Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Varira Candra Dewi

NPM : 236210392

KELAS : 2B

1. Aristoteles (350 SM). Dalam "Poetics," Aristoteles mendefinisikan drama sebagai

karya sastra yang menggambarkan tindakan manusia melalui dialog, dengan tujuan
(Afriadi 2019)
membangkitkan emosi tertentu pada penonton.

2. Plato (400 SM). Plato menekankan pentingnya drama sebagai medium untuk

memperbaiki moralitas masyarakat, dengan menyajikan contoh-contoh karakter yang


(Nazri 2019)
patut dicontoh atau dihindari.

3. Friedrich Nietzsche (19th century). Nietzsche menggambarkan drama bangsawan

sebagai wujud seni yang mengeksplorasi konflik manusia dengan keberadaan dan
(Irianto 2023)
nilai-nilai moralitas.

4. George Bernard Shaw (20th century). Shaw memperkenalkan konsep "drama moral"

yang menyoroti konflik antara tindakan moral dan keinginan individual, seringkali
(Suyadi 2019)
dengan sentuhan kritik sosial yang kuat.

5. Anton Chekhov (19th-20th century). Chekhov mengembangkan gagasan drama

psikologis, yang menekankan penggambaran karakter dan keadaan mental mereka


(Suyadi 2019)
dalam konteks yang kompleks.

6. Bertolt Brecht (20th century). Brecht memperkenalkan konsep "teater epik," yang

bertujuan untuk mendidik penonton dengan memperlihatkan realitas sosial secara


(Deenerwan & Said 2021)
kritis, bukan sekadar mengeksploitasi emosi.
7. William Shakespeare (16th-17th century). Shakespeare dikenal karena keahliannya

dalam menciptakan karakter yang kompleks dan mempersembahkan konflik yang


(Arybowo n.d.)
menggugah dalam drama bangsawan.

8. Aristotle Papanikolaou (21st century). Papanikolaou menyoroti aspek spiritualitas

dalam drama bangsawan, dengan menelusuri akar religius dan teologisnya.


(Mohd. Nasir, Bujang & Mat Hussain 2021)

9. Karel Čapek (20th century). Čapek menekankan peran drama bangsawan sebagai

cerminan dari konflik sosial dan politik yang ada dalam masyarakat.
(Nora, Taum & Adji 2022)

10. George Lukács (20th century). Lukács membahas peran drama bangsawan sebagai

refleksi dari konflik kelas dan kondisi sosial dalam masyarakat kapitalis.
(Advianturi & Mulyawati 2022)

11. Henrik Ibsen (19th century). Ibsen dikenal karena memperkenalkan drama realis,

yang menyoroti konflik dan masalah sosial yang dihadapi oleh karakter-karakternya.
(Putra 2022)

12. August Strindberg (19th-20th century). Strindberg mengeksplorasi konsep "teater

nonrealis," dengan menekankan penggunaan simbolisme dan metafora untuk


(Sum & Evizariza 2019)
menyampaikan pesan.

13. Émile Zola (19th century). Zola memperkenalkan konsep "drama naturalis," yang

menyoroti determinisme sosial dan kekuatan lingkungan dalam membentuk karakter


(Progam Studi, Jerman & Saksono Progam Studi n.d.)
dan tindakan manusia.
14. Luigi Pirandello (20th century). Pirandello dikenal karena memperkenalkan konsep

"teater absurd," yang mengeksplorasi ketidakpastian dan kebingungan manusia dalam


(Syamsul Anwar 2021)
dunia yang tidak rasional.

15. Jean-Paul Sartre (20th century). Sartre menyoroti peran drama bangsawan dalam

mengeksplorasi konsep kebebasan dan tanggung jawab individual dalam menghadapi


(Janice Jesslyne, Bangsawan & Rachmat Ramelan 2022)
situasi eksistensial.
DAFTAR PUSTAKA

Advianturi, N. & Mulyawati, I.M. 2022, ‘REFLEKSI SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA “SAIJAH
DAN ADINDA” SERTA RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA’,
Literasi : Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya, vol. 6, no. 2, p. 390.
Afriadi, D. 2019, ‘TEATER BANGSAWAN MUDA, FORMULA PERTUNJUKAN DRAMA MELAYU
BANGSAWAN MASA KINI’, Jurnal Ilmu Budaya, vol. 15, no. 2, pp. 115–26.
Arybowo, S. n.d., ABSTRAK.
Deenerwan, M. & Said, H. 2021, ‘Peranan Kuala Lumpur sebagai bandar kreatif dalam pembentukan
penggiat dan penonton kesenian Bangsawan’, Malaysian Journal of Society and Space, vol. 17, no. 2.
Irianto, I.S. 2023, ‘Rekonstruksi Dramaturgi Soekarno dalam Drama Rainbow: Poetri Kentjana Boelan’,
Dance and Theatre Review, vol. 6, no. 1, pp. 26–42.
Janice Jesslyne, N., Bangsawan, S. & Rachmat Ramelan, M. 2022, ‘PENGARUH PROMOSI MEDIA
SOSIAL PRODUK LE MINERALE PT. FRESINDO JAYA TERHADAP NIAT BELI KONSUMEN’,
JURNAL EKONOMI BISNIS DAN MANAJEMEN (EKO-BISMA), vol. 1, no. 2, pp. 74–82.
Mohd. Nasir, N.Y., Bujang, R. & Mat Hussain, E. 2021, ‘Animasi Cerita Bangsawan Puteri Saadong:
Adaptasi Teks dan Persembahan’, MANU Jurnal Pusat Penataran Ilmu dan Bahasa (PPIB), vol. 23.
Nazri, M. 2019, ‘TEKSTUR LAKON DRAMA BANGSAWAN RAJA KECIL PRODUKSI SANGGAR
TEATER MATAN PEKANBARU’, Jurnal Ilmu Budaya, vol. 15, no. 2, pp. 127–38.
Nora, M.Y., Taum, Y.Y. & Adji, S.E.P. 2022, ‘KONSEP-KONSEP REALISME SOSIALIS DALAM DUA
NASKAH DRAMA KARYA UTUY TATANG SONTANI: PERSPEKTIF SOSIOLOGI GEORG
LUKACS’, Sintesis, vol. 16, no. 1, pp. 62–72.
Progam Studi, M.S., Jerman, S. & Saksono Progam Studi, L.S. n.d., Hegemoni Budaya Pada Teks Nakah
Drama Dantons Tod Karya Georg Büchner.
Putra, G.R. 2022, ‘PERAN DINAS PARIWISATA PEMUDA OLAHRAGA DAN KEBUDAYAAN
DALAM MENGEMBANGKAN KEBUDAYAAN TEATER TRADISI DI KABUPATEN
INDRAGIRI HILIR’, JDP (JURNAL DINAMIKA PEMERINTAHAN), vol. 5, no. 2, pp. 94–107.
Sum, T.M. & Evizariza, E. 2019, ‘KEPAHLAWANAN PADA NASKAH DRAMA LAKSAMANA HANG
TUAH KARYA TENAS EFFENDI’, Jurnal Pustaka Budaya, vol. 6, no. 1, pp. 36–43.
Suyadi, S. 2019, ‘LAKON BANGSAWAN SUMATRA UTARA, TINJAUAN SINTAKTIKA’, MEDAN
MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan, vol. 17, no. 2, p. 180.
Syamsul Anwar, A.A.N.D. 2021, ‘AFINITY IN THE DRAMA TEXT OF ROMEO JULIET BY WILLIAM
SHAKESPEARE AND THE NOVEL OF LAILA MAJNUN BY NIZAMI’, SeBaSa, vol. 4, no. 2, pp.
137–51.

Anda mungkin juga menyukai