan.
Point penting dalam pemaparan tersebut yaitu pemanfaatan sumber daya
mata air baku di KEK Mandalika, intinya pada kebutuhan air kedepan
dengan dua kondisi yaitu terjadinya pengurangan kapasitas dan
perubahan pola alir serta penggundulan di bagian hulu.
TANGGAPAN
1. Umar Nasir/BPDAS
Untuk pembagiannya sendiri telah dilakukan sesuai dengan skala
prioritas yang telah disusun karena dari petugas sendiri yang cukup
terbatas dan tidak bisa mencakup seluruh wilayah, sehingga digunakan
skala prioritas dalam penentuan berapa jumlahnya. Setiap tahunnya
dilakukan rehabilitasi seluas 500-1000 Ha dan langkah lanjutan
dilakukan yaitu menyiapkan bibit gratis di dua lokasi yaitu di pringgabaya
dan dompu. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan peran dari multipihak
untuk ikut terlibat dalam menjaga hutan.
Terkait dengan jenis bibit yang ditawarkan tentunya mempertimbangkan
kaidah-kaidah konservasi yang cocok didalam suatu kawasan, sehingga
diperlukan survey acceptability dari masyarakat untuk memudahkan
perizinan menanam ataupun lainnya (Pendekatan internal) jadi goalsnya
bukan hanya menanam saja melainkan memelihara dan mendapatkan
manfaat ekonomi maupun ekologi.
Kegiatan rehabilitasi di KEK Mandalika dilakukan karena termasuk skala
prioritas nasional sesuai amanat UU 23 tahun 2014 bahwa kegiatan
rehabilitasi dilakukan didalam kawasan KEK Mandalika dan areal-areal
prioritas lainnya sedangkan pada areal lain (Diluar kawasan) sifatnya
hanya memfasilitasi.
2. Sarjan/DPUPR Loteng
Terkait jumlah TPMS baru ada satu di Kabupaten Lombok Tengah,
inspektur pembangunan untuk pengendalian baru 3 orang dan telah
bersertifikat serta dilatih. Dalam penerapannya, bukan hanya inspektur
pembangunan dan bidang pengendalian yang akan bekerja namun
pemda kabupaten Lombok tengah juga turut melakukan pengendalian
terhadap izin yang sudah dikeluarkan salah satunya tata ruang
(DPUPR). Selain itu ada AMDAL, SPBR dan UKL.
Terkait dengan status tanah di Mandalika ada yang dari hutan lindung,
TWA dan pengusaha besar (SHM). Hal ini yang perlu diatur terkait
sempadan sungai melalui tata ruang. Meskipun memiliki tanah tetapi jika
tidak sesuai dengan perencanaan tata ruang maka izin tidak keluar.
3. Indra/BPBW
Sudah pernah dilakukan pengujian bersama dengan BWS, dimana kita
harus menyediakan 200 liter/detik. Tapi dalam operasional di jaringan
atau intake tidak sampai 200 liter/detik. Sudah pernah dilakukan simulasi
dengan menutup pintu irigasi maksimal 150, kalo dibuka air yang masuk
menjadi 90. PDAM tidak ada izin mengambil di saluran utama. Sehingga
solusinya yaitu mengoptimalkan air baku dari intake. Namun jika tidak
memungkinkan alternative lainnya yaitu langsung mengambil air dari
bendungan langsung.
Mengapa tidak dibangun ditempat lain untuk PDAM? Karena kebijakan
di direktorat air minum (Direktorat cipta karya) bahwa sistem yang
diterapkan yaitu sharing dan hanya membangun jika multipurpose izin
air bakunya dari SDA, namun jika single purpose sangat bisa jika
langsung ambil dari sungai. Dari data yang terdapat pada sistem kami
tercatat bahwa kapasitas yang sudah ada dan belum dimanfaatkan oleh
Lombok tengah yaitu sekitar 480 liter/detik. Kebijakannya, jika air
tersedia masih ada, jadi tidak perlu membangun yang baru. Kegiatan
lebih berfokus di Mandalika karena adanya arahan untuk membangun
baru. Jadi pemanfaatan danau biru dan lain sebagainnya perlu dilakukan
diskusi, musyawarah dan mufakat terlebih dahulu bersama BWS.
Kebutuhan kedepan, pengga desain 200, tapi yang dibangun baru 150.
Jika kebutuhan belum terpenuhi maka memaksimalkan potensi yang
ada di Batujai dengan optimalisasi penujak, dari tibulempanas beberapa
kali terkena bencana. Ketika akan dioptimalkan tidak ada duit. Secara
set merupakan milik pemerintah provinsi dan kabupaten agar dapat
mengoptimalkan penggunaan. Perlu ada diskusi bersama dengan
PDAM untuk merapikan operasional distribusi air.
Ada SID di hulu dari mandalika, ada kendala dari pola lairan, kejadian
bencana dan pembabatan hutan. Harapannya dalam jangka waktu dekat
ada perbaikan dari hulu – hilir. Agar kedepan tujuan kek mandalika
dapat terwujud.
2. Usulan Rekomendasi :
a. Pertumbuhan KEK Mandalika harus diimbangi dengan pengendalian
pemanfaatan kawasan di Daerah Tangkapan Air, perlindungan dan
pengelolaan sumber daya air.
b. Perlunya sinkronisasi dan integrasi program pengelolaan SDA pada
stakeholder terkait, berupa kegiatan rinci yang dapat segera
direalisasikan berdasarkan rencana detail tata ruang di sekitar KEK
Mandalika.
c. Mempercepat konservasi kawasan dan pembangunan Bendungan
Mujur.
Notulis, SekretarisHarian
TKPSDA WS Lombok
PEMBUKAAN
1. Fitria Ulfah/BWS NT I
Kegiatan ini akan dilanjutkan dengan diskusi untuk persiapan bahan rapat
Komisi TKPSDA WS Lombok.
6. Jupri/DPUPR NTB
Pembangunan sumur bor pada Tahun 2020 diserahkan ke dinas pupr
sehingga perlu dilakukan sinkronisasi data antar stakeholder. Pembangunan
sumur bor selain dilakukan oleh Dinas PUPR, juga dilaksanakan oleh BWS
NT I dan Dinas Pertanian.
Kondisi hingga saat ini pembangunan sumur bor di Dinas PUPR NTB sekitar
75 titik. Selain sumur bor, kegiatan di bidang SDA antara lain epaksi dan
pembangunan embung.
PEMBUKAAN
1. Wildan/BWS NT I
Pengelolaan SIH3 Provinsi NTB sangat penting seiring dengan
perkembangan sistem informasi khususnya perkembangan jaringan
computer dan pengelolaan data dan selalu online, dapat diakses sehingga
data dapat dengan mudah diperoleh dan murah.
TKPSDA WS Lombok diharapkan agar pengelolaan data dan informasi
SIH3 dapat diangkat keakuratan, kecepatan, ketepatan waktu
penyampaian data dan informasi SIH3. Kemannpuan akses maupun
kepastian lembaga SDM perlu dipastikan. Termasuk Keberlanjutan
layanan data H3 didukung SDM yang memadai.
TKPSDA WS Lombok sudah melaksanakan rapat pokja pada
tanggal 12 juni 2023.
2. Ni Putu Arianti/BWS NT I
Air merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan mahluk hidup, dimana
ketersediaan air menjadi prasyarat bagi kelangsungan peradaban bangsa.
Keberadaan air di bumi serta atmosfir mengikuti siklus hidrologi yang
sangat dinamis.
Air yang berada di permukaan bumi berkaitan dengan hidrologi, yang
berada di atmosfir berkaitan dengan hidrometeorologi, sedangkan yang
ada di bawah permukaan bumi berkaitan dengan hidrogeologi.
Pengelolaan SIH3 Provinsi NTB mencakup beberapa hal hidrologi yaitu
curah hujan, kandungan air pada sumber air meliputi kandungan sedimen,
tinggi muka air dan data sumber air. Informasi hidrometeorologi terdiri dari
prakiraan curah hujan, temperatur air, kecepatan angin, kelembaban
udara, dan informasi lain terkait dengan kondisi atmosfer yang
mempengaruhi siklus hidrologi. Informasi hidrogeologi terdiri dari potensi
air tanah, kondisi akuifer atu lapisan pembawa air dan informasi lain terkait
dengan kondisi cekungan air tanah.
Aktifitas manusia merubah karakteristik hidrologi dan ekologi yang alami di
WS Lombok, sehingga diperlukan data dan informasi terkait dengan
kondisi sumber daya air untuk mendukung perencanaan, Operasi,
Pemeliharaan, monitoring, evaluasi sumber daya air saat ini dan di masa
yang akan datang. Kondisi air diatmosfer perlu dicatat.
Data dan informasi H3 yang akurat, benar, berkesinambungan dan tepat
waktu menjadi faktor yang sangat menentukan terselenggaranya
Pengelolaan Sumber Daya Air yang optimal.
PAPARAN
1. Wahyu Hidayat/Bappeda NTB
Narasumber pada kesempatan ini ada 2 yaitu dari Diskominfo dan
koordinator Pengelola SIH2 Provinsi NTB yaitu Dinas PUPR Provinsi NTB
2. Yasrul/Diskominfo
Setelah kami Simak pembicaraan awal ada H3 dan kami tertarik. Karena
urus data dan informasi terkait Diskominfo.
Kami memiliki program unggulan di RPJMD yaitu NTB Satu Data. NTB
Satu merupakan penjabaran Satu Data Nasional. NTB satu Data banyak
yang salah kaprah kalo merupakan aplikasi. NTB satu data merupakan
kebijakan tata kelola data untuk menghasilkan data yang akurat, mutakhir,
terpadu, dan dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, data ini juga
mudah diakses dan dibagipakaikan.
Regulasi terkait NTB Satu Data yaitu RPJMD Tahun 2019 – 2023, Perpres
Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia dan Pergub Nomor 45
Tahun 2021 Tentang NTB satu Data. Walaupun tahun 2018 sudah ada
NTB satu data yang kemudian disempurnakan dengan pergub 45 Tahun
2021 Tentang NTB Satu Data.
Portal NTB Satu Data berbasis web Url : https//data.ntbprov.go.id.
Prosedur satu data ini dibantu portal satu data. Proses pengumpulan,
validasi dan publikasi juga melalui portal.
Struktur data yaitu resource dan data set, resource adalah item data
sumber sedangkan dataset adalah foleder data yang digunakan untuk
menghimpun item data sejenis atau series.
Pengelompokkan atau kategorisasi data dalam NTB Satu data
berdasarkan group instansi, topik, program unggulan dan dashboard.
Portal ini sudah terintegrasi dengan aplikasi corona NTB dan Portal Satu
Data Indonesia. Portal ini disiapkan untuk menghimpun semua data yang
diamanatkan di Pergub 39, portal ini satu data untuk Prmprov NTB dan
Kabupaten/Kota.
Data yang dimasukkan merupakan data terbuka yaitu data yang dapat
digunakan secara bebas, dimanfaatkan dan didistribusikan kembali oleh
siapa pun dengan mengutip sumber dan pemilik data. Kriteria penting dari
data terbuka :
Ketersediaan dan akses: Data harus tersedia utuh dan bebas biaya. Akan
lebih baik jika data dapat diunduh melalui internet. Data juga harus
tersedia dalam bentuk yang mudah digunakan dan dapat diolah kembali.
Penggunaan dan pendistribusian: Data yang digunakan dan
didistribusikan kembali harus memenuhi syarat-syarat yang telah
ditentukan.
Terbuka untuk umum: Setiap orang bebas menggunakan dan
mendistribusikan kembali dataset. Tidak diperkenankan adanya
diskriminasi atas bidang usaha, orang, atau kelompok.
Dipublikasikan sesuai peraturan yang berlaku. Mengacu pada Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik,
terdapat jenis data yang dikecualikan dan tidak boleh dirilis
Portal data SIH3 ada pilihan berdasarkan program unggulan dan topik.
Portal bisa menyesuaikan dengan topik dan kebutuhan yang penting ada
ketersediaan data.
Data real time dari data corono yang selama ini sudah dilaksanakan
proses inputing data dilakukan langsung.
Kelembagaan Sistem Data Indonesia Provinsi, ada surat pernyataan
kevalidan data dari OPD terkait. Diskominfo hanya menyiapkan tools
untuk pengumpulan data, validasi sesuai dengan standar data Indonesia.
Kelembagaannya ada wali data, produsen dan pengguna data.
Manajemen data sudah ada di Perpres 39 ada sumber data,
pengumpulan, verifikasi, publikasi dan forum. Ada meknisme akhir
datahun untuk penyusunan daftar data. Ada rapat forum data untuk
mengumpulkan data, kemudian didiskusikan data apa yang akan
dihasilkan pada Tahun depan dengan mempertimbangkan program dan
kegiatan pada tahun depan. Kemudian akan dilakukan proses evaluasi
terhadap data yang direncanakan pada tahun depan sesuai dengan
tupoksi. Jika da permasalahan data diselesaikan dalam forum NTB Satu
Data. Contoh data UKM, ada 3 OPD yang mengklaim data yaitu
perindustrian, perdagangan dan Koperasi. Kemudian data mana yang
diambil sebagai perwakilan provinsi NTB maka didiskusikan di forum data
ada OPD pengampu.
Model Integrasi SDI dimungkinkan untuk data sejenis. Model integrasi
dalam sistem aplikasi yaitu DCATJason, DCATXML, dan DKAN.
Integrasi prortal NTB Satu Data sudah terintegrasi dengan SDI yang
dikelola Bappenas. Sudah ada 2036 dataset.
Requirement untuk integrasi Portal NTB Satu Data danPortal SDI
Kaidah integrasi Portal SDI yaitu data yang diintegrasikan diharapkan
memenuhi prinsip Satu Data Indonesia, Integrasi dilakukan oleh wali data
dan difasilitasi oleh sekretariat, pelaksanaan integrasi disertai dengan
perumusan/dokumen instrument regulasi, portal memiliki sertifikasi SSL,
sumber daya pada dataset untuk tipe data tabular menggunakan format
CSV atau XLS dan data bukan tabular selain data geospasial
menggunakan file pdf atau rtf.
Model Integrasi Dengan Portal NTB Satu Data kedepannya untuk
memanage beberapa aplikasi sebagai penengah untuk penghubung
pemerintah. Semua IP yang disiapkan penyelenggara data bisa
terhubunga dengan melibatkan beberapa konektor data melalui sistem
penghubung layanan pemerintah.
SOP Layanan Integrasi NTB Satu Data jika ingin pertukaran data real time
bisa mengajukan, nanti didaftarkan sehingga bisa mengakses data-data
yang dibutuhkan.
Sistem H3 kami teringat kita ingat BPBD sedang membantu untuk NTB
Siaga Bencana.
DISKUSI
1. Jumatre/IP3A Batujai
Kurang paham denagn bahasa IT. Banyak diterangkan terkait aplikasi
NTB Satu Data. Perlu diperluas ke desa sebagai pemilik data misalnya
pertanian.
2. Ahmadi/BPBD
Data merupakan informasi dari semua kegiatan OPD termasuk kegiatan
kementerian di NTB. Aktifitas sangat tergantung dari sisi anggaran, belum
tentu saat ini cukup bagus bisa saja tahun depan kondisinya berubaha
karena aktifitas tidak ditunjang pendanaan yang memadai. Misalnya SDA
ingin mendata kemantapan jaringan irigai memerlukan pendanaan yang
memadai. Series suatu tahun tertentu pendanaan tidak memadai maka
akan terputuslah. Oleh karenanya akurasi data dan kontinuitas sangat
tergantung alokasi anggaran di OPD dan K/L. Hal ini perlu menajdi
perhatian dari Bappeda
Kualitas data tidak normal setiap tahunnya, sangat berbanding lurus
dengan isu-isu pendanaan. OPD tidak dituntut untuk data tapi juga perlu
ada kebijakan pendanaan.
