PEMBIMBING:
Oleh:
GOVI LENARDO
NRP. 16.04.098
BANDUNG 2020
JARINGAN SOSIAL MASYARAKAT KELOMPOK NELAYAN
SAAT MASA TIDAK MELAUT DI KECAMATAN PANTAI LUNCI
KABUPATEN SUKAMARA KALIMANTAN TENGAH
Disusun oleh:
Govi Lenardo
16.04.098
……………………………….... .................................................
Milly Mildawati, MP., Ph.D Drs. Abas Basuni, M.Soc.Admin
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
GOVI LENARDO
16.04.098
Pembimbing
Mengetahui,
keberhasilanku.
PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “Jaringan Sosial Masyarakat
Kelompok Nelayan Saat Masa Tidak Melaut Di Kecamatan Pantai Lunci Kabupaten Sukamara
Kalimantan Tengah” adalah karya saya sendiri. Karya ini belum dipublikasikan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi atau lembaga lain manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip secara langsung maupun tidak langsung dari penulis lain dalam karya yang
dipublikasikan maupun tidak, telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka
GOVI LENARDO
NRP. 16.04.098
i
RIWAYAT HIDUP
Oktober 1997. Penulis merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara pasangan
Tengah.
menengah atas di SMAN 1 Sukamara selesai pada tahun 2016. Pada tahun 2016
dibangku SMA pernah menjadi anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
Demikian riwayat hidup penulis secara singkat, semoga dengan ini penulis
Penulis
ii
ABSTRAK
Jaringan sosial merupakan hubungan erat yang dimiliki oleh setiap orang
yang saling berkaitan satu sama lain untuk memberikan suatu manfaat. Menurut
Ruddy Agusyanto jaringan sosial adalah suatu jaringan tipe khusus, di mana
“ikatan‟ yang menghubungkan satu titik ke titik lain dalam jaringan adalah
hubungan sosial. Menurut Kusnadi aspek jaringan sosial ada tiga, terdiri dari
komunikasi, kerjasama dan koordinasi menjelaskan bahwa jaringan sosial dapat
ditandai dengan komunikasi antar individu yang baik, memiliki kerjasama setiap
individu dengan individu lain, kelompok dan organisasi serta memiliki koordinasi
yang tepat agar terhindar dari tumpang tindih dalam pembagian tugas.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk
dan kemudahan sehingga penulis mampu menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Jaringan Sosial
Masyarakat Kelompok Nelayan Saat Masa Tidak Melaut Di Kecamatan Pantai Lunci Kabupaten
Sukamara Kalimantan Tengah” dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Sosial (S.Tr.Sos) bidang pekerjaan sosial.
Penulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa
adanya dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
2. Dr. Aep Rusmana, S.Sos, M.Si selaku Ketua Program studi Pekerjaan Sosial Program
Bandung
4. Milly Mildawati, MP., Ph.D dan Drs. Abas Basuni, M.Soc.Admin selaku pembimbing
skripsi.
5. Seluruh Dosen STKS Bandung yang telah membimbing dan memberikan ilmunya
6. Ayahanda tercinta Arifin Ma’ruf, Almarhumah ibunda tersayang Hilda Wahyuni dan
seluruh keluarga, terimakasih atas doa, semangat dan kasih sayang yang tidak pernah
iv
v
7. Keluarga DDK 369 yaitu Rafika, Chikita, Gustav, Rizky, Romi, Sapta, Herni, Dirga,
Rani, Laksmi yang selalu mendukung, membimbing, memberikan semangat serta selalu
membantu penulis.
8. Teman-teman penulis M. Syauqi Albashir, Eltiga Angga P.S, Sekar Arum Sayekti, Leni
Oktarina Ndraha, Anastasya Tamaro, Nurul Habrah, Christya Cahya Ningrum, Diane
9. Teman-teman Praktikum I, II dan III yang selalu memberikan semangat dan do’a kepada
peniliti.
10. Teman-teman sebimbingan penulis yang selalu memberikan bantuan dan semangat
kepada penulis.
11. Bapak H. M. Yunus berserta anggota kelompok nelayan dan aparat desa/kecamatan yang
12. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah berjasa selama
Akhirnya penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah Akhir ini belum berupa karya yang
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun demi
kesempurnaan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat
memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang pekerjaan sosial.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
vi
vii
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 : Peneliti Melakukan Wawancara Kepada Informan ALN......... 55
Gambar 4.2 : Peneliti Melakukan Wawancara Kepada Informan RN............ 56
Gambar 4.3 : Peneliti Melakukan Wawancara Kepada MRL........................ 57
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 2.1 : Matriks Penelitian Terdahulu.......................................... 11
ix
DAFTAR BAGAN
Halaman
BAGAN 5.1 : Struktur Kepanitiaan Penguatan Koordinasi
Kelompok Nelayan melalui Forum Koordinasi
Kelompok Nelayan di Kecamatan Pantai Lunci Tahun
2020................................................................................ 111
x
BAB I
PENDAHULUAN
pantai. Kecamatan Pantai Lunci juga di juluki dengan kampung nelayan karena
banyaknya nelayan yang tinggal disana hidup tepat dipinggiran pantai dan
sangat bergantung kepada cuaca yang tidak menentu untuk berangkat melaut demi
mereka harus melaut. Keadaan ini membuat kecemasan antara kelompok nelayan
yang tidak bisa memenuhi kehidupan sehari-harinya jika mereka tidak melaut.
memiliki ukuran perahu kecil tidak terlalu besar yang memiliki resiko diterjang
angin kencang serta ombak besar. Kemampuan komunikasi nelayan saat tidak
yang dihadapi.
artinya pendapatan yang sudah tidak di potong oleh biaya untuk melaut.
