LEMBAR PERSETUJUAN
Mengetahui
Kepala Bidang Studi Kesehatan
i
YAYASAN MUZTAHIDIN AL – AYUBI (YMA)
SMK TARUNA TERPADU 1
(Borcess Ashokal Hajar)
TERAKREDITASI “A”
Jl.Raya Semplak, Salabenda Blk Telkom Bogor Telp. (0251) 7542504
AKTE NOTARIS No. : 10 TGL 24 September 1999, Ny. Husna Darwis, SH
IZIN No : 421.3/2673/Kep?Disdik?2001(Teknik Kendaraan Ringan – Multimedia – Teknik Komputer Jaringan)
(Teknik Sepeda Motor – Broadcasting – Keperawatan – Farmasi – Perbankan – Adm. Perkantoran)
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Menyetujui,
Kepala Sekolah SMK Taruna Terpadu 1
ii
YAYASAN MUZTAHIDIN AL – AYUBI (YMA)
SMK TARUNA TERPADU 1
(Borcess Ashokal Hajar)
TERAKREDITASI “A”
Jl.Raya Semplak, Salabenda Blk Telkom Bogor Telp. (0251) 7542504
AKTE NOTARIS No. : 10 TGL 24 September 1999, Ny. Husna Darwis, SH
IZ No : 421.3/2673/Kep?Disdik?2001(Teknik Kendaraan Ringan – Multimedia – Teknik Komputer Jaringan)
(Teknik Sepeda Motor – Broadcasting – Keperawatan – Farmasi – Perbankan – Adm. Perkantoran)
Penguji I Penguji II
……………….. ..………………
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMK Taruna Terpadu 1
iii
YAYASAN MUZTAHIDIN AL – AYUBI (YMA)
SMK TARUNA TERPADU 1
(Borcess Ashokal Hajar)
TERAKREDITASI “A”
Jl.Raya Semplak, Salabenda Blk Telkom Bogor Telp. (0251) 7542504
AKTE NOTARIS No. : 10 TGL 24 September 1999, Ny. Husna Darwis, SH
IZIN No : 421.3/2673/Kep?Disdik?2001(Teknik Kendaraan Ringan – Multimedia – Teknik Komputer Jaringan)
(Teknik Sepeda Motor – Broadcasting – Keperawatan – Farmasi – Perbankan – Adm. Perkantoran)
Pembimbing PKL
iv
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas
1. NIS : 19200470
2. Nama : Aoliya Dwi Septianie
3. Tempat / Tanggal Lahir : Majalengka,11 September 2004
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Suku/bangsa : Sunda/Indonesia
7. No. Telepon : 085719510095
B. Pendidikan
1. SDN Kalisuren 01 : Lulusan Tahun 2016
2. MTS Al-Madani : Lulusan Tahun 2019
3. SMK Taruna Terpadu 1 : Masih Sekolah
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah Swt. Atas limpahan
rahmat, ridha, dan karunia-Nya laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dapat
diselesaikan tepat waktu. Shalawat serta salam tak lupa dihaturkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Laporan kegiatan PKL ini disusun sebagai salah satu syarat
pada proses pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan SMK Taruna Terpadu
boAsh 1 Bogor.
Kelancaran kegiatan PKL ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu:
1. Orang Tua tercinta yang telah memberikan doa, dukungan serta motivasi
2. Ketua Yayasan SMK Taruna Terpadu 1, Bapak Muztahidin Al-Ayyubi
3. Kepala Sekolah SMK Taruna Terpadu 1, Bapak Rohmat TZ, SE.M.Pd
4. Kepala Program Studi Keperawatan, Bapak Suryadi S.Kep
5. Bapak/Ibu Guru Produktif Keperawatan SMK Taruna Terpadu 1
6. Bapak Ramdhani Fikri, Direktur Klinik Nabiya Medika Parung
7. Esti Diandra, Amd.Keb, Pembimbing di Klinik Nabiya Medika Parung
8. Bapak/Ibu Struktural dan Seluruh Guru SMK Taruna Terpadu 1 dan semua
pihak yang telah membantu memberikan dorongan kepada kami.
