Anda di halaman 1dari 72

SKRIPSI

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI ANAK YANG BERADA


DALAM BINAAN PANTI ASUHAN
DI KOTA PALOPO

NASTI
16.023.74.201.056

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDI DJEMMA
PALOPO
2020
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI ANAK YANG BERADA


DALAM BINAAN PANTI ASUHAN
DI KOTA PALOPO

Disusun oleh:

NASTI
16.023.74.201.056

Telah diperiksa dan disetujui untuk ujian Skripsi


Pada Program Studi ilmu Hukum
Fakultas Hukum
Universitas Andi Djemma Palopo

Palopo, Oktober 2020

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Burhanuddin,S.H.,M.H Muh.Salam Amrullah, S.H.,M.H.


NIDN: 0925066904 NIDN:0929118901

ii
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

Setelah memeriksa skripsi yang ditulis oleh :

Nama : Nasti

Nim : 16.023.74.201.056

Program Studi : Ilmu Hukum

Fakultas : Hukum

Judul Skripsi : Perlindungan Hukum Bagi Anak Yang Berada


Dalam Binaan Panti Asuhan di Kota Palopo

Telah diujikan pada Hari…………………,Tanggal……………,dinyatakan


telah sesuai dengan saran dan rekomendasi Narasumber.

No Nama Jabatan Tanda Tangan

1 Burhanuddin,S.H.,M.H Ketua

2 Muh.Salam Amrullah,S.H.,M.H Sekretaris

3 Dr. Abdul Rahman Nur,S.H.,M.H Anggota

4 Hisma Kahman,S.H.,M.H Anggota

5 Nurul Hudayanti,S.H.,M.H Anggota

iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Diterangkan bahwa skripsi bagi mahasiswa :
Nama : Nasti

Nim : 16.023.74.201.056

Program Studi : Ilmu Hukum

Fakultas : Hukum

Judul Skripsi : Perlindungan Hukum Bagi Anak Yang Berada


Dalam Binaan Panti Asuhan di Kota Palopo

Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh :

Pembimbing I, Pembimbing II,

Burhanuddin,S.H.,M.H Muh. Salam Amrullah, S.H.,M.H


NIDN: 0925066904 NIDN.0929118901

Mengetahui :

Dekan Ketua Program Studi


Fakultas Hukum Ilmu Hukum

Andi Takdir Djufri,S.H.,M.H Sulastryani, S.H.,M.H


NIDN. 0901076901 NIDN.0911058901

iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Nasti

Nim : 16.023.74.201.056

Program Studi : Ilmu Hukum

Fakultas : Hukum

Judul Skripsi : Perlindungan Hukum Bagi Anak Yang Berada


Dalam Binaan Panti Asuhan di Kota Palopo

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri. Bukan merupakan
pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari
terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan skirpsi ini
hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.

Palopo, ,2020
Yang menyatakan

Nasti

v
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan mengucapkan Alhamdulillah segala puji bagi Allah dan syukur


penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ‘’Perlindungan Hukum
Bagi Anak Yang Berada Dalam Binaan Panti Asuhan di Kota Palopo’’ ini
dapat diselesaikan guna memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan pendidikan pada progam studi S1 Fakultas Hukum Universitas
Andi Djemma Palopo.
Perjalanan panjang telah penulis lalui dalam rangka perampungan skripsi ini
Banyak hambatan yang dihadapi dalam penyusunan nya, namun berkat
kehendak-Nyalah sehingga penulis berhasil menyelesaikan penyusunan skripsi
ini. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati, pada kesempatan ini
patutlah kiranya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua, Ayahanda Nalin dan ibunda tercinta Nurjeniati


Yang senantiasa memberikan kasih sayang dan dukungan kepada penulis
2. Bapak Andi Takdir Djufri,SH.,MH selaku dekan Fakultas Hukum Universitas
Andi Djemma Palopo.
3. Bapak Abdul Rahman Nur,SH.,MH selaku wakil Dekan Fakultas Hukum
Universitas Andi Djemma Palopo atas segala ilmu yang telah diberikan
kepada penulis.
4. Ibu Sulastryani,SH.,MH selaku Ketua Program Studi Fakultas Hukum
Universitas Andi Djemma Palopo yang telah memberikan bimbingan dan
motifasi serta ilmu pengetahuan yang begitu luas.
5. Kepada Bapak Burhanuddin,SH.,MH selaku pembimbing I dan Bapak
Muh.Salam Amrullah,SH.,MH selaku pembimbing II. Terima kasih atas
segala bimbingan, ajaran, dan ilmu-ilmu yang penulis dapatkan selama
penyusunan skripsi ini. Dengan segala kesibukan masing-masing dalam
pekerjaan maupun pendidikan, masih bersedia untuk membimbing dan
menuntun penulis dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih dan mohon
maaf bila ada kesalahan yang penulis telah lakukan
6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Andi Djemma
Palopo atas bimbingan dan ilmu yang telah di berikan selama ini.

vi
7. Teruntuk adek-adek ku Kiki Fatmala dan Muh. Ifan, terimaksih untuk segala
doa dan motivasinya, sehingga penulis menjadi lebih termotivasi dan tidak
putus semangat dalam menyelesaikan studi akhir .
8. Teruntuk sahabat seperjuangan Nurfadillah, Sintia, Kingkin, Fahrul,
Syamsuddin,kak mita dan Kak Mahatir yang telah banyak memberi bantuan
serta dorongan sehingga penulis sampai ketitik ini suka duka telah kami lalui
bersama. Terkhusus kepada rekan-rekan KKN Desa Tingkara, Hamrila,
Patresia, Fhaifnel, Ilmawati, Andi Maryam, Risdayanti, Alfian, Akbar, Resky
dan teman-teman squad Tingkara.
9. Teruntuk Asdar orang yang selalu memberi dorongan dan motivasi hingga
penulis sampai ke titik ini terima kasih untuk segala perjuangan dan
pengorbanannya.
10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang
sudah membantu dalam banyak hal sehingga semuanya dapat berjalan
lancar.

Penulis menyadari bahwasanya skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,


Untuk itu penulis berharap dengan segala kerendahan hati agar pembaca
yang terhormat bersedia memberikan kritik dan saran yang berguna bagi
penulis skripsi ini. Akhir kata semoga Allah SWT senantiasa menilai amal
perbuatan kita sebagai ibadah dan senantiasa meridhoi segala aktifitas kita
semua, Amin.

Palopo, Oktober 2020

Penulis

vii
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Pembimbing.......................................................... ii


Lembar Persetujuan Seminar Hasil Penelitian ...................................... iii
Kata Pengantar .....................................................................................................iv
Daftar Isi .......... ......................................................................................................vi
Daftar Tabel ..... .......................................................................................... viii
Abstrak ............ .......................................................................................... ix
Abstract ........... .......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
1.2.Rumusan Masalah ...................................................................... 7
1.3.Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
1.4.Manfaat Penelitian ..................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Perlindungan Hukum .................................................. 9
2.2 Pengertian Anak ........................................................................ 9
2.2.1 Pengertian Anak Dalam Hukum Indonesia ....................... 11
2.2.2 Defenisi Perlindungan Anak.............................................. 15
2.2.3 Asas dan Tujuan Perlindungan Anak ................................ 17
2.2.4 Penyelenggara Perlindungan Anak Dalam Melindungi
dan Memenuhi Hak-Hak Anak ......................................... 18
2.2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan,
Pengasuhan dan Perlindungan anak ................................ 19
2.3 Tinjauan Panti Asuhan .............................................................. 19
2.3.1 Pengertian Panti Asuhan .................................................. 20
2.3.2 Fungsi Panti Asuhan......................................................... 21
2.3.3 Prinsip Pelayanan Panti Asuhan ....................................... 22
2.3.4 Fasilitas dalam Panti Asuhan............................................ 23
2.4 Dasar Hukum ............................................................................ 25

viii
2.5 Kerangka Pikir ........................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.Metode Penelitian .................................................................... 32
3.2.Lokasi Penelitian ...................................................................... 32
3.3.Jenis Dan Sumber Data ........................................................... 32
3.4.Tehnik Pengumpulan Data....................................................... 33
3.5.Tehnik Analisis Data ................................................................ 34
BAB IV HASIL dan Pembahasan
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................... 34
4.2 Daftar Anak Binaan Lembaga Kesejahteraan Anak (LKSA)
Kota Palopo Tahun 2020 ......................................................... 36
4.3 Kendala Pembinaan Anak di Panti Asuhan Sebagai Bentuk
Perlindungan Hukum .............................................................. 40
4.4 Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap Anak yang berada
Dalam Binaan Panti Asuhan .................................................... 47
BAB V Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan .............................................................................. 54
5.2 Saran ....................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA

ix
Daftar Tabel

Tabel 4.2.1 Daftar Anak Binaan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Kota
Palopo Yang Telah Terdaftar Sebagai Badan Hukum Tahun
2020………………………………………………………………37

Tabel 4.2.2 Daftar Anak Binaan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Kota
Palopo Yang Belum Terdaftar Sebagai Badan Hukum Tahun
2020……………………………………………………………...39

x
Daftar Lampiran

Lampiran I : Dokumentasi Penelitian……………………………………..59

xi
Abstrak
Nasti , Nim. 16.023.74.201.056. Judul Skripsi Perlindungan Hukum Bagi Anak Yang
Berada Dalam Binaan Panti Asuhan. Dibawah bimbingan Burhanuddin,S.H.,M.H
(Pembimbing I) dan Muh. Salam Amrullah (Pembimbing II).
Anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup manusia dan
keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Anak adalah generasi penerus bangsa
dan penerus pembangunan yang harus di jaga dan di lindungi, khususnya dari Aspek
hukum Perlindungan yang dilakukan terhadap anak selayaknya dilakukan oleh pihak-
pihak yang mengasuhnya yang dapat dilakukan oleh orang tua, wali, ataupun lembaga-
lembaga sosial dan dibawah pengawasan serta bimbingan negara. Permasalahan dari
penelitian ini adalah Apakah yang menjadi kendala pembinaan anak di panti asuhan
sebagai bentuk perlindungan hukum dan Bagaimana bentuk perlindungan hukum
terhadap anak yang berada dalam binaan panti asuhan. Penelitian ini bertujuan untuk
Untuk mengetahui dan menganalisa apa yang menjadi kendala pembinaan anak di panti
asuhan, untuk mengetahui dan menganalisis bentuk perlindungan hukum terhadap anak
yang berada dalam binaan panti asuhan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
penelitian hukum normati empiris, penelitian ini dilakukan di yayasan panti asuhan.
Diketahui bahwa kendala-kendala yang dialami beberapa Panti asuhan yang berada di
wilayah Kota Palopo, dalam melakukan pembinaan anak di panti asuhan yaitu rata-rata
mengalami kendala di Bidang Pendidikan. bentuk-bentuk perlindungan hukum yang
diberikan yaitu Bentuk perlindungan hukum dengan diakui sebagai anak yang berada
dalam binaan panti asuhan. Bentuk perlindungan hukum dimana tanggung jawab
penggurus panti asuhan sebagai Wali.

Kata Kunci : Anak. Perlindungan Hukum. Panti Asuhan

xii
Abstract

Nasti, Nim. 16,023.74,201,056. Thesis Title Legal Protection for Children Who Are
Under the Assistance of Orphanages in the city of palopo. Under the guidance of
Burhanuddin, S.H., M.H (Supervisor I) and Muh. Salam Amrullah (Advisor II).

Children are an inseparable part of the sustainability of human life and the sustainability
of a nation and state. Children are the nation's next generation and the continuation of
development that must be guarded and protected, especially from legal aspects. as well
as state guidance. The problem of this research is what is the obstacle in fostering
children in orphanages as a form of legal protection and what is the form of legal
protection for children who are under the care of orphanages. This study aims to
determine and analyze what are the obstacles to developing children in the orphanage, to
find out and analyze the form of legal protection for children who are under the care of the
orphanage. This research was conducted using empirical normative legal research, this
research was conducted in an orphanage foundation. It is known that the obstacles
experienced by several orphanages located in the City of Palopo, in coaching children in
the orphanage, are on average experiencing obstacles in the field of education. The
forms of legal protection provided are the form of legal protection by being recognized as
a child who is under the guidance of an orphanage. A form of legal protection where the
responsibility of the orphanage administrator is the guardian.