3. Irwansyah/BWS NT I
Kedepan akan dibahas integrasi data, konektornya bisa tergabung dengan
satu data NTB.
BWS NT I terintegrasi dengan pusat, ada satu data sumber daya air.
Harapannya bisa terkoneksi dan melalui SIH3 ini sangat baik seabagai
satu kesatuan. Tidak semua OPD sadar terkait data. BWS semdiri merasa
kesulitan dalam pengumpulan data. Hidrologi ada Sikka.
Rekomendasi sidang pleno selanjutanya sudah tepat untuk integrasi dan
sosialisasi. Ada satu media di semua level melalui media sosial. Perlu ada
inovasi misalnya video untuk melihat implementasi apa yang sudah kita
buat.
4. Agustono Setiawan/UNRAM
Tim koordinasi sudah oke dan sudah jalan
Saran untuk Web terkait UU SDA, masyarakat yang ingin mencari data di
satu sumber yaitu SIH3. Kedepan website yang akan dipublikasikan agar
lebih mudah dimengerti oleh masyarakat dan stakeholder. Website BMKG
masih terlalu teknis dan masyarakt belum bisa memahami data-data
tersebut. Pengembangan kedepan data-data lebih mudah dimengerti.
misalnya data fluktuasi waduh, data cuaca. Data 10 harian perlu ada
penjelasa datanya untuk apa. Intinya informasi yang disampaikan di web
gampang dicerna oleh masyarakat.
Kedepan perlu berkumpul dan diskusi bagaimana agar dapat terkoneksi
dengan diskominfo.
5. Yasrul/Diskominfo
Jangan hanya menyiapkan data tetapi juga layanan elektronik yang bisa
disajikan ditingkat desa. Kalo pusat sudah ada misalnya layanan
perizinan. Kalo desa misalnya untuk buat KK, beberapa desa di JAwa
sudah melaksanakan layanan elektronik oleh desa.
NTB sudah ada 200-an desa, jika Bapak tertarik untuk mendorong
pengembangan desa dari diskominfo siap memfasilitasi.
Diskominfo ada program literasi digital Kerjasama dengan kabupaten/kota.
Tindak lanjut kedepan kita dapat mengintegrasikan berbagai pihak untuk
SIH3 dan Sistem Informasi Kebencanaan.
Sosialisasi sangat penting dan dibuat menarik, tapi SDM sepertinya ada
keterbatasan. Kami ada podcast yang mungkin bisa menjadi contoh.
8. Yasrul/Diskominfo NTB
Kalo OPD pengumpul data. Mekanisme kalo di perangkat daerah ada
bidang dan UPT yang pengampu kegiatan yang berasal dari bisnis proses
atau produk kegiatan dan program.
Silahkan OPD menyusun daftar data di bidang dan seksi sesuai struktur
kelembagaan. Kemudian ada isian seperti frekuensi data, kemudian ada
penanggungjawab data secara internal dan dibawa ke forum satu data.
Kemudian dilakukan perumusan dan kelayakan data untuk publis ke
masyarakat atau data yang dibutuhkan untuk perencanaan.
Data terbuka melalui NTB satu data bisa diakses tanpa perlu bersurat.
KESIMPULAN :
1. Mengintegrasikan portal SIH3 NTB dengan Website NTB Satu Data dan NTB Siaga
Bencana.
PEMBUKAAN
1. Ni Putu Arianti, ST, NT/BWS NT I
Pengelolaan Sistem Informasi Hidrologi, Hidrometereologi dan
Hidrogeologi (PSIH3) merupakan acuan untuk mendukung pengelolaan
sistem informasi sumber daya air dalam menetapkan kebijakan
pengelolaan informasi kondisi hidrologi, hidrometereologis dan
hidrogeologis sesuai kewenangan.
Terwujudnya pengelolaan SIH3 memerlukan koordinasi antar sektor. SIH3
adalah.. digagas sebagai upaya penyebarluasan informasi
NTB memiliki sistem portal SIH3 yang dikelola BMKG Satklim Kediri,
sebagai Koordinator Dinas PUPR Provinsi NTB, sebagai
Penanggungjawab data Hidrometeorologi BMKG Staklim NTB,
Penanggungjawab data Hidrologi BWS NT I, Penanggungjawab data
Hidrogeologi Dinas ESDM Provinsi NTB.
Pengelolaan SIH3 memerlukan keakuratan data, kesinambungan
pelayanan data, menjamin kompatibilitas data dan pengolahan SIH3 dan
menjamin keberlanjutan layanan SIH3 dengan SDM yang memadai.
Pelaksanaan Sidang Pleno ini merupakan tindak lanjut kegiatan TKPSDA
WS Lombok yang sebelumnya diawali Rapat Pokja pada
tanggal 12 Juni 2023 bertempat di Ruang Rapat Pokja TKPSDA WS
Lombok dan Rapat Komisi yang diselenggarakan pada
tanggal 27 Juni 2023 di Ruang Rapat Aula Irigasi BWS NT I.
PAPARAN
1. Restu Patria Megantara/BMKG Satklim NTB
Pelaksanaan SIH3 menggunakan website yang disiapkan pusat, dengan
alamat https://ntb.hidromet.sih3.bmkg.go.id/. Nanti akan dapat dilihat
tampilan dari pengelolaan SIH3 Provinsi NTB.
Penanggungjawab data sudah di-SK-kan, penangungjawab data hidrologi
BWS NT I dengan anggota dari Dinas PUPR, BPDAS, LHK. Kemudian
penanggungjawab hidrometeorologi adalah BMKG dan hidrogeologi
adalah Dinas ESDM Provinsi NTB.
Dokumen yang sudah terinput antara lain rekapitulasi data sebaran sumur
bor di Provinsi NTB, peta sumur bor, peta daerah irigasi, rekap volume
bendungan, mata air, artikel hidrologi dan realisasi hujan.
Kendala website SIH3 karena didesain untuk hidrometeorologi sehingga
ada kesulitan dalam data hidrologi dan hidrogeologi. Perlu penyesuaian
untuk proses inputing data hidrologi dan hidrogeologi. Contoh yang diinput
rekap data sumur bor dari Dinas ESDM, peta daerah irigasi, realisasi
hujan harian, rekap volume bendungan. Ketika bapak/ibu ingin membuka
SIH3 bisa masuk website, nanti ada folder masing-masing. Website SIH3
perlu diintegrasikan dengan sistem NTB Satu Data.
Contoh informasi BMKG ada bulletin iklim NTB setiap bulan untuk prediksi
iklim dan curah hujan 3 bulanan. BWS NT I realisasi hujan harian. Dinas
ESDM menampilkan data sebaran informasi sumur bor. Data Dinas PUPR
yaitu Peta Daerah Irigasi Elang Desa dan beberapa data lainnya.
Ada banyak tantangan dan peluang pengembangan. Awalnya hanya
dikembankan untuk portal hidrometeorologi sehingga perlu dikembangkan.
Ada peluang untuk mengembangkan kedepannya karena NTB melalui
Diskominfo melalui portal NTB Satu Data, harapannya website SIH3 bisa
diintegrasikan dengan NTB Satu Data yang sudah dikelola dengan sangat
baik melalui Diskominfo.
2. Atas Pracoyo/PIU Geomagnetik Unram
Kami sangat senang bisa diundang sehingga dapat saling memperkaya
data lintas kelembagaan.
Medan magnet dapat menunjukkan anomaly bisa lebih rendah atau tinggi.
Daerah kita terjadi anomaly untuk tingkat dunia yang dapat menunjukkan
lokasi gempa dari data anomaly.
Pemanfaatan data geomagnet yang dipetakan dan diolah, maka arah
mitigasi bencana khususnya gempa berpengaruh. Gunung rinjani bisa
dimanfaatkan untuk geothermal termasuk natural resources.
Perlu dibangun observatorium Geomagnetik Lombok dan sudah
teregistrasi internasional. Untuk Lombok ada LOK yaitu Lombok
(rembitan) dan NRB (Nurul Bayan). Lokasi observatorium tidak boleh
terganggu dan harus aman dari gangguan. Data untuk malam biasanya
bagus karena kurang gangguan, sedangkan untuk yang siang relatif
banyak gangguan.
Ada alat ukur geomagnetic dan positioning untuk Lombok dan Nurul
Bayan Geomagnetic yang kemudian ditransfer datanya ke Pusat Data di
Unram. Data di PUI pengukuran dilakukan menerus di LOK dan NRB yaitu
2014 – 2018 dan 2020 – 2023. Data pengukuran Geomagnet di Lokasi
Sembalun TAhun 2007 – 2008, 2019, 2022, dan 2023.
Data Pengukuran geomagnet sesaat (harian) dilakukan di Sembalun
karena direncanakan akan ada pengembangan untuk Geothermal.
Data pengukuran geolistrik untuk geothermal dan airtanah. Kemudian
dilakukan overlay untuk pengukuran geomagnetic dan geolistrik. Dapat
dimanfaatkan airnya untuk air panas dan pembangkit listrik.
Arah pengembangan penelitiana PUI untuk memprediksi gempa. Misalnya
di Turki ada ahli yang tahu akan terjadi gempa tapi lokasinya belum tahu.
Misalnya peneliti brin prediksi potensi gempa dan tsunami di pantai
selatan kemudian menimbulkan chaos. Pergerakan lempeng dapat
dimonitor untuk memprediksi gempa walupun belum diketahui secara pasti
waktunya. Geomagnetik diharapkan dapat membantu untuk pendekatan
prediksi gempa.
Arah pengembanagn penelitian PUI diharapkan dapat membantu untuk
prediksi gempa. Tahapan yang direncanakan antara lain :
a. investigasi selama 4 tahun,
b. proses untuk sinyal geomagnetic
c. pembentukan Lombok Geomagnetic Obeservatory (LOK)
d. Proses integrasi Observasi Geomagnetik dan Seismologi
e. Pembentukan Nurul Bayan (NRB)
f. Observatori Geomagnetik sebagai sistem peringatan dini di wilayah
Indonesia Timur dengan data dari LOK dan NRB
g. Revitalisasi LOK dan NRB
h. Pendekatan sistem peringatan dini yang real time
Geothermal di rinjani banyak pemanfaatannya tergantung suhu. Jika tinggi
maka bisa menghasilkan listrik, untuk yang rendah sekitar 150 – 200
Fahrenheit bisa untuk wisata. Misalnya di Sembalun bisa untuk
pemandian air hangat di lereng selatan. Green industry di Sembalun yaitu
untuk energi, pengeringan, budidaya, perikanan, perhotelan, dan
pariwisata (healing dan therapy) .
3. Wahyu/Bappeda NTB
Harapannya dapat membantu mendorong penguatan mitigasi bencana
terutama gempa bumi
4. Yasrul/Diskominfo
Kami mencoba memfasilitasi apa yang sudah digarap teman-teman di
SIH3. Sistem informasi akan bicara 2 yaitu konten dan data, serta
teknologi atau disebut aplikasi dimana BMKG tadi sudah menyebut ada
portal. Kominfo punya peran signifikan terkait data nanti akan kita bahan
kebijakan data, bagaimana penerpannya, kemudian bagaimana
mengintegrasikan ke NTB satu data yang merupakan satu-satunya portal
untuk diseminasi data pembangunan di NTB.
Kebijakan Satu Data Indonesia adalah Peraturan Presiden Nomor 39
tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia.
Satu data Indonesia adalah kebijakan tata kelola Pemerintah untuk
menghasilkan data yang akurat, mutakhir, terpadu, dapat
dipertangjawabkan, mudah diakses dan dibagipakaikan antar instansi
pemerintah pusat dan daerah melalui pemenuhan standar data, metadata,
interoperabilitas data dan menggunakan kode referensi dan data induk.
Hal yang perlu diperbaiki adalah tata kelola data yang belum baik,
sehingga perpres 39 pemerintah pusat dan daerah diminta memperbaiki
data agar menghasilkan data yang berkualitas. Antara lain melalui
perbaikan standar data dan meta data.
Prinsip Satu Data Indonesia yaitu Data yang dihasilkan oleh produsen
data harus memenuhi standar data, memiliki metadata, memenuhi
interoperabilitas, dan menggunkaan kode referensi dan atau data induk.
NTB Satu data adalah program unggulan dalam RPJMD Provinsi NTB
yang merupakan penjabaran dari Kebijakan Nasional Satu Data
Indonesia. Program ini sudah berjalan sejak Tahun 2018 dan diperkuat
melalu kebijakan Pergub Nomor 45 Tahun 2021 tentang NTB Satu Data.
Berbagi pakai data yaitu sistem to sistem, saling memperbaharui satu
sama lain (interoperabilitas). Perpres 39 bicara soal produsen data, wali
data, penyelenggara data. Amanat perpres agar dapat ditindaklanjuti di
daerah.
Proses diseminasi disiapkan portal NTB Satu Data untuk upaya publikasi
yang dikembangkan dan dikelola oleh Diskominfo secara mandiri. Ketika
ada perubahan , perbaikan fitur dan penyempurnaan dilakukan oleh
Diskominfo bukan pihak ketiga. Infrastruktur menggunakan pusat data
diskominfo untuk lokal dan pusat data nasional. Selama ada diskominfo
dan Pemprov NTB mesih tetap akan ada dan bisa dimanfaatkan.
Portal NTB Satu Data terdiri dari struktur data yang meliputi resources dan
dataset. Pengelompokan atau kategorisasi data dalam NTB Satu Data
terdiri dari grup instansi, topik, program unggulan dan dashboard. Portal
ini ssatu data sudah terintegrasi dengan Corona NTB dan Portal Satu
Data Indonesia. Inilah yang diharapkan bisa terintegrasi dengan SIH3
sehingga user dapat memanfaatkan untuk pencarian data yang
dibutuhkan akrena sifatnya interoperabilitas.
Portal satu data ada 2.036 dataset yang sifatnya dinamis, kemudian ada
data corona yang diupdate oleh Dinas Kesehatan Provinsi NTB.
Interoperabilitas NTB Satu data yaitu adalah kemampuan data untuk
dibagipakaikan antar sistem elektronik yang saling berinteraksi. Manusia
hanya nembantu dalam proses input, selanjutnya dilakukan oleh sistem
untuk efektifitas dan efisiensi. Manfaatnya adalah efisiensi dalam
pemanfaatan antar sistem, memperluas penyebaran data dan
penyederhanaan penyajian data. Tidak dilakukan entry dua kali untuk data
yang sama. Ketika data kita ada dibanyak sistem, user dapat menemukan
dengan mudah dan memperluas jangkauan. CEO kemampuan mesin
untuk manmpilkan sistem yang lebih mudah ditemukan. Penyederhanaan
penyajian data.
Requirement Interoperabilitas :
a. Diharapkan data sih3 memenuhi prinsip satu data Indonesia yaitu
standar data, metadata, interoperabilitas data, serta ada kode
referensi/data induk.. SIH3 hanya punya nama file dan penjelasan
sedikit. Nanti akan dikoordinasikan untuk melengkapi sehingga
memudahkan untuk bertukar data agar dapat disamakan standarnya.
b. Integrasi dibantu walidata yang akan memsatikan data yang
diintegrasikan dengan memenuhi prinsip satu data.
c. Sistem
d. Portal memiliki sertifikasi SSL
e. Sumber daya pada dataset untuk tipe data tabular menggunakan
format CSV atau XLS sehingga dapat dimanfaatkan atau berbagi
pakai. Jika pdf nanti perlu penyesuaian. Kami sudah ada standar dan
pusat data nasional juga sama yaitu menggunakan excel atau CSV
sehingga bisa langsung diolah oleh sistem lainnya. Apalagi bisa
langsung masuk database, pdf perlu campur tangan manusia. Jadi
perlu diupdate untuk yang matriks atau data, jika laporan tidak apa-
apa menggunakan file pdf atau RTF.
f. Mengikuti standar operasional prosedur yang sudah ditetapkan
Standar data terdiri dari konsep, defines, klasifikasi, ukuran dan satuan.
