Anda di halaman 1dari 117

’LAPORAN KERJA INDUSTRI

DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEKSTIL VI


DAN PT INDO PACIFIC

Diajukan untuk memenuhi mata kuliah kerja industri pada


kurikulum Dual System

Oleh:
FAUZAN RAHMAN
NPM : 20410039
TEKNIK TEKSTIL

POLITEKNIK STTT BANDUNG


2023
LAPORAN KERJA INDUSTRI
DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEKSTIL VI
DAN PT INDO PACIFIC

Diajukan untuk memenuhi mata kuliah kerja industri pada


kurikulum Dual System

Oleh:
FAUZAN RAHMAN
NPM : 20410039
TEKNIK TEKSTIL

POLITEKNIK STTT BANDUNG


2023
LAPORAN KERJA INDUSTRI
DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEKSTIL VI
DAN PT INDO PACIFIC

Diajukan untuk memenuhi mata kuliah kerja industri pada


kurikulum Dual System

Oleh:
FAUZAN RAHMAN
NPM : 20410039
TEKNIK TEKSTIL

Pembimbing I: Resty Mayseptheny Hernawati, S.ST.,M.T.


Pembimbing II: Ecep Kurniawan

POLITEKNIK STTT BANDUNG


2023
LAPORAN KERJA INDUSTRI
DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEKSTIL VI
DAN PT INDO PACIFIC

Diajukan untuk memenuhi mata kuliah kerja industri pada


kurikulum Dual System

Oleh:
FAUZAN RAHMAN
NPM : 20410039
TEKNIK TEKSTIL

Pembimbing I Pembimbing II

Resty Mayseptheny Hernawati, S.ST.,M.T. (Ecep Kurniawan)

POLITEKNIK STTT BANDUNG


2023
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Ketua Penguji : Tanggal:

Ketua Jurusan : Tanggal:


Teknik Tekstil

Pembantu Direktur 1 : Tanggal:


Politeknik STTT Bandung
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas Nikmat yang sudah diberikan sehingga pada saat ini penulis dapat
menyelesaikan Proses Kerja Industri (KI) dan Laporan Kerja Industri dengan
baik dan tepat waktu. Pembuatan laporan ini berdasarkan hasil Kerja Industri
yang dilakukan oleh penulis di PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI dan PT Indo
Pacific yang bertujuan untuk memenuhi kewajiban mata kuliah Kerja Industri
di Politeknik STTT Bandung.

Dalam kesempatan ini pula, penulis mengucapkan banyak terima kasih


kepada Ibu dan Bapak yang senantiasa selalu memberikan dukungan dan
doa demi keberhasilan penulis dalam menjalankan salah satu kewajiban
perkuliahan nya ini. Ucapan terima kasih pula penulis sampaikan kepada
pihak yang senantiasa membantu pada saat pelaksanaan Kerja Industri (KI)
dan penyusunan Laporan Kerja Industri, yaitu kepada:

1. Resty Mayseptheny Hernawati S.ST.,M.T. selaku dosen pembimbing yang


telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan Laporan
Kerja Industri,
2. Bapak Thomas Adi Prayogo dan Bapak Eko Nur Cahyo selaku
pembimbing di industri PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI,
3. Bapak Ecep Kuniawan selaku pembimbing di industri dan semua staff dan
Pegawai PT Indo Pacific yang telah memberikan arahan dalam
pelaksanaan Kerja Industri (KI) berlangsung

Bandung, Juli 2023

Fauzan Rahman
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
RINGKASAN
PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI adalah salah satu cabang Duniatex Group yang
bergerak di bidang pertenunan. PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI memproduksi kain
mentah dari berbagai jenis benang, baik itu jenis benang rayon, polester, cotton, dan
masih banyak lagi. Perusahaan ini didirikan pada bulan juni tahun 2017 dan
berlokasi di Desa Pengkol, Nguter, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia. Perusahaan
ini memiliki jumlah karyawan sebanyak 796 orang, dan untuk struktur organisasi di
Perusahaan ini ialah berbentuk garis. Untuk pendiri dari PT Duniatex Group ini ialah
Sumitro Hartono
Bagian PPC PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI akan membuat production planning
setelah mendapatkan orderan yang masuk dari customer melalui bagian marketing.
Marketing sendiri merupakan bagian yang hanya terdapat di pusat Duniatex Group
saja, jadi yang menentukan orderan masuk dan akan di produksi di cabang Duniatex
Group yang mana adalah bagian marketing (pusat). Hal yang menjadi perhatian
untuk menerima order adalah kesediaan bahan baku dan kesesuaian mesin yang
dipakai. Ketika hal tersebut sudah terpenuhi, maka bagian PPC menyusun
perencanaan dan pengendalian produksi agar kuantitas dan kualitas produk yang
dihasilkan sesuai dengan permintaan.
Mesin-mesin untuk memproduksi kain tenun yang digunakan terdiri dari mesin
persiapan pertenunan seperti, warping, sizing, leasing, reaching, dan mesin tenun
berupa mesin rapier dan air jet loom. Dengan jumlah mesin tenun rapier sebanyak
1500 mesin, sedangkan mesin tenun Air Jet loom sebanyak 1300 mesin. Proses
produksi mesin yang digunakan adalah mesin warping, sizing, leasing, reaching,
tying, loom, inspecting, dan folding. Proses produksi di PT Delta Merlin Dunia Tekstil
VI ditunjang oleh berbagai sarana seperti tenaga listrik, air conditioner (AC), boiler,
kompresor, pengolahan limbah, dan pergudangan.
Bagian diskusi membahas mengenai proses produksi dari konstruksi PE 605445 K
1/1. Permasalahan yang akan dibahas yaitu mengenai cacat netting pada kain,
Cacat netting pada kain adalah ketika ada bagian kain yang mengalami kerusakan
atau retakan, sehingga menyebabkan kemunculan jaringan atau benang yang
terbuka. Hal ini disebabkan oleh benang lusi yang tidak teranyam pada saat proses
loom. Solusi supaya tidak terjadi benang lusi tidak teranyam adalah lebih teliti lagi
dalam mengerjakan proses pencucukan agar semua benang lusi dapat masuk ke
dropper, gun, dan sisir tenun dan bisa teranyam pada saat proses pertenunan.
Untuk penerapan industry 4.0 dipabrik PT Delta merlin dunia textile VI hanya
menerapkan barcode dan fingerprint saja, yang artinya pabrik ini belum berevolusi
ke industry 4.0. Pabrik yang belum berevolusi industri 4.0 adalah pabrik-pabrik yang
masih menggunakan teknologi dan sistem produksi tradisional atau terbatas dalam
mengadopsi inovasi teknologi terkini. Mereka mungkin menghadapi beberapa
tantangan, yang dapat dikembangkan di PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI yaitu GPS
adalah singkatan dari Global Positioning System. GPS adalah sistem navigasi yang
menggunakan satelit untuk menyediakan informasi lokasi, waktu, dan navigasi di
seluruh dunia. Dengan bantuan sinyal yang dikirimkan oleh satelit GPS, penerima
GPS dapat menentukan posisi geografis dengan akurasi yang tinggi. GPS
digunakan dalam berbagai bidang, termasuk navigasi kendaraan, peta digital,
pemantauan posisi, dan penelitian ilmiah.
RINGKASAN
PT Indo Pacific adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertenunan. PT Indo
Pacific memproduksi kain greige, cele, printing, dan dyeing dari berbagai jenis bahan
baku benang, baik itu jenis benang cotton, rayon, polyester, dan campuran. Dengan
nomor benang yang berbeda-beda. PT Indo Pacific didirikan pada tahun 1972 yang
berlokasi di Jalan Raya Laswi Kampung Randukurung RT 01 RW 03, Desa
Padaulun, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung. PT Indo Pacific memiliki luas
area sebesar 10.946 𝑚2. Fasilitas penunjang untuk kesejahteraan karyawan PT
Indo Pacific terdiri dari gaji, BPJS, seragam kerja, perjalanan dinas untuk staff
perusahaan, tempat ibadah, tempat parkir, dan tempat istirahat. PT Indo Pacific
dalam menjalankan operasional perusahaan menerapkan struktur organisasi yang
berbentuk garis yang dipimpin oleh Direktur. PT Indo Pacific juga memiliki jumlah
tenaga kerja sebanyak 301 orang pada bulan mei-juni dengan tingkat pendidikan
bermacam-macam. Pengaturan waktu kerja di PT Indo Pacific menjadi dua yaitu
shift dan non shift. Waktu kerja shift ada tiga bagian yaitu shift pagi, siang dan
malam.
Pemeliharaan dan perbaikan mesin pada PT Indo Pacific menjadi tanggung jawab
Departemen Maintenance. Hal ini sangat penting dilakukan guna menjaga produksi
tetap berjalan lancar dan sesuai rencana yang ditetapkan. Kegiatan pemeliharaan
dan perbaikan mesin tidak hanya dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan. Akan tetapi, juga kondisional menyesuaikan apabila terjadi kerusakan
pada mesin. Pemeliharaan dan perbaikan mesin dibagi menjadi tiga hal yaitu
pemeriksaan (Checking Maintenance), preventive maintenance, dan corrective
maintenance.
Pengendalian mutu pada PT Indo Pacific menjadi tanggung jawab seluruh bagian
yang berhubungan langsung dengan proses produksi. Akan tetapi, untuk melakukan
pengujian kualitas merupakan tanggung jawab Departemen Quality Control.
Pengendalian mutu dilakukan mulai dari bahan baku, proses produksi, dan produk,
kegiatan ini perlu dilakukan untuk menjaga kualitas dan mutu produk yang
dihasilkan.
BAB 1 PENDAHULUAN

Pendidikan Politeknik berdasarkan Undang-Undang No.20 tahun 2003


diselenggarakan dengan tujuan mempersiapkan peserta didik untuk memiliki
keahlian terapan, oleh karena itu dalam proses pembelajarannya perlu dirancang
program-program yang dapat mendekatkan para peserta didik dengan dunia kerja
yang nantinya akan dihadapi. Sebagai implementasi dari hal tersebut maka dalam
kurikulum Politeknik STTT Bandung terdapat mata kuliah Kerja Industri (KI). Kerja
Industri (KI) merupakan salah satu kegiatan kurikuler yang harus dilaksankan oleh
mahasiswa semester 6 dan semester 7 Politeknik STTT Bandung dengan tujuan
memberi bekal kepada mahasiswa mempersiapkan diri sebelum memasuki dunia
kerja nyata.

Penulis melaksanakan Kerja Industri (KI) tahap 1 di PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI
yang berlokasi di Desa Pengkol, Nguter, Kab, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia,
dan pelaksanaan Kerja Industri (KI) tahap 2 di PT Indo Pacific yang berlokasi di Jl.
Raya Laswi No.1, Biru, Kec. Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40392.
Kerja Industri (KI) tahap 1 ini telah dilaksanakan selama 55 hari kerja dengan aturan
kerja 5 (lima) hari dalam 1 (satu) minggu dan dimulai sejak 13 maret 2023 sampai
dengan 22 Juni 2023, Dan Kerja Industri (KI) tahap 2 ini telah dilaksanakan selama
55 hari kerja dengan aturan kerja 5 (lima) hari dalam 1 (satu) minggu dan dimulai
sejak 23 Oktober sampai dengan 5 januari 2024. (KI) tahap 1 yang dilakukan oleh
penulis berfokus pada perencanaan dan pengendalian produksi serta proses
produksi kain tenun mentah (Kain Greige). Adapun Kerja Industri (KI) tahap 2 yang
dilakukan oleh penulis berfokus pada Maintenance mesin dan Quality control pada
mesin produk maupun bahan baku.

Dalam pembuatan jadwal Kerja Industri (KI) pihak pabrik bekerjasama dengan
mahasiswa apa saja yang harus diketahui dan dipelajari selama Kerja Industri (KI)
berlangsung sehingga terciptanya pelaksanaan Kerja Industi (KI) yang sistematis
juga efisien. Pada saat pelaksanaan Kerja Industri (KI) pun mahasiswa diminta untuk
bisa beradaptasi dengan segala kultur, budaya, maupun aturan yang ada di Indo
Pacific Kendala yang dialami mahasiswa pada saat Kerja Industri (KI) tahap 1 yaitu
ada beberapa kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan pabrik dan
beberapa data perusahaan yang diperlukan dalam Laporan Kerja Industri tetapi
sifatnya privasi, sehingga penjelasan yang disampaikan dalam laporan kerja industri
di paparkan secara umum saja, dan untuk kendala yang dialami mahasiswa pada
saat Kerja Industri (KI) tahap 2 yaitu beberapa kesulitan dalam penyesuaian diri
dengan lingkungan pabrik Beriringan dengan itu, penulis sangat bersyukur karena
dapat diterima oleh semua pihak di PT Indo Pacific dengan baik.

Penyusunan Laporan Kerja Industri ini terdiri dari 5 (lima) bab, diantaranya bab I
(pendahuluan) berupa uraian tentang latar belakang diadakannya Praktik kerja
industri. Kemudian bab II (bagian umum perusahaan), berisi tentang perkembangan
perusahaan, struktur organisasi, permodalan dan pemasaran, serta
ketenagakerjaan. Selanjutnya bab III (produksi), yaitu uraian tentang pemeliharaan
dan perbaikan mesin, pengendalian mutu, transformasi industri 4.0. Pada bab IV
(diskusi), berisi masalah yang terdapat saat pelaksanaan Kerja Industi (KI) dan cara
mengatasi masalah tersebut ditinjau dari segi pemeliharaan dan perbaikan mesin,
pengendalian mutu, transformasi industri 4.0. Dan pada bab V (penutup), berisi
kesimpulan dan saran dari masalah yang terdapat di bab IV
BAB II BAGIAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Perkembangan Perusahaan

Duniatex Group adalah perusahaan Tekstil yang didirikan pada tahun 1974 oleh
Bapak Sugeng Hartono dengan nama CV. Duniatex. Perusahaan Tekstil CV.
Duniatex tersedia di seluruh Jawa Tengah dan Mengenai pusatnya, Duniatex Group
memiliki pusat di Jl. Raya Palur Km 7.1 Turisari, Dagen, Kec. Jawa Tengah, Kab.
Karanganyar dengan nama perusahaan PT. Dunia Setia Clothing Asli Textile 1,
awalnya perusahaan ini bergerak di bidang industri pewarnaan dan finishing tekstil,
kemudian tumbuh dan berkembang. Pada tahun 1988 Duniatex Group membeli PT.
Wijayatex, sebuah perusahaan tekstil tenun. Dengan demikian, perusahaan menjadi
bagian dari Grup Duniatex. Selain itu, pada tahun 1992 Duniatex Group juga
membeli perusahaan PT. Damaitex berlokasi di Semarang, dimana perusahaan
tersebut bergerak di bidang industri dyeing-finishing textile dan kini telah berganti
nama menjadi PT Dunia Setia Sandang Asli Textile IV. Pada tahun 1996 bisnis Grup
Duniatex digantikan oleh Bapak Sumitro yang merupakan anak dari Bapak Sugeng
Hartono. (Duniatex, 2015)

Pada tahun 1998 Bapak Sumitro berhasil mengembangkan usahanya dengan


mendirikan PT. Dunia Clothing Abadi Textile dan PT. Delta Dunia Tekstil dengan
banyak cabang di seluruh Jawa Tengah sebagai perusahaan yang bergerak di
bidang proses pemintalan dan perajutan. Pada tahun 1999 Grup Duniatex
mendirikan anak perusahaan yang fokus pada pembuatan kain tenun abu-abu
bernama PT. Dunia Tekstil Delta Merlin. Tak berhenti disitu, Duniatex Group
melanjutkan ekspansinya di tahun 2003 dengan mendirikan perusahaan yang
bergerak di bidang proses pemintalan benang yaitu PT. Delta Merlin Textile Clothing
dan PT. Delta Dunia Tekstil pada tahun 2006. Pada tahun 2010, Duniatex Group
berekspansi dengan mendirikan PT. Delta Dunia ClothingTextile berlokasi di Demak
yang bergerak di bidang proses pemintalan dengan kapasitas 160.000 Unit
pemintalan. Dengan kapasitas tersebut, diharapkan Grup Duniatex menjadi
perusahaan pemintalan terbesar di Indonesia. Produk-produk dari Duniatex Group
telah merambah pasar dunia, termasuk ke negara-negara Asia, Eropa, Afrika, dan
Amerika. Untuk pasar dalam negeri, produk tersebut digunakan untuk memenuhi
permintaan pasar Indonesia. Saat ini, Grup Duniatex telah menjadi grup industri
tekstil yang melakukan proses pemintalan, penenunan, pencelupan, dan finishing
dengan 23 cabang yang tersebar di Pulau Jawa. Untuk mencapai semua tujuan dan
harapan tersebut, Duniatex Grup memiliki Visi dan Misi di setiap cabangnya, yaitu
"Menjadi pemimpin dunia dalam industri tekstil dengan menyediakan produk dan
layanan dengan kualitas terbaik". (Duniatex, 2015)

2.1.1. Lokasi Perusahaan

PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI yang berlokasi di Desa Pengkol, Nguter, Kab,
Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia. PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI ini sendiri
terletak lumayan jauh dari daerah perkotaaan namun jalan untuk akses transportasi
darat sudah lumayan baik dan letak pbarik nya sendiri berada di jalan utama yaitu
jalan Songgorunggi-Jatipuro. Denah lokasi PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI dapat
dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini.

Su
mber: Google Maps

Gambar 2.1 Denah Lokasi PT Delta Merlin VI


2.1.2. Luas Bangunan Perusahaan

PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI memiliki luas sebesar 232.317 m³. Dengan luas
area yang dimiliki PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI, hal itu digunakan untuk
menunjang seluruh kegiatan produksi dan juga menunjang kebutuhan karyawan
seperti tempat parkir, tempat ibadah, dan kantin. Denah lokasi bangunan PT
Delta Merlin Dunia Tekstil VI dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini.

Sumber: Bagian Personalia PT DMDT VI

Gambar 2.2 Denah Lokasi Bangunan PT DMDT VI


2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu susunan yang berisi


pengelompokan tugas dan peran yang harus dilakukan oleh masing-masing
jabatan atau bagian yang ada di perusahaan. Dengan dibentuknya Struktur
organisasi perusahaan ini, setiap sumber daya manusia memiliki tanggung
jawab masing-masing untuk memenuhi peran dan fungsinya di
perusahaan. Tujuan dari dibuatnya struktur organisasi perusahaan adalah untuk
mengklasifikasikan setiap individu sesuai dengan potensi dan keahlian di
bidangnya masing-masing, sehingga perusahaan dapat berjalan dengan baik dan
teratur.

Bentuk struktur organisasi yang dimiliki PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI


berbentuk garis dengan pimpinan tertinggi adalah Factory Manager. Factory
Manager dipilih berdasarkan informasi melalui proses pertimbangan kelayakan
yang dilakukan oleh Duniatex Group (pusat). Struktur organisasi yang ada di
PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI dapat dilihat pada gambar 2.3 dan gambar 2.4.

