Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KULIAH KERJA PROFESI HUKUM (KKPH)

SAWIT WATCH

TENTANG
TUGAS DAN FUNGSI SAWIT WATCH

Di Susun Oleh :
Raihan Fauzi
010120257

Program Konsentrasi Bagian Hukum Perdata

Dosen Pembimbing :
Dr. Ari, S.H., M.H

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2023

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PELAKSANAAN KULIAH KERJA PROFESI HUKUM (KKPH)

Bogor, 10 April 2022

Menyetujui,

Kepala Bagian Hukum dan Hak Asasi Dosen Pembimbing


Manusia Sekretariat Daerah Kota Bogor Kuliah Kerja Profesi Hukum

Alma Wiranta, S.H.,M.Si Dr. Andi Muhammad Asrun, S.H., M.H

Mengetahui,

Dekan Fakultas Hukum Universitas Pakuan

Dr. Hj. Asmak ul Hosnah, S.H, M.H.

ii
DAFTAR ISI
JUDUL ..........................................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................ii

KATA PENGANTAR................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang Pemilihan Tempat KKPH...........................................................1
B. Dasar Hukum........................................................................................................5
C. Tugas, Fungsi, serta Wewenang Sekertaris Daerah Bagian Hukum dan HAM.. .7
D. Visi dan Misi Sekda Bagian Hukum dan HAM...................................................9
E. Struktur Organisasi..............................................................................................10

BAB II ANALISIS ....................................................................................................12


A. Analisis Hubungan Tugas dan Fungsi Sekda Bagian Hukum dan HAM Kepada
Masyrakat................................................................................................................12
B.Analisis Segi Hukum Positif Tentang Sekretaris Bagian Hukum dan HAM......18

BAB III KESIMPULAN ..........................................................................................25


A. Kesimpulan.........................................................................................................25
B. Saran...................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................27

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Bagian Hukum dan Hak Asasi Sekertariat Daerah
Kota Bogor .............................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pengantar Kuliah Kerja Profesi Hukum (KKPH) Fakultas Hukum
Universitas Pakuan...................................................................................................27

Lampiran 2. Surat Sudah Melaksanakan Kuliah Kerja Profesi Hukum (KKPH)


Kesbangpol Kota Bogor dan Sekretariat Daerah Kota Bogor..................................28

Lampiran 3. Daftar Hadir Kuliah Kerja Profesi Hukum (KKPH)Lampiran 3. Daftar


Hadir Kuliah Kerja Profesi Hukum (KKPH)...........................................................29

Lampiran 4. Sertifikat hasil melaksanakan Kuliah Kerja Profesi Hukum (KKPH)


bagian Hukum Dan HAM Sekretariat Daerah Kota Bogor......................................30

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja

Profesi Hukum ini dengan baik. Penyusunan laporan ini dimaksudkan untuk

memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Hukum di

Universitas Pakuan Bogor.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu

penulis dalam menyusun Laporan Kuliah Kerja Profesi Hukum ini,

diantaranya:

1. Ibu Dr. Hj. Asmak ul Hosnah, S.H, M.H., selaku Dekan Fakultas

Hukum Universitas Pakuan;

2. Bapak R. Muhammad Mihradl, S.ff, M.H., selaku Wakil Dekan Bidang

Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Hukum Universitas Pakuan;

3. Ibu Lindryani Sjofian, S.H., M.H., selaku Wakil Dekan Bidang SDM

dan Keuangan Fakultas Hukum Universitas Pakuan;

4. Ibu Farahdinny Siswajanthy, S.H.,M.H., selaku Kepala Program Studi

Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Pakuan;

5. Bapak Nazaruddin Lathif, S.H., M.H., selaku Kepala Bagian Hukum

Ketatanegaraan Fakultas Hukum Universitas Pakuan;

6. Bapak Dr. Andi Muhammad Asrun, S.H., M.H., selaku Dosen

v
Pembimbing yang telah membantu, mengarahkan, dan mengoreksi

pembuatan laporan KKPH yang penulis kerjakan;

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Pakuan;

8. Seluruh Staff Tata Usaha dan Perpustakaan Fakultas Hukum

Universitas Pakuan yang telah membantu pelayanan administrasi dan

kepustakaan dalam menyusun laporan KKPH ini;

9. Bapak Alma Wiranta, S.H.,M.Si (Han)., selaku Kepala Bagian

Hukum dan Hak Asasi Manusia Sekretariat Daerah Kota Bogor;

10. Bapak dan Ibu Staff Pegawai pada Bagian Hukum dan Hak Asasi

Manusia Sekretariat Daerah Kota Bogor yang telah membantu

penulis;

11. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan, doa serta selalu

memberikan bantuan baik moril maupun materiil;

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dikarenakan

terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena

itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik

yang membangun dari berbagai pihak. Semoga laporan ini dapat bermanfaat

bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang hukum.