Keywords: Children. Legal protection. Orphanage

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

Anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan

hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar

kelak mampu bertanggung jawab dalam keberlangsungan bangsa dan

negara setiap anak perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya

untuk tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik, mental maupun

sosial. Untuk itu, perlu dilakukan upaya untuk mewujudkan perlindungan

hukum anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-

haknya tanpa perlakuan diskriminatif. Anak merupakan karunia dan

amanah dari Allah, yang harus senantiasa dijaga dan dilindungi karena

dalam diri anak melekat harkat, martabat, dan hak-hak sebagai manusia

yang harus dijunjung tinggi1. Anak dalam pengertian yang umum

mendapat perhatian tidak saja dalam ilmu pengetahuan, tetapi dapat

diperhatikan dari sisi pandang sentralistis kehidupan, seperti agama,

hukum dan sosiologis yang menjadikan anak semakin rasional dan actual

dalam lingkungan sosial 2.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 telah

mengamanahkan kepada pemerintah untuk memelihara fakir miskin dan

anak-anak terlantar. Peran aktif pemerintah merupakan hal yang wajar

dan seharusnya diterapkan di dalam negara kita, karena soal

1
Mardi Candra. 2018. Aspek Perlindungan Anak Indonesia Analisis Tentang Perkawinan
di Bawah Umur. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Hlm. 2
2
Maulana hasan wadang. 2000. Advokasi dan Hukum Perlindungan anak. Gramedia
widiasarana. Jakarta. Hlm. 1

1
perlindungan kepentingan anak dan sosial kesejahteraan anak adalah

menyangkut kesejahteraan sosial khususnya yang menjadi salah satu

tanggung jawab negara sebagaimana dengan tegas diakui di dalam

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial

khususnya pada ketentuan Pasal 1 ayat (1)3.

Panti asuhan atau panti sosial asuhan anak juga lembaga

kesejahteraan sosial anak (LKSA) ialah lembaga sosial nirlaba yang

menampung, mendidik dan memelihara anak-anak yatim, yatim piatu atau

anak terlantar. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4

Tahun 1979 tentang Kesejahteraan anak pasal 2 ayat (1), bahwa setiap

anak berhak untuk mendapatkan kesejateraan, perawatan, asuhan dan

bimbingan berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarganya maupun di

dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang secara wajar.

Negara Republik Indonesia telah meratifikasi konvensi hak anak

melalui Kepres Nomor 36 tahun 1990. Peratifikasian ini sebagai upaya

negara untuk memberikan perlindungan terhadap anak di Indonesia.

Dalam hukum nasional perlindungan khusus anak yang berhadapan

dengan hukum juga di atur dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014

Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002

Tentang Perlindungan Anak. Namun dalam pelaksanaanya masih banyak

persoalan-persoalan yang timbul khususnya dalam hal anak yang

berkonflik dengan hukum.

Berdasarkan standar pelayanan pengasuhan oleh lembaga

kesejahteraan sosial anak bahwa yayasan akan menjamin makanan,

3
Rusli Pandika. 2012. Hukum Pengangkatan Anak. Sinar Grafika. Jakarta. Hlm. 7

2
pakaian, pendidikan dan kesehatan anak. Dengan adanya panti asuhan

anak-anak yang tidak mempunyai orang tua ataupun anak-anak terlantar

jadi mempunyai tempat tinggal dimana mereka bertumbuh dewasa dip

anti asuhan tersebut

Status hukum anak akan berkaitan dengan upaya perlindungan

hukum terhadap anak. Menurut Maidin Gultom, perlindungan anak dapat

dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung. Secara

langsung, maksudnya ialah kegiatannya langsung ditujukan kepada anak

yang menjadi sasaran penanganan langsung. Kegiatan seperti ini dapat

berupa antara lain dengan cara melindungi anak dari berbagai ancaman

dari luar dan dalam dirinya, mendidik, membina , mendampingi anak

dengan berbagai cara, mencegah anak kelaparan dan mengusahakan

kesehatannya, menyediakan sarana pengembangan diri, dan sebagainya.

Perlindungan anak secara tidak lansung, yaitu kegiatan tidak langsung

ditunjukan kepada anak, tetapi orang lain yang melakukan atau terlibat

dalam usaha perlindungan anak4.

Anak adalah generasi penerus bangsa dan penerus pembangunan

yang harus di jaga dan di lindungi, khususnya dari Aspek hukum.

Perlindungan hukum dapat di berikan atau di berlakukan terhadap anak

demi menjaga dan melindungi kersejahteraan anak di masa

pertumbuhannya. perlindungan di sini dapat di berikan dengan cara

memberlakukan Undang-Undang Perlindungan anak, yang di dalamnya

memuat suatu peraturan-peraturan hukum yang mengatur tentang

perlindungan hukum yang di berikan terhadap seorang anak, baik tindak

4
Dewi R.F. Sondakh. Jurnal Status Hukum Anak Dalam Pembinaan Di Lembaga Panti
Asuhan. Hlm. 42

3
pidana yang di lakukan anak sendiri, maupun perlindungan hukum yang

di berikan terhadap anak dari perlakuan tindak pidana. Pembicaraan

tentang anak dan perlindungannya tidak akan pernah berhenti,

perlindungan anak berarti, melindungi potensi sumber daya dan

membangun manusia di indonesia. Upaya perlindungan anak harus di

mulai sejak dini, agar kelak dapat berpartisipasi secara optimal bagi

pembangunan bangsa dan negara. Dalam Pasal 2 ayat (3) dan (4)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 tentang

kesejahteraan anak, di jelaskan bahwa:

“Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan baik semasa


kandungan maupun sesudah di lahirkan. Anak berhak mendapat
atas perlindungan dari lingkungan hidup yang dapat
membahayakan atau ”.

Kedua ayat tersebut memberikan dasar pemikiran bahwa

perlindungan anak bermaksud untuk mengupayakan perlakuan yang

benar dan adil, untuk mencapai kesejahteraan anak. Perlindungan anak

harus memiliki dua aspek. Aspek pertama berkaitan dengan peraturan

perundang-undangan yang mengatur mengenai hak-hak anak, serta

menyangkut pelaksanaan kebijakan peraturan tersebut. Aspek kedua

peran serta masyarakat dan orang tua dalam melindungi anak dari

pengaruh pelaku tindak pidana atau korban dari tindak pidana. Dalam

peraturan perundang-undangan serta di jelaskan bahwa masyarakat

harus ikut serta dalam menjaga dan melindungi anak di masa tumbuh

berkembang. Tetapi hal ini bukan menjaga melainkan mengajarkan atau

memberi contoh kepada anak untuk berbuat atau melakukan suatu

kejahatan tindak pidana yang nantinya akan merusak perkembangan

fisik dan mental terhadap anak.

4
Masalah perlindungan hukum dan hak-haknya bagi anak-anak

merupakan salah satu sisi pendekatan untuk melindungi anak-anak

Indonesia. Agar perlindungan hak-hak anak dapat dilakukan secara

teratur, tertib dan bertanggung jawab maka diperlukan peraturan hukum

yang selaras dengan perkembangan masyarakat Indonesia.

Kenyataannya saat ini upaya perlindungan tersebut belum dapat

diberikan secara maksimal oleh pemerintah, aparat penegak hukum,

masyarakat dan pihak-pihak lain yang berhak membantu. Keadilan yang

diberikan oleh penerapan hukum melalui penjatuhan sanksi hukum yang

dijatuhkan pada pelaku tidak adil atau tidak sesuai dengan akibat yang

ditimbulkannya. Ketidakadilan hukum inilah yang disebut-sebut dapat

menjauhkan masyarakat yang tertimpa musibah (menjadi korban suatu

kejahatan) untuk bersedia berurusan dengan dunia peradilan.

Sedangkan konsepsi perlindungan anak meliputi ruang lingkup yang

luas, dalam arti bahwa perlindungan anak tidak hanya mengenai

perlindungan atas jiwa dan raga si anak, tapi mencakup pula perlidungan

atas semua hak serta kepentingannya yang dapat menjamin

pertumbuhan dan perkembangan yang wajar, baik secara rohaniah,

jasmani maupun sosialnya sehingga diharapkan Anak Indonesia akan

berkembang menjadi orang dewasa Indonesia yang mampu dan mau

berkarya untuk mencapai dan memelihara tujuan Pembangunan

Nasional.

Perlindungan hak-hak anak pada hakikatnya menyangkut langsung

pengaturan dalam peraturan Perundang-undangan.Kebijaksanaan, usaha

dan kegiatan yang menjamin terwujudnya perlindungan hak-hak anak,

5
pertama-tama didasarkan atas pertimbangan bahwa anak-anak

merupakan golongan yang rawan dan dependent, disamping karena

adanya golongan anak-anak yang mengalami hambatan dalam

pertumbuhan dan perkembangan, baik rohani, jasmani, maupun sosial.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, masalah perlindungan hukum

bagi anak-anak terhadap berbagai macam eksploitasi negatif khususnya

bagi pengemis anak merupakan satu sisi pendekatan untuk melindungi

anak-anak Indonesia. Masalahnya hal tersebut tidak bisa didekati secara

yuridis, tapi perlu pendekatan lebih luas, yaitu ekonomi, sosial, dan

budaya. Berangkat dari kesadaran akan potensi strategis anak bagi

sebuah bangsa, pemerintah mencoba menjadikan seluruh kota di

Indonesia sebagai kota yang peduli terhadap anak.

Perlindungan yang dilakukan terhadap anak selayaknya dilakukan

oleh pihak-pihak yang mengasuhnya yang dapat dilakukan oleh orang

tua, wali, ataupun lembaga-lembaga sosial dan dibawah pengawasan

serta bimbingan negara. Bilamana diperlukan, maka kewajiban mengasuh

dan membimbing dilakukan oleh negara sendiri. Orang tua, wali, LSM

serta pemerintah berkewajiban mengasuh dan membimbing dan

melindungi anak dari gangguan-gangguan yang datang dari luar maupun

dari anak itu sendiri. Dimana dengan adanya implementasi terhadap

perlindungan anak tersebut, maka akan mengusahakan kesejahteraan

terhadap anak. Kesejahteraan yang di dapat anak tersebut dapat berupa

penghidupan yang layak, dan mental yang baik, sehingga akan

mencegah anak untuk berbuat hal-hal yang bisa mengakibatkan kerugian

terhadap anak tersebut ataupun terhadap orang lain. Untuk lebih

6
mewujudkan perlindungan terhadap anak, maka pemerintah sebagai

badan eksekutif dan DPR sebagai badan legislatif menetapkan Undang-

Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Berdasarkan uraian diatas menjadi dasar penulis untuk melakukan

penelitian dengan judul ‘’Perlindungan Hukum Bagi Anak Yang Berada

Dalam Binaan Panti Asuhan’’

1. 2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah yang menjadi kendala pembinaan anak di panti sosial yang

berada di Kota Palopo ?

2. Bagaimanakah bentuk perlindungan hukum terhadap anak yang berada

dalam binaan panti asuhan ?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisa apa yang menjadi kendala

pembinaan anak di panti sosial di Kota Palopo

2. Untuk mengetahui dan menganalisis bentuk perlindungan hukum

terhadap anak yang berada dalam binaan panti asuhan.

1.4 Manfaat Penulisan

Dari tujuan penelitian diatas maka diharapkan penelitian ini dapat

memberikan manfaat dan/atau berkontribusi sebagai berikut :

a. Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk memberikan

sumbangan dana pemikiran yang bermanfaat di bidang disiplin ilmu,

7
ilmu hukum, dan hukum pidana. Selain itu dapat mengembangkan

ilmu pengetahuan di bidang hukum yang berkaitan dengan efektifitas

perlindungan anak dalam binaan panti asuhan

b. Praktis

1. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar akademik dan menyelesaikan program

studi Strata satu (S-1) di bidang keilmuan Ilmu Hukum.

2. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat di gunakan sebagai

tambahan informasi dan pengetahuan tentang proses efektivitas

pelaksanaan perlindungan anak.