1
2
dalam bentuk kemiskinan sangat erat kaitannya dengan faktor internal dan
yang cepat, kurang berani mengambil resiko, cepat puas dan kebiasaan lainnya
yang tidak mendukung modernisasi. Selain itu kelemahan modal usaha dari
nelayan sangat dipengaruhi oleh pola pikir nelayan itu sendiri. Faktor eksternal
monopsoni.
kebanyakan nelayan di Kecamatan Pantai Lunci ini hanya memiliki perahu kecil
dan tidak terlalu besar serta peralatan yang minim menjadi salah satu penyebab
penghasilan yang minim pula. Dalam keluarga nelayan sebagian besar istri
sektor laut atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan sosial,
dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna, dan menyediakan sarana produksi
nelayan yang menaunginya, bank atau koperasi yang dapat menjadi sistem sumber
untuk peminjaman modal. Kelompok nelayan dapat menjadi wadah untuk berbagi
pengetahuan mengenai kondisi melaut dan saling tolong menolong antar nelayan
saat mengalami masalah dengan hasil laut. Kelompok nelayan juga mendidik
terdiri dari nelayan yang berada di setiap dusunnya. Rata-rata jumlah anggota
daerah yang memiliki potensi yang berbeda dapat membentuk kelompok nelayan
ada di lapangan baik melalui agen penyuluh pendamping nelayan maupun antar
pakan dan pengembangan kemitraan. Anggota tiap kelompok nelayan dapat saling
memberikan informasi atau keadaan cuaca yang baik ataupun cuaca buruk serta
permasalahan saat tidak melaut karena faktor alam. Hubungan antar nelayan ini
sudah dimiliki sejak dulu, para nelayan di Kecamatan Pantai Lunci tetap
4
membangun hubungan baik dan saling membutuhkan terlebih jaringan sosial ini
kerjasama dan koordinasi yang dimiliki oleh setiap individu, kelompok atau
nelayan ini tidak bisa melaut, kegiatan atau upaya lain apa saja yang dilakukan
Kerjasama juga dapat membuat hubungan emosional yang intens antar nelayan
dan dirasakan oleh nelayan yang berada di Kecamatan Pantai Lunci, Kabupaten
saat tidak melaut memiliki relevansi dengan fungsi dan tugas pekerja sosial dalam
mencapai tujuan.
Kalimantan Tengah.”
berikut:
1. Identitas Informan
tentang:
pekerjaan sosial dalam jaringan sosial berupa cara ataupun bentuk jaringan sosial
sosial berupa upaya-upaya untuk menghadapi masalah saat tidak melaut karena
masa tidak melaut karena faktor alam di Kecamatan Pantai Lunci, Kabupaten
berikut:
kembali dengan tema yang hampir sama atau berbeda dengan tempat yang sama
2.1.1. Jaringan Sosial Kelompok Tani Dalam Menghadapi Gagal Panen Di Desa
Tambak Sirang Darat Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar tahun 2018
oleh Bagus Setyawan, di Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS)
Bandung.
stage cluster random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
angket. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah rating scale dan uji
validasi alat ukur yang digunakan adalah validasi muka (face validity) dan uji
dalam menghadapi gagal panen terbagi menjadi tiga aspek yaitu komunikasi,
9
10
menggunakan desain studi kasus terhadap lima orang nelayan sebagai informan.
keikutsertaan.
Desa Miga akan semakin terpuruk dalam kemiskinan. Keadaan nelayan pada saat
mendapatkan ikan, hidup dalam kemiskinan sehingga ketika masa paceklik datang
sekali dari hasil laut dikarenakan keadaan cuaca yang tidak mendukung untuk
Pada saat masa paceklik ini datang semua kebutuhan para nelayan tidak
nelayan akan mencari pekerjaan lain yaitu sebagai kuli bangunan atau bahkan
meminjam uang kepada tetangga, teman atau keluarga besarnya. Namun mereka
adalah pekerjaan yang bersifat musiman. Begitu juga ketika meminjam uang
mereka juga sering tidak diberi pinjaman karena tidak adanya jaminan bahwa para
11
nelayan dapat mengganti atau melunasi utangnya tepat pada waktu yang
diberikan.
sosial kelompok petani garam dengan petani garam, jaringan sosial petani garam
dengan pihak lain, jaringan sosial dengan kelompok petani garam dan jaringan
terhadap petani garam yang ada. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
observasi.
kelompok petani garam dengan pihak luar dalam hal ini pihak yang membeli hasil
yang ada di Desa Dresi Kulon karena tidak dapat menjual hasil panen garam
membeli hasil
garam kurang
baik.
komunikasi dan relasi dengan individu yang lain. Jaringan sosial yang dimiliki
Jaringan sosial merupakan salah satu unsur dari modal sosial, dimana
jaringan digunakan sebagai sumber daya untuk mendapatkan sesuatu
dalam lingkungan sosialnya melalui hubungan sosial. Jaringan memiliki
peran penting dalam modal sosial yang dimiliki seseorang seperti yang
dikemukan Bourdieu, modal sosial merepresentasikan agregat sumber
daya aktual atau potensial yang dikaitkan dengan kepemilikan jaringan
yang bertahan lama.