Sumber: Bagian Personalia PT DMDT VI

Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT Delta Merlin VI


Sumber: Bagian Personalia PT DMDT VI

Gambar 2.4 Struktur organisasi bagian produksi

2.2.1 Uraian Tugas

Berdasarkan struktur organisasi yang dimiliki PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI. Tugas
pokok dan fungsi yang dimiliki setiap bagian disesuaikan dengan tingkatan dalam
struktur organisasi perusahaan. Secara garis besar uraian tugas setiap bagian di PT
Delta Merlin Dunia Tekstil VI sebagai berikut:

1. Manager
Bertanggung jawab terhadap kelancaran seluruh operasional dan kualitas
dengan membangun sistem kerja untuk mencapai tujuan perusahaan.
2. Assistant Manager
Bertanggung jawab membantu manager perihal kelancaran seluruh operasional
dan kualitas dengan membangun sistem kerja untuk mencapai tujuan
perusahaan.
3. Personalia
a. Menjamin tersedianya SDM yang kompeten dalam bidang kerjanya secara
tepat waktu dan tepat jumlah.
b. Menjamin tersedianyan dokumen seperti: database karyawan, update data
perizinan perusahaa, dll.
c. Menjamin tegaknya kedisipinan karyawan dalam bekerja, Mengembangkan
sikap, perilaku, keterampilan karyawan Serta Menjalin hubungan baik
dengan pihak terkait.
4. Accounting
Melakukan pekerjaan, meliputi: pengecekkan laporan, transaksi bank, dan
pembayaran serta pengecek kan order pembelian dan melakukan pengecek kan
tagihan.
a. Assistant Accounting
Bertanggung jawab membantu accounting perihal kelancaran seluruh
operasional dengan membangun sistem kerja untuk mencapai tujuan
perusahaan.
b. Kasir
Melakukan pekerjaan, meliputi: mengerjakkan laporan keuangan,
pengecekkan kas, pengecekkan gaji karyawan.
5. Pembelian
Melakukan pembelian dan pembayaran harian dan juga pembelian yang sifatya
urgent serta Melakukan perencanaan pembelian impor.
a. Assistent Pembelian
Bertanggung jawab membantu kepala bagian Pembelian.
6. Gudang
a. Melaporkan stok kain greige yang sudah dibuat admin kepada pimpinan.
b. Mengkoordinasi bawahannya perihal: penerimaan dari bagian produksi
(potong kain) dan administrasinya, penertiban data kain greige, pemuatan
kain greige beserta dengan administrasinya yang akan dikirim.
c. Merencakan rencana kerja sisitem First in First Out (FIFO) untuk
penyimpanan barang/stok.
d. Memonitor pelaksanaan kerja yang ada.
e. Menganalisa permaslahan yang ada di bagiannya, lalu berkoordinasi dengan
bagian terkait untuk ditemukan solusinya.
f. Merencanakan atau mengajukan sema kebutuhan sarana/keperluan di
bagiannya.
g. Bertanggungjawab atas pelaksanaan dan hasil kerja karyawan yang menjadi
bawahannya langsung.

7. Production Planning Control (PPC)


a. Membuat perencanaan proses produksi.
b. Memastikan jalannya proses produksi sesuai dengan perencanaan produksi
yang telah ditetapkan.
c. Mengawasi dan mengevaluasi hasil produksi sesuai dengan permintaan
costumer dan hasil kualitas yang baik.
d. Membuat pejadwalan untuk produksi dan pegirima hasil produksi.
e. Melakuka pengeceka hasil produksi seperti lebra kain, dencity pakan, dencity
lusi, dan cacat yang ada.
f. Bekerjasama dengan pimipinan semua bagian produksi terkait dalam
menetapkan sistem dan mencari solusi terhadap permasalahan yang terjadi
seperti penangguhan komplain dari pelanggan.
g. Menjamin tersedianya data/laporan seperti: weaving plan, jadwal pengiriman
hasil produksi prosedur/job description, struktur orgaisasi, dll.
8. Kepala Produksi
Bertanggungjawab terhadap semua kegiatan produksi dan perencanaan, mulai
dari proses persiapan, pertenunan, dan hasil jadi. Juga memiliki andil besar
dalam pengembangan, penyesuaian, dan penilaian sumber daya manusia untuk
tercapainya target kuantitas, target kualitas dan target efisiensi.
9. Kepala Bagian Persiapan
a. Memastikan jalannya proses produksi sesuai dengan perencanaannya.
b. Mengawasi dan megorganisasi seluruh bagiannya untuk mencapai target
sesuai dengan weaving plan.
c. Menjamin tersedianya data,dokumen, atau laporan.
d. Menjamin tegaknya disiplin karyawan dalam bekerja.
e. Mengembangkan sikap, perilaku, dan keterampilan karyawan sesuai dengan
standar perusahaan.
f. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh manager dan assisten manager.
10. Kepala Bagian Loom
a. Memastikan jalannya proses produksi sesuai dengan perencanaannya.
b. Mengawasi dan megorganisasi seluruh bagiannya untuk mencapai target
sesuai dengan weaving plan.
c. Menjamin tersedianya data,dokumen, atau laporan.
d. Menjamin tegaknya disiplin karyawan dalam bekerja.
e. Mengembangkan sikap, perilaku, dan keterampilan karyawan sesuai dengan
standar perusahaan.
f. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh manager dan assisten manager.
11. Kepala Bagian Inspect folding
a. Memastikan jalannya proses inspect folding sesuai dengan
perencanaannya.
b. Mengawasi dan megorganisasi seluruh bagiannya untuk mencapai target
sesuai dengan weaving plan.
c. Menjamin tersedianya data,dokumen, atau laporan.
d. Menjamin tegaknya disiplin karyawan dalam bekerja.
e. Mengembangkan sikap, perilaku, dan keterampilan karyawan sesuai dengan
standar perusahaan.
f. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh manager dan assisten manager.
12. Kepala Bagian Maintenance
a. Merawat dan Memperbaiki mesin.
b. Membersihkan mesin dari kotoran yang mengganggu jalannya mesin.
c. Membersihkan area yang telah diperbaiki dan Menata alat bantu yang sudah
digunakan.
13. Kepala Bagian Utility
Bertanggungjawab terhadap semua kegiatan perancangan, operasional,
pemeliharaan, pengembangan utility, serta pengembangan dan pembinaan SDM
bagian utility.
14. Kashift (Kepala Shift)
Mengambil keputusan yang urgent disaat kepala bagian tidak ada dan
Berkoordinasi dengan kepala bagain terkait masalah yang terjadi di lapangan.
15. Karu (Kepala Regu)
a. Mengkordinir operator sesuai dengan mesin yang menjadi tanggung
jawabnya.
b. Mengatur jadwal libur operator.
c. Membari informasi pada kashift, bila ada sesuatu yang memerlukan
keputusan cepat.
d. Bekerjasama dengan mekanik ntuk mengoptimalkan kelacara proses
produksi.
e. Melakukan pembinaan dan penegasan disiplin bawahannya.
16. Operator
Bertanggung jawab untuk melaksanakan teknis kegiatan disetiap bagian sesuai
dengan standar operasional dan arahan dari pimpinan.

2.3. Permodalan Dan Pemasaran

2.3.1. Permodalan

PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI merupakan perusahaan yang diakusisi oleh


Duniatex Group yang mana pada saat ini kepemilikannya dipegang oleh bapak
Sumitro. Pada 1998 Bapak Sumitro melakukan perluasan usaha Duniatex Group
dengan mendirikan PT Dunia Sandang Abadi Tekstil dan PT Delta Merlin Dunia
Tekstil yang bergerak dibidang pertenunan. Hal ini yang menjadi dasar bahwa
Bapak Sumitro lah yang memiliki wewenang penuh dalam segala bentuk
mengenai permodalan di PT Delta Merlin Dunia Teksil VI, bahkan di Duniatex
Group.

2.3.2. Pemasaran

PT Delta Merlin Dunia Teksil VI merencanakan produksi sesuai dengan


pesanan/order yang masuk dari customer. Pesanan terlebih dahulu dikaji oleh
pusat agar perusahaan dapat menetukan bahwa pesanan tersebut dapat
diproses atau tidak. Pesanan akan dikerjakan setelah ada kesepakatan antara
perusahaan dengan pusat. Adapun pemasaran produk kain greige dari PT Delta
Merlin Dunia Teksil VI dipasarkan di berbagai daerah lokal maupun non lokal
(impor).

2.4. Ketenagakerjaan

Tenaga kerja merupakan individu maupun kelompok yang melakukan pekerjaan


untuk menghasilkan barang atau memberikan jasa untuk memenuhi kebutuhan
pribadi maupun umum. Adapun hukum di Indonesia yang mengatur adalah
Undang-Undang RI No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Ketentuan yang
tercantum dalam UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan terdapat unsur-
unsur yang harus dipenuhi dalam hubungan kerja, yaitu unsur pelayanan, unsur
waktu, dan unsur upah. Dalam hal ini pula, tidak boleh adanya pemberlakuan
tidak adil (diskriminasi) antara sesama pekerja atau antara pekerja dengan
perusahaan.
Perjanjian kerja yang ada di PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI berhubungan
dengan kesesuaian pekerjaan yang dilakukan dengan pendapatan yang
didapatkan oleh pekerja selama melakukan pekerjaan di perusahaan. Oleh
sebab itu, dapat kita lihat pada penjelasan dibawah ini mengenai sistem
ketenagakerjaan yang diterapkan oleh PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI.

2.4.1. Jumlah Tingkat Pendidikan

PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI sampai dengan tanggal 14 Juni 2022 memiliki
jumlah karyawan sebanyak 1696, karyawan yang dimiliki oleh PT Delta Merlin Dunia
Tekstil VI sangat beragam dan jumlah karyawan laki-laki lebih banyak dari pada
karyawan Perempuan. Jumlah Pendidikan nya pun juga beragam yang dimana
memiliki pendidikan dari SD, SMP, SMA/SMK, DI, DII, DIII, DIV/S1, sampai dengan
S2. Jumlah tingkat Pendidikan karyawan PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI dapat
dilihat dari tabel 2.1 dibawah ini.

Tabel 2.1 Jumlah dan Tingkat Pendidikan Karyawan


Su
mber: Data dan arsipan bagian personalia PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI
2.4.2. Distribusi Ketenagaan Kerja

Pendistribusian tenaga kerja yang dilakukan oleh PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI
disesuaikan dengan keahlian tenaga kerja dan kebutuhan perusahaan. Data
distribusi tenaga kerja PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI sampai dengan tanggal 23
Juni 2023 dapat dilihat pada tabel 2.2 di bawah ini.

Tabel 2.2 Jumlah dan Komposisi Tenaga Kerja


Tabel 2.2 Jumlah dan Komposisi Tenaga Kerja (Lanjutan)

Su
mber: Data dan Arsipan Bagian Personalia PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI
2.4.3. Jam Kerja

Jam kerja di PT Delta Merlin VI memiliki durasi 8 jam. apabila dalam kerja
melebihi durasi yang telah ditentukan, maka waktu kerja biasa akan dianggap
waktu kerja lembur. Ada dua macam pengaturan waktu jam kerja yang diterapkan
oleh PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI yaitu:

1. Waktu Jam Kerja Dayshift


Waktu jam kerja dayshift dimulai pukul 08.00-16.00. Tenaga Kerja yang
masuk dalam waktu jam kerja dayshift adalah yang berada di ruang
training, kantor manajemen, dan kantor produksi.
2. Waktu Jam Kerja Shfit
Waktu jam kerja Shift dibagi menjadi 3 bagian yaitu Shift A (pukul 06.00-14.00),
Shift B (pukul 14.00-22.00), dan Shift C (pukul 22.00-06.00). yang masuk
kedalam waktu jam kerja Shift adalah operator, kepala regu, dan kepala Shift.

Berikut merupakan pembagian jam kerja karyawan Dayshift dan Shift di PT Delta
Merlin Dunia Tekstil VI.

Tabel 2.3 Shift Kerja dan jam istirahat karyawan

Shift Waktu Kerja Jam Shift Istirahat


Shift Day Senin-Jumat: 08.00-16.00 Senin-Sabtu: 12.00-13.00
Sabtu: 08.00-13.00
Shift A (Pagi) Senin-Jumat: 07.00-15.00 09.00-10.00
10.10-11.10
11.30-12.30
12.40-13.40
Shift B (Siang) Senin-Jumat: 15.00-22.00 17.00-18.00
18.10-19.10
19.20-20.20
20.30-21.30
Shift C (Malam) Senin-Jumat: 23.00-06.00 00.30-01.30
01.40-02.40
02.50-03.50
04.00-05.00
Sumber: Data dan Arsipan Bagian Personalia PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI
2.4.4. Pembinaan Dan Pengembangan Karyawan

Membina karyawan agar memiliki kinerja yang diharapkan perusahaan memang


bukan perkara mudah. Untuk mewujudkan harapan ini kita mulai dari perekrutan
karyawan, tetapi mendapatkan karyawan sesuai dengan keinginan perusahaan juga
merupakan hal yang tidak mudah, maka untuk memperoleh karyawan sesuai
kualisifikasi perusahaan, berkualitas, sekaligus mempunyai integritas,
berkompetensi dan berkarakter baik adalah dengan melakukan pendekatan dan
identifikasi. Semua aktivitas rekrutmen karyawan dan seleksinya harus sesuai
dengan harapan perusahaan. Kemudian menentukan jalur komunikasi tepat guna
memperoleh karyawan yang diinginkan dengan memakai teknologi untuk
menganalisa calon karyawan.

Strategi yang kami lakukan untuk mendapatkan karyawan berkualitas adalah


menyeleksi karyawan dengan ketat dan jelas. Pada umumnya perusahaan
menginginkan karyawannya berkomitmen tinggi untuk maju, jujur, loyal, pekerja
keras, ulet, mempunyai motivasi tinggi, memahami visi misi perusahaan dan
memiliki karakter yang baik. Serta menyesuaikan tingkat pendidikan dan disiplin ilmu
calon karyawan, agar sesuai dengan kompetensi yang diinginkan untuk mengisi
sebuah posisi tertentu.

1. Membekali dengan sejumlah training selama pembinaan karyawan


Setelah mendapatkan karyawan dengan kompetensi yang diinginkan, maka
tahapan selanjutnya adalah memberikan penghargaan yang sesuai dengan
kinerjanya dan memberikan pembinaan untuk kinerja yang lebih baik di
kemudian hari. Penghargaan yang kami berikan tentunya karena performa
karyawan yang dianggap baik, sehingga dia layak mendapatkan kenaikan gaji,
kenaikan jabatan, penambahan fasilitas dan sebagainya.
Sedangkan untuk pembinaan bisa dilakukan dengan memberikan training
khusus sesuai dengan bidang yang ditekuninya. Selain itu dengan memberikan
motivasi mental dan spiritual melalui sejumlah pengajian kalau karyawan
tersebut seorang muslim.
2. Mengarahkan karyawan apabila terjadi permasalahan kerja
Motivasi memang harus selalu diberikan kepada karyawan, karena kinerja dan
prestasinya bisa naik dan menurun karena beragam persoalan yang
dihadapinya. Baik persoalan pribadi dan juga permasalahan yang dialaminya di
tempat kerja.
Guna menghindari perselisihan yang berakibat fatal, maka pihak perusahaan
yang diwakili HRD harus mampu mengatasi persoalan tersebut dengan baik.
Hukuman tertentu sangat wajib dijalankan dengan tegas, agar tercipta suasana
kerja yang kondusif.
Kemampuan mencari jalan keluar terbaik dalam sebuah permasalahan memang
harus dimiliki perusahaan. Sehingga pihak perusahaan mampu menjadi
penengah atau pemberi solusi yang tepat.
3. Menerapkan target tertentu kepada karyawan
Karyawan adalah aset berharga bagi sebuah perusahaan, sehingga sebisa
mungkin merekrut dan membina karyawan dengan sebaik mungkin.
Keberadaannya memang sangat istimewa bagi perusahaan, karena tanpa
adanya mereka roda perusahaan juga tidak bisa berputar.
Setelah perusahaan memberikan hak untuk karyawan, sangat pantas bila
perusahaan menuntut kewajiban karyawan. Sebagai imbal balik yang baik.
Karyawan harus senantiasa bisa

2.4.5. Sistem Fasilitas Dan Tunjangan Karyawan

Tunjangan diberikan pada karyawan sebagai bentuk kompensasi selain komponen


gaji, yang menjadi hak karyawan atas suatu kondisi tertentu.Kondisi ini beragam,
mulai dari status perkawinan, tingkat jabatan, dan lain sebagainya.

1. Tunjangan Transportasi
Merupakan jenis tunjangan yang diberikan untuk karyawan yang memiliki
mobilitas tinggi dalam pekerjaannya serta mempunyai jabatan tertentu.
Bentuknya bisa berupa tambahan uang atau fasilitas, tergantung pada kebijakan
perusahaan dan kesepakatan kerja.
2. Tunjangan Lembur
Lembur diberikan untuk karyawan yang melakukan kerja lembur dalam periode
waktu yang telah ditentukan.
3. Tunjangan Hari Raya
Sebagai salah satu tunjangan paling umum yang diberikan di Indonesia,
tunjangan hari raya atau THR memiliki jumlah sebesar 1 kali gaji dan diberikan
paling lambat 14 hari sebelum hari raya tiba.
Biasanya, tunjangan ini diberikan pada saat hari raya Idul Fitri tiba secara
serentak untuk setiap karyawan di perusahaan.
4. Tunjangan Kesehatan
Fasilitas karyawan berupa tunjangan kesehatan diberikan perusahaan pada
karyawan sebagai bentuk antisipasi dan respon pada resiko kecelakaan kerja
yang dimiliki karyawan. Wajarnya, tunjangan ini berupa program BPJS
Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.
5. Tunjangan Pesangon
Pesangon biasanya diberikan pada akhir masa kerja seorang karyawan.
Semakin lama karyawan tersebut mengabdi, maka semakin besar pula
pesangon yang diberikan perusahaan kepadanya. Tunjangan ini sendiri
bermanfaat untuk jangka panjang dan memiliki syarat minimal masa kerja untuk
mendapatkannya.
6. Cuti Kerja
Tidak selalu berupa uang tunai, namun tunjangan juga bisa berupa fasilitas
seperti cuti karyawan dan fasilitas kerja lain yang bisa dinikmati karyawan.
7. Fasilitas Kantin
Menyediakan tempat makan dapat meningkatkan kesehatan dan efisiensi para
karyawan. Perusahaan dapat menyediakan makanan yang sehat untuk menjaga
kesehatan karyawan dan untuk menghemat waktu karyawan karena mereka
tidak perlu mencari makanan di luar kantor.
8. Fasiltas Parkir
Perusahaan menyediakan lahan parkir yang luas dan di sisi lain, selain harus
menyediakan lahan parkir, perusahaan juga menyediakan ruang terbuka hijau,
jangan sampai dengan adanya pabrik kondisi daerah menjadi gersang karena
minimnya ruang terbuka hijau.
9. Fasilitas Mushola
Perusahaan juga menyediakan mushola untuk tempat karyawan menjalankan
ibadahnya

2.1.1 Sejarah Perusahaan


PT. Indo Pacific merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri tekstil,
Perusahaan ini berlokasi di Jalan Raya Laswi, Desa Padaulun, Kecamatan
Majalaya, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawabarat. Perusahaan ini memproduksi
kain greige, cele, printing dan dyeing yang berkualitas tinggi, untuk tercapainya
kepuasan pelanggan.
Pada tahun 1972, Bapak Permana Tanudjaja mendirikan perusahaan bernama CV
Serayu Jaya dengan beberapa mesin tenun yang memproduksi kain sarung sebagai
produk utamanya. Pada tahun 1982, perusahaan ini didirikan di Jalan Raya Laswi.
Melalui sistem pesanan stok dan berbekal sejumlah mesin tenun dan pencelupan
benang, perjalanan baru pun dimulai. Dari tahun 2000, variasi produk dan jumlah
mesin terus bertambah dari tahun ke tahun sehingga kami dapat mencapai
kapasitas 500.000 meter per bulan. Tidak hanya memperbaharui jumlah mesin, kami
juga terus memperbaharui teknologi pendukung agar mampu bersaing di pasar
global. Perusahaan ini memasarkan produk melalui berbagai macam saluran
termasuk ke perusahaan dalam negri dan luar negri, saluran pemasaran utamanya
adalah mekanisme direct business-to-bussiness (B2B), melalui kebutuhan distributor
perantara.
Pada tahun 1995, CV Serayu Jaya berkembang dan mendirikan perusahaan baru
bernama PT Indo Pacific. Pada awal pendirianya, perusahaan ini memiliki fasilitas
produksi yang relatif kecil. Seiring berjalanya waktu perusahaan ini berhasil
memperluas jangkauan operasional dan kapasitas produksinya. Perusahaan ini
memiliki peralatan modern dan tekhnologi yang canggih untuk memproduksi
berbagai jenis kain. PT Indo Pacific terus mengembangkan diri dan meningkatkan
kualitas produknya. Mereka juga fokus pada inovasi dan penelitian dalam upaya
untuk memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang. Dalam beberapa tahun
terakhir, perusahaan ini telah mengadopsi teknologi produksi yang lebih ramah
lingkungan dan berkomitmen untuk praktik bisnis yang berkelanjutan.
PT Indo Pacific juga aktif dalam menjalin hubungan dengan pelanggan lokal dan
pelanggan internasional. Mereka telah memperluas jaringan distribusi mereka dan
mengekspor produk-produk mereka ke berbagai negara di seluruh dunia.
Perusahaan ini juga terlibat dalam berbagai proyek kolaborasi dengan merek dan
perusahaan terkemuka di industri tekstil. Sebagai perusahaan tekstil yang mapan,
PT Indo Pacific terus berusaha untuk mengembangkan ide-ide agar perusahaan ini
bisa bersaing di level dalam negri dan luar negri. Mereka tetap berkomitmen untuk
memberikan kualitas produk yang unggul, layanan pelanggan yang baik, dan
berkontribusi terhadap perkembangan industri tekstil di Indonesia.