3. Bagi pihak panti asuhan, penelitian ini bermanfaat untuk

peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam melakukan

proses persidangan sehingga dapat meminimalisir kesalahan agar

dapat tercapainya asas keadilan, asas kemanfaatan, dan asas

kepastian hukum.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Perlindungan Hukum

Perlindungan hukum menurut beberapa ahli, menurut Satjipto Raharjo

mendefenisikan perlindungan hukum adalah memberikan pegayoman

kepada hak asasi manusia yang dirugikan orang lain dan perlindungan

tersebut diberikan oleh hukum. Menurut Philipus M. hadjon berpendapat

bahwa perlindungan hukum adalah perlindungan akan harkat dan martabat,

serta pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia yang dimiliki oleh subyek

hukum berdasarkan ketentuan hukum dari kewenangan. CST. Kansil

berpendapat bahwa perlindungan hukum adalah berbagai upaya hukum

yang harus diberikan oleh aparat penegak hukum untuk memberikan rasa

aman, baik secara pikiran maupun fisik dari gangguan dan berbagai

ancaman dari pihak manapun. Hukum sangat diperlukan dalam masyarakat

untuk mengatur kehidupan sehari-hari. Hukum adalah kaidah atau norma

yang muncul dikarenakan gejala sosial yang terjadi di masyarakat5.

2.2 Pengertian Anak

Secara umum dikatakan anak adalah seorang yang dilahirkan dari

perkawinan anatar seorang perempuan dengan seorang laki-laki dengan

tidak menyangkut bahwa seseorang yang dilahirkan oleh wanita meskipun

tidak pernah melakukan pernikahan tetap dikatakan anak. Anak juga

merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang merupakan

penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi

5
Nelly Pratiwi. 2019. Skripsi Perlindungan Hukum Terhadap Anak Asuh Panti Asuhan
yang Telah Mencapai Usia Dewasa. Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara. Hlm. 12

9
pembangunan Nasional. Anak adalah aset bangsa. Masa depan bangsa dan

Negara dimasa yang akan datang berada ditangan anak sekarang. Semakin

baik keperibadian anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa

depan bangsa. Begitu pula sebaliknya, Apabila keperibadian anak tersebut

buruk maka akan bobrok pula kehidupan bangsa yang akan datang. Pada

umumnya orang berpendapat bahwa masa kanak-kanak merupakan masa

yang panjang dalam rentang kehidupan.Bagi kehidupan anak, masa kanak-

kanak seringkali dianggap tidak ada akhirnya, sehingga mereka tidak sabar

menunggu saat yang didambakan yaitu pengakuan dari masyarakat bahwa

mereka bukan lagi anak-anak tapi orang dewasa6.

Menurut Hurlock manusia berkembang melalui beberapa tahapan yang

berlangsung secara berurutan, terus menerus dan dalam tempo

perkembangan y6ang tertentu, terus menerus dan dalam tempo

perkembangan yang tertentu dan bias berlaku umum. Untuk lebih jelasnya

tahapan perkembangan tersebut dapat dilihat pada uraian tersebut: - Masa

pra-lahir : Dimulahi sejak terjadinya konsepsi lahir - Masa jabang bayi : satu

hari-dua minggu. - Masa Bayi : dua minggu-satu tahun. - Masa anak : –

masa anak-anak awal : 1 tahun-6 bulan, Anak-anak lahir : 6 tahun-12/13

tahun. - Masa remaja : 12/13 tahun-21 tahun - Masa dewasa : 21 tahun-40

tahun. - Masa tengah baya : 40 tahun-60 tahun. - Masa tua : 60 tahun7.

6
https://www.kompasiana.com. Diakses pada tanggal 10 Juni 2020
7
ibid

10
2.2.1 Pengertian Anak Dalam Hukum Indonesia

Pengertian anak dalam sistem hukum Indonesia belum ada

keseragaman, tiap peraturan perundang-undangan memberikan batasan

usia anak yang berbeda8.

1. Pengertian Anak Menurut Hukum Perdata

Pada pasal 330 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata memberikan

pengertian anak adalah orang belum dewasa yang belum mencapai

umur genap 21 (dua puluh satu) tahun dan tidak lebih dahulu telah

kawin. Pengertian ini sama dengan yang disebutkan oleh Undang-

Undang Nomor. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak pada

pasal 1 ayat (2) menyebutkan bahwa anak adalah seseorang yang

belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun dan belum pernah

kawin. Pengertian tentang anak ini diletakkan sama maknanya

dengan mereka yang belum dewasa dan seseorang yang belum

mencapai usia batas legitimasi hukum sebagai subjek hukum atau

layaknya subjek hukum normal yang ditentukan oleh undang-undang

perdata.

2. Pengertian Anak Menurut Undang-Undang Nomor. 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam

Undang-undang Nomor.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan tidak

mengatur secara langsung tolak ukur kapan seseorang digolongkan

sebagai anak. Akan tetapi dalam pasal 6 ayat (2) telah memuat

ketentuan syarat perkawinan bagi orang yang belum mencapai umur

21 tahun harus mendapat izin dari orang tua. Pada pasal 7 ayat (1)

8
Waludi. 2009. Hukum Perlindungan anak. Maju Mundur Bandung. Hlm 23

11
undang-undang ini juga memuat batasan minimum usia untuk dapat

kawin bagi pria adalah 19 (sembilan belas) tahun dan wanita 16

(enam belas) tahun.

Kemudian dalam pasal 47 ayat (1) dikatakan bahwa anak yang belum

mencapai umur 18 (delapan belas) tahun atau belum pernah

melakukan pernikahan ada di bawah kekuasaan orang tuanya selama

mereka tidak dicabut kekuasaan orang tuanya. Pasal 50 ayat (1) juga

menyatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18 (delapan

belas) tahun atau belum pernah kawin, yang tidak berada di bawah

kekuasaan orang tua, berada di bawah kekuasaan wali. Dari pasal-

pasal tersebut di atas maka dapatlah disimpulkan bahwa anak dalam

Undang-Undang Nomor. 1 Tahun 1974 adalah mereka yang belum

dewasa dan sudah sudah dewasa yaitu 16 (enam belas) tahun untuk

perempuan dan 19 (sembilan belas) tahun untuk laki-laki.

Kompilasi Hukum Islam menentukan kedewasaan berdasarkan sejak

adanya tanda-tanda perubahan badaniah, baik bagi pria maupun

wanita. Jadi, yang dipakai untuk menentukan batas umur kedewasaan

bagi anak yaitu dengan dilihat permasalahannya terlebih dahulu.

Batas umur kedewasaan dalam hal umum adalah 18 tahun, dengan

dasar asas hukum lex specialis derogat legi generali (undang-undang

yang khusus mengalahkan undang-undang yang umum).

Pengecualiannya dalam hal perkawinan yaitu batas umur minimum

menikah untuk pria ialah 19 tahun dan untuk wanita ialah 16 tahun.

Anak yang belum mencapai umur 18 tahun berada di bawah

kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaannya,

12
orang tualah yang mewakili anak dalam hal perbuatan hukum di

dalam maupun di luar gedung pengadilan.

3. Pengertian Anak Menurut Hukum Pidana

Pengertian anak dalam hukum pidana lebih diutamakan pada

pemahaman terhadap hak-hak anak yang harus dilindungi. Karena

secara kodrat anak memiliki substansi yang lemah dan di dalam

sistem hukum dipandang sebagai subjek hukum yang dicangkokkan

dari bentuk pertanggungjawaban sebagaimana layaknya seorang

subjek hukum yang normal. Dalam Kitab Undang-undang Hukum

Pidana memang tidak secara tegas mengatur tentang batasan

seseorang dikatakan dewasa atau masih kategori anak. Akan tetapi

dapat kita lihat pada pasal 45, 46, dan pasal 47 tentang pengaturan

seseorang yang melakukan tindak pidana dan belum mencapai umur

16 (enam belas) tahun mendapat pengurangan ancaman hukuman

dibanding orang dewasa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

menurut KUHPidana batasan umur seseorang anak telah dikatakan

dewasa apabila telah mencapai umur 15 tahun atau 16 tahun.

4. Pengertian Anak menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997

Tentang Pengadilan Anak.

Dalam Undang-Undang Nomor. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan

Anak menyebutkan Anak adalah ”orang yang dalam perkara Anak

Nakal telah mencapai umur 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai

umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin.” Dalam

pengertian ini lebih memberikan klasifikasi khusus sesuai dengan ciri

yang dianut oleh undang-undang itu sendiri yaitu tentang anak nakal.

13
Yang disebut sebagai anak berdasarkan kategori usia 8 (delapan)

tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan

belum pernah kawin. Pengertian ini juga memberikan penafsiran

bahwa setiap orang yang berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun

yang sudah pernah kawin tidak lagi dikategorikan sebagai anak

melainkan sudah dewasa.

Dalam Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang

Pengadilan anak disebutkan bahwa Anak Nakal adalah :anak yang

melakukan tindak pidana; atau anak yang melakukan perbuatan yang

dinyatakan terlarang bagi anak, baik menurut peraturan perundang-

undangan maupun menurut peraturan hukum lain yang hidup dan

berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.

5. Pengertian Anak Menurut Hukum Perlindungan Anak Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2002.

Dalam undang-undang Nomor. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak Pasal 1 angka (1) menyebutkan” Anak adalah seseorang yang

belum berusia 18 (delapan belas tahun), termasuk anak yang masih

dalam kandungan”. Defenisi anak dalam undang-undang ini tidak

menyebutkan tentang kedewasaan anak dicapai lebih awal seperti

halnya yang disebutkan dalam konvensi hak anak (KHA) atau yang

disebutkan dalam undang-undang Nomor .3 Tahun 1997 tentang

Pengadilan Anak yang menyebutkan walaupun dalam usia anak tetapi

sudah kawin, dikatakan telah dewasa9

9
https://www.muisumut.com/blog/2019/09/24/pengertian-anak-dalam-hukum-indonesia/.
Diakses pada tanggal 20 Juni 2020

14
2.2.2 Defenisi Perlindungan Anak

Kedudukan anak sebagai generasi muda yang akan meneruskan cita-

cita luhur bangsa, calon-calon pemimpin bangsa di masa mendatang dan

sebagai sumber harapan bagi generasi terdahulu, perlu mendapat

kesempatan seluas-luasnya untuk dan berkembang dengan wajar baik

secara rohani, jasmani, dan sosial. Perlindungan anak merupakan suatu

usaha kegiatan seluru lapisan nmasyarakat dalam berbagai kedudukan

dan peranan, yang menyadari betul anak bagi nusa dan bangsa

dikemudian hari. Jika mereka matang pertumbuhan fisik maupun mental

dan sosialnya, maka tiba saatnya menggantikan generasi terdahulu.

Perlindungan anak adalah segala usaha yang dilakukan untuk

menciptakan kondisi agar setiap anak dapat melaksanakan hak dan

kewajibannya demi perkembangan dan pertumbuhan anak secara wajar

baik fisik, mental dan sosial. Perlindungan anak merupakan perwujudan

adanya keadilan dalam suatu dalam masyarakat, dengan demikian

perlindungan anak diusahakan dalam berbagai bidang kehidupan

bernegara dan bermasyarakat. Kegiatan perlindungan anak membawa

akibat hukum, baik dalam kaitannya dengan hukum tertulis maupun tidak

tertulis. Hukum merupakan jaminan bagi perlindungan anak. Arif Gosita

mengemukakan bahwa kepastian hukum perlindungan anak dan

mencegah penyelewengan yang membawa akibat negatif yang tidak

diinginkan dalam perlindungan anak.

Perlindungan anak tidak boleh dilakukan secara berlebihan dan

memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan maupun diri anak itu

sendiri, sehingga usaha perlindungan yang dilakukan tidak berakibat

15
negatif. Perlindungan anak dilaksankan rasional, bertanggung jawab dan

bermanfaat yang mencerminkan suatu usaha yang efektif dan efesien.

Usaha perlindungan anak tidak boleh mengakibatkan matinya inisiatif,

kreativitas, dan hal-hal lain yang menyebabkan ketergantungan kepada

orang lain dan berperilaku tak terkendali sehingga anak tidak memiliki

kemampuan dan kemauan menggunakan hak-haknya dan melaksanakan

kewajiban-kewajibannya.

Perlindungan anak dapat dibedakan dalam 2 (dua) bagian yaitu:

a. Perlindungan anak yang bersifat yuridis, yang meliputi : perlindungan

dalam bidang hukum publik dan dalam bidang hukum keperdataan

b. Perlindungan anak yang bersifat non yuridis, meliputi : perlindungan

dalam bidang sosial, bidang kesehatan, dan bidang pendidikan10.

Di Indonesia Perlindungan anak diatur dalam Undang-Undang Nomor

23 Tahun 2002 yaitu segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi

anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan

berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat

kemanusiaan, serta mendapat pelindungan dari kekerasan dan

diskriminasi.