Selanjutnya, Field (2010:30) menjelaskan bahwa hubungan manusia
sangat berarti baginya sebagai individu. Dapat dikatakan bahwa kita, setidaknya
sebagian, diartikan melalui siapa yang kita kenal. Secara lebih luas, ikatan-ikatan
sosial yang lebih luas. Ide sentral dari modal sosial adalah bahwa jaringan-
jaringan sosial terbentuk atau memiliki syarat yaitu dengan adanya sekumpulan
orang yang menjalankan jaringan sosial tersebut, sekumpulan orang tersebut juga
harus memiliki ikatan antar individu dan menghubungkan satu sama lain.
ketetanggaan dan pertemanan. Jaringan sosial merupakan salah satu aspek dari
modal sosial. Sehingga dapat dikatakan bahwa jaringan sosial adalah bagian yang
15
(network) yang digunakan dalam teori kapital sosial (modal sosial) adalah:
membagi tugas atau kerja masing-masing. Setiap tugas atau pembagian kerja yang
dimiliki setiap orang salng berkaitan satu sama lain layaknya sebuah jaring. Setiap
individu juga diikat oleh norma-norma dan hubungan antar individu yang kuat.
jaringan sosial juga memiliki ciri-ciri. Menurut Suparlan (1982) dalam Ruddy
memiliki struktur atau pola yang dapat menghubungkan setiap set titik-titik.
mengikat, menyambung, dan saling terkait yang tercipta dalam lingkungan sosial.
jaringan sosial tersebut. Jenis-jenis jaringan sosial ini dapat membedakan tujuan
tujuan dari hubungan individu dengan individu, kelompok atau organisasi. Jenis
jaringan sosial ini ada yang bersifat sementara sesuai dengan tujuan seperti
jaringan sosial kepentingan dan terdapat pula yang bersifat permanen seperti
jaringan emosi.
juga memiliki beberapa aspek-aspek yang dapat membentuk jaringan sosial yang
sosial.
sosial.
19
antar individu yang baik, memiliki kerjasama setiap individu dengan individu lain,
kelompok dan organisasi serta memiliki koordinasi yang tepat agar terhindar dari
pedesaan yang identik dengan jaringan sosial yang kuat. Menurut Kementerian
organisasi.
kesatuan-kesatuan manusia yang umumnya secara fisik relatif kecil yang hidup
secara guyub.
hasil penelitian para ahli sosiologi dan ahli psikologi sosial yang menunjukkan
yang sama. Motif yang sama ini merupakan pengikat sehingga setiap anggota
Sikap menolak yang ditunjukkan oleh kelompok disebut sikap Out Group atau
sikap terhadap "orang tua". Kelompok manusia itu menunjukkan orang luar untuk
21
kemudian menerima orang itu dalam segala kegiatan kelompok. Sikap menerima
3. Adanya Solidaritas
baik.
dengan wajar.
tingkah laku individu dalam suatu kelompok. Pada kelompok resmi, norma
tingkah laku ini biasanya sudah tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga (AD/ART) bahkan norma tingkah laku anggota masyarakat suatu
22
a. Dengan mengamati tingkah laku yang sama pada setip individu anggota
kelompok.
memiliki tujuan yang sama agar memudahkan mencapai tujuan kelompok dan
penangkapan ikan. Nelayan kecil adalah orang orang yang mata pencahariannya
seluruhnya".
23
Menurut Sastrawijaya (2002), Nelayan adalah orang yang hidup dari mata
aktivitasnya berkaitan dengan lingkungan laut dan pesisir. Atau mereka yang
2. Dari segi cara hidup. Komunitas nelayan adalah komunitas gotong royong.
Kebutuhan gotong royong dan tolong menolong terasa sangat penting pada saat
pengerahan tenaga yang banyak. Seperti saat berlayar, membangun rumah atau
oleh secara profesional. orang tua, bukan yang dipelajari secara profesional.
pencahariannya yang sangat bergantung pada hasil tangkapan yang ada di laut.
Keahlian nelayan dalam melaut sangat dipengaruhi oleh pengalaman yang mereka
miliki. Karena pada umumnya nelayan hanya memiliki keterampilan yang sangat
24
nelayan kecil ini lebih banyak bersifat subsistensi. Subsistensi adalah perilaku
Mubyarto, Loekman Sutrisno dan Michael Dove (1984) dapat dibedakan atas:
dapat mempekerjakan nelayan lain sebagai buruh tanpa dia sendiri harus ikut
bekerja.
b. Nelayan kaya B, yaitu nelayan yang mempunyai kapal tetapi dia sendiri masih
kebutuhan hidupnya sehingga harus ditambah dengan bekerja lain baik untuk
e. Nelayan buruh, nelayan yang tidak memilik perahu sendiri dan hanya bekerja
Dari asumsi diatas dapat dikatakan bahwa jenis nelayan dapat digolongkan
berdasarkan sarana dan prasarana yang mereka gunakan untuk menangkap ikan.