Laporan ini menjelaskan aktivitas PKL yang telah dilaksanakan Dalam proses
pembuatan laporan tentu masih terdapat banyak hiu Oleh karena itu, kritik dan
saran sangat kami harapkan demi perbaikan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
pembaca
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
F. Perencanaan / Instruksi Kerja .............................................................. 21
G. Tindakan Keperawatan / Implementasi Keperawatan ......................... 21
H. Evaluasi ditulis sesuai catatan perkembangan kondisi kesehatan klien yaitu
SOAPIE ................................................................................................ 23
BAB IV PEMBAHASAN
A. Sejarah Klink Nabiya Parung Bogor ................................................... 30
B. Hasil Kegiatan PKL ............................................................................. 32
C. Pengalaman dan kendala selama PKL ................................................ 33
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 35
B. Saran ..................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Tujuan Praktik Lapangan Kerja
1. Untuk sebagai bahan perbandingan antara materi yang didapat disekolah
dengan apa yang terjadi di rumah sakit.
2. Memberikan sebuah pengalaman yang nyata tentang dunia kerja yang
nantinya akan ia hadapi
3. Sebagai penambah wawasan serta pengalaman dan jenis keterampilan
siswa tentang dunia kesehatan .
4. Mengetahui keadaan tempat kerja yaitu rumah sakit secara langsung serta
berkomunikasi dan berinteraksi secara langsung secara professional
didalam dunia kerja yang sebenarnya.
5. Membuat siswa dapat mengimplementasikan materi yang didapat
disekolah dalam keaadan yang sebenarnya.
6. Menumbuhkan etos kerja yang baik untuk kedepannya serta membuat
siswa menjadi lebih disiplin.
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3
Kebutuhan dasar manusia menurut beberapa tokoh ahli, yaitu:
a. Kebutuhan dasar menurut Abraham Maslow
Ada 5 kebutuhan dasar yang dimiliki dan harus dipenuhi oleh manusia,
diantaranya :
1. Kebutuhan fisiologis (pshysiologic needs)
Sesuai dengan namanya kebutuhan fisiologis ini berhubungan dengan fisik dan
body manusia, hal inilah yang yang menjadikan kebutuhan ini yang paling
penting, manusia bisa menjadi hilang fungsi ketika kebutuhan fisiknya tidak
terpenuhi dengan baik. Seperti kebutuhan akan cairan, nutrisi, oksigenisasi,
eliminasi, istirahat, temperature, tempat tinggal, dan juga sex.
2. Kebutuhan keselamatan dan rasa aman (Safety and Security Needs)
Kebutuhan akan keselamatan dan keamanan dibagi menjadi dua, yakni
keselamatan fisik dan keselamatan fisiologis. Keselamatan fisik ini melibatkan
situasi dimana mengurangi atau mengeluarkan ancaman yang ada dalam tubuh
atau kehidupan kita. ancaman tersebut meliputi penyakit, kecelakaan,
kerusakan lingkungan dan lain sebagainya. Sedangkan keselamatan fisiologis
memiliki hubungan dengan keadaan psikis seseorang. Keadaan psikis tidak
kalah pentingnya dengan keadaan fisik, jika psikis kita merasa terkena
ancaman maka aktivitas sehari-hari akan terganggu.
3. Kebutuhan cinta dan rasa memiliki (Love and Belonging Needs)
Pada umumnya manusia ingin mendapatkan sebuah pengakuan dari orang lain
dan ingin diterima oleh semua pihak baik teman, keluarga maupun tetangga.
Selain itu rasa cinta dan memiliki juga diharapkan oleh semua manusia. perlu
anda ketahui bahwasannya manusia bisa memenuhi kebutuhan ini dengan
4
bentuk mencari cinta dan rasa memiliki ataupun menyebar atau membagi cinta
setelah kebutuhan akan keselamatan dan keamanan mereka terpenuhi.
4. Kebutuhan aktualisasi diri (Need for Self Actualization) :
Aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang berada di tingkat paling tinggi.
Tidak mudah untuk mengaktualisasikan diri, karena untuk mencapai tingkat
tersebut manusia harus mampu memiliki kinerja yang bagus dan memiliki
kepribadian multi dimensi yang matang agar bisa menyelesaikan sebuah
problematika dalam hidupnya.
n) Belajar dan memenuhi rasa ingin tahu dalam hal perkembangan dan
kesehatan normal.
o) Ikut serta dan bermain peran dalam bentuk rekreasi.
5
D. Pengertian Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan (KDTK) Pada
Pemenuhan KDM
6
Metode pengkajian melalui :
a. Wawancara atau anamnesa melalui pasien nya langsung atau
melalui keluarga pasien sehingga menghasilkan data subjektif.
b. Pemeriksaan fisik dengan melalukan inspeksi, auskultasi, palpasi dan
perkusi, atau melalui observasi atau pengamatan terhadap pasien
sehingga menghasilkan data objektif.
c. Melalui studi dokumentasi catatan medis dan catatan pasien
terintegrasi ( CPPT ) dengan melihat data di rekam medis baik data
fisik, data pemeriksaan penunjang yang mendukung kondisi
kesehatan.