2.1.2 Lokasi Perusahaan

PT Indo Pacific berlokasi di Jalan Raya Laswi Kampung Randukurung RT 01 RW 03,


Desa Padaulun, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung. Adapun denah lokasi
PT Indo Pacific dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Sumber: Departemen HRD PT Indo Pacific, 2023

Gambar 2.1 Denah Lokasi PT Indo Pacific


2.1.3 Tata Letak Bangunan Perusahaan

PT Indo Pacific memiliki luas area sebesar 10.946 m2 . Dengan luas area yang
dimiliki PT Indo Pacific, hal itu digunakan untuk menunjang seluruh kegiatan
produksi dan juga menunjang kebutuhan karyawan seperti tempat parkir dan tempat
ibadah. Denah bangunan PT Indo Pacific dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Sumber: Departemen HRD PT Indo Pacific, 2023

Gambar 2.2 Luas denah bangunan PT Indo Pacific


Keterangan Luas denah pada gambar 2.2 :
Tabel 2.1 Keterangan luas bangunan PT Indo Pacific
No Jenis Penggunaan Luas area

M2 %
1 Kantor 240 2,19
2 R. Tenun 1.120 10,23
3 R. Sizing 957 8,74
4 R. Pencelupan 1.525 13,93
5 R. Confender 1.256 11,47
6 Gudang Obat 235 2,15
7 Gudang Benang 388 3,54
8 Gudang Kain 625 5,71
9 R. Pihane 867 7,92
10 R. Palet 325 2,97
11 R. Inspeksi 180 1,64
12 R. Verpacking 226 2,06
13 Bak Limbah 163 1,49
14 Bak Penampungan 935 8,54
15 Laboratorium 22 0,20
16 Bengkel 44 0,40
17 R. Pengawas 32 0,29
18 R. Jaga 60 0,55
19 Tempat Parkir 690 6,30
20 TPS B3 40 0,37
21 TPSS 12 0,11
22 Stockpile Batubara 60 0,55
23 Open Space 947 8,65
Total 10.946 100
Sumber: Departemen HRD PT Indo Pacific, 2023
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu tingkatan atau susunan yang


berisi pengelompokan tugas juga peran yang harus dilakukan oleh masing masing
jabatan atau bagian yang ada di perusahaan. Dengan dibentuknya struktur
organisasi perusahaan ini, setiap sumber daya manusia memiliki tanggungjawab
masing-masing untuk memenuhi peran dan fungsinya di perusahaan. Tujuan dari
dibuatnya struktur organisasi perusahaan adalah untuk mengklasifikasikan setiap
individu sesuai dengan potensi dan keahlian di bidangnya masing-masing, sehingga
perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
2.2.1 Bentuk Struktur Organisasi
PT Indo Pacific dalam menjalankan operasional perusahaan menerapkan struktur
organisasi yang berbentuk garis yang dipimpin oleh Direktur. Struktur organisasi
garis atau struktur organisasi lini adalah bentuk hierarki yang saling terhubung
langsung menggunakan garis wewenang atau komando secara vertikal. Struktur
organisasi garis atau lini melimpahkan wewenang secara langsung dari pemimpin
terhadap bawahan melalui garis komando setiap komponen, seperti pimpinan
tertinggi hingga posisi paling rendah saling terhubung. Berikut ini merupakan ciri-ciri
struktur organisasi garis atau lini:
 Atasan dan bawahan memiliki hubungan formal yang langsung, mengikuti satu
garis wewenang.
 Bentuk struktur organisasi cenderung sederhana dan stabil.
 Proses pengawasan lebih efektif.
 Aspek kedisiplinan terjaga dan terpelihara dengan mudah.
 Kepala unit memiliki wewenang dan tanggung jawab penuh terhadap bidang
pekerjaannya masing-masing.
Berikut ini merupakan bentuk struktur organisasi di PT Indo Pacific pada gambar 2.3,
2.4, 2.5:
Sumber: Departemen HRD PT Indo Pacific, 2023
Gambar 2.3 Struktur perusahaan PT Indo Pacific

Sumber Departemen HRD PT Indo Pacific, 2023

Gambar 2.4 Struktur Departemen Persiapan


Sumber: Departemen HRD PT Indo Pacific, 2023
Gambar 2. 5 Struktur Departemen Weaving
2.2.2 Uraian Tugas
Uraian tugas merupakan suatu paparan terhadap semua tugas jabatan yang akan
menjadi tanggung jawab pemegang jabatan, sehingga dapat memudahkan dan
menjadi pedoman dalam bekerja. Berdasarkan struktur organisasi di PT Indo Pacific,
setiap posisi jabatan mempunyai jabatan dan tanggung jawab masing-masing,
diantaranya sebagai berikut:
1. Direktur Utama
a. Merupakan pimpinan tertinggi perusahaan.
b. Memutuskan dan menentukan peraturan perusahaan.
c. Bertanggungjawab dalam memimpin perusahaan.
d. Bertanggungjawab atas kerugian perusahaan termasuk keuntungan
perusahaan.
e. Mengembangkan sumber-sumber pendapatan kekayaan perusahaan.
2. Factory manager
a. Bertanggungjawab memimpin perusahaan.
b. Mengatur pelaksanaan produksi.
c. Mengendalikan alur proses bahan baku, bahan mentah, dan bahan jadi
untuk meningkatkan kualitas benang.
d. Mengatur kegiatan pemeliharaan peralatan dan mesin dan mengurangi
mesin mati karena rusak.
3. Accounting dan Marketing
a. Merumuskan kebutuhan dan keinginan pelanggan yang harus dipenuhi
dan dituangkan dalam pernyataan kebijakan mutu dengan tujuan untuk
mencapai kepuasan pelanggan.
b. Melaporkan kepada Direktur mengenai kinerja penerapan sistem
manajemen mutu (SMM) dan keperluan improvement.
c. Mensosialisasikan kepada seluruh karyawan mengenai kepeduliaan
untuk memenuhi persyaratan pelanggan.
d. Menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur Penanganan Order,
Perencanaan Penjualan, dan prosedur Penanganan Permintaan Sampel.
e. Mengkaji Persyaratan pelanggan yang mencakup jenis dan grade
produk, jumlah, harga, waktu kirim, serta metode pengemasan.
f. Menerima dan mengkomunikasikan hasil penyelesaian keluhan
pelanggan kepada pelanggan.
g. Melakukan kunjungan kepada pelanggan secara berkala.
4. Human Resource Development (HRD)
a. Menginput dan mengupdate data absen, data libur, data lembur, dan data
upah serta mengarsipkanya.
b. Menginput data-data potongan (pinjaman, BPJS Ketenagakerjaan dan
BPJS Kesehatan).
c. Melakukan proses penerimaan karyawan dan seleksi karyawan.
d. Menginput dan mengupdate data karyawan serta mengarsipkanya.
e. Melakukan kegiatan pembinaan, pelatihan, dan kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan pengembangan kemampuan, potensi, Mental,
Ketrampilan dan Pengetahuan karyawan yang sesuai dengan standar
Perusahaan.
f. Membuat Kontrak Kerja Karyawan serta memperbaharui masa
berlakunya.
g. Membuat surat-surat internal dan eksternal yang berhubungan dengan
karyawan.
h. Melakukan urusan perusahaan dengan aparat daerah setempat.
5. Research and Development (R&D)
a. Memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan.
b. Menguraikan design berupa gambar atau kain dari customer.
c. Menentukan kontruksi kain (corak, repeatan, kebutuhan benang lusi,
benang pakan, sisir, jenis benang, dll).
d. Berwenang merubah design dan kamranya disesuaikan dengan
kapasitas mesin.
e. Berpikir kreatif untuk menghasilkan ide-ide dan konsep-konsep baru.
f. Mengatur dan menentukan warna-warna dan design.
g. Merevisi alur proses dan standar proses jika ada ketidaksesuaian yang
dilaporkan oleh Quality.
h. Membuat alur Proses dan Standar Proses setiap jenis-jenis kain untuk
mendapatkan hasil produk yang diinginkan.
i. Memberikan solusi dari setiap permasalahan teknis laboratorium dan
R&D.
j. Menjaga rahasia perusahaan dibidang teknologi produksi.
6. Purchasing
a. Melaksanakan program kerja purchasing yang telah ditetapkan.
b. Merencanakan perencanaan pembelian sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
c. Melakukan pemesanan dan pembelian bahan untuk keperluan produksi.
d. Melakukan kunjungan dan survey ke supplier.
e. Memantau pengiriman bahan dari supplier.
f. Mencari suplier-suplier baru dengan kualitas yang lebih baik dan harga
yang kompetitif untuk memenuhi permintaan produksi.
g. Melakukan koordinasi dengan bagian Gudang dan QC terkait kuantitas
dan kualitas bahan dari supplier.
h. Melakukan seleksi dan mencocokan bahan yang dipesan dengan
Purchase Order.
i. Melakukan komplain dan return jika bahan dating tidak sesuai dengan
Purchase Order.
j. Melakukan seleksi dan perbandingan harga terhadap supplier dan
melaporkan kepada direktur.
k. Melakukan evaluasi suplier dan melaporkan kepada direktur.
l. Membuat rekapan pembelian dan melaporkan kepada direktur.
m. Membantu direktur dalam melakukan pembelian baik permintaan barang
untuk keperluan produksi maupun untuk keperluan perusahaan lainya.
7. Production Planning and Inventory Control (PPIC)
a. Membuat perencanaan proses produksi atau kartu proses produksi.
b. Membuat penjadwalan untuk produksi.
c. Memastikan jalannya proses produksi sesuai dengan perencanaan
produksi yang telah ditetapkan.
d. Mengawasi dan mengevaluasi hasil produksi sesuai dengan permintaan
costumer dan hasil kualitas yang baik.
e. Membuat pejadwalan untuk produksi.
f. Melakukan pengecekan hasil produksi seperti lebar kain, dencity pakan,
dencity lusi, dan cacat yang ada.
g. Bekerjasama dengan pimipinan semua bagian produksi terkait dalam
menetapkan sistem dan mencari solusi terhadap permasalahan yang
terjadi seperti penangguhan komplain dari pelanggan.
h. Menjamin tersedianya data/laporan seperti: weaving plan, jadwal
pengiriman hasil produksi ,prosedur, dll.
8. Kepala Bagian
a. Bertanggungjawab atas semua aktivitas produksi.
b. Mengatur aktivitas produksi serta menjaga kualitas produksi.
c. Menyusun rencana kerja.
d. Mengontrol proses produksi dan hasil produksi.
e. Membuat penilaian kerja terhadap masing-masing karyawan untuk
dilaporkan kepada atasan.
f. Mengambil keputusan darurat jika diperlukan.
g. Memberikan intruksi diluar dari rencana kerja harian.
9. Maintenance dan Beam Stell
a. Melakukan pemeliharaan secara berkala.
b. Memperbaiki kerusakan pada peralatan dan mesin.
c. Membuat laporan hasil pengecekan dan perbaikan mesin.
d. Pelumasan mesin setiap jadwal yang ditentukan.
e. Bertanggungjawab atas kelancaran mesin supaya sparepart tidak cepat
rusak.
f. Melaksanakan pengontrolan sistem kelistrikan pada mesin.
g. Membantu mengatasi kerusakan seluruh sistem kelistrikan pada mesin.
h. Bertanggungjawab atas keamanan instalasi listrik.
i. Mengecek mesin yang habis beam.
j. Mengecek settingan mesin sebelum naik beam baru.
k. Memasang dan membuka beam, dropper, gun, dan sisir.
l. Bertanggungjawab atas penyimpanan alat bantu produksi.
m. Mengecek sample hasil stell beam baru.
n. Membersihkan mesin yang sudah beres produksi.
10. Kepala Seksi (KASI)
a. Bertanggungjawab dalam melakukan koordinasi dengan atasan dan
bawahan.
b. Bertanggungjawab atas hasil kerja bawahanya.
c. Mengawasi operator agar melaksanakan tugasnya.
d. Memeriksa laporan harian operator.
e. Membuat penilaian kerja terhadap masing-masing karyawan untuk
dilaporkan kepada atasan.
f. Bertanggungjawab dalam penyelesaian masalah.
g. Mengambil keputusan darurat jika diperlukan.
11. Kepala Regu (KARU)
a. Bertanggungjawab dalam melakukan koordinasi dengan atasan dan
bawahan pada shift tertentu.
b. Bertanggungjawab atas hasil kerja bawahanya.
c. Membuat penilaian kerja terhadap masing masing karyawan untuk
dilaporkan kepada atasan.
12. Kepala Shift (KASHIFT)
a. Bertanggungjawab dalam melakukan koordinasi dengan atasan dan
bawahan pada shift tertentu.
b. Memeriksa laporan harian operator.
c. Membuat penilaian kerja terhadap masing-masing karyawan untuk
dilaporkan kepada atasan.
d. Membantu mengoprasikan mesin apabila dibutuhkan.
e. Melakukan serah terima pekerjaan antar shift dengan jelas.
13. Operator
a. Mengoperasikan mesin sesuai dengan kartu order.
b. Melaporkan ke atasan apabila ada masalah atau ketidaksesuaian.
c. Mencatat laporan stoping mesin dan produksi shift.
d. Melakukan serah terima pekerjaan antar shift dengan jelas.

2.3 Permodalan dan Pemasaran


Permodalan yang diperoleh PT Indo Pacific dalam menjalankan usahanya
merupakan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) yang berasal dari tiga orang
pemilik perusahaan. Sistem pemasaran PT Indo Pacific mungkin telah mengadopsi
berbagai strategi pemasaran, termasuk Perusahaan melakukan riset pasar untuk
memahami kebutuhan dan preferensi pelanggan serta tren dalam industri tekstil.
Informasi ini dapat membantu mereka mengarahkan upaya pemasaran mereka
dengan lebih efektif. PT Indo Pacific telah menargetkan berbagai segmen pasar baik
di dalam negeri maupun luar negeri. Mereka dapat bekerja sama dengan agen
penjualan atau distributor untuk memperluas jangkauan produk. Hasil produksi PT
Indo Pacific adalah dengan cara Pembeli memesan langsung ke perusahaan bagian
marketing dan melakukan transaksi. Pembeli memesan melalui salesman yang
kemudian melakukan transaksi, selanjutnya oleh salesman tersebut dilakukan
konfirmasi ke bagian marketing.

2.4 Ketenagakerjaan

Tenaga kerja merupakan individu maupun kelompok yang melakukan pekerjaan


untuk menghasilkan barang atau memberikan jasa untuk memenuhi kebutuhan
pribadi maupun umum. Adapun hukum di Indonesia yang mengatur adalah Undang-
Undang RI no. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Ketentuan yang tercantum
dalam UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan terdapat unsur-unsur yang
harus dipenuhi dalam hubungan kerja, yaitu unsur pelayanan, unsur waktu, unsur
upah. Dalam hal ini, tidak boleh adanya pemberlakuan tidak adil (diskriminasi)
antara sesama pekerja atau antara pekerja dengan perusahaan.
Perjanjian kerja yang ada di PT Indo Pacific berhubungan dengan kesesuaian
pekerjaan yang dilakukan dengan pendapatan yang didapatkan oleh pekerja selama
melakukan pekerjaan di perusahaan. Oleh sebab itu, dapat kita lihat pada
penjelasan dibawah ini mengenai sistem ketenagakerjaan yang diterapkan oleh PT
Indo Pacific.

2.4.1 Jumlah dan Tingkat Pendidikan


Ada dua jenis tenaga kerja di PT Indo Pacific, karyawan kontrak yaitu karyawan
yang di kontrak dengan waktu tertentu dengan penghasilan tetap dan Pekerja Umum
(PU) yaitu karyawan yang bekerja sesuai dengan permintaan pabrik. Berikut ini
disajikan data terkait jumlah tenaga kerja dengan kontrak dan Pekerja Umum (PU)
berdasarkan tingkat pendidikan di PT Indo Pacific disajikan pada tabel 2.2 dan 2.3
dibawah ini:

Tabel 2.2 Jumlah tenaga kerja dan tingkat pendidikan karyawan kontrak
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 S1 4 1,3%
2 D3 10 3,47%
3 D2 2 0,69%
4 D1 3 1,04%
5 SMA/SMK 233 80,9%
6 SMP 20 6,9%
7 SD 16 5,55%
Total 288 Orang 100%
Sumber: Departemen HRD PT Indo Pacific, 2023

Tabel 2.3 Jumlah tenaga kerja dan tingkat Pendidikan karyawan PU


No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 SD 10 76,92%
2 SMA 3 23,08%
Total 13 Orang 100%
Sumber: Departemen HRD PT Indo Pacific, 2023
2.4.2 Distribusi Tenaga Kerja di Bagian Produksi (termasuk shift dan non shift)
Berikut ini disajikan data terkait jumlah tenaga kerja secara umum di PT Indo Pacific
dapat dilihat pada tabel 2.4.
Tabel 2.4 Jumlah tenaga kerja secara umum di PT Indo Pacific
No. Bagian/Divisi Jumlah Tenaga Kerja
Staff 56
Winding & Re-Winding 43
Pencelupan Benang 25
Direct Warping 13
Sectional Warping 8
Sizing 15
Handloom 6
Weaving 41
Maintenance 25
Inspeksi 9
Packing 3
Boiler 12
Gudang 7
Gudang Obat 4
Pengolahan Air 5
Pencucukan 16
Pekerja Umum (PU) 13
Total 301 Orang
Sumber: Departemen HRD PT Indo Pacific, 2023

2.4.2.1 Jam Kerja


Jam kerja di PT Indo Pacific memiliki durasi 8 jam (dipotong istirahat 1 jam), apabila
dalam waktu kerja melebihi durasi waktu yang ditentukan, maka waktu kerja akan
dianggap lembur, sehingga pekerja berhak untuk mendapatkan upah lembur dari
perusahaan. Ada dua macam pengaturan waktu yang diterapkan oleh PT Indo
Pacific yaitu waktu jam kerja nonshift dan waktu kerja shift. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 2.5.
Tabel 2.5 Jam kerja dan jam istirahat di PT Indo Pacific
Shift Hari Kerja Jam Istirahat
Nonshift Senin – Jum’at: 07.00-15.00 Senin-Kamis:12.00-13.00
Sabtu: 07.00-12.00 Jum’at:11.15-12.15
Sabtu: tidak ada istirahat
Shift A (pagi) Senin-Sabtu: 07.00-15.00 Senin-Sabtu (kecuali hari
jumat):12.00-13.00
Jumat:11.15-12.15
Shift B (siang) Senin-Sabtu: 15.00-23.00 Senin-Sabtu:18.00-19.00
Shift C (malam) Senin-Sabtu: 23.00-07.00 Senin-Sabtu:03.00-04.00
Sumber: Departemen HRD PT Indo Pacific, 2023

2.4.3 Sistem Pembinaan dan Pengembangan Karyawan


Upaya-upaya yang dilakukan PT Indo Pacific untuk menciptakan karyawan yang
mumpuni adalah dengan melakukan kegiatan-kegiatan pembinaan ataupun
pengembangan seperti berikut:
1. Trainning Karyawan Baru
Merupakan pelatihan yang ditujukan untuk karyawan yang baru masuk di PT
Indo Pacific. Biasanya dilakukan selama 3 bulan dan dilatih oleh seorang
trainner.
2. Re-Trainning Karyawan.
Merupakan pelatihan yang ditujukan untuk karyawan yang akan pindah bagian
dengan tujuan mengasah kembali ilmu yang dimilki dan melatih kemampuan
baru karyawan.