Nelayan yang memiliki alat tangkap ikan yang lebih canggih dalam melaut, hasil
tangkapan mereka juga akan lebih banyak dibandingkan nelayan yang hanya
bekerja sendiri dan memiliki perahu sendiri penghasilan mereka akan lebih besar
dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf
tentang persoalan kemiskinan nelayan dan mengerti secara baik faktor-faktor yang
geografis nelayan, sehingga menyulitkan keluar masuk arus barang, jasa, yang
3. Masalah menyulitkan keluar masuk arus barang, jasa kapital, dan manusia. Hal
5. Adanya relasi sosial ekonomi yang "eksploitatif" dengan pemilik perahu dan
sosial mereka.
memiliki pendapatan cukup rendah. Salah satunya adalah pekerja sebagai nelayan.
penyelesaian masalah seperti menghadapi kondisi saat masa tidak melaut. Pekerja
sosial dapat membantu masalah jaringan sosial yang dimiliki kelompok nelayan
untuk menghadapi kondisi saat masa tidak melaut. Jaringan sosial kelompok
nelayan yang kuat dapat membantu anggota kelompok nelayan terhindar dari
kondisi saat tidak melaut yang dapat menyebabkan nelayan mengalami kerugian.
karena tidak bisa melaut untuk mencari ikan yang kemudian di jual.
koordinasi antara nelayan dengan perangkat desa/kota dengan metode yang sudah
dipelajari oleh pekerja sosial untuk menangani kondisi saat masa tidak melaut.
28
individu, keluarga, kelompoak, dan masyarakat agar dapat berfungsi sosial sesuai
pekerjaan sosial menurut NASW, (1981, dalam DuBois & Miley, 2005, 11-12).
perkembangan.
masyarakat.
klien.
Menurut Max Siporin fungsi dasar pekerjaan sosial menjadi empat bagian
yaitu:
sosial,
masyarakat.
sosial dalam melakukan proses pertolongan. Pekerja sosial memiliki fungsi untuk
1. Social Case Work, metode ini bersifat individual dan merupakan satu
bersifat eksternal maupun internal. banyak digunakan oleh para pekerja sosial
2. Social Group Work, suatu metode untuk bekerja dengan menghadapi orang-
kesejahteraannya sendiri.
Menurut Henry S. Maas (dalam Isbandi, 2013:4), ada enam prinsip dasar,
sebagai fasilitator.
32
klien terlebih dahulu. Kemampuan pekerja sosial, untuk menerima klien dengan
untuk menangkap informasi ataupun pesan yang dikemukakan oleh klien, baik
berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga seorang pekerja sosial haruslah
pekerja sosial bentuknya seperti harus mengajak kliennya untuk berperan aktif,
untuk menangani masalah yang dialaminya. Pekerja sosial juga perlu menerapkan
prinsip kerahasiaan agar informasi dari klien tidak diketahui orang lain.
masalah dengan peran-peran yang dapat dilakukan seorang pekerja sosial. Pekerja
sosial memiliki banyak peranan untuk menangani masalah klien. Peranan ini
akan dilakukan. Menurut Zastrow (1999 :14-15) terdapat beberapa peranan yang
33
lebih baik.
masa tidak melaut. Selain itu, memberikan pengetahuan yang berisi teori dan
informasi kepada nelayan untuk memperkuat jaringan sosial yang sudah atau
mengenai masalah saat masa tidak melaut yang dialami nelayan, menganalisa
kelompok nelayan.
ada, sehingga pekerja sosial tidak menggunakan atau melakukan semua peran-
peran yang ada. Peran yang dilakukan oleh pekerja sosial dalam penelitian ini
34
2. Kurangnya kelompok
jaringan nelayan
nelayan. maksimal.
3. Jaringan 3. Kelompok
dimiliki meningkatkan
kelompok kemampuan
nelayan mengenai
metode deskriptif dan menggunakan model studi kasus atas dasar untuk menggali
adalah:
mendapatkan data yang lebih lengkap, lebih mendalam, credible dan bermakna
35
36
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus
tunggal terhadap jaringan sosial masyarakat kelompok nelayan saat masa tidak
Kalimantan Tengah. Studi kasus dilakukan dengan tujuan agar peneliti dapat
jaringan sosial masyarakat kelompok nelayan saat masa tidak melaut yang berada
beberapa aspeknya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Maxfield (1930) dalam
Dengan demikian, penelitian ini mengarah pada bentuk studi kasus tunggal
yaitu berupa mencari kebenaran ilmiah dengan cara mempelajari secara mendalam
dan dalam jangka waktu yang lama, bukan banyaknya individu yang menjadi
terhadap jaringan sosial masyarakat kelompok nelayan saat masa tidak melaut
Tengah.
kelompok nelayan saat masa tidak melaut yang berada di Kecamatan Pantai
situasi sosial yang meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas
(actor) adalah para informan baik itu keluarga nelayan ataupun instansi
pemerintahan yang terkait. Aspek aktivitas adalah aktivitas dari nelayan itu
sendiri saat turun kelaut ataupun saat tidak melaut. Karena waktu nelayan turun ke
laut tidak menentu tergantung dengan kondisi cuaca. Apabila cuaca buruk,
nelayan tidak dapat turun ke laut untuk mencari ikan. Ketiga aspek tersebut
merupakan satu kesatuan situasi sosial yang menjadi fokus latar peneliti.
data utama adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti
Dengan demikian jenis data dibagi dalam kata-kata dan tindakan, sumber
diamati dan memberikan data berupa kata-kata atau tindakan, serta mengetahui
tujuan).