3. Analisa Data (Masalah Keperawatan)
Analisa data adalah data yang telah dipilih dan di analisa berdasarkan
kepentingan yang perlu segera ditangani.Siswa dalam melakukan analisa data
memerlukan kemampuan mengaitkan data dan menghubungkan data tersebut
dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan
dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan klien.
Fungsi analisis :
a. Dapat menginterpretasi data keperawatan dan kesehatan sehingga data
yang diperoleh memiliki makna dan arti dalam menentukan masalah dan
kebutuhan klien.
b. Sebagai proses pengambilan keputusan dalam menentukan alternatif
pemecahan masalah yang dituangkan dalam rencana asuhan keperawatan
sebelum melakukan tindakan keperawatan.
Analisa data menghasilkan Diagnosa Keperawatan atau masalah
keperawatan yang selanjutnya masalah keperawatan disusun berdasarkan
skala prioritas dari skala prioritas yang paling tinggi yaitu yang harus
segera ditanggulangi karena alasan gawat darurat atau mengancam
kehidupan atau akan menjadikan kerusakan permanen sampai dengan
skala yang paling rendah yang tetap ditangani secara bertahap.
7
4. Perencanaan Tindakan Keperawatan ( Planning )
Merupakan suatu kegiatan proses penyusunan berbagai rencana
intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk tujuan mencegah,
menurunkan, mengurangi, menghilangkan atau menyelesaikan masalah –
masalah yang ada pada pasien. Suatu perencanaan yang tertulis dengan baik
akan memberi petunjuk atau informasi apa yang direncanakan untuk tindakan
keperawatan, perencanaan adalah sumber informasi bagi semua yang terlibat
dalam asuhan keperawatan klien/pasien.
Syarat untuk menyusun rencana intervensi keperawatan adalah :
a. Tulisan harus jelas dan terperinci
b. Terbaca oleh tim Medis dan tim keperawatan maupun tim pelayanan
kesehaan lain ( informatif )
c. Bila ada program terapi : nama obat, dosis, cara pemberian dan waktu
harus ditulis
d. Rencana harus ditetapkan rencana jangka panjang mengacu kepada tujuan
atau rencana jangka pendek mengacu kepada masalah.
5. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria
hasil yang diharapkan (Gordon 1944).
Implementasi atau tindakan keperawatan yang dilakukan: Harus ditulis
tanggal, jam tindakan serta tanda tangan nama jelas yang melakukan
tindakan.
6. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah tahap penilaian terhadap hasil dari tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan pada pasien sampai sejauh mana apakah
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
8
F. Pengertian Diagnosa Pada Kasus Pelayanan Tindakan Keperawatan
1. Pengertian DBD
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit virus yang ditularkan
oleh nyamuk yang telah menyebar dengan cepat. Demam berdarah tersebar
luas diseluruh daerah tropis,dengan variasi risiko local yang dipengaruhi
oleh curah hujan,suhu,dan urbanisasi.kejadian demam berdarah telah
meningkat secara dramatis diseluruh dunia dalam decade terakhir.
Sebagian besar kasus tidak menunjukan gejala dan kareananya jumlah
actual kasus Demam Berdarah Dengue dilaporkan,jumlah kasus yang
dilaporkan meningkat dari 3,34 juta pada tahun 2016(WHO,2018)
Demam Berdarah Dengue (Dengue Haemorrhagic Fever) ialah suatu
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke
dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.Demam
Berdarah Dengue ialah suatu penyakit demam berat yang sering
mematikan, disebabkan oleh virus, ditandai oleh permeabilitas kapiler,
kelainan hemostasis dan pada kasus berat, sindrom syok kehilangan
protein.
9
d. DBD derajat IV
Penyakit DBD derajat IV disertai dengan syok berat atau profound
syok. Nadi pasien kulit diraba dan tekanan darah sulit untuk diukur.
