Tugas Anggri - Askeppaliatifcare (Kanker Prostat)
Tugas Anggri - Askeppaliatifcare (Kanker Prostat)
(KANKER PROSTAT)
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kep. Menjelang Ajal Dan Paliatif
Disusun Oleh :
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
KANKER PROSTAT
PENGANTAR
Karsinoma Prostat adalah keganasan yang berasal dari epitel kelenjar prostat, Berdasarkan data
International Agency for Research on Cancer (IARC) pada tahun 2018, Karsinoma Prostat
menempati urutan keempat keganasan yang sering ditemukan didunia yaitu sebanyak 7,1%,
Serta menempati urutan kedelapan keganasan yang sampai menyebabkan kematian yaitu
sebanyak 3,8%. Pada laki laki di dunia Karsinoma Prostat merupakan keganasan kedua yang
sering ditemukan yaitu sebanyak 13,5% dan menempati urutan keempat keganasan penyebab
kematian yang mencapai 6,7%. Diperkirakan pada 105 Negara di dunia memiliki prevelensi
karsinoma prostat yang tinggi dan prevalensi meningkat di Benua Asia, Prevalensi tertinggi di
Asia Barat 29%, dan terendah di Asia Selatan 4,5%.
Berdasarkan data Globocan 2018, ada sekitar 11.361 kasus baru kanker prostat di Indonesia,
Adapun sebanyak 5.007 orang meninggal akibat penyakit ini, Dalam sepuluh tahun terakhir
terjadi peningkatan insiden karsinoma prostat di Indonesia dan saat ini berada pada peringkat
kedua keganasan yang sering terjadi pada laki laki.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat 1,41 juta kasus prostat di dunia pada
tahun 2020. Sementara di Indonesia, WHO mencatat, ada 13.563 kasus kanker prostat baru dan
4.863 kematian akibat kanker prostat pada tahun 2020, Adapun prevelensinya sebesar 31,06
kasus per 100.000 Penduduk, Provinsi yang memiliki prevalensi tertinggi adalah D.I Yogyakarta,
Bali, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan yaitu sebesar 0,5%.
A. PENGERTIAN
Kanker Prostat adalah pertumbuhan dan pembelahan sel sel secara tidak terkendali (Abnormal)
dalam kelenjar prostat, suatu kelenjar kecil di panggul pria yang merupakan bagian dari sistem
reproduksi. Dalam tubuh, Prostat membantu mengontrol urin, juga memproduksi cairan yang
memberi nutrisi dan mengangkut sperma, Prostat juga berfungsi mengeluarkan antigen spesifik
prostat (PSA), Yakni protein yang membantu air mani mempertahankan keadaan cairnya.
Sementara kanker prostat merupakan sel kanker yang menyerang kelenjar prostat yang
letaknya diantara penis dan kandung kemih sehingga timbul nodul-nodul yang dapat diraba.
B. ETIOLOGI
PRIMER (Prima Medical Journal) 1 (1),42-51, 2018, Penyebab Kanker belum diketahui dengan
pasti, tetapi ada beberapa hal yang dapat meningkatkan faktor risiko terkena kanker prostat
yaitu usia, khususnya bagi pria usia lanjut harus meningkatkan kewaspadaan pada kondisi
kesehatan tubuhnya. Kanker prostat umumnya terjadi pada pria diusia 50 tahun ke atas, tetapi
sekarang ada juga yang berusia dibawah 50 tahun hal ini disebabkan oleh gaya hidup pria yang
kebanyakan sudah merokok dan minum alkohol dari usia sangat muda (William et al,2000).
Faktor risiko kanker prostat cukup bervariasi, meliputi riwayat keluarga, obesitas, Faktor
hormonal (diet tinggi lemak dan toksin), selain itu ditemukan penurunan kadar testosteron,
peningkatan kadar DHT, kebiasaan merokok, hubungan seksual/ perilaku seksual yg
menyimpang dan konsumsi alkohol (Purnomo, 2011).
C. PATOFISIOLOGI
Diduga adanya perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen pada usia
lanjut, hal ini mengganggu proses diferensiasi (Pembuatan) dan proliferasi (pengulangan) sel.
Difereniasi sel tang terganggu menyebabkan sel kanker, penyebab lain yaitu adanya
pertumbuhan yang stroma (pembesaran) yang berlebihan serta meningkatnya lama hidup sel
sel prostat karena berkurangnya sel sel yang mati sehingga menyebabkan terjadinya perubahan
materi genetik (Aritomang dan Somantri, 2017).
D. GEJALA KLINIS
Kanker prostat stadium awal hampir selalu tanpa gejala. Kecurigaan akan meningkat dengan
adanya gejala lain seperti : Nyeri tulang, Fraktur patologis ataupun penekanan sumsum tulang.
Untuk itu dianjurkan untuk pemeriksaan PSA lebih awal yaitu 40 tahun. Pemeriksaan utama
dalam kanker prostat adalah anamnesis perjalanan penyakit, pemeriksaan colok dubur, PSA
serum serta Ultraonografi transrektal, diagnosa pasti didapatkan dari biopsi prostat, selain itu
pemeriksaan histopatologis akan menemukan derajat dan penyebaran tumor.
1. Stadium A : Benjolan/ Tumor tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik, biasanya
ditemukan secara tidak sengaja setelah pembedahan prostat akibat penyakit lain.
2. Stadium B : Tumor terbatas pada prostat dan biasanya ditemukan pada pemeriksaan
fisik atau tes PSA
3. Stadium C : Tumor telah menyebar luar dari kapsul prostat, seperti kelenjar seminal
vesicle yang memproduksi semen tetapi belum sampai menyebar ke kelenjar getah
bening
4. Stadium D : Kanker menyebar (Metastase) ke kelenjar getah bening regional maupun
bagian tubuh lain ( misal: tulang, paru-paru).
KASUS
Pada hari Rabu, 8 Desember 2021, Seorang Laki laki berusia 67 tahun dibawa ke Rumah Sakit
Jakarta Timur oleh keluarga dengan keluhan Lemah lesu, Nyeri rasa terbakar ketika buang air
kecil sampai kepala pusing, Ada darah ketika BAK, Klien juga mengatakan Nyeri pada
pinggang dan pangkal paha dan merasa ingin buang air kecil terus menerus, Nokturia, dan
keadaan semakin melemah sempat kehilangan kesadaran.
Klien tampak lemah berbaring ditempat tidur, dan terlihat adanya penonjolan diperut
didaerah suprapubik, Teraba adanya rangsangan ingin buang air kecil jika ada tekanan dan
terdengar redup diaerah suprapubik ketika buli buli penuh.
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
No.RM : 195300xx1
1. Biodata
Nama : Tn. Ap
Umur : 67 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Pendidikan Terakhir : SD
Kondisi Klien yang melemah berbaring ditempat tidur, Mengeluh nyeri saat BAK, adanya darah
di air seni, dan mengatakan ada penonjolan didaerah suprapubik yang sudah lama diderita klien
yang semakin parah, baru dibawa ke Rumah sakit untuk yg pertama kali karena kesulitan
ekonomi.
a. Keluhan utama :
Nyeri ketika buang air kecil, Adanya darah ketika BAK, nyeri pada pinggang dan pangkal paha,
sering terbangun pada malam hari rasa ingin BAK.
Klien mengatakan saat BAK kepala terasa pusing akibat rasa nyeri.
Provocative : Penyebab nyeri ketika BAK adalah penyempitan lumen uretra dan akibat
pembesaran prostat, adanya darah di air kencing akibat dari pecahnya pembuluh darah kelenjar
prostat akibat serangan sel kanker ini terjadi pada stadium akhir/ lanjut.
Klien mengatakan tidak ada keluarga nya yang mempunyai riwayat sakit baik yang sama dengan
penyakitnya.
5. Riwayat Psikologis
Klien merasa menjadi beban karena dalam kegiatan sehari hari pun masih dibantu oleh istrinya
dan ia sudah tidak kuat lagi dan pasrah dengan penyakitnya.
Klien mengatakan hubungan dengan istri nya baik tetapi anak anak nya sudah tidak peduli
dengannya, Klien jarang beribadah selama sakit.
Pola Nutrisi : Makan klien kurang hanya menghabiskan 1/3 dari porsi yang diberikan.
Pola Eliminasi : Sering BAK tetapi tidak tuntas dan sering BAK pada malam hari.
Pola aktivitas/personal hygiene : Klien hanya terbaring dikasur sesekali jalan kekamar mandi
dibantu oleh istri, klien hanya dilap basah jarang cuci rambut.