Gagal Melaut, sehingga dari informan tersebut dapat diperoleh data informasi
yang valid.
1. Sumber tertulis terutama dalam bentuk dokumen, tulisan ilmiah baik yang
yang berkaitan dengan penelitian. Data ini dapat berupa data tentang jumlah
penelitian.
Kedua: wawancara tak terstruktur: yakni wawancara yang dilakukan secara lebih
bebas dan leluasa tanpa terikat oleh pedoman wawancara. Apabila ada respon baik
dari informan untuk memberikan informasi yang dimilikinya, maka dapat saja
teknik ini berubah menjadi teknik wawancara tersruktur, yakni wawancara yang
penjelasan secara terus terang tentang maksud dan tujuan penelitian sehingga
3.3.2. Observasi
obyek yang diteliti. Teknik ini didasarkan atas pengalaman secara langsung dan
sebenarnya.
40
berupa hasil penelitian, laporan dan data lain yang berhubungan dengan obyek
Pantai Lunci.
dokumentasi, dan pengamatan agar sesuai dengan kondisi nyata pada latar
penelitian, maka perlu diberikan interprestasi dan kesimpulan, sehingga data tidak
plagiat.
berikut:
1. Perpanjangan Keikutsertaan
lokasi dalam waktu yang relatif lama. Teknik ini juga dimaksudkan untuk
2. Ketekunan Pengamatan
unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan-persoalan atau isu-
isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut
secara rinci.
3. Triangulasi
di luar sebagai data pembanding. Hal- hal yang menjadi pembanding antara
lain:
Analisis data adalah suatu metode atau cara untuk mengolah sebuah data
kode, dan mengkategorikan data dengan tujuan menemukan tema dan hipotesis
kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substansif (Lexy J. Moleong, 2010).
3.4.1. Proses
Peneliti memproses satuan analisis dari data berdasarkan apa yang ada
dalam latar penelitian, baik dari data primer yang diperoleh melalui wawancara
dengan para informan yang diperkuat dengan observasi atau pengamatan. Semua
data tersebut baik yang berupa rekaman, catatan, maupun dokumentasi, dicatat
kembali dengan memilih data dan informasi yang pokok atau hal-hal yang penting
untuk dicatat yakni data dan informasi yang sesuai dengan aspek- aspek penelitian
gambaran yang lebih jelas tentang terhadap Jaringan Sosial Masyarakat Kelompok
3.4.2. Kategorisasi
nelayan, Jaringan Sosial Masyarakat Kelompok Nelayan Saat Masa Tidak Melaut,
serta harapan Kelompok Nelayan Saat Masa Tidak Melaut, tetapi jelas-jelas
terputus sebagai butir-butir informasi. Terputus di sini berarti bahwa hubungan ini
tidak dipahami, tetapi kasus yang diketahui dan dipahami oleh peneliti dikaitkan
pengkategorian adalah:
2. pemberian keputusan pada tiap kategori yang tampak hampir sama sehingga
4. menyusun kategori baru bila ada data yang belum dapat masuk dalam
5. penelaahan terhadap setiap kategori dan untuk memastikan perlu dibuat daftar
aturan,
pengapungan,
tersebut. Penafsiran disesuaikan dengan apa yang ada di latar penelitian. Proses
menyeluruh.
Jaringan Sosial Masyarakat Kelompok Nelayan Saat Masa Tidak Melaut, serta
hasil penelitian.
Kalimantan Tengah.
disesuaikan dengan jadwal dan kondisi lokasi penelitian. Adapun garis besar dari
Untuk lebih jelasnya jadwal dan langkah penelitian dapat dilihat pada tabel
Tahun Pelaksanaan
No Kegiatan 2019 2020
Jul Agus Des Jan Apr Mei Jun
Pengajuan
1.
Judul
Bimbingan
2.
Proposal
3. Seminar
Pengumpulan
4.
Data
Pengolahan
5.
Data
Bimbingan
6.
Penulisan
7. Ujian Skripsi
8. Pengesahan
Keterangan:
1. Pada bulan September, Oktober dan November 2019 tidak dijadwalkan untuk
kegiatan skripsi, melainkan kegiatan Praktikum II.
2. Pada bulan Februari, Maret dan April 2020 terdapat kegiatan Praktikum III.
BAB IV
DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Pantai Lunci terletak antara 03°03’ Lintang Selatan 03º 07' Lintang
Lunci sendiri terdiri dari empat Desa yaitu ibu kota Kecamatan
terletak pada Desa Sungai Cabang Barat, tiga desa lainnya yaitu Desa
terluas di Kecamatan Pantai Lunci, sekitar 323 km2, dan Desa Sungai
46
47
Pantai Lunci pada tahun 2017 sebesar 26,6°C, dengan suhu minimum
sebagai berikut:
Sukamara;
Sukamara.
memiliki budaya dan etnis yang sama dan hampir semua adalah orang
adalah masyarakat yang sudah dari dulu tinggal disana secara turun-
48
menurun dan hanya sebagian kecil saja yang berasal dari kecamatan
memiliki jumlah penduduk sebanyak 5.727 jiwa terdiri dari 2.929 jiwa
umur 0-9 tahun dengan jumlah laki-laki 571 jiwa dan perempuan 589
umur 60 > tahun dengan jumlah laki-laki sebanyak 140 jiwa dan
desa Kecamatan Pantai Lunci. Dapat dilihat pada tabel 4.3. sebagai
berikut:
jumlah 1 sekolah.