3. Etiologi DBD
Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan oleh nyamuk. Virus dengue ini termasuk kelompok B
Arthropod virus (Arbovirus) yang sekarang dikenal sebagai genus
flavivirus,famili flaviviride,dan mempunyai 4 jenis serotipe yaitu DEN -
1,DEN-2,DEN-3.DEN-4. Infeksi dari salah satu serotipe menimbulkan
antibody terhadap virus yang bersangkutan,sedangkan antibodi yang
terbentuk untuk srotipe lain sangat kurang,sehingga tidak dapat
memberikan perlindungan terhadap serotipe lain. Seorang yang tinggal
didaerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh ¾ serotipe yang berbeda
selama hidupnya. Serotipe DEN-3 merupakan serotipe yang dominan dan
diasumsikan banyak yang menunjukan manifestasi klinik yang berat. 1,17-
30. Beberapa persen demam berdarah terus berkembang menjadi demam
berdarah dengue (DBD) yang berat. Biasanya demam mulai mereda pada
3-7 hari setelah onset gejala. Pada pasien juga bisa didapatkan tanda
peringatan (warning sign) yaitu sakit perut,muntah terus
menerus,perubahan suhu(demam hiportemia),perdarahan,atau perubahan
status mental (mudah marah,bingung0. Menurut WHO kriteri demam
berdarah dengue ialah demam yang berlangsung 2-7 hari,terdapat
manifestasi pendarahan, trombositopenia (jumlah trombosit <
100.000/mm), dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah.
10
beresiko mendapatkan manifestasi berat setelah terinfeksi virus dengue
(DBD/SSD) karena secara teori diyakini wanita lebih cenderung dapat
meningkatkan permebilitas kapiler dibanding dengan laki-laki.
5. Potogenesis DBD
Nyamuk Aedes spp yang sudah terinfeksi virus dengue,akan tetap
infeksi sepanjang hidupnya dan terus menularkan kepada individu yang
rentan pada saat mengigitbdan menghisap darah, setelah masuk kedalam
tubuh manusia, virus dengue akan menuju organ sasaran yaitu sel kuffer
hepar,endotel pembuluh darah, nodus, limpaticus, sum-sum tulang serta
paru-paru. Beberapa penelitian menunjukan sel monosit dan makro
mempunyai peran pada terinfeksi ini, dimulai dengan menempel dan
masuknya genom virus kedalam sel dengan bantuan organel sel dan
membentuk komponen perantara dan komponen struktur virus. Setelah
komponen perantara dan komponen struktur virus dilepaskan dari dalam
sel. Infeksi ini menimbulkan reaksi imunitas protektif terhadap serotipe
virus terhadap serotipe virus tersebut tetapi tidak ada cross protective
terhadap serotipe virus lainnya.
virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor nyamuk
Aedes Aegypti. Infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan
antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada
perlindungan terhadap serotipe lain.
6. Patofisiologi DBD
Fenomena patofiologi utama menentukan berat penyakit dan
membedakan demam berdarah dengue dengan dengue klasik ialah
tingginya permeabilitas dinding pembuluh darah,menurunnya volume
plasma, terjadinya hipotensi, trombosit penia dan diabetes hemoragik.
meningginya nilai hematokrit pada penderita dengan renjatan
menimbulkan dugaan bahwa renjatan terjadi sebagai akbat kebocoran
plasma kedarah ekstra vascular melalui kapiler yang rusak dengan
11
mengakibatkan menurunnya volume plasma dan meningginya nilai
hematokrit.
Mekanisme sebenarnya tentang patofisiologi dan potogenesis demam
berdarah dengue hingga kini belum diketahui secara pasti,tetapi Sebagian
besar menganut “ the secondary heterologous infection hypothesis” ysng
mengtakan bahwa DBD dapat terjadi apabila seseorang setelah infeksi
dengue pertama mendapat infeksi berulang dengan tipe virus dengue yang
berlainan dalam jangka waktu yang tertentu yang diperkirakan antara 6
bulan sampai 5 tahun.
Ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypti :
Badannya kecil, warnanya hitam dan berbelang-belang, menggigit pada
siang hari, badannya datar saat hinggap, hidup di tempat-tempat yang
gelap (terhindar dari sinar matahari, jarak terbangnya kurang dari 100 M
dan senang menggigit manusia).Aedes Aegypti betina mempunyai
kebiasaan berulang (multi diters) yaitu menggigit beberapa orang secara
bergantian dalam waktu singkat.
