Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA

LAPANGAN DI MAHKAMAH AGUNG


DAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
NASIONAL (BAPPENAS)

Disusun Oleh :
NAMA : AULIA IZZA KUSTIANI
NPM : 21300130
KELAS :A

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA


SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang maha pengasih karena telah
memberikan ridho serta hidayahnya kepada penulis sehingga dapat melaksanakan kegiatan
kunjungan kerja lapangan (KKL) dan menyusun laporan hingga selesai. Kegiatan Kunjungan
Kerja Lapangan ini merupakan tugas yang harus dilaksanakan mahasiswa/mahasiswi Jurusan
Ilmu Hukum, di Instansi Mahkamah Agung dan BAPPENAS Jakarta. Penulis berusaha
memenuhi syarat tersebut dengan melaksanakan kegiatan kunjungan Kuliah Kerja Lapangan
(KKL) di Fakultas Hukum Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Dengan melaksanakan
pengamatan langsung di lapangan selama tiga (3) hari, banyak hal yang penulis dapatkan,
serta banyak juga pengalaman yang penulis dapatkan selama melaksanakan kunjungan
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang sangat positif bagi penulis untuk mempersiapkan diri
dalam memasuki dunia kerja.
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Program studi ilmu hukum Fakultas Hukum Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya adalah salah satu program studi yang mewajibkan mahasiswanya untuk
melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL). Kuliah kerja lapangan ini
dimaksudkan sebagai matakuliah wajib pada Program Studi Ilmu Hukum fakultas
Hukum Universitas Wijaya Kusuma Surabaya pada semester V dengan bobot 2 SKS.
Adapun Kuliah Kerja Lapangan (KKL) tersebut dimaksudkan untuk
memperkenalkan mahasiswa/mahasiswi kepada realita dunia kerja khususnya pada
bidang ilmu hukum. Bagi mahasiswa, kegiatan KKL harus dirasakan sebagai
pengalaman belajar yang baru untuk menerapkan semua bekal ilmu yang telah
diterima dalam berinteraksi dengan lingkungan kerja agar memperoleh pemahaman
bagaimana menempatkan diri sesuai dengan bidang kerja yang akan dipilih.
Melalui program Kuliah kerja Lapangan ini setiap mahasiswa/mahasiswi
memiliki kesempatan untuk memahami serta merasakan bagaimana pekerjaan yang
sesungguhnya terjadi di lapangan. Mahasiswa kemudian akan memadukan antara teori
yang telah didapatkan selama masa perkuliahan dengan praktek di lapangan.
Perpaduan antara teori dan praktek di lapangan inilah, yang akan memacu jiwa serta
mental setiap mahasiswa untuk senantiasa siap menghadapi dunia kerja yang dinamis
dan kompetitif.
Disamping dapat mempratekkan pengetahuannya di lapangan, mahasiswa juga
dapat menimba pengalaman kerja dari para pegawai yang berada di tempat kerja
praktek baik secara teknis maupun non teknis. Selain itu mahasiswa juga akan
mengalami proses perkembangan kemampuan berkomunikasi guna mempersiapkan
diri memasuki dunia kerja secara professional. Dengan mengikuti kegiatan Kuliah
Kerja Lapangan (KKL) ini mahasiswa nantinya diharapkan akan siap dan mampu
untuk menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya.

1.2. Rumusan masalah


1. Bagaimana implementasi kewenangan serta tugas dari Mahkamah Agung?
2. Bagiamana tugas serta fungsi kementrian PPN/BAPPENAS dalam bidang
pemantauan, evaluasi dan pengendalian pembangunan Nasional?
1.3. Tujuan
1. Mampu untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam mengaplikasikan
ilmu pengetahuan dalam kehidupan nyata
2. Mengidentifikasi berbagai persoalan serta tantangan dalam dunia kerja
3. Memahami penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dipelajari di
perkuliahan pada berbagai aspek dunia kerja