Bogor, April 2022

vi
Penulis

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pemilihan Tempat KKPH

Kuliah Kerja Profesi Hukum (KKPH) adalah salah satu bentuk penerapan

secara sistematis antara program pendidikan di perkuliahan dengan program

penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan secara langsung di dalam

dunia pekerjaan untuk mencapai tingkat keahlian tertentu. Disamping dalam

dunia usaha atau kerja, juga dapat memberikan keuntungan pada pelaksanaan

kegiatan di Universitas. Karena keahlian tersebut tidak dapat diberikan atau

diajarkan di Universitas. Sehingga dengan adanya kegiatan ini, dapat

meningkatkan mutu dari mahasiswa untuk meraih cita-cita di masa depan.

Mahasiswa sebagai insan akademis selama ini hanya terpaku dan terfokus

pada proses pembelajaran teoretis dan bukan praktis. Oleh sebab itulah banyak

mahasiswa yang ketika akan memasuki dunia kerja diragukan kemampuannya,

walaupun dari segi nilai tidak sedikit mahasiswa yang mempunyai predikat

cumlaude. Oleh karenanya, pembelajaran proses Kuliah Kerja Profesi Hukum

(KKPH) yang merupakan bagian persyaratan kelulusan akademik bagi

mahasiswa, sangatlah memberikan dampak dan peranan yang positif untuk setiap

mahasiswa itu sendiri. Karena adanya kesempatan untuk dapat merasakan,

mengetahui, dan memahami pengalaman dunia kerja.

1
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pertama kali dibentuk pada

tanggal 19 Agustus 1945 dengan nama Departemen Kehakiman. Menteri

Kehakiman yang pertama menjabat adalah Soepomo. Kementerian Hukum dan

Hak Asasi Manusia pada zaman pemerintahan Belanda disebut Departemen Van

Justitie yaitu berdasarkan peraturan Herdeland Yudie Staatblad No. 576.

Dalam sidang PPKI tahun 1945 menetapkan mengenai Departemen

Kehakiman dalam struktur Negara menurut UUD. Dalam UUD tadi disebutkan

departemen termasuk Departemen Kehakiman yang mengurus tentang

pengadilan, penjara, kejaksaan dan sebagainya. Dalam sidang PPKI tersebut

dibuat pula penetapan tentang tugas pokok masalah ruang lingkup tugas

Departemen Kehakiman walaupun secara singkat masih mengacu kepada

peraturan Herdeland Yudie Staatblad No. 576.

Pada tanggal 1 Oktober 1945 kewenangan Departemen Kehakiman

diperluas yakni Kejaksaan berdasarkan Maklumat Pemerintah tahun 1945 tanggal

1 0ktober 1945 dan Jawatan Topograpi berdasarkan Penetapan pemerintah tahun

1945 Nomor 1/S.D. Jawatan Topograpi kemudian dikeluarkan dari Departemen

Kehakiman dan masuk ke Departemen Pertahanan berdasarkan Penetapan

Pemerintah tahun 1946 nomor 8/S.D. Ketika Departemen Agama dibentuk pada

tanggal 3 Januari 1946, Mahkamah Islam Tinggi dikeluarkan dari Departemen

2
Kehakiman Republik Indonesia dan masuk ke Departemen Agama Republik

Indonesia berdasarkan penetapan pemerintah tahun 1946 Nomor 5/S.D.

Pada 22 Juli 1960, rapat kabinet memutuskan bahwa kejaksaan menjadi

departemen dan keputusan tersebut dituangkan dalam Keputusan Presiden RI

Nomor 204/1960 tertanggal 1 Agustus 1960 yang berlaku sejak 22 Juli 1960.

Sejak itu pula, Kejaksaan RI dipisahkan dari Departemen Kehakiman. Pemisahan

tersebut dilatar belakangi rencana kejaksaan mengusut kasus yang melibatkan

Menteri Kehakiman pada saat itu.

Pengalihan Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha Negara dari

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia ke Mahkamah Agung berawal dari

Undang-Undang No. 35 Tahun 1999 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

Kekuasaan Kehakiman yang kemudian dijabarkan dalam Undang-Undang No. 4

Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-Undang No. 5 Tahun

2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 tentang

Mahkamah Agung. Pada tanggal 23 Maret 2004 Presiden Megawati

mengeluarkan Keputusan Presiden RI No. 21 Tahun 2004 tentang pengalihan

organisasi, administrasi dan finansial dan lingkungan Peradilan Umum dan Tata

Usaha Negara, Pengadilan Agama ke Mahkamah Agung yang kemudian ditindak

lanjuti dengan serah terima Pengalihan organisasi, administrasi dan finansial di

lingkungan Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha Negara ke Mahkamah

Agung pada tanggal 31 Maret 2004.

3
Sekretariat Daerah Kota Bogor/Kota merupakan unsur pembantu

pimpinan Pemerintah Kota Bogor/Kota yang dipimpin oleh Sekretaris

Daerah, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati/Wali kota.

Sekretariat Daerah Kota Bogor/Kota bertugas membantu Bupati/Wali

kota dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan,

administrasi, organisasi dan tata laksana serta memberikan pelayanan

administrasi kepada seluruh Perangkat Daerah Kota Bogor/Kota. Sekretaris

Daerah untuk Kota Bogor/kota diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur

atas usul Bupati/Wali kota. Sekretariat Daerah Kota Bogor/Kota terdiri atas

sebanyak-banyaknya 3 Asisten; di mana Asisten masing-masing terdiri dari

sebanyak-banyaknya 4 bagian.

B. Dasar Hukum
Sekda Bagian Hukum dan HAM mempunyai dasar hukum sebagai

landasan kerjanya, yaitu sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-

Daerah Kota Kecil dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah,

dan Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 14 November

1950 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun

1954 tentang Pengubahan Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950

(Lembaran Negara Republik Indoneisa Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan

4
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551);

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi

Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun

2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5679);

5
C. Tugas, Fungsi, serta Wewenang Sekertaris Daerah Bagian Hukum dan
HAM

Sekda Bagian Hukum dan HAM mempunyai tugas

menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang Hukum dan HAM untuk

membantu Walikota dalam menyelenggarakan fungsi bagian Hukum dan

HAM di Balaikota. Dalam melaksanakan tugas, Sekda bagian Hukum dan

HAM menyelenggarakan fungsi: perumusan, penetapan, dan pelaksanaan

kebijakan di bidang kesejahteraan masyarakat, pencegahan dan

pengendalian penyelewengan kekuasaan, koordinasi pelaksanaan tugas,

pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur

organisasi di lingkungan Sekda Bagian Hukum dan HAM; pengelolaan

barang milik pemerintah yang menjadi tanggung jawab Sekda Bagian

Hukum dan HAM; pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang

Hukum dan HAM; pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan Hukum

dan HAM di bidang kesejahteraan; pelaksanaan bimbingan teknis dan

supervisi atas pelaksanaan urusan Sekda Bagian Hukum dan HAM di

daerah Kota Bogor; pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan

Pemertintahan Balaikot Bogor; dan pelaksanaan dukungan substantif

kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Balaikota Bogor.

 Pentingnya Dokumentasi dan Informasi Hukum

6
Sebagai sub sistem pembangunan hukum, dokumentasi dan informasi

hukum merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dalam kegiatan

pembinaan hukum nasional.

 Tujuan JDIHN

- Menjamin terciptanya pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum

yang terpadu dan terintegrasi di berbagai instansi pemerintah dan

institusi lainnya;

- Menjamin ketersediaan dokumentasi dan informasi hukum yang

lengkap dan akurat, serta dapat diakses secara cepat dan mudah;

- Meningkatkan kualitas pembangunan hukum nasional dan pelayanan

kepada publik sebagai salah satu wujud ketata pemerintahan yang

baik, transparan, efektif, efisien, dan bertanggung jawab.

 Sekilas tentang JDIH Pemerintah Kota Bogor

Sejak tahun 2018 dengan terbitnya kebijakan Pemerintah Kota Bogor

terkait adanya Tunjangan Tambahan Penghasilan khususnya di lingkup

Bagian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sekretariat Daerah Kota Bogor,

tugas Pengelola Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH) yang

pada tahun-tahun sebelumnya ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris

Daerah Kota Bogor Nomor 188.45-9 Tahun 2017 tentang Pembentukan

Tim Entry Data Produk Hukum dan Keputusan Sekretaris Daerah Kota

Bogor Nomor 188.45- 8 Tahun 2017 tentang Pembentukan Tim Pelayanan

7
Siskum, saat ini menjadi tugas pokok dari Sub Bagian Evaluasi

Dokumentasi dan Informasi Hukum pada Bagian Hukum dan HAM.

 Kegiatan yang terkait JDIH, meliputi:

a. Penggandaan Lembaran Daerah dan Berita Daerah

b. Tersusunnya Lembaran Daerah dan Berita Daerah

c. Tersedianya himpunan Lembaran Daerah dan Berita Daerah

d. Tersosialisasikannya produk hukum daerah di kecamatan se-Kota Bogor

e. Entry Data dan updating sistem informasi hukum daerah berbasis web

serta pelayanan siskum

f. Tersedianya LD dan BD serta Himpunan LD dan BD sebagai bahan

referensi dalam menyusun produk hukum.

 Integrasi Website JDIH

Kota Bogor sudah terintegrasi dengan website JDIHN sejak 12 April

2018. Adanya pengelolaan informasi hukum berbasis TIK yang

mengintegrasikan seluruh produk hukum/peraturan perundang-undangan

yang ada pada database/server di masing-masing anggota jaringan,

sehingga semua produk hukum yang dimiliki/diinput oleh masing-masing

anggota jaringan dapat diakses melalui satu sumber/mesin pencarian

(search engine)

8
D. Visi dan Misi Sekda Bagian Hukum dan HAM
Visi misi Sekda Bagian Hukum dan HAM mengikuti visi misi

Walikota Bogor yaitu Terwujudnya Pemerintahan di Kota Bogor, Visi dan

Misi nya sebagai berikut, yaitu:

Visi:

Terwujudnya Peraturan dan Pelayanan Hukum untuk Kota Bogor

Yang Ramah Keluarga

Misi:

a) Mewujudkan Peraturan dan Pelayanan Hukum untuk Kota Yang Sehat

b) Mewujudkan Peraturan dan Pelayanan Hukum untuk Kota Yang Cerdas

c) Mewujudkan Peraturan dan Pelayanan Hukum untuk Kota Yang

Sejahtera

E. Struktur Organisasi
Sekda Bagian Hukum dan HAM Balaikota Bogor merupakan Bagian

dalam Pemerintahan Balai Kota Bogor yang membidangi urusan Hukum

dan HAM, posisi Sekda Bagian Hukum dan HAM bertanggung jawab

kepada Walikota Kota Bogor.

Berikut Struktur Organisasi pada Bagian Hukum dan Hak Asasi

Manusia Sekretariat Daerah Kota Bogor ;

9
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Bagian Hukum dan Hak Asasi Sekertariat
Daerah Kota Bogor .

10
BAB II
ANALISIS

A. Analisis Hubungan Tugas dan Fungsi Sekda Bagian Hukum dan HAM
Kepada Masyrakat
Setiap orang berhak atas Hukum dan HAM tanpa adanya perbedaan

ras, paham politik, agama, kondisi sosial maupun ekonomi. Sekda Bagian

Hukum dan HAM bertanggung jawab atas Hukum dan HAM masyarakat di

Kota Bogor, melalui kebijakan‐kebijakan yang dikeluarkan dan penyediaan

fasilitas yang mendukung. Dalam Peraturan Walikota Bogor nomor 11

TAHUN 2019 Tentang Pelayanan Penanaganan Pengaduan Masyarakat,

disebutkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan Hukum dan

HAM dan negara bertanggung jawab menyediakan fasilitas pelayanan

tersebut.

Bagian hukum mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan,

penyusunan program, petunjuk teknis dan koordinasi perumusan peraturan

perundang-undangan dan produk hukum daerah, pengelolaan Dokumentasi

dan informasi hukum serta bantuan hukum dan pembelaan Hak Azasi

Manusia (HAM).

 Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010, Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas menyelenggarakan

11
urusan di bidang hukum dan hak asasi manusia dalam pemerintahan

untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan

negara. Dalam melaksanakan tugas tersebut Kementerian Hukum dan

Hak Asasi Manusia menyelenggarakan fungsi:

1. perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

hukum dan hak asasi manusia;

2. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi

tanggung jawab Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;

3. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia;

4. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan

urusan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di daerah;

5. pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional; dan

6. pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah.

7. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh

unsur organisasi di lingkungan kementerian hukum dan hak asasi

manusia

8. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian

dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di

lingkungan kementerian hukum dan hak asasi manusia;

9. Pelaksanaan pembinaan hukum nasional

12
 Wewemang Kemenkumham dalam menjalankan tugas dan fungsi

tersebut adalah:

1. Menyiapkan bahan perumusan Rancangan Undang-Undang

(RUU), Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

Undang (Rancangan, Rancangan Peraturan Pemerintah,

Rancangan Peraturan Presiden, dan Rancangan Peraturan Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia;

2. Mengelola keimigrasian, termasuk mengatur masuk dan

keluarnya warga negara Indonesia dan warga negara asing

dengan mengeluarkan paspor, visa dan permanen residency.

3. Mengelola lembaga pemasyarakatan, termasuk memberikan

remisi dan mengangkat sipir atau penjaga penjara

 Bagian Hukum

- Tugas Pokok:

Bagian Hukum dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi Asisten Tata

Praja di bidang

penyiapan dan perumusan produk-produk Hukum Daerah, Bantuan

Hukum, Pengkajian dan Dokumentasi Hukum.

- Fungsi :

13
1. Penyusunan rencana dan program kerja di bidang perundang-

undangan, bantuan hukum, pengkajian dan dokumentasi hukum;

2. Perumusan kebijakan di bidang penataan hukum;

3. Pembinaan dan pengkoordinasian di bidang pengkajian, evaluasi

produk Hukum dan rancangan hukum;

4. Pengkoordinasian perumusan perundang-undangan;

5. Pengkoordinasian bantuan hukum dan hak asasi manusia;

6. Pengkoordinasian pengkajian dan dokumentasi;

7. Penyelenggaraan pengadministrasian dan pendokumentasian

produk hukum daerah dan peraturan perundang-undangan lainnya;

8. Pengevaluasian dan pelaporan kegiatan.

- Bagian Hukum membawahkan :

a. Sub Bagian Perundang-undangan;

b. Sub Bagian Bantuan Hukum;

c. Sub Bagian Pengkajian dan Dokumentasi.


 Sub Bagian Perundang-undangan

- Tugas Pokok:

Sub Bagian Perundang – undangan dipimpin oleh seorang

kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagia fungsi bagian hukum dalam mengkordinasikan

penyusunann, pengaturan dan pembahasan produk – produk hukum

14
daerah.

- Fungsi :

1. Penyiapan bahan dan petunjuk teknis penyusunan produk

hukum daerah;

2. Pengkoordinasian teknis penyusunan produk hukum daerah

dengan instansi terkait dalam penelaahan Rancangan Peraturan

Daerah, Peraturan Walikota dan produk hukum lainnya;

3. Pelaksanaan persiapan rancangan produk hukum daerah dan

produk-produk hukum lainnya untuk diusulkan kepada lembaga

Legislatif;

4. Pelaksanaan bimbingan teknis penyusunan rancangan produk

hukum daerah kepada unit-unit kerja di lingkungan Pemerintah

Daerah;

5. Pelaksanaan penetapan produk-produk Hukum Daerah;

6. Pelaksanaan administrasi dan dokumentasi kegiatan bantuan

hukum;

7. Pengevaluasian dan pelaporan kegiatan.

 Sub Bagian Bantuan Hukum

- Tugas Pokok:

15
- Sub Bagian Bantuan Hukum dipimpin oleh seorang Kepala Sub

Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

fungsi Bagian Hukum dalam menyelesaikan masalah hukum dan

memberikan pelayanan hukum bagi aparatur.

- Fungsi :

1. Penyiapan bahan dan petunjuk teknis pelayanan bantuan hukum;

2. Pelaksanaan konsultatif dalam rangka operasionalisasi

pelaksanaan program penyuluhan dan pembinaan kesadaran

Hukum;

3. Pelaksanaan pelayanan bantuan hukum baik di dalam maupun

di luar pengadilan kepada Pemerintah Daerah;

4. Perumusan bahan fasilitasi bantuan hukum dan penyelesaian

sengketa hukum; Pelayanan informasi dan konsultasi hukum

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan produk

hukum daerah kepada masyarakat;

5. Pelaksanaan administrasi dan dokumentasi kegiatan bantuan

hukum;

6. Pengevaluasian dan pelaporan kegiatan.

16
 Sub Bagian Pengkajian dan Dokumentasi

- Tugas Pokok:

- Sub Bagian Pengkajian dan Dokumentasi dipimpin oleh seorang

Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian fungsi Bagian Hukum dalam menganalisa, mengkaji,

mengelola administrasi perpustakaan dan dokumentasi produk

hukum daerah serta peraturan perundangan lainnya.

- Fungsi :

Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait

dalam pelaksanaan pengkajian evaluasi produk-produk Hukum

yang berlaku dan rancangan hukum.


B. Analisis Segi Hukum Positif Tentang Sekretaris Bagian Hukum dan
HAM
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010, Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas menyelenggarakan

urusan di bidang hukum dan hak asasi manusia dalam pemerintahan untuk

membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam

melaksanakan tugas tersebut Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

menyelenggarakan fungsi:

a) perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang hukum dan

hak asasi manusia;

b) pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung

jawab Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;

c) pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Hukum

dan Hak Asasi Manusia;

d) pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di daerah;

e) pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional; dan

f) pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah.

g) Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur

organisasi di lingkungan kementerian hukum dan hak asasi manusia

h) Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan

administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan kementerian;

18
1. Tugas & Fungsi:

 Menyusun, mengkoordinasikan rencana dan program kerja Bagian;

 Melaksanakan perumusan kebijakan produk hukum dan telaahan hukum

sesuai ketentuan dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;

 Melaksanakan perumusan penyusunan produk hukum Kabupaten

baik yang bersifat pengaturan (regeling) maupun penetapan

(beschikking);

 Melaksanakan penyiapan bahan pertimbangan dan bantuan hukum

kepada semua unsur di lingkungan pemerintah provinsi;

 Mengkoordinasikan Kepala Sub Bagian agar terjalin kerjasama yang

baik dan saling mendukung;

 Memberi petunjuk kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas agar

sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

 Merumuskan sasaran yang hendak dicapai berdasarkan skala prioritas

dan dana yang tersedia sebagai dasar dalam pelaksanaan tugas;

 Memonitor serta mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas bawahan agar

sasaran dapat dicapai sesuai dengan program kerja;

 Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan produk hukum;

 Melaksanakan program Strategis Rencana Aksi Nasional HAM;

 Melaksanakan koordinasi dan pelayanan administratif kepada satuan

kerja perangkat daerah;

19
 Memberi petunjuk kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas agar sesuai

dengan ketentuan yang berlaku;

 Merumuskan sasaran yang akan di capai bberdasarkan sskala prioritas

dan dan yang tersedia sebagai dasar dalam pelaksanaan tugas

 Memonitor serta mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas bawahan agar

sasaran dapat dicapai sesuai dengan program kerja

 Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan produk hukum

 Melaksanakan program Strategis Rencana Aksi Nasional HAM;

 Melaksanakan koordinasi dan pelayanan administratif kepada satuan

kerja perangkat daerah;

 Mengkoordinasikan pembahasan perumusan rancangan produk hukum;

 Mengkoordinasikan penyelesaian masalah yang berkaitan

dengan perlindungan, pemajuan, penegakan, pemenuhan, dan

penghormatan HAM;

 Melakukan advokasi dan upaya hukum terhadap permasalahan yang


timbul;

 Mengadakan pembinaan dan pengawasan terhadap Produk Hukum


Kabupaten;

 Melaksankan evaluasi dan kajian hukum dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan;

 Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya;

 Mengevaluasi dan menilai hasil kerja bawahan dengan berpedoman

20
pada rencana dan ketentuan yang berlaku sebagai bahan penyusunan

rencana kerja dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan

karier;

