Anda di halaman 1dari 12

Pola Pengeboran dan

peledakan

RAGIL EZRA PERWIRA


(23132036)
Daftar Isi
Pola Pemboran dan Peledakan
Geometri Peledakan
Secondary Blasting
Mengatasi Gagal Ledak (misfire)
Pola Pengeboran dan Peledakan

Pola Pengeboran

Dalam operasi pertambangan terbuka, pola pemboran lubang ledak


memainkan peran krusial dalam menentukan keberhasilan proses
peledakan. Ketersediaan bidang bebas yang memadai menjadi
faktor utama yang mempengaruhi hasil dari peledakan yang
dilakukan. Berikut ini beberapa pola pemboran lubang ledak yang
sering digunakan dan manfaat masing-masing pola tersebut.
Pola Pengeboran dan Peledakan
POLA PEMBORAN BUJUR SANGKAR (SQUARE PATTERN):
Pada pola ini, ukuran burden (B) sama dengan ukuran spasi (S),
sehingga memastikan penempatan lubang bor dilakukan dengan
mudah dan cepat. Kesederhanaan dalam menentukan titik
pemboran merupakan keunggulan utama dari pola ini. Selain itu,
penggunaan pengaturan waktu tunda peledakan V delay
membantu memastikan hasil peledakan terkonsentrasi pada
satu titik tertentu, mempermudah proses penambangan
selanjutnya.

POLA PEMBORAN PERSEGI PANJANG (RECTANGULAR PATTERN):

Pada pola ini, ukuran spasi (S) dalam satu baris lebih besar dari
ukuran burden (B). Kelebihan pola ini terletak pada
fleksibilitasnya yang dapat disesuaikan dengan kondisi geologi
yang berbeda. Pemilihan pola yang tepat dapat membantu
memaksimalkan efektivitas peledakan dengan mengoptimalkan
distribusi material peledakan.
Pola Pengeboran dan Peledakan

POLA PEMBORAN ZIG ZAG (STAGGERED PATTERN):


Pola ini dirancang untuk memberikan keseimbangan tekanan
yang optimal pada area peledakan. Dengan menggunakan pola
zigzag, tekanan peledakan dapat disebar secara merata, sehingga
memastikan bahwa batuan yang tidak terkena dampak langsung
peledakan akan tetap utuh. Selain itu, penggunaan delay yang
efisien meminimalkan waktu yang dibutuhkan, sehingga proses
peledakan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efektif.
Pola Pengeboran dan Peledakan

Pola Peledakan

Pola peledakan merupakan urutan waktu peledakan antara lubang –


lubang bor dalam satu baris dengan lubang bor pada baris
berikutnya ataupun antara ubang bor yang satu dengan lubang bor
yang lainnya. Pola peledakan iniditentukan berdasarkan urutan
waktu peledakan serta arah runtuhan material yang diharapkan.
Urutan waktu peledakan juga sangat mempengaruhi arah dan
ukuran material yang terledakan. Berdasarkan arah runtuhan
batuan, pola peledakan diklasifikasikan sebagai berikut :
Pola Pengeboran dan Peledakan
Pola peledakan Corner Cut (Echelon)
Pola peledakan ini diterapkan untuk lokasi peledakan yang
memiliki tiga bidang bebas (free face), arah lemparan hasil
peledakan dengan menggunakan pola peledakan ini adalah
kearah pojok (corner).

Pola Peledakan V-Cut


Pola peledakan ini diterapkan untuk lokasi peledakan yang
memiliki dua bidang bebas (free face), arah lemparan hasil
peledakan dengan menggunakan pola ini adalah kearah tengah
(center) dengan pola peledakan menyerupai huruf V.

Pola Peledakan V-Cut


Pola peledakan ini diterapkan untuk lokasi peledakan yang hanya
mempunyai satu bidang bebas (free face) yakni permukaan yang
bersentuhan langsung dengan udara kearah vertical. Pola
peledakan ini bertujuan untuk menghasilkan bongkahan awal
seperti kotak (box) dengan control row ditengah-tengah
membagi dua rangkaian.
Geometri Peledakan
Geometri peledakan merupakan suatu cara perhitungan mengenai kegiatan peledakan yang
ditujukan supaya kegiatan peledakan dapat bekerja secara optimum, Perhitungan tersebut
didapat berdasarkan percobaan- percobaan kegiatan peledakan. Perhitungan geometri
peledakan diperkenalkan oleh berbagai ahli diantaranya Anderson (1952), Pearse (1955), RL Ash
(1963), Langefors (1978), Копуа (1972), Foldesi (1980). Olofsson (1990) dan Rustan (1990).
Secondary Blasting

Peledakan bongkah batu atau secondary blasting adalah


peledakan untuk memperkecil bongkah agar terbentuk
fragmentasi batuan yang berukuran sesuai dengan
pekerjaan selanjutnya Biasanya dilakukan jka:
Hasil Fragmentasi tidak sempurna
Adanya Boulder yang besar sehingga sangat mengganggu
keberlangsungan Produksi Tambang
Terganggunnya Proses Chocking dalam rongga
penggerus (Crushing)
Mengatasi Gagal Ledak (Misfire)
Misfire berarti kegagalan total atau sebagian dari bahan peledak untuk meledak sesuai rencana.
Produk bahan peledak atau piroteknik yang tertinggal di dalam tanah atau di muckpile dapat
dipicu oleh efek mekanis apa pun selama tahap penggalian, penggilingan, atau penghancuran
dalam proses penambangan, sehingga menyebabkan cedera atau kematian pada pelaku
peledakan atau operator. Mengatasi misfire berpotensi menjadi aktivitas paling berbahaya yang
harus dilakukan oleh pengelola lokasi dan Petugas Pemadam Kebakaran selama operasi
peledakan. Jika terjadi misfire, kemungkinan besar muatan dan detonator yang belum meledak
akan tertinggal di muka atau di tumpukan sampah. Bahan-bahan ini dapat meledak jika dibor ke
dalam, jika terkena bucket, roda, atau track ekskavator, atau jika secara tidak sengaja
dimasukkan ke dalam pabrik penghancur. Muatan yang tidak meledak juga dapat termuat secara
tidak sengaja dan dibawa keluar lokasi dengan kendaraan jalan raya atau ke tip lokasi. Dalam
kondisi seperti ini, terdapat risiko bahaya bagi operator atau masyarakat, terutama dari fly-rock
jika terjadi ledakan.
Referensi
dokumen.tips. (2015, Juni). Peledakan Bongkah (Secondary Blasting). Retrieved from
dokumen.tips:https://dokumen.tips/amp/documents/12-peledakan-bongkah-secondary-
blasting.html

SAPUTRA, M. (2016, Juli). ANALISI RANCANGAN GEOMETRI PELEDAKAN. Retrieved from


ecampus.sttind.ac.id: https://ecampus.sttind.ac.id/sttind/AmbilLampiran?
ref=3037&jurusan=&jenis=Item&usingId=false&download=false&clazz=ais.database.model.file.La
mpiranLain

shabartum, b. (2016, februari). Pola pemboran lubang ledak pada tambang terbuka. Retrieved
from bimashabartum.co.id: https://bimashabartum.co.id/pola-pemboran-lubang-ledak-pada-
tambang-terbuka/
- Terima Kasih -

Anda mungkin juga menyukai