Template Laporan Akhir PKPA - DINKES PUSKESMAS
Template Laporan Akhir PKPA - DINKES PUSKESMAS
00/FRM-04/AKD-SPMI
Disusun Oleh
NAMA MAHASISWA
NPM:
Bulan 2023
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh
NAMA MAHASISWA
NPM:
Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Praktik Kerja
Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi
Universitas Bhakti Kencana
Menyetujui
Tim Pembimbing
Bandung, tgl-bln-tahun
Preseptor Pembimbing
Nama Instansi Universitas Bhakti Kencana
(Nama lengkap berikut gelar & Cap) (Nama lengkap berikut gelar)
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
KATA PENGANTAR
Laporan diketik dengan ukuran kertas HVS berukuran A4 (210 mm x 297 mm)
dan berat 80 g/m2 (HVS 80 GSM). Naskah laporan dicetak dengan batas 4 cm
dari tepi kiri kertas, dan 3 cm dari tepi kanan, tepi atas dan tepi bawah kertas.
Halaman kata pengantar dituliskan/dicetak pada halaman baru. Pada halaman ini
mahasiswa PPA berkesempatan untuk menyatakan terima kasih secara tertulis
kepada pembimbing baik preseptor tempat PKPA ataupun pembimbing dari
Fakultas Farmasi UBK dan pihak lain yang telah membantu terlaksananya PKPA.
Penulis
i
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................
...................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................vi
SUMPAH APOTEKER.........................................................................................vii
KODE ETIK APOTEKER...................................................................................viii
PEDOMAN DISIPLIN APOTEKER INDONESIA..............................................xi
STANDAR KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA..................................xviii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................19
I.1 Latar Belakang...............................................................................19
I.2 Tujuan PKPA.................................................................................19
I.3 Waktu dan Tempat PKPA..............................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
Catatan: Halaman daftar isi terdiri atas satu halaman atau lebih.
Daftar isi sebaiknya bukan diketik, tetapi dibangkitkan dengan
memakai fasilitas yang tersedia pada Word Processor
3
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
DAFTAR TABEL
Catatan: Halaman daftar isi terdiri atas satu halaman atau lebih.
Daftar isi sebaiknya bukan diketik, tetapi dibangkitkan dengan
memakai fasilitas yang tersedia pada Word Processor
4
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
DAFTAR GAMBAR
Catatan: Halaman daftar isi terdiri atas satu halaman atau lebih.
Daftar isi sebaiknya bukan diketik, tetapi dibangkitkan dengan
memakai fasilitas yang tersedia pada Word Processor
5
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
DAFTAR LAMPIRAN
6
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
v
SUMPAH APOTEKER
Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1962
7
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
BAB I
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1
Seorang Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
Sumpah/Janji Apoteker.
Pasal 2
Seorang Apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati dan
mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia.
Pasal 3
Seorang Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi
Apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip
kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya.
Pasal 4
Seorang Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang kesehatan
pada umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.
Pasal 5
Di dalam menjalankan tugasnya Seorang Apoteker harus menjauhkan diri dari
usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan
tradisi luhur jabatan kefarmasian.
Pasal 6
Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang
lain.
Pasal 7
8
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
BAB II
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP PASIEN
Pasal 9
Seorang Apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian harus mengutamakan
kepentingan masyarakat. menghormati hak azasi pasien dan melindungi makhluk
hidup insani.
BAB III
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP TEMAN SEJAWAT
Pasal 10
Seorang Apoteker harus memperlakukan teman Sejawatnya sebagaimana ia
sendiri ingin diperlakukan.
Pasal 11
Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk
mematuhi ketentuan-ketentuan kode Etik.
Pasal 12
Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan
kerjasama yang baik sesama Apoteker di dalam memelihara keluhuran martabat
jabatan kefarmasian, serta mempertebal rasa saling mempercayai di dalam
menunaikan tugasnya.
9
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
BAB IV
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP SEJAWAT PETUGAS
KESEHATAN LAIN
Pasal 13
Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun
dan meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai, menghargai dan
menghormati sejawat petugas kesehatan lain.
Pasal 14
Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang
dapat mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya kepercayaan masyarakat
kepada sejawat petugas kesehatan lain.
BAB V
PENUTUP
Pasal 15
Seorang Apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan kode etik
Apoteker Indonesia dalam menjalankan tugas kefarmasiannya sehari-hari. Jika
seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun tak sengaja melanggar atau tidak
mematuhi kode etik Apoteker Indonesia, maka dia wajib mengakui dan menerima
sanksi dari pemerintah, ikatan/organisasi profesi farmasi yang menanganinya
(IAI) dan mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 08 Desember 2009
10
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
BAB I
PENDAHULUAN
Apoteker Indonesia merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang
dianugerahi bekal ilmu pengetahuan dan teknologi serta keahlian di bidang
kefarmasian, yang dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemanusiaan,
peningkatan kesejahteraan rakyat dan pengembangan pribadi warga negara
Republik Indonesia, untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur,
berazaskan Pancasila dan Undang - undang Dasar 1945.
BAB II
TINJAUAN UMUM
1. Disiplin Apoteker adalah kesanggupan Apoteker untuk menaati kewajiban dan
menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan
11
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
dan/atau peraturan praktik yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi
hukuman disiplin.
2. Penegakan Disiplin adalah penegakan aturan-aturan dan/atau ketentuan
penerapan keilmuan dalam pelaksanaan pelayanan yang harus diikuti oleh
Apoteker.
3. Majelis Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia yang disingkat MEDAI, adalah
organ organisasi profesi Ikatan Apoteker Indonesia yang bertugas membina,
mengawasi dan menilai pelaksanaan Kode Etik Apoteker Indonesia oleh
Anggota maupun oleh Pengurus, dan menjaga, meningkatkan dan
menegakkan disiplin apoteker Indonesia.
4. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.
5. Praktik kefarmasiaan yang meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu
sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian
obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional, harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Tenaga kefarmasian adalah tenaga kesehatan yang melakukan pekerjaan
kefarmasian, yang terdiri atas Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian.
7. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga kesehatan yang membantu
Apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian, terdiri atas Sarjana
Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi dan Tenaga Menengah
Farmasi/ Asisten Apoteker.
8. Standar Pendidikan Apoteker Indonesia, yang selanjutnya disingkat SPAI
adalah pendidikan akademik dan pendidikan profesional yang diarahkan guna
mencapai kriteria minimal sistem pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat, di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
9. Kode Etik adalah Kode Etik Apoteker Indonesia yang menjadi landasan etik
Apoteker Indonesia.
12
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
13
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
BAB III
LANDASAN FORMAL
1. Undang-Undang Nomor 419 Tahun 1949 tentang Obat Keras.
2. Undang-Undang tentang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.
3. Undang-Undang tentang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1962 tentang Sumpah Apoteker.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan
Farmasi dan Bahan medis habis pakai.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
9. Peraturan Menteri Kesehatan, Peraturan Menteri Kesehatan, dan peraturan
turunannya.
10. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Apoteker Indonesia
(IAI), Kode Etik Apoteker Indonesia, serta peraturan-peraturan organisasi
lainnya yang dikeluarkan oleh IAI.
BAB IV
BENTUK PELANGGARAN DISIPLIN APOTEKER
1. Melakukan praktik kefarmasian dengan tidak kompeten. Penjelasan:
Melakukan Praktek kefarmasian tidak dengan standar praktek Profesi/standar
kompetensi yang benar, sehingga berpotensi menimbulkan/mengakibatkan
kerusakan, kerugian pasien atau masyarakat.
2. Membiarkan berlangsungnya praktek kefarmasian yang menjadi tanggung
jawabnya, tanpa kehadirannya, ataupun tanpa Apoteker pengganti dan/ atau
Apoteker pendamping yang sah.
14
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
15
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
BAB V
SANKSI DISIPLIN
Sanksi disiplin yang dapat dikenakan oleh MEDAI berdasarkan Peraturan per
Undang- Undangan yang berlaku adalah:
1. Pemberian peringatan tertulis
2. Rekomendasi pembekuan dan/atau pencabutan Surat Tanda Registrasi
Apoteker, atau Surat Izin Praktik Apoteker, atau Surat Izin Kerja Apoteker;
dan/atau
Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi pendidikan apoteker.
Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi atau Surat Izin Praktik yang
dimaksud dapat berupa:
1. Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi atau Surat Izin Praktik
sementara selama - lamanya 1 (satu) tahun, atau
2. Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi atau Surat Izin Praktik tetap
atau selamanya;
16
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
17
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
Standar Kompetensi
1. Praktik kefarmasian secara profesional dan etik
2. Optimalisasi penggunaan sediaan farmasi
3. Dispensing sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
4. Pemberian informasi sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
5. Formulasi dan produksi sediaan farmasi
6. Upaya preventif dan promotif kesehatan masyarakat
7. Pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
8. Komunikasi efektif
9. Ketrampilan organisasi dan hubungan interpersonal
10. Peningkatan kompetensi diri
18
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
BAB I PENDAHULUAN
Jangan memulai paragraf baru pada dasar halaman, kecuali apabila cukup tempat untuk
sedikitnya dua baris. Baris terakhir sebuah paragraf jangan diletakkan pada halaman baru
berikutnya, tinggalkan baris terakhir tersebut pada dasar halaman. Paragraf memuat satu pikiran
utama/pokok yang tersusun dari beberapa kalimat, oleh sebab itu hindarilah dalam satu
paragraf hanya ada satu kalimat
19
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
Jangan memulai paragraf baru pada dasar halaman, kecuali apabila cukup tempat untuk
sedikitnya dua baris. Baris terakhir sebuah paragraf jangan diletakkan pada halaman baru
berikutnya, tinggalkan baris terakhir tersebut pada dasar halaman. Paragraf memuat satu
pikiran utama/pokok yang tersusun dari beberapa kalimat, oleh sebab itu hindarilah dalam
satu paragraf hanya ada satu kalimat
GAMBAR
Judul gambar diletakkan simetris (centered) terhadap batas kertas yang boleh dicetak jika
judul tersebut terdiri dari satu baris. Jika judul gambar terdiri atas dua baris atau lebih, judul
gambar diletakkan rata baik terhadap batas kiri maupun batas kanan kertas yang boleh
dicetak (justified text) dan dalam hal ini baris kedua judul dan seterusnya yang merupakan
kelanjutan dari baris pertama, penulisan huruf awalnya dimulai di bawah huruf pertama pada
baris pertama judul gambar (gunakanlah fasilitas hanging pharagraph yang tersedia pada
Word Processor).
20
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
Lampiran dapat berupa tabel, gambar, dan sebagainya yang (dianggap) tidak merupakan
bagian tubuh utama laporan. Lampiran HARUS dirujuk dalam teks laporan dengan format:
”Lampiran 1“.
II.4 Pengelolaan Obat
II.5 Pengawasan dan Pengaturan
II.5.1 Subsub Judul (jika diperlukan)
II.5.2 Subsub Judul (jika diperlukan)
II.5.3 Subsub Judul (jika diperlukan)
21
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
22
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
IV.1 SubJudul
IV.1.1 Subsub Judul (jika diperlukan)
IV.2 Pembahasan
IV.2.1 Subsub Judul (jika diperlukan)
23
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
GAMBAR
GAMBAR
24
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
25
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka berisi semua pustaka yang digunakan mahasiswa dalam menyiapkan dan
menyelesaikan laporannyanya. Semua pustaka yang tercantum pada daftar pustaka harus
benar-benar dirujuk dalam penulisan. Daftar pustaka terdiri atas makalah dan buku yang
diterbitkan dan lazimnya dapat ditemukan di perpustakaan. Pustaka yang mengambil halaman
situs web/website internet merujuk pada aturan yang berlaku di bidangnya masing-masing.
Buku ajar (textbook) yang dimuat dalam daftar pustaka supaya diusahakan pustaka yang
paling mutakhir.
26
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
LAMPIRAN
27
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
28
02.77.00/FRM-04/AKD-SPMI
29