Pantai Lunci.
tidak perlu ketempat yang lebih jauh dalam mendapatkan fasilitas dan
Pantai Lunci, akan tetapi masih memiliki budaya dan kebiasaan yang
tradisional.
ibadah yang ada hanya tempat ibadah untuk yang beragama islam,
tidak ada tempat ibadah selain agama islam. Oleh karena itu penduduk
pada hukum adat yang berlaku dan bila terjadi penyimpangan akan
langsung diberikan sanksi hukum adat yang berlaku dan hal itu juga
1. Informan ALN
pengeluaran Rp.1.000.000/bulan.
bersama istri dan tiga anaknya, dua laki-laki dan satu perempuan.
kayu/papan.
Gambar 4.1.
Peneliti Melakukan Wawancara Kepada Informan ALN
2. Informan RN
pengeluaran Rp.2.000.000-Rp2.500.000/bulan.
Gambar 4.2.
Peneliti Melakukan Wawancara Kepada Informan RN
3. Informal MRL
Pantai Lunci dan sejak usia 12 tahun sudah belajar cara menangkap
Gambar 4.3.
Peneliti Melakukan Wawancara Kepada Informan
MRL
kepada siapa dilakukan, apa saja hambatan yang dialami, berapa kali
untuk mengatasi masalah utama mereka yaitu pada saat masa tidak
melaut.
sebagai berikut:
bantuan alat tangkap ikan yaitu jaring dan pukat. Dalam jangka
proposal yang diajukan belum ada tindak lanjut oleh pihak Dinas
mendapatkan uang selain dari hasil laut. Oleh karena itu para
nelayan harus mencari pekerjaan lain pada saat masa tidak melaut.
Pas mase kada melaut ni sida bapak mencari tau, begelaga dengan
kelompok lain kire-kire kayak ape membuat proposal dengan dinas
mane kite meajukan proposalnye tu. Pas pula semalam bapak ade
kenalan dengan sida Dinas Perikanan nah die tuam yang melajari
kayak ape membuat proposal bantuan segale macamnye tu.
sebagai berikut:
pemasukan, walau ada pekerjaan lain pekerjaan itu pun masih tidak
kebutuhan hidup.
mereka yaitu saat masa tidak melaut. Hambatan apa saja yang
RN sebagai berikut:
mengerti maksud dan tujuan yang diutarakan oleh orang lain. Hal
sangat rendah.
rutin setiap satu bulan sekali untuk membahas topik yang berkaitan
sebagai berikut:
segala masalah yang ada serta mencari solusi yang terbaik agar
masalah yang ada bisa teratasi. Apalagi kondisi saat masa tidak
kebutuhan ekonomi.
dalam kelompok.
yang sama. Nah maka dari itu informan mempunyai ide untuk
berikut:
73
(Kalau manfaat yang bapak dapat waktu ketika ikut kelompok ini
bapak merasakan adanya keluarga baru, kelompok nelayan ini
sudah bapak anggap seperti keluarga soalnya apa saja tentang
kerjaan nelayan dengan kelompok ini saling menolong. Adanya
kelompok ini juga bapak jadi tahu pengalaman melaut yang
berbeda-beda dari masing-masing anggota kelompok menambah
ilmu juga untuk bapak sendiri.)
sebuah kerjasama tidak dapat dipungkiri bahwa akan ada bahaya dan
dibalik itu semua, jika rintangan dihadapi bersama dengan baik maka
75
dengan satu orang saja melainkan adanya orang lain yang ikut
membantu demi mencapai suatu tujuan yang sama. Dalam hal ini
berikut:
pada saat masa tidak melaut ini kalau ada pekerjaan tambahan dari
pekerjaan yang dihapadi oleh para nelayan akan terasa lebih mudah
(Manfaat yang bapak rasakan dari kerjasama ini yaitu kalau lagi
bekerja karna dilakukan bersama-sama jadi lebih enak lebih cepat
79
Dari kerjesame ni bapak dapat manfaat jadi ade rase saudare bah
dengan anggota yang lain ni. Olehnye kan kite saling menolong
dengan sesame anggota ni jadi gawian tu nyaman jua mun
digawikan besame same.
dilakukan bersama-sama.
keluarga.
lainnya.
bekerja juga.
ini tetap ada, jadi bagi anggota yang merasa dalam kesulitan
permasalahan tersebut.
sebagai berikut:
sebagai berikut:
sebagai berikut:
berikut:
berikut:
Dinas Perikanan.
sebagai berikut:
berikut:
berikut:
adanya maksud dan tujuan yang jelas dan ingin dicapai dari situlah
sebagai berikut:
dicapai tidak bisa berjalan dengan sendiri dan pasti akan terasa
Tujuan sida bapak bekoordinasi dengan sida yang lain tu pas mase
kada melaut tu saling bebagi info bah mun ade bantuan atau
gawian lain tu. Meeratkan tali saudare kite jua dengan sesame
nelayan ni kan. Mun dengan sida pemerintah tu udah pasti mau
dapat bantuan dari sidanye baik itu berupe duit kah atau alat
nelayan untuk melaut.