Data tidak apa ada dimana-mana, tapi metadatanya sama maka hasilnya
akan sama. Jika berbeda prosedur tapi dijelaskan standar yang digunakan
sehingga dapat memudahkan user dalam memanfaatkan data. Ssehingga
setiap data perlu standar data dan metadata termasuk informasi data.
Metadata adalah informasi dalam bentuk struktur dan format yang baku
untuk menggambarkan, menjelaskan, memudahkan pencarian,
penggunaan dan pengelolaan informasi data.
Model integrasi dengan portal NTB Satu Data nanti akan dibaha lebih detil
Data SIH3 dapat berada dimana-mana karena semakin banyak web akan
membantu, termasuk data SIH3 dibutuhkan oleh BPBD. Data SIH3
kedepannya akan ditaruh ke sistem informasi kebencanaan, yang penting
ketika data sama, standar sama, metadata sama maka akan
memudahkan.
DISKUSI
1. Arianto/Banyu Arta
SIH3 satu program karena provinsi sebaiknya digabung antara sumbawa
dan Lombok untuk release.
Kami antusias dengan narasumber dari unram untuk melengkapi terkait
data hidrologi
Sumur pantau bisa menjadi instrument yang digunakan untuk memantau
kondisi sumur bor.
Sumber data perlu diperhatikan source-nya, seperti waktu Bisda sehingga
tidak maksimal. Perlu ada perhatian dari penghasil data mulai diaktifkan
lagi karena banyak sekali jika sumber data bagus maka kita dapat
mengetahui potensi di Lombok yang bisa digali atau dikelola dengan baik
untuk menghasilkan pendapatan daerah.
2. Zulfikri/Konsepsi
Kami ingin mengajukan pertanyaan untuk geomagnetic terkait anomaly
misalnya pemanfaatan panas bumi untuk PLTM.
Kemudian natural resources misalnya zonasi pulau Lombok sudah
tercermin dari data ini. APakah mungkin dilakukan sinergisitas sehingga
masyarakat misalnya bPBD dapat melakukan mitigasi terhadap potensi
bencana karena bencan atidak bisa dihindari, minimal mengurangi risiko.
Informasi ini sangat bagus dan dapat menjadi referensi bagi masyarakat
NTB.
Panas bumi potensi yang perlu dimaksimalkan, bagian ESDM yang
menggali. Terkait natural resources bagaimana dari pertanian, kehutanan,
maupun sda untuk menjaga potensi sumber daya air.
Diskominfo agar tidak terjadi perbedaan informasi data untuk NTB dan
BPS perlu dilakukan sinkronisasi secara simultan untuk menghindari
kebingunan user.
3. Jumatre/IP3A Batujai
Kami sangat tertarik dengan NTB satu Data, banyak data yang sudah
masuk dan kami coba lakukan pengecekan data yang kami inginkan
belum masuk. Harapannya desa wisata, desa pertanian dan pengairan
karena selalu menjadi agenda koordinasi kita bicara pertanian dan air.
Kepala balai mengatakan perlu ada koordinasi dari tingkat bawah
terutama P3A sehingga dapat diselaraskan data dan informasi dari bawah
ke atas. Harapannya ada sehingga kitab isa mengetahui kondisi
pengairan dan pertanian daerah yang lain di Indonesia.
4. Atas Pracoyo/Unram
Kami senang bisa terlibat untuk berkontribusi terkait pengetahun, standar
data perlu diperbaiki dan dikoordinasikan agar bisa dikoneksikan.
Hal teknis untuk gempa seperti yang kami sampaikan, dimana kami
memiliki roadmap untuk bisa memprediksi gempa. Dulu untuk meramalkan
hujan merupakan suatu hal sebagai kehendak Tuhan. Setalah dilakukan
studi kemudian kita gunakan sebagai acuan kerja jika el nino minimal
bulan agustus kemudian dilakukan detil untuk mempersiapkan diri.
Berkaitan dengan bencana kami tidak ingin gegabah untuk menyampaikan
hal yang belum teruji ke masyarakat. Kejadian gempa di Lombok di
internal Geomagnetik didiskusikan tapi tidak direlease ke public karena
belum yakin dan khawatirnya akan menimbulkan kegaduhan. Kami masih
belum yakin karena perlu validitas untuk pengujian. Bahwa BPBD boleh
mengakses tapi bukan data mentah, kemungkinan nanti unram yang akan
mengolah karena sudah terbiasa dengan data dan analisis.
Geothermal potensi ada tapi kemungkinan tidak bisa menghasilkan listrik.
Bagaimana pertanian memanfaatkan geothermal untuk rumah kaca, jadi
pertanian tidak tergantung musim karena suhu diatur dengan baik atau
disebut smart Farming agriculture.
Sinergisitas dengan NTB Satu Data bahwa kami senang jika bis
aberkontribusi untuk NTB dan Indonesia.
5. Yasrul/Diskominfo
Integrasi atau pemanfaatan data geomagnetic ke informasi kebencanaan,
kami dari diskominfo sebagai pengembang akan menjadi suatu masukan.
Potensi hujan bisa menjadi early warning system bisa ditambahkan di fitur.
Rencana kominfo dan BPBD akan sowan ke BMKG untuk akses data.
Ketika data itu tidak bisa dishare maka perlu ada penjelasan dan ada
dasar untuk penetapan apakah data itu sifatnya terbatas.
Ada standar data instansi yang berbeda karena perbedaan kepentingan.
Misalnya data kunjungan wisata dispar provinsi dan BPS berbeda,
misalnya bps berdasar hunian masuk sedangkan dispar berdasarkan data
orang yang masuk. Semua memiliki dasaar masing-masing yang penting
dijelaskan dalam penyajian untuk memudahkan user. Kajian ilmiah harus
ada sumbernya untuk menentukan metode. Sudah pernah ada
pembicaraan, tapi karena perbedaan metode sehingga tidak bisa ketemu.
Ada data yang bisa disinkronkan dan tidak, nanti user bisa memanfaatkan
sesuai dengan kebutuhannya.
Jika ada usulan data dapat disampaikan oleh perangkat daerah sesuai
dengan penanggngjawab data. Misalnya data pertanian bisa ke Dinas
Pertanian, data pengairan bisa ke Dinas PUPR. Kami menerima input dari
perangkat daerah terkait untuk pengembangan fitur. Kualitas data masih
belum 100 % masih perlu penyempurnaan, setidaknya datanya sudah ada
dulu.
6. Tampang/BWS NT I
Ada pertanyaan terkait informasi georadar, hidrogeologi jika dibendungan
sudah dilengkapi instrument pemantauan perilaku bendungan sebagai
bangunan risiko tinggi dan berdampak ke manusia.
Ada 90 sumur bor dengan kondisi masih berfungsi dan tidak. Misalnya ada
potensi untuk irigasi, air baku. Kita sudah memiliki peta CAT, tetapi
mapping tersebut perlu ditindaklanjuti dan awalnya dilakukan geolistrik
untuk mengetahui potensi meskipun di peta cekungan sudah ada potensi.
Oleh karena tusi air tanah ada di ESDM dan bukan di PUPR sehingga
perlu dikoordinasikan lagi.
Terkait UPB di Provinsi NTB baru dan masih proses pembelajaran dimana
NTB ada 72 bendungan termasuk yang on going Tiu suntuk dan
Meninting.
Bisa ndak data yang sudah terinput belum bagus datanya, apakah ada tim
yang screening data di diskominfo.
7. Yasrul
NTB Satu data bisa diakses semua orang, hanya untuk upload data hanya
dilakukan oleh perangkat daerah. Sementara difasilitasi jika ada NGO
yang upload data bisa melalui perangkat daerah misalnya dari NGO kasih
data gempa maka BPBD akan verifikasi dari perangkat daerah, kemudian
ada proses approvement oleh diskominfo untuk mengecek kelengkapan
data. Jika sudah terlanjur biasanya akan ditake down, khawatirnya ada
yang sudah unduh duluan sehingga khawatirnya akan tersebar.
Sebaiknya ada kajian pembatasan data yang dikecualikan untuk dibuatkan
aturan kantor yang ditembuskan ke KPID sehingga dapat dilakukan uji
kebenaran oleh KPID. Jika sudah disetujui makan dapat menjadi rujukan
untuk pengecualian data.
KESIMPULAN
1. Penyempurnaan pengelolaan Sistem Informasi H3 agar sesuai dengan kebijakan
satu data Indonesia.
PEMBUKAAN
1. Ni Putu Arianti ST. MT, Sekretariat Harian TKPSDA Lombok/BWS NT I
Tujuan kegiatan : Sebagai tindaklanjut dari kegiatan pokja dengan
pembahasan sinkronisasi program kerja tahun 2023 di WS Lombok.
Diharapkan agar setiap OPD menyampaikan masukan dari hasi monev,
tujuannya melakukan penyempurnaan program kerja melalui sinkronisasi
program masing-masing OPD.
3. Lalu Kusuma Wijaya, S.T., M.T, Kepala Bidang SDA Dinas PUPR/Mewakili
Ketua Harian TKPSDA Lombok
Memanjatkan rasa syukur yang telah memberikan kesehatan dan keluangan
waktu untuk dapat hadir dalam rapat ini.
TKPSDA WS lombok memilki tugas menyelangarakan fungsi koordinasi
melalui konsultasi dengan pihak terkait guna keterpaduan pengelolaan
sumber daya air, ketercapain kesepatan lintas sektor, wilayah dan
kepentingan pada WS strategis nasional yaitu WS Lombok.
Sesuai dengan fungsi diatas, memerlukan keterpaduan sehingga perlu
koordinasi melalui program dan kegiatan yang dibahas dalam TKPSDA agar
program tidak timpang tindih.
Rapat ini sebagai sarana untuk berdiskusi terkait pengelolaan SDA,
pemberdayaan, perlindungan, pemanfaatan dan pengawasan.
PAPARAN
1. Pak Wahyu Hidayat ST MT/ Bappeda NTB
Prinsip PSDA mengacu pada Permen PUPR 4 tahun 2015 tentang kriteria dan
penetapan wilayah sungai, Pengelolaan sumber daya air untuk air permukaan
dilakukan oleh Pemerintah Pusat, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah
daerah kabupaten/kota berdasarkan wilayah sungai.
Permen PUPR 10 tahun 2015 rencana dan rencana teknis tata pengaturan air
dan tata pengairan pada pasal 3 dimana Rencana tata pengaturan air dan tata
pengairan berupa pola pengelolaan sumber daya air.
Pola PSDA berlaku selama 20 tahun, Rencana PSDA berlaku 20 tahun,
Program PSDA berlaku 5 tahun, dan kegiatan PSDA 1 tahun.
Perlu dilakukan penyesuaian antara RPSDA dengan renstra yang disusun
(sinkronisasi).
RPSDA disusun pada tahun 2017 sedangkan 2019 terbit peraturan kemendagri
yang mencantumkan nomenklatur yang telah diberikan dalam peraturan
tersebut sehingga diperlukan penyesuaian.
Pola/Recana Pengelolaa SDA WS menjadi acuan pada renstra sektor terkait
yang harus selalu disinkronkan dengan Pola/rencana PSDA.
Permasalahan yang terdapat dalam pembangunan daerah dalam hal
perencanaan, yaitu : terkait kualitas data dan informasi, proses perencanaan
yangbelum inklusif,perencanaan spasial dan sektoral belum terintegrasi dengan
baik, dominasi pendekatan top-down dan politik dala perencanaan,
dibandingkan dengan pendekatan teknokratik, partisipatif, dan botton up,
Pendekatan teknokratik, holistik dan integratif dan spasial belum optimal,
kapasitas SDA perencana masih terbatas, isu strategis dan global bersifat
kompleks dan dinamis, proses komunikasi dan kolaborasi lintas sektor dan
aktor belum optimal, serta kelembagaan institusi perencanaan belum optimal.
Pembangunan daerah menggunakan sistem SIPD berdasarkan peraturan PP
nomr 18 tahun 201 tentang perangkat daerah, PP 12 tahun 2019 tentang
pengelolaan keuangan daerah dan PP 13 tahun 2019 terkait Laporan dan
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Alur sinkronisasi dalam perencanaan dan pembangunan dimana selalu ada
keterkaitan antara RPJMN pada tingkat pusat hingga RPJMD di tingkat daerah
serta kesesuaian dengan RTRW.
Integrasi perencaanaan da penganggaran dan pengendalian dilakukan dalam
PE Renja dan Renstra
Evaluasi :kegiatan yang membandingkan realisasi program terhadap
pelaksanaan pola dan rencana PSDA.
Rekapitulasi program RPSDA WS Lombok Tahun Pelaksanaan 2015-2025
pada aspek Konservasi SDA sebesar 48,50% (Deviasi 51,50%), sedangkan
aspek pendayagunaan SDA sebesar 51,22% (Deviasi 48,78%).
Penyebab terjadinya deviasi terhadap rencana program PSDA yaitu tidak
adanya anggaran OPD, pengaruh Iklim, penentuan skala prioritas, nomenklatur
dalam RPSDA tidak sesuai dnegan permendagri No. 90 tahun 2019, pergantian
personl di lingkup pemda, dokumen pola dan rencana PSDA belum menjadi
acuan dalam pelaksanaan Pengelolaan Sumber Daya air.
Nomerklatur yang berubah pada Permendagri nomor 90 tahun 2019 sehingga
dalam perencanaan diperlukan penyesuaian.
2. Ibu Sri Utami Sudiarti ST. MT/ BWS NT I, Pemantauan RPSDA WS Lombok
Monev WS Sumbawa telah dilaksanakan pada Bulan Maret.
Juli dan Agustus Pengisian Form Monev telah didapatkan data untuk WS
Lombok, diharapkan OPD yang belum mengisi form 1-6 agar menyampaikan
alasan.
Latar belakang dilaksanakan berdasarkan SE Dirjen SDA 3 tahun 2022 tentang
tata cara pemantauan RPSDA Wilayah Sungai Kewenangan Pemerintah Pusat
dimana berdasarkan surat edaran tersebut berguna untuk memaksimalkan
fungsi koordinasi antar pengelola SDA, wadah koordinasi SDA, dan
perencanaan PSDA (pola dan rencan), mendeteksi implementasi upaya PSDA
yang belum dijalankan oleh masing-masing OPD, mendeteksi deviasi rencana
dan realisasi, membantu wadah koordinasi SDA (TKPSDA) dalam mendorong
lembaga/instansi terkait untuk segera menjalankan upaya yang belum
terlaksana
Dari hasil kegatan ini akan disusun rekomendasi dan berita acara. Jika
pelaksanaan kurang berhasil ebih dari 50%, maka diperlukan revisi RPSDA.
29 Instansi telah menyampaikan matriks rencana PSDA. Jumlah upaya dalam
RPSDA 632, terealisasi 199 (31%), belum terealisasi 433 (69%).
DISKUSI
1. Kadis SDA PU Lombok Utara
Perlu memperhatikan narasi pada form-3 bahwasanya terdapat kesalahan
pengetikan lokasi program. Pembuatan jalur wisata di Santong yang tertulis
Lombok Timur dan Pembangunan Toilet yang seharusnya di Lombok Utara
namun tertulis Lombok Timur.
Tambahan : harus RPSDA harus sinkron dengan program yang ada di renstra.
Lalu Kusuma Wijaya : konservasi dilakukan secara menyeluruh mulai dari hulu hingga
hilir, mulai dari kawasan hutan dan luar kawasan hutan, belum tercapainya pogram
karena kurangnya pendanaan dan penganggaran, perlu atensi penggunaan air dalam
aspek pertambangan.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase untuk pelaksanaan upaya di dalam matriks
Rencana PSDA untuk Wilayah Sungai Lombok sebesar 26%, dan untuk upaya yang belum/
tidak terlaksana sebesar 74%. Berdasarkan hasil pemantauan, khususnya untuk upaya yang
belum/tidak terlaksana diharapkan Lembaga/Instansi terkait dapat mempertimbangkan untuk
menganggarkan kegiatan-kegiatan pada tahun berikutnya sebagaimana upaya yang tercantum
dalam matriks Rencana PSDA Wilayah Sungai Lombok.