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Klien :
c. Pemeriksaan Penunjang
ANALISA DATA
3. Nokturia
4. Urin menetes
Minor
subjektif objektif
Minor
Subjektif Objektif
2. merasa menderita
Minor
Subjektif Objektif
1. Pasrah 1. Menolak
berinteraksi (kecuali
2. Merasa bersalah istri)
3. merasa menjadi beban 2. Tidak berminat pada
alam/ literatur spritual
DIAGNOSIS
1. Gangguan Eliminasi Urin (D. 0040) b/d Penyempitan Lumen Uretra dan Pembesaran
Prostat
2. Nyeri Kronis (D. 0078) b/d Penyempitan Lumen Uretra dan Pecahnya Pembuluh Darah
Kelenjar Prostat Akibat Serangan Sel Kanker.
3. Distres Spiritual (D. 0082) b/d Gangguan pada keyakinan berupa kesulitan menerima
keadaan.
INTERVENSI
EVALUASI
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ) : Persatuan Perawat Nasional Indonesia 7(1), 27-32,2019
ABSTRACT
Pain is a common complaint post-treatment for cancer sufferers, even years after treatment. Pain
kontrol can be done by non pharmacological treatment, including using murottal therapy is therapy by
listening to the strains of holy verses of the Qur'an which is read by ' Qori. Research objectives to
determine the effectiveness of classical musik therapy with murottal therapy to decrease the level of
pain in cancer patients. Types of experimental Quasy research using the design form Three Group Pre
and Post Test with Kontrol Design. The population in this study is a cancer patient who is experiencing
pain. Samples numbered 75 respondents using the purposive sampling technique, consisting of
intervention groups and kontrol groups. Data analysis using Kruskal Wallis and Wilcoxon. The results
showed that the average level of pain in the intervention group after Murottal therapy was 13,00. This
shows the occurrence of pain reduction after being given murottal therapy. There is an influence on the
treatment of murottal to decrease the level of pain in cancer patients in the Islamic hospital Sultan
Agung Semarang with a value P = 0,000 (P-value < 0.05). The study provided recommendations to
nurses, cancer patients, students in order to help meet the self-need for comfort in pain kontrol.
Keywords: Classic musik therapy, murottal therapy, cancer , the level of pain
Efektifitas Terapi Murottal terhadap Penurunan Tingkat Nyeri pada Pasien Kanker
Nyeri adalah keluhan yang umum pasca pengobatan bagi penderita kanker, bahkan bertahun-tahun
setelah pengobatan. Pengendalian nyeri dapat dilakukan dengan pengobatannon farmakologis,
diantaranya menggunakan terapi murottal yaitu terapi dengan mendengarkan alunan ayat-ayat suci al-
qur’an yang dibacakan oleh ‘qori. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektifitas terapi musik klasik
dengan terapi murottal terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien kanker. Jenis penelitian Quasy
Eksperimental dengan menggunakan bentuk rancangan three group pre and post test with kontrol
design. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien kanker yang mengalami nyeri. Sampel berjumlah 75
responden dengan menggunakan teknik purposive sampling, yang terdiri dari kelompoki ntervensi dan
kelompok kontrol. Analisis data dengan menggunakan Kruskal Wallis dan Wilcoxon. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata tingkat nyeri pada kelompok intervensi sesudah diberikan terapi murottal
sebesar 13,00. Hal ini menujukkan terjadinya penurunan tingkat nyeri setelah diberikan terapi murottal.
Ada pengaruh pemberian terapi murottal terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien kanker di
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang dengan nilai p=0,000 (p-value<0.05). Penelitian ini
memberikan rekomendasi kepada perawat, pasien kanker, mahasiswa agar dapat membantu memenuhi
kebutuhan diri akan rasa nyaman dalam pengontrolan nyeri.
Daftar Pustaka
International Agency for Research on Cancer. Globocan 2018: Estimated cancer incidence, mortality and
prevalence worldwide in 2018. Available from:
Http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheets_population.aspx.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Infodatin pusat data dan informasi: stop kanker. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI, 2020; p. 1-5.
Lubis, Y. E. P. (2018). Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kanker Prostat di
Poliklinik Bedah Urologi RSUP H. Adam Malik Medan. PRIMER (Prima Medical Journal), 1(1), 42-
51. Retrieved from http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php/PRIMER/article/view/110
Ackley, B. J., Ladwig, G. B., & Makic, M. B. F (2017). Nursing diagnosis handbook, an evidence-based
guide to planing care. 11th Ed. St. Louis: Elsevier.
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 th ed). USA:
Pearson Education.
Black, J.M., & Hawks, J.H. (2014), Keperwatan Medical Bedah Edisi 8. Indonesia: CV Pentasada Media
Edikusi.