2.4.4 Sistem Pengupahan dan Fasilitas Karyawan


2.4.4.1 Sistem Pengupahan
Pengusaha memberikan upah yang layak kepada pekerja sesuai dengan ketentuan
tidak lebih rendah dari Upah Minimum Kabupaten (UMK) Bandung untuk sector
tekstil, UMK yang diberikan kepada pekerja operator diberikan dengan tambahan
upah yang diatur sebagai berikut :
1. Untuk tahun pertama di Perusahaan pekerja operator akan mendapat upah
sesuai dengan UMK yang berlaku pada tahun terkait.
2. Sistem pengupahan disusun oleh Perusahaan berdasarkan bagian, jabatan,
pangkat, tanggung jawab, jenis pekerjaan, sifat pekerjaan, masa kerja,
pengalaman dan tingkat pendidikan pekerja dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku yang dituangkan dalam struktur skala upah.
3. Besarnya upah dan penyesuaian upah setiap pekerja diatur dan ditetapkan oleh
Direksi dan atau Managemen dengan mempertimbangkan asas keadilan yang
dikaitkan dengan tanggung jawab, prestasi kerja dan catatan absensi pekerja
yang bersangkutan dan dinilai secara kesatuan.
4. Perusahaan senantiasa berusaha memperhatikan perkembangan
kebijaksanaan pengupahan bagi pekerja dari waktu ke waktu dan berdasarkan
kemampuan Perusahaan. Perusahaan dapat mengadakan peninjauan /
penyesuaian dengan menimbang faktor antara lain :
a. Surat Keputusan Gubernur tentang Penentuan Upah Minimum Kabupaten.
b. Tingkat kompetensi dan prestasi Pekerja.
c. Perkembangan organisasi dan karir Pekerja.
d. Perkembangan dan kemampuan Perusahaan.
5. Upah 1 (satu) hari adalah upah 1 (satu) bulan dibagi 25 (Dua Puluh Lima) hari.
6. Berdasarkan status kepegawaian, pengupahan diatur dengan cara sebagai
berikut :
a. Pekerja Tetap / Bulanan :
Adalah Pekerja Tetap dalam golongan Staff all in yang menerima upah
bulanan tanpa diperhitungkan lagi upah lembur apabila mereka bekerja
lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam seminggu kecuali insentif sebagai
kompensasi atas kerja lembur yang telah dilaksanakan yang ditetapkan
dalam suatu kebijakan.
b. Pekerja Kontrak / Harian Produksi :
Adalah Pekerja dengan jangka waktu kontrak yang tertentu yang mendapat
upah sebulan tidak lebih kecil dari Upah Minimum Kabupaten yang berlaku
dan masih mendapat upah lembur apabila bekerja lebih dari 8 jam sehari
dan 40 jam seminggu.
7. Jika penerimaan pekerja tidak dimulai pada tanggal 1 (satu) setiap bulannya
atau pemutusan hubungan kerja sebelum akhir bulan maka, Upah pada bulan
tersebut dihitung secara proporsional, yaitu upah 1 bulan dibagi 21 dikali jumlah
hari kerja masuk, dengan asumsi Sabtu dan Minggu tidak diperhitungkan
kecuali hari libur nasional yang jatuh pada hari kerja.
8. Upah tidak dibayar apabila pekerja tidak melakukan pekerjaan termasuk pekerja
harian lepas.
9. Pembayaran upah dilaksanakan sebulan sekali selambatnya pada tanggal
01bulan berikutnya setelah Pekerja tersebut bekerja selama 1 (satu) bulan,
apabila tanggal tersebut jatuh pada hari Minggu atau hari Libur maka
pembayaran upah dilaksanakan pada hari kerja sebelumnya.
10. Pajak atas penghasilan Pekerja menjadi tanggungan Pekerja sendiri, kecuali
ada kebijaksanaan Perusahaan untuk memberi tunjangan atas pajak
penghasilan Pekerja.

2.4.4.2 Fasilitas Karyawan


PT Indo Pacific memiliki beberapa fasilitas untuk memenuhi kebutuhan karyawan.
Fasilitas-fasilitas tersebut adalah sebagai berikut:
1. BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
Perusahaan memberikan fasilitas kepada karyawan berupa pelayanan
kesehatan ketenagakerjaan dengan metode memotong upah tiap bulan untuk
membayar BPJS ketenagakerjaan.
2. Seragam Kerja
Seragam Kerja dan topi atau penutup kepala (apabila tersedia) diberikan oleh
Perusahaan kepada Pekerja sebanyak 2 pakaian pada saat Pekerja pertama kali
bergabung di Perusahaan.
3. Perjalanan Dinas
Apabila diperlukan oleh perusahaan maka, setiap pekerja bersedia
melaksanakan tugas perjalanan dinas dalam negeri maupun ke luar negeri.
Ketentuan / prosedur mengenai perjalanan dinas diatur dalam peraturan
tersendiri dan penetapan besarnya biaya perjalanan dinas di atur selanjutnya
secara khusus dengan surat keputusan direksi dan/atau Management.
4. Tempat Ibadah
Perusahaan memberikan fasilitas tempat ibadah kepada karyawan yang
beragama islam, berupa mushola untuk melaksanakan sholat.
5. Tempat Parkir Kendaraan
Perusahaan memberikan fasilitas berupa tempat parkir bagi karyawan yang
membawa kendaraan.
6. Tempat Istirahat
Perusahaan menyediakan tempat istirahat untuk karyawan beristirahat dan
menikmati makan atau minum pada saat jam istriahat.
BAB III PRODUKSI
3.1 Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Perencanaan dan pengendalian produksi merupakan suatu cara untuk
merencanakan dan mengendalikan suatu proses produksi mulai dari proses bahan
baku yang masuk, proses bahan baku yang di produksi, sampai bahan baku yang
sudah menjadi bahan jadi yang siap untuk dikirim, sehingga permintaan pasar dapat
dipenuhi sesuai dengan target produksi, dan biaya produksi yang kecil.
Perencanaan dan pengendalian produksi juga adalah salah satu bagian yang
penting dalam keberlangsungan mencapai target perusahaan. Dikarenakan
keberhasilan dari suatu perusahaan diperlukan adanya perencanaan yang baik
sebagai daya jual produk perusahaan dan pengendalian yang efektif guna
menghasilkan produk yang sesuai dengan rencana perusahaan.

3.1.1 Perencanaan Produksi


Perencanaan produksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk merencanakan
ataupun mengatur jalannya proses produksi yang akan dilakukan. Hal ini berguna
untuk meminimalisir hambatan yang akan terjadi pada saat proses produksi
berlangsung. Perencanaan produksi dikelola oleh bagian R&D dan PPIC yang
bekerjasama dengan seluruh bagian yang ada di proses produksi. Hal yang diatur
oleh bagian R&D adalah menguraikan kain, menentukan design, dan menentukan
kontruksi kain. Hal yang diatur oleh PPIC adalah ketersediaan bahan baku, estimasi
waktu produksi, dan jumlah mesin yang digunakan. Proses produksi diawali dengan
pesanan yang masuk dari bagian marketing (pusat) dari permintaan costumer.
Marketing akan memberikan Order Produksi (OP) kepada pihak R&D untuk
dianalisis menetapkan bahwa order bisa diproduksi atau tidak. Jika sudah ditetapkan
bahwa order tersebut bisa diproduksi, maka bagian R&D akan memberikan Order
Produksi (OP) kepada PPIC untuk memulai untuk membuat perencanaan produksi
yang kemudian akan mengeluarkan kartu petunjuk tenun untuk produksi kain sesuai
dengan order. Untuk lebih jelasnya terdapat pada gambar 3.1 pada halaman......
dibawah ini.
Sumber: Data dan Arsip Bagian PPIC PT Indo Pacific,2023
Gambar 3. 1 Alur order produksi PT Indo Pacific
Bagian Research and Development (R&D) akan membuat perhitungan yang
dibutuhkan pada Order Produksi (OP) yang masuk. Berikut adalah rumus-rumus
yang biasa digunakan untuk membuat perencanaan di PT. Indo Pacific :

 Kebutuhan Benang Lusi


Berat benang permeter
lebar kain x no sisir x mengkeret lusi x pinggiran x waste
¿
1693 x Nomor benang
Kebutuhan benang lusi
berat benang lusi per meter × Order Produksi (OP)
¿
181 , 44 k g

 Kebutuhan Benang pakan


Berat benang pakan per meter
lebar kain x pick x mengkeret pakan x wast e
¿
1693 x Nomor benang
Kebutuhan benang pakan
berat benang pakan per meter x Order Produksi (OP)
¿
181, 44 k g

Keterangan :
- 181,44 kg merupakan konversi kilogram dalam 1 bale
768 m hank
- 1,693 ¿ =
453 , 6 k g lbs

- Total Helai Lusi


TE = lebar kain x mengkeret pakan x no sisir

- Jumlah kebutuhan beam warping


TE
Jumlah kebutuhan beam warping ¿
Kapasitas max creel

- Jumlah masak dan kebutuhan obat


Kebutuhan obat
Panjang benang x 1 , 09 x 0,4536
¿ x jumlah helai x serap x sizebox
840 x nomor benang
- Waktu Estimasi
Kapasitas produksi warping = RPM mesin warping x jam x men
panjang
x beam yang di pakai
Waktu proses warping beam
¿
Kapasitas produksi mesin warping
Kapasitas produksi sizing=RPM mesin sizing x jam x menit x efisiensi
panjang
Waktu Proses Sizing beam
¿
Kapasitas produksi mesin Sizing
Kapasitas produksi cucuk=kecepatan pencucukan x jam x menit x
efisiensi
total helai
Waktu proses cucuk beam
¿
Kapasitas produksi cucuk

3.1.2 Pengendalian Produksi


Pengendalian produksi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengelola
sumber daya yang digunakan dapat memenuhi rencana produksi yang telah
dirancang sebelumnya, sehingga proses produksi dapat berjalan sesuai dengan
apa yang direncanakan. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas produk yang
dihasilkan bisa sesuai dengan yang diharapkan. Kualitas yang baik tentu akan
menjadi daya saing yang kuat bagi perusahaan dan bisa memuaskan keinginan
pelanggan, sehingga terpeliharanya kepercayaan yang baik dari pelanggan. Hal
yang dilakukan dalam proses pengendalian mutu meliputi:
1. Sebelum Produksi
Setelah menerima Order Produksi (OP) yang akan dibuat, hal yang
dilakukan oleh bagian produksi adalah sebagai berikut :
- PPIC mempersiapkan bahan baku yang akandi produksi sesuai dengan
arahan yang disampaikan oleh bagian R&D, mulai dari jenis benang,
jumlah benang, dan lainya.
- PPIC membuat kartu proses agar pada saat proses produksi berjalan
dengan maksimal.
2. Saat Produksi
- Menjalankan produksi sesuai dengan perintah kerja yang telah dirancang
oleh bagian PPIC.
- Setiap proses selalu disertai dengan kartu proses produksi agar tidak
terjadi kesalahan proses.
- Setiap Kepala seksi yang menangani proses produksi wajib mengisi dan
menyerahkan laporan kerja harian kepada Kepala bagian.
- Pengawasan terhadap proses produksi dilakukan oleh Kepala seksi atau
langsung oleh Kepala Bagian.
- Jika terjadi masalah yang berpengaruh terhadap hasil produksi maka
langsung diatasi ditempat kejadian oleh operator atau maintenance,
melalui persetujuan Kepala Seksi ataupun Kepala Bagian.
3. Setelah Produksi
Setelah proses produksi berlangsung, dilakukan pemeriksaan dan perbaikan
kain (pada seluruh panjang kain yang telah diproduksi) dan dikelompokan
berdasarkan grade jenis cacat pada Bagian Inspect
Apabila ditemukan cacat pada kain yang diperiksa, maka:
- Bila cacat tersebut disebabkan oleh bagian mesin yang rusak atau bagian
operator yang kurang baik, maka bagian inspecting akan melaporkan
kepada pihak yang terkait di bagian produksi.
- Bila cacat tersebut kecil, maka diperbaiki bila memungkinkan. Sedangkan
bila cacat tersebut besar atau tidak dapat diperbaiki langsung, maka
diberi poin berdasarkan ketentuan yang telah dibuat pada kertas
inspecting.

3.2 Proses Produksi

3.2.1 Jenis dan Jumlah Produksi

Produksi di PT Indo Pacific menghasilkan produksi kain greige, cele, printing, dan
celup. Kain greige merupakan kain mentah yang belum melewati proses
penyempurnaan (finishing), sehingga hasil dari produksi kain tersebut belum
layak pakai. Produksi kain greige dan cele menggunakan mesin tenun rapier
Ishikawa 1001 dan Ishikawa 2001. Kain cele merupakan kain yang memiliki motif
sesuai dengan keinginan costumer. Kain yang diproduksi oleh PT Indo Pacific
memiliki banyak jenis konstruksi. Penentuan konstruksi disesuaikan dengan jenis
benang lusi dan benang pakan yang digunakan, juga sebagai salah satu
identitas kain. Konstruksi kain yang diproduksi oleh PT Indo Pacific biasanya
hasil dari pesanan yang diberikan oleh bagian marketing. Untuk jenis dan jumah
produksi kain bulan Maret-Mei di mesin tenun Rapier dapat dilihat tabel 3.1 pada
halaman..... dibawah ini:

Tabel 3 1 Jenis dan Jumlah produksi kain bulan ............ 2023


3.2.2 Mesin dan Tata letak

3.2.2.1 Mesin

a. Mesin Winding
Mesin winding berfungsi untuk menggulung benang dan merubah gulungan
benang yang dari cones ke cones agar menjadi gulungan yang lebih ringkas
dengan panjang sesuai order. Bisa dilihat pada table 3.2 di bawah ini:
Tabel 3.2 Spesifikasi Mesin Winding
Merek Mesin Rite Kamitsu Stalam 1 Stalam 2
Tahun Pembuatan 2012 2010 2012 2012
Negara Pembuat Jepang Jepang China China
RPM 900 900 900 900
Jumlah Mesin 4 4 2 4
Jumlah Spindle 30 24 84 72
Winding 1 4 4 - 1
Winding 2 - - 2 3

Sumber: Data dan Arsip Bagian Persiapan PT Indo Pacific, 2023


Sumber: Data dan Arsip Bagian Persiapan PT Indo Pacific, 2023
b. Mesin Re-Winding
Mesin Re-Winding berfungsi untuk menggulung dan menambah Kembali sisa
benang pada proses warping agar bisa digunakan Kembali. Bisa dilihat pada
table 3.3 di bawah ini:
Tabel 3.3 Spesifikasi Mesin Re-Winding
Merek Mesin Murata
Tahun Pembuatan 2006
Negara Pembuat Jepang
RPM 500
Jumlah Mesin 2
Jumlah Spindle 10
Jumlah Tempat Cones Dalam 1 Spindle 15
Sumber: Data dan Arsip Bagian Persiapan PT Indo Pacific, 2023
Gambar 3.2 Mesin Winding PT Indo Pacific

Sumber: Data dan Arsip Bagian Persiapan PT Indo Pacific, 2023


c. Mesin Warping
Mesin warping berfungsi untuk menggulung benang dari bentuk cones ke beam
sizing. Proses penggulungan benang lusi agar tidak ada benang silang, tidak ada
benang campur, panjang benang yang sama, dan beam memiliki kerataan yang
baik. Di PT Indo Pacific terdapat 2 jenis mesin hani, yaitu mesin dengan
penghanian langsung (direct warping) dan penghanian per seksi (sectional
warping). Bisa dilihat pada table 3.4 di bawah ini:
Tabel 3.4 Spesifikasi Mesin Warping
Merek Mesin Kaogin Okuy Taya
Tahun Pembuatan 2012 1984 2006
Negara Pembuat Taiwan Jepang
RPM 400 250 250
Jumlah Mesin 2 3 1
Jumlah Creel 810 640 280
Maksimal
Jumlah Creel 625 520 -
Minimal
Jenis Penghanian Direct Warping Sectional Direct Warping
Warping
Sumber: Data dan Arsip Bagian Persiapan PT Indo Pacific, 2023

Gambar 3.4 Mesin Warping PT Indo Pacific

Sumber: Data dan Arsip Bagian Persiapan PT Indo Pacific, 2023


d. Mesin Sizing
Mesin sizing berfungsi untuk melapisi benang lusi dengan larutan kanji dengan
resep obat yang telah ditentukan. Tujuan dari penganjian adalah untuk
meningkatkan kekuatan, daya gesek, dan mengurangi bulu-bulu pada benang
lusi sehingga menghasilkan benang lusi yang lebih kuat pada saat proses
produksi di mesin tenun.
Bisa dilihat pada table 3.5 di bawah ini:
Tabel 3.5 Spesifikasi Mesin Sizing
Merek Mesin Kaogin Benninger Taya
Tahun Pembuatan 2004 2006 2006
Negara Pembuat Taiwan
RPM 80 20 20
Kapasitas Beam 16 4 4
Stand
Jumlah Mesin 2 1 1
Jumlah Silinder 10 4 10
Jumlah Size Box 2 1 1
Sumber: Data dan Arsip Bagian Persiapan PT Indo Pacific, 2023

Sumber: Data dan Arsip Bagian Persiapan PT Indo Pacific, 2023


Gambar 3.5 Mesin Sizing PT Indo Pacific

e. Alat Cucuk
Alat cucuk ini dioperasikan secara manual oleh operator dan memiliki fungsi
untuk membantu operator memasukkan benang ke dalam lubang dropper, mata
gun, dan sisir sesuai dengan anyaman masing-masing konstruksi yang telah
direncanakan. Tujuan dari proses ini adalah untuk menghasilkan beam tenun
yang baik, seperti tidak ada benang yang salah cucuk dan ketepatan waktu
dalam penyelesaian cucukan sehingga proses produksi di mesin tenun berjalan
dengan baik dan sesuai rencana. Bisa dilihat pada table 3.6 di bawah ini:
Tabel 3.6 Spesifikasi Alat Cucuk
Merek Mesin Lokal
Tahun Pembuatan -
Negara Pembuat Indonesia
Kecepatan Sesuai dengan kemampuan operator
Jumlah mesin 15
Sumber: Data dan Arsip Bagian Weaving PT Indo Pacific, 2023

Sumber: Data dan Arsip Bagian Weaving PT Indo Pacific, 2023


Gambar 3.6 Alat Cucuk PT Indo Pacific
f. Mesin Tenun Rapier
Mesin tenun berfungsi untuk membuat anyaman atau persilangan benang lusi
dan benang pakan, sehingga menghasilkan kain tenun. Tujuan dari tenun sendiri
adalah untuk menghasilkan kain tenun yang sesuai dengan anyaman, konstruksi,
dan kualitas yang sudah ditentukan. Bisa dilihat pada table 3.7 di bawah ini:
Tabel 3.7 Spesifikasi Mesin Weaving
Jenis Mesin Rapier Rapier
Merek Mesin Ishikawa 1001 Ishikawa 2001
Tahun Pembuatan 1994 1996
Negara Pembuat Jepang Jepang
RPM 300 350
Maksimal Kamran 16 16
Jumlah Mesin 42 38
Sumber: Data dan Arsip Bagian Weaving PT Indo Pacific, 2023

Sumber: Data dan Arsip Bagian Weaving PT Indo Pacific, 2023


Gambar 3.7 Mesin Tenun 1001 PT Indo Pacific
Sumber: Data dan Arsip Bagian Weaving PT Indo Pacific, 2023

Gambar 3.8 Mesin Tenun 2001 PT Indo Pacific

g. Mesin Inspeksi
Mesin inspeksi berfungsi untuk membantu proses pemeriksaan cacat pada kain
yang telah melewati proses pertenunan. Tujuan dari inspeksi adalah untuk
memperbaiki cacat yang ada pada kain juga sebagai penentuan grade dari hasil
cacat yang ada pada kain. Bisa dilihat pada table 3.8 di bawah ini:
Tabel 3.8 Spesifikasi Mesin Inspeksi
Merek Mesin ESKA
Tahun Pembuatan -
Negara Pembuat Indonesia
Jumlah Mesin 7
sumber: Data dan Arsip Bagian Weaving PT Indo Pacific, 2023

Sumber: Data dan Arsip Bagian Weaving PT Indo Pacific, 2023


Gambar 3. 9 Mesin Inspeksi PT Indo Pacific

3.2.2.2 Tata Letak


Tata letak merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan. Karena dalam
penentuannya akan mempengaruhi proses produksi. Penentuan dari tata letak
harus disesuaikan dengan luas bangunan dan alur proses produksi untuk
meminimalisir perpindahan barang yang membuang waktu banyak, sehingga
bisa meningkatnya efisiensi yang telah ditetapkan. Berikut merupakan tata letak
mesin di PT Indo Pacific:

Gambar Tanpa Skala

Sumber: Departemen HRD PT Indo Pacific, 2023


Gambar 3.10 Tata Letak Mesin PT Indo Pacific

Keterangan :
1. Mesin Winding
2. Mesin Celup
3. Mesin Direct Warping
4. Mesin Sectional Warping
5. Mesin Re-Winding
6.Mesin Sizing
7. Mesin Weaving
8. Mesin Inspeksi
3.2.3 Proses Produksi
Alur proses produksi kain yang ada di PT Indo Pacific merupakan proses
produksi kain greige dan proses produksi yarn dyeing. Proses pembuatan kain
diawali dari proses perencanaan, proses persiapan pertenunan, proses
pertenunan, dan proses Inspeksi kain. Alur proses produksi di PT Indo Pacific
bisa dilihat pada gambar 3.11.