Menurut patokan dari WHO pada tahun 1975, diagnosa DBD (DHF) harus
berdasarkan adanya gejala klinik sebagai berikut :
a. Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari (tanpa sebab
jelas).
b. Manifestasi perdarahan: paling tidak terdapat uji turnikel positif dari adanya
salah satu bentuk perdarahan yang lain misalnya positif, ekimosis, epistaksis,
perdarahan yang lain misalnya petekel, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi,
melena, atau hematomesis.
c. Pembesaran hati (sudah dapat diraba sifat permulaan sakit).
d. Syok yang ditandai nadi lemah, cepat, disertai tekanan nadi yang menurun
(menjadi 20 mmHg atau kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistolik
menurun sampai 80 mmHg atau kurang), disertai kulit yang teraba dingin dan
lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki, pasien menjadi gelisah,
timbul sianosis disekitar mulut.
12
e. Tanda dan Gejala DBD
1. Demam tinggi hingga 40
2. Badan lemas
3. Kepala nyeri terutama dibelakang bagian mata
4. Sendi nyeri
5. Mual dan muntah
6. Batuk batuk
7. Sulit menelan makanan karena nyeri
8. Sesak nafas
9. Nyeri perut
13
d. Jarang menguras bak mandi
e. Gemar menumpuk baju kotor dirumah
f. Sering kelaur rumah malam-malam
g. Pergi kedaerah yang banyak kasus demam berdarah.
6. Pencegahan DBD
a) Menjaga kebersihan lingkungan rumahsecara rutin,terutama tempat
penampungan air.
b) Menggunakan obay nyamuk, baik itu obat nyamuk semprot, bakar atau
elektrik, pada pagi dan sore.
c) Mengoleskan lotion anti nyamuk
d) Memasang kasa nyamuk disetiap jendela atau ventilasi udara agar nyamuk
tidak masuk ke dalam rumah
e) Mengenakan baju lengan panjang dan celana panjang ketika eraktifitas
diluar.
f) Tidak menggantung pakaian di dalam kamar, karena biasa menjadi tempat
bagi nyamuk untuk bersembunyi.
g) Mendapat vaksin demam berdarah
7. Perawatan Demam
a) Pantau suhu dan tanda-tanda vital lainnya.
b) Monitor warna kulit dan suhu.
c) Berikan obat atau cairan IV (misalnya, antipiretik, agenantibakteri, dan agen
anti menggigil).
d) Monitor penurunan tingkat kesadaran.
e) Tutup pasien dengan selimut atau pakaian ringan, tergantung pada fase
demam yaitu: memberikan selimut hangat untuk fase dingin, menyediakan
pakaian atau linen tempat tidur untuk demam.
f) Dorong konsumsi cairan.
g) Fasilitasi istirahat.
h) kompres hangat pasien pada lipat paha dan aksila
14
8. Komplikasi DBD
1) Bintik-bintik kecil merah dikulit
2) Nadi lemah dan kulit lembab
3) Kehilangan selera makan
4) Sakit tenggorokan dan batuk
5) Pendarahaan dari gusi dan hidung
6) Kelelahan dan ketidaknyamanan
15
promotif,preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Pelayanan yang bersifat
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dilaksanakan dalam bentuk rawat
jalan, rawat inap, pelayanan satu hari (one day care) dan/atay home care.
Klinik rawat inap hanya dapat memberikan pelayanan rawat inap paling lama
5 hari. Apabila memerlukan rawat inap lebih dari 5 hari, maka pasien harus
secara terencana dirujuk ke rumah sakit.