Berikut disampaikan rincian Matriks Dasar Penyusunan Program dan Kegiatan Rencana
PSDA baik yang sudah dilaksanakan maupun belum dilaksanakan.
DOKUMENTASI RAPAT KOMISI
TKPSDA WS LOMBOK
2. Titik/BWS NT I
Rencana Alokasi Air Tahunan (RAAT) meninjau neraca air di setiap Headwork
(HW) di sungai, tidak melihat terkotak-kotak tapi 1 sistem sungai. Terutama pada
53 das dari 197 das di WS Lombok. RAAT memuat kebutuhan air minum, energi,
irigasi dan aliran ekosistem pada satu hidrologi dengan berbasis prioritas sesuai
Undang-undang sumber daya air yaitu kebutuhan pokok, irigasi untuk pertanian
rakyat yang sudah ada, kemudian energi. Dari prioritas tersebut sistem
pemberian air atau alokasi air sudah disesuaikan.
Data yang digunakan BMKG dari pendekatan musim hujan, sedangkan untuk 6
bulan berikutnya diliat dari prediksi berdasarkan historis untuk melihat musim
hujan dari kondisi
Ada 12 daerah aliran sungai (DAS) dari 53 das yang terlingkupi oleh High Level
Diversion (HLD), dimana saling tergantung alokasi airnya. Dalam optimasi
langsung 12 DAS, tidak bisa 1 DAS melalui saluran suplesi sebanyak 26 saluran
yang terbagi menjadi 2 saluran HLD dan 24 saluran kecil yang terhubung. Total
layanan hampir 100 ribu hektar untuk air baku, KEK Mandalika, dan energi listrik.
Baru ada 5 SIPA untuk PLTMH yang memanfaatkan air dari WS Lombok.
Ada 41 DAS diluar sistem HLD atau disebut DAS independen karena tidak
memiliki ketergantungan satu sama lain.
Alokasi air menggambarkan kondisi eksisting sumber air tidak berubah, tapi
pengguna yang sebagian besar melihatnya hanya parsial. Tidak melihat sebagai
satu sistem yang terkait satu dengan yang lain. Hal ini yang membuat sistem
alokasi air kita tidak terkontrol, karena tidak mempertimbangkan keadilan antar
head work (HW). Head work adalah bangunan pengambilan air di sungai, oleh
Bapak Dr. Anang dikenalkan sebagai head work. Dalam satu sistem ada banyak
HW dari hulu ke hilir dengan variasi pengguna. Hulu biasanya mendapat air
banyak, sedangkan hilir biasanya menerima sisa dari hulu. Kondisi ini tidak
mencerminkan keadilan pada sila ke 5. Harapannya sistem ini bisa berbagi air
secara proporsional dan merata. Berdasarkan patokan pembagian air harus
merata sehingga keadilan air bisa terwujud. Visinya adalah equal for equality.
Dokumen RAAT sudah dijalankan sejak tahun 2012, penetapan pertama tahun
2017.
KESIMPULAN
1. Hari tanpa hujan terpantau dalam kategori panjang hingga ekstrim panjang.
2. Sipat curah hujan di wilayah NTB bervariasi dari bawah normal hingga atas normal.
3. Penguatan kebijakan, regulasi dan kearipan lokal untuk mendukung implementasi
Rencana Tata Tanam (RTT).
PEMBUKAAN
1. Rosdiana, SE/Sekretaris Harian TKPSDA WS Lombok (BWS NT I)
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmatnya kita semua dapat berkumpul dalam rangka rapat Komisi TKPSDA
WS Lombok
Rencana Pola Tanam adalah Tata urutan atau susunan pertanaman termasuk
pengolahan tanah dan bero pada sebidang lahan sawah tertentu selama satu
tahun.
Rencana Tata Tanam Tahunan adalah pengaturan waktu dan lokasi untuk
budidaya tanaman pada suatu lahan sawah selama 1 (satu) tahun yang
didasarkan pada umur tanaman agar mencapai intensitas tanam yang optimal.
Rencana Tata Tanam ada 2, Rencana Tata Tanam Global dan Rencana Tata
Tanam Detail, KOMIR Provinsi hanya sampai pada tahapan RTT Global.
Jumlah air tetap/malah berkurang sedangkan kebutuhan meningkat tiap
tahunnya. Maka penyusunan RTT bisa meminimalisir konflik/perdebatan.
Penyiapan RTT dimulai dari:
a. Pertemuan P3A untuk menentukan usulan rencana tata tanam yang
diinginkan secara musyawarah bersama anggotanya berdasarkan hak guna
air yang diberikan
b. P3A bersama seluruh anggotanya mengadakan rapat lengkap untuk
membahas usulan RTT di masing-masing wilayah kerjanya
c. Pengurus GP3A membawa usulan RTT tersebut ke dinas melalui
juru/pengamat yang selanjutnya direkap dalam blangko 02-O dan 03-O
selambat-lambatnya 1 bulan sebelum MT-1 dan dievaluasi serta
dikoordinasikan dalam Komisi Irigasi kabupaten/kotaatau provinsi guna
menentukan RTT
d. Komisi Irigasi kabupaten/kota atau provinsi mengkoordinasikan usulan-
usulan dari Gabungan P3A dalam rapat penentuan RTT Tahunan dalam
satu daerah irigasi (DI)
e. RTT Tahunan meliputi Rencana Tata Tanam Global (RTTG) dan Rencana
Tata Tanam Detail (RTTD)
f. Hasil koordinasi ini disosialisasikan dalam forum GP3A yang selanjutnya
disebarluaskan kepada para P3A dan disosialisasikan kepada para anggota
P3A untuk dapat dilaksanakan di daerah masing-masing
g. Masing-masing P3A mensosialisasikan kesepakatan RTT Tahunan tersebut
kepada anggota P3A
Beberapa tahun ini dicoba dilakukan suatu tahapan penyusunan bersama
karena tidak bisa dilakukan sendiri oleh petani/pengamat/Dinas di Sidang
KOMIR karena harus dbahas bagaimana agar bisa mencukupi usulan draft
usulan RTT untuk bisa disampaikan ke Alokasi Air BWS NT I untuk bisa
dilakukan pembahasan draft rencana RAAT.
Kendala penysunan di tingkat petani, pelibatan petani masih terbatas, belum
semua petani paham apa yang diusulkan. Waktu penyusunan tidak seragam
antar kabupaten dan perbedaan data lintas instansi terkait luas tanam dan
komoditas, data RTT dan RAAT beberapa daerah masih menggunakan data
ketersediaan air berdasarkan asumsi.
Penyusunan RTT masih bersifat global, belum sampai ke RTT Detail.
2. Ni Putu Arianti, ST., MT/BWS NT I
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmatnya kita semua dapat berkumpul dalam keadaan sehat walafiat.
Setiap Wilayah Sungai diwajibkan memiliki dokumen rencana RAAT, headwork
multi kewenangan ada yang kewenangan pusat ada yang kewenangan Pemda,
setiap headwork yang ada di sungai harus dihitung neraca airnya.
Dokumen ini dihitung untuk 1 tahun hidrologi yang akan datang, kita
berorientasi pada prioritas, untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, untuk
kebutuhan rakyat.
Karena kita Wilayah Sungai strategi nasional, dokumen RAAT ini harus
ditetapkan oleh Menteri PUPR.
Penetapan Menteri PUPR cukup memerlukan waktu, dokumen RAAT yang kita
bahas hari ini jika disetujui bisa langsung dilaksanakan bagaimana rencana
RAAT kita.
Volume tampungan di Pengga jauh menurun tampungannya, bisa dibantu oleh
Batujai karena masih satu sistem. Pandanduri ada sedikit perbedaan dari tren
realisasi dan RTOWnya, bulan Mei-Juni sedikit merosot grafiknya karena pada
bulan tersebut waduk Pandanduri diharuskan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan air di lapangan yaitu untuk tanaman tembakau.
Dalam forecast hujan setahun kedepan memperhatikan durasi musim hujan,
rentang numerik hujan tiap dasarian selama musim hujan dan musim kemarau.
Kedua hal ini yang menjadi dasar dalam menganalisa hujan prediksi satu tahun
kedepannya.
Prakiraan musim hujan terjadi pada November II di Lombok Tengah, Desember
di Lombok Timur, sifat musim hujan sebagian besar di WS Lombok normal
terhadap dirinya.
Sebagian besar musim hujan di WS Lombok sekitar 13-15 dasarian (4-5 bulan).
Ketersediaan air sebagian besar paling tinggi pada Lombok Barat (DAS
Babak/DAS Jangkok).
Rekap RTT yang dihasilkan dari analisa RAAT total dari CI nya paling tinggi
yaitu Lombok Barat sebesar 292%, dengan total CI keseluruhan di WS Lombok
sebesar 253%.
Awal musim tanam sekitar Oktober II dengan awal musim hujan sekitar
November II.
3. Wahyu Hidayat, ST/BappedaProv. NTB
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan ridho-Nya kita berkumpul ditempat ini dalam keadaan sehat
wallafiat dalam rangka rapat Komisi TKPSDA WS Lombok dengan
pembahasan Usulan Rancangan Rencana Alokasi Air Tahunan (RAAT)
Wilayah Sungai Lombok Tahun 2023/2024.
Kondisi laut Indonesia yang dingin sehingga kecil terjadinya hujan. Kita
mengalami musim kemarau yang panjang sehingga musim penghujan
mengalami kemunduruan.
Saat ini indeks El Nino sudah mencapai +1.65 pada level El nino Moderat (El
Nino sudah berlangsung 13 dasarian), BMKG dan beberapa Pusat Iklim
Dunia memprediksi El-Nino terus bertahan pada level moderat hingga
periode Desember 2023-Januari-Februari 2024, akan tetapi intensitas dari el
nino sudah makin berkurang.
Potensi/peluang terjadi curah hujan terjadi pada akhir Oktober dan masih
dalam kategori rendah, belum masuk criteria musim hujan. Puncak musim
hujan di NTB yang biasanya terjadi pada bulan Januari Februari, bergeser
umumnya di bulan Februari atau Maret.
Musim hujan 2023-2024 di Provinsi NTB diprakirakan mundur dari normalnya
1 hingga 3 dasarian, diprakirakan paling cepat November dasarian II hingga
Desember dasarian III. Puncak musim hujan pada Februari - Maret 2024.
Durasi musim hujan diprakirakan lebih pendek dibandingkan dengan
normalnya.
Tahun ini El Nino akan mempengaruhi dari sisi durasi musim hujan, akan
lebih pendek I-III dasarian, paling panjang berkurangnya di Mataram, Lombok
Barat, Lombok Utara.
BERITA ACARA
“RAPAT KOMISI”
TIM KOORDINASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR (TKPSDA)
WILAYAH SUNGAI (WS) LOMBOK
Pada hari ini, Senin tanggal delapan belas bulan September tahun dua ribu dua puluh
tiga kami yang bertandatangan di bawah ini telah membahas Usulan Rancangan
Rencana Alokasi Air Tahunan (RAAT) Wilayah Sungai Lombok Tahun 2023 – 2024
yang diajukan oleh BWS NT I yang kemudian secara mufakat merekomendasikannya
menjadi Rancangan Rencana Alokasi Air Tahunan (RAAT) Wilayah Sungai Lombok
Tahun 2023 – 2024. Berdasarkan hal tersebut, selanjutnya kami :
1. Meminta kepada Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I mengajukan Rancangan
Rencana Alokasi Air Tahunan (RAAT) Wilayah Sungai Lombok Tahun 2023 – 2024
kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat/Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air untuk penetapan.
1
1 Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I
2
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan
2
Kehutanan Provinsi NTB
3
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan
3
Provinsi NTB
4
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya
4
Mineral Provinsi NTB
5
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
5
Daerah (BAPPEDA) Kota Mataram
6
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
6
Ruang Kota Mataram
7
7 Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram
8
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
8
Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Lombok Barat
9
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata
9
Ruang Kab. Lombok Barat
10
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lombok
10
Barat
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan 11
11 Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Lombok
Tengah
12
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
12
Ruang Kab. Lombok Tengah
13
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lombok
13
Tengah
14
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok
14
Tengah
15
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
15
Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Lombok Timur
16
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
16
Ruang Kab. Lombok Timur
17
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lombok
17
Timur
18
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
18
Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Lombok Utara
19
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
19
Ruang Kab. Lombok Utara
20
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lombok
20
Utara
21
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok
21
Utara
22
22 Ketua Komunitas Ini Baru Banjar (IBRA)
34
Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Banyu
34
Artha Mulia
35
Direktur Pusat Studi Pembangunan Nusa
35
Tenggara Barat (PSP-NTB)
Ketua Gabungan Perkumpulan Petani 36
36 Pemakai Air (GP3A) Tunggal Kayun D.I
Suangi Kabupaten Lombok Timur
37
37 Direktur Konsepsi Nusa Tenggara Barat
PEMBUKAAN
1. Rosdiana, SE/Sekretaris Harian TKPSDA WS Lombok (BWS NT I)
Sidang Pleno pada hari ini, mengenai pembahasan Rancangan Rencana
Alokasi Air Tahunan (RAAT) Wilayah Sungai Lombok Tahun 2023/2024 harus
melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Pengumpulan data hidrologi dan usulan kebutuhan air irigasi/RTT.
2. Unit Alokasi Air Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I melakukan
perhitungan ketersediaan air, neraca air dan optimasi/penyusunan RAAT.
3. Rapat Pembahasan usulan RAAT oleh IWAF.
4. Hasil Rekomendasi sidang Pleno RAAT dikirim ke Dirjen SDA.
5. Penetapan RAAT oleh Menteri PUPR/Pendelegasian ke Dirjen SDA/
Gubernur NTB, penetapan RTT pada sidang Komisi Irigasi.
6. Sosialisasi RAAT kepada IWAF, Gubernur / Bupati / Wali Kota, PDAM, dan
pengguna sektor lainnya.
Telah hadir 80% Anggota dari jumlah 46 Anggota, Narasumber dan undangan
TKPSDA WS Lombok. Sidang Pleno kali ini akan dipimpin oleh Ketua TKPSDA
WS Lombok, sebagai narasumber adalah BWS Nusa Tenggara I dari Unit
Alokasi Air, BMKG Stasiun Klimatologi NTB dan Sekretariat Komisi Irigasi
Provinsi NTB serta undangan Ahli Sumber Daya Air Ir. Surana, M.Sc dan Dr.
Anang M. Farriansyah, MT.
2. Ni Putu Arianti, ST., MT/Kepala Sekretariat TKPSDA WS Lombok (BWS NT I)
Ketersediaan air sepanjang waktu tidak menentu dan tidak merata, sementara
kebutuhan akan air terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk
dan pertumbuhan ekonomi/pembangunan, sehingga air perlu diatur dan
dialokasikan. Dalam mengalokasikan air melibatkan banyak pihak dan berbagai
kepentingan, sehingga Kementerian PUPR membentuk suatu wadah organisasi
yang dapat mengakomodir berbagai pihak dan kepentingan tersebut yaitu Tim
Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai (TKPSDA WS).
Di Provinsi NTB terdapat 2 TKPSDA WS yaitu TKPSDA WS Lombok dan WS
Sumbawa. Mengingat pentingnya Alokasi Air maka BWS NT I memfasilitasi
adanya Unit Alokasi Air Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I yang akan
mengurus semua kebutuhan air dengan prinsip keberlanjutan – efisiensi –
keadilan antar pengguna dan antar pengguna sejenis dalam kesatuan system
sungai.