masa tidak melaut. Tanpa mereka sadari pun disini dapat dilihat
pemerintah desa.
berikut:
sebagai berikut:
98
sebagai berikut:
bantuan dari pemerintah berupa dana modal usaha, perahu serta alat
mereka dapat menangkap ikan lebih banyak dan tentunya pada saat
kesejahteraan mereka.
masyarakat kelompok nelayan saat masa tidak melaut, maka dapat diuraikan
Indonesia No. 31 tahun 2004 Tentang Perikanan, "Nelayan adalah orang yang
jaringan tipe khusus, di mana “ikatan‟ yang menghubungkan satu titik ke titik lain
dalam jaringan adalah hubungan sosial. Berpijak pada jenis ikatan ini, maka
101
secara langsung atau tidak langsung yang menjadi anggota suatu jaringan sosial
koordinasi.
dilihat dari pihak yang dihubungi informan saat masa tidak melaut.
hanya pada satu bulan sekali dan jumlah anggota yang hadir juga tidak
mampu berkomunikasi dengan baik dan informasi saat masa tidak melaut
nelayan dalam jaringan sosial saat masa tidak melaut adalah hambatan
dilakukan oleh anggota kelompok nelayan juga belum merata karena tidak
yang dapat membuat pendapat mereka lebih didengar oleh orang lain.
sendiri.
modal usaha, modal usaha tentunya sesuatu yang sangat penting bagi
pembagian tugas.
bagaimana cara melakukan koordinasi yang baik. Selain itu juga Dinas
Pantai Lunci, jika para nelayan ingin dibantu akan kebutuhan dari
nelayan.
BAB V
USULAN PROGRAM
nelayan harus mempunyai jaringan sosial yang erat antar anggota agar
saat masa tidak melaut. Jaringan sosial sangat diperlukan bagi kelompok
nelayan untuk menghadapi kondisi saat masa tidak melaut tiba. Jaringan
kondisi saat masa tidak melaut. Dalam jaringan sosial, koordinasi adalah
salah satu aspek yang perlu diperkuat agar informasi serta komunikasi dapat
106
107
dalam menghadapi kondisi saat masa tidak melaut. Hanya sebagian anggota
peserta atau anggota biasa saja. Masalah koordinasi vertikal atau koordinasi
nelayan juga masih ada yang kesulitan untuk diajak berkoordinasi. Hal ini
mengenai koordinasi yang baik dan efektif. Oleh karena itu tentunya
yaitu komunikasi dan kerjasama karena jaringan sosial akan menjadi lebih
permasalahan tersebut, maka program yang akan diusulkan yaitu dari aspek
kondisi saat masa tidak melaut. Program yang diusulkan untuk pemecahan
Pantai Lunci.”
menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, dijabarkan sebagai
berikut:
koordinasi.
koordinasi.
5.4. Sasaran
5.5.1.1. Inisiator
5.5.1.2. Pendukung
5.5.1.3. Pengawasan
5.5.2.3. Sekretaris
kegiatan.
5.5.2.5. Seksi-seksi
kegiatan.
yang diperlukan.
Penanggung Jawab
Ketua Pelaksana
Serkretaris Bendahara
5.7. Teknik
Teknik yang digunakan dalam usulan program ini adalah teknik focus
group discussion (FGD) melalui diskusi rencana aksi dan presentasi. Selain
antara lain:
Kelompok Nelayan.
5.7.2. Presentasi
dilakukan.
berikut:
114
Pemerintah Desa/Kota.
rundown acara.
115
disampaikan.
saat masa tidak melaut dan upaya menghadapi kondisi saat masa
sebagai berikut:
a. Pengertian Organisasi.
kegiatan.
dari peserta.
117
Penanggung Jawab
Sekretaris Bendahara
Koordinator
Keanggotaan
09.00 –
1. Daftar Ulang Panitia
09.30
melaut, dan dampak dari situasi saat masa tidak melaut, serta
fungsi jaringan.
5.8.4.1. Monitoring
5.8.4.2. Pelaporan
termasuk urusan biaya. Setiap kegiatan anggaran merupakan hal yang harus
Dinas Perikanan dan Dinas Sosial Kabupaten Sukamara serta donatur dari
berbagai pihak yang sifatnya sukarela. Biaya ini hanya untuk mengadakan
1 2 3 4 5
2 Konsumsi
Rapat Persiapan 15 x 1(orang x
16.000,00 240.000,00
frekuensi)
Pelaksanaan 60 x 2 (orang x
45.000,00 2.700.000,00
frekuensi)
Rapat Evaluasi 15 x 1 (orang x
16.000,00 240.000,00
frekuensi)
3 Honor
a. Pemateri I 1 x 2 (orang x
900.000,00 1.800.000,00
frekuensi)
b. Pemateri II 1 x 2 (orang x
900.000,00 1.800.000,00
frekuensi)
c. Pemateri III 1 x 2 (orang x
900.000,00 1.800.000,00
frekuensi)
d. Panitia 15 x 2 (orang
Pelaksana 300.000,00 9.000.000,00
x frekuensi)
4 Pelaporan 1 Eksemplar 100.000,00 100.000,00
Total Anggaran Biaya 15.560.000,00
program dan kegiatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi ini dilakukan dari
123
mengetahui hambatan yang terjadi pada kegiatan ini. Rencana evaluasi ini
yaitu terkait dengan evaluasi proses yang sudah dilakukan dan evaluasi
dialami.
pelaksanaan program.
membantu peneliti untuk dapat melihat program ini baik atau tidak.