Gambar 3.11 Alur Proses Produksi

Sumber: Data dan Arsip Bagian PPIC PT Indo Pacific, 2023


a. Penggulungan (Winding)
Perusahaan ini membeli bahan baku berupa benang, untuk proses selanjutnya
diperlukan benang dengan panjang tertentu sesuai dengan order. Pengubahan
bentuk gulungan dan ukuran gulungan ini hanya dapat dilakukan melalui proses
pengelosan atau penggulungan benang. Selain untuk merubah gulungan benang
dan ukuran benang, perusahaan ini juga melakukan proses pengelosan untuk
memindahkan
benang sesudah proses pencelupan. Di PT Indo Pacific terdapat 2 kali proses
winding, yaitu :
- Proses winding yang pertama yaitu memindahkan benang dari softcones
kertas ke softcones stainless, karena benang akan melanjutkan proses
pencelupan benang (yarn dyeing), jika cones kertas tidak diganti maka
cones kertas akan hancur dan benang akan kusut karena pada proses
pencelupan benang (yarn dyeing) menggunakan larutan yang panas.
- Proses winding yang kedua yaitu memindahkan benang dari softcones
stainless ke hardcones kertas, agar mempermudah pada saat proses
warping karena softcone stainless berbentuk seperti tabung dan
hardcones berbentuk seperti kerucut.

Gambar 3.12 perbedaan softcones dan hardcones

Sumber: Data dan Arsip Bagian Persiapan PT Indo Pacific, 2023

b. Punggulungan Ulang (Re-Winding)


Proses Re-Winding adalah proses penggulungan ulang benang yang tersisa
pada proses warping agar bisa digunakan kembali pada saat dibutuhkan.

c. Penghanian (Warping)
Proses warping merupakan salah satu proses persianpan pertenunan, yang
memiliki tujuan untuk menggulung benang pada beam lusi yang digulung sejajar
dengan panjang dan tegangan yang sama. Proses pembuatan gulungan benang
pada beam
lusi secara umum dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : penghanian langsung
(direct warping) dan penghanian seksi (sectional warping). Berikut merupakan
perbedaan antara penghanian langsung (direct warping) dan penghanian seksi
(sectional warping), Bisa dilihat pada tabel 3.9 di bawah ini:
Tabel 3.9 Perbedaan Mesin Warping
Direct Warping Sectional Warping
Digunakan untuk produksi yang tinggi Digunakan untuk produksi yang
rendah serta dapat diselesaikan
coraknya
Prosesnya hanya satu tahap Prosesnya dua tahap
Memerlukan kapasitas creel yang Kapasitas creel yang lebih sedikit
banyak
Lebih murah Lebih mahal
Kecepatanya lebih tinggi Kecepatanya lebih rendah
Sumber: Data dan Arsip Bagian Persiapan PT Indo Pacific, 2023

Sumber: Diniswari Y. H., 2023


Gambar 3.13 Alur proses mesin sectional warping

d. Penganjian (Sizing)
Penganjian atau sizing merupakan proses pemberian lapisan kanji atau obat
pada benang lusi. yang berfungsi untuk meningkatkan kekuatan, daya gesek,
dan menidurkan bulu-bulu pada benang lusi, sehingga menghasilkan benang lusi
yang
lebih kuat pada saat proses produksi di mesin tenun. Bahan baku yang
digunakan dalam proses penganjian merupakan benang lusi yang sudah
digulung dalam bentuk beam di proses warping.
Dengan terlapisinya benang dengan lapisan film yang terbuat dari bahan kanji,
benang-benang yang sering mengalami putus selama proses pertenunan dapat
berkurang, dimana putusnya benang lusi selama proses pertenunan berlangsung
biasanya disebabkan oleh tegangan lusi yang terlalu tinggi pada saat pertenunan
serta kekuatan benang yang terlalu rendah.

e. Pencucukan (Reaching)
Proses pencucukan atau reaching adalah proses memasukkan benang lusi ke
dalam bagian-bagian mesin tenun, mulai dari dropper, gun ,dan sisir tenun.
Proses reaching yang dilakukan di PT Indo Pacific masih dilakukan secara
manual, sehingga dalam prosesnya memerlukan waktu lebih lama daripada
proses pencucukan dengan mesin. Dalam proses pencucukan di PT Indo Pacific
rata-rata operator mencucuk benang 17 helai per menit.

Gambar 3.14 Skema proses pencucukan

Sumber: Diniswari, Y. H., 2023

f. Pertenunan (Weaving)
Merupakan proses yang dilakukan oleh mesin tenun untuk menyilangkan benang
lusi dan benang pakan, sehingga menghasilkan kain yang sesuai dengan
anyaman yang direncanakan. Mesin tenun memiliki 5 gerakan pokok pertenunan
yaitu:
1. Let Off Motion (Penguluran benang lusi)
Merupakan proses penguluran benang yang berfungsi memberi toleransi
pada benang, sehingga memberi kemudahan pada proses selanjutnya.
2. Shedding Motion (pembukaan mulut lusi)
Merupakan proses pembukaan mulut lusi, yang mana sebagian benang lusi
dinaikkan dan sebagian lagi di turunkan sesuai dengan anyaman, sehingga
membuat rongga mulut lusi. Pembukaan mulut lusi berfungsi untuk memberi
jalan pada peluncuran benang pakan.
3. Weft Insertion/Picking Motion (peluncuran benang pakan)
Merupakan proses peluncuran benang pakan yang didorong oleh tekanan
angin ke dalam rongga mulut lusi.
4. Beating motion (pengetekan benang pakan)
Merupakan proses pengetekan atau merapatkan benang pakan yang sudah
diluncurkan. Proses pengetekan ini dilakukan oleh sisir tenun.
5. Take up motion (penggulungan kain)
Merupakan proses penggulungan kain yang sudah teranyam atau sudah
melewati 4 gerakan pokok sebelumnya dan dilakukan oleh rol penggulung.
Perputaran rol sendiri disesuaikan dengan benang pakan yang diluncurkan.
Berikut ini merupakan lima skema gerakan pokok pertenunan yang dapat dilihat
pada gambar 3.15:

Sumber: Diniswari, Y. H., 2023


Gambar 3.15 Lima skema gerakan pokok pertenunan

g. Inspecting
Inspecting merupakan proses akhir dari proses pertenunan (Weaving). Proses
inspecting merupakan pemeriksaan dan perbaikan cacat kain hasil produksi
pertenunan (Weaving). Dalam proses ini juga dilakukannya penentuan grade
pada kain. Adapun tujuan dari proses inspecting, yaitu:
1. Memeriksa kebenaran spesifikasi kain dari bagian weaving.
2. Memeriksa kain dan menghitung cacat agar dapat mengklasifikasi grade
kain.
3. Memberikan tanda pada cacat kain agar mempermudah dalam proses
perbaikan.
4. Mendata cacat kain yang bersifat terus menerus dan memberikan informasi
kepada bagian pertenunan.

3.2.4 Sarana penunjang produksi


Sarana penunjang produksi dapat diartikan sebagai sesuatu yang keberadaanya
mampu mendukung serta menunjang jalannya suatu proses produksi. Sarana
penunjang produksi pada industri sangat penting, karena keberadaanya cukup
mendukung demi kelancaran juga keberhasilan produksi. Di PT Indo Pacific
terdapat beberapa sarana penunjang produksi yaitu:
1. Tenaga Listrik
Tenaga listrik tersebut sebagian digunakan untuk kebutuhan proses produksi
dan sebagian untuk penerangan dan perkantoran. Untuk penggunaan listrik
disetiap bagian bisa dilihat pada Tabel 3.10 dibawah ini:
Tabel 3.10 Penggunaan listrik di setiap bagian
No Bagian Pemakaian (Kw)
1 Winding 113,77
2 Direct Warping 22
3 Sectional Warping 34,7
4 Re-Winding 11
5 Yarn Dyeing 584,15
6 Sizing 156,01
7 Weaving 532,09
8 Inspekting 11,1

Tabel 3.10 Penggunaan listrik di setiap bagian (Lanjutan)


9 Boiler 85,8
10 Kolam air 562
Total 2.112,62
Sumber: Data dan Arsip Bagian HRD PT Indo Pacific, 2023
2. Air Conditioning (AC)
Air conditioning (AC) adalah alat yang digunakan untuk mengondisikan suhu
dan kelembaban udara pada ruangan. Tujuan penggunaan AC dalam proses
produksi untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Keadaan
lingkungan termasuk udara sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses
produksi.
3. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Menyediakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) umtuk mencegah terjadinya
kebakaran.
4. Boiler
Penunjang produksi di PT Indo Pacific adalah adanya sarana Boiler yang
dikelola oleh bagian Utility yang menyuplai uap panas untuk sizing. Di PT
Indo Pacific terdapat 1 buah mesin boiler.
5. Kompresor
Beberapa mesin yang ada di bagian produksi membutuhkan tekanan udara
untuk menjalankannya. Tekanan udara yang diperlukan dihasilkan oleh
kompresor yang ada di pabrik. Kompresor berfungsi sebagai penggerak
mesin juga digunakan untuk membersihkan kotoran debu (fly waste).
6. Bengkel
Bengkel di PT Indo Pacific berfungsi untuk sarana penunjang perbaikan
mesin dan alat yang ada di perusahaan.
7. Pergudangan
Gudang merupakan ruangan yang digunakan untuk menyimpan berbagai
macam barang, seperti bahan baku, benang hasil produksi, serta menyimpan
perlengkapan mesin untuk proses produksi. Ada beberapa gudang di PT Indo
Pacific, diantaranya: Gudang benang, obat, sparepart, dan kain.
3.3 Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin
Saat proses produksi berlangsung penggunaan suatu mesin dilakukan secara
terus menerus atau mesin bekerja selama 24 jam. Dengan adanya hal tersebut,
diperlukan suatu tindakan untuk mencegah maupun memperbaiki mesin yaitu
dengan perbaikan dan pemeliharaan mesin. Pemeliharaan dan perbaikan mesin
memiliki fungsi sebagai bentuk perawatan yang dilakukan perusahaan guna
memperpanjang masa pakai suatu mesin. Selain itu juga, pemeliharaan dan
perbaikan mesin berfungsi untuk menjaga kualitas produk dengan standar yang
telah ditetapkan perusahaan. Pemeliharaan dan perbaikan mesin di PT Indo
Pacific dilakukan oleh bagian Maintenance.

3.3.1 Pemeliharaan Mesin


Pemeliharaan atau perawatan adalah tindakan yang dilakukan untuk menjaga
dan mempertahankan kualitas mesin/peralatan agar tetap berfungsi dengan baik
sesuai kondisi yang dapat diterima, (Purwoko, 2015). Pemeliharaan mesin
dilakukan secara rutin agar mesin dapat berjalan optimal. Bagian Maintenance
membuat jadwal pemeliharaan setiap mesin yang dilakukan di PT Indo Pacific.

Dalam pelaksanaan jadwal pemeliharaan mesin di PT Indo Pacific terkadang


tidak berjalan sesuai dengan rencana. Hal tersebut bisa terjadi karena berbagai
faktor, baik dari segi mesin maupun segi sumber daya manusia, sehingga
pemeliharaan yang dilakukan menyesuaikan dengan kondisi di lapangan. Berikut
merupakan jenis pemeliharaan mesin yang dilakukan di PT Indo Pacific.

6. Preventive Maintenance

Preventive Maintenance merupakan suatu pemeliharaan yang dilakukan


untuk mencegah terjadinya kerusakan pada mesin. Dengan adanya
Preventive Maintenance juga bertujuan agar tidak terjadi loss time pada saat
proses produksi. Loss time adalah waktu yang menghilang pada saat proses
produksi yang diakibatkan oleh beberapa faktor, salah satunya karena
kerusakan mesin secara mendadak. Upaya yang dilakukan dalam Preventive
Maintenance adalah sebagai berikut.

A. Pembersihan

Pembersihan yang dilakukan berupa pembersihan pada bagian-bagian


kotor mesin produksi. Pembersihan mesin bertujuan guna meminimalisir
terhambatnya proses produksi yang disebabkan oleh kotor mesin.
Kegiatan pembersihan mesin ini dilakukan oleh Pembantu Umum (PU)
dan juga operator di masing-masing bagian.

B. Penyetelan

Penyetelan dilakukan pada mesin setiap bagian di PT Indo Pacific.


Penyetelan mesin juga bertujuan untuk memeriksa setiap komponen yang
ada pada mesin, untuk dilihat kelayakan komponen tersebut. Penyetelan
mesin ini disesuaikan dengan jenis benang yang akan di proses pada
mesin untuk meminimalisir kecacatan yang mungkin bisa terjadi.

C. Pelumasan (oiling)

Kegiatan ini berupa pemberian, penambahan, atau penggantian minyak


pelumas pada setiap bagian mesin. Pelumasan ini bertujuan untuk
menjaga keawetan komponen mesin juga mencegah keausan pada
setiap komponen mesin. Minyak pelumas yang biasa dipakai untuk
pelumasan di PT Indo Pacific yaitu oli dan grease.

Jadwal kegiatan dalam pemeliharaan mesin di PT Delta Merlin Dunia Tekstil V


dapat dilihat pada tabel 3.11 berikut.

Tabel 3.11 Jadwal Pemeliharaan Mesin


Mesin Kegiatan Pemeliharaan Jadwal Pemeliharaan
Membersihkan saringan
Harian
pada mesin
Membersihkan panel
Harian
pada mesin
Membersihkan /
WINDING Mingguan
perawatan spindle
Membersihkan /
Harian
perawatan Press roll
Membersihkan Motor
Harian
Pada mesin

Tabel 3.11 Jadwal Pemeliharaan Mesin (Lanjutan)


Pemberian Grease di
bagian drum drum beralur Bulanan
(penggerak benang)
Pemberian / Bulanan
penambahan oli pada
gear pada mesin
Pemberian / penambahan
grease di bearing pada Bulanan
mesin
Control setelan Hydrolik
(Naik turun beam, buka – Harian
tutup beam, drum press
roll, rem)
Control regulator angin Harian
Control creel ring tension Harian
Pemberian grease pada
WARPING Bulanan
bearing
Control fungsional stop
Harian
motion
Control fungsional fan
Harian
creel
Control kelurusan creel Harian
Control sisir Harian
Control pada bagian rem
beam warping (Hydrolik, Harian
bearing, kanvas rem)
Control hydrolik pada
bagian (Sizebox 20
buah), silinder dryer (3 Harian
buah), Head Stock creel
(6 buah)
Control regulator angin
Harian
dan selang angin
Control setelan rantai
SIZING
pada (dryer silinder dan Harian
head stock creel)
Control Asbes (paking) rol
besi di bagian bak kanji
Mingguan
untuk melakukan press
pada benang
Control asbes (paking)
pompa obat dari mixer Mingguan
menuju sizebox
Control asbes (paking)
Mingguan
Cooker

Tabel 3.11 Jadwal Pemeliharaan Mesin (Lanjutan)


Pemberian stemplet / oli
Mingguan
pada bearing
Control timbangan / lood
creel (untuk tegangan Mingguan
benang pada silinder
Pemberian oli motor gear
Tahunan
box
Weaving Control Pembukaan lusi
1. Control jack lever
2. Control sheding
lever
Mingguan
3. Control
frame/kamran
4. Control stang jack
lever
Control Peluncuran pakan
1. Control griper R/L
2. Control tape rapier
Mingguan
3. Control tape whell
4. Control swite
otomatis
Control Pengetekan pakan
1. Control reed cup
sisir Mingguan
2. Control temple bar
3. Control ring temple
Control Penguluran lusi
1. Control gear box
2. Control motor servo Mingguan
3. Control gear beam
4. Control back roll
Control Penggulungan kain
1. Control gear box
2. Control pick whell Mingguan
3. Control Gear press
roll
4. Control roll kain
Pelumasan oil pump Mingguan
Pelumasan Filter oil Mingguan
Pelumasan stempet Mingguan
Control Stand Pakan Harian
Control Accumulator Harian
Control Press Roll Harian
Control Baut dan Clamp Harian
sisir
Sumber: Departemen HRD PT Indo Pacific, 2023

7. Breakdown Maintenance
Selain Preventive Maintenance di PT Indo Pacific hanya melakukan
perbaikan ketika setelah terjadinya breakdown atau kerusakan yang
menghentikan operasi normal mesin, metode ini berfokus pada perbaikan
cepat dan pemulihan operasional mesin yang mengalami gangguan, dengan
tujuan untuk meminimalkan waktu henti produksi dan kerugian yang
ditimbulkan akibat kegagalan tersebut. Tujuan utamanya adalah
mengembalikan mesin ke kondisi operasional dengan cepat sehingga
produksi dapat dilanjutkan.
Maintenance yang dilakukan oleh PT Indo Pacific ini masuk kedalam
Breakdown Maintenance. Breakdown Maintenance yang juga dikenal sebagai
perawatan pemadaman, adalah metode perawatan yang dilakukan setelah
terjadinya kerusakan atau kegagalan pada mesin industri. Meskipun
breakdown maintenance seringkali dianggap sebagai tindakan perbaikan
darurat, namun metode ini tetap menjadi bagian penting dalam strategi
perawatan industri karena dapat membantu mengurangi waktu henti produksi
yang tidak diinginkan dan meminimalkan dampak negatif pada operasional
perusahaan.

3.3.2 Perbaikan Mesin


Perbaikan mesin merupakan suatu perawatan yang dilakukan ketika terjadi
kerusakan pada bagian mesin. Perbaikan mesin juga bertujuan untuk
memperbaiki juga meningkatkan suatu komponen yang ada pada mesin
sehingga sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Perbaikan mesin juga
haPenanganan perbaikan mesin dilakukan pada saat terjadinya kerusakan
mesin, sehingga tidak ada jadwal pasti dilakukannya suatu perbaikan pada
mesin. Jika ada kerusakan pada misen, maka mesin akan diberhentikan
kemudian langsung diperbaiki ataupun diganti bagian yang rusak oleh mekanik
sebelum proses produksi dilanjutkan. Hal tersebut dilakukan guna meminimalisir
kecacatan pada kain yang disebabkan oleh kerusakan mesin. Namun perbaikan
mesin juga harus dilakukan secepatnya agar tidak menganggu waktu jalannya
produksi, hal ini berguna agar proses produksi berjalan sesuai dengan waktu
yang telah direncanakan.
3.4 Pengendalian Mutu
Penanganan perbaikan atau Pengendalian mutu merupakan suatu usaha yang
dilakukan dengan menjaga dan mengarahkan, hal ini bertujuan untuk
mempertahankan maupun meningkatkan kualitas produk perusahaan
sebagaimana yang telah direncanakan. Pengendalian mutu menentukan hasil
dari suatu produk dan menjadi metode untuk meminimalisir kecacatan pada
suatu produk, mempertahankan kualitas yang sudah baik dalam suatu produk,
dan memperbaiki kualitas suatu produk. Untuk menghasilkan mutu produk yang
baik, maka sistem yang diterapkan pada pengendalian mutu harus baik agar
proses produksi sesuai dengan rencana dan tujuan perusahaan. Bagian Quality
Control (QC) merupakan bagian yang memegang tanggung jawab pengendalian
mutu hasil kerja setiap bagian. Akan tetapi, seluruh karyawan memiliki peran
yang sama untuk mengkawal bersama pengendalian mutu di PT Delta Merlin
Dunia Tekstil V demi menghasilkan produk yang diharapkan. Hal ini dilakukan
untuk menjaga dan meningkatkan kualitas juga kepercayaan dari konsumen.