Wilayah Sungai Lombok terdapat 197 Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan luas
4.738 km² dan telah dilakukan pemanfaatan SDA melalui infrastruktur irigasi
berjumlah 53 DAS (41 DAS Independent, 12 DAS Interkoneksi) seluas 3.482
km² atau 73% luas WS. Dengan simpul/Bangunan Utama (BU) di Sungai
berupa 532 buah Bendung, 85 Embung dan 26 buah Bendungan.
Rencana penjatahan air konsumtif dan non konsumtif disusun oleh Unit Alokasi
Air BWS NT I dituangkandalambentuk RAAT berdasarkanneraca air yang
seimbang antara ramalan kemungkinan ketersediaan air dengan rencana
penggunaan air untuk periode 1 tahun kedepan.
PAPARAN
1. Restu Patria Megantara, SST/BMKG Staklim NTB
Prakiraan Musim Hujan 2023/2024 Prov. NTB dan Update Kondisi El Nino
Beberapa minggu terakhir ini ada hujan ringan dan terlihat mendung, update
tanggal 21 September hari tanpa hujan terpanjang tercatat di pos hujan Kolo
Kota Bima.
Curah hujan di wilayah NTB pada dasarian II September 2023 secara umum
dalam kategori Rendah (0 – 20 mm/das) yang hampir merata di seluruh wilayah
NTB.
Kondisi laut Indonesia dingin sehingga kecil terjadinya hujan. Kita mengalami
musim kemarau yang panjang sehingga musim penghujan mengalami
kemunduruan.
Saat ini indeks El Nino sudah mencapai +1.65 pada level El nino Moderat (El
Nino sudah berlangsung 13 dasarian), BMKG dan beberapa Pusat Iklim Dunia
memprediksi El-Nino terus bertahan pada level moderat hingga periode
Desember 2023 – Januari – Februari 2024, akan tetapi intensitas dari el nino
sudah makin berkurang.
Potensi/peluang terjadi curah hujan terjadi pada akhir Oktober dan masih dalam
kategori rendah, belum masuk criteria musim hujan. Paling cepat akan terjadi
musim hujan pada November dasarian ke II.
Puncak musim hujan di NTB yang biasanya terjadi pada bulan Januari,
Februari, bergeser umumnya di bulan Februari atau Maret.
Musim hujan 2023-2024 di Provinsi NTB diprakirakan mundur dari normalnya 1
hingga 3 dasarian, diprakirakan paling cepat November dasarian II hingga
Desember dasarian III. Puncak musim hujan pada Februari - Maret 2024.
Durasi musim hujan diprakirakan lebih pendek dibandingkan dengan
normalnya.
Tahunini El Nino akan mempengaruhi dari sisi durasi musim hujan, akan lebih
pendek I-III dasarian, paling panjang berkurangnya di Mataram, Lombok Barat,
Lombok Utara.
DISKUSI
1. Ardhan Ryswari, ST., MM/Dinas ESDM Prov. NTB
Terkait dengan Peraturan Menteri ESDM tentang standar penyelenggaraan
urusan perizinan penggunaan air tanah, yang akan diusulkan rekomendasi
salah satunya terkait dengan penggunaan air tanah, disampaikan tentang
penggunaan kebutuhan pokok/rumahtangga, pertanian rakyat, ibadah, tidak
perlu adanya izin dan saat keluar Permen mengarahkan harus ada persetujuan
untuk penggunaannya, mohon untuk dijadikan dasar bukan hanya Permen
PUPR saja yang dijadikan acuan, dimasukkan Permen ESDM agar tidak
terkendala terkait permasalahan perijinan air tanah.
Perlu untuk dijadikan rujukan agar melangkah kedepannya bisa lebih baik.
2. Muhibbin, M.Pd.I/LSM Satelit NTB
Hari ini kita masih dalam situasi yang sedikit mengkawatirkan, sedang berada di
puncak kemarau yang dimana di lapangan masyarakat melakukan tata tanam
sangat variatif, artinya sampai pada saat ini para petani masih banyak yang
menanam padi padahal ini bukan saatnya menanam padi. Kami belum
mendapat informasi yang penting terkait realisasi RAAT tahun lalu, sejauh
mana persentase RAAT tahun lalu sehingga bisa dijadikan sebagai referensi,
apakah RAAT yang mengikuti RTT atau RTT yang mengikut RAAT.
3. Arianto, ST., MT/LSM Banyu Artha Mulia
Terkait dengan RTT per Kabupaten Kota 2023/2024 antara rencana dan usulan
KOMIR, bahwasannya untuk Lombok Barat dan Lombok Tengah ada
ketimpangan sekitar 50% terkait intensitas tanam terkait dengan sumber air.
Pembagiannya benar-benar kewenangan daripada alokasi air.
KESIMPULAN
a. Prinsip keberlanjutan – efisiensi – keadilan antar pengguna air dan antar pengguna
air sejenis dalam kesatuan sistem sungai yang di dalamnya terdapat BU
pengambilan air irigasi dan non irigasi.
b. Alokasi Air irigasi di 644 unit BU (130460 ha) dapat terpenuhi selama 36 dasarian
sebesar 1632 jt m3 untuk rencana awal tanam Oktober II - Januari III, luas tanam
330530 ha, intensitas tanam 253% (padi 186% dan palawija 68%) dan factor K
rerata 55%, dengan ketentuan:
- Budidaya perikanan (kolam/keramba ikan) di saluran mengikuti operasi irigasi
- Pada irigasi tambak, bahwa kebutuhan air dipenuhi dari aliran pemeliharaan
sungai dan dari air tersedia di catchment area di hulu lokasi irigasi tambak
- Rencana tata tanam di sawah dengan sumber air dari embung offstream
mengikuti KATAM/D.I sekitar.
- Jika terjadi perbedaan jenis tanaman dari RTT, maka pemberian air disesuaikan
dengan pemberian air optimal.
- Ditindaklanjuti oleh KOMIR untuk menyusun keputusan/peraturan kepala daerah
tentang rencana tata tanam 2023/2024 dengan lampiran yang dikutip dari RAAT
ini.
c. Data statis dan dinamis klasifikasi primer dan sekunder dari instansi terkait,
termasuk prakiraan musim hujan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) tahun 2023/2024 bahwa di 10 zona musim (ZOM) di WS Lombok
berpeluang awal musim hujan pada awal November 2023 sampai akhir Desember
2023, sifat hujan normal (cakupan 100%) dan puncak musim hujan pada Januari
sampai Maret 2024, serta pendekatan prospek musim kemarau tahun 2024 oleh
BWS NT I.
d. Sambil menunggu penetapan RAAT oleh Menteri PUPR, maka tiap unsure
instansi/lembaga/wadah pengelola air/irigasi perlu menyiapkan dokumen
operasional/rencana teknis kegiatan tindaklanjut seperti menyusun Rencana Tata
Tanam (RTT) tahunan yang dikutip dari RAAT ini oleh Komisi Irigasi (KOMIR)
sekaligus melaksanakan sosialisasinya, Adapun RTT/AMT Daerah Irigasi yang
bersumber dari tadah hujan disarankan mengikuti system kalender tanam terpadu
(KATAM) tahun 2023/2024 oleh Kementerian Pertanian.
Notulis, SekretarisHarian
TKPSDA WS Lombok
PEMBUKAAN
1. Ni Putu Arianti/Kepala Sekretariat TKPSDA WS Lombok
Kegiatan TKPSDA WS Lombok merupakan tindaklanjut Rapat Pokja yang
sebelumnya dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2023 dan lanjutan rapat komisi
yang dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2023.
Presentase upaya dalam matriks PSDA sebanyak 26% dan upaya yang belum
terlaksana 74%.
Berdasarkan hasil pemantauan diharap lembaga atau instansi terkait
mempertimbangkan untuk penganggaran sebagai mana upaya yang tercantum
dalam matriks PSDA WS Lombok.
Pada kesempatan ini sudah hadir peserta dari unsur pemerintah dan non
pemerintah termasuk unsur yang terkait dalam matriks Pengelolaan SDA.
2. Sampurno, ST, M.Tech./BWS NT I
Agenda pembahasan : Sinkronisasi Program dan RPSDA WS Lombok,
pemilihan komisi periode ke- IV Tahun 2024/2028.
TKPSDA WS Lombok merupakan wadah koordinasi pada tingkat wilayah
sungai yang akan mengkoordinasikan kepentingan lintas sektoral, administrasi
serta kepentingan lainnya di WS.
Sebagai wadah koordinasi pada tingkat wilayah sungai yang sifatnya
operasional dengan melibatkan unsur pemerintah dan non pemerintah,
TKPSDA diharapkan dapat menjembatani integrasi kepentingan dalam
Pengelolaan SDA dalam kewenangan pusat, provinsi, kabupaten/kota sehingga
dapat terpadu dan berkelanjutan.
Sinkronisasi program diharapkan agar TKPSDA WS Lombok mengecek
kegiatan masing-masing terhadap renja, pola dan rencana, benchmarking BWS
NT I dan balai untuk mengevaluasi program yang dilaksanakan.
Berdasarkan hasil monev dapat dihasilkan siding pleno yang menghasilkan
rekomendasi yang disepakati dan menjadi acuan yang mengikat bagi usulan
program dan renstra di tahun yang akan datang.
PAPARAN
1. L. Kusuma Wijaya/Dinas PUPR NTB
Program dan kegiatan bisa mengacu pada pola dan rencana sesuai
kewenangan.
RPSDA satu dokumen perencanaan yang khusus mengenai Pengelolaan SDA.
Tidak ada aktifitas yang tidak terkait Pengelolaan SDA, mulai dari
memanfaatkan sampai Mengendalikan Daya Rusak Air.
Pada sidang ini akan disampaikan capaian dan target kedepan yang bisa kita
usulkan sebagai bentuk realisasi RPSDA program dan kegiatan masing -
masing.
Sudah ada wakil dari pusat, Provinsi dan kabupaten dan bisa diusulkan di
perangkat daerah program yang belum direalisasikan. Faktor tidak tercapai
mulai dari covid 19 yang belum pulih sampai kepada kegiatan tahun politik yang
akan berlangsung di tahun 2024.
Ini merupakan bagian yang akan mempengaruhi. Tapi kita berusaha
meningkatkan realisasi yang tertuang dalam RPSDA.
Nanti kita akan menyimpulkan rekomendasi, sebelumnya mohon perhatiannya
terhadap paparan dari kedua narasumber yaitu Bapak Wahyu Hidayat dan Ibu
Sri Utami Sudiarti.
2. Wahyu Hidayat/Bappeda Provinsi NTB
Sinkronisasi Program RPSDA WS Lombok
Regulasi terkait Pengelolaan SDA yaitu Permen PUPR Nomor 04/PRT/M/2015
tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai khususnya pasal 4 yaitu
Pengelolaan Sumber Daya Air untuk air permukaan dilakukan oleh Pemerintah
Pusat, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota
berdasarkan wilayah Sungai. Kemudian Permen PUPR
Nomor : 10/PRT/M/2015 tentang Rencana dan Rencana Teknis Tata
Pengaturan Air dan Tata Pengairan pada Pasal 3 Rencana tata pengaturan air
dan tata pengairan berupa Pola Pengelolaan Sumber Daya Air.
Rencana teknis tata pengaturan air dan tata pengairan berupa Rencana
Pengelolaan Sumber Daya Air. Jadi disinilah muncul Pola RPSDA yang
masanya 20 tahun sama dengan RPJMN dan RPJMD. Kami kurang paham
apakah akan direview sesuai dengan RPJMN terbaru sehingga dapat
disinkronkan. Pola RPSDA akan direview setiap 5 tahun. Tahun ini RPJMN
ditetapkan untuk jangka waktu Tahun 2025 – 2045 sekitar bulan Desember.
Kemudian dari itu diturunkan rencana Pengelolaan Sumber Daya Air,
diturunkan menjadi renstra-nya per 5 tahunan sama seperti renstra OPD yang
dasar kita RPJP, RPJMD kemudian kegiatan PSDA tahunan yang di kita RKPD
sehingga selaras.
Urgensi sinkronisasi program pengelolaan SDA dasar penyusunan sudah jelas
tercatat dalam pola dan rencana, kemudian renstra yang perlu kita perhatikan.
Adapun Mekanisme Koordinasi TKPSDA WS ada unsur pemerintah dan non
pemerintah. Pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota yang
dikolaborasikan tergabung dalam wadah yang Namanya Forum TKPSDA WS.
Hubungan pola/rencana PSDA WS dengan renstra dan renja, jadi Pola SDA
yang sudah ada sebagai dasar acuan kita disamping program lainnya.
Tentunya setiap kepala daerah punya visi dan misi serta program kerja yang
tidak terlepas. Ini merupakan salah satu acuan dalam Pengelolaan SDA.
Pertama Pola SDA yang sudah ada dokumennya ada menjadi acuan dalam
menyusun renstra, kemudian menjadi renja.
Sinkronisasi program ada rencana program kemudian pola dan rencana
Pengelolaan SDA kemudian turun menjadi renstra dan renja pemerintah dan
non pemerintah menjadi program kegiatan tahunan. Kemudian disinkronkan
apakah match atau tidak, dimana dalam tatanan perencanaan semua sesuai
(match). Tapi ketika penganggaran perlu sedikit perjuangan karena biasanya
apa yang direncanakan tidak sesuai dengan realita karena salah satu factor
fiskal kita anggarkan sekian ternyata yang tersedia sekian, sehingga ada yang
dieleminir, ada skala prioritas yang dibuat.
Dari sisi perencanaan terkait kualitas data, sangat penting dilakukan karena
salah data maka salah kita mengambil keputusan. Satu contoh ketika kita
membuat daerah rawan bencana atau KRB kayaknya ketika kita salah
menetapkan KRB maka salah kita menempatkan posisi maka salah kita
melakukan aktifitas seperti mitigasi maupun yang lainnya sehingga data yang
digunakan harus kongkrit. Contoh ketika saluran rusak, salah sata yang kita
ambil maka salah juga penangannya. Itu salah satu faktor kemudian SDM juga
terbatas, banyak juga kita sudah diam (settle) di satu tempat kemudian
namanya daerah ada penggantian orang sehingga perlu untuk belajar lagi. Jika
SDM lama meninggalkan dokumen. Kemendagri menyatukan dalam sistem,
sehingga bisa dikontrol, disana jadi semua aktifitas kita perencanaan,
penganggaran dan evaluasi segala macam dikontrol dalam SIPD. Hal ini
karena sebelumnya banyak program siluman, jadi ketika tidak dianggarkan di
RKPD, muncul di KUA, muncul di APBD. Sekarang sudah tidak bisa karena
ketika RKPD dikunci, maka sistemnya jalan terus. Jadi tidak bisa kembali ke
step berikutnya, sebelumnya masih bisa kita lakukan perubahan. Jadi kita
sinkronkan dulu baru kita setujui.
RTRW untuk spasialnya karena ada indikasi program yang berlaku selama 20
tahun terkait lokasi. Idealnya mengacu RTRW, tapi kebanyakan jarang kita lihat
yang sesuai. Tapi kalo provinsi kita komit mengacu RTRW teramsuk
kabupaten. Kita susun RTRW, kemudian RPJPD, kemudian RPJM, RKP,
renstra, RKPD kemudian dari sisi penganggaran melalui BPKAD. Sebelumnya
masih bergabung dengan Bappeda RKPD, KUA PPS, dari APBD ke BPKAD.
Tapi aturan baru Permendagri 90, penganggaran berada di BPKAD.
Perencanaan sesuai semua masuk, kalo dari penganggaran tergantung fiskal
daerah. Ketika fiskal rendah, maka aka nada program yang kita eliminir.
Ini siklusnya dari RPJPD, RPJMD, RKPD, KUA-PPAS, RKA SKPD dan APBD.
KUA PPAS bargainingnya kesepakatan dengan anggota dewan, perlu
komunikasi yang baik karena sifatnya krusial.