1.4. Manfaat
Hasil kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Mahkamah Agung dan Badan
Perencanaan Pembangunan Nasioanl (BAPPENAS) diharapkan mempunyai kegunaan
baik antara lain :
a. Bagi Mahasiswa
1. Meningkatnya wawasan bagi mahasiswa dalam dunia kerja sesuai
dengan bidang ilmu
2. Memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang hubungan antara
teori dan penerapannya serta faktor – faktor yang mempengaruhinya
3. Memberikan bekal dan pengenalan kepada mahasiswa tentang dunia
kerja yang sesuai dengan bidang ilmu
b. Bagi Dosen
Para dosen dalam membimbing mahasiswa selama KKL akan
memperoleh berbagai pengalaman yang sangat berharga dan menemukan
berbagai permasalahan untuk dijadikan pengembangan dalam kegiatan
penelitian
c. Bagi Fakultas
1. Berdasarkan dari temuan dari KKL, pihak fakultas dapat
mempertimbangkan untuk mengembangkan program khusus atau
sebagai mata kuliah tambahan yang menggabungkan pengalaman
lapangan dengan pembelajaran pada saat di kelas
2. Hasil dari KKL dapat dijadikan sebagai data yanhg digunakan dalam
proses akreditasi atau evaluasi program. Kesuksesan mahasiswa dalam
lapangan dapat menjadi indicator positif untuk kualitas program
hukum di fakultas.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Implementasi Kewenangan, Fungsi, Serta Tugas Dari Mahkamah