 Menghimpun Peraturan Perundang-undangan dan mempublikasikan

serta mendokumentasikan produk hukum;

 Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan

sesuai dengan bidang tugas; dan

 Melaporkan hasil pelaksanaan tugas.1

2. Kepala Sub Bagian Produk Hukum, mempunyai tugas :

 Menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Produk Hukum sesuai

ketentuan dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;

 Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan

sesuai ketentuan yang berlaku;

 Mengadakan koordinasi antar Sub Bagian agar tercipta sistim kerja

yang baik dan saling mendukung;

 Mengevaluasi dan menilai hasil kerja bawahan sesuai rencana yang

telah ditentukan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan

karier;

 Mengkoordinasikan rancangan kerjasama antar daerah, pihak swasta

maupun dengan luar negeri sesuai ketentuan yang berlaku;

1
Indonesia, Peraturan Menteri Peraturan Wali Kota Bogor Nomor 152 Tahun 2020, Tentang Uraian
Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Jabatan Struktural Di Lingkungan Sekretariat Daerah

21
 Melaksanakan perancangan dan/atau penyempurnaan rancangan

produk hukum daerah berdasarkan ketentuan dan Peraturan

Perundang–undangan yang berlaku;

3 Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia, mempunyai
tugas :

 Menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian Bantuan Hukum dan

Hak Azasi Manusia sesuai ketentuan dan Peraturan Perundang-

undangan yang berlaku;

 Melaksanakan konsultasi dengan semua instansi dalam rangka

pemberian pertimbangan dan bantuan hukum;

 Memberikan petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas

berjalan sesuai ketentuan yang berlaku;

 Mengadakan koordinasi antar Sub Bagian agar tercipta sistim kerja

yang baik dan saling mendukung;

 Mengevaluasi dan menilai hasil kerja bawahan sesuai rencana yang

telah ditentukan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan

karier;

 Menyiapkan bahan konsultasi dengan instansi lain dalam rangka

penyelesaian perkara pidana, perdata dan tata usaha negara yang

menyangkut tugas Pemerintah Kabupaten sesuai ketentuan dan

Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;

 Melaksanaan konsultasi dengan semua instansi dalam rangka

22
pemberian pertimbangan dan bantuan hukum;

 Menyebarluaskan pemahaman hukum dan hak azasi manusia kepada

unsur perangkat daerah maupun masyarakat sesuai ketentuan yang

berlaku;

 Melaksanakan perumusan kebijakan Sub Bagian pemajuan hak asasi


manusia;

 Melaksankan sistem pengendalian intern;

 Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan

sesuai bidang tugas; dan

 Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.

4. Kepala Sub Bagian Dokumentasi dan Informasi Hukum, mempunyai tugas :

 Menyusun rencana kegiatan dan program kerja Sub Bagian

Dokumentasi dan Informasi Hukum sesuai dengan ketentuan dan

Peraturan Perundang-undangan yang berlaku; Memberi petunjuk

kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai ketentuan

yang berlaku;

 Mengadakan koordinasi antar Sub Bagian agar tercipta sistim kerja

yang baik dan saling mendukung;

 Mengevaluasi dan menilai hasil kerja bawahan sesuai dengan

rencana yang telah ditentukan sebagai bahan pertimbangan dalam

pengembangan karier;

23
 Melaksanakan dokumentasi dan informasi hukum;

 Melaksanakan inventarisasi dan penggandaan produk hukum;

 Melaksanakan penyuluhan hukum;

 Melaksanakan penyimpanan dan pemeliharaan produk-produk hukum;

 Melaksanakan koordinasi pembinaan dan petunjuk teknis

pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum;

 Melaksanakan SJDI Hukum (Sistem Jaringan dan Dokumentasi

Hukum) sesuai ketentuan yang berlaku;

 Melaksankan sistem pengendalian intern;

 Melaksanakan tugas tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh

atasan sesuai bidang tugas; dan

 Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.

24
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008

tentang Keterbukaan Informasi Publik, dan berdasarkan Peraturan

Presiden Nomor 33 Tahun 2012 tentang Jaringan Dokumentasi dan

Informasi Hukum Nasional (JDIHN), maka Bagian Hukum dan Hak

Asasi Manusia Sekretariat Daerah Kota Bogor menyelenggarakan Sistem

Informasi peraturan perundang–undangan daerah Kota Bogor yang

berbasis internet untuk mendukung penyebarluasan informasi dan

mempermudah menemukan peraturan-peraturan yang dikeluarkan

Pemerintah Daerah Kota Bogor secara cepat, tepat dan akurat, maupun

non peraturan perundang–undangan sebagai kebijakan Pemerintah Kota

Bogor.

B. Saran
Sekda Bagian Hukum dan HAM selaku instansi pemerintah yang

mempunyai wewenang terhadap bidang Hukum dan HAM sebaiknya

lebih inovatif dan peka akan kesejahteraan masyarakat tentang Hukum

dan HAM yang dapat menjadi pendukung sejahteranya masyarakat di

Kota Bogor, dapat kita ketahui bersama bahwa kesejahteraan atas

Hukum dan HAM masyarakat di Kota Bogor belum dapat dikatakan

25
baik. Sekda Bagian Hukum dan HAM seharusnya dapat melakukan

penelitian untuk mengetahui atas kesejahteraa masyarakat tentang

Hukum dan HAM seperti melakukan penelitian terhadap masyarakat

yang dapat kita ketahui bersama bahwa penelitian tersebut mempunyai

potensi untuk digunakan sebagai alternatif bahwa masyarakat sejahtera

atas Hukum dan HAM, hanya saja pemerintah perlu berani untuk

memberi dukungan terhadap hal tersebut dan membuat regulasi khusus

agar penelitian dan pemanfaatannya dapat terlaksana dengan transparan.

26
DAFTAR PUSTAKA

A.Peraturan Perundang-Undangan

Indonesia. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.


Amandemen keempat
. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kota Kecil
. Peraturan Menteri Peraturan Wali Kota Bogor Nomor 152 Tahun
2020, Tentang Uraian Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Jabatan
Struktural Di Lingkungan Sekretariat Daerah
. Peraturan Walikota Bogor nomor 11 TAHUN 2019 Tentang
Pelayanan Penanaganan Pengaduan Masyarakat
. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 2 Tahun
2013 tentang Standarisasi Pengelolaan Teknis Dokumentasi dan
Informasi Hukum
B.Buku
Jimly Asshiddique, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara

Moh. Mahfud, Dasar dan Struktur Ketatanegaraan

Dahlan Thaib, Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia

Putra Astomo, Hukum Tata Negara

C.Lain-Lain
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/174427/perwali-kota-bogor-no-152-tahun-
2020 Diakses pada tanggal 23 mei 2022

27
Lampiran 1

Nomor : 174/Kaprodi/FH-UP/III/2022
Lampiran : -
Perihal : Kuliah Kerja Profesi Hukum

Kepada Yth : Balai Kota Bogor


Jl. Ir. H. Juanda No.10, RT.01/RW.01 Paledang, Kecamatan Bogor Tengah Kota
Bogor - Jawa Barat
Dengan hormat,
Sesuai dengan surat Keputusan Rektor Universitas Pakuan Nomor :
082.1/SK/REK/UP/IXI/2003, tentang Kurikulum Semester Ganjil dan Genap
Fakultas Hukum Universitas Pakuan, dimana setiap mahasiswa diwajibkan mengikuti
Kuliah Kerja Profesi Hukum, dengan bobot 2 SKS atau setara dengan 64 jam.

Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka kami hadapkan mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Pakuan :
No Nama NPM Prog. Kekhususan
1 Hendie Muttaqin 010118435 Hukum Ketatanegaraan
2 Rafin Subhan S 010119035 Hukum Ketatanegaraan
3 Abel Abigail Waruwu 010119031 Hukum Ketatanegaraan
4 Dwi Septianto 010119023 Hukum Ketatanegaraan
Sudikiranya Bapak/Ibu dapat memberikan bantuan dan bimbingan dalam praktek (magang)
Kuliah Kerja Profesi Hukum, sesuai proposal yang dibuat oleh mahasiswa tersebut.

Bersama ini pula kami lampirkan daftar hadir Kuliah Kerja Profesi Hukum dan mohon agar
Bapak/Ibu pimpinan Instansi/Lembaga yang dimagangi dapat membubuhkan tanda
tangan.

Lampiran 2

28
29
Lampiran 3

30
31
Lampiran 4

32

Anda mungkin juga menyukai