Sama dengan SPPN semua punya kebijakan baik di pusat, provinsi maupun
kabupaten/kota semua punya prioritas dan mengacu kepada Undang – undang
25 dan ini terkait integrasi perencanaan sampai evaluasi. Siklusnya berulang
dan terikat satu dengan yang lainnya. Perencanaan harus terukur sesuai
permendagri Pasal 6 Tahun 2017, penetapan target kerja, terukur, cara
mencapainya.
Dari RPJPD dan RPJMD semua ada visi, misi di pusat presiden, di daerah
adalah gubernur, di kabupaten bupati/walikota dan di desa visi serta misi kades.
Ini yang disiapkan menjadi sasaran dan tujuan dari program dan kegiatan.
Rekap realisasi Program RPSDA WS Lombok 2015 – 2025 nanti akan
dilengkapi BWS NT I hingga 2022:
a. Konservasi SDA rencana program 139, realisasi 52 program
sebesar 37,41 % dengan deviasi 62,9 %.
b. Pendayagunaan SDA sebanyak 717 program, masih bahasa program
harusnya kegiatan atau aktifitas karena menggunakan Permendagri 13/2011
masih bebas menentukan program dan kegiatan karena ada bahasa dan
seterusnya.
c. Pemberdayaan 28, realisasi 9 program dengan total 75 %. Jadi ada 1606
program tapi realitanya di Permendagri seperti contohnya Bappeda hanya
ada 4 atau 5 program urusan penunjang 3 pilihannya cuman 2. Contoh
excel PU hanya 1 program dan 2 kegiatan yaitu Pengelolaan Sumber Daya
Air dan bangunan Pantai dan irigasi, 92 sub kegiatan. Kedua
pengembangan pengelolaan system irigasi sekunder ini sama dengan
kabupaten, 1 program 2 kegiatan. Dari sub kegiatan yang banyak, kami lihat
di matriks tidak lengkap. Ada sumur air, tapi di pola sumur resapan sehingga
tidak masuk diprogram. Contoh Bappeda ada penyusunan perda, kampanye
air. Kalo masuk kegiatan kurang sesuai dengan isi sehingga kita minta BWS
untuk mengevaluasi karena dokumen ini keluar sebelum Permendagri
90/2019. Jika ada program yang sesuai maka bisa dimasukkan, misalnya
BPBD banyak kegiatan yang terkait dengan early warning sistem yang bisa
dimasukkan di pencegahannya. Tapi pencegahan bukan masuk SPM di
BPBD jadi, menjadi dasar kita di BPBD sehingga memperkuat dasar
penganggaran karena sudah ada di dalam matriks.
Penyebab terjadinya realisasi program yaitu karena tidak ada anggaran, fiscal
terbatas. Tapi kata orang uang bukan segalanya, cumin segalanya butuh uang.
Kemudian kondisi bencana alam sesuai dengan posisi NTB yang terdapat 16
bencana termasuk likuifaksi, kemudian permendagri 90 yang belum match
dengan pola, perpindahan SDM yang sering berpindah tempat. Provinsi tidak
terlalu sering, untuk kabupaten kami kurang paham. Dokumen belum menjadi
acuan rencana, dimana kami baru baca dokumen setelah Kepala Bappeda saat
ini. Sebelumnya kaban seringkali diwakilkan karena padatnya kegiatan di
Bappeda.
Demikian yang kami sampaikan, detilnya akan disampaikan oleh Ibu Titik dari
BWS NT I.
DISKUSI
1. L. Saladin/Dinas LHK NTB
Sedikit masukan terhadap yang kita acu permendagri 90 sekarang ada 050-
5889 Tahun 2021 tentang hasil verifikasi, validasi. Pengalaman dinas LHK.
Permendagri 90 ketika urusan kehutanan diberikan kepada pemerintah pusat
dan provinsi dalam hal ini sesuai dengan UU 23/2014. Seolah - olah pemerintah
kabupaten/kota tidak ikut terlibat dalam kehutanan. Sehingga akan sulit
perencanaan program dan kegiatan untuk membersamai karena nomenklatur
tidak masuk.
Kabupaten/kota bisa memberikan kontribusi dalam kawasan hutan sesuai
dengan regulasi. Jika mengacu periodisasi kepemimpinan daerah 5 tahunan,
dengan adanya pemilihan 10 tahun. Tahun ke 11 bisa berbeda visi dan misi
sehingga kami berharap penguatan bappeda terhadap hal – hal periodenisasi
kepemimpinan. Harapannya hasil rapat dapat menjadi acuan dan dapat
digunakan untuk pemimpin berikutnya yang berbeda visi dan misi. Misal yang
Zul Rohmiada 6 yang kita menyangkut NTB Asri dan Lestari, apakah kedepan
akan berbeda. Harapannya BAPPEDA kuat dalam rekomendasi hasil yang
sudah dibuat.
2. Zulfikri/Konsepsi
Kami tertarik dan menggaris bawahi kesimpulan pak wahyu bahwa kendala kita
dalam pengalokasian anggaran untuk pembangunan SDA adalah tekanan
keterbatasan anggaran. Kami piker ini klasik, apalagi setelah ada covid,
sinkronisasi dll. Pusat banyak anggaran yang hangus oleh kelompok atau
perorangan. Kita tidak perlu hanyut dengan masalah dipusat.
Terkait pengelolaan SDA, apakah kita perlu atau mungkin sebaiknya ada
regulasi yang dapat diinisiasi provinsi ada kontribusi secara voluntary atau
sukarela dari pemakai air. Petani kami dengar tidak boleh dipungut retribusi,
tapi dalam ws banyak keramba dll. Pemanfaatan air yang tidak semestinya.
Pemegang sipa mereka mendapat pajak dan retribusi, mungkin dari CSR-nya
member kontribusi terhadap pemeliharaan SDA di hulu.
Masyarakat hulu memiliki Sumber Daya untuk perbaikan hulu atau memperbaiki
hutan terutama di catchment area. NTB punya pengalaman di lobar yaitu perda
jasling, karena pengelolaan kurang tepat. Perda kurang tepat karena sudah
lintas kabupaten, dana yang terkumpul masuk ke kas daerah sehingga menjadi
temuan Bapak. Harus ada lembaga independen yang mengelola walau
melibatkan pemerintah dan pemerintah khusus untuk pengelolaan kawasan
hulu untuk pemeliharan dan pengelolaan hutan, sehingga saat musim hujan air
tidak menjadi run off tapi juga dapat masuk ketanah dan terikat apabila
catchment area memiliki pohon yang lebat. Perlu kontribusi multi pihak dengan
regulasi sebagai legal standing untuk melakukan pungutan meskipun sifatnya
sedikit memaksa. Mungkin provinsi bisa menginisiasi baik dari pertanian
maupun kehutanan.
Bank data tidak tersebar dan sporadic, tapi terintegrasi agar dapat
dimanfaatkan dengan baik.
3. Muhibbin/Satelit
Sudah disampaikan narasumber secara rigid, kesimpulannya hamper sama
yang diperdebatkan 5 – 6 tahun lalu. Program ini tidak sukses, karena
perubahan nomenklatur, tidak ada anggaran atau tidak dianggarkan. Terkait
perubahan nomenklatur dan mutasi jabatan sehingga tidak ada satu presepsi
yang sama dalam anggota TKPSDA.
Anggota TKPSDA perlu daya dorong, setiap evaluasi tidak ada hasil yang
ditelurkan TKPSDA sehingga menjadi masalah bersama.
Perlu yang melakukan perubahan nomenklatur adalah TKPSDA, sehingga ada
payung hukum yang menjadikan kita lebih perkasa dari legalitas standing untuk
mendorong rekomendasi.
TKPSDA didorong independent dengan dirinya sehingga tidak terintervensi oleh
apapun. Jika kita independent, kita akan lebih detil dengan pola kerja kita di
TKPSDA untuk 1 periode kedepan. Adanya teman – teman OPD, bisa
membantu kita di TKPSDA untuk memback program dari rekomendasi.
Hasilnya masih dibawah 50%.
17. Surana/HATHI
nomor 2 kok presentas, sinkronisasi meliputi 4 hal harus dilakukan untuk segala
bidang perencanaan, anggaran, pelaksanaan. Sehingga pencapaian
pelaksanaan kegiatan itu presentase maksudnya seperti apa. Sinkronisasi
disesuaikan dengan nomenklatur yang ada atau dibuat.
Setuju nomor 1 tidak ada seperti yang disampaikan Bapak Suhirman.
PEMBUKAAN
1. Ni Putu Arianti, ST., MT/Kepala Sekretariat TKPSDA WS Lombok
TKPSDA WS Lombok pada periode ke- III tahun 2019 – 2023 telah mendapat nominasi
juara 3 (tiga) tingkat Nasional dalam rangka Lomba TKPSDA WS Kewenangan Pusat
yang terselenggara di Kota Surabaya – Jawa Timur pada bulan November Tahun 2022.
Untuk TKPSDA WS Sumbawa pada periode ke- II tahun 2019 – 2023 tahun 2020
semula masuk dalam kategori berkembang menjadi kategori maju.
Dalam melaksanakan Tugas dan Fungsi TKPSDA, Balai Wilayah Sungai Nusa
Tenggara I melalui TKPSDA WS Lombok dan WS Sumbawa, akan memfasilitasi
pelaksanaan koordinasi agar dapat berjalan dengan baik.
3. Ir. Lies Nurkomalasari/Ketua Harian TKPSDA WS Lombok
Dengan terbentuknya TKPSDA WS Lombok dan WS Sumbawa, sehingga dapat
melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsinya seperti yang tertera dalam SK
Pembentukan TKPSDA yaitu membantu Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat dalam mengkoordinasikan Pengelolaan Sumber Daya Air di
Wilayah Sungai Lombok dan Wilayah Sungai Sumbawa Melalui :
1. Pembahasan rancangan Pola dan Rancangan Rencana Pengelolaan Sumber
Daya Air pada Wilayah Sungai Lombok guna perumusan bahan pertimbangan
untuk penetapan Pola dan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air;
2. Pembahasan Rancangan Program dan Rancangan Rencana Kegiatan
Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai Lombok guna
perumusan bahan pertimbangan untuk penetapan Program dan Rencana
Kegiatan Sumber Daya Air;
3. Pembahasan usulan Rencana Alokasi Air dari setiap sumber air pada Wilayah
Sungai Lombok guna perumusan bahan pertimbangan untuk penetapan
Rencana Alokasi Air;
4. Pembahasan rencana Pengelolaan Sistem Informasi Hidrologi,
Hidrometeorologi dan Hidrogeologi ( PSIH3 ) pada Wilayah Sungai Lombok
untuk mencapai keterpaduan Pengelolaan Sistem Informasi;
5. Pembahasan rancangan Pendayagunaan Kelembagaan Pengelolaan Sumber
Daya Air pada Wilayah Sungai Lombok; dan
6. Pemberian pertimbangan kepada Menteri mengenai pelaksanaan
Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Lombok.
Tugas TKPSDA bukan hal yang mudah karena di dalamnya akan dijumpai
berbagai yang tidak selalu sejalan. Oleh karena itu, wadah koordinasi yang
sudah terbentuk ini agar dapat dimanfaatkan sebaik – baiknya oleh setiap
anggota sebagai tempat menyampaikan permasalahan dan aspirasi bersama
untuk mencapai kesepakatan serta sinergitas dalam Pengelolaan SDA.
PAPARAN
1. Dr. Ir. H. Iswandi, M.Si/Kepala BAPPEDA Provinsi NTB
Arahan Kepala BAPPEDA selaku Ketua TKPSDA Provinsi NTB
a. Landasan Hukum
- UU Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air.
- Perpres Nomor 10 Tahun 2017
- Permen Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 17/PRT/M/2017
tentang Pedoman Pembentukan TKPSDA pada tingkat Wilayah Sungai.
- Kepmen Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor 796 Tahun 2023
tentang Pembentukan TKPSDA WS Lombok dan 1083 Tahun 2023 tentang
Pembentukan TKPSDA WS Sumbawa.
- Pergub nomor 43 Tahun 2021 tentang Perubahan nomor 40 Tahun 2014
terkait Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi NTB.
c. Manfaat TKPSDA
- Perencanaan jangka panjang.
- Penghematan sumber daya dan anggaran.
- Meningkatkan partisifasi masyarakat.
- Mengatasi konflik.
b. Penganggaran
- Kebijakan penganggaran masih belum money follow program.
- Proses perencanaan anggaran belum berbasis kerangka penganggaran
jangka menengah.
- Politik anggaran masih belum mengakomodir kebutuhan kelompok GEDSI.
- Penganggaran masih didominasi pemenuhan kebutuhan ekonomi jangka
pendek.
- Sumber pendanaan pemerintah terbatas dan peran pendanaan swasta
belum optimal.
- Belum berorientasi pada isu global perubahan iklim.
- Belanja pemerintah (Government Spending) belum berkualitas untuk
menggerakkan aktifitas ekonomi masyarakat.
- Belanja K/L dan belanja daerah belum sinergi.
Tujuan yang hendak dicapai agar tidak terlalu banyak, terlalu kotor dan terlalu
sedikit.
Jika terjadi krisis air maka akan berdampak pada krisis pangan, krisis
kepercayaan kepada pemerintah, krisis energi, konflik sosial dan krisis
kesehatan sehingga terjadi kemiskinan.
2. Fungsi
- Pengintegrasian dan penyelarasan kepentingan antar sektor, antar
wilayah serta antar pemilik kepentingan delam Pengelolaan Sumber
Daya Air pada Wilayah Sungai.
- Pemantauan, evaluasi pelaksanaan program dan rencana kegiatan
PSDA pada Wilayah Sungai.
e. Output
- Koordinasi terhadap PSDA secara menyeluruh.
- Rekomendasi Penetapan Pola dan Rencana, Penetapan Strategi terpilih
serta Monev RPSDA.
- Sinkronisasi Program Kegiatan para pemangku kepentingan (matriks)
- Koordinasi rencana Alokasi Air Tahunan, konflik pengguna dan
pengawasan (Rekomendasi RAAT).
- Koordinasi rencana Pengelolaan Informasi H3 Matriks kesepakatan.
- Rekomendasi tindaklanjut
- Koordinasi isu dan rekomendasi terhadap permasalahan PSDA.
DISKUSI
1. Jumatre/IP3A Batujai Lombok Tengah
Berkumpul bersama dihadiri tokoh – tokoh dan dinas – dinas di NTB, ingin 1
(satu) harapan kedepannya karena kami dari petani sedikitnya dapat ilmu dan
sumbangsihnya besar untuk masyarakat ditempat kami. TKPSDA khusus
membahas tentang air karena sangat urgen sekali, melalui TKPSDA ilmu SDA
dapat diteruskan kepada TKPSDA yang baru agar lebih baik sehingga, apa yang
dikoordinasikan dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan tugas.
Nah kita menjadi kebingungan dalam beberapa tahapan terakhir ini, terkesan
ruang untuk mengekpresikan dan pencarian solusi serta tingkat kemandirian
kawan – kawan semakin terkekang dan saya berharap kita kembali bahwa,
untuk kemandirian mutlak diberikan daya dorong dari berbagai macam
stakeholder untuk mencapai tingkat kemandirian itu. Kita melihat isu air di
Sumbawa mendapat tantangan yang sangat besar tingkat degradasi terutama
terkait dengan catchman area dan Sumber Daya Hutan. Lajunya sangat
kencang, sehingga butuh pendekatan – pendekatan yang lebih konkrit dan lebih
efektif dalam isu yang ingin kita tangani, sehingga dengan adanya tingkat
persoalan yang lebih ekstrim ini, tentu membutuhkan dorongan dari berbagai
macam stakeholder yang terkait dari persoalan ini, terima kasih.
