Anda di halaman 1dari 2

20 Days in Mariupol Raih Penghargaan Festival Film Internasional

Film Dokumenter yang disutradarai Mstyslav Chenov memiliki kemampuan unik untuk
mengangkat kisah nyata dan menyuguhkannya dalam bentuk visual yang memukau. Salah
satu contoh film yang mencoba menggambarkan kehidupan nyata di awal perang Rusia-
Ukraina pada Februari 2022.
Karya Jurnalis video pemenang hadiah pulitzer di The Associated Press dan Presiden
Asosiasi Fotografer Professional Ukraina tersebut telah menerima lebih dari 20 penghargaan
dan 40 nominasi secara umum. Film yang mengisahkan peristiwa dramatis selama 20 hari di
kota Mariupol, memberikan penontonnya pandangan mendalam tentang perjuangan dan
ketahanan dalam menghadapi situasi sulit.
Film dokumenter ini juga menjadi sorotan karena mencoba merangkum kisah nyata yang
terjadi dalam rentang waktu 20 hari di kota Mariupol, Ukraina.
“Film ini tidak hanya berfokus pada aspek perang, tetapi juga menyoroti kehidupan sehari-
hari masyarakat yang terkena dampak konflik.” Ucap DR. Vasyl Hamiann, Ambassador
Extraordinary and Plenipotentiary of Ukraine to the Republic of Indonesia pada Jumat (22/2).
Film ini tidak hanya bertujuan untuk menghibur, tetapi juga menyampaikan pesan yang
mendalam kepada penontonnya.
“Melalui kisah dramatis ini, 20 Days in Mariupol mengajak penonton untuk merenung
tentang kekuatan kemanusiaan, ketahanan, dan solidaritas di tengah-tengah konflik.
Ditambah lagi, tiap perbedaan baik agama, negara, dan Tuhan tidak seharusnya menjauhkan
sikap empati manusia” Tambahnya.
Melalui lensa sutradara dan penulis skenario, penonton diundang untuk merasakan atmosfer
ketegangan dan keberanian yang melekat pada setiap adegan. Tak heran jika film ini
mendapat berbagai penghargaan mulai dari Festival Film Internasional (FFI) seperti
Sundance, Berlinale, Tribeca, hingga masuk nominasi Oscar 2024.
Film ini dimulai dengan pendaratan pasukan musuh di Mariupol, yang menyebabkan kota
tersebut berada dalam kekacauan. Ledakan bom yang terjadi di tempat tak terduga
menimbulkan ketakutan masyarakat. Para karakter utama, yang terdiri dari warga sipil dan
tentara lokal, diperkenalkan kepada penonton.
Cerita berkembang seiring berjalannya waktu, menunjukkan perjuangan mereka untuk
bertahan hidup dan melindungi kota mereka.
“Ketika saya bangun, saya sudah dalam situasi buruk, bangunan hancur dan suara ledakan
yang terjadi di sekiling kota, saya hanya ingin negara Ukraina bukan negara Rusia” hasil
wawancara Chernov dalam dokumenternya.
Dalam 20 hari yang sulit, para tokoh ini menghadapi ujian nyata cinta, persahabatan, dan
keberanian. Kehilangan anak dan keluarga sudah tak terelakkan lagi. Film dokumenter ini
membawa penonton untuk ikut merasakan kekejaman invasi Rusia.
Pesan perdamaian dan harapan diungkapkan melalui setiap adegan, memberikan dimensi
ekstra pada pengalaman menonton.
“Dari segi visual, film ini menawarkan pemandangan yang kuat dan mencengangkan.
Sutradara dengan cerdas menggunakan teknik sinematik untuk menggambarkan keindahan
dan kehancuran kota Mariupol. Setiap adegan diarahkan dengan presisi, menciptakan
atmosfer yang sesuai dengan tema film. Chernov sendiri telah merekam lebih dari 30 jam
rekaman versi RAW. Kameranya telah merekam rumah sakit, kuburan masal, hingga orang-
orang Mariupol yang menjarah toko untuk mencari makanan.” Kata Iqbal Himawan, Jurnalis
Senior, Metro TV.
20 Days in Mariupol bukan hanya sekadar film perang, tetapi sebuah karya seni yang
menggambarkan kehidupan nyata dengan penuh emosi dan mendalam. Dengan plot yang
kuat, karakter yang memikat, dan pesan yang mendalam, film ini mengundang penonton
untuk menyelami kisah perjuangan yang mungkin jarang terungkap di media massa. Sebuah
pengalaman sinematik yang patut untuk dijelajahi.

Anda mungkin juga menyukai