Agung
Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA) merupakan suatu Lembaga
tertinggi negara dalam system ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang
kekuasaan kehakiman bersama – sama dengan Mahkamah Konstitusi dan bebas dari
pengaruh cabang – cabang kekuasaan lainnya. Mahkamah Agung membawahi badan
peradilan dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama,
lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara. Kekuasaan
kehakiman merupakan kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Berdasarkan Pasal 24 ayat (2)
Undang – Undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 demi
terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia.
Dalam melaksanakan tugas di Lembaga Mahkamah Agung, maka tugas
dijalankan oleh hakim Mahkamah Agung Hakim Mahkamah Agung yang dimaksud
di sini, adalah hakim yang berada di bawah kekuasaan Mahkamah Agung yaitu
disebut Kekuasaan Kehakiman, dalam konteks negara Indonesia adalah kekuasaan
negara yang merdeka untuk menyelenggarakan pengadilan guna menegakkan hukum
dan keadilan berdasarkan Pancasila, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik
Indonesia. Menurut Undang – Undang 1945, Paal 24A angka (1) Undang – Undang
Dasar 1945 mengatakan bahwa “Mahkamah Agung berwenang mengadili pada
tingkat kasasi, menguji peraturan perundang – undangan dibawah Undang – Undang,
dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan undang – undang”.
Menurut undang – undang No. 14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
Kekuasaan dan Kewenangan Mahkamah Agung adalah :
1. memeriksa dan memutus Permohonan Kasasi, sengketa tentang
kewenangan mengadili, dan Permohonan peninjauan Kembali putusan
Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Memberikan pertimbangan dalam bidang hukum, baik diminta maupun
tidak, kepada Lembaga tinggi negara, memeberikan nasehat hukum
kepada Presiden selaku kepala negara untuk pemberian dan penolakan
grasi
2. Menguji secara materiil hanya terhadap peraturan perundang –
undangan di bawah undang – undang
3. melaksanakan tugas dan kewenangan lain berdasadrkan undang-
undang.
Adapun wewenang pengawasan meliputi jalannya peradilan, pekerjaan
pengadilan dan tingkah laku para hakim di semua lingkungan peradilan, pengawasan
yang dilakukan terhadap penasehat hukum dan notaris sepanjang yang menyangkut
peradilan, dan pemberian peringatan, teguran, dan peutunjuk yang diperlukan;
meminta keterrangan dan pertimbangan dari Pengadilan di semua lingkungan
peradilan, jaksa agung, dan pejabat lain yang diserahi tugas penuntutan perkara
pidana; membuat peraturan sebagai pelengkap untuk mengisi kekurangan atau
kekosongan hukum yang diperlukan bagi kelancaran jalannya peradilan; dan
mengatur sendiri administrasinya baik mengenai administrasi peradilan maupun
administrasi umum.
Dalam Undang – Undang No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman,
pada Bab II tentang badan peradilan dan asasnya, pada Pasal 11 ayat (2) dijelaskan
bahwa mahkamah Agung mempunyai kewenangan : mengadili pada tingkat kasasi
terhadap putusan yang diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan di semua
lingkungan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung, menguji peraturan
perundang – undangan di bawah undang – undang terhadap undang – undang, dan
kewenangan lainnya yang telah diberikan undang – undang. Serta isi dalam Pasal 11
ayat (4) ditegaskan bahwa Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi atas
perbuatan pengadilan dalam lingkungan peradilan yang berada dibawahnya dengan
berdasar ketentuan undang – undang.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dikatakan secara umum, fungsi
Mahkamah Agung adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Peradilan
a. Sebagai Pengadilan Negara tertinggi,. Mahkamah Agung merupakan
pengadilan kasasi yang bertugas membina keseragaman dalam penerapan
hukum melalui putusan kasasi dan peninjauan kembali menjaga agar
semua hukum dan undang – undang diseluruh wilayah negara Republik
Indonesia diterapkan secara adil, tepat, dan benar.
b. Disamping tugasnya sebagai Pengadilan Kasasi, Mahkamah Agung
berwenang memeriksa dan memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir
 Semua sengketa tentang kewenangan mengadili.
 Permohonan peninjauan Kembali putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap terdapat dalam Pasal 28, 29,
30, 33, dan 34 Undang – Undang mahkamah Agung No. 14
Tahun 1985
 Semua sengketa yang timbul karena perampasan kapal asing dan
muatannya oleh kapal perang Republik Indonesia berdasarkan
peraturan yang berlaku terdapat dalam pasal 33 dan pasal 78
Undang – Undang Mahkamah Agung No. 14 Tahun 1985
c. Sangat erat kaitannya dengan fungsi peradilan adalah hak uji materiil,
yaitu wewenang menguji atau menilai secara materiil peraturan
perundangan dibawah Undang – Undang tentang hal apakah suatu
peraturan ditinjau dari isinya (materinya) bertentangan dengan peraturan
dari tingkat yang lebih tinggi terdapat dalam Pasal 31 Undang – Undang
Mahkamah Agung No. 14 tahun 1985
2. Fungsi Pengawasan
a. Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi terhadap jalannya
peradilan di semua lingkungan peradilan dengan tujuan agar peradilan
yang dilakukan Pengadilan – pengadilan diselenggarakan dengan seksama
dan wajar dengan berpedoman pada azas peradilan yang sederhana, cepat
dan biaya ringan, tanpa mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa
dan memutuskan perkara terdapat dalam Pasal 4 dan Pasal 10 Undang -
Undang Ketentuan Pokok kekuasaan Nomor 14 Tahun 1970
b. Mahkamah Agung juga melaksanakan pengawasan terhadap :
 Pekerjaan Pengadilan dan tingkah laku para Hakim dan
perbuatan Pejabat Pengadilan dalam menjalankan tugas yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok Kekuasaan
Kehakiman, yakni dalam hal menerima, memeriksa, mengadili,
dan menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya, dan
meminta keterangan tentang hal – hal yang bersangkutan dengan
teknis peradilan serta memberi peringatan, teguran dan petunjuk
yang diperlukan tanpa mengurangi kebebasan Hakim terdapat
dalam Pasal 32 Undang – Undang mahkamah Agung Nomor 14
Tahun 1985
 Penasehat Hukum dan Notaris sepanjang yang menyangkut
peradilan terdapat dalam Pasal 36 Undang – Undang mahkamah
Agung Nomor 14 Tahun 1985.
3. Fungsi Mengatur
a. Mahkamah Agung dapat mengatur lebih lanjut hal -hal yang diperlukan
bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal -hal yang
belum cukup diatur dalam Undang – Undang tentang Mahkamah Agung
sebagai pelengkap untuk mengisi kekurangan atau kekosongan hukum
yang diperlukan bagi kelancaraan penyelenggaraan peradilan terdapat
dalam Pasal 27 Undang – Undang No. 14 Tahun 1970, Pasal 79 Undang –
Undang No. 14 tahun 1985
b. Mahkamah Agung dapat membuat peraturan acara sendiri bilama dianggap
perlu untuk mencukupi hukum acara yang sudah diatur dalam Undang -
Undang
4. Fungsi Nasehat
a. Mahkamah Agung memberikan nasehat – nasehat atau pertimbangan -
pertimbangan dalam bidang hukum kepada Lembaga Tinggi Negara lain
tedapat dalam Pasal 37 Undang – Undang Mahkamah Agung No. 14
Tahun 1985. Mahkamah Agung memberikan nasehat kepada Presiden
selaku Kepala negara dalam rangka pemberian atau penolakan grasi
terdapat dalam Pasal 35 Undang -Undang Mahkamah Agung No. 14
Tahun 1985. Selanjutnya perubahan pertama Undang -Undang Dasar
negara RI Tahun 1945 Pasal 14 ayat (1), Mahkamah Agung diberikan
kewenangan untuk memberikan pertimbangan kepada Presiden selaku
Kepala Negara selain grasi juga rehabilitasi. Namun demikian, dalam
memberikan pertimbangan hukum mengenai rehabilitiasi sampai saat ini
belum ada peraturan perundang -undangan yang mengatur pelaksanaannya
b. Mahkamah Agung berwenang meminta kewenangan dari dan memberi
petunjuk kepada Pengadilan disemua lingkup peradilan dalam rangka
pelaksanaan ketentuan Pasal 25 Undang – Undang No. 14 Tahun 1970
tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman terdapat
dalam Pasal 38 Undang – Undang No 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah
Agung
5. Fungsi Administratif
a. Badan – badan peradilan (peradilan umum, peradilan agama, Peradilan
Militer, dan Peradilan Tata Usaha Negara) sebagaimana dimaksud Pasal
10 ayat (1) Undang – Undang No. 14 Tahun 1970 secara organisatoris,
administrative, dan finansial sampai saat ini masih berada dibawah
departemen yang bersangkutan, walaupun menurut Pasal 11 ayat (1)
Undang – Undang No. 35 tahun 1999 sudah dialihkan dibawah kekuasaan
Mahkamah agung.
b. Mahkamah Agung berwenang mengatur tugas serta tanggung, susunan
organisasi dan tata kerja Kepaniteraan Pengadilan terdapat dalam Undang
– Undang No. 35 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang – Undang
No 14 Tahun 1970 tentang ketentuan – Ketentuan Pokok Kekuasaan
kehakiman
6. Fungsi Lain – Lain
Selain tugas pokok untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta
menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya, berdasar pasal 2 ayat
(2) Undang – Undang No. 14 Tahun 1970 serta Pasal 38 Undang – Undang
No. 14 Tahun 1985, Mahkamah Agung dapat diserahi tugas dan kewenangan
lain berdasarkan Undang – Undang.

2.2. Tugas Serta Fungsi Kementrian PPN/Bappenas Deputi Dalam Bidang


Pemantauan, Evaluasi Dan Pengendalian Pembangunan Nasional
Kementerian Perencanaan Pembangungan Nasional (PPN) adalah
Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan
pembangunan nasional sedangkan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) adalah Lembaga pemerintah non-kementerian yang melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional yang memiliki tugas dan
wewenang meliputi segala usaha serta kegiatan perencanaan, pengawasan, dan
penilaian pelaksanaan pembangunan di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Kementerian PPN/Bappenas mempunyai tugas membantu Presiden dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan pada bidang perencanaan pembangunan
nasional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan. Dalam Pasal 6
Permen Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Badan perencanaan
Pembangunan Nasional Kementerian PPN/Bappenas menyelenggarakan Fungsi :
a. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang perencanaan dan pengalokasian
anggaran pembangunan nasional
b. Koordinasi dan perumusan kebijakan perencanaan pembangunan nasional di
bidang tema, sasaran, arah kebijakan prioritas pembangunan nasional,
kerangka regulasi, kerangka kelembagaan, kerangka pendanaan, kerangka
pelayanan umum dan investasi, kerangka ekonomi makro, kerangka kebijakan
pengembangan wilayah, kerja sama internasional, dan kerangka rencana
proyek infrastruktur prioritas nasional
c. Koordinasi, sinkronisasi, dan intregasi pelaksanaan kebijakan perencanaan dan
pengalokasian anggaran pembangunan nasional
d. Koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi satu data dalam rangka perencanaan,
pelaksanaan,evaluasi, dan pengendalian pembangunan nasional
e. Penyusunan rencana dan perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
bersama dengan Kementerian Keuangan
f. Penyusunan Prakarsa strategis pembangunan lintas sector melalui
pengembangan model inovatif pembangunan sebagai dasar penerapan dan
pelembagaan dalam rencana dan anggaran kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah
g. Koordinasi percepatan pelaksanaan rencana pembangunan nasional
h. Koordinasi dan perumusan kebijakan di bidang pemantauan, evaluasi, dan
pengendalian pelaksanaan rencana dan pendanaan pembangunan nasional
i. Koordinasi, fasilitasi, pelaksanaan pencarian, dan pengintegrasian sumber
pendanaan dalam dan luar negeri, bai kantar sumber pendanaan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara maupun dengan sumber/skema
pendanaan non-Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam perencanaan
pembangunan nasional
j. Pelaksanaan dukungan yang bersifat susbtantif kepada seluruh unsur
organisasi di lingkungan Kementerian PPN/Bappenas
k. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruhunsur organisasi di lingkungan Kementerian
PPN/Bappenas
l. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian PPN/Bappenas
m. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian
PPN/Bappenas

Deputi bidang pemantauan, evaluasi, dan pengendalian pembangunan


merupakan unsur pelaksana Sebagian tugas dan fungsi Kementerian PPN/Bappenas
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri/Kepala. Dalam
pengertian Deputi bidang Pemantauan merupakan kegiatan mengamati perkembangan
pelaksanaan rencana pembangunan, mengidentifikasi serta mengantisipasi
permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini
mungkin. Deputi bidang pengendalian merupakan serangkaian kegiatan manajemen
yang dimaksudkan untuk menjamin agar suatu program atau kegiatan yang
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Deputi bidang evaluasi
merupakan serangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran
(output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar.
Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi, dan Pengendalian Pembangunan
mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi dan perumusan kebijakan di bidang
pemantauan, evaluasi, dan pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan nasional.
Dalam melaksanakan tugas Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi, dan Pengendalian
Pembangunan menyelenggarakan fungsi sesuai dengan Pasal 183 meliputi :
a. Korodinasi dan perumusan kebijakan di bidang pemantauan, evaluasi, dan
pengendalian rencana pembangunan nasional
b. Korodinasi, sinkronisasi, dan integrasi penyusunan rencana pembangunan
nasional
c. Koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi satu data dalam rangka perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, dan pengendalianpembangunan nasional
d. Koordinasi, pemantauan, evaluasi, pengendalian, dan penilaian capaian
pelaksanaan rencana pembangunan nasional serta kinerja pengadaan
barang/jasa pemerintah
e. Pengelolaan system pelaporan, pemantauan, evaluasi, dan pengendalian
program pembangunan nasional
f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dan fungsi perencanaan
pembangunan nasional di bidang pemantauan, evaluasi, dan pengendalian
pelaksanaan rencana pembangunan nasional
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri/Kepala.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai inti pemikiran dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Mahkamah Agung Republik Indonesia merupakan Lembaga peradilan
tertinggi negara dalam system ketatanegaraan Indonesia yang merupakan
pemegang kekuasaan kehakiman bersama dengan Mahkamah Konstitusi yang
membawahi badan peradilan dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan
peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata
usaha negara. Wewenang Mahkamah Agung dalam melakukan pengawasan
tertinggi terhadap penyelenggaraannya di semua lingkungan peradilan dalam
melakukan kekuasaan kehakiman sesuai ketentuan Pasal 24A ayat (1) UUD
1945 dan mempunyai tugas serta fungsi sebagai fungsi pengadilan, fungsi
pengawasan, fungsi mengatur, fungsi nasehat, fungsi administrative, dan
fungsi lain-lain.
2. Kementerian PPN/Bappenas adalah Kementerian yang mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang perencanaan pembangunan
nasional untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara. Dalam menyelenggarakan tugasnya, kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional menggunakan unit organisasi dan sumber daya di
lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Tugas dan fungsi
Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan
mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi dan perumusan kebijakan di
bidang pemantauan, evaluasi, dan pengendalian pelaksanaan rencana
pembangunan.
3.2. Saran
Dengan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka saran yang dapat penulis
sampaikan adalah

Anda mungkin juga menyukai