16
BAB III
METODE PENULISAN LAPORAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN PASIEN RAWAT INAP KLINIK
NABIYA MEDIKA PARUNG BOGOR
A. BIODATA
Nama : Tn.Y
Usia : 21 Tahun
Alamat : KP.GN Calingcing
Tanggal Lahir : 16 Oktober 1999
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Buruh harian lepas
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki laki
Tanggal masuk klinik : 03April 2021 pukul 21.00 WIB
Tanggal pengkajian : 04 April 2021 pukul 06.00WIB
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Alasan Masuk Rumah Sakit : Orangtua pasien mengatakan
demam sudah 3 hari, mual, pusing,
nyeri pada ulu hati
2. Diagnosa Medis : Demam Berdarah
3. Penyakit Yang Pernah Dialami : Typhoid
17
C. KEBUTUHAN DASAR
1. Sirkulasi
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan umum : Sakit Sedang
Tekanan Darah : 100/60 MmHg
Respirasi : 18x/menit
Nadi : 64x/menit
Suhu : 37,8oC
Akral : Hangat
Sianosis : Tidak Ada
Oedema : Tidak Ada
Turgor Kulit : Kurang Elastis
Konjungtiva : Anemis
Sklera : Anikterik
2. Kebutuhan Nutrisi
Makan : 3x ½ porsi/ hari
Gangguan Intake Makan : Ada, Mual
Nafsu Makan : Berkurang
Diet Makan Nutrisi : Makanan tinggi protein,karbohidrat
18
5. Kebutuhan eliminasi
BAB : 1-2x/Hari, Konsistensi padat
BAK : 5-6x/hari
6. Kebutuhan Emosional
Ada Cemas : Tidak Ada
Perasaan Tidak Berharga : Tidak Ada
Ada Gelisah : Tidak Ada
8. Kebutuhan Penyuluhan
Membutuhkan penjelasan tentang perawatan : Iya
Kurang pengetahuan tentang pencegahan penyakit, minum obat,
perawatan luka kontrol : Iya
9. Kebutuhan Komunikasi
Gangguan Yang Menghambat Komunikasi : Tidak Ada
Penggunaan Bahasa Komunikasi : Bahasa indonesia
19
D. Pemeriksaan Fisik (Fokus Pada Area Yang MenajadiMasalah Pasien)
Pengelompokan data
Data subjektif : Orang tua pasien mengatakan demam sudah 3 hari,
mual,pusing,perut sakit dibagian ulu hati
Data objektif
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan umum : Sakit Sedang
Tekanan Darah : 100/60 MmHg
Respirasi : 18x/Menit
Nadi : 64x/Menit
Suhu : 37,8o C
Akral : Hangat
Sianosis : Tidak Ada
Oedema : Tidak Ada
Konjungtiva : Anemis
Sklera : Anikterik
Makan : 3x½ porsi/hari
Minum : 1300ml/hari
Skala Nyeri : 3/10
Pemeriksaan H2TL : Hemoglobin : 14,5 g/dl
Hematokrit : 40%
Leukosit : 3,000 / µL
Trombosit : 90.000/ µL
20
5. Gangguan nyaman nyeri berhubungan dengan proses penyakit.
6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
21
4. Mengkaji tanda-tanda dehidrasi pada pasien
Hasil : Kulit kurang elastis dan bibir tampak kering dan mata terlihat
cekung.
5. Menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering
Hasil : Pasien makan sebanyak 3x½ porsi/hari.
6. Memberikan pasien makanan dalam kondisi hangat
Hasil : Keluarga pasien mengatakan pasien masih terlihat mual.
7. Mengajarkan pasien teknik relaksasi dan distraksi saat nyeri
Hasil : Pasien merasa lebih nyaman dan nyeri berkurang
8. Mengkaji skala nyeri
Hasil : 2/10 .
9. Melibatkan keluarga pasien dalam membantu mobilisasi pasien
Hasil : Pasien dibantu oleh keluarga ke kamar mandi.
10. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi obat dan terapi infus
Hasil : Obat sudah diberikan sesuai instruksi dokter.
Pasien terpasang cairan infus RL 30 tetes / menit.
Ondansetron 1x8 mg/IV
Ketorolac 1x30 mg/IV
Paracetamol 3x500 mg/oral
Ultilox Forte 3x400 mg/oral
Ranitidine 2x150 mg/oral
11. kolaborasi dengan petugas laboratorium dalam pemeriksaan H2TL
Hasil:
Hemoglobin : 14,8g/dl
Hematokrit : 45 %
Leukosit : 3.100/ µL
Trombosit : 90.000/µL
22
H. Evaluasi Ditulis Sesuai CatatanPerkembangan Kondisi Kesehatan
KlienYaitu SOAPIE
23
A:
1. Kurang volume cairan berhubungan dengan
intake kurang adekuat.
2. Gangguaan perfusi jaringan berhubungan
dengan penurunan trombosit.
3. Kurang volume nutrisi dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake nutrisi kurang
adekuat.
4. Gangguan nyaman nyeri berhubungan dengan
proses penyakit.
5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan
kelemahan fisik.
P:
1. Observasi TTV, kesadaran serta keadaan
umum pasien
2. Libatkan keluarga pasien dalam pemberian
cairan
3. Kaji tanda – tanda dehidrasi pada pasien
4. Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering
5. Berikan pasien makanan dalam kondisi hangat
6. Anjurkan pasien teknik relaksasi dan distraksi
saat nyeri
7. Kaji skala nyeri
8. Libatkan keluarga pasien dalam membantu
mobilisasi pasien.