Status hukum anak akan berkaitan dengan upaya perlindungan

hukum terhadap anak. Menurut Maidin Gultom, perlindungan anak dapat

dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung. Secara

langsung maksudnya ialah kegiatannya langsung ditunjukan kepada anak

yang menjadi sasaran penanganan langsung. Kegiatan seperti ini dapat

berupa antara lain dengan cara melindungi anak dari berbagai ancaman

10
Maidi Gulton.2006. Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Sistem Peradilan Pidana
Indonesia. Refika Aditama Bandung. Hlm. 12

16
dari luar dan dalam dirinya, mendidik, membina, mendampingi anak

kelaparan dan mengusahakan kesehatannya, menyediakan sarana

pengembangan diri, dan sebagainya. Perlindungan anak secara tidak

langsung , yaitu kegiatan tidak langsung ditunjukkan kepada anak, tetapi

orang lain yang melakukan atau terlibat dalam usaha perlindungan anak11

2.2.3 Asas dan Tujuan Perlindungan Anak

Penyelenggara perlindungan anak berasaskan Pancasila dan

berlandaskan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 serta prinsip-prinsip dasar konvensi hak-hak anak meliputi Non

diskriminasi, kepentingan yang terbaik untuk anak , hak untuk hidup,

kelangsungan hidup , dan perkembangan dan penghargaan terhadap

pendapat anak. Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin

terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan

berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat

kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan

diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkhualitas,

berakhlak mulia, dan sejahtera. Sejalan dengan tujuan tersebut, maka

hakekat perlindungan anak Indonesia adalah perlindungan keberlanjutan,

karena merekalah yang akan mengambil alih peran dan perjuangan

mewujudkan cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia12.

2.2.4 Penyelenggara Perlindungan Anak Dalam Melindungi Dan Memenuhi

Hak-Hak Anak

Anak adalah pengertian yang umum mendapat perhatian tidak saja

dalam ilmu pengetahuan, tetapi dapat diperhatikan dari sisi pandang


11
ibid
12
Mulia Astuti dkk. 2013. Kebijakan Kesejahteraan dan Perlindungan Anak. P3KS Press.
Jakarta. Hlm. 16

17
sentralistis kehidupan, seperti Agama, hukum dan sosiologis yang

menjadikan anak semakin rasional dan aktual dalam lingkungan sosial13.

Pengertian Dari Aspek Sosiologis anak diartikan sebagai makhluk ciptaan

Allah SWT yang senantiasa bberinteraksi dalam lingkungan masyarakat

bangsa dan negara. Dalam hal ini anak diposisikan sebagai kelompok

sosial yang mempunyai status social yang lebih rendah dari masyarakat

dilingkungan tempat berinteraksi. Makna anak dalam aspek sosial ini

lebih mengarah pada perlindungan kodrati anak itu sendiri.14

Pengertian anak secara hukum, dimana pengertian anak diletakkan

sebagai objek sekaligus subjek utama dalam proses legitimasi,

generalisasi dan sistematika aturan yang mengatur tentang anak.

Perlindungan secara hukum inilah yang akan memberikan perlindungan

hukum terhadap eksistensi dan hak-hak anak.

a. Anak sebagai subjek hukum

Anak digolongkan sebagai makhuk yang memiliki hak asasi manusia

yang terikat oleh peraturan perundang-undangan.

b. Persamaan hak dan kewajiban anak

Seorang anak akan memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan

orang dewasa sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan.

Adapun unsur eksternal dalam diri anak ialah:

a. Adanya ketentuan hukum dengan asas persamaan dalam hukum

(equality before the law)

b. Adanya hak-hak istimewa (privilege) dari pemerintah melalui

Undang-Undang Dasar 1945.


13
Maulana Hasan Wadang, Advokasi dan Hukum Perlindungan Anak, Gramedia
Widiasarana, Jakarta, 2002, halaman 1.
14
Beni Ahmad, Sosiologi Hukum, Pustaka Setia, Jakarta 2007. Halaman 37

18
2.2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan, Pengasuhan dan

Perlindungan Anak

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan,

pengasuhan dan perlindungan anak antara lain : Pelaksanaan peran dan

fungsi keluarga atau keluarga pengganti Keberfungsian lembaga

perlindungan anak dan penerapan sanksi terhadap pelaku perlakuan

salah terhadap anak. Setiap keluarga memiliki sejumlah peranan yang

mesti dilaksanakan. Menurut Jhonson peranan keluarga menggambarkan

seperangkat perilaku antara pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan

dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu15.

2.3 Tinjauan Panti Asuhan

Panti asuhan atau panti sosial asuhan anak juga Lembaga

Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) ialah lembaga sosial nirlaba yang

menampung, mendidik dan memelihara anak-anak yatim, yatim piatu dan

anak terlantar. Panti asuhan memiliki tujuan yaitu memfasilitasi anak-anak

yatim, piatu, dan anak-anak terlantar dalam mencari dan menentukan arah

hidup yang tepat bagi bekal masa depan kehidupannya sebagai manusia

yang bermartabat, berguna bagi diri, keluarga dan masyarakat kelak dihari

nanti. Panti asuhan juga memiliki fungsi sebagai lembaga sosial dimana

anak-anak tercukupi kebutuhan sehari-hari, dilatih dan diberikan bekal

keterampilan sesuai apa yang anak harus miliki16.

2.3.1 Pengertian Panti Asuhan

Pengertian Panti Asuhan Kamus Besar Bahasa Indonesia

mendefinisikan panti asuhan sebagai rumah tempat memelihara dan

15
Ibid
16
Op.cit Nella Pratiwi. Hlm. 14

19
merawat anak yatim piatu dan sebagainya. Departemen Sosial

Republik Indonesia menjelaskan bahwa:“Panti asuhan adalah suatu

lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab

untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada anak

telantar dengan melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak

telantar, memberikan pelayanan pengganti fisik, mental, dan sosial

pada anak asuh, sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat

dan memadai bagi perkembangan kepribadiannya sesuai dengan yang

diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita-cita bangsa dan

sebagai insan yang akan turut serta aktif di dalam bidang

pembangunan nasional.

Abintoro Prakoso menjelaskan bahwa apabila orang tua tidak

mampu memberikan perlindungan kepada anak, maka undang-undang

memberikan kemungkinan lain dalam menjamin perlindungan terhadap

anak dengan menyediakan lembaga pengasuhan17. Kesimpulan dari

uraian di atas bahwa panti asuhan merupakan lembaga kesejahteraan

sosial yang bertanggung jawab memberikan pelayanan pengganti

dalam pemenuhan kebutuhan fisik, mental, dan sosial pada anak

asuhnya, sehingga mereka memperoleh kesempatan yang luas, tepat

dan memadai bagi perkembangan kepribadian sesuai dengan

harapan.

2.3.2 Fungsi Panti Asuhan

Panti asuhan juga memengang fungsi yang harus dijalankan

dalam penyelenggarannya, fungsi-fungsi tersebut terwujud dalam

17
Abintoro Prakoso. 2016. Hukum Perlindungan Anak. Laksbang Presindo. Yogyakarta. Hlm. 127

20
program dan pelayanan yang diberikan oleh panti. Menurut

Departemen Sosial Republik Indonesia Panti Asuhan mempunyai

fungsi sebagai berikut18 :

1. Sebagai lembaga pelayanan kesejahteraan bagi anak dan

melaksanakan pengasuhan alternative pengganti orang tua.

Pengasuhan alternative merupakan pengassuhan berbasis keluarga

pengganti yang dilaksanakan oleh pihak-pihak di luar keluarga inti

atau kerabat anak. Pengasuhan alternative diselenggarakan

keluarga/panti asuhan harus diprioritaskan untuk menyediakan

lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan kasih sayang anak,

kelekatan, dan parmanensi melalui keluarga penganti.

2. Sebagai pusat pelayanan kesejahteraan sosial anak

Panti asuhan berfungsi sebagai pemulihan, perlindungan,

pengembangan dan pencegahan. Fungsi pemulihan dan

pengentasan anak ditunjukkan untuk mengembalikan dan

menanamkan fungsi sosial anak asuh.

3. Sebagai pusat data dan informasi serta konsultasi kesejahteraan

sosial anak

Dalam jangka panjang, panti asuhan diharapkan melakukan

kegiatan :

a. Menentukan, menemukan, menghimpun, mengklarifikasi, dan

menyimpan data secara sistematik yang berkaitan dengan

kebutuhan, masalah, kemampuan, dan peranan anak dan remaja

yang mengalami keterlantaran.

18
Sella Khorunnisa dkk. Pemenuhan Kebutuhan Pendidikan Anak Asuh di Panti Sosial Asuhan.
Jurnal RIset & PKM. Hlm. 70

21
b. Membantu pemecahan masalah kerawanan sosial dalam

lingkungan melalui pertemuan khusus di dalam maupun luar

panti, seperti seminar loka karya.

c. Menyebarkan informasi yang bertujuan untuk menyempurnakan

kebijaksanaan dan program pelayanan kesejahteraan sosial

anak, pengembangan ilmu pengetahuan terutama bagi

perguruan tinggi.

4. Sebagai pusat pengembangan keterampilan

Panti asuhan diharapkan melaksanakan pendidikan dan pelatihan

keterampilan didalam dan luar panti yang bertujuan menambahkan

usaha ekonomis produktif.

2.3.3 Prinsip Pelayanan Panti Asuhan

Panti Asuhan bersifat preventif, kuratif dan rehabilitatif, serta

pengembangan, yakni: Pelayanan Preventif adalah suatu proses

kegiatan yang bertujuan untuk menghindarkan tumbuh dan

berkembangnya permasalahan anak-anak . Pelayanan Kuratif dan

Rehabilitatif adalah suatu proses kegiatan yang bertujuan untuk

penyembuhan atau pemecahan permasalahan anak Pelayanan

Pengembangan adalah suatu proses kegiatan yang bertujuan untuk

meningkatkan mutu pelayanan dengan cara membentuk kelompok-

kelompok anak dengan lingkungan sekitarnya, menggali semaksimal

mungkin, meningkatkan kemampuan sesuai dengan bakat anak,

menggali sumber-sumber baik di dalam maupun luar panti semaksimal

mungkin dalam rangka pembangunan kesejahteraan anak19.

19
http://e-journal.uajy.ac.id diakses pada tanggal 20 Juni 2020

22
2.3.4 Fasilitas dalam Panti Asuhan

Panti asuhan harus menyediakan fasilitas yang lengkap, memadai,

sehat, dan aman bagi anak asuh untuk mendukung pelaksanaan

pengasuhan. Beberapa fasilitas yang wajib disediakan dalam panti

asuhan antara lain fasilitas yang mendukung privasi anak sebagai

fasilitas primer, fasilitas-fasilitas pendukung, dan pengaturan staf panti

asuhan beserta pihak pengelolanya.

1. Fasilitas yang mendukung privasi anak.Mencakup bagaimana

panti asuhan sanggup menyediakan ruang-ruang yang sanggup

mengoptimalkan kenyamanan masing-masing anak asuh dalam

memenuhi kebutuhan dan aktivitas yang sifatnya pribadi/privat.

Beberapa kriteria yang harus disediakan panti asuhan untuk

menunjang aspek privasi anak asuh penghuni panti asuhan

adalah sebagai berikut:

a. Panti asuhan menyediakan tempat tinggal yang dapat

memenuhi kebutuhan dan privasi anak, di mana tempat tinggal

dan ruang tidur antara anak laki-laki dan perempuan

dibedakan/dipisah.

b. Panti asuhan menyediakan tempat tinggal untuk pengasuh

agar pengasuh bisa memantau aktivitas anak sepanjang hari

termasuk di malam hari (pengawasan selama 24 jam dan

kontinu)

c. Panti asuhan harus menyediakan kamar tidur dengan ukuran 9

m2untuk 2 (dua) anak, yang dilengkapi lemari untuk

menyimpan barang pribadi anak.

23
d. Panti asuhan harus menyediakan kamar mandi anak laki-laki

dan perempuan secara terpisah dan berada di dalam ruangan

yang sama dengan bangunan tempat tinggal anak.

e. Tersedianya toilet yang aman, bersih, dan terjaga privasinya

untuk anak laki-laki dan perempuan secara terpisah dan

berada di dalam ruangan yang sama dengan bangunan tempat

tinggal anak.

2. Fasilitas Pendukung Fasilitas pendukung merupakan beberapa

fasilitas-fasilitas yang sifatnya untuk kepentingan

bersama/komunal. Fasilitas yang sifatnya semi publik dan publik.