Adapun kekurangan – kekurangan berkaitan dengan tata kelola dan tata kerja itu
akan kita perbaiki, saya ingin pastikan yang ingin kita efektifkan TKPSDA ini, itu
menjadi sangat penting untuk sama – sama kita wujudkan, karena TKPSDA ini
adalah terdiri dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota dan non
pemerintah, yang harus sama komitmennya, saya mewakili pemerintah provinsi
yang memegang TKPSDA WS Sumbawa melihat dukungan pangan, kita ingin
TKPSDA ini berjalan sesuai dengan yang kita harapkan. Selain P3A merupakan
objek yang akan menerima manfaat daripada Pengelolaan SDA juga berperan
penting sebagai mitra dalam TKPSDA, oleh karena itu saya berharap kita terus
meningkatkan penyadaran sampai ketingkat anggota P3A sebagai penerima
manfaat. Masalah 5 pilar program yang masih lemah adalah upaya konservasi,
itu memang jujur kita akui dan inilah yang kita harapkan kedepan baik WS
Sumbawa dan WS Lombok kita intensifkan.
Masalah konservasi ini akan dilaksanakan di tingkat Provinsi Tahun 2024 mudah
– mudahan diikuti oleh tingkat kabupaten/kota di wilayah masing – masing juga
memberi attensi kepada konservasi di daerah masing – masing jadi perlu
dukungan dari anggota P3A. Kita tahu kualitas air berkurang, DTA berkurang,
pendangkalan meningkat, hal – hal yang mengakibatkan menurunnya
konservasi tersebut harus kita cegah agar usia infrastruktur sesuai dengan umur
yang diperkirakan, bukannya semakin pendek. Jadi tidak cukup hanya dari
pemerintah saja, tetapi dari masyarakat harus meningkatkan perhatian dalam
penganggaran konservasi tata kelola yang diatur oleh kewenangan pusat,
provinsi dan kabupaten. Peran dari Komir sangat penting dalam mendukung
Pengelolaan SDA yang sebaik – baiknya, bila dirasa ada kegiatan dan tugas
yang tumpang tindih kedepan akan kita perbaiki.
Berkaitan dengan isu – isu SDA di Sumbawa memang menjadi tantangan yang
sangat besar di NTB, berkaitan dengan konservasi di Pulau Sumbawa. Kita
harus segera mengambil upaya langkah – langkah agar masalah ini tidak terus
berkelanjutan, walaupun kita butuh peningkatan pendapatan, namun perluasan
tanaman jagung juga harus diperhatikan untuk menjadi pemikiran agar tidak
menimbulkan musibah yang datang lebih besar dari hasil yang diperoleh
masyarakat dan ini harus dibangun kesadaran bersama – sama.
Upaya kearah ini sudah jadi perhatian ditingkat provinsi dan akan terus kita buat
sampai level kabupaten sehingga penanganannya lebih efektif, efisien dan
mendukung dalam ketersediaan air.
Pembentukan Dewan SDA yang tadinya wajib menjadi sunah karena Dewan
dibentuk oleh provinsi tergantung penting tidaknya Dewan Provinsi, jika
dianggap belum penting maka koordinasi dilaksanakan oleh tiap isntansi.
Sedangkan TKPSDA WS yang tadinya sunah menjadi wajib dibentuk mengingat
pentingnya Pengelolaan SDA.
8. Taupik/Bappeda Bima
Terkait komitmen kita, ingin memperkuat kolaborasi TKPSDA, Beberapa waktu
lalu Presiden Jokowi menyampaikan harapan kepada pesiden periode
berikutnya, menitipkan untuk menjaga ketahanan pangan.
Kelembagaan terkait pembina mis DAK non fisik sudah ada akan disampaiakan
kepada lembaga terkait. Konkrit pemberdayaa masyarakat sejalan dengan
contoh DAK.
11. Zulkipli/Konsepsi
Kalau melihat tugas TKPSDA, saya belum melihat bagaimana mendorong
partisipasi multipihak untuk Konservasi SDA, misalnya di hulu tidak terpelihara
dengan baik, maka akan selalu krisis air.
Dalam evaluasi sidang saya menangkap hal paling berat adalah tekanan
anggaran, ada juga masukan dari Pak Anang bahwa pemegang siap itu sumber
uang sehingga bagaimana kita untuk dapat mengajukan konsolidasi dengan
berbgai pihak untuk berkontribusi terhadap pemeliharaan dan konservasi bagian
hulu. Menurut ibu sebentar lagi ada Peraturan Pemerintah mungkin ini bisa
dimasukkan sebagai legal standing melakukan kewajiban bagi multipihak
kepada pemegang siap untuk berkontribusi terhadap Pengelolaan SDA, ada
pengalaman di Lombok Barat tentang Perda Jasa Lingkungan tapi itu tidak ada
cantelannya acuan dari mulai Kepmen, PP, undang – undang dan sebagainya.
Sehingga Perda ini dicabut, karena pengelolaannya yang kurang bagus hal ini
perlu diakomodir di dalam PP perlu.
12. Ibu Nurwidayati, ST., MT/Subdit Perencanaan Teknis dan Kelembagaan
Untuk mendorong partisipasi multipihak kita sekarang sudah punya PP namanya
PP 21 terkait Penerimaan Negara Bukan Pajak, jadi dalam perijinan pemegang
ijin punya kewajiban membayar biaya jasa Pengelolaan SDA, itu kalau dari sisi
Pengelolaan SDA, kalau dari sisi lingkungan ada timbal jasa lingkungan itu
sudah dipungut untuk Pengelolaan SDA dari Hulu sampai Hilir. Penetapan PP
Tahun 2022 penerapannya paling lambat 2 (dua) tahun setelah ditetapkan,
sekarang kebijakan Pengelolaan SDA kaitannya dengan PNPB, akan dikelola
oleh Balai dan PJT (Perum Jasa Tirta). Hanya sekarang kita baru menggodog
permennya, mudah – mudahan segera terbit. Setelah terbit nanti akan di
implementasikan terhadap tarif biaya Pengelolaan SDA per pengguna melalui
balai dan bisa digunakan Pengelolaan SDA.
KESIMPULAN :
1. TKPSDA WS Lombok dan TKPSDA WS Sumbawa diminta sinergitas, kolaborasi
semua, artinya kita diminta untuk saling bahu – membahu oleh Bapak Ketua kita
dalam melanjutkan program yang sudah ada.
2. Yang disampaikan Ibu Nurwidayati cukup banyak sampai dengan adanya usulan
terkait rencana DAK yang bukan non teknis juga sudah tertampung.
2023
LAPORAN
EVALUASI & MONITORING
TKPSDA WS LOMBOK
PERIODE 2019-2023
No. TAHUN AGENDA SIDANG PLENO HASIL REKOMENDASI TINDAK LANJUT INSTANSI PELAKSANA DOKUMENTASI
2019
1. Pengelolaan SIH3 WS Pengelolaan Sistem Informasi a. Diperlukan respon cepat antara Dinas PUPR a. Proses penyerahan data dan pencatatan BMKG Satklim kelas I Lombok Barat, Koordinasi Tim Pengelolaan data SDA
Lombok Hidrologi, Hidrometeorologi dan Provinsi NTB dan BWS Nusa Tenggara I dipercepat dan pencatatan data hidrologi BWS NT 1, Dinas PUPR Provinsi NTB,
Hidrogeologi (SIH3) WS Lombok dalam proses penyerahan aset dan SDM tetap dilakukan selama masa transisi Dinas ESDM Provinsi NTB
agar tidak terjadi kehilangan data. agar data tetap tersedia
b. Sebaran data diberbagai instansi atau b. koordinasi dan kerjasama pengelola data BMKG Satklim kelas I Lombok Barat,
lembaga. SDA yaitu di BMKG Satklim kelas I BWS NT 1, Dinas PUPR Provinsi NTB,
Lombok Barat, BWS NT 1, Dinas ESDM Dinas ESDM Provinsi NTB
Provinsi NTB dan dinas teknis lainnya
dalam pertukaran data.
c. Menghasilkan informasi Hidrologi, c. mendorong pengaktifan kembali tim BMKG Satklim kelas I Lombok Barat,
Hidrometeorologi dan Hidrogeologi (H3) teknis pengelolaan SIH3 Provinsi NTB. BWS NT 1, Dinas PUPR Provinsi NTB,
maka tiap Pengelola H3 khususnya Stasiun Dinas ESDM Provinsi NTB
Klimatologi Kelas I Lombok Barat, Unit
Hidrologi dan Kualitas Air BWS Nusa
Tenggara I serta Dinas ESDM Provinsi NTB
harus melakukan konsolidasi dan d NTB satu data BMKG Satklim kelas I Lombok Barat, Website SIH3
koordinasi. BWS NT 1, Dinas PUPR Provinsi NTB,
Dinas ESDM Provinsi NTB
2. RAAT WS Lombok Rancangan Rencana Alokasi Air a. Rancangan RAAT WS Lombok tahun a. Rekomendasi RAAT Tahun 2019/2020 Unit Alokasi Air BWS NT 1 Website Alokasi Air
2019/2020 Tahunan (RAAT) Wilayah Sungai 2019/2020 telah mendapat rekomendasi dapat diakses melalui Web Alokasi Air :
Lombok 2019/2020 dari TKPSDA WS Lombok melalui Sidang alokasiair-bwsnt1.com
Pleno.
LAPORAN
EVALUASI & MONITORING TKPSDA WS LOMBOK
PERIODE 2019-2023
No. TAHUN AGENDA SIDANG PLENO HASIL REKOMENDASI TINDAK LANJUT INSTANSI PELAKSANA DOKUMENTASI
b. Sosialisasi RAAT WS Lombok Tahun Unit Alokasi Air BWS NT 1 Sosialisasi Alokasi Air
2019/2020 kepada :
b. Rekomendasi RAAT ini sudah bisa - Anggota TKPSDA WS Lombok
digulirkan di lapangan dan dapat dilihat di
Web Alokasi Air. - PU Kab/Kota dan Provinsi
- Pengamat Pengairan
d Koordinasi Alokasi Air melalui tim teknis Unit Alokasi Air BWS NT 1
dan tim IWAF
2020
3. RAAT WS Lombok Rancangan Rencana Alokasi Air a. Dokumen Rancangan RAAT terlampir a. Penyebarluasan RAAT WS Lombok Unit Alokasi Air BWS NT 1 Website Alokasi Air
2020/2021 Tahunan (RAAT) Wilayah Sungai direkomendasikan untuk segera diajukan tahun 2020/2021 kepada anggota
Lombok oleh BWS NT I kepada Menteri PUPR Ditjen TKPSDA WS Lombok maupun pengguna
SDA untuk dapat penetapan. air lainnya melalui medsos dan website
alokasiair-bwsnt1.com
b. Sambil menunggu penetapan RAAT, maka b. RAAT dijadikan acuan dalam Komisi Irigasi Provinsi dan Rapat Komisi Irigasi
tiap unsur instansi/lembaga/wadah penyusunan dan pembahasan RTT oleh Kabupaten/Kota di Provinsi NTB
pengelolaan irigasi perlu menyiapkan Komisi Irigasi Provinsi dan
dokumen operasional/rencana teknis Kabupaten/Kota di Provinsi NTB
kegiatan tindak lanjut seperti menyusun RTT
Tahunan yang dikutip dari RAAT ini oleh
komir sekaligus melaksanakan
sosialisasinya.
LAPORAN
EVALUASI & MONITORING TKPSDA WS LOMBOK
PERIODE 2019-2023
No. TAHUN AGENDA SIDANG PLENO HASIL REKOMENDASI TINDAK LANJUT INSTANSI PELAKSANA DOKUMENTASI
c Koordinasi alokasi air melalui tim IWAF Unit Alokasi Air BWS NT 1 Rapat Komisi Irigasi
d keputusan bupati lombok tengah nomor Keputusan Bupati Lombok Tengah No 1.09 Tahun 2020
1.9 tahun 2020 tentang pembentukan tim
pengamanan distribusi air irigasi dinas
pupr kabupaten loteng tahun 2020
2021
4. Pembahasan Isu-isu Strategis a. Tim Pengelola Risiko Banjir dibentuk a. Pengurangan resiko besaran banjir Dinas PUPR Prov NTB, BWS NT 1,
Isu-isu Strategis Wilayah Sungai Lombok ditingkat Wilayah Sungai dengan memilih melalui pembangunan prasarana Dinas LHK Prov. NTB
Wilayah Sungai perwakilan stakeholders yang tepat sebagai pengendali :
anggota tim yang beranggotakan SKPD, - Melaksanakan pembangunan, Operasi Pembuatan DAM Penahan Banjir
Swasta, Kelompok Komunitas dan warga dan Pemeliharaan prasarana fisik
setempat. pengendali banjir.
No. TAHUN AGENDA SIDANG PLENO HASIL REKOMENDASI TINDAK LANJUT INSTANSI PELAKSANA DOKUMENTASI
Pembangunan DAM Penahan Banjir Desa Sukadana
b. Menyusun visi bersama melalui proses - Melakukan pengelolaan dan perbaikan Pekerjaan Drainase Perkotaan Simpang 4 Tanah Aji
visioning, sehingga terbentuk komitmen dan drainase perkotaan dengan
rasa memiliki bersama dalam melaksanakan meminimalkan lapis kedap air,
strategi Pengelolaan Risiko banjir. mengurangi run off, menambah bidang
resapan dan membuat kolam pangatur
banjir.
No. TAHUN AGENDA SIDANG PLENO HASIL REKOMENDASI TINDAK LANJUT INSTANSI PELAKSANA DOKUMENTASI
Pekerjaan Drainase Perkotaan Simpang 4 Tanah Aji
No. TAHUN AGENDA SIDANG PLENO HASIL REKOMENDASI TINDAK LANJUT INSTANSI PELAKSANA DOKUMENTASI
Pekerjaan Drainase Rembiga
No. TAHUN AGENDA SIDANG PLENO HASIL REKOMENDASI TINDAK LANJUT INSTANSI PELAKSANA DOKUMENTASI
Rehab Hutan Lahan Suela Lotim
b. Pengurangan risiko secara non struktural Dinas PUPR Prov NTB, BWS NT 1, Jadwal Piket Posko Bencana BWS NT 1
: Dinas LHK Prov. NTB
- Tim siaga banjir dan kekeringan
No. TAHUN AGENDA SIDANG PLENO HASIL REKOMENDASI TINDAK LANJUT INSTANSI PELAKSANA DOKUMENTASI
Tindak Lanjut Anggota Non Pemerintah (KMPS)
5. RPSDA Wilayah Pembahasan Evaluasi Dokumen a. Review Dokumen Rencana Pengelolaan a. Menyampaikan hasil Rekomendasi Sekretariat TKPSDA WS Lombok Tanda Terima Penyampaian Hasil Rekomendasi Sidang Pleno
Sungai Lombok Pola RPSDA WS Lombok Sumber Daya Air Wilayah Sungai Lombok TKPSDA WS Lombok kepada Menteri
PUPR cq Dirjen SDA, Kelembagaan,
Gubernur, Bupati dan Walikota sepulau
Lombok
LAPORAN
EVALUASI & MONITORING TKPSDA WS LOMBOK
PERIODE 2019-2023
No. TAHUN AGENDA SIDANG PLENO HASIL REKOMENDASI TINDAK LANJUT INSTANSI PELAKSANA DOKUMENTASI
b. Mensosialisasikan RPSDA kepada pihak BWS NT 1 Sosialisasi RPSDA WS Lombok
terkait
d Monitoring dan evaluasi dokumen Pola BWS NT 1 Monitoring dan Evaluasi Dokumen Pola dan RPSDA
dan Rencana PSDA WS Lombok
LAPORAN
EVALUASI & MONITORING TKPSDA WS LOMBOK
PERIODE 2019-2023
No. TAHUN AGENDA SIDANG PLENO HASIL REKOMENDASI TINDAK LANJUT INSTANSI PELAKSANA DOKUMENTASI
Monitoring dan Evaluasi Dokumen Pola dan RPSDA
6. Pengelolaan SIH3 WS Pembahasan Pengelolaan Sistem a. Matriks Tindak Lanjut dan Rencana Aksi a. Menyampaikan hasil Rekomendasi Sekretariat TKPSDA WS Lombok Tanda Terima Penyampaian Hasil Rekomendasi Sidang Pleno
Informasi Hidrologi, Hidrometeorologi Pengelolaan SIH3 WS Lombok sudah TKPSDA WS Lombok kepada Menteri
dan Hidrogeologi (SIH3) WS Lombok disepakati bersama dengan beberapa PUPR cq Dirjen SDA, Kelembagaan,
catatan yang akan diperbaiki. Gubernur, Bupati dan Walikota sepulau
Lombok
c. Portal SIH3 akan siap tayang. b. Mengajukan draft revisi Pergub 40 tahun TKPSDA WS Lombok Pergub No. 40/2014 Pergub No. 43/2021
2014 ke Dewan SDA NTB dan
memfasilitasi pembahasan revisi Pergub
No. 40 Tahun 2014
7. RAAT WS Lombok Pembahaan Rancangan Rencana a. Disepakati bahwa potensi ketersediaan air a. Menyampaikan hasil Rekomendasi Sekretariat TKPSDA WS Lombok Tanda Terima Penyampaian Hasil Rekomendasi Sidang Pleno
2021/2022 Alokasi Air Tahunan (RAAT) WS dialokasikan sesuai dengan prioritas TKPSDA WS Lombok kepada Menteri
Lombok 2021/2022 penjatahan air : PUPR cq Dirjen SDA untuk mendapatkan
penetapan Rencana Alokasi satu tahun
- Sektor air minum RKI : Alokasi Air di 70 titik kedepan, Kelembagaan, Gubernur,
PDAM sebesar 2.951 lt/dt merata selama 36 Bupati dan Walikota sepulau Lombok
dasarian atau 93 juta m³ dari 108 kabutuhan
mata air.