9. Observasi tetesan infus
10. kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
terapi obat
11. kolaborasi dengan petugas laboratorium dalam
pemeriksaan H2TL
24
I: implementasi (pelaksanaan)
1. Mengobservasikesadaran, keadaan umum,
tanda-tanda vital pasien
Hasil:
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Tekanah Darah : 110/80 mmhg
Respirasi : 22x/Menit
Nadi : 70x/Menit
Suhu : 37,20C
Akral : Hangat
Sianosis : Tidak Ada
Oedema : Tidak Ada
Konjungtiva : Ananemis
Sklera : Anikterik
2. Melibatkan keluarga pasien dalam pemberian
cairan
Hasil : pasien minum sebanyak 1700ml/hari
3. Mengkaji tanda-tanda dehidrasi pada pasien
Hasil : kulit kurang elastis
4. Menganjurkan pasien makan sedikit tapi
sering
Hasil : pasien makan bertambah menjadi 3 x
1 porsi/hari.
5. Memberikan pasien makan makanan dalam
kondisi hangat
Hasil:Pasien masih sedikit mual.
6. Mengajarkan pasien teknik relaksasi dan
distraksi saat nyeri
Hasil : Pasien merasa lebih nyaman dan nyeri
berkurang
25
7. Kaji skala
Hasil : 1/10
8. Libatkan keluarga pasien dalam membantu
mobilisasi pasien
Hasil : pasien dibantu oleh keluarganya ke
kamar mandi
9. Mengobservasi tetesan infus
Hasil : Tetesan infus lancar RL 30tpm
10. Berolaborasi dengan dokter untuk pemberian
terapi obat
Hasil : Paracetamol 1x gr/drip
Ranitidine 1x50mg/IV
Dexametashon 1x5mg/IV
11. Berkolaborasi dengan petugas laboratorium
dalam pemeriksaan H2TL
Hasil: Hemoglobin : 15,5g/dl
Hematokrit : 40 %
Leukosit. :4.000 / µL
Trombosit : 126.000/µL
E: Evaluasi
Masalah Teratasi Sebagian
26
NO Catatan Perkembangan Kesehatan ( SOAPIE ) Tanggal Tindakan
2 S: Pasien mengatakn masih sedikit mual dan sedikit 06/04/2021
nyeri perut bagian uluhati Jam 06.30
O: Data Objektif
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Tekanan Darah : 110/80 mmhg
Respirasi : 22x/Menit
Nadi : 70x/Menit
Suhu : 37,20C
Akral : Hangat
Sianosis : Tidak Ada
Oedema : Tidak Ada
Konjungtiva : Ananemis
Sklera : Anikterik
Makan : 3x 1 porsi/hari
Minum : 1700 ml/hari
Skala Nyeri : 1/10
Terpasang RL 30 tpm
Hasil Periksaan H2TL :
Hemoglobin : 15,5g/dl
Hematokrit : 40%
Leukosit : 4.000/µL
Trombosit : 126.000/µL
A:
1. Kekurangan volume cairan berhubungan
dengan intake kurang adekuat
2. Gangguan nyaman nyeri berhubungan
dengan proses penyakit
27
P:
1. Observasi kesadaran,keadaan umum,dan
tanda-tanda vital pasien
2. Libatkan keluarga pasien dalam pemberian
cairan
3. Ajarkan pasien teknik relaksasi dan distraksi
saat nyeri
4. Kaji skala nyeri
5. Observasi tetesan infus
6. kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
terapi obat
7. kolaborasi dengan petugas laboratorium
dalam pemeriksaan H2TL
I: implementasi (pelaksanaan)
1. Mengobservasi TTV, kesadaran serta
keadaan umum pasien
Hasil:
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Tekanah Darah : 120/80 mmhg
Respirasi : 21x/Menit
Nadi : 75x/Menit
Suhu : 36,60C
Akral : Hangat
Sianosis : Tidak Ada
Oedema : Tidak Ada
Konjungtiva : Ananemis
28
2. Melibatkan keluarga pasien dalam pemberian
cairan
Hasil : pasien minum sebanyak 1900 ml/hari
3. Menganjurkan pasien teknik relaksasi dan
distraksi saat nyeri
Hasil : pasien merasa lebih nyaman dan
nyeri berkurang
4. Kaji skala
Hasil : 0/10
5. Mengobservasi tetesan infus
Hasil : Infus pasien sudah di AFF
6. Berkolaborasi dengan dokter untuk
pemberian terapi obat
Hasil : pasien rencana pulang
7. Berkolaborasi dengan petugas laboratorium
dalam pemeriksaan H2TL
Hasil :
Hemoglobin : 15,1g/dl
Hematokrit : 44%
Leukosit : 5.700/µL
Trombosit : 167.000/µL
29
BAB IV
PEMBAHASAN
30
b. MISI :
1. Memelihara dan meningkatkan pelayanan mutu dan kepuasanKesehatan
individu dan masyarakat beserta lingkungannya.
2. Menyediakan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisiendengan
mengutamakan prinsip kehati-hatian.
3. Meningkatkan,membangun serta mengembangkan mutu pelayanan.
4. Peningkatan keilmuan (knowledge, skil attitude) dan memberikan
pelayanan kerja kepada para sdm dengan program yang terarah dan
terintegrasi.
5. Mendorong peran aktif masyarakat untuk bergaya hidup sehat.
6. Peningkatan kerjasama professional dalam system pelayanan media.
7. Menjadi mitra bisnis yang menjunjung tinggi atas kepercayaan demi
tercapainya hasil investasi yang optimal.
31
2. Rawat Inap
a. Ruang VIP = 1 Ruangan 1 Bed
b. Ruang RANAP lantai atas = 1 Ruangan terdiri dari 7 Bed
c. RuangRANAP lantai bawah = 1 Ruangan terdiri dari 4 Bed
d. Ruang Bersalin = 1 Ruangan 1 Bed
e. Ruang Nifas = 1 Ruangan 1 Bed
32
2. Target kompetensi yang dapat tercapai selama PKL
a. Berkomunikasi dengan santun (memperkenalkan diri sebagai siswa yang
akan melaksanakan PKL).
b. Melakukan pengkajian (anamnesa,menanyakan keluhan pasien).
c. pemeriksaan tanda-tanda vital : Mengukur Tekanan
Darah,Suhu,Nadi,Pernafasan).
d. komunikasi terapeutik dengan pasien dan keluarga pasien
e. Bed making / mempersiapkan tempat tidur
1. Tanpa pasien diatasnya
f. Tindakan personal hygiene
g. Membantu pemberian obat
h. Membantu pemberian cairan dan nutrisi
1. Membantu pemberian makan/minum per oral
2. Mengganti cairan infus
i. Tindakan pencegahan infeksi.
1. Cuci tangan yang baik dan benar
2. Menggunakan APD
33
i. Saya mendapat pengalaman cara memberikan obat pada pasien
j. Saya mendapat pengalaman menyuntikan obat melalui infus
k. Saya mendapat pengalaman cara sterilisasi alat
l. Saya mendapat pengalaman mengganti cairan infus
m. Saya mendapat pengalaman membuat kassa steril
34
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
PKL merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi kami.Banyak hal
yang tidak kami pelajari atau temukan di sekolah tetapi ditemukan disana.
Selama saya melaksanakan Praktek Kerja Lapangan, banyak pengalaman
serta pelajaranbaru yang saya dapatkan dan belum pernah didapatkan di
lingkungan Pendidikan sekolah.
Dari pengalaman yang ditemui selama Praktek saya bisa belajar
melakukan pekerjaan yang baik secara professional dalam bidang yang saya
minati, yaitu bidang Keperawatan, menerima komentar dan saran dari
pembimbing lapangan untuk kebaikan saya dan teman-teman.
B. Saran
a. Saran Untuk Sekolah
1) Pembekalan yang diberikan kepada siswa sebelum melaksanakan
PRAKERIN harus lebih ditingkatkan lagi
2) Pengecekan terhadap kehadiran dan isi kegiatan jurnal selama
PRAKERIN. lebih di tekankan lagi, karena sangat penting
3) Untuk guru mata pelajaran disekolah mohon diberikan keringanan
serta pemaklumannya kepada siswa yang sedang melaksanakan
PRAKERIN
4) Pelengkapan alat-alat praktek di Lab. Keperawatan yang harus
dilengkapi agar siswa/I dapat belajar dengan baik dan juga efektif
b. Saran UntukTempat PRAKERIN
1) Hubungan antara karyawan dengan siswa/i diperusahaan tetap
dijaga, agar terciptanya hubungan yang harmonis dan damai
2) Diharapkannya kerjasama antara sekolah dengan perusahaan agar
terciptanya peluang yang semakin besar untuk siswa/I yang ingin
melaksanakan PRAKERIN
3) Memberikan penghargaan/apresiasi untuk perusahaan karena telah
memberikan sebagian ilmu,waktu dan pengalaman kepada siswa/i
yang telah melaksanaan PRAKERIN
35
DAFTAR PUSTAKA
36