No Sebelum Setelah
1 Kurangnya pemahaman mengenai Meningkatnya pemahaman
koordinasi dalam kelompok koordinasi yang belum maksimal
nelayan selama ini.
2 Kurangnya pengetahuan dan Meningkatnya pengetahuan dan
keterampilan yang menghambat keterampilan melakukan koordinasi
koordinasi kelompok nelayan.
3 Jaringan sosial sudah baik namun Kuatnya jaringan sosial kelompok
perlu diperkuat nelayan.
4 Kurangnya komunikasi dan Meningkatnya komunikasi dan
kerjasama anggota dalam kegiatan kerjasama yang dilakukan oleh
kelompok nelayan.
5 Forum Koordinasi Kelompok Berjalannya Forum Koordinasi
Nelayan yan baru dibentuk Kelompok Nelayan sesuai dengan
tugas dan fungsi yang sudah
ditentukan.
BAB VI
KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan
hasil dari diskusi yang dilakukan. Kelompok nelayan memiliki jaringan sosial
laut yang minim dan tidak dapat memenuhi kebutuhan ekonomi mereka.
Keadaan nelayan yang masih merasakan kekurangan akan semakin terpuruk saat
masa tidak melaut tiba. Masa tidak melaut adalah masa saat memasuki bulan
yang cuacanya tidak mendukung dan tidak bisa diprediksi untuk pergi melaut
menangkap ikan.
nelayan untuk mencapai tujuan yang ingin diraih. Jaringan sosial berhubungan
126
127
aspek komunikasi, kerjasama dan koordinasi kelompok nelayan saat masa tidak
melaut.
Lunci cukup baik dan harus ditingkatkan lagi. Hal ini karena jaringan sosial
koordinasi atau bahkan membuat suatu kegiatan untuk menghadapi kondisi saat
kelompok nelayan adalah koordinasi vertikal yaitu koordinasi dengan pihak yang
sebagai anggota, dan hanya sedikit yang mendapatkan tugas lebih saat
melakukan koordinasi.
128
Pembagian tugas yang tidak tepat dapat menyebabkan anggota kelompok nelayan
tugasnya dengan baik ataupun pelaksanaan koordinasi yang tidak berjalan lancar.
nelayan. Program ini melibatkan berbagai pihak seperti Dinas Perikanan, Dinas
maka program ini layak untuk dilaksanakan. Beberapa hambatan yang akan
129
ditemui dalam terealisasikan program ini, tidak akan menjadi kendala yang
saran dan prasarana pendukung telah tersedia, dan pelibatan tata sumber juga
akan dilakukan terhadap penyelesaian masalah, maka program ini layak untuk
6.2. Saran
berikut :
1. Penelitian selanjutnya sebaiknya dapat melihat isu masalah yang berbeda dan
Allen Pincus & Anne Minahan : “Social Work Practice : Model and Method”, FE
Peacock Publishers, Inc, Illinois, 1973
Siporin, Max (1975), Introduction to Social Work Practice, New York Macmillan
Publishing. Co, Inc.
Mubyarto dan Loekman Soetrisno et al. 1984. Nelayan dan Kemiskinan Studi
Ekonomi Antropologi. Jakarta : CV Rajawali.
Ruddy Agusyanto. 2007. Jaringan Sosial dalam Organisasi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Sastrawijaya. 2002. Nelayan Nusantara. Riset Pengolahan Produk Sosial Ekonomi
Kelautan dan Perikanan. Jakarta
Soekanto, Soerjono, 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Cetakan 38. Jakarta : PT
Grafindo Persada.
Soetarno. 1994. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Kanisius
Sugiyono. 2012. Cetakan ke 14. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung. Alfabeta.
131
132
Hasil Penelitian
Bagus Setyawan Ridhani. 2018. Jaringan Sosial Kelompok Tani Dalam
Menghadapi Gagal Panen Di Desa Tambak Sirang Darat Kecamatan
Gambut Kabupaten Banjar.
Sulaeman Mendrofa. 2014. Coping Strategy Keluarga Nelayan Dalam
Menghadapi Masa Paceklik Di Desa Miga Kecamatan Gunungsitoli
Kota Gunungsitoli.
Dhanu Harbiyantoro. 2016. Jaringan Sosial Kelompok Petani Garam dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga di Desa Dresi Kulon Kecamatan
Kaliori Kabupaten Rembang.
Sumber lain:
A. Identitas Informan
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Usia :
4. Agama :
5. Pendidikan Terakhir :
6. Alamat :
7. Pengasilan/bln :
tidak melaut?
tidak melaut?
5. Berapa kali informan memberi ide atau saran kepada kelompok nelayan
tidak melaut
kelompok nelayan?
dilakukan?
vertikal?
4. Bagaimana cara informan berkoordinasi dalam kelompok nelayan saat