Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“ SUMBER – SUMBER HUKUM TATA NEGARA”

Disusun Oleh :
1. Yusmaini ( 212022022)
2. Finkan Yulisty ( 212022044)
3. Dwi Yanti ( 212022019)
4. Fransiska ( 212022043)
5. Ema Murna ( 212022051)

Dosen Pembimbing : Karyadin, S.H., M.H

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM OGAN KOMERING ILIR
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT
yang telah memberikan
kemudahan bagi pemakalah
sehingga
pemakalah dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan dan ridhonya
tentu
pemakalah tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta
salam semoga
terlimpahkan kepada baginda
tercinta kita Nabi Muhammad
SAW yang kita sangat kita nanti-
nantikan
syafaatnya di akhirat nanti.
Pemakalah mengucapkan syukur
kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun
akal pikiran, sehingga
pemakalah mampu untuk
menyelesaikan makalah
sebagai tugas Mata Kuliah
Hukum Tata Negara.
Pemakalah tentu menyadari
bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna dan masih
banyak
terdapat kesalahan serta
kekurangan didalamnya. Untuk
itu, pemakalah mengharapkan
kritik serta saran
dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya
dapat menjadi makalah yang
lebih baik
lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah
ini kami mohon maaf yang
sebesar-
besarnya.
Pemakalah juga mengucapkan
terimakasih kepada semua
pihak khususnya kepada
dosen
pengampu Rahmat Ferdian Andi
Rosidi SH., M.H selaku dosen
yang telah membimbing dalam
penulisan
makalah ini. Demikian semoga
makalah ini dapat memberikan
manfaat. Terimakasih
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT
yang telah memberikan
kemudahan bagi pemakalah
sehingga
pemakalah dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan dan ridhonya
tentu
pemakalah tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta
salam semoga
terlimpahkan kepada baginda
tercinta kita Nabi Muhammad
SAW yang kita sangat kita nanti-
nantikan
syafaatnya di akhirat nanti.
Pemakalah mengucapkan syukur
kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun
akal pikiran, sehingga
pemakalah mampu untuk
menyelesaikan makalah
sebagai tugas Mata Kuliah
Hukum Tata Negara.
Pemakalah tentu menyadari
bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna dan masih
banyak
terdapat kesalahan serta
kekurangan didalamnya. Untuk
itu, pemakalah mengharapkan
kritik serta saran
dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya
dapat menjadi makalah yang
lebih baik
lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah
ini kami mohon maaf yang
sebesar-
besarnya.
Pemakalah juga mengucapkan
terimakasih kepada semua
pihak khususnya kepada
dosen
pengampu Rahmat Ferdian Andi
Rosidi SH., M.H selaku dosen
yang telah membimbing dalam
penulisan
makalah ini. Demikian semoga
makalah ini dapat memberikan
manfaat. Terimakasih
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan bagi
pemakalah sehinggapemakalah dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan dan ridhonya tentupemakalah tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam semogaterlimpahkan kepada baginda tercinta kita
Nabi Muhammad SAW yang kita sangat kita nanti-nantikansyafaatnya di akhirat
nanti.Pemakalah mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik ituberupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga pemakalah mampu untuk
menyelesaikan makalahsebagai tugas Mata Kuliah Hukum Tata Negara.Pemakalah tentu
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyakterdapat
kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, pemakalah mengharapkan kritik serta
sarandari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baiklagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.Pemakalah juga mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak khususnya kepada dosen pengampu Karyadin, SH., M.H selaku dosen yang
telah membimbing dalam penulisanmakalah ini. Demikian semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat. Terimakasih
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................I

Daftar Isi ......................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1

A. Latar Belakang .......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 2

A. Pengertian Sumber Hukum .......................................................................................2

B. Bentuk Sumber Hukum..............................................................................................3

C. Sumber Hukum Tata negara ......................................................................................4

BAB III PENUTUP .......................................................................................................8

A. Simpulan .......................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum positif yang baik dan efektif adalah hukum yang sesuai dengan living law
yangsebagai inner order dari masyarakat mencerminkan nilai-nilai yang hidup di
dalamnya. Olehkarena itu, merupakan sebuah keharusan dalam pembentukan
undang-undang harus banyakmemperhatikan apa yang ada dan berkembang dalam realitas
kehidupan masyarakat.Ahli hukum yang sekarang menjabat Ketua Mahkamah Konstitusi,
tokoh jebolan Madura,Prof. Dr. Mahfud MD, mengatakan dalam bukunya bahwa untuk
mewujudkan kepastian dankeserasian dalam hukum serta kesatuan tafsiran, maka
perlu secara riil dan objektif adanyapendikotomian sumber hukum tata Negara.
Selama ini, timbul anggapan sinis bahwa yangmerupakan sumber hukum hanya pada
teks-teks yang telah terkodifikasi. Selain itu bukanlahsumber hukum. Mengenai hal itu
maka, makalah ini akan membahas mengenai sumber hukum
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Sumber Hukum


Pengertian sumber hukum dipahami secara berbeda sesuai dengan sudut pandang
masing-masing orang. Perbedaan disiplin ilmu, sistem hukum, tradisi hukum, pengalaman
sejarah, dan preferensi fokus pembahasan dapat berakibat munculnya perbedaan tentang
pengertian sumber hukum.
Adapun pengertian sumber hukum menurut para ahli sebagai berikut :
 Menurut Paton George Whitecross, pengertian sumber hukum memiliki banyak arti
dan sering menimbulkan kesalahan pemahaman
 Van Apeldoorn mengatakan, istilah sumber hukum kadang dipakai dalam konteks
sejarah, konteks filsafat, dan konteks social.
 Sumber hukum  tempat dari mana suatu nilai atau norma tertentu berasal
 Menurut Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, sumber hukum dapat juga menunjuk pada
pengertian “tempat asal ditariknya suatu kaedah hukum yang bersifat umum untuk
dipakai sebagai peralatan dalam menilai suatu peristiwa atau kaidah hukum yang
bersifat konkrit”
 Bagi Hans Kelsen, sumber hukum memiliki beberapa pengertian:

1. Sebagai metode menciptakan hukum  kebiasaan (customary) & UU (statutory)


2. Sebagai cara untuk memvalidasi hukum  hukum yang lebih tinggi sebagai sumber
hukum bagi norma hukum yang lebih rendah
3. Terkait dengan aspek non-juridis (misal: norma moral, etika, prinsip politik, doktrin
para ahli) yang dapat mempengaruhi pembentukan suatu norma hukum
 Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo memberikan pengertian sumber hukum sebagai
berikut:
1. Sebagai asas hukum, yang merupakan permulaan hukum
2. Menunjukkan hukum terdahulu yang memberi bahan-bahan pada hukum yang
sekarang berlaku
3. Sebagai sumber berlakunya, yang memberi kekuatan berlaku secara formal
4. Sebagai sumber dari mana kita dapat mengenal hukum
5. Sebagai sumber terjadinya hukum atau sumber yang menimbulkan hukum

2. BENTUK SUMBER HUKUM

a. E. Utrecht membagi sumber hukum menjadi dua:


2. Sumber hukum formal
a. Sumber hukum yang dikenal dari bentuknya
b. Tempat formal dalam bentuk tertulis dari mana suatu kaedah hukum
diambil
c. Hukum dibuat oleh lembaga yang berwewenang
d. Hukum kemudian berlaku umum, diketahui dan ditaati
3. Sumber hukum materiil
a. Sumber hukum yang dikenal dari isi hukum
b. Tempat dari mana norma itu berasal, baik yang berbentuk tertulis
ataupun yang tidak tertulis
c. Sumber hukum yang menentukan isi hukum
b.Para sarjana hukum umumnya lebih mengutamakan sumber hukum formal
c. Sumber hukum materiil menempati posisi sekunder, dirujuk hanya bila diperlukan
ketika tidak terdapat pada sumber hukum formal
d. Prof. Jimly Asshiddiqie menyebut 4 bentuk sumber hukum formal, yaitu: regeling,
contract/treaty, vonnis, dan beschikking
3
3. SUMBER HUKUM TATA NEGARA

 Dilihat dari aspek HTN Positif, sumber HTN dapat berbeda antara negara yang satu
dengan yang lain
 Perbedaan sumber HTN antarnegara dapat berbeda dalam bentuk sumber HTN dan isi
dari sumber HTN tersebut
 Sumber HTN di negara sistem hukum common law mungkin berbeda dengan sistem
hukum civil law
 Sumber HTN di negara yang menggunakan konstitusi tertulis mungkin berbeda
dengan negara yang menggunakan konstitusi tidak tertulis

 Menurut Prof. Jimly Asshiddiqie, dalam HTN umumnya yang diakui sebagai sumber
hukum adalah:
1. UUD dan peraturan perundang-undangan tertulis.
2. Yurisprudensi peradilan
3. Konvensi ketatanegaraan
4. Hukum internasional
5. Doktrin ilmu HTN tertentu

 Secara lebih spesifik, Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie membagi sumber HTN menjadi 7
macam, yaitu:
1. Nilai-nilai konstitusi yang tidak tertulis
2. UUD, baik pembukaannya maupun pasal-pasalnya
3. Peraturan perundang-undangan tertulis
4. Yurisprudensi peradilan
5. Konvensi ketatanegaraan
6. Doktrin ilmu hukum yang telah menjadi ius comminis opinio doctorum
7. Hukum internasional yang telah diratifikasi atau telah berlaku sebagai hukum
kebiasaan internasional

 Berdasarkan pengalaman ketatanegaraan Inggris, John Alder membedakan sumber


HTN dalam 7 macam bentuk, yaitu:
1. The basic principle
2. General political and moral values

4
3. Strict law (i) The laws enforced through the courts; (ii) The law and custom of
Parliament
4. Conventions of the Constitution
5. Political practices
6. The rules of the political parties
7. International law

 A.V. Dicey membedakan pengertian constitutional law menjadi 2 unsur, yaitu the law
of the constitution dan the conventions of the constitution
 Kedua unsur itu sebagai sumber HTN di Inggris
1. The law of the constitution
 Historic documents  dokumen sejarah (misal: Magna Charta 1215,
Bill of rights 1689)
 Legislative/parliamentary acts  UU yang dibuat parlemen
 Judicial decisions  putusan pengadilan
 Principles and rules of common law  sudah diterima sebagai hukum
meskipun tidak dalam bentuk peraturan tertulis; umumnya sudah
dikuatkan oleh putusan pengadilan
4. The conventions of the constitution
 Habits  kebiasaan
 Traditions  tradisi
 Customs  adat-istiadat
 Practices and usages  praktik dan cara
 MPR pernah membuat Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum
dan Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan yang secara eksplisit menyebut apa
yang menjadi sumber hukum Indonesia
 Ketetapan MPR ini menunjukkan bahwa telah pernah ada upaya ketatanegaraan untuk
mempertegas apa yang dimaksud dengan sumber hukum Indonesia

 Pasal 1 Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan
Peraturan Perundang-Undangan menentukan bahwa :
1. Sumber hukum adalah sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturan
perundang-undangan;

5
2. Sumber hukum terdiri atas sumber hukum tertulis dan sumber hukum tidak tertulis;
3. Sumber hukum dasar nasional adalah (i) Pancasila sebagaimana tertulis dalam
Pembukaan UUD 1945 dan (ii) batang tubuh UUD 1945.

 Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie mencatat beberapa hal yang menjadi sumber HTN
Indonesia
a. Sumber Materiel dan Formil
1. Pancasila sebagai sumber materiel
2. UUD 1945 sebagai sumber formil
b. Peraturan Dasar dan Norma Dasar
1. UUD 1945  gerund norm  menurut stuffenbau theorie dari Hans Kelsen
2. Pancasila  staasfundamental norms  menurut stuffenbau theorie dari Hans
Nawiasky
c. Peraturan Perundang-Undangan
1. Berisi norma-norma hukum yang mengikat untuk umum, baik yang ditetapkan
oleh legislator maupun oleh regulator atau lembaga-lembaga pelaksana UU untuk
mendapatkan kewenangan delegasi dari UU untuk menetapkan peraturan-
peraturan tertentu menurut peraturan yang berlaku
2. Semua produk hukum tertulis yang berisi norma yang bersifat mengatur (regeling)
dinamakan peraturan perundang-undanga
3. Pasal 7 UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan menentukan bentuk-jenis dan hirarki peraturan perundang-undangan
yaitu;
1. UUD NRI Tahunj 1945
2. Ketetapan MPR
3. UU/Peraturan Pemerintah Pengganti UU
4. Peraturan Pemerintah
5. Peraturan Presiden
6. Peraturan Daerah Provinsi
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
4. Termasuk juga peraturan yang dibuat oleh lembaga tinggi negara, kementerian,
badan, lembaga, komisi negara , hingga pemerintahan tingkat desa yang bersifat
mengatur (regeling).

6
d. Konvensi Ketatanegaraan
1. Konvensi ketatanegaraan umumnya merupakan praktik ketatanegaraan yang dasar
hukumnya tidak diatur dalam peraturan tertulis
2. Konvensi ketatanegaraan kadang dituangkan dalam bentuk tertulis, sehingga punya
kekuatan hukum mengikat dan memaksa
3. Konvensi ketatanegaraan mempunyai kekuatan yang sama dengan UU, karena
diterima dan dijalankan, meskipun hakim di pengadilan tidak terikat olehnya.
4. Konvensi ketatanegaraan tidak harus merupakan kebiasaan ketatanegaraan yang
dilakukan secara berulang sehingga diterima dan ditaati dalam praktik
ketatanegaraan.
e. Traktat (Perjanjian)
1 Traktat atau perjanjian biasa dikenal dalam bidang hukum internasional
2 Traktat atau perjanjian dapat menjadi sumber hukum formil dari HTN sepanjang ia
menentukan segi hukum ketatanegaraan yang hidup bagi negara masing-masing
yang terikat di dalamnya
3 Bentuk traktat dapat tertulis atau sekadar dengan pertukaran nota atau surat-surat
belaka
7

BAB III
PENUTUP

A.    SIMPULAN
Sumber Hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang
mengikat dan memaksa, sehingga apabila aturan-aturan itu dilanggar akan menimbulkan
sanksi yang tegas dan nyata bagi pelanggarnya. Sumber hukum dibagi menjadi dua :
1.      Sumber hukum formil
2.      Sumber hukum materil

Sumber hukum tata negara yakni ada 8 :


1.      Undang-Undang Dasar  1945
2.      Ketetapan MPR
3.      Undang-Undang Pemerintah Pengganti Undang-Undang
4.      Peraturan Pemerintah
5.      Keputusan Presiden
6.      Konvensi ketatanegaraan
7.      Traktat
8.      Peraturan Pelaksana Lainnya
8

Anda mungkin juga menyukai