LAPORAN
EVALUASI & MONITORING TKPSDA WS LOMBOK
PERIODE 2019-2023
No. TAHUN AGENDA SIDANG PLENO HASIL REKOMENDASI TINDAK LANJUT INSTANSI PELAKSANA DOKUMENTASI
- Sektor Irigasi : Alokasi Air di 643 unit BU b. RAAT dijadikan acuan dalam Komisi Irigasi Provinsi dan Sidang Komisi Irigasi
berkisar sebesar 44.272 lt/dt (Januari III) penyusunan RTT oleh Komisi Irigasi Kabupaten/Kota di Provinsi NTB
- Sektor energi : Alokasi Air untuk pembangkit c SK Gubernur tentang RTT. Gubernur Provinsi NTB SK Gubernur Penetapan RTT
listrik Tenaga Air di 7 lokasi BU
PLTA/PLTMH berkisar 2.139 lt/dt (Ototober
II) sampai 16.381 lt/dt (Februari III) Non-
Concumptive selama 16-36 Dasarian atau
368 Juta M³.
8. Pendayagunaan Fungsi Lembaga dalam Pengelolaan a. Meningkatkan koordinasi antar lembaga dan a. Menyampaikan hasil rekomendasi Sekretariat TKPSDA WS Lombok Tanda Terima Penyampaian Hasil Rekomendasi Sidang Pleno
Kelembagaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai sosialisasi adanya lembaga TKPSDA TKPSDA kepada Menteri PUPR cq Dirjen
Lombok kepada masyarakat SDA, Kelembagaan, Gubernur, Bupati
dan Walikota Sepulau Lombok
LAPORAN
EVALUASI & MONITORING TKPSDA WS LOMBOK
PERIODE 2019-2023
No. TAHUN AGENDA SIDANG PLENO HASIL REKOMENDASI TINDAK LANJUT INSTANSI PELAKSANA DOKUMENTASI
b. Pemberdayaan masyarakat dalam b. Membangun koordinasi dan komunikasi TKPSDA WS Lombok, BWS NT 1, Dinas Publikasi Koordinasi antar Lembaga Pengelolaan SDA pada media sosial
penanggulanan bencana antar Kelembagaan Pengelolaan SDA : LHK, Dinas ESDM, Dinas PUPR Provinsi/
Dewan SDA, Komisi Irigasi, TKPSDA Kabupaten, Bappeda Provinsi/
WS, Forum DAS, Komunitas Masyarakat Kabupaten, Dinas Pertanian Provinsi
Peduli Sungai dan Waduk, Lembaga Non /Kabupaten, BPBD, Organisasi Non
Pemerintah maupun komunitas lainnya Pemerintah
terkait Pengelolaan SDA.
c. Menginformasikan kondisi klimatologi dan c. Sharing Data Klimatologi dan Meteorologi BMKG Satklim kelas I Lombok Barat, Diskusi Tim Pengelolaan SIH3
meteorologi, seperti kondisi iklim, prakiraan melalui medsos dan mendorong BWS NT 1, Dinas PUPR Provinsi NTB,
hujan, prakiraan kekeringan, prakiraan pengelolaan SIH3 di Provinsi NTB Dinas ESDM Provinsi NTB
musim dan lain-lain, melalui berbagai media,
yang akan dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan lembaga/instansi pengelolaan
sumber daya air dalam membuat kebijakan
d. BPBD bersama forum pengurangan risiko BPBD Workshop Pentahelix BPBD Prov NTB
bencana NTB yang melibatkan unsur
pentahelix mengkordinasikan pembagian
tugas dalam penanggulangan bencana
dan aplikasi NTB Siaga.
LAPORAN
EVALUASI & MONITORING TKPSDA WS LOMBOK
PERIODE 2019-2023
No. TAHUN AGENDA SIDANG PLENO HASIL REKOMENDASI TINDAK LANJUT INSTANSI PELAKSANA DOKUMENTASI
2022
9. Isu-isu Strategis Pembahasan Isu-isu Strategis a. Pembahasan Isu strategis terkait a. Menyampaikan hasil rekomendasi Sekretariat TKPSDA WS Lombok Tanda Terima Penyampaian Hasil Rekomendasi Sidang Pleno
Wilayah Sungai Wilayah Sungai Lombok Pengendalian Daya Rusak Air di WS TKPSDA W Lombok kepada Menteri
Lombok Lombok harus dipisahkan antara bagian PUPR cq Dirjen SDA, Kelembagaan,
Hulu, Tengah dan Hilir karena masing- Gubernur, Bupati dan Walikota se- Pulau
masing bagian memiliki karakter dan isu Lombok.
yang berbeda-beda.
b. Pelibatan dan penguatan masyarakat, b. Inventaris dan Identifikasi kondisi TKPSDA WS Lombok, BWS NT 1, Dinas Posko Bencana Banjir dan Kekeringan di BWS Nusa Tenggara I
komunitas, forum PSDA dan Perguruan pengelolaan SDA pada Bagian Hulu, LHK, Dinas ESDM, Dinas PUPR Provinsi/
Tinggi dalam kegiatan Non-Struktural terkait Tengah dan Hilir. Kabupaten, Bappeda Provinsi/
Pengendalian Daya Rusak Air. Kabupaten, Dinas Pertanian Provinsi
/Kabupaten, BPBD, Organisasi Non
Pemerintah
d. Mendorong pemenuhan kebutuhan c. Gerakan Nasional kemitraan TKPSDA WS Lombok, BWS NT 1, Dinas FGD Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air
rehabilitasi DAS bagi stakeholder yang penyelamatan air LHK, Dinas ESDM, Dinas PUPR Provinsi/
memiliki ijin penggunaan kawasan Hutan Kabupaten, Bappeda Provinsi/
dan Pengelolaan SDA. Kabupaten, Dinas Pertanian Provinsi
/Kabupaten, BPBD, Organisasi Non
Pemerintah
LAPORAN
EVALUASI & MONITORING TKPSDA WS LOMBOK
PERIODE 2019-2023
No. TAHUN AGENDA SIDANG PLENO HASIL REKOMENDASI TINDAK LANJUT INSTANSI PELAKSANA DOKUMENTASI
FGD Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air
No. TAHUN AGENDA SIDANG PLENO HASIL REKOMENDASI TINDAK LANJUT INSTANSI PELAKSANA DOKUMENTASI
e. Melakukan/menguatkan upaya mitigasi d. Pembinaan, penguatan dan pelibatan TKPSDA WS Lombok, Dinas LHK, Dinas Penguatkan upaya mitigasi Bencana Melalui Desa Peduli Lingkungan
Bencana masyarakat dalam kolaborasi ESDM, Dinas PUPR Provinsi/ Kabupaten,
pengendalian daya rusak air Bappeda Provinsi/ Kabupaten, Dinas
Pertanian Provinsi /Kabupaten, BPBD,
Organisasi Non Pemerintah
10. Sinkronisasi Program Pembahasan Sinkronisasi dan a. Terdapat deviasi yang cukup signifikan a. Menyampaikan hasil Rekomendasi Sekretariat TKPSDA WS Lombok Tanda Terima Penyampaian Hasil Rekomendasi Sidang Pleno
Evaluasi terhadap Rencana antara rencana dan realisasi sebesar TKPSDA WS Lombok kepada Menteri
Pengelolaan SDA WS Lombok 48,78%. PUPR cq Dirjen SDA, Kelembagaan,
Gubernur, Buapti, dan Walikota se Pulau
Lombok.
LAPORAN
EVALUASI & MONITORING TKPSDA WS LOMBOK
PERIODE 2019-2023
No. TAHUN AGENDA SIDANG PLENO HASIL REKOMENDASI TINDAK LANJUT INSTANSI PELAKSANA DOKUMENTASI
b. Terdapat Ketidaksesuaian dengan b. mendorong pelaksanaan program dan BWS NT 1, TKPSDA WS Lombok, Hasil Monitoring dan Evaluasi Program Kerja OPD Terhadap RPSDA
Permendagri No. 90 Tahun 2019. kegiatan dalam RPSDA dapat terealisasi Bappeda Provinsi/Kabupaten
c. Mengusulkan adanya surat edaran Ditjen c. melaksanakan inventaris dan identifikasi BWS NT 1 Rencana Program Kerja OPD Pengelolaan SDA s/d 2024
SDA Kementerian PUPR kegiatan untuk usulan rpsda yang
direncanakan penyusunannya pada
tahun 2024
11. Pengelolaan SIH3 WS Pembahasan Pengelolaan SIH3 a. Pengelolaan SIH3 dapat menjadi perhatian a. Menyampaikan hasil Rekomendasi Sekretariat TKPSDA WS Lombok Tanda Terima Penyampaian Hasil Rekomendasi Sidang Pleno
Lombok Wilayah Sungai Lombok untuk mendukung Pengelolaan SDA. TKPSDA WS Lombok kepada Gubernur,
Buapti, dan Walikota se NTB, BMKG
Staklim NTB, Dewan SDA
b. Tim koordinasi yang dibentuk dapat b. Penyusunan SOP Tim Koordinasi PSIH3 Tim SIH3 Provinsi NTB SOP tim Koordinasi PSIH3
melaksanakan tugas untuk mendukung Provinsi NTB Nomor 1 tahun 2022
Pengelolaan SIH3 di Provinsi NTB.
c. Portal SIH3 disepakati menggunakan Tim SIH3 Provinsi NTB Website BMKG sebagai Website SIH3
website bmkg dan saat ini sedang proses
inputing data dari masing-masing tim.
c. Stakeholder terkait dapat mengambil peran d. rencana akan disiapkan beberapa sop Tim SIH3 Provinsi NTB
dalam Pengelolaan SIH3 di Provinsi NTB. termasuk mengkoordinasikan psih3
dengan ntb satu data
LAPORAN
EVALUASI & MONITORING TKPSDA WS LOMBOK
PERIODE 2019-2023
No. TAHUN AGENDA SIDANG PLENO HASIL REKOMENDASI TINDAK LANJUT INSTANSI PELAKSANA DOKUMENTASI
12. RAAT WS Lombok a. Prinsip kelanjutan-efisiensi-keadilan anatar a. Menyampaikan hasil rekomendasi Sekretariat TKPSDA WS Lombok Tanda Terima Penyampaian Hasil Rekomendasi Sidang Pleno
2022/2023 penguna air dan antar pengguna air sejenis TKPSDA WS Lombok kepada Menteri
dalam kesatuan sistem sungai yang PUPR cq Dirjen SDA untuk mendapatkan
didalamnya terdapat BU pengambilan air penetapan Rencana Alokasi satu tahun
irigasi dan non irigasi. kedepan, Kelembagaan, Gubernur,
Bupati dan Walikota se Pulau Lombok.
b. Prioritas kebutuhan air untuk: PDAM se b. RAAT dijadikan acuan dalam Komisi Irigasi Provinsi dan Sidang Komisi Irigasi
Pualau Lombok, irigasi kewenangan penyusunan RTT oleh Komisi Irigasi Kabupaten/Kota di Provinsi NTB
pemerintah, pemerintah Prov. NTB dan Provinsi dan Kabupaten/Kota di Provinsi
pemerintah Kabupaten/Kota se Pulau NTB
Lombok, termasuk kebutuhan air irigasi
desa dan budidaya perikanan yang
mengikuti pola operasi irigasi.
c. Koordinasi alokasi air melalui tim teknis Unit Alokasi Air BWS NT 1 Koordinasi Tim Alokasi Air dan tim IWAF
dan tim IWAF
LAPORAN
EVALUASI & MONITORING TKPSDA WS LOMBOK
PERIODE 2019-2023
No. TAHUN AGENDA SIDANG PLENO HASIL REKOMENDASI TINDAK LANJUT INSTANSI PELAKSANA DOKUMENTASI
Koordinasi Tim Alokasi Air dan tim IWAF
d. Draft SK Gubernur tentang RTT - Komisi Irigasi Pelaksanaan Alokasi Air di Lombok Utara
- Dinas PUPR Prov. NTB
2023
13. Pengelolaan SIH3 Perkembangan Pengelolaan a. Penyempurnaan Pengelolaan Sistem a. Peluncuran Portal SIH3 oleh BMKG BMKG Staklim NTB Website SIH3 NTB
WS Lombok Sistem Informasi Hidrologi, Informasi H3 Agar Sesuai Dengan Staklim NTB
Hidrometeorologi Dan Kebijakan Satu Data Indonesia
Hidrogeologi (Sih3)
Provinsi Nusa Tenggara Barat
b. Pengembangan dan Penguatan b. Integrasi Pengelolaan SIH3 dengan Dinas Kominfotik Prov. NTB Portal NTB Satu Data
Kemitraan untuk Mendukung dan NTB Satu Data dan PUI Geomagnetik
Berintegrasi dalam Pengelolaan Sistem Unram
Informasi H3 di Provinsi NTB dengan NTB
Satu Data dan PUI Geomagnetik Unram
b. Pengajuan Penetapan Rancangan Unit Alokasi Air BWS NT I Surat Pengantar RAAT WS Lombok 2023/2024
RAAT Kepada Menteri PUPR
JADWAL KEGIATAN
Tujuan studi banding : Kunjungan Kerja (Studi Banding) Anggota TKPSDA dan Tim
Sekretariat TKPSDA WS Citarum Tahun 2023.
LAMPIRAN
STUDI BANDING
SEKRETARIAT TKPSDA
WS JRATUNSELUNA
DOKUMENTASI KEGIATAN
STUDI BANDING SEKRETARIAT TKPSDA
WS JRATUNSELUNA
Tujuan studi banding : Kunjungan Kerja Tim Sekretariat TKPSDA WS Jratunse luna
LAMPIRAN
KEGIATAN STUDY BANDING
RENCANA ALOKASI AIR
TAHUNAN (RAAT)
DOKUMENTASI KEGIATAN
STUDY BANDING RENCANA ALOKASI AIR TAHUNAN (RAAT)
Tujuan studi banding : Peningkatan Mutu dan Kualitas Tim Sekretariat TKPSDA
BWS Sumatera I Banda Aceh.