3.4.1 Pengendalian Mutu Bahan Baku

Pengendalian mutu bahan baku merupakan pengendalian kualitas yang


dilakukan terhadap bahan baku produksi. Sistem pengendalian bahan baku
dilakukan dengan memeriksa fisik bentuk benang juga memeriksa kesesuaian
berat benang. Adapun Pengendalian Mutu bahan baku yang dilakukan di PT Indo
Pacific adalah Pemeriksaan Nomor Benang, Pemeriksaan Fisik menggunakan
sinar UV, Pemeriksaan kekuatan benang, Pemeriksaan grade atau kerataan
benang, Pemeriksaan twist benang. PT Indo Pacific memproduksi kain
menggunakan berbagai macam jenis bahan baku, jenis-jenis bahan baku benang
yang digunakan di PT Indo Pacific, dapat dilihat pada tabel 3.12 dibawah ini.

Tabel 3.12 Jenis Benang dan Artinya

Jenis Benang Arti


CTT Cotton
RY Rayon
PE Polyester
CVC Cotton + Polyester
DTY Polyester
Ecovero Sejenis Rayon
Liva eco Sejenis Rayon
Palpa Cotton + Polyester
TC Cotton + Polyester
TR Rayon + Polyester
CR Cotton + Rayon
Sumber: Departemen HRD PT Indo Pacific, 2023

Adapun Bahan baku yang digunakan untuk proses produksi di PT Indo Pacific,
dihasilkan dari pembelian bahan baku pada industry pemintalan. Pengendalian
mutu akan dilakukan pada setiap bahan baku benang yang datang untuk
mengetahui kesesuaian bahan baku tersebut dengan permintaan. Bahan baku
yang telah diperiksa akan disimpan pada tempat penungguan benang sebelum
masuk kedalam proses produksi.

3.4.2 Pengendalian Mutu Proses

Pengendalian mutu saat proses produksi dilakukan dengan tujuan untuk


meminimalisir cacat kain pada saat proses produksi berlangsung. Kain yang
dihasilkan oleh PT Indo Pacific merupakan kain greige, dan kain motif (sarung).
Kedua hasil kain tersebut melewati pengendalian mutu yang sama ketat nya
untuk menghasilkan kain yang terjaga kualitasnya. Berikut merupakan tabel 3.13
di halaman…. tentang pengendalian mutu proses di PT Indo Pacific.

Tabel 3.13 Pengendalian Mutu Setiap Proses


PROSES PENGENDALIAN MUTU
 Membaca dan pelajari planning kerja.
 Memeriksa jenis dan jumlah benang yang
WINDING sudah di persiapkan oleh persiapan kelosan
sesuai dengan order.

Tabel 3.13 Pengendalian Mutu Setiap Proses (Lanjutan)

 Untuk benang POLYESTER setiap bobin


stainless harus memakai loop perbenang
cotton sebanyak 200 meter.
 Untuk benang COTTON/TR/TC/RAYON tidak
WINDING
perlu memakai looper.
 Memastikan Sensor pada mesin berjalan
dengan semestinya
 Setting mesin sesuai dengan jenis benang.
WARPING  Memastikan benang terpasang di rak.
 Mengkondisikan bahan baku.
 Menandai titik awal corak dan akhir corak.
 Pasang corak sesuai dengan patrun.
 Mencucuk benang pada sisir dan memeriksa
benang yang sudah melewati sisir.
 Menyetting (tension, press beam, lebar sisir)
dan menyetting kecepatan mesin.
 Memastikan Sensor pada mesin berjalan
dengan semestinya
 Mempelajari order sebelum beam terpasang
 Menyiapkan beam kosong dan memasang
beam di rak sizing.
 Menyetting beam di rak belakang.
 Memeriksa resep obat kanji sesuai dengan
order dan jenis benang.
 Menyiapkan atau memasak obat kanji sesuai
SIZING order.
 Memastikan settingan mesin sesuai dengan
SOP.
 Memastikan bagian mesin atau kepala mesin
tetap bersih.
 Mengamankan beam hasil produksi supaya
beam tidak terbentur dan tidak terkena
pericikan air.
 Membersihkan mesin menggunakan
kompresor
 Memastikan sensor pada mesin berjalan
dengan semestinya
 Memastikan tidak ada benang lusi atau
LOOM
benang pakan yang putus
 Memastikan tegangan benang lusi dan
benang pakan tetap stabil
 Memastikan kain hasil produksi tidak
mengalami cacat
Sumber: Departemen HRD PT Indo Pacific, 2023
PT Indo Pacific telah menetapkan sejumlah langkah strategis untuk memastikan
setiap tahapan produksi terjadi sesuai standar kualitas yang telah ditetapkan.
Pengendalian kualitas membentuk landasan yang kuat dari kebijakan
perusahaan, termasuk berbagai metode untuk meminimalkan kesalahan,
mengidentifikasi penyimpangan dan memastikan tingkat kualitas yang konsisten.
PT Indo Pacific melakukan penilaian komprehensif terhadap bahan baku yang
digunakan dalam proses produksi. Standar kualitas yang ketat diterapkan untuk
memastikan bahan baku memenuhi persyaratan yang telah ditentukan sebelum
memasuki tahap produksi. Oleh karena itu, langkah ini menjadi dasar yang kokoh
untuk menjamin kualitas produk akhir.
Selama proses produksi, perusahaan melakukan pengawasan yang ketat dan
menerapkan prosedur pemantauan atau pengendalian. Pemantauan langsung
memungkinkan deteksi dini terhadap setiap perubahan yang dapat memengaruhi
kualitas produk. Proses ini dilakukan terus menerus untuk memastikan kondisi
optimal tetap terjaga. Jika terjadi penyimpangan, tindakan perbaikan segera
diambil untuk menghindari dampak negatif terhadap kualitas produksi. Oleh
karena itu, pembersihan dan pemeliharaan peralatan produksi dilakukan secara
terencana dan sistematis. Fasilitas produksi dijaga dalam kondisi bersih dan rapi
untuk menghindari kontaminasi atau cacat lainnya yang dapat mempengaruhi
hasil akhir. Dengan berfokus pada pengendalian kualitas proses total,
perusahaan bertujuan untuk memenuhi dan bahkan melampaui harapan
pelanggan sekaligus memastikan kelangsungan operasi dengan lebih efisien.

3.4.3 Pengendalian Mutu Produk


Pengendalian mutu kain yang diproduksi di PT Indo Pacific dilakukan
pada tahap inspeksi. Proses pada bagian pemeriksaan meliputi
penentuan kualitas kain dan perbaikan cacat kecil pada kain. Cacat kecil
adalah cacat kain yang masih dapat diperbaiki, sedangkan cacat besar
adalah cacat kain yang tidak dapat diperbaiki. Penentuan kualitas dapat
diklasifikasikan berdasarkan kualitas kain yang dicapai dengan
memberikan skor pada setiap cacat pada kain. kain. Pada proses
pengendalian kualitas produk, bagian inspeksi juga melakukan proses
verifikasi tekstur kain, yang bertujuan untuk melihat apakah kepadatan
kain sesuai dengan data tekstur yang tercatat. Pengujian struktur kain
dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut Densitometer. Namun
hasil yang diperoleh kurang akurat. Jika ingin hasil yang lebih akurat,
sebaiknya gunakan alat bernama Loop.

PT Indo Pacific menggunakan 2 titik standar untuk menentukan kualitas


kainnya, yaitu sistem empat titik dan sistem sepuluh titik. Namun PT Indo
Pacific terutama menggunakan sistem empat titik untuk menentukan
kualitas kain. Dan penentuan sistem perangkingannya dapat dilihat dari
jenis pesanan produksi, pesanan dalam negeri atau ekspor. Jika pesanan
produksi merupakan pesanan lokal maka sistem penilaian yang
diterapkan adalah sistem empat poin, dan jika pesanan merupakan
pesanan lokal maka digunakan sistem penilaian sepuluh poin.

1. Four Point System


Pada bagian Inspecting PT Indo Pacific lebih dominan menggunakan Four
Point System dalam melakukan penentuan grade kain dan Penerapannya
dilakukan untuk orderan lokal, Untuk standar penilaian kain four point system
yang digunakan PT Indo Pacific dapat dilihat pada tabel 3.14 dibawah ini:

Tabel 3.14 Penalty Point


Penalty Point (Point) Ukuran Cacat Defect (cm)
1 <3
2 3-6
3 6-9
4 >9
Sumber: Departemen Inspecting PT Indo Pacific, 2023

Kain yang sudah melewati proses inspeksi akan tercatat total penalty point
nya dan akan ditentukan grade kain nya. Rumus perhitungan yang ada pada
penilaian four point system adalah sebagai berikut.

Total Point x 100 m


Nilai ¿ =…
Panjang Kain( Meter )x Lebar Kain (cm) cm

Setelah nilai cacat kain di hitung berikutnya adalah penentuan grade kain, untuk
penentuan grade kain di PT Indo Pacific dapat dilihat pada tabel 3.15 di bawah
ini.

Tabel 3.15 Nilai Grade Kain


Grade Nilai Point Penalty
A 0 - 10
B 11 - 20
C > 21
Sumber: Departemen Inspecting PT Indo Pacific, 2023
Kain yang sudah melewati proses inspeksi akan tercatat total penalty point nya
dan akan ditentukan grade kain nya. Rumus perhitungan yang ada pada
penilaian ten point system adalah sebaga berikut.

Total Point Cacat m


Nilai ¿ =…
Panjang Kain( Meter )x Lebar Kain (cm) cm

Laporan inspeksi kain Greige mencakup nomor pesanan produksi, singkatan


pemasaran, struktur, nomor alat tenun, nomor balok, panjang dan lebar kain,
lungsin sebenarnya dan total pakan, jenis cacat, jumlah jahitan cacat, dan
kualitas kain. Jenis cacat dan jumlah titik cacat yang diperoleh dari laporan
dapat mengetahui penyebab cacat utama pada kain dan dapat dijadikan
penilaian dalam perbaikan bagian-bagian mesin untuk meminimalisir terjadinya
cacat pada kain. Cacat kain terjadi karena berbagai kondisi, mulai dari
kesalahan operator hingga kondisi mesin yang buruk. Jenis-jenis cacat kain
pada PT Indo Pacific dapat dilihat pada Tabel 3.18 dibawah ini.
Tabel 3.16 Jenis cacat kain di PT Indo Pacific
Jenis
Penyebab Gambar
Cacat
Snarling Benang pakan
dan lusi
melintir ikut
teranyam

Fly Wish Gumpalan


atau kecil serat
Debu timbul pada
permukaan
kain yang
diakibatkan
adanya
kotoran atau
debu yang ikut
teranyam

Neps Bintik-bintik
putih pada
permukaan
kain

Hole atau Kerusakan


Lusi yang
Berluban disebabkan
g oleh
kerusakan
pada mesin

Double Kesalahan
Lusi masuk sisir
sehingga lusi
mengalami
penumpukan
atau double

Putus Putusnya
Lusi benang lusi
Kosong saat proses
tenun dan
mesin tidak
berhenti saat
benang lusi
putus

Wrong Kesalahan
draw gun cucuk pada
atau Lusi gun atau
salah kesalahan
warna pada saat
proses
penyambunga
n benang lusi
putus
sehingga
mengakibatka
n lusi salah
warna
Double Benang double
pick tidak selebar
kain

Broken Pakan putus


Pick atau sehingga tidak
Pakan sampai selebar
Putus kain

Wrong Pakan ambrol


Welt Yarn seperti
atau sambungan
Pakan beberapa
Ambrol benang

Floating Benang pakan


Net atau yang tidak
Pakan sampai atau
Loncat bisa terjadi
karena putus
benang pakan
yang tidak
terdeteksi
sensor

Permukaan
Pickbar kain renggang
(Pakan yang
Renggang disebabkan
) oleh
ketidaksesuaia
n perputaran
take up dengan
let off dan
kesalahan
operasional
Pickbar
(Pakan
Rapat)

Sumber: Departemen Inspecting PT Indo Pacific, 2023

3.5 Pengenalan Dan Pemetaan Potensi Industri 4.0


Revolusi industri 4.0 merupakan fenomena yang mengkolaborasikan teknologi
cyber dan teknologi otomatisasi. Konsep penerapanya berpusat pada konsep
otomatisasi yang dilakukan oleh teknologi tanpa memerlukan tenaga kerja
manusia dalam proses pengaplikasianya.

Sumber: Google Images, 2023


Gambar 3. 16 Revolusi industri 4.0
Revolusi industri 4.0 menerapkan konsep automatisasi yang dilakukan oleh
mesin tanpa memerlukan tenaga manusia dalam pengaplikasiannya. Dimana hal
tersebut merupakan hal vital yang dibutuhkan oleh para pelaku industri demi
pabrik-pabrik saat ini juga dikenal dengan istilah Smart Factory. Tidak hanya itu,
saat ini pengambilan ataupun pertukaran data juga dapat dilakukan on time saat
dibutuhkan, melalui jaringan internet. Sehingga proses produksi dan pembukuan
yang berjalan di pabrik dapat termotorisasi oleh pihak yang berkepentingan
kapan saja dan dimana saja selama terhubung dengan internet.

3.5.1 Pemetaan Potensi Industri 4.0

Industri 4.0 sebagai fase revolusi teknologi yang merupakan suatu konsep
dimana penggabungan antara physical system dan cyber system.
Terintegrasinya antara Information Technology (IT) dengan Operation
Technology (OT) dalam suatu rangkaian proses yang bekerja sesuai dengan
data informasi serta adanya faktor pendukung berbasis Internet of Things (IoT)
dengan mengedepankan suatu objek untuk mengirim sebuah data melalui
jaringan internet tanpa adanya interaksi manusia dengan manusia.
Secara umum, industri 4.0 mengacu pada sarana otomatisasi dalam pertukaran
data seperti di bidang teknologi manufaktur. Terintegrasinya perangkat lunak
dengan sautu mesin yang kompleks dengan tujuan untuk membuat segala
sesuatu proses seperti pertukaran atau pengiriman data lebih cepat dan efisien.
Dalam Revolusi Industri 4.0, ada 9 teknologi yang akan menjadi pilar utama
untuk mengembangkan sebuah industri biasa menuju industri yang siap digital.
Tujuan industri 4.0 ini adalah untuk mencapai tingkat efisiensi dan produktivitas
operasional yang lebih tinggi, dengan tingkat otomatisasi yang lebih tinggi,
berikut ini merupakan kunci dari teknologi industri 4.0:
1. Internet of Things (IoT)
Dengan IoT dalam sebuah perusahaan memungkinkan untuk berkomunikasi
dan berinteraksi dengan baik satu sama lain dengan alat pengendali yang
terpusat. Dengan adanya IoT analisisi data dan pengambilan keputusan,
memungkinkan respon secara real time dapat didesentralisasi. Terdapat
beberapa implementasi dalam penerapan teknologi Internet of Thing (IoT)
yaitu sebagai berikut:
a. Digital Twin
Digital twin merupakan model virtual dari sebuah langkah kerja atau
service yang dapat dianalisa ataupun memantau sistem tersebut agar kita
dapat memperkirakan masalah yang akan timbul lebih cepat. Tujuan dari
teknologi ini dibuat untuk meningkatkan efisiensi kerja dan
mengumpullkan data dari lapangan secara langsung untuk melakukan
sebuah perbaikan dan perubahan.
b. Machine to Machhine (M2M)
Machine to Machine (M2M) mengacu pada teknologi yang memungkinkan
sistem nirkabel dan kabel untuk berkomunikasi dengan perangkat yang
lainnya. Komunikasi tersebut awalnya dilakukan pada sistem yang
memiliki jaringan remote, dimana mesin menyampaikan informasi kembali
ke pusat, yang dialihkan ke dalam sistem seperti komputer pribadi untuk
dianalisa.
c. Embedded System Embedded System (Sistem Tertanam)
adalah gabungan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang
dirancang untuk fungsi dalam sistem yang lebih besar. Sistem tertanam
ini memiliki tiga komponen yaitu hardware, software dan firmware serta
Real Time Operating System (RTOS).
d. Radio Frequency Identification (RFID)
RFID adalah sebuah metode identifikasi otomatis atau kodefikasi untuk
menandai sebuah produk yang terdiri dari beberapa komponen seperti
tag, Reader tag, Edge server, middleware, dan aplikasi perangkat lunak.
Tag RFID merupakan alat yang menempel pada benda yang akan
diidentifikasi oleh RFID reader, RFID reader itu sendiri adalah alat yang
digunakan untuk membaca RFID tag. Tag RFID berisi suatu tag atau chip
kecil untuk tempat penyimpanan data dan antena untuk
memungkinkannya menanggapi gelombang radio yang dipancarkan oleh
reader.
e. Cyber-Physical System (CPS)
Cps adalah sistem yang terdiri dari subsistem fisik, komputasi dan
jaringan komunikasi secara real time melalui jaringan internet.
f. Sensor dan Aktuator
Sensor merupakan perangkat untuk mendeteksi perubahan fisik seperti
tekanan gaya, besaran listrik, cahaya, gerakan, kelembaban, suhu,
kecepatan dan lainnya. Setelah mengamati terjadiya perubahan, input
yang terdeteksi akan dikonversi menjadi output yang dapat dimengerti
oleh manusia melalui perangkat sensor. Aktuator merupakan alat yang
mengubah tenaga listrik maupun fluida menjadi gerakan mekanis untuk
membuka atau mneutup guna mengontrol sebuah valve (katup). Kedua
perangkat ini dapat saling terhubung dimana sensor sebagai detektor dan
aktuator sebagai penggerak hasil dari perubahan yang dideteksi oleh
sensor agar kembali ke kondisi normal.

2. Big Data and Analysis


Big Data adalah data yang memiliki skala (volume), distribusi (velocity),
keragaman (variety) yang sangat besar atau abadi sehingga membutuhkan
penggunaan arsitektur teknikal dan metode analitik yang inovatif untuk
mendapat wawasan yang dapat memberikan nilai bisnis baru atau informasi
yang bermakna (Mc Kinsey Global Institute, 2011). Big Data and Analysis
menyediakan penyimpanan, pencarian, cleaning, visualisasi, analisis, dan
interpretasi dari volume, variasi, dan data besar yang diperoleh dari teknologi
IoT. Oleh karena itu Big Data and Analysis memiliki peranan penting dalam
industri 4.0.
3. Augmented Reality (AR)
Augmented Reality (AR) adalah teknologi yang menggabungkan benda maya
dua dimensi dan ataupun tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda
maya tersebut dalam waktu nyata. Sistem berbasis AR mendukung berbagai
layanan seperti memiliki suku cadang di gudang dan mengirim instruksi
perbaikan melalui perangkat seluler. Augmented Reality (AR) juga
menyediakan informasi real time kepada pekerja untuk meningkatkan
pengambilan keputusan dan prosedur kerja.
4. Additive Manufacturing
Additive manufacturing merupakan terobosan baru di industri manufaktur
yang sering dikenal menggunakan printer 3D. Dalam era digital saat ini,
gambar desain digital yang telah dibuat dapat diwujudkan menjadi benda
nyata dengan ukuran dan bentuk yang sama dengan desain sebenarnya atau
dengan skala tertentu. Sistem AM ini berkonsentrasi dan berkinerja tinggi
guna mengurangi biaya transportasi dan persediaan.
5. Simulation (Digital Twin)
Simulation atau Digital twin adalah representasi digital dari obyek fisik yang
digunakan oleh data scientist dan profesi TI untuk menjalankan simulasi
sebelum perangkatnya dibangun dan dijalankan. Di dalam digital twin replika
dari dunia nyata benar-benar bisa dijalankan, seperti kita bisa menyalakan
mesin pada digital twin, selain itu juga bisa mengumpulkan data sehingga kita
bisa tau cara kerja mesin tersebut. Digital Twin memiliki empat macam jenis
yaitu komponen (parts), mesin, proses, dan sistem yang dapat dipilih sesuai
dengan kebutuhan.