Dalam panti asuhan, fasilitas-fasilitas pendukung yang perlu

diupayakan mencakup beberapa kriteria sebagai berikut:

a. Tersedianya ruang makan yang bersih dengan perlengkapan

makan sesuai dengan jumlah anak asuh penghuni panti

asuhan.

b. Panti asuhan harus menyediakan tempat beribadah di

lingkungan panti asuhan untuk semua jenis agama yang dianut

anak yang dilengkapi dengan prasarana untuk kegiatan

ibadah.

c. Panti asuhan harus menyediakan ruang kesehatan yang bisa

memberikan pelayanan reguler yang dilengkapi petugas

medis, perlengkapan medis dan obat-obatan yang sesuai

dengan kebutuhan penyakit anak.

24
d. Panti asuhan harus menyediakan ruang belajar dan

perpustakaan dengan pencahayaan yang cukup baik siang

maupun malam hari.

e. Panti asuhan perlu menyediakan ruang bermain, olahraga, dan

kesenian yang dilengkapi peralatan yang sesuai dengan minat

dan bakat anak.

f. Panti asuhan menyediakan ruangan yang dapat digunakan

oleh anak maupun keluarganya untuk berkonsultasi secara

pribadi dengan pekerja sosial atau pengurus panti. Atau bisa

juga digunakan sebagai ruang pribadi anak ketika anak ingin

menyendiri20.

2.4 Dasar Hukum

Adapun dasar hukum yang digunakan peneliti dalam melakukan

penelitian mengenai Perlindungan Hukum Bagi Anak Yang Berada

Dalam Binaan Panti Asuhan, yaitu sebagai berikut :

1. Undang – Undang Dasar Tahun 1945

Dalam Pasal 28 B ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 dijelaskan

bahwa 21:

‘’Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang

serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi’’

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

Bahwa negara kesatuan Republik Indonesia menjamin kesejahteraan

tiap-tiap warga negaranya, termasuk perlindungan terhadap anak yang

merupakan hak asasi manusia. Agar setiap anak kelak mampu memikul

20
ibid
21
Undang-Undang Dasar Tahun 1945

25
tanggung jawab, maka ia perlu mendapat kesempatan yang seluas-

luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental

maupun sosial, dan berahlak mulia. Perlindungan anak adalah segala

kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar

dapat hidup, tumbuh, berkembang, berpartisipasi, secara optimal sesuai

dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan

dari kekerasan dan diskriminasi22.

3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

Perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

anak juga mempertegas tentang perlunya pemberantasan sanksi pidana

dan denda bagi pelaku kejahatan terhadap anak, untuk memberikan efek

jera, serta mendorong adanya langkah konkret untuk memulihkan kembali

fisik, psikis dan sosial anak korban dan/atau anak pelaku kejahatan. Hal

tersebut perlu dilakukan untuk mengantisipasi anak korban dan/atau anak

pelaku kejahatan di kemudian hari tidak menjadi pelaku kejahatan yang

sama23.

4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak

Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang

Kesejahteraan Anak dijelaskan bahwa24 :

a. Kesejahteraan anak adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan


anak yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan dengan
wajar, baik secara rohani, jasmani maupun sosial.

22
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

23
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
24
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak

26
b. Usahan kesejahteraan anak adalah usaha kesejahteraan sosial yang
ditunjuka untuk menjamin terwujudnya kesejahteraan anak terutama
terpenuhinya kebutuhan pokok anak.

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2017 Tentang

Pelaksanaan Pengasuhan Anak

Pengasuhan anak adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan akan kasih

saying, kelekatan, keselamatan, dan kesejahteraan yang menetap dan

berkelanjutan demi kepentingan terbaik bagi anak25.

6. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 106/HUK/2009

Tentang Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial di Lingkungan

Departemen Sosial

Panti sosial merupakan unit pelaksana teknis di lingkungan departemen

sosial yang berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada

Direktur Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Sehari-hari secara

fungsional dibina oleh para Direktur terkait sesuai dengan bidang

tugasnya.. jenis panti sosial terdiri dari26 :

a. Panti sosial bina netra

Panti sosial bina netra mempunyai tugas memberikan bimbingan,

pelayanan dan rehabilitasi sosial yang bersifat kuratif, rehabilitative,

promotif dalam bentuk bimbinga pengetahuan dasar pendidikan fisik,

mental, sosial, pelatihan keterampilan, resosialisasi bimbingan lanjut

bagi para penyandang cacat netra serta agar mampu mandiri dan

25
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2017 Tentang Pelaksanaan
Pengasuhan Anak
26
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 106/HUK/2009 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial di Lingkungan Departemen Sosial

27
berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta pengkajian dan

penyiapan standar pelayanan, pemberian informasi dan rujukan.

b. Panti sosial bina daksa

Panti sosial bina daksa mempunyai tugas memberikan bimbingan,

pelayanan dan rehabiliasi sosial yang bersifat kuratif, rehabilitative,

promotif, dalam bentuk bimbingan pengetahuan dasar pendidikan,

fisik, mental, sosial, pelatihan keterampilan, resosialisasi bimbingan

lanjut bagi penyandang cacat tubuh agar mampu mandiri dan

berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta pengkajian dan

penyiapan standar pelayanan, pemberian informasi dan rujukan.

c. Panti sosial bina grahita

Yaitu mempunyai tugas memberikan bimbingan, pelayanan dan

rehabilitasi sosial yang bersifat kuratif, rehabilitative, promotif dalam

bentuk bimbingan pengetahuan dasar pendidikan, fisik, mental, sosial,

pelatihan, keterampilan, resosialisasi bimbingan lanjut bagi

penyandang cacat mental retardasi agar mampu mandiri dan

berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta pengkajian dan

penyiapan standar pelayanan, pemberian Informasi dan rujukan.

d. Panti sosial bina laras

Yaitu mempunyai tugas memberikan bimbingan, pelayanan dan

rehabilitasi sosial yang bersifat kuratif, rehabilitative, promotif dalam

bentuk bimbingan pengetahuan dasar pendidikan, fisik, mental, sosial,

pelatihan, keterampilan, resosialisasi bimbingan lanjut bagi

penyandang cacat mental bekas psikotik agar mampu mandiri dan

28
berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta pengkajian dan

penyiapan standar pelayanan, pemberian informasi dan rujukan.

e. Panti sosial bida rungu wicara

Yaitu mempunyai tugas memberikan bimbingan, pelayanan dan

rehabilitasi sosial yang bersifat kuratif, rehabilitative, promotif dalam

bentuk bimbingan pengetahuan dasar pendidikan, fisik, mental, sosial,

pelatihan, keterampilan, resosialisasi bimbingan lanjut bagi

penyandang tuna rungu wicara agar mampu mandiri dan berperan

aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta pengkajian dan penyiapan

standar pelayanan, pemberian informasi dan rujukan.

f. Panti sosial bina paksa lara kronis

Yaitu mempunyai tugas memberikan bimbingan, pelayanan dan

rehabilitasi sosial yang bersifat kuratif, rehabilitative, promotif dalam

bentuk bimbingan pengetahuan dasar pendidikan, fisik, mental, sosial,

pelatihan, keterampilan, resosialisasi bimbingan lanjut bagi

penyandang cacat bekas penyakit kronis.

g. Panti sosial Asuhan Anak

Yaitu mempunyai tugas memberikan bimbingan, pelayanan dan

rehabilitasi sosial yang bersifat kuratif, rehabilitative, promotif dalam

bentuk bimbingan pengetahuan dasar pendidikan, fisik, mental, sosial,

pelatihan, keterampilan, resosialisasi bimbingan lanjut bagi anak

yatim, piatu dan yatim piatu yang kurang mampu, terlantar agar

potensi dan kapasitas belajarnya pulih kembali, dapat berkembang

secara wajar, serta pengkajian, pengembangan standar pelayanan

dan rujukan

29
2.5 Kerangka Pikir

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI ANAK


YANG BERADA DALAM BINAAN
PANTI ASUHAN

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002


Tentang Perlindungan Anak

Kendala pembinaan anak dipanti Bentuk perlindungan hukum


Sosial di Kota Palopo, yaitu salah
terhadap anak yang berada
satunya hambatan dalam memenuhi
dalam binaan panti asuhan,
kebutuhan anak asuh.
yaitu setiap anak berhak
1. Kendala dalam bidang
pendidikan mendapatkan perlindungan
2. Kendala dalam bidang kegiatan eksploitasi ekonomi
kesehatan
dan setiap pekerjaan yang
3. Kendala dalam perbedaan
karakter anak membahayakan dirinya.

Terpenuhinya hak-hak anak sesuai


dengan Undang-Undang Yang berlaku

30
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian hukum normatif empiris.

Penelitian hukum Normatif-empiris disebut juga dengan Applied Law

Research, yaitu penelitian hukum mengenai pemberlakuan atau

implementasi ketentuan hukum normative (kodifikasi,Undang-Undang, atau

Kontrak) secara in action pada setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi

didalam masyarakat27.

3.2 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi yang akan di jadikan objek penelitian adalah di panti Asuhan

Ar-Rahman, yang berlokasi di Jalan Ambe Nona, Kelurahan Amasangan,

Kecamatan Wara, Kota Palopo. Panti Asuhan Nur Hidayah yang terletak di

Jalan Yos Sudarso Nomor 10, Kelurahan Salekoe, Panti Asuhan Al- Annur

yang terletak di Jalan Cendana Kelurahan Temmalebba.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis untuk memperoleh data

dan informasi dalam penelitian adalah :

a. Studi Pustaka

Yaitu dilakukan untuk mengumpulkan data-data mengenai dasar hukum

yang berkaitan dengan perlindungan anak yang berada di bawah

binaan panti asuhan, dengan membaca, mengutip, dan mempelajari

artikel-artikel Online.

27
Elisabeth Nurhaini ButarButar. 2018. Metode Penelitian Hukum. PT. Refika Aditama. Bandung.
Hlm.79

31
b. Wawancara

Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang didasarkan pada

percakapan secara intensif dengan satu tujuan, untuk mendapatkan data

yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sehubungan dengan

hal ini penulis melakukan wawancara berdasarkan daftar pernyataan

yang telah disiapkan dengan pihak terkait yang telah disebutkan di atas,

kemudian berkembang saat melakukan wawancara untuk memperoleh

jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian ini.

3.4. Jenis Dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber aslinya yang berupa peraturan perundang-

undangan dan wawancara

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data penelitian yang di peroleh melalui

media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan,

bukti yang telah ada, atau arsip baik yang di publikasikan maupun yang

tidak dipublikasikan secara umum, dengan kata lain, peneliti

membutuhkan pengumpulan data dengan berkunjungan ke perpustakan,

pusat kajian, pusat arsip atau membaca banyak buku yang berhubungan

dengan penelitiannya.

3.5.Teknik Analisa Data

Analisa data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk

menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja (ide) seperti yang

32
disarankan oleh data dan sebagain usaha untuk memberikan bantuan pada

tema dan proses kerja itu.

Data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder diolah dan

dianalisa secara kualitatif kemudian hasil analisa dipaparkan secara

deskriptif yaitu dengan menjelaskan, menguraikan dan menggambarkan

permasalahan yang berkaitan erat dengan penilitian ini menjadikan datanya

dapat mudah di pahami dan menjawab masalah-masalah yang ada.

33
BAB IV

Hasil dan Pembahasan

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Panti Sosial Asuhan anak adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan

sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan

kesejahteraan sosial pada anak telantar dengan melaksanakan

penyantunan dan pengentasan anak telantar, memberikan pelayanan

pengganti orang tua/wali anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental

dan sosial kepada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang

luas,tepat dan memadai bagi pengembangan kepribadianya sesuai dengan

yang diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita- cita bangsa

dan sebagai insan yang akan turut serta aktif dalam bidang pembangunan

nasional28.

Adapun gambaran secara umum dari beberapa Panti asuhan yang

berada di wilayah Kota Palopo sebagai lokasi penelitian ini yaitu :

1. Panti Asuhan Ar-Rahman, yaitu panti asuhan yang terletak di jalan Ambe

Nona nomor 10 H, kelurahan Ammasang. Panti asuhan Ar-Rahman

dibawah penggurusan ibu Arianty Syam sebagai penggurus panti asuhan

Ar-Rahman.

