Anda di halaman 1dari 3

A.

PENGANTAR

Secara umum, Kitab Matius adalah salah satu dari empat Injil dalam Perjanjian Baru Alkitab
Kristen, yang umumnya dianggap ditulis oleh Matius, seorang mantan pemungut pajak yang
menjadi murid Yesus. Kitab ini mengisahkan kehidupan, pengajaran, kematian, dan kebangkitan
Yesus Kristus, serta menyajikan ajaran-ajaran moral dan teologis. Kitab Matius juga
menghubungkan kehidupan Yesus dengan nubuat-nubuat Mesias dalam Perjanjian Lama dan
menekankan pemberitaan Kerajaan Allah serta panggilan untuk hidup sesuai dengan ajaran
Kristus.

B. NARASI

Narasi Kitab Matius 4:1-11 mengisahkan pencobaan Yesus di padang gurun oleh Setan
setelah Yesus dipercaya Roh Kudus. Yesus berpuasa selama empat puluh hari dan empat puluh
malam, setelah itu ia merasa lapar. Setan kemudian mendekati Yesus dan mencoba menggoda-
Nya dengan tiga godaan yang berbeda. Pertama, Setan menyarankan agar Yesus mengubah batu
menjadi roti untuk memuaskan lapar-Nya, tetapi Yesus menolak dengan menyatakan bahwa
manusia hidup bukan hanya dari roti, tetapi juga dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.
Kemudian, Setan membawa Yesus ke puncak Bait Suci dan menantang-Nya untuk melompat
dari situ, mengutip ayat-ayat dalam Kitab Mazmur tentang perlindungan Allah. Namun, Yesus
menegaskan bahwa kita tidak boleh menguji Allah. Akhirnya, Setan menawarkan kerajaan dunia
dan segala kemuliaannya kepada Yesus jika Yesus bersedia menyembahnya, tetapi Yesus
menolak dengan tegas, menyatakan bahwa hanya Tuhan yang harus disembah dan dihormati.
Dengan tegas menolak godaan-godaan Setan, Yesus menunjukkan keteguhan-Nya dalam iman
dan ketaatan kepada Allah.

C.SUDUT PANDANG

Sudut pandang evaluatif

- Yesus digambarkan sebagai tokoh utama yang kuat, tangguh, dan tidak tergoyahkan imannya
kepada Allah Bapa meskipun dihadapkan pada pencobaan berat dari sang antagonis, Iblis.
Karakternya serasi dengan status dan perannya sebagai Sang Mesias yang diurapi.

- Iblis sebagai tokoh antagonis digambarkan licik dan pandai memainkan kelemahan manusia.
Namun upaya jahatnya tidak mempan terhadap Yesus. Ia digambarkan akhirnya harus pergi
dengan sia-sia.
D. REFLEKSI

Refleksi atas narasi Kitab Matius 4:1-11 menunjukkan pada momen-momen penting dalam
kehidupan Yesus Kristus, di mana Dia diuji oleh Setan di padang gurun. Keteguhan Yesus dalam
menghadapi godaan-godaan ini memberikan pelajaran penting tentang kekuatan iman, ketaatan
kepada kehendak Allah, dan penolakan terhadap godaan duniawi.

1. Penolakan untuk Memenuhi Kehendak Duniawi: Pertama, saat Yesus menolak untuk
mengubah batu menjadi roti, Dia mengajarkan bahwa kehidupan manusia bukan hanya tentang
memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga tentang mematuhi kehendak dan firman Allah. Ini
menjadi pengingat bagi kita untuk tidak terlalu terikat pada keinginan duniawi, tetapi untuk
hidup berdasarkan prinsip-prinsip spiritual.

2. Keteguhan dalam Menghadapi Godaan: Saat Setan membawa Yesus ke puncak Bait Suci dan
menantang-Nya untuk melompat, Yesus menegaskan bahwa kita tidak boleh mencoba Allah. Ini
menunjukkan pentingnya memiliki keteguhan dalam iman, tidak tergoyahkan oleh tantangan
atau tawaran yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.

3. Penolakan untuk Menyembah Kekuasaan Dunia: Ketika Setan menawarkan kerajaan dunia
kepada Yesus jika Dia bersedia menyembahnya, Yesus dengan tegas menolak. Ini mengajarkan
bahwa satu-satunya kekuatan yang patut disembah adalah Tuhan, dan kita harus
memprioritaskan kesetiaan kita kepada-Nya di atas segala hal.

Dengan refleksi ini, narasi ini mengingatkan kita akan pentingnya mempertahankan iman yang
kokoh, ketaatan kepada kehendak Tuhan, serta penolakan terhadap godaan-godaan yang dapat
mengalihkan perhatian kita dari kebenaran spiritual. Itulah pesan yang terkandung dalam narasi
Kitab Matius 4:1-11 yang mengilhami kita untuk hidup sesuai dengan ajaran Kristus.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. J.J der Heer, Tafsiran Alkitab Injil Matius Pasal 1-22,

Yogyakarta: Kanisius, 1981

Anda mungkin juga menyukai