6. Integration System
Sistem integrasi atau integration system merupakan rangkaian yang
menghubungkan beberapa sistem bagi secara fisik maupun fungsional.
Sistem ini akan menggabungkan komponen sub sistem dalam satu sistem
yang menjamin setiap fungsi dapat berfungsi sebagai kesatuan dari sebuah
sistem. Sistem ini dibagi menjadi dua yaitu interagrasi vertikal dan integrasi
horizontal. Dengan adanya integrasi vertikal dalam pabrik dan horizontal
pada rantai produk, maka perusahaan,departemen, fungsi dan
kemampuanya akan menjadi lebih kohesif antar lintas perusahaan.
7. Autonomous Robot
Autonomous Robot adalah robot yang dapat bernavigasi secara mandiri
tanpa bantuan manusia. Autonomous Robot semakin berkembang dengan
adanya AI (Artificial Intelligence). Diharapkan dengan adanya Autonomous
Robot dapat mengurangi kesalahan produksi dan mengurangi biaya produksi.
8. Cloud computing
Cloud computing adalah teknologi yang menjadikan internet sebagai pusat
pengelolaan data dan aplikasi. Cloud computing dapat diartikan juga sebagai
proses pengolahan daya komputasi melalui jaringan internet yang memiliki
fungsi agar dapat menjalankan program melalui komputer yang telah
terkoneksi satu sama lain pada waktu yang sama.Dengan adanya cloud
computing, pengguna komputer diberikan hak akses (login) mengakses
virtual server untuk bisa konfigurasi server melalui internet.
9. Cyber Security
Cyber security adalah keamanan sistem informasi yang digunakan pada
komputer dan jaringannya untuk melindungi informasi dari adanya cyber
attack. Cyber attack dalam operasi informasi adalah semua jenis tindakan
yang sengaja dilakukan untuk mengganggu kerahasiaan (confidentiality),
integritas (integrity), dan ketersedian (availability) informasi. Sehingga data
penting perusahaan akan tetap aman dan terjaga kerahasiaannya.

3.5.2 Konsep Strategi Implementasi

Berdasarkan pengamatan pada pengimplementasian industri 4.0 terdapat


beberapa yang dapat di identifikasi bahwa kesiapan pabrik dalam industri 4.0
masih dalam tahap level awal dalam penerapan industri 4.0 Konsep industri 4.0
memiliki beberapa manfaat yaitu meningkatkan kualitas produksi, meningkatkan
efisiensi produksi, dan menghemat biaya. Dalam mengimplementasikan untuk
mengembangkan konsep strategi 4.0. PT Indo Pacific perlu beberapa strategi
dalam penerapan industri 4.0.
1. Big data dan Analytics
Kemampuan dalam mengelola big data akan mengoptimalkan kualitas
produksi serta meningkatkan layanan peralatan. PT Indo Pacific memiliki
database internal yang berisi berbagai data seperti jumlah data produksi kain
dan data karyawan yang tersimpan pada website. Sedangkan pemasukan
datanya secara manual melalui perangkat lunak (software). Untuk penerapan
big data di PT Indo Pacific yaitu daftar hadir karyawan yang sudah
menggunakan scan barcode sebelum memasuki wilayah kerja setiap
karyawan harus memindai Identitas ke barcode scanner. Data karyawan
yang hadir akan masuk ke database sehingga pengelolaan upah untuk
semua karyawan dapat dilakukan dengan mudah.
2. Augmented Reality (AR)
Augmented Reality (AR) adalah teknologi yang menggabungkan benda maya
dua dimensi dan ataupun tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda
maya tersebut dalam waktu nyata. Untuk penerapan Augmented Reality (AR)
di PT Indo Pacific yaitu untuk mengetahui lokasi perjalanan pengiriman kain
kepada konsumen dengan menggunakan teknologi share location.

3. Cloud Computing
Cloud computing adalah teknologi yang menjadikan internet sebagai pusat
pengelolaan data dan aplikasi. Cloud computing dapat diartikan juga sebagai
proses pengolahan daya komputasi melalui jaringan internet yang memiliki
fungsi agar dapat menjalankan program melalui komputer yang telah
terkoneksi satu sama lain. Untuk penerapan Cloud computing di PT Indo
Pacific yaitu data desain atau motif kain yang menggunakan aplikasi dan
internet yang dapat di akses oleh departemen R&D, PPIC, dan Weaving.

4. Cyber Security
Cyber security adalah keamanan sistem informasi yang digunakan pada
komputer dan jaringannya untuk melindungi informasi dari adanya cyber
attack. Untuk penerapan Cyber Security di PT Indo Pacific yaitu dengan
adanya kata sandi (Password) agar data penting perusahaan akan tetap
aman dan rahasia.

3.6 Transformasi Industri 4.0

3.6.1 Perbandingan Kondisi Industri Nyata Dengan Industri 4.0

3.6.1.1 Asesmen INDI 4.0


Pada proses pengendalian mutu produk selain penentuan grade kain di PT Indo
Pacific bagian inspecting juga melakukan proses pengecekan kontruksi kain,
proses Metode asesmen yang digunakan adalah menggunakan survei secara
online yang diisi oleh pihak industri kemudian dilanjutkan dengan verifikasi
lapangan yang dilakukan oleh para ahli. Dalam INDI 4.0 rentang skor penilaian
dari level 0 sampai dengan level 4. Level 0 artinya industri “belum siap”
bertransformasi ke Industri 4.0, level 1 artinya industri masih pada tahap
“kesiapan awal”, level 2 artinya industri pada tahap kesiapan “kesiapan sedang”,
level 3 artinya industri sudah pada tahap “kesiapan matang” bertransformasi ke
Industri 4.0, dan level 4 artinya industri “sudah menerapkan” sebagian besar
konsep Industri 4.0 di sistem produksinya. Rentang level tersebut dapay dilihat
pada tabel 3.19 dibawah ini.

Tabel 3.17 Ketentuan rentang nilai level industri 4.0


Range Nilai Level Kategori
0 - 0,50 0 Perushaan BELUM Siap menerapkan industri 4.0
0,51 - 1,50 1 Perusahaan berada dalam tahap AWAL
menerapkan
industri 4.0
1,51 - 2,50 2 Perusahaan berada dalam tahap SEDANG
menerapkan industri 4.0
2,51 - 3,50 3 Perusahaan berada dalam tahap MATANG
menerapkan industri 4.0
3,51 - 4,00 4 Perusahaan SUDAH menerapkan industri 4.0
Sumber: Indonesia Industry 4.0 Readiness Index

Dalam INDI 4.0 ada lima pilar yang diukur, yaitu: manajemen dan organisasi
(management and organization), orang dan budaya (people and culture), produk
dan layanan (product and services), teknologi (technology), dan operasi pabrik
factory operation). Kemudian dari kelima pilar tadi dibagi lagi menjadi 17 bidang.
Dari 17 bidang inilah yang dijadikan acuan untuk mengukur kesiapan industri di
Indonesia untuk bertransformasi menuju Industri 4.0. berikut kelima pilar berikut
dengan nilai rata-rata nya dapat dilihat pada tabel 3.20 dibawah ini:

Tabel 3.18 Ketentuan rentang nilai level industri 4.0

Pilar Level Bobot Range (level x bobot)

Manajemen dan organisasi 1 17,5% 0,09


Orang dan budaya 1 30% 0,33
Produk dan layanan 3 17,5% 0,44
Teknologi 1 17,5% 0,09
Operasi pabrik 1 17,5% 0,18
Total 1,12
Sumber: PT Indo Pacific dan Matriks Pengukuran INDI_Gun

Assesment Indi 4.0


Manajamen dan Organisasi
4 Nilai Rata-Rata Pilar

Operasi Pabrik 2 Orang dan Budaya

Teknologi Produk dan layanan

Sumber: PT Indo Pacific dan Matriks Pengukuran INDI_Gun


Gambar 2.6 Struktur perusahaan PT Indo Pacific
Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat dan disimpulkan bahwa PT Indo Pacific
berada di level 1 yang berarti Perusahaan berada dalam tahap AWAL dalam
menerapkan industri 4.0, Oleh karena itu PT Indo Pacific masih membutuhkan
peningkatan dalam lima pillar INDI 4.0 dan untuk setiap Penjabaran lima pillar
INDI 4.0 dari tabel dan gambar grafik di atas adalah sebagai berikut.

a. Manajemen dan Organisasi


Pada pilar ini didapat hasil asesmen sebesar 1, Bidang dengan hasil terbesar
adalah bidang strategi kepemimpinan dengan skor 1,5, sedangkan bidang
lainnya tidak memliki skor. Hasil asesmen pada pilar Manajemen dan
Organisasi dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini.

Tabel 3 19 Ketentuan rentang nilai level industri 4.

Pillar Bidang Rata-Rata Level Keterangan


Skor
Strategi Dukungan
1,5
Kepemimpinan Manajemen dan
Manajemen
Investasi 0 organisasi berda di
dan 1
Kebijakan Inovasi tahap awal dalam
Organisasi
0 menerpkan industri
4.0
Sumber: PT Indo Pacific dan Matriks Pengukuran INDI_Gun

b. Orang Dan Budaya


Pada pilar ini didapat hasil asesmen sebesar 1, Bidang dengan hasil terbesar
adalah bidang budaya dengan skor 2,34, sedangkan untuk bidang lainnya
yaitu bidang keterbukaan terhadap perubahan dengan skor 1 dan di bidang
pengembangan kopetensi tidak memiliki skor. Hasil asesmen pada pilar
Orang dan Budaya dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini.

Tabel 3.20 Ketentuan rentang nilai level industri 4.0


Rata-
Pillar Bidang Rata Level Keterangan
Skor
Orang dan Budaya 2,34 1 Dukungan Orang
Budaya Keterbukaan dan Budaya berda
terhadap 1 di tahap awal
perubahan dalam menerpkan
Pengembangan 0
Kopetensi industri 4.0
Sumber: PT Indo Pacific dan Matriks Pengukuran INDI_Gun

Orang dan Budaya


Budaya
4

2
Rata-Rata
0

Pengembangan Kompetensi Keterbukaan terhadap Perubahan

Sumber: PT Indo Pacific dan Matriks Pengukuran INDI_Gun

Gambar 2.7 Struktur perusahaan PT Indo Pacific


c. Produk Dan Layanan
Pada pilar ini didapat hasil asesmen sebesar 3. Bidang dengan hasil terbesar
adalah bidang layanan berbasis data dengan skor 3,5, sedangkan bidang
kostumisasi produk dengan skor 3 dan prodek cerdas dengan skor 1. Hasil
asesmen pada pilar Produk dan Layanan dapat dilihat pada tabel dan
gambar berikut ini

Tabel 3.21 Ketentuan rentang nilai level industri 4.0


Rata-
Pillar Bidang Rata Level Keterangan
Skor
Kostumisasi Dukungan Produk
3
Produk Produk dan Layanan berda
dan Layanan Berbasis 3 di tahap Matang
3,5
Layanan Data dalam menerapkan
Produk Cerdas 1 industri 4.0
Sumber: PT Indo Pacific dan Matriks Pengukuran INDI_Gun
Produk dan Layanan
Kostumisasi Produk
4

2
Rata-Rata

Produk Cerdas Layanan Berbasis Data

Sumber: PT Indo Pacific dan Matriks Pengukuran INDI_Gun

Gambar 2.8 Struktur perusahaan PT Indo Pacific

d. Teknologi
Bidang dengan hasil terbesar adalah bidang Mesin Cerdas dan Digitalisasi
dengan skor 1, sedangkan bidang lainnya tidak memliki skor. Hasil asesmen
pada pilar Teknologi dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini.

Tabel 3.22 Ketentuan rentang nilai level industri 4.0


Rata-
Pillar Bidang Rata Level Keterangan
Skor
Dukungan
Keamanan Cyber 0
Teknologi Belum
Konektivitas 0
Teknologi 0 siap untuk
Mesin Cerdas 1 menerapkan
Digitalisasi 1 industri 4.0
Sumber: PT Indo Pacific dan Matriks Pengukuran INDI_Gun
Teknologi
Keamanan Cyber
4

1 Rata-Rata
Digitalisasi 0 Konektivitas

Mesin Cerdas

Sumber: PT Indo Pacific dan Matriks Pengukuran INDI_Gun

Gambar 2.9 Struktur perusahaan PT Indo Pacific

e. Operasi Pabrik
Pada pilar ini didapat hasil asesmen sebesar 1. Pada pillar ini setiap bidang
memilik skor yang sama yaitu skor 1. Hasil asesmen pada pilar Operasi
Pabrik dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini

Tabel 3.23 Ketentuan rentang nilai level industri 4.0


Rata-
Pillar Bidang Rata Level Keterangan
Skor
Penyimpanan dan
1
Sharing Data
Dukungan Operasi
Rantai Pasok dan
1 Pabrik berda di
Operasi Logistik Cerdas
1 tahap awal dalam
Pabrik Proses yang
1 menerpkan industri
Otonom
4.0
Sistem Perawatan
1
Cerdas
Sumber: PT Indo Pacific dan Matriks Pengukuran INDI_Gun
Operasi Pabrik

Penyimpanan dan Sharing Data


4

2
Rata-Rata
Sistem Perawatan Cerdas 0 Rantai Pasok dan Logistik Cerdas

Proses yang Otonom

Sumber: PT Indo Pacific dan Matriks Pengukuran INDI_Gun

Gambar 2.10 Struktur perusahaan PT Indo Pacific


3.6.1.2 Analisis Pain Point
Setelah dilakukan asesmen dengan INDI 4.0, tahap selanjutnya yaitu
menganalisa pain point atau faktor kesenjangan yang dimiliki oleh perusahaan.
Analisa pain point bertujuan untuk mengetahui faktor penghambat perusahaan
untuk bertransformasi ke Industri 4.0. Analisa pain point dilakukan dengan
menggunakan hasil asesmen INDI 4.0.

Analisa pain point berdasarkan hasil asesmen INDI 4.0 dilihat dari pilar yang
memiliki level terendah dan pada bidang terendah yang terdapat pada pilar
tersebut. Analisa pain point berdasarkan hasil asesmen INDI 4.0 yang diurutkan
dari pilar dengan level tertinggi hingga terendah dapat dilihat pada tabel berikut
ini.

Tabel 3.24 Ketentuan rentang nilai level industri 4.0

Pillar Level Pain Poin

Produk dan Layanan 3 Produk Cerdas


Manajemen dan
1 Invetasi dan Kebijakan Inovasi
Organisasi
Orang dan Budaya 1 Pengembangan Kopetensi
Operasi Pabrik 1 Setiap bidang memiliki skor pain point
yang sama
Teknologi 0 Keamanan Cyber dan Konektivitas
Sumber: Indonesia Industry 4.0 Readiness Index

Berdasarkan tabel diatas, didapat hasil pain point terendah terdapat pada pilar
Teknologi. Sedangkan pain point tertinggi terdapat di pilar Produk dan Layanan
pada bidang pengembangan kompetensi karena di PT Indo Pacific masih belum
memiliki Teknologi yang memenuhi terkait Industri 4.0.

3.6.2 Fokus Transformasi Industri 4.0


Berdasarkan hasil identifikasi dengan metode asesmen INDI 4.0 dapat dilihat
bahwa PT Indo Pacific berada pada berada di level 1 yang berarti Perusahaan
berada dalam tahap AWAL dalam menerapkan industri 4.0. Dari hasil analisis
pain point PT Indo Pacific titik terendah berada pada pillar Teknologi. Dari titik
lemah tersebut, maka akan dilakukan peningkatan terhadap pilar teknologi
sehingga akan menaikan level nya menjadi lebih tinggi.

3.6.3 Solusi Transformasi Industri 4.0

3.6.3.1 Alternatif Solusi

Solusi alternatif merupakan rencana dari beberapa pilihan atau kemungkinan


solusi yang akan diterapkan dalam proses produksi suatu perusahaan. Alternatif
solusi mempertimbangkan berbagai faktor, antara lain: Apa tujuan proyek ini?
Untuk siapa proyek ini ditujukan? Bagaimana keputusan diambil untuk kemajuan
proyek? Meningkatkan nilai dengan tujuan meningkatkan nilai proyek bagi
perusahaan. Solusi yang dikembangkan bertujuan untuk mendorong digitalisasi
pengumpulan data dan menyederhanakan pengelolaan di PT Indo Pacific.

1. Sistem Barcode
Melakukan pengadopsian teknologi dengan memakai sistem barcode, pada
sistem ini teknologi yang dibutuhkan adalah barcode printer dan barcode
reader. Fungsi dari sistem ini adalah untuk mengetahui spesifikasi produk
atau jumlah barang yang keluar dan masuk hanya dengan melakukan scan
pada barcode yang telah disediakan.
2. Sistem RFID
Melakukan peningkatan teknologi dengan memakai sistem RFID, pada
sistem ini teknologi yang dibutuhkan adalah RFID tag, RFID reader, RFID
antenna. Fungsi dari sistem ini adalah untuk mengetahui spesifikasi produk
atau jumlah barang yang keluar dan masuk, cara kerjanya adalah ketika
RFID tag terdetksi oleh RFID reader maka sistem akan secara otomatis
terbaca dan data tersebut akan langsung bisa diakses didalam komputer.
3. Sistem Tracking Pada Produk Pengiriman
Pengadopsian teknologi dengan memakai sistem Tracking Pada Produk
Pengiriman, pada sistem ini teknologi yang dibutuhkan adalah software
Tracking dan GPS. Fungsi dari sistem ini adalah untuk mengetahui atau
melacak produk saat pengiriman berlangsung mulai dari perusahaan, selama
perjalanan dan sampai di tangan konsumen. Sistem ini juga berguna untuk
memastikan barang dalam keadaan aman saat proses pengiriman.
3.6.3.2 Pemilihan Solusi Terbaik
Untuk dapat memberikan solusi terbaik kepada Perusahaan, dilakukan beberapa
pertimbangan terhadap ide-ide yang sudah diajukan. Pertimbangan ini akan
meliputi beberapa aspek seperti apa, siapa, bagaimana dan hal-hal lainnya yang
mampu menunjang dalam pengambilan keputusan. Pertimbangan terhadap
beberapa ide yang diajukan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.10 Pertimbangan Terhadap Solusi Terbaik

IDE PERTIMBANGAN KETERANGAN


Menerapkan system barcode pada hasil
Apa
produksi
Siapa Bagian Gudang Kain dan Bagian packing
Menggunakan system barcode pada kain
hasil produksi agar Perusahaan lebih mudah
Bagaimana dalam pendataan spesifikasi maupun jumlah
1
produk yang akan dikirim atau akan disimpan
di gudang.
Mempermudah pekerjaan karna tidak harus
menulis data, hanya perlu melakukan scan
Nilai
pada barcode dan data sudah dapat di akses
dan barcode dapat di-print sesuai kebutuhan

Apa Menggunakan system RFID pada hasil


produksi
Siapa Bagian pergudangan dan Bagian packing

Menggunakan system RFID pada kain hasil


produksi agar Perusahaan lebih mudah dalam
Bagaimana pendataan spesifikasi maupun jumlah produk
2
yang akan dikirim atau akan disimpan di
gudang.
Proses pengecekan dan pendataan lebih
cepat dan mudah karna data pada RFID tag
Nilai
akan terakses secara otomatis oleh RFID
Reader
Tabel 3.10 Pertimbangan Terhadap Solusi Terbaik (Lanjutan)

Pembuatan software tracking untuk produk


Apa
saat pengiriman
Siapa Bagian Gudang, PPIC, dan Costumer
Bagian Gudang akan memasukan data
spesifikasi pesanan dari konsumen kemudian
dengan bekerjasama dengan vendor penyedia
Bagaimana
3 jasa pengiriman, costumer akan mendapatkan
informasi mengenai proses perjalanan produk
hingga sampai ditujuan.
Proses pelacakan produk lebih
akurat dan aman, costumer dapat
Nilai
mengetahui keberadaan produk saat
perjalanan.
Sumber: Indonesia Industry 4.0 Readiness Index

Setelah dilakukan pertimbangan lebih spesifik terhadap solusi terbaik selanjutnya


adalah melakukan pemetaan. Tujuan dari pemetaan ini adalah untuk melihat
sejauh mana perusahaan dapat menerapkan ide mana yang paling efektif untuk
diterapkan. Diagram pembobotan pemilihan solusi terbaik terhadap
keemampuan dan manfaat teknologi terhadap perusahaan dapat dilihat pada
gambar 3.40 dibawah ini.