2. Panti Asuhan Nur Hidayah, yaitu panti asuhan yang beralamat dijalan Yos

Sudarso Nomor 10 kelurahan salekoe, panti asuhan Nur-Hidayah

dibawah penggurusan Ummu Kalsum selaku penggurus dari panti

Asuhan Nur Hidayah.

28
https://id.wikipedia.org/wiki/Panti_asuhan. diakses pada hari rabu tanggal 25
september 2020

34
3. Panti Asuhan Al-Annur, panti asuhan ini berlokasi dijalan Cendana

Kelurahan temmalebba, Panti asuhan Al-Annur merupakan panti asuhan

di Kota Palopo yang belum berbadan Hukum, Panti Asuhan ini diurus

oleh Sunarti selaku sekretaris dari panti asuhan tersebut.

4.2 Daftar Anak Binaan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA)


Kota Palopo Tahun 2020

Panti asuhan atau lembaga kesejahteraan sosial anak (LKSA)

menurut Departemen sosial Republik Indonesia, yaitu suatu lembaga

usaha kesejahteraan sosial anak yang mempunyai tanggung jawab untuk

memberikan pelayanan kesejahteraan sosial pada anak terlantar dengan

melaksanakan penyantunan dan pengetasan anak terlantar, memberikan

pelayanan pengganti orang tua atau wali anak dalam memenuhi kebutuhan

fisik, mental dan sosial kepada anak asuh sehingga memperoleh

kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi pengembagan

kepribadiannya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari

generasi penerus cita-cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta

aktif dalam bidang pembagunan nasional29.

Menurut Departemen Sosial Republik Indonesia Tahun 1997, panti

asuhan atau lembaga kesejahteraan sosial anak (LKSA) memiliki fungsi

sebagai berikut30 :

1. Pusat pelayanan kesejahteraan sosial anak, panti asuhan berfungsi

sebagai pemulihan, perlindungan, pengembagan dan pencegahan.

2. Pusat data dan informasi serta konsultasi kesejahteraan sosial anak.

29
Artikel Lembaga Kesejahteraan sosial Anak (LKSA). Bulelengkab.go.id. diakses pada
tanggal 20 September 2020
30
ibid

35
3. Pusat pengembagan keterampilan (yang merupakan fungsi penunjang).

Panti asuhan sebagai lembaga yang melaksanakan fungsi keluarga dan

masyarakat dalam perkembangan dan kepribadian anak-anak remaja.

Tujuan panti asuhan menurut Departemen Sosial Republik Indonesia

Tahun 1997 yaitu31 :

1. Memberikan pelayanan yang berdasarkan pada profesi pekerja sosial

kepada anak terlantar dengan cara membantu dan membimbing

mereka kearah perkembagan pribadi yang wajar serta mempunyai

keterampilan kerja, sehingga mereka menjadi anggota masyarakat yang

dapat hidup layak dan penuh tanggung jawab, baik terhadap dirinya

keluarga dan masyarakat.

2. Penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan sosial anak dipanti asuhan

sehingga terbentuk manusia-manusia yang berkepribadian matang dan

berdedikasi, mempunyai keterampilan keja yang mampu menopang

hidupnya dan hidup keluarganya.

4.2.1 Daftar Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) di Kota


Palopo Yang Terdaftar Sebagai Badan Hukum

Di Kota Palopo pada Tahun 2020 tercatat ada 8 (delapan) Lembaga

Kesejahteraan Sosial Anak yang terdaftar sebagai lembaga hukum,

Adapun daftar anak binaan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak

(LKSA) di Kota Palopo pada tahun 2020 sebagai berikut :

31
Ibid

36
Tabel 4.2.1 Daftar Anak Binaan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Di Kota
Palopo Yang Telah Terdaftar Sebagai Badan Hukum Tahun 2020

Jumlah

No Nama LKSA Nama Alamat Anak No HP Ket

Penggurus L P

1 Opu Dg HJ. Sutiani, Jl. Sungai 26 29 081271099801

Risadju S.E (Ketua) Pareman 2

No. 11

Kelurahan

Sabbamparu

2 Yayasan Hariati, Jl. Domba 14 11 082343901847

Penyandang S.pd. MM Lorong SMPN

Anak (Ketua) 5 Belandai

Berkebutuhan Kelurahan

Khusus Temmalebba

(YPAB)

3 Nur Ilahi A. Dian Jl. Domba 21 16 082346163399

Aggraeni Lorong SMPN

(Bendahara 5 Belandai

) Kelurahan

Temmalebba

4 Nur Hidayah Ummu Jl. Yos 7 - 082243060666

Kalsum sodarso

(Penggurus Nomor 10

) Kelurahan

37
Salekoe

5 Halimatussa’ Drs. Jl. Andi 30 19 081342736404

diyah Hamruddin. Kambo

S.E Kelurahan

Salekoe

6 Gugus Sehati HJ. Suhati Jl. Idrus 27 30 085242228855

D. S.pd. Kambau

MM (ketua) (Pantai 1)

Songka

Kelurahan

Takkalala

7 Uswatun Syafaruddin Jl. DR. 12 10 089580673458

Hasana S Ratulangi KM.

5 No. 17

Kelurahan

Belandai

8 Ar-Rahman Arianty Jl. Ambe 15 25 081242439381 Diluar


panti 15
Syam Nona Nomor orang 7
(L)/8 (P)
10 H

Kelurahan

Amasangan

Sumber Data : Diperoleh dari Dinas Sosial Kota Palopo (mengetahui Kasi
Pemberdayaan Kelembagaan, Kepahlawanan dan Restorasi
SoPcial), Pada Tanggal 7 September 2020

38
4.2.2 Daftar Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) di Kota
Palopo Yang Belum Terdaftar Sebagai Badan Hukum

Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) di Kota Palopo selain yang

telah mempunyai atau terdaftar sebagai badan hukum, ada beberapa

Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) di Kota Palopo Yang belum

terdaftar sebagai badan hukum, dan ada pula yang sedang dalam tahap

pendaftaran sebagai badan hukum, adapun daftar lembaga

kesejahteraan sosial anak yang belum terdaftar sebagai badan hukum

yaitu :

Tabel 4.2.2 Daftar Anak Binaan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Di Kota
Palopo Yang Belum Terdaftar Sebagai Badan Hukum Tahun 2020

JUMLAH NO HP KET
NO NAMA LKSA NAMA ALAMAT ANAK

PENGGURUS

1 Al-Annur Sunarti Jl. 10 10 08539450 Belum


berbadan
(Sekretaris) Cendana 0141 hukum

Kelurahan

Temmaleb

ba

2 Al-Huda Umar Jumadi Jl. Dr. 50 33 08539834 Sementar


a dalam
(Ketua) Ratulangi 4616 pengurus
an badan
KM 9 hukum

Kelurahan

Surutangg

39
3 Al-Muhaymin M. Shadiqul K Jl. Andi 29 12 08125468 Sementar
a dalam
(penggurus) Djemma 3392 pengurus
an badan
Kelurahan hukum

Surutanga

Sumber Data : Diperoleh dari Dinas Sosial Kota Palopo (mengetahui Kasi
Pemberdayaan Kelembagaan, Kepahlawanan dan Restorasi
SoPcial), Pada Tanggal 7 September 2020

Ditinjau dari segi hukum Panti asuhan harus terdaftar sebagai lembaga

atau badan hukum, karena hal ini berkaitan dengan kekuasaan hak dalam

mengasuh anak. Undang-Undang perlindungan anak memberikan pengertian

wali sebagai orang atau badan yang dalam kenyataannya menjalankan

kekuasaan asuh sebagai orang tua terhadap anak. Pasal 33 ayat (1) Undang-

Undang Perlindungan anak memberikan kekuasaan bagi badan hukum yang

memenuhi persyarata untuk wali bagi anak.

Badan hukum sebagai wali memiliki kewenangan sebagaimana wali

perseorangan. Bentuk pertanggungjawaban badan hukum sebagai wali adalah

dengan para pengurus badan hukum tersebut bertanggung jawab secara pribadi

dan tanggung jawab dalam rangka menjalankan tugas perwalian tersebut. Dari

uraian diatas sudah seharusnya panti asuhan atau lembaga binaan anak yang

berada di Kota Palopo sudah terdaftar sebagai badan hukum.

4.3 Kendala Pembinaan Anak Di Panti sosial Yang Berada di Kota


Palopo

Maidin Gultom berpendapat, bahwa perlindungan anak dapat

dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung. Secara

langsung maksudnya ialah kegiatannya langsung ditujukan kepada anak

yang menjadi sasaran penanganan langsung. Kegiatan seperti ini dapat

40
berupa antara lain dengan cara melindungi anak dari berbagai ancaman

dari luar dan dalam dirinya, mendidik, membina, mendampiingi anak

dengan berbagai cara, mencegah anak kelaparan dan mengusahakan

kesehatannya, menyediakan sarana pengembangan diri, dan sebagainya.

Perlindungan anak secara tidak langsung yaitu kegiatan tidak langsung

ditujukan kepada anak tetapi orang lain yang melakukannya atau terlibat

dalam usaha perlidungan anak32.

Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin,

dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, negara,

pemerintah, dan pemerintah daerah. Tingkat kesejahteraan anak sangat

dipengaruhi oleh faktor keluarga, selain itu faktor lingkungan sekitar juga

mempengaruhi kesejahteraan anak.

Status hukum anak yang diasuh di panti asuhan, menjadikan anak

asuh yang dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016, dirumuskan

pada pasal 1 angka 10, bahwa :

‘’anak asuh adalah anak yang diasuh oleh seseorang atau lembaga untuk
diberikan bimbingan, pemeliharaan, perawatan, pendidikan, dan kesehatan
karena orang tuanya atau salah satu orang tuanya tidak mampu menjamin
tumbuh kembang anak secara wajar’’.

Dalam melakukan pembinaan anak dipanti asuhan tidak jarang terjadi

berbagai hambatan yang dialami, dalam hal ini penulis melakukan

penelitian di 3 (tiga) panti asuhan yang berada diwilayah Kota Palopo guna

mengetahui apa saja yang menjadi kendala dalam pembinaan anak dipanti

asuhan, adapun data dari hasil wawancara dengan beberapa penggurus

panti asuhan di Kota Palopo yaitu sebagai berikut :

32
Maidin Gultom. 2014. Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Sistem Peradilan
Pidana Anak di Indonesia. Refika Aditama. Bandung . hlm. 45

41
1. Panti Asuhan Ar-Rahman

Dari hasil wawancara yang diperoleh diketahui bahwa pada panti

asuhan Ar- Rahman terdapat beberapa kendala yang dialami dalam

melakukan pembinaan kepada anak asuh yaitu kendala mengenai

pendidikan , kesehatan, dan kendala dalam menghadapi karakter setiap

anak.

a. Kendala dalam bidang pendidikan

Dalam bidang pendidikan baik anak-anak ataupun anak yang telah

dewasa, yang berada di bawah binaan Panti Asuhan Ar-Rahman

terkendala dalam bidang ekonomi, dimana biaya sekolah dan kuliah

menggunakan biaya pribadi dari ibu panti atau penggurus panti,

seperti yang disampaikan Ibu Arianty Syam selaku penggurus Panti

Asuhan Ar-Rahman pada hari Kamis Tanggal 24 September 2020,

beliau mengatkan bahwa :

‘’untuk biaya pendidikan anak-anak dipanti asuhan khususnya yang


melanjutkan Kuliah itu menggunakan dana pribadi dari ibu panti,
ada 3 orang anak di panti asuhan Ar-Rahman yang kuliah, tetapi
ada 1 yang mendapat beasiswa bidik misi’’

b. Kendala dalam bidang kesehatan

Diketahui bahwa tidak semua anak yang berada dipanti asuhan Ar-

Rahman memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS). Di panti asuhan Ar-

Raham terdapat beberapa kriteria anak binaan yaitu terlantar, Fakir,

dan Yatim Piatu. Rata-rata anak binaan yang tidak memilki Kartu

Indonesia Sehat adalah anak dalam kriteria terlantar, kemungkinan

hal tersebut terjadi karena orang tua si anak tidak memilki tempat

tinggal yang tetap. Mengenai permasalahan tersebut ibu Arianty

Syam menjelaskan bahwa :

42
‘’ ada beberapa anak yang tidak memilki Kartu Indonesia Sehat
(KIS), anak-anak yang tidak memilki kartu tersebut biasanya anak-
anak dengan status atau kriteria sebagai anak terlantar, sehingga
apabila anak tersebut ketika kesehatannya tertanggu atau sakit
biaya untuk pengobatannya dibayar secara umum dan dananya dari
dana pribadi ibu panti karena selama ini mereka belum
mendapatkan bantuan’’.

c. Kendala dalam menghadapi karakter

Kendala lain dalam pembinaan anak di panti asuhan yaitu mengenai

karakter anak yang berbeda-beda, yang merupakan salah satu

tantangan tersendiri dalam pembinaan dan pembentukan karakter

anak, seperti yang disampaikan ibu Arianty beliau mengatakan

bahwa :

‘’ tantangan untuk menghadapi karakter anak yang berbeda-beda


dan bahkan ada kendala dari lingkungan karena masyarakat di
sekitar kadang merasa terganggu’’.

2. Panti Asuhan Nur Hidayah

Dari hasil penelitian diketahui bahwa di Panti Asuhan Nur Hidayah yang

menjadi kendala dalam pembinaan anak yang berada di panti asuhan

yaitu kendala dalam menghadapi berbagai karakter setiap anak yang

berbeda- beda, serta kendala di dalam bidang pendidikan.

a. Kendala dalam menghadapi berbagai Karakter Anak

Lembaga panti asuhan mempunyai kepedulian sosial tinggi

terhadap nasib anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian kasih

saying dan pendidikan. ‘Panti asuhan sebagai lembaga yang

mengganti peran keluarga memberi arti penting dalam pelaksanaan

proses pembentukan karakter anak yang relijius, berbagai karakter

anak yang berbeda di panti asuhan tidak jarang menjadi salah satu

kendala yang harus diatasi dalam mendidik anak dipanti sosial.

43
Seperti yang terjadi di panti asuahn Nur Hidayah, perbedaan

karakter anak menjadi kendala dalam mendidik dan mengasuh anak

Seperti yang disampaikan oleh Bapak Sutarmin selaku penggurus

panti asuhan Nur Hidayah dalam wawancara pada hari senin

tanggal 14 September 2020, beliau menjelaskan bahwa :

‘’ kendala yang dialami yaitu tatangan dalam menghadapi karakter


anak yang berbeda-beda dalam satu atap, kita harus bisa
memahami dan mengerti karakter setiap anak’’.

b. Kendala dalam bidang Pendidikan

Tidak jauh dari kedala-kendala di panti asuhan lainnya, kendala

dalam bidang pendidikan masih menjadi masalah dalam

pengasuhan anak, salah satunya seperti yang terjadi di musim

pandemi covid-19 ini, dimana banyak dikeluhkan masalah teknik

pembelajaran yang mengharuskan setiap murid untuk melakukan

pembelajaran secara online, dimana tidak semua anak memiliki

Handphone atau alat komunikasi lainnya untuk mendukung

pembelajaran, hal ini yang dialami oleh panti Asuhan Nur Hidayah,

hal ini disampaikan langsung oleh Bapak Sutarmin selaku

penggurus panti asuhan Nur Hidayah, beliau menjelaskan :

‘’pada masa pandemic covid ini anak-anak terkendala dalam


pendidikan karena mereka diharuskan mengikuti pembelajaran
melalui Daring, tetapi tidak semua anak memilki alat Komunikasi’’

3. Panti Asuhan Al- Annur

Di panti asuhan Al-Nur yang menjadi kendala dalam pembinaan yaitu

dalam bidang Pendidikan, dimana anak-anak yang berada dalam

binaan panti asuhan Al-Nur tidak menerima bantuan untuk biaya

mereka bersekolah, hal ini disampaikan langsung dalam wawancara

44
bersama ibu Sitti Goari selaku penggurus Panti Asuhan Al-Annur pada

hari Rabu tanggal 23 September 2020, beliau menjelaskan bahwa :

‘’ kendala yang dialami yaitu dalam bidang pendidikan, karena mereka


yang bersekolah itu dibiayai dengan uang pribadi pemilik panti asuhan
sendiri’’.

Dari uraian diatas, diketahui bahwa kendala-kendala yang dialami

beberapa Panti asuhan yang berada di wilayah Kota Palopo, dalam

melakukan pembinaan anak di panti asuhan yaitu rata-rata mengalami

kendala di Bidang Pendidikan, dimana biaya pendidikan anak-anak

maupun yang anak yang telah dewasa yang melanjutkan pendidikan ke

jenjang perkuliahan masih menggunakan dana pribadi dari penggurus panti

asuhan tersebut.

Dalam hal ini Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 telah mengamanahkan kepada pemerintah untuk memelihara

fakir miskin dan anak-anak terlantar. Peran aktif pemerintah merupakan hal

yang wajar dan seharusnya diterapkan didalam Negara Indonesia , hal

tersebut dikarenakan perlindungan kepentingan anak dan sosial

kesejahteraan anak adalah menyangkut kesejahteraan sosial yang menjadi

salah satu tanggung jawab negara sebagaimana dengan tegas diakui

didalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan

sosial kususnya pada ketentuan Pasal 1 ayat (1). Pemerintah telah

memberikan subsidi terhadap panti asuhan dimana panti asuhan yang akan

memberikan perlindunggan dan memenuhi kebutuhan anak33.

33
Referensi Skripsi oleh Nelly Pratiwi. Perlindungan Hukum Terhadap Anak Asuh Panti Asuhan
Yang Telah Mencapai Usia Dewasa. Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara

45
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, yang

didalamnya telah diatur mengenai bagaimana anak berhak atas pendidikan

serta berhak atas fasilitas kesehatan. Dalam Pasal 9 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dijelaskan bahwa34 :

‘’ setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam

rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai

dengan minat dan bakat’’.

Selain dalam bidang pendidikan anak juga berhak atas segala fasilitas

kesehatan, hal ini telah dijelaskan dalam Pasal 44 Undang-Undang Nomor

35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2002 Tentang Perlindungan Anak dalam pasal ini dijelaskan bahwa :

1. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan fasilitas dan


menyelenggarakan upaya kesehatan yang komprehensif bagi anak
agar setiap anak memperoleh derajat kesehatan yang optimal sejak
dalam kandungan.
2. Penyediaan fasilitas dan penyelenggaraan upaya kesehatan secara
komprehensif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didukung oleh
peran masyarakat.
3. Upaya kesehatan yang komprehensif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, baik
untuk pelayanan kesehatan dasar maupun rujukan.
4. Upaya kesehatan yang komprehensif sebagaimana dimaksud apa ayat
(1) diselenggarakan secara cuma-cuma bagi keluarga yang tidak
mampu.
5. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai
dengan ayat (4) disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Ketentuan dari Pasal 9 dan Pasal 44 Undang-Undang Nomor 35

Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun

34
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak

46
2002 Tentang Perlindungan Anak, tentu menjadi kewajiban dan tanggung

jawab Negara,Pemerintah, maupun Pemerintah Daerah dalam pemenuhan

hak-hak anak. Hal ini dipertegas dalam Pasal 22 Undang-Undang Nomor

35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2002 Tentang Perlindungan Anak yang dijelaskan bahwa :

‘’ Negara, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah berkewajiban dan


bertanggung jawab memberikan dukungan sarana, prasarana, dan
ketersediaan sumber daya manusia dalam penyelenggaraan perlindungan
anak’’.

4.4 Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap Anak Yang Berada


Dalam Binaan Panti Asuhan

Seorang anak berhak atas segala hak dan kebutuhan yang

menyangkut hidup dan tumbuh kembangnya, anak asuh panti asuhan

memiliki hak yang sama seperti anak pada umumnya dan di dalam

pemenuhannya harus dilaksanakan semestinya. Panti asuhan menjalankan

tugas-tugas perlindungan anak yang dimaksud untuk menghindarkan anak

dari ketelantaran, ekspolitasi dan kekerasan. Panti asuhan juga menjadi

pelayanan kesejahteraan anak untuk menjamin kehidupan dan kebutuhan

anak, bahkan panti asuhan diharapkan menjadi pusat pengembangan

keterampilan bagi anak-anak melalui bimbingan kepribadian, kreatifitas dan

kepercayaan diri.

Antara anak asuh dengan panti asuhan timbul hubungan hukum yaitu

perwalian. Perwalian dapat dilakukan oleh seseorang atau suatu badan

atau yayasan, pada garis besarnya perwalian sama dengan kekuasaan

orang tua dalam pemeliharaan anaknya hanya perbedaanya bahwa

kekuasaan orang tua meliputi segala segi kehidupan anak baik secara

pribadi, harta kekayaan anak maupun dalam bidang hukum perdata

47
maupun pidana. Salah satu pihak yang melaksanakan perwalian adalah

panti asuhan, untuk melaksanakan peran dan fungsi perwalian terdapat

ketentuan-ketentuan mengenai perwalian yang ditentukan dengan undang-

undang. Banyak hal yang melatar belakangi diserahkannya seorang anak

kepada panti asuhan diantaranya adalah karena faktor ekonomi yang

menyebabkan orang tua tidak mampu merawat anak tersebut maupun anak

yang sudah tidak mempunyai orang tua lagi35.

Untuk memenuhi kebutuhan anak asuh dalam panti asuhan tentu

akan membutuhkan wali agar jika terjadi sesuatu terhadap anak asuh ada

seseorang yang akan membimbing dan melindungi mereka, hal tersebut

juga merupakan salah satu bentuk dari perlindungan hukum yang diberikan

kepada anak yang berada didalam binaan panti asuhan.

Dari hasil penelitian dengan melakukan wawancara di panti asuhan

yang berada diwilayah Kota Palopo diketahui bahwa :

1. Pada Panti Asuhan Ar-Rahman bentuk perlidungan hukum yang

diberikan yaitu, dengan tanggung jawab sebagai wali dari anak asuh

yang menggantikan tanggung jawab orang tuanya yang tidak bisa lagi

bertanggung jawab atas anak tersebut, baik sebagai wali dalam hal

kesehatan maupun, hal pendidikan maupun ketika anak asuh sedang

berhadapan dengan masalah hukum . Hal ini seperti yang telah

disampaikan oleh Ibu Arianty Syam beliau menjelaskan bahwa :

‘’Bentuk perlindungan hukum yang diberikan itu yaitu misalnya selain


bertanggung jawab merawat anak-anak, saya juga bertanggung jawab
sebagai wali dari anak-anak di panti asuhan, baik itu wali dalam hal
pendidikan, kesehatan, maupun wali pada saat anak-anak ini
berhadapan dengan hukum, contohnya jika ada anak binaan panti yang
melakukan tindak pidana dengan lingkungan sekitar itu diberikan

35
ibdi

48
perlindungan, tergantung dari anaknya kalau mereka yang salah kita
tetap serahkan ke yang berwajib, tetapi kalau mereka tidak bersalah itu
bisa kita pertanggung jawabkan dengan melakukan segala upaya untuk
mendapatkan perlindungan hukum’’.

2. Perlindungan Hukum pada Panti Asuhan Nur Hidayah

Sama seperti halnya Panti Asuhan Ar-Rahman, panti asuhan Nur

Hidayah selain bertanggung jawab merawat anak-anak di panti asuhan

juga bertanggung jawab sebagai wali bagi anak-anak tersebut, yaitu

dengan perlindungan hukum diakui sebagai anak yang dimana ketika

ada penyerahan anak asuh di panti asuhan Nur Hidayah diketahui oleh

sanak saudara dan ketua RT setempat, hal tersebut bertujuan untuk

kejelasan status anak yang tinggal di panti asuhan tersebut. Seperti

yang disampaikan oleh penggurus panti asuhan Nur Hidayah Bapak

Sutarmin beliau menjelaskan bahwa :

‘’Status anak disini sebagai anak asuh yang dimana saya sebagai wali
dari anak-anak ini, baik itu wali dalam hal pendidikan, wali ketika anak
ini sakit, maupun wali saat anak-anak ini mempunyai masalah hukum.
Kemudian pada saat ada penyerahan anak asuh yang baru itu kita juga
sampaikan kepada ketua RT setempat’’.

3. Panti Asuhan Al-Nur

Bentuk perlindungan hukum yang dilakukan oleh panti asuhan Al-Nur

yaitu dengan memenuhi hak-hak anak seperti mendapatkan pendidikan,

selain itu bentuk perlindungan lainnya yaitu terkait dengan peran panti

asuhan dalam melakukan pemenuhan-pemenuhan kebutuhan anak yang

berada dalam binaan panti asuhan misalnya identitas diri anak,

perlindungan terhadap eksploitasi anak, dan tanggung jawab sebagai wali

apabila anak tersebut mempunyai masalah hukum. Dari hasil wawancara

bersama penggurus panti asuhan Al-Nur ibu yaitu Ibu Sitti Goatri beliau

menjelaskan bahwa :

49
‘’Bentuk perlindungan hukum yang kami berikan itu seperti pemenuhan
hak-hak, memenuhi kebutuhan anak, kemudian memberikan status yang
jelas kepada anak yang tercatat di pemerintah setempat sebagai anak
yang berada didalam binaan panti asuhan dan mempunyai wali.
Kemudian apabila anak yang berada didalam panti asuhan mengalami
atau mempunyai permasalahan hukum kita akan berupaya memberikan
perlindungan hukum’’.

Dari uaraian diatas dan hasil penelitian di beberapa Panti Asuhan

yang berada di wilayah Kota Palopo, diketahui bahwa bentuk-bentuk

perlindungan hukum yang diberikan yaitu :

a. Perlindungan hukum diakui sebagai anak dengan cara pada saat

penyerahan anak asuh kepada panti asuhan diketahui oleh pihak

keluarga dan RT setempat.

b. Perlindungan hukum dengan status anak asuh yang jelas sebagai

anak yang berada didalam binaan panti asuhan, dan penggurus panti

asuhan bertanggung jawab sebagai wali dari anak tersebut.

c. Memenuhi hak-hak anak dan melindungi anak-anak tersebut dari

eksploitasi anak.

Dengan demikian, maka dalam panti asuhan inilah anak yatim, piatu,

yatim piatu dan anak terlantar mendapatkan pendidikan, pembinaan dan

bimbingan baik yang diberikan oleh instansi terkait, maupun pembinaan

langsung diberikan oleh pengasuh panti asuhan, sehingga mengantarkan

mereka pada kedewasaan dan kemantangan baik jasmani maupun rohani

serta memiliki prilaku yang baik. Mendidik dan mengasuh mereka berarti

menolong mereka untuk dapat menjadi anggota masyarakat yang baik

dan berguna. Oleh karenanya pengasuh dapat bertindak sebagai orang

tua dalam hal pemberian perhatian kasih sayang dan rasa aman, manjadi

kakak dalam berkomunikasi, dan sekaligus menjadi guru dalam

50
membantu belajar, serta sebagai pelayanan dalam membantu memenuhi

keperluan anak36.

Di dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem

Peradilan Pidana Anak (SPPA) ada beberapa prinsip atau asas terkait

perlindungan anak, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Perlindungan

Yang dimaksud dengan perlindungan meliputi kegiatan yang bersifat

langsung dan tidak langsung dari tindakan yang membahayakan anak

secara fisik dan atau psikis.

2. Keadilan

Yang dimaksud denga keadilan adalah bahwa setiap penyelesaian

perkara anak harus mencerminkan rasa keadilan bagi anak.

3. Nondiskriminasi

Yang dimaksud dengan nondiskriminasi adalah tidak adanya

perlakuan yang berbeda didasarkan pada suku, agama, ras,

golongan, jenis kelamin, etnik, budaya, dan bahasa, status hukum

anak, urutan kelahiran anak, serta kondisi fisik dan atau mental37.

Negara, pemerintah serta pemerintah daerah dalam memenuhi hak

dan tanggung jawab serta melindungi hak anak telah diatur dalam Pasal

21 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas

36
Artikel Dari Abdul Najib, Rosita Wardiana. Peran Pola Asuh Bagi Anak Terlantar Di Panti Sosial
Asuhan Anak
37
Jurnal Aspek Hukum Perlindungan Anak Dalam Perspektif Hukum Nasioanal. Reza Pahlevi

51
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,

yaitu38 :

1. Negara, Pemerintah, Pemerintah Daerah berkewajiban dan


bertanggung jawab menghormati pemenuhan hak anak tanpa
membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik,
budaya, dan bahasa, status hukum, urutan kelahiran, dan kondisi fisik
dan atau mental.
2. Untuk menjamin pemenuhan hak anak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), negara berkewajiban untuk memenuhi, melindungi, dan
menghormati hak anak.
3. Untuk menjamin pemenuhan hak anak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab dalam
merusmuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang
penyelenggaraan perlindungan anak.
4. Untuk menjamin pemenuhan hak anak dan melaksanakan kebijakan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pemerintah daerah
berkewajiban dan bertanggung jawab untuk melaksanakan dan
mendukung kebijakan nasional dalam penyelenggaraan perlindungan
anak di daerah.
5. Kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat diwujudkan
melalui upaya daerah membangun kabupaten/kota layak anak.
6. Ketentuan lebih lanjut mengenai kebijakan kabupaten/kota layak anak
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur dalam peraturan
Presiden.

Terkait dengan Pasal Pasal 21 ayat (4) dan ayat (5) Undang-Undang

Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor

23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, pemerintah Kota Palopo

telah merumuskannya di dalam Peraturan Daerah Kota Palopo Nomor 5

Tahun 2019 Tentang Kota layak Anak. Asas dan tujuan dari peraturan

daerah ini yaitu Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan Kota Layak

Anak (KLA) berasaskan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Pengembangan Kota Layak Anak bertujuan untuk menjadi acuan

pemerintah daerah pembangunan inisiatif yang mengarah pada upaya

38
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

52
transformasi konsep hak anak dalam kebijakan, program dan kegiatan

untuk menjamin terpenuhinya hak anak. Penyelenggaraan Kota Layak

Anak (KLA) oleh pemerintah daerah dimaksudkan untuk39 :

1. Menjamin terpenuhinya hak anak agar dapat hidup, tumbuh,

berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat

dan martabat kemanusiaan, demi mewujudkan anak yang

berkhualitas, berakhlak mulia dan sejahtera.

2. Menjamin pemenuhan hak anak di dalam menciptakan rasa aman,

ramah, dan bersahabat.

3. Melindungi anak dari ancaman permasalahan sosial dalam

kehidupannya.

4. Mengembangkan potensi, bakat dan kreativitas anak.

5. Mengoptimalkan peran dan fungsi keluarga sebagai basis pendidikan

pertama bagi anak.

6. Membangun sarana dan prasarana daerah yang mampu memenuhi

kebutuhan dasar anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.

39
Peraturan Daerah Kota Palopo Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Kota layak Anak

53
BAB V

Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka peneliti

menyimpulkan :

1. Bahwa kendala-kendala yang dialami beberapa panti asuhan yang

berada di wilayah Kota Palopo, dalam melakukan pembinaan anak di

panti asuhan yaitu rata-rata mengalami kendala di bidang pendidikan,

dimana biaya pendidikan anak-anak maupun anak yang telah

beranjak dewasa yang melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan

masih menggunakan dana pribadi dari penggurus panti asuhan

tersebut. Kemudian masih banyak anak-anak panti asuhan yang

belum mendapatkan bantuan asuransi kesehatan dari pemerintah.

2. Bahwa bentuk-bentuk perlindungan hukum yang diberikan yaitu :

a. Perlindungan Preventif

Perlindungan yang sifatnya mencegah yaitu, dengan adanya

aturan Perundang-Undangan yang mengatur mengenai

perlindungan terhadap anak, dengan tujuan untuk menjamin hak-

hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan dapat

berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat

kemanusiaann, serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan

dan diskriminasi.

54
b. Perlindungan Represif

Dengan diberikannya bantuan hukum, dan dengan diakui sebagai

anak yang berada dalam binaan panti asuhan, perlindungan

hukum dimana tanggung jawab penggurus panti asuhan sebagai

Wali dari anak yang berada dalam binaannya , baik wali dalam

bidang pendidikan, kesehatan, maupun wali pada saat anak

berhadapan dengan hukum. dan Melindungi anak dari tindakan

eksploitasi anak.

5.2 Saran

1. Dalam memenuhi hak-hak anak yang berada dalam binaan panti

asuhan (sosial) di Kota Palopo baik dalam bidang kesehatan maupun

pendidikan, pemerintah kota Palopo diharapkan lebih memperhatikan

dan dapat membantu dalam bentuk bantuan antara lain berupa

anggaran kebutuhan pendidikan dan kesehatan.

2. Kepada Pemerintah dalam memberikan perlindungan hukum kepada

anak, khusunya anak yang berada dalam binaan panti sosial yang

berada di Kota Palopo, diperlukan peraturan daerah yang khusus

mengatur berkaitan dengan perlindungan hukum bagi anak yang

terlantar maupun anak yang berada dalam binaan panti sosial dan anak

yang sedang berhadapan dengan hukum.

55
DAFTAR PUSTAKA

a. Buku

Abintoro Prakoso. 2016. Hukum Perlindungan Anak. Laksbang Presindo.


Yogyakarta
Beni Ahmad, Sosiologi Hukum, Pustaka Setia, Jakarta 2007.
Elisabeth Nurhaini Butarbutar, 2018, Metode Penelitian Hukum, Bandung,
PT.Refika Aditama .
Mardi Candra. 2018. Aspek Perlindungan Anak Indonesia Analisis Tentang
Perkawinan di Bawah Umur. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Maulana hasan wadang. 2000. Advokasi dan Hukum Perlindungan anak.


Gramedia widiasarana. Jakarta.

Maidi Gulton.2006. Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Sistem


Peradilan Pidana Indonesia. Refika Aditama Bandung.

Mulia Astuti dkk. 2013. Kebijakan Kesejahteraan dan Perlindungan Anak.


P3KS Press. Jakarta.

Maulana Hasan Wadang, Advokasi dan Hukum Perlindungan Anak,


Gramedia Widiasarana, Jakarta, 2002

Maidin Gultom. 2014. Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Sistem


Peradilan Pidana Anak di Indonesia. Refika Aditama. Bandung .

Rusli Pandika. 2012. Hukum Pengangkatan Anak. Sinar Grafika. Jakarta.

Waludi. 2009. Hukum Perlindungan anak. Maju Mundur Bandung.

Maidin Gultom. 2014. Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam sistem


Peradilan Pidana Anak di Indonesia. Refika Aditama. Bandung
Referensi Skripsi oleh Nelly Pratiwi. Perlindungan Hukum Terhadap Anak
Asuh Panti Asuhan Yang Telah Mencapai Usia Dewasa. Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

b. PerUndang-Undangan

Undang-Undang Dasar Tahun 1945

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

56
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2017 Tentang


Pelaksanaan Pengasuhan Anak

Peraturan Daerah Kota Palopo Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Kota layak
Anak

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 106/HUK/2009 Tentang


Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial di Lingkungan Departemen Sosial
c. Jurnal
e-journal.uajy.ac.id di akses pada tanggal 23 maret 2020
Jurnal Aspek Hukum Perlindungan Anak Dalam Perspektif Hukum
Nasioanal. Reza Pahlevi
Dewi R.F. Sondakh. Jurnal Status Hukum Anak Dalam Pembinaan Di
Lembaga Panti Asuhan.

Nelly Pratiwi. 2019. Skripsi Perlindungan Hukum Terhadap Anak Asuh Panti
Asuhan yang Telah Mencapai Usia Dewasa. Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
Sella Khorunnisa dkk. Pemenuhan Kebutuhan Pendidikan Anak Asuh di Panti
Sosial Asuhan. Jurnal RIset & PKM.
Artikel Dari Abdul Najib, Rosita Wardiana. Peran Pola Asuh Bagi Anak
Terlantar Di Panti Sosial Asuhan Anak
Artikel Lembaga Kesejahteraan sosial Anak (LKSA). Bulelengkab.go.id.
diakses pada tanggal 20 September 2020
d. Intrernet
https://www.dosenpendidikan.co.id/efektivitas-adalah/ di akses pada tanggal
5 maret 2020
https://www.dosenpendidikan.co.id/efektivitas-adalah/ di akses pada tanggal
5 maret 2020
https://guruakuntansi.co.id/pengertian-efektivitas/
https://www.muisumut.com/blog/2019/09/24/pengertian-anak-dalam-hukum-
indonesia/. Diakses pada tanggal 20 Juni 2020
https://www.kompasiana.com. Diakses pada tanggal 10 Juni 2020
https://id.wikipedia.org/wiki/Panti_asuhan. diakses pada hari rabu
tanggal 25 september 2020

57
LAMPIRAN

58
Lampiran I : Dokumentasi Penelitian

Dokumentasi penelitian di Panti Dokumentasi penelitian di Panti Nur


Asuhan Ar-Rahman Hidayah

Dokumentasi penelitian di Panti


Asuhan Al-Annur

59

Anda mungkin juga menyukai