Anda di halaman 1dari 20

PERAN ADVOKAT DALAM PROSES PENYELESAIAN PERKARA

PIDANA MENURUT PASAL 56 UNDANG-UNDANG


NO.8 TAHUN 1981 TENTANG KUHAP
TINGKAT PENYIDIKAN
LAPORAN KKL

Diajukan sebagai salah satu syarat


Dalam menempuh mata kuliah KKL

RUDY ANSYAH
EAA 113 127

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS HUKUM
2016

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGECUALIAN ADVOKAT DALAM MEMBERIKAN


JASA HUKUM KEPADA
KLIEN

OLEH :
RUDY ANSYAH
EAA 113 038
Disetujui Pada Tanggal :
Advokat

Dosen Pembimbing KKL

Budi Santoso, S.H.


NIA 021-00012/KAI-WT/2008

Dr. HJ. Any Nugroho, S.H., M.H.NIP


NIP 19751015 200501 2 001

Laboratorium Ilmu Hukum


Ketua,

Joanita Jalianery, S.H., M.H.


NIP 12810121 200212 2 001
Mengetahui,
Dekan,

John Terson, S.H., M.Hum


NIP 1974070 720050 1 002

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat dan karunianya-Nya
sehingga kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini hingga penyusunan laporan kegiatan Kuliah
Kerja Lapangan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Sholawat serta salampun kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW
dan para sahabatnya, yang telah memberikan tauladan baik sehingga akal dan fikiran penyusun
mampu menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini, semoga kita termasuk
umatnya yang kelak mendapatkan syafaat dalam menuntut ilmu.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
banyak membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan
(KKL) diantaranya :
1. Bapak John Tersom. SH, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Palangka
Raya;
2. Ibu Joanita Jalianery, S.H, M.H selaki Ketua Laboratoium Fakultas Hukum Universitas
Palangka Raya;
3. Ibu Dr. HJ. Any Nugroho, S.H., M.H, selaku Dosen Pembimbing Kuliah Kerja Lapangan
(KKL)
4. Bapak Budi Santoso, S.H selaku Advokat di Law Firm Budi Santoso, S.H & Partners
5. Orang tua penulis yang tercinta beserta keluarga besar yang selalu memberikan dukungan
moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan Kuliah Kerja Lapangan
(KKL) ini;
6. Reka-rekan Mahasiswa/I Fakultas Hukum Universitas Palangka Raya yang telah
memberikan dukungan serta masukan-masukan yang berguna
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi
susunan serta cara penulisan laporan ini, karenanya saran dan kritik yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan laporan ini sangat kami harapkan.
Akhirnya, semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan juga
bermanfaat bagi penyusun pada khususnya.
Palangka Raya, November 2016
Penulis

Rudy Ansyah
EAA 113 038

ii

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAAN....................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................ iii
BAB I

PENDAHULUAN..................................................................................................
A.
B.
C.
D.

BAB II

Latar Belakang KKL......................................................................................


Rumusan Masalah.........................................................................................
Ruang Lingkup KKL.....................................................................................
Tujuan KKL....................................................................................................

GAMBARAN UMUM...........................................................................................
A. GAMBARAN UMUM INSTANSI................................................................
1. Sejarah Umum Instansi.............................................................................
2. Bidang-Bidang Kerja/Job Description......................................................
B. PELAKSANAAN MAGANG........................................................................
1. Jenis Dan Bentuk Kegiatan Kkl...............................................................
2. Prosedur Kerja...........................................................................................
3. Kendala Yang Dihadapi Dan Upaya Untuk Memecahkannya..............

BAB III

PEMBAHASAN.....................................................................................................
A. Pengertian Advokat........................................................................................
B. Peran Advokat menurut Pasal 56 No.8 tahun 1981 tentang KUHAP.......
C. Akibat Hukum tanpa adanya peran Advokat menurut pasal 56 No.8
tahun 1981 tentang KUHAP........................................................................

BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan mata kuliah pembulat studi yang
sifatnya wajib dan harus ditempuh oleh setiap mahasiswa Fakultas Hukum dengan
memuat subtansi kegiatan yang sifatnya praktik kerja di instansi/lembaga, yang
bertujuan untuk memberikan pengalaman kerja dalam bidang tertentu berkaitan
dengan rencana keahlian mahasiswa. Dengan memdupadankan ketiga aspek
pembelajaran, yakni : kognitif, afektif dan psikomotorik, ekssistensi Kuliah Kerja
Lapangan diharapkan dapat melengkapi pengetahuan teoritis yang telah diperoleh
mahasiswa di bangku perkuliahan1
Pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan di Kantor Advokat dapat dijadikan
sebagai sarana untuk menerapkan teori yang didapat di bangku perkuliahan dalam
dunia kerja. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat,
membuat kebutuhan akan jasa hukum semakin meningkat. Begitu juga dengan
meningkatnya permasalahan dalam masyarakat, dalam tindak pidana.
Dalam proses penyelesaian perkara pidana, tingkat penyidikan, peraturan
perundang-undangan di Indonesia telah mengatur adanya hak-hak dari seseorang
yang dinyatakan sebagai terdakwa, yang harus dihormati dan dipatuhi oleh setiap
penegak hukum dalam proses peradilan di Indonesia yang diatur dalam Undangundang No.8 tahun 1981 tentang kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana . Salah
satu diantara penegak hukum itu adalah advokat, ketentuan tersebut diatur dalam
pasal 5 ayat (1) Undang-undang No.18 tahun 2003, dikatakan:
Advokat berstatus sebagai penegak hukum, bebas dan mandiri yang dijamin
oleh hukum dan peraturan perundang-undangan.
pada perihal yang tersebut di atas penulis akan menganalisis lebih lanjut perihal
bagaimana peran Advokat dengan terdakwa dalam proses penyelesaian perkara
pidana dalam laporan ini.
1 Pedoman Kuliah kerja Lapangan FH UPR tahun 2016 hal 1

B. Perumusan masalah (isu hukum)


1. Bagaimana peran Advokat dalam proses penyelesaian perkara pidana menurut
Undang-pasal 56 Undang-undang No.8 Tahun 1981 tentang Kitab Undangundang Hukum Acara Pidana (KUHAP) ?
2. Apa akibat Hukum tanpa adanya peran Advokat dalm proses penyelesaian
perkara pidana?
C. Ruang Lingkup Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
Ruang lingkup Kuliah kerja Lapangan dilaksanakan di kantor LAW FIRM BUDI
SANTOSO, SH & PARTNERS Jl. Paus Raya no.77 telp (0536) 3326111 Kota
Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
D. Tujuan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
Program Kuliah Kerja Lapangan (KKL) bertujuan untuk memberikan
seperangkat kemampuan kepada mahasiswa berkenaan dengan aktivitas nyata pada
dunia kerja. Hal ini akan memberikan gambaran sesungguhnya tentang dunia kerja
yang di dalamnya terjadi akomodasi berbagai konsep dan teori dengan persoalanpersoalan praktis yang dihadapi serta upaya pemecahannya. Program Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) ini akan menjembatani dua aktivitas belajar yakni antara teori
dikelas dengan kondisi nyata yang ada dilapangan sesungguhnya.
a. Menunjang kemampuan kognitif dan efektif mahasiswa, sehingga nantinya
mampu menjadi mahasiswa yang kompetitif, yang tidakhanya memahami
keilmuan dari sudut teoritis saja, namun juga dari sudut praktik.
b. Meningkatkan pengetahuan, wawasan dan kemampuan psikomotorik mahasiswa
Fakultas Hukum dalam mengaplikasikan pengetahuan kognitif yang telah
diperoleh mereka dibangku perkuliahan.

c. Memperkenalkan dan mempersiapkan sejak dini kemampuan mahasiswa akan


realitas dunia kerja khususnya di instansi hukum, sehingga nantinya setelah
lulusmampu bersaing dengan lulusan dari Universitas lainnya

d. BAB II
e. GAMBARAN UMUM
A. Gambaran umum Kantor LAW FIRM BUDI SANTOSO & PARTNER
1. Sejarah umum
f.Budi Santoso, SH & Partners merupakan Firma Hukum (Law Firm) yang
berkedudukan dan berkantor pusat di Palangka Raya, yang beralamat di Jl. Paus
Raya No.77 Palangka Raya Kalimantan Tengah.
g...........................................................................................................................................
sejak berdirinya pada tahun 2005, berdasarkan Akta Notaris No.22, oleh Ellys
Nathalina, S.H di Palangka Raya, firma hukum ini telah menangani banyak
perkara pidana dan perdata, baik dalam mendampingi dan mewakili

klien

sebagai penggugat, tergugat, pemohon, termohon, mendampingi tersangka,


membela terdakwa, dan yang terkait dengan masalah perceraian. Beberapa
perkara yang pernah ditangani oleh firma hukum ini antara lain menyangkut
perkara perbuatan melawan hukum terkait hubungant industrial, pembunuhan,
penganiayaan, pencurian, penadahan, pemalsuan, korupsi, pelecehan seksual,
sengketa tanah, ganti rugi, wanprestasi, perceraian, pra peradilan atas
penangkapan tidak sah, dan perkara-perkara lainnya.
h...........................................................................................................................................
selain itu, kantor hukum Budi Santoso, SH & Partners juga berpengalaman
dalam memberikan konsultasi hukum, dengan segala aspek hukumnya, baik pada
perorangan,

lembaga

maupun

perusahaan,

termasuk

dalam

merancang

memorandum of understanding (MoU), perjanjian joint venture, ketenagakerjaan,


perbankan, dan sebagainya.
i.Dengan itikad baik dan komitmen yang tinggi dalam menjunjung penegakan
hukum (law inforceman), dan demi terwujudnya keadilan dalam masyarakat,
Budi Santoso, SH & Partners berupaya dalam melindungi kepentingan klien
dalam mencegah kerugian yang timbul dan akan timbul dikemudian hari, serta
meminimalisirr resiko, dan memberikan rasa aman kepada Klien.
j.
k...........................................................................................................................................
l.

m..........................................................................................................................................
n...........................................................................................................................................
o...........................................................................................................................................
2. Bidang-bidang kerja/Job Desciption
a. Konsultasi Hukum
p...................................................................................................................
Sebagai konsultan hukum, memberikan konsultasi hukum bagi
masyarakat

dalam

rangka

mencari

keadilan,

dan

bagi

perusahaan/investor dalam rangka penanaman modal di Kalimantan


Tengah. Konsultasi yang diberikan adalah hal-hal yang bedar dan adil
menurut hukum yang hidup dalam masyarakat Indonesia, termasuk tetapi
tidak terbatas pada persoalan hukum dengan segala aspek hukumnya
bagi masyarakat pencari keadilan, tetapi juga dalam merancang
memorandum of understanding, perjanjian joint venture, technical
assistant, pendiran badan usaha, perijinan, perpajakan, tenaga kerja,
pertanahan, perbankan, import alat-alat produksi dam sebagainua bagi
perusahaan yang akan menanamkan modalnuya di Kalimantan Tengah,
atau segala kegiatan hukum yang bersifat Non Litigasi.
b. Bantuan Hukum
q...................................................................................................................
Sebagai pendamping atau kuasa, dan/atau sebagai pendamping atau
pembela

(advokat).

Bantuan

hukum

yang

diberikan

adalah

menyelesaikan kasus/perkara yang timbul karena adanya persilihan yang


menyangkut hak dan kewajiban seseorang yang disangka/didakwa
melakukan kejahatan dalm perkara pidana di Kepolisian, Kejaksaan
maupun di Pengadilan.
B. Pelaksanaan magang
1. Jenis dan Bentuk Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
r...........................................................................................................................................
kegiatan dari Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di kantor LAW FIRM Budi
Santoso, S.H Partners adalah membantu pelaksanaan masalah teknis
administrasi, antara lain :
a. Mengetik surat Kuasa
b. Mengetik konsep Gugatan

c. Mengetik konsep Replik


d. Mengetik Konsep kesimpulan
2. Prosedur Kerja
a. Kuliah Kerja Lapangan pada Instansi Law Firm Budi Santoso & Patners
di jalan Paus Raya No.77 kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah
b. Kuliah Kerja Lapangan pada pertengahan semester &, selama 1 bulan
yaitu dari tanggal 17 Oktober s/d 12 November 2016. Untuk hari kerja
dimulai dari hari senin sampai dengan Juma, jam kerja dimulai dari pukul
08.00 WIB dan berakhir pada pukul 15.00 WIB.
s.....................................................................................................................
3. Kendala yang dihadapi dan upaya untuk menyelesaikannya
a. Kendala yang dihadapi
t.....................................................................................................................
Penulis terkendala pada pekerjaan advokat beracara diluar daerah kota
Palangka Raya, oleh karenanya Peserta kuliah Kerja Lapangan (KKL)
tidak dapat mengikuti proses acara advokat.
b. Upaya untuk menyelesaikan
u....................................................................................................................
Penulis

bersikap fleksibel dan menyesuaikan waktu bekerja setelah

advokat kembali ke kantor/Instansi.

v. BAB III
w. PEMBAHASAN
A. Pengetian Advokat
x.

Istilah advokat sesungguhnya telah dikelan sejak zaman Romawi yang


jabatan atau profesinya disebut dengan nama officium nobile (profesi yang
mulia), karena mengabdikan dirinya kepada kepentingan masyarakat dan
bukan kepada dirinya sendiri, serta berkewajiban untuk turut menegakkan
hak-hak asasi manusia, serta bergerak di bidang moral, khususnya untuk
menolong orang-orang tanpa mengharapkan dan/atau menerima imbalan atau

honorarium2.
y. ADVOKAT menurut kamus Latin-Indonesia, dapat ditelusuri dari bahasa
latin, yaitu advocatus, yang berarti antara lain yang membanti seseorang
dalam perkara, saksi yang meringankan. Dasar hukum advokat beracara diatur
dalam Undang-Undang No.18 tahun 2003 tentang Advokat. Dalam pasal 1
angka (1) dikatakan :
z. .............................................................................................................................................
advokat adalah orang yang berprofesi memberikan jasa hukum baik di
dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan
ketentuan Undang-Undang ini.
aa. .............................................................................................................................................
Pengertian advokat menurut Blacks LawDictionary adalah speak in favour of
or defend by argument (berbicara untuk keuntungan dari atau membela
dengan argumentasi untuk seseorang). Adapaun orang yang berprofesi sebagai
advocate adalah one who assists, defends, or pleads for another. One who
renders before a court or a tribunal, a conselor (seseorang yang membantu,
mempertahankan, atau membela untuk orang lain. Seseorang yang
memberikan nasihat hukum dan bantuan membela kepentingan orang lain di
muka pengadilanatau siding, seorang konsultan).

2 Ishaq, S.H., M.Hum., PENDIDIKAN KEADVOKATAN, Jakarta: Sinar Grafika, 2012, hlm
12

ab. .............................................................................................................................................
seorang advokat di angkat berdasarkan surat keputusan Menteri Hukum dan
HAM dalam Surat Keputusan tersebut dijelaskan beberapa ketentuanketentuan sebagai berikut3 :
a. Berdasarkan surat keputusan Menteri Hukum dan HAM tersebut, telah
ditetapkan tempat kedudukannya atau domisilinya pada suatu kota tertentu di
dalam wilayah Pengadilan Negeri.
b. Pada dasarnya advokat tersebut dapat berbicara di muka pengadilan di semua
lingkungan badan, termasuk di Pengadilan Agama di seluruh wilayah
Republik Indonesia
c. Dalam rangka penertiban administrasi pengawasan dan pembinaan maka
apabila advokat tersebut akan beracara di muka pengadilan di luar daerah
hukum Pengadilan Tinggi di mana ia Ketua Pengadilan Tinggi secara tertulis
denga menyampaikan tembusan kepada :
1) Mahkamah Agung RI,
2) Ketua Pengadilan Tinggi Agama yang dituju,
3) Pengadilan Agama yang dituju.
ac. Penyampaian surat pemberitahuan ini dilakukan dengan surat tercatat,
diharapkan sudah diterima alamat yang dituju satu minggu sebelum ia
beracara.
ad.
B. Peran advokat dalam proses perkara pidana tingkat penyidikan
ae. Advokat dalam memberikan jasa hukumnya dalam praktek dapat
dijumpai dalam tingkat penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan dimuka
sidang4. Peran advokat dalam proses penyelesaian perkara pidana tingkat
penyidikan diatur Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
3 Ibid., hlm, 9
4 Putra djambak, peran dan fungsi advokat,
http://adekputrajambak.blogspot.co.id/2016/05/peran-dan-fungsi-advokat.html, diakases pada
tanggal 15 november 2016

Pidana adalah pendampingan hukum bagi tersangka atau terdakwa selama


dalam waktu dan pada setiap tingkat pemeriksaan.Pada pasal 54 dan 56
KUHAP menyebutkan :
af. Pasal 54 KUHAP
ag. Guna kepentingan pembelaan, tersangka atau terdakwa berhak
mendapat bantuan hukum dari seorang atau lebih penasihat hukum selama
dalam waktu dan pada setiap tingkat pemeriksaan, menurut tata cara yang
ditentukan dalam undang-undang.
ah.
ai. Pasal 56 KUHAP :
aj. Dalam tersangka atau terdakwa disangka atau didakwa melakukan
tindak pidana yang diancam dengan pidana mati atau dengan pidana
penjara lima belas tahun atau lebih atau bagi mereka yang tidak mampu
yang diancam dengan pidana lima tahun atau lebih yang tidak
mempunyai penasehat hukum sendiri, pejabat yang bersangkutan pada
semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan wajib menunjuk
penasehat hukum bagi mereka.
ak.
al. Dengan memperhatikan ketentuan pasal-pasal di atas, maka sangatlah
penting peranan penasehat hukum dalam mendampingi tersangka baik
ditingkat penyidikan, pemeriksaan ataupun ketika menghadapi peradilan di
pengadilan, agar tersangka atau terdakwa yang sedang menghadapi suatu
perkara mendapatkan perlindungan dan bantuan hukum, sehingga tidak
mendapat tekanan dan paksaan dari pihak manapun. Hal ini merupakan
perwujudan dari salah satu perlindungan hak asasi manusia dan memberikan
perlakuan yang sama kepada setiap warga masyarakat di dalam perlakuan
terhadap hukum itu sendiri ketika seorang warga masyarakat menghadapi
suatu perkara pidana.
am. Akan tetapi, hak-hak untuk mendapatkan bantuan hukum pada tahap
penyidikan tersebut masih dibatasi oleh ketentuan Pasal 115 KUHAP yaitu
penasehat hukum pada tahap penyidikan itu hanya Dapat mengikuti
jalannya pemeriksaan dengan cara melihat dan mendengar pemeriksaan yang
sedang berlangsung, oleh karena itu peran dan kehadiran penasehat hukum

dalam pemeriksaan tersangka di tingkat penyidikan tersebut bersifat fakultatif


atau pasif. Fakultatif dalam arti hak itu tidak dapat dipaksakannya kepada
pejabat penyidik semata-mata tergantung kepada kehendak dan pendapat
penyidik, apakah dia akan memperbolehkan atau tidak penasehat hukum
mengikuti jalannya pemeriksaan penyidikan hanya melihat dan mendengar
(within sight and within hearing) isi dan jalannya pemeriksaan. Penasehat
hukum tidak boleh campur tangan dan ambil bagian memberikan nasihat pada
pemeriksaan yang berkenaan dengan kejahatan terhadap keamanan negara.
Dalam pemeriksaan yang demikian penasehat hukum hanya dapat mengikuti
jalannya pemeriksaan, tetapi hanya melihat saja tanpa mendengar jalannya
pemeriksaan, karena dalam hal ini penasehat hukum yang peranannya pasif
dalam proses penyidikan dikurangi lagi semakin pasif dalam hal tindak pidana
terhadap keamanan negara.
C. Akibat hukum tanpa adanya peran advokat
an. Dalam proses penyelesaian perkara pidana, salah satu hak dari
tersangka dan terdakwa adalah hak untuk mendapatkan bantuan hukum, di
samping hak-hak lainnya seperti mendapat pemeriksaan, hak untuk
diberitahukan kesalahannya, hak untuk segara diajukan ke pengadilan, hak
untuk mendapatkan putusan hakim yang seadil-adilnya, hak untuk mendapat
kunjungan keluarga dan lain-lain.
ao. Dalam prakteknya, khususnya dalam perkara pidana, penerapan
pemberian bantuan hukum sangat sering diabaikan. Tersangka yang
perkaranya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 KUHAP, nyatanya pada
tahap penyidikan hingga pemeriksaan di persidangan tidak didampingi oleh
penasihat hukum, malah ada trend yang sering terjadi yaitu kepada tersangka
diminta untuk menandatangani surat pernyataan penolakan penasihat hukum.
Padahal kata wajib dalam Pasal 56 KUHAP sangat jelas dan tegas
memiliki makna imperatif.
ap. Pengabaian dan pelanggaran yang sering terjadi dalam praktek,

misalnya, pada saat tersangka ditangkap dan dinterogasi penyidik jarang


sekali memberitahukan kepadanya hak untuk mendapatkan bantuan hukum
(Pasal 114 KUHAP), masih menggunakan kekerasan fisik dan psikis dalam
memintaketerangan kepada tersangka, dan mengabaikan Pasal 56 KUHAP
dengan alasan jika menggunakan penasihat hukum akan mempersulit
jalannya persidangan dan hukuman jadi berat, mempersiapkan surat
pernyataan penolakan penasihat hukum, serta pelanggaran terhadap
pemeriksaan terdakwa di dalam persidangan dengan hakim tunggal5.
aq. Dengan adanya penasehat hukum (advokat) dalam memberikan
bantuan hukum dalam tahap penyidikan diharapkan proses hukum menjadi
adil bagi tersangka yang tergolong orang yang kurang mampu maupun yang
tidak memahami hukum. Selain itu, untuk memberikan kesempatan kepada
masyarakat miskin untuk membela diri dengan didampingi penasehat hukum
yang profesional. Hak untuk dibela dan didampingi penasehat hukum
(advokat) sering diabaikan dalam proses penyidikan, bahkan ditahan tanpa
alasan yang jelas menurut hukum dan diadili serta dihukum tanpa suatu
proses hukum yang adil.
ar. Dengan adanya Pasal 56 KUHAP ini menimbulkan penegasan dalam
Putusan Mahkamah Agung No. 1565 K/Pid/ 1991 yang menyatakan bahwa :
as. Apabila syarat-syarat permintaan tidak dipenuhi seperti halnya
penyidik tidak menunjuk penasehat hukum dan didampingi penasehat
hukum bagi tersangka sejak awal penyidikan, tuntutan penuntut umum tidak
dapat diterima.
at. Putusan Mahkamah Agung memberikan peringatan kepada penyidik
untuk memenuhi permintaan tersangka dalam memberikan bantuan hukum.
Apabila

secara tegas tersangka meminta hak agar didampingi oleh

pengacara hukum seperti yang diatur dalam Pasal 56 KUHAP, menunjuk


penasehat hukum dan menghendaki pemeriksaan dihadiri penasehat hukum
5 Boris Tampubolon, S.H., Akibat hukum Jika Hak Tersangka/Terdakwa atas Bantuan Hukum Tak
Dipenuhi Harus Diatur Dalam Undang-Undang, http://lbhmawarsaron.or.id/home/akibat-hukum-jikahak-tersangkaterdakwa-atas-bantuan-hukum-tak-dipenuhi-harus-diatur-dalam-undang-undang/,
diakses pada tanggal 16 november 2016

dan pejabat penyidik tidak menunjuk dan tidak menyediakan penasehat


hukum, maka pada sidang pengadilan tuntututan penuntut umum tidak dapat
diterima.
au.

av.BAB III
aw.
PENUTUP
A. Kesimpulan
ax. advokat beracara diatur dalam Undang-Undang No.18 tahun 2003 tentang
Advokat. Dalam pasal 1 angka (1) dikatakan :
ay. .............................................................................................................................................
advokat adalah orang yang berprofesi memberikan jasa hukum baik di
dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan
ketentuan Undang-Undang ini.
az.

Advokat dalam memberikan jasa hukumnya dalam praktek

dapat dijumpai dalam tingkat penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan


dimuka sidang. Peran advokat dalam proses penyelesaian perkara pidana
tingkat penyidikan diatur Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana adalah pendampingan hukum bagi tersangka atau terdakwa
selama dalam waktu dan pada setiap tingkat pemeriksaan.Pada pasal 54 dan
56 KUHAP menyebutkan :
ba. Pasal 54 KUHAP
bb. Guna kepentingan pembelaan, tersangka atau terdakwa berhak
mendapat bantuan hukum dari seorang atau lebih penasihat hukum selama
dalam waktu dan pada setiap tingkat pemeriksaan, menurut tata cara yang
ditentukan dalam undang-undang.
bc.
bd. Pasal 56 KUHAP :
be. Dalam tersangka atau terdakwa disangka atau didakwa melakukan
tindak pidana yang diancam dengan pidana mati atau dengan pidana
penjara lima belas tahun atau lebih atau bagi mereka yang tidak mampu
yang diancam dengan pidana lima tahun atau lebih yang tidak
mempunyai penasehat hukum sendiri, pejabat yang bersangkutan pada
semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan wajib menunjuk
penasehat hukum bagi mereka.
bf. Dengan adanya Pasal 56 KUHAP ini menimbulkan penegasan dalam
Putusan Mahkamah Agung No. 1565 K/Pid/ 1991 yang menyatakan bahwa :
bg. Apabila syarat-syarat permintaan tidak dipenuhi seperti halnya
penyidik tidak menunjuk penasehat hukum dan didampingi penasehat
hukum bagi tersangka sejak awal penyidikan, tuntutan penuntut umum tidak
dapat diterima.

bh.
bi.
bj. Putusan Mahkamah Agung memberikan peringatan kepada penyidik
untuk memenuhi permintaan tersangka dalam memberikan bantuan hukum.
Apabila

secara tegas tersangka meminta hak agar didampingi oleh

pengacara hukum seperti yang diatur dalam Pasal 56 KUHAP, menunjuk


penasehat hukum dan menghendaki pemeriksaan dihadiri penasehat hukum
dan pejabat penyidik tidak menunjuk dan tidak menyediakan penasehat
hukum, maka pada sidang pengadilan tuntututan penuntut umum tidak dapat
diterima.

bk. DAFTAR PUSTAKA


a. Daftar peraturan Perundang-undangan :
bl. Undang-undang No.18 tahun 2003 tentang Advokat
bm. Undang-undang No.81 tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum
Avara Pidana
bn. Putusan Mahkamah Agung No. 1565 K/Pid/ 1991
b. Daftar buku :
bo. Ishaq, S.H., M.Hum. 2012. PENDIDIKAN KEADVOKATAN. Jakarta: Sinar
Grafika
bp. V. Harlen Sinaga., S.H., M.H. 2011. Dasar-dasar Profesi Advokat. Jakarta:
Penerbit Erlangga
bq.
c. Daftar website :
br. http://lbhmawarsaron.or.id/home/akibat-hukum-jika-hak-tersangkaterdakwaatas-bantuan-hukum-tak-dipenuhi-harus-diatur-dalam-undang-undang/
bs. http://adekputrajambak.blogspot.co.id/2016/05/peran-dan-fungsi-advokat.html

bt.
bu.
bv.
bw.
bx.
by.
bz.
ca.
cb.
cc.

cd. LAMPIRAN
ce.
cf.

Anda mungkin juga menyukai