Sumber: Matriks Pembobotan


Gambar 2.11 Struktur perusahaan PT Indo Pacific
3.6.4 Rencana Implementasi Transformasi Industri 4.0

3.6.4.1 Deskripsi

PT Indo Pacific berada pada berada di level 1 yang berarti Perusahaan berada
dalam tahap AWAL dalam menerapkan industri 4.0. Dari hasil analisis pain point
PT Indo Pacific titik terendah berada pada pillar Teknologi. Dari titik lemah
tersebut, maka akan dilakukan peningkatan terhadap pilar teknologi sehingga
akan menaikan level nya menjadi lebih tinggi. Setelah dilakukan pertimbangan
solusi terhadap ide-ide yang terbaik maka teknologi RFID sangat cocok untuk
diterapkan di PT Indo Pacific.

Sistem Radio Frequency Identification (RFID) adalah sebuah teknologi yang


memanfaatkan gelombang radio untuk mentransfer data antara tag atau label
elektronik pada suatu objek dan pembaca RFID. Teknologi ini memberikan cara
efisien untuk mengidentifikasi dan melacak objek secara otomatis tanpa adanya
kontak fisik. Sebuah sistem RFID umumnya terdiri dari tiga komponen utama
yaitu RFID tag, RFID reader atau penerima RFID, dan sistem pengelolaan data.
Berikut adalah deskripsi singkat tentang setiap komponen tersebut. Untuk cara
kerja Sistem RFID ini sendiri dapat dilihat pada gambar ......di bawah ini.

Riadi, Muchlisin. (2023). Radio Frequency Identification (RFID).


Gamber …. Cara kerja Sistem RFID
 RFID (Radio-Frequency Identification) reader adalah perangkat elektronik
yang digunakan untuk membaca dan mengambil informasi yang tersimpan
dalam tag RFID. Tag RFID merupakan perangkat kecil yang berisi chip dan
antena untuk menyimpan data dan mengirimkannya melalui gelombang radio
saat dipindai oleh pembaca RFID. RFID reader digunakan untuk membaca
dan mendapatkan data yang disimpan di dalam tag RFID. Data ini dapat
berupa identifikasi unik, informasi produk, atau parameter lain yang dapat
diatur dalam tag.
 RFID tag (Radio-Frequency Identification tag) adalah perangkat kecil yang
berisi chip dan antena untuk menyimpan dan mengirimkan informasi melalui
gelombang radio saat terpapar oleh pembaca RFID. Setiap RFID tag memiliki
nomor identifikasi unik yang membedakannya dari tag lain. Ini memungkinkan
identifikasi yang presisi dan unik dari objek atau entitas yang dibawa tag.
 Antena pada RFID (Radio-Frequency Identification) merupakan komponen
kunci yang memainkan peran vital dalam proses komunikasi antara pembaca
RFID dan tag RFID. Antena ini dirancang untuk mentransmisikan energi dari
pembaca ke tag dan menerima sinyal yang dikembalikan oleh tag
 Sebuah sistem database (basis data) pada RFID (Radio-Frequency
Identification) digunakan untuk menyimpan dan mengelola informasi yang
dikumpulkan dari tag RFID. Sistem basis data ini membantu dalam
mengorganisir, menyimpan, dan mengakses data yang terkait dengan
identifikasi dan pelacakan objek atau entitas yang dilengkapi dengan tag
RFID.

3.4.3.2 Aktivitas Kunci

Aktivitas kunci dalam implementasi transformasi industri 4.0 di PT Indo Pacific


terdapat beberapa tahapan sebelum akhirnya ide RFID tersebut dapat
diterapkan. Tahapan-tahapan tersebut adalah tahapan persiapan dan tahapan
implementasi.

 Tahapan persiapan
Pada tahapan persiapan ini lebih memfokuskan pada kebutuhan pekerja
beberapa langkah dalam tahapan ini antara lain.
a. Menentukan Tujuan
Menerapkan manajemen dokumen atau solusi peraturan baru
memerlukan perubahan pada proses dan prosedur yang sudah dikenal.
Tujuan penerapan RFID adalah untuk meningkatkan pengumpulan data
dan keamanan komponen mesin di sektor korporasi.
b. Sosialisasi RFID
Sosialisasi terkait RFID kepada karyawan sangat berpengaruh terhadap
suksesnya proyek ini karena karyawan menjadi target oprasional dari proyek ini.
 Tahapan Implementasi
Pada tahapan ini digubakan untuk melandasi hal-hal berikut:
a. Pembelian scanner dan Konfigurasi Setelah scanner dibeli langkah
selanjutnya yaitu RFID reader dan konfigurasi komputer untuk menyimpan data
barang.
b. Pada tahap instalasi dan pengkoneksian, dilakukan dengan
menginstalasi komputer, menginstalasi server untuk RFID, menginstalasi
RFID reader, migrasi data dari buku manual ke komputer, serta pengkoneksian
dari RFID ke ERP.
c. Pada tahap percobaan dilakukan dengan menerapkan sistem RFID pada kain
yang diproduksi. Aktivitas dalam fase ini meliputi tata kelola RFID dan
perencanaan keamanan, aktivitas manajemen, serta aktivitas operasional dan
pengembangan. Langkah ini dilakukan melalui proses pengepakan di gudang.
Pengemas memasang tag RFID atau plastik RFID tergantung pada batch atau
jenis kain. Kain tersebut kemudian diteruskan ke pembaca RFID yang terhubung
ke komputer, yang mencatat data dan menampilkan hasil serta identifikasi kain
tersebut. Untuk mendukung sistem entri data yang lebih efisien, akurat dan
cepat, tahap ini memerlukan penambahan fungsionalitas pendukung berupa
entri data pada seluruh bagian produksi, termasuk komputer, tablet, dll.

Tujuan Pembelian
Sosialisasi RFID
Penerapan RFID Alat RFID

Percobaan RFID Instalisasi


RFID
3.6.3.3 Waktu pengerjaan Proyek dan tanggung jawab
Proyek ini dapat diterapkan dengan estimasi waktu selama 1 bulan lebih dengan
rincian waktu sebagai berikut.

NO Kegiatan Durasi Penanggung Jawab


Manajer, Bagian
1 Tahap Persiapan 3 – 4 Hari
HRD, Bagian R&D
Konsultasi Bersama orang IT Manajer, Bagian
2 5 – 7 Hari
Sistem RFID HRD, Bagian R&D
Seluruh Pegawai
3 Sosialisasi RFID 1 – 2 Hari
pabrik
Manajer, Bagian
4 Tahap Pembelian alat RFID 5 – 7 Hari
HRD, Bagian R&D
5 Tahap Pemasangan 5 – 7 Hari Bagian Maintenance

7 Tahap Percobaan 8 – 10 Hari Bagian Maintenance

3.6.4.4 Pembiayaan Proyek


Proyek ini membutuhkan biaya sebesar sekitar Rp. 28.025.000 dengan rincian
biaya sebagai berikut.

Tabel 3.10 Pertimbangan Terhadap Solusi Terbaik

Harga Jumlah Total Harga


No Kebutuhan Contoh Gambar
Satuan (Rp) Unit (Rp)

RFID
1 Rp.1.400.000 1 Rp.1.400.000
Reader
Tabel 3.10 Pertimbangan Terhadap Solusi Terbaik

10.00 Rp.14.500.00
2 RFID tag Rp.1.450
0 0

RFID Rp.2.125.00
3 1 Rp.2.125.000
Antenna 0

Rp.5.000.00 Rp.10.000.00
4 Komputer 2
0 0

Instalisas
Rp.8.000.00
5 i - 1 Rp.8.000.000
0
Software
Rp.28.025.00
Total
0

3.6.4.5 Saran dan Prasarana


Selama proses penerapan teknologi RFID di PT Indo Pacific dibutuhkan sarana
dan prasarana yang mumpuni agar proyek dapat berjalan dengan baik. Berikut
sarana penunjang yang dibutuhkan dalam proyek ini.
- Scanner
- Komputer
- Pinter
- Ruang Kontrol
3.6.4.6 Kendala Implementasi
Hambatan utama dalam menggunakan teknologi RFID adalah pendanaan.
Investasi awal yang harus dilakukan perusahaan sangat tinggi. Jika perusahaan
tidak mampu menanggung seluruh biaya, pihak yang bertanggung jawab perlu
mencari investor yang dapat berpartisipasi dalam pembiayaan proyek tersebut.
Pilihan lainnya adalah menegosiasikan metode pembayaran yang disepakati
bersama dengan pemasok Anda. Meskipun investasi awalnya tinggi, namun
pengembalian modalnya tidak membutuhkan waktu lama. Pertimbangkan juga
bahwa manfaat teknologi ini meningkatkan produktivitas produksi dan
mengurangi waktu yang dihabiskan untuk mengumpulkan data tentang
persediaan suku cadang yang tersedia di dalam perusahaan.
BAB IV DISKUSI

Pada bab ini akan membahas mengenai masalah yang terjadi pada perencanaan
dan Pengendalian Produksi, Proses Produksi, pemeliharaan dan perbaikan
mesin, pengendalian mutu, serta transformasi industri 4.0 di PT Delta Merlin
Dunia Tekstil VI dan PT Indo Pacific. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah
dilakukan selama kerja industri di PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI ditemukan
kendala yang mana terdapat cacat netting pada kain yang disebabkan benang
lusi lolos pada saat proses Loom dengan konstruksi kain PE 605445 K 1/1.
Konstruksi tersebut sudah melalu proses perhitungan yang telah dirancang oleh
bagian Planning Product and Control (PPC),. Permasalahan ini terjadi pada
bulan april 2020 lalu, yang awalnya kain ini sempat di complain oleh customer
dan dikembalikan kainnya akibat terkontaminasi, lalu setelah di cek Kembali kain
ini tidak hanya terkontaminasi melainkan terjadinya cacat netting pada kain
tersebut, di bawah ini adalah lampiran surat komplain dari customer tersebut.

Sumber: Bagian persiapan PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI

Lampiran 1. Surat komlain customer


Sumber: Bagian persiapan PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI

Gambar 4.1 Cacat netting pada kain

Cacat netting pada kain adalah ketika ada bagian kain yang mengalami
kerusakan atau retakan, sehingga menyebabkan kemunculan jaringan atau
benang yang terbuka. Hal ini dapat mengurangi kekuatan dan
keindahan kain tersebut. Bisa dilihat pada gambar dan tanda panah hitam di atas
itu terdapat bagian permukaan kain yang sedikit gelap, itu adalah salah satu ciri
dari cacat netting, hal itu disebabkan karena terdapat benang lusi yang tidak
teranyam. Sedangkan pada panah yang berwarna hijau, permukaan kain
tersebut terlihat terang karena teranyam benang lusi di bagian tersebut.

4.1 Perencanaan dan Pengendalian Produksi


Perencanaan produksi merupakan aktivitas yang dilakukan oleh Bagian PPC
untuk menetapkan produk dan jumlah produk yang akan di produksi serta
mengatur estimasi waktu proses yang akan dilakukan. Keberhasilan dari
perencanaan produksi yang telah ditetapkan tergantung dari koordinasi yang
dilakukan disetiap bagian dalam proses produksi. Pada konstruksi PE 605445 K
1/1, dan ada beberapa faktor ketidaksesuaian perencanaan PPC dengan aktual
dilapangan, yaitu :
 Kurangnya peduli operator terhadap SOP dalam melakukan
pekerjaannya
 Kurangnya pengendalian dan pengawasan terhadap bagian-bagian
produksi saat berada di lapangan
Dalam hal ini bisa disimpulkan bahwa solusi yang harus dilakukan untuk
mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan lebih memperhatikan proses
produksi saat berada di lapangan, sehingga dapat mengurangi permasalahan
yang telah terjadi.

4.2 Proses Produksi


Proses produksi merupakan kegiatan mengelola bahan baku dengan
memanfaatkan peralatan yang ada untuk menghasilkan suatu produk yang
punya nilai jual. Bagian produksi mempunyai tugas untuk menjaga kelancaran
proses produksi sesuai dengan perencanaan yang telah dirancang oleh bagian
PPC. Dalam proses produksi berlangsung sering kali ditemukan kendala yang
terjadi di lapangan. Ada 2 faktor kendala yang sering ditemukan dalam proses
produksi, yaitu faktor sumber daya manusia, dan faktor mesin.

Kendala yang sering terjadi dilapangan salah satunya adalah faktor sumber daya
manusia. Karena dalam hakikatnya manusia memiliki karakteristik yang berbeda-
beda, sehingga dalam konteks pekerjaan pun manusia harus disesuaikan
dengan keterampilan yang dimiliki nya. Keterampialan dan kemampuan operator
yang berbeda-beda dalam mengoperasikan mesin, bisa menjadi bukti bahwa
sumber daya manusia merupakan salah satu faktor kendala dalam proses

Pengamatan yang di lakukan pada konstruksi PE 605445 K 1/1 melewati proses


produksi direct warping, sizing, reaching, dan loom. Proses loom merupakan
proses pembuatan kain dengan bahan baku benang dengan cara menyilangkan
benang lusi dan benang pakan. Pada konstruksi tersebut mesin yang digunakan
adalah mesin tenun Rapier. Pada saat proses produksi berlangsung di konstruksi
PE 605445 K 1/1 terjadi salah satu kendala yaitu adanya benang lusi yang tidak
teranyam pada mesin rapier, hal tersebut dapat mempengaruhi hasil produksi.

Kemudian ada kendala faktor mesin, mesin bisa menjadi suatu kendala karena
pada dasarnya mesin memerlukan pemeliharaan dan perawatan sesuai dengan
ketentuannya. Ketika ketentuan tersebut tidak dijalankan, maka akan
mengakibatkan kerusakan pada komponen mesin. Kerusakan tersebut yang
akan menghambat proses produksi berlangsung.

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya cacat netting pada kain,
yaitu
 Kurang nya perhatian operator pencucukan terhadap SOP dalam
melaksanakan pekerjaannya, sehingga banyak benang lusi yang tidak
tercucuk pada dropper, gun, dan sisir tenun.
 terdapat benang lusi yang tidak teranyam, yang artinya benang tersebut
tidak teranyam dengan benang pakan karena benang lusi tersebut tidak
tercucuk pada saat pencucukan, sehingga pada saat pengetekan pada
proses mesin tenun terjadi, benang tersebut tidak ikut teranyam yang
mengakibatkan berkurangnya benang lusi pada kain. berikut adalah
gambar 4.2 benang lusi yang tidak teranyam pada mesin tenun.

Sumber: Bagian Loom PT Delta Merlin Dunia Tekstil VI

Gambar 4.2 Benang lusi yang tidak teranyam pada proses loom

Dapat dilihat pada gambar diatas ada tanda panah berwarna biru yang menunjuk
ada beberapa benang lusi yang tidak teranyam, hal ini dapat mengakibatkan
berkurang nya benang lusi terhadap kain yang sudah jadi walaupun lebar dan
Panjang kain sesuai, namun hal tersebut dapat mengakibatkan cacat netting
pada kain. Oleh karena itu solusi yang harus dilakukan adalah lebih
memperhatikan SOP dalam melaksanakan pekerjaan, supaya hasil dari
perkerjaan dengan menerapkan SOP dengan benar itu bisa sesuai dengan apa
yang di rencanakan.

Pada 17 desember 2023 di PT Indo Pacific terdapat sebuah masalah pada mesin
tenun nomor 100 terdapat jumlah cacat yang cukup banyak pada kain yang di
produksi, yaitu lusi ngolong atau lusi loncat sepanjang 441 meter sehingga
menghasilkan kain grade C ketika di inspect di bagian inspecting, dan akhirnya
bagian inspecting membuat surat komplain kepada bagian weaving. berikut surat
komplain dapat dilihat di bawah ini:

Dapat dilihat pada lampiran diatas merupakan surat komplain dari bagian
inspecting untuk bagian weaving karena banyak lusi ngolong atau lusi loncat
yang menghasilkan kain menjadi grade C. Berikut gambar lusi ngolong atau lusi
loncat dapat dilihat di bawah ini:
Sumber: Departemen Inspecting PT Indo Pacific, 2023

Ciri cacat lusi ngolong atau lusi loncat disebabkan kurang nya tegangan benang
lusi pada mesin tenun sehingga menghambat hasil produksi, penyebab lainnya
yang memungkinkan terjadi lusi loncat adalah perawatan mesin yang kurang
baik, Kurangnya perawatan atau pemeliharaan yang tepat pada mesin tenun
dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk lusi loncat.
4.3 Pemeliharaan Mesin

Pemeliharaan dan perbaikan mesin adalah aspek kritis dalam menjaga kinerja
optimal dan umur pakai mesin industri. Pemeliharaan yang baik dapat mencegah
kerusakan, meningkatkan efisiensi operasional, dan mengurangi downtime
produksi. Di sisi lain, perbaikan yang cepat dan tepat waktu diperlukan ketika
mesin mengalami masalah agar proses produksi tidak terganggu. Kain cacat lusi
loncat yang disebabkan kurangnya tegangan pada mesin tenun nomor 100 ini di
komplain oleh bagian inspecting karena sudah 4 kali hasil kain yang di inspect
menghasilkan kain grade C Hal yang dilakukan oleh bagian maintenance PT Indo
Pacific untuk mengatasi cacat lusi loncat adalah menaikkan tegangan lusi pada
mesin tenun. Yang dimana awal tegangan benang lusi pada mesin adalah 100
kg, diubah menjadi 250 kg. Berikut adalah alur pengubahan tegangan benang
lusi bisa dilihat di bawah ini:
Sumber: Departemen Weaving PT Indo Pacific, 2023

Sumber: Departemen Weaving PT Indo Pacific, 2023

4.2 Pengendalian Mutu


Penanganan perbaikan atau Pengendalian mutu merupakan suatu usaha yang
dilakukan dengan menjaga dan mengarahkan, hal ini bertujuan untuk
mempertahankan maupun meningkatkan kualitas produk perusahaan
sebagaimana yang telah direncanakan. Pada diskusi ini akan membahas
pengendalian mutu cacat lusi loncat. Pada lampiran 4..... di halaman berikutnya
dapat dilihat bagian inspecting sudah melakukan sebanyak 5 kali inspeksi kain
yang di produksi di mesin tenun nomor 100 Dan bisa dilihat pada lampiran
terdapat 4 kali inspeksi hasil kain tersebut mendapatkan grade C yang mana
masalahnya adalah lusi ngolong atau lusi loncat.

Karena itu, terdapat pengendalian mutu terhadap kain maupun mesin yang dapat
dilakukan agar cacat lusi loncat dapat diminimalisir, yaitu pindah mesin. Bisa
dilihat pada lampiran 4..... di halaman selanjutnya, hasil inspeksi kain yang ke 5
mendapatkan grade A, hal itu karena kain yang di produksi di mesin nomor 100
di pindahkan ke mesin nomor 107, supaya produksi tetap berjalan sesuai waktu
dan target yang telah direncanakan.

Sumber: Departemen Weaving PT Indo Pacific, 2023


4.3 Transformasi Industri 4.0
Berdasarkan hasil asesmen menggunakan Indonesia Industry 4.0 Readiness
Index (INDI 4.0) pada bab sebelumnya, PT Indo Pacific berada di level 1 untuk
kesiapan industri dalam bertransformasi menuju Industri 4.0. Untuk
meningkatkan level kesiapan industri PT Indo Pacific dari level 1 menjadi level 2
adalah dengan menambahkan penggunaan teknologi di PT Indo Pacific.
Teknologi yang dapat ditambahkan dalam meningkatkan level kesiapan industri
di PT Indo Pacific yaitu teknologi industrial RFID, Channel Diversification, dan
Costumer Centrik. Sebagai langkah awal untuk meningkatkan teknologi di PT
Indo Pacific, dipilihlah teknologi RFID. Pertimbangan pemilihan teknologi RFID
sebagai langkah awal untuk meningkatkan penggunaan teknologi di PT Indo
Pacific dikarenakan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menerapkan
teknologi ini dan juga dana yang dibutuhkan tidak terlalu besar, namun tetap
berkontribusi penting dalam meningkatkan efisiensi pendataan sparepart.
BAB V PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai