Anda di halaman 1dari 3

Nama :Gayus Afianto

Angkatan :Pelopor Misi


Dosen : Dr. Nasokhili Giawa, M.Th., CPLC
Judul: Menemukan Kekuatan dalam Menghadapi Pencobaan
Teks: Lukas 4:1-13
Kalau kita memperhatikan konteks histori Pada waktu penulisan Injil Lukas, Kristianitas telah
mulai menyebar. Lukas, seorang dokter dan penulis Injil, menulis Injilnya sekitar tahun 80-90
Masehi. Periode ini adalah setelah kematian dan kebangkitan Yesus, dan Injil ditujukan untuk
memperkenalkan dan menggambarkan kehidupan, pelayanan, dan ajaran Yesus Kristus kepada
pembaca-pembaca di berbagai komunitas Kristen.
Pada konteks injil Lukas 4:1-13, kita melihat awal pelayanan Yesus setelah dibaptis oleh
Yohanes Pembaptis di sungai Yordan. Yesus, diilhami oleh Roh Kudus, dibawa ke padang gurun
di mana Dia diuji oleh Iblis selama empat puluh hari. Ini menandai awal pelayanan publik-Nya
dan juga menggambarkan persiapan-Nya melalui masa pencobaan sebelum memulai pelayanan-
Nya.
Ada tiga ujian yang dihadapi Yesus, masing-masing diikuti oleh respons yang menekankan
ketaatan-Nya pada kehendak Bapa sambil menggunakan kutipan dari Perjanjian Lama untuk
menolak godaan Iblis. Struktur naratif ini menyoroti kekuatan dan kemenangan Yesus atas
godaan.
Secara teologis, teks ini menyoroti beberapa aspek penting:
1.Kuasa Roh Kudus: Penekanan pada peran Roh Kudus dalam mempersiapkan Yesus untuk
pelayanan-Nya, memberikan kekuatan dan keberanian-Nya selama masa pencobaan.

2.Ketaatan dan Kesetiaan Yesus: Yesus menunjukkan ketaatan-Nya pada kehendak Bapa dan
kesetiaan-Nya terhadap firman Allah, menegaskan pentingnya ketaatan dalam menjalani
kehendak ilahi.

3.Pencobaan sebagai Bagian dari Hidup Rohani: Teks ini mengajarkan bahwa pencobaan adalah
pengalaman yang mungkin dialami setiap orang dan merupakan bagian dari perjalanan rohani
untuk memperkuat iman, keteguhan, dan ketaatan kepada Tuhan.
Konteks teologis Lukas 4:1-13 juga mengilustrasikan keberhasilan Yesus dalam mengatasi
pencobaan, yang menjadikannya teladan bagi orang percaya dalam menghadapi godaan dan ujian
dalam kehidupan sehari-hari mereka
Saudara-saudaraku yang di berkati oleh Tuhan dari setiap penjelasan konteks di atas Mari kita
renungkan suatu peristiwa dalam kehidupan Yesus Kristus yang tertulis dalam Injil Lukas 4:1-
13. Di sini kita disaksikan bagaimana Yesus, setelah dibaptis di sungai yordan, diurapi Roh
Kudus, dan dihadapkan pada padang gurun selama empat puluh hari, dimana Yesus diuji oleh
Iblis.
Pertama-tama, penting bagi kita untuk memahami bahwa setiap dari kita akan menghadapi
pencobaan dalam hidup. Bahkan, Yesus sendiri tidak luput dari ujian ini. Namun, yang
membedakan adalah bagaimana kita merespons pencobaan tersebut.
Kita belajar dari contoh Yesus bahwa ketika kita dihadapkan pada pencobaan, kita tidak
sendirian. Roh Kudus hadir untuk memberikan kekuatan kepada kita. Yesus, meskipun kelaparan
dan lemah fisik, tetap kokoh dalam iman-Nya. Ini mengajarkan kepada kita bahwa kekuatan
sejati kita berasal dari Tuhan.
Ada beberapa point yang akan kita pelajari dari perjalanan Yesus untuk menjadi patokan kita
dalam menjalani hidup dengan segala tantangan dan cobaan yang ada
1.Dalam percobaan pertama, Iblis menawarkan untuk mengubah batu menjadi roti. Ini bukan
hanya tentang makanan jasmani, tetapi juga tentang kebutuhan rohani. Namun, Yesus menjawab
dengan firman yang mengajarkan bahwa kebutuhan spiritual jauh lebih penting daripada yang
materi(lukas 4:3-4).
Oleh sebab itu jangan sampai karna kebutuhan akan tubuh jasmani kita meragukan Firman
Tuhan sebagai kebutuhan hidup kita juga
2.Percobaan kedua adalah tentang tawaran atas kekuasaan dunia. Iblis menawarkan segala
kerajaan di dunia ini kepada Yesus. Namun, Yesus menegaskan bahwa hanya Allah yang pantas
disembah dan hanya pada-Nya kita harus bergantung(lukas 4:5-8). Dalam menjalani hidup ini
tentunya kita membutuhkan yang nama nya harta,kekayaan dan kehormatan namun jangan
sampai kita semua itu menjadi fokus utama kita untuk di sembah
3.Percobaan terakhir mengajak Yesus untuk melompat dari Bait Allah. Ini adalah godaan untuk
menguji Tuhan. Tetapi Yesus menegaskan bahwa kita tidak boleh mencobai Allah, kita harus
percaya sepenuhnya pada-Nya(lukas 4:9-12)
Kesimpulan:
Saudara-saudaraku dari renungan saat ini Kita diingatkan untuk tidak tergoda oleh keinginan
jasmani atau janji-janji dunia. Kita diajarkan bahwa kehidupan yang sungguh-sungguh dan
kekuatan yang sejati berasal dari ketaatan kepada Allah dan firman-Nya.
Dan Janganlah kita meremehkan kekuatan pencobaan sekalipun kita merasa mampu
menghadapinya, tetapi percayalah bahwa Allah senantiasa memberikan jalan keluar. Melalui
iman yang teguh dan ketergantungan pada Roh Kudus, kita dapat mengatasi setiap pencobaan
yang datang.
Oleh sebab itu bergantunglah sepenuhnya pada Tuhan Yesus lewat firman-Nya karna di dalamya
kita akan temukan kekuatan untuk mengahadapi setiap godaan iblis yang menyerang kita.

Anda